1. Pengertian Desentralisasi
Sementara dalam teori definisi diatas sangat jelas dalam praktik nya definisi ini
sulit untuk diterapkankan hal ini terutama disebabkan mengenai konsep keputusan
yang dapat di indentifikasikan merupakan suatu konsep yang samar-samar.
Sebagai contoh mungkin adalah sulit untuk mengidentifikasikan tingkat hierarki
khusus dimana keputusan dibuat karena wewenang formal tidak sesuai dengan
kenyataan siapa yang membuat keputusan. Derajat pentingnya suatu keputusan
juga tidak menjelaskan mengapa keputusan produksi dan penjualan cendrung
didelegasikan ketingkatan yang lebih rendah dalam organisasi dibandingkan
dalam keputusan keuangan. Padahal adalah jelas bahwa keputusan produksi dan
penjualan adalah sama-sama penting dengan keputusan keuangan. Pada umumnya
keputusan strategis mencakup periode yang lebih panjang dan berulang,
sementara keputusan operasi bersifat jangka pendek dan berulang. Dengan
demikian keputusan mengenai penyusunan anggaran modal dianggap keputusan
yang tidak berulang, strategis, dan umumnya tersentralisasi. Keputusan mengenai
produksi dan penjualan adalah berulang dianggap operasi umumnya
terdesentralisasi.
Karena hanya terdapat sedikit kesempatan mengenai arti dari istilah desentralisasi,
mungkin adalah lebih berguna untuk fokus pada apa yang ingin dicapai oleh suatu
organisasi melalui desentralisasi. Yaitu masalah – masalah tersebut yaitu,
masalaht tersebut adalah mengenai perilaku apa yang diinginkan oleh organisasi
dari para manajer nya. Oleh karena itu, bab ini menggunakan suatu definisi
keperilakuan dari desentralisasi sebagai suatu sistem yang mendorong berbagai
manajer dalam suatu hierarki berfikir dan bertindak secara independen sementara
pada saat yang sama merupakan bagian dari suatu tim filosofi manajemen yang
mencoba untuk mendorong pemikiran dan tindakan manajer yang independen
tanpa mengorbankan kebutuhan organisaional. Dengan demikian, desentralisasi
meruakan penyeimbangan antara independensi dari manajer dengan kebutuhan
sebagai pemain tim. Desentralisasi juga adalah komitmen filosofis dari pihak
organisasi.
Pada umumnya, semakin tinggi tingkat konflik dan perubahan dalam lingkungan
tugas, semakin besar kebutuhan suatu organisasi untuk mengembangkan
kapabilitas pemrosesan informasi khusus, mengembangkan kemampuan untuk
memberi respon dengan cepat, mendorong perilaku yang mau mengambil resiko
dan inovatif dari pihak anggota-anggotanya. Metode untuk mencapai tujuan ini
harus konsisten dengan nilai-nilai dari komunitas yang lebih besar sehingga
tersebut tidak membahayakan legitimasinya. Ditinjau dari perspektif ini, sekarang
adalah mungkin untuk melihat bahwa desentralisasi memungkinkan organisasi
yang dihadapkan pada konflik dan perubahan yang lebih besar untuk
mengembangkan informasi khusus, merespon dengan cepat, dan mendorong
pengambilan resiko dan inovasi. Demikian pula sebagaimana ditunjukkan oleh J.
W. Meyer dan B. Rowan (1977), desentralisasi dalam masyarakat barat memiliki
fungsi simbolis karena desentralisasi sesuai dengan nilai-nilai dari komunitas
yang lebih besar.
1. Pembagian Tugas/Keputusan
Struktur divisional biasanya membagi suatu organisasi sepanjang lini produk. Hal
ini terutama sesuai untuk perusahaan dengan banyak produk atau perusahaan yang
sangat terdiversifikasi.
Langakah kedua dalam memilih suatu struktur adalah merencanakan suatu sistem
yang sesuai untuk akuntabilitas sumber daya pada berbagai subunit fungsional,
produk,wilayah. Biasanya, suatu struktur akuntabilitas sumber daya mengikuti
logika dari distribusi fisik aktivitas dan keputusan yang dicapai oleh penciptaan
subunit. Empat jenis akuntansi sumber daya yang dikenal dalam literatur yang
terdiri atas ; pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba, dan pusat investasi.
1. Pendelegasian Aktivitas
Sikap kompetitif di antara subunit-subunit adalah mungkin hanya jika ada pasar
eksternal untuk produk atau jasa yang diperdagangkan secara interal.
3. Ketidaklengkapan harga
Organisasi biasanya menggunakan lima jenis harga transfer. Kelima jenis harga
transfer tersebut adalah :
1. Harga pasar
Harga pasar digunakan ketika terdapat beberapa jenis pasar eksternal untuk
produk tersebut. Harga pasar mendorong prilaku yang kompetitif antar sub unit
dan dapat menurunkan komitmen terhadap suatu organisasi karna harga pasar
memberikan kebebasan baik kepada divisi pembeli maupun divisi pembeli untuk
melakukan transaksi secara eksternal.
Biaya plus dapat berupa biaya penuh atau biaya pariabel plus marjin laba. Kedua
aturan ini dapat mendorong para pemasok internal untuk menjadi tidak efisien
dengan memungkinkan mereka untuk meneruskan biaya pada divisi pembeli.
3. Biaya variabel
Biaya variabel mungkin optimal secara ekonomi karna biaya tersebut mendekati
biaya produksi marginal dalam jangka pendek. Tetapi, biaya variabel secara
motivasional adalah tidak mendukung unit penjualan karna biaya tersebut tidak
memungkinkan unit penjual untuk menujunjukan laba.
Harga yang diputuskan atau diperintahkan digunakan ketika dua subunit tidak
mencapai kesepakatan mengenai harga transfer yang memuaskan kedua belah
piha. Jika suatu divisi menolak akan melakukan transaksi dengan divisi lainnya.
AKUNTANSI KEPERILAKUAN
AKUNTANSI PERILAKU :
BIDANG BARU ATAU BUNGKUS BARU ?
ABSTRAKSI
PENDAHULUAN
Akuntansi selama ini dipandang sebagai ilmu yang berfungsi untuk memberi
informasi khususnya informasi keuangan yang relevan dan tepat waktu untuk
entitas profit dan non profit dalam rangka membantu pengguna internal dan
eksternal dalam pengambilan keputusan ekonomi. Pengguna internal informasi
akuntansi adalah pihak-pihak yang melihat laporan akuntansi sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan pendanaan, investasi dan keputusan-keputusan
operasional. Pengguna eksternal misalnya pemegang saham, kreditor, pemerintah
dan analis keuangan. Akuntansi bisa dibedakan dalam kelompok akuntansi
keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan merupakan pelaporan
untuk pihak eksternal yang penyusunannya didasarkan pada Prinsip Akuntansi
Berterima Umum (di Indonesia dikenal dengan Standar Akuntansi Keuangan)
sementara akuntansi manajemen berhubungan dengan pelaporan internal yang
tidak dibatasi oleh Prinsip Akuntansi Berterima Umum namun oleh informasi
yang dibutuhkan oleh pengambil keputusan.
Akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis karena akuntansi mengukur
kemudian mengkomunikasikan informasi keuangan serta informasi lain mengenai
manusia, organisasi, program aktivitas sosial kepada pengambil keputusan.
Akuntansi juga dilihat sebagai sistem informasi. Sistem informasi akuntansi
menerima informasi dari lingkungan (perusahaan, pemerintah, pemasok,
konsumen dan sebagainya), mengukur informasi, mencatat, memproses dan
menerbitkan laporan untuk lingkungan tersebut.
Dari berbagai peran tersebut akuntansi kemudian dipandang suatu bidang yang
menyediakan informasi, khususnya informasi keuangan untuk pengambilan
keputusan.
PEMBAHASAN
PERGESERAN PERAN AKUNTANSI
Dalam perkembangannya kemudian manajer serta akuntan menyadari kebutuhan
akan tambahan informasi ekonomi yang tidak hanya diberikan oleh sistem
akuntansi ataupun laporan keuangan. Ada dimensi dari akuntansi yang
berhubungan dengan perilaku manusia dalam hubungannya dengan desain,
kostruksi serta efisiensi sistem informasi akuntansi. Akuntansi perilaku
merefleksikan dimensi sosial dari laporan keuangan sehingga merupakan
suplemen yang penting atas laporan keuangan.
Sebenarnya bidang akuntansi perilaku sangat luas, yang diantaranya meliputi
aplikasi konsep-konsep ilmu perilaku pada desain dan penyusunan sistem
akuntansi, studi mengenai bagainan reaksi manusia pada format dan isi pelaporan
akuntansi, cara bagaimana informasi diproses untuk pengambilan keputusan,
penyusunan teknik-teknik pelaporan untuk mengkomunikasikan data perilaku
pada pengguna laporan serta penyusunan strategi untuk memotivasi dan
mempengaruhi perilaku, aspirasi dan tujuan anggota organisasi. Menurut Siegel
dan Markoni (1989) bidang akuntansi perilaku dapat dikelompokkan menjadi tiga
kelompok :
a. Pengaruh perilaku manusia pada desain, penyusunan dan penggunaan sistem
akuntansi. Dalam bidang ini akuntansi perilaku berhubungan dengan bagaimana
sikap dan filosofi manajemen mempengaruhi sifat pengendalian akuntansi dan
fungsinya dalam organisasi. Contohnya seorang manajer dengan tipe penghindar
resiko (risk averse) akan memilih sistem pengendalian yang berbeda dengan
manajer dengan tipe tidak takut resiko (risk taker), sehingga tipe pengendalian
yang longgar (looseness) atau ketat (rigidity) akan sangat dipengaruhi oleh
perilaku manusia dalam hal ini perilaku manajer.
b. Pengaruh sistem akuntansi pada perilaku manusia. Dalam bidang ini akuntansi
perilaku berhubungan dengan bagaimana sistem akuntansi mempengaruhi
motivasi, produktivitas, pengambilan keputusan, kepuasan kerja dan kerjasama
dalam organisasi. Contohnya suatu anggaran yang disusun terlalu ketat akan
membuat orang merasa bahwa anggaran itu tidak dapat direalisasikan sehingga
tidak ada motivasi untuk mencapai target tersebut. Kalau anggaran disusun terlalu
longgar akan berakibat pada kecerobohan dan inefisiensi produksi.
c. Metode-metode untuk memprediksi dan strategi untuk mengubah perilaku
manusia. Bidang ketiga dari akuntansi perilaku ini berhubungan dengan
bagaimana sistem dapat digunakan untuk mempengaruhi perilaku manusia.
Contohnya struktur pengendalian akuntansi dapat disusun ketat atau longgar,
perencanaan kompensasi dapat dibuat dalam beberapa alternatif dan laporan
kinerja dapat dimodifikasi. Ini juga sejalan dengan pemikiran dari Anthony (1982)
mengenai peran data akuntansi dalam perialku penialian kinerja serta Thomas
(1984) mengenai penilaian kinerja untuk sumber daya manusia dalam kantor
akuntan publik.
BEHAVIORAL SCIENCE vs BEHAVIORAL ACCOUNTING
Ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa akuntansi perilaku sebenarnya
“tidak berbeda” dengan ilmu perilaku (behavioral science). Ada kesamaan dan
perbedaan antara dua disiplin ilmu tersebut. Ilmu perilaku berhubungan dengan
penjelasan dan prediksi dari perilaku manusia. Riset-riset yang dilakukan oleh
bidang ilmu perilaku misalnya beberapa aspek teori motivasi, sikap, kepuasan
serta beberapa aspek perilaku dalam individu maupun kelompok. Akuntansi
perilaku membahas hubungan diantara perilaku manusia dan akuntansi. Akuntansi
perilaku menjelaskan akibat apakah yang ditimbulkan pada perilaku individu serta
perilaku kelompok dari proses akuntansi. Metode akuntansi, prosedur dan
pelaporan akuntansi dapat digunakan untuk membantu individu dan organisasi
mencapai tujuannya.
Ilmu perilaku merupakan bagian dari ilmu sosial, akuntansi perilaku membahas
kedua bidang baik ilmu perilaku maupun akuntansi. Akuntansi perilaku bersifat
aplikatif dan praktis. Akuntansi menggunakan hasil-hasil riset ilmu perilaku untuk
menjelaskan dan memprediksi perilaku manusia. Adapun beberapa perbedaan
diantara akuntansi perilaku dengan aplikasi ilmu perilaku (Siegel dan Markoni,
1989) :
Perbedaan Akuntansi
Perilaku Aplikasi Ilmu Perilaku
Bidang Bidang utama akuntansi dengan menggunakan dasar ilmu sosial Bidang
utama ilmu sosial tidak diperlukan ilmu akuntansi
Desain dan pelaksanaan riset perilaku Bukan elemen utama Elemen kunci
Pengetahuan dan pemahaman mengenai organisasi bisnis serta sistem akuntansi
Elemen kunci Bukan elemen kunci
Orientasi Profesional Ilmu pengetahuan
Pendekatan terhadap masalah Praktis Teoretis dan praktis
Fungsi Menangani masalah-masalah dalam organisasi Mengembangkan
pengetahuan serta menyelesaikan masalah
Kerterkaitan dengan bidang ilmu perilaku Terbatas dalam bidang
yang berhubungan dengan akuntansi Secara luas dengan subdisiplin-subdisiplin
dalam ilmu perilaku
REFERENSI
Pengambilan Keputusan
Fokus dalam bidang ini adalah teori-teori dan model-model tentang pengambilan
keputusan. Ada teori normatif, paradoks, dan model deskriptif dalam pengambilan
keputusan. Teori normatif adalah bagaimana seharusnya orang mengambil
keputusan. Paradoks adalah sesuatu yang bertentangan dengan teori normatif,
sedangkan model deskriptif menjelaskan apa yang terjadi ketika orang mengambil
keputusan berdasarkan fakta-fakta empiris yang ada. Apa informasi (subject
matter) yang digunakan untuk pengambilan keputusan? Informasi yang digunakan
tetaplah informasi akuntansi.
b. https://accurate.id/akuntansi/pengertian-akuntansi-keperilakuan