DISUSUN OLEH :
KELOMPOK
1
KATA PENGANTAR
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW. yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju
zaman yang terang benderang seperti saat ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kritik dan saran sangat membantu penulis agar menjadikan makalah ini lebih baik.
Akhirnya penulis sampaikan terima kasih serta mohon maaf yang sebesar-
besarnya bila ada kesalahan kata maupun kalimat, dan semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Peningkatan mutu kehidupan dapat dicapai dengan berbagai cara, antara lain
dengan pendidikan yang baik dan berkualitas dan penanaman nilai moral ke dalam
sikap dan prilaku individu. Dimana semua itu dapat dicapai dari sebuah keluarga.
Keluarga merupakan awal dari sebuah kehidupan. Dalam agamapun islam
mengajarkan untuk membentuk keluarga. Islam mengajak manusia untuk hidup
dalam naungan keluarga, karena keluarga seperti gambaran kecil dalam kehidupan
stabil yang menjadi pemenuhan keinginan manusia tanpa menghilangkan
kebutuhannya. Dalam mewujudkan keluarga pun di capai dengan melakukan apa
yang di sebut dengan pernikahan atau perkawinan.
Untuk mencapai suatu keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah seperti
diharapkan Nabi dan rasul mungkin tidaklah mudah tetapi jika ada kemauan untuk
memperbaikinya bisa di mulai dari sekarang. Karena bagi Allah swt tidak ada kata
terlambat untuk berubah ke arah yang benar. Suatu keluarga yang baik di mulai dari
perkawinan atau pernikahan yang baik pula. Pada dasarnya pernikahan merupakan
salah satu cara seseorang untuk mengindari perbuatan zina. Dimana kita juga dapati
bahwa semua agama langit mengharamkan dan memerangi yang namanya
perzinaan.
4
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Begitu juga konsep tersebut dapat terlihat dari pembagian tugas dan fungsi
suami-istri dalam keluarga. Dengan konsep tersebut, suatu keluarga mampu
menghadirkan suasana bahagia dan sejahtera, atau dalam istilah lain disebut
sakinah.
Keluarga sakinah memiliki suasana yang penuh cinta dan kasih sayang. Suami
dan istri saling mencintai dan saling menyayangi. Untuk itu mereka selalu berusaha
untuk melakukan hal terbaik bagi pasangan. Mereka menghindarkan diri dari
tindakan atau ucapan yang saling menyakiti, saling mengkhianati, saling melukai,
saling mendustai, saling mentelantarkan, saling membiarkan, saling meninggalkan.
6
Mereka berusaha saling memaafkan kesalahan, saling mendahului meminta
maaf, saling membantu pasangan dalam menunaikan tugas dan kewajiban. Karena
cinta maka mereka tidak mudah emosi, karena cinta maka mereka tidak mudah
marah, karena cinta maka mereka akan selalu setia kepada pasangannya.
Kebahagiaan yang hakiki hanya didapatkan dari keimanan yang benar. Tidak
ada kebahagiaan yang landasannya hanya materi atau hanya kesenangan duniawi.
Dengan motivasi ibadah itu maka kehidupan berumah tangga akan selalu lurus,
di jalan yang benar, tidak mudah menyimpang. Jika ada penyimpangan segera
7
mudah diluruskan lagi, karena semua telah menyadari ada misi ibadah yang harus
ditunaikan dalam kehidupan. Bahwa menikah tidak hanya karena keinginan nafsu
kemanusiaan, namun ada misi yang sangat jelas untuk menunaikan ibadah.
Sebagai insan beriman, sudah menjadi kewajiban kita untuk selalu mentaati
ajaran agama. Mengikuti ajaran Allah dan tuntunan Nabi-Nya. Ajaran ini meliputi
melaksanakan hal-hal yang diwajibkan atau disunnahkan, ataupun menghindarkan
diri dari hal-hal yang diharamkan atau dimakruhkan. Semua ajaran agama pasti
mengandung maksud untuk mendatangkan kebaikan atau kemaslahatan, dan
menghindarkan manusia dari kerusakan.
Demikian pula dalam mengelola rumah tangga, selalu mendasarkan diri pada
ajaran agama. Hal-hal yang dilarang agama tidak akan dijumpai di dalam rumah,
baik berupa keyakinan, tradisi, sampai kepada peralatan, perhiasan, teknologi,
ataupun benda-benda yang digunakan sehari-hari. Semua yang ada dalam rumah
hanya yang dibenarkan menurut ajaran agama.
Pasangan suami istri saling menjaga dan bahkan selalu berusaha saling
menguatkan dalam kebaikan. Dalam kehidupan berumah tangga, seiring dengan
bertambahnya usia pernikahan, kadang terjadi penurunan nilai-nilai kebaikan. Suami
dan istri menjadi malas melaksanakan ibadah, malas melakukan kebaikan, malas
menunaikan kewajiban, sehingga suasana keluarga menjadi kering kerontang dan
tidak menyenangkan. Mereka selalu berusaha saling menguatkan dalam kebaikan,
sehingga tidak membiarkan terjadinya suasana kekeringan spiritual dalam
kehidupan keluarga.
8
Semua orang memiliki sisi kelemahan dan kekurangan. Bahkan semua manusia
berpeluang melakukan kesalahan dan dosa. Maka pasangan suami istri dalam
keluarga sakinah selalu berusaha saling mengingatkan dan menasihati dalam
kebenaran. Mereka mengerti cara mengingatkan pasangan, agar tidak menimbulkan
salah paham dan kemarahan. Saling mengingatkan dan menasihati antara suami
dan istri adalah cara untuk saling menjaga dan menguatkan dalam kebaikan.
Suami dan istri selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi pasangan. Suami
dan istri saling memberikan pelayanan terbaik, memberikan penampilan terbaik,
memberikan perhatian terbaik, memberikan bantuan terbaik, memberikan kata-kata
terbaik, memberikan senyuman terbaik, memberikan sentuhan terbaik, memberikan
motivasi terbaik, memberikan inspirasi terbaik, memberikan suasana terbaik,
memberikan hadiah terbaik, memberikan waktu terbaik, memberikan komunikasi
terbaik, memberikan wajah terbaik untuk pasangan.
Dengan kondisi seperti ini maka suami dan istri akan selalu berada dalam
kenyamanan hubungan. Mereka tidak menuntut hak dari pasangannya, namun
justru berloimba melaksanakan kewajiban untuk pasangan.
Keluarga sakinah bukan berarti tidak ada permasalahan, bukan berarti tanpa
pertengkaran, bukan berarti bebas dari persoalan. Namun, dalam keluarga sakinah
berbagai persoalan mudah diselesaikan. Suami dan istri bergandengan tangan
saling mengurai persoalan. Mereka bersedia duduk berdua, berbincang berdua,
mengurai berbagai keruwetan hidup berumah tangga. Tidak ada masalah yang tidak
bisa diselesaikan sepanjang mereka berdua bersedia menyelesaikannya.
Suami dan istri dalam keluarga sakinah selalu berusaha untuk melakukan
pembagian peran secara berkeadilan. Tidak boleh ada salah satu pihak yang
9
terzalimi atau terbebani secara berlebihan, sementara pihak lainnya tidak peduli.
Oleh karena itu, sejak awal hidup berumah tangga, suami dan istri telah menerapkan
prinsip keadilan di dalam membagi peran. Ada peran yang sudah ditetapkan oleh
ajaran agama, maka tinggal melaksanakannya sesuai ketentuan agama. Namun
untuk peran yang tidak diatur oleh agama, maka hendaknya bisa dibagi secara
berkeadilan oleh suami dan istri itu sendiri.
Suami dan istri bisa duduk berdua untuk membicarakan peran yang bisa mereka
laksanakan dalam kehidupan keseharian. Apa yang menjadi tanggung jawab istri
dan apa pula yang menjadi tanggung jawab suami. Dengan cara pembagian seperti
ini mereka menjadi merasa nyaman dan lega karena tidak ada pihak yang terbebani
atau terzalimi.
Suami dan istri dalam keluarga sakinah sadar sepenuhnya bahwa mereka harus
mencetak generasi yang tangguh, generasi yang unggul, yang akan meneruskan
upaya pembangunan peradaban. Anak-anak harus terwarnai dalam nilai-nilai
kebenaran dan kebaikan, sehingga menjadi salih dan salihah. Anak-anak yang
memberikan kebanggaan bagi orang tua, masyarakat, bangsa dan negara. Bukan
menjadi anak durhaka, yang membangkang terhadap orang tua dan menjauhi
tuntunan agama. Bukan anak-anak yang menjadi beban bagi keluarga, masyarakat,
bangsa dan negara.
Itu semua harus diawali dengan kedua orang tua yang kompak dalam mendidik
dan membina anak-anak. Suami dan istri yang kompak dalam mengarahkan anak
menuju kesuksesan dunia maupun akhirat, dengan pendidikan yang integratif sejak
di dalam rumah.
10
peduli masyarakat sekitar. Namun keluarga sakinah selalu peduli dan bersedia
berbagi dengan apa yang mereka miliki.
Suami dan istri terlibat aktif dalam kegiatan kemasyarakatan yang positif, seperti
kegiatan pertemuan RT atau pertemuan RW, dasa wisma, pertemuan PKK,
posyandu, ronda, kerja bakti, menjenguk tetangga yang sakit, silaturahim dan lain
sebagainya. Demikian pula mereka peduli dengan nasib warga sekitar, ataupun
nasib masyarakat yang memerlukan bantuan. Ini adalah bentuk kontribusi positif
bagi kebaikan masyarakat, bangsa dan negara.
Faktor Utama:
Untuk membentuk keluarga sakinah, dimulai dari pranikah, pernikahan, dan
berkeluarga. Dalam berkeluarga ada beberapa hal yang perlu difahami, antara lain :
1. Memahami hak suami terhadap istri dan kewajiban istri terhadap suami
Menjadikannya sebagai Qowwam (yang bertanggung jawab)
Suami merupakan pemimpin yang Allah pilihkan
Suami wajib ditaati dan dipatuhi dalam setiap keadaan kecuali yang
bertentangan dengan syariat Islam.
Menjaga kehormatan diri
Menjaga akhlak dalam pergaulan
Menjaga izzah suami dalam segala hal
Tidak memasukkan orang lain ke dalam rumah tanpa seizin suami
Berkhidmat kepada suami
2. Menyiapkan dan melayani kebutuhan lahir batin suami
Menyiapkan keberangkatan
Mengantarkan kepergian
Suara istri tidak melebihi suara suami
Istri menghargai dan berterima kasih terhadap perlakuan dan
pemberian suami
3. Memahami hak istri terhadap suami dan kewajiban suami terhadap istri
Istri berhak mendapat mahar
Mendapat perhatian dan pemenuhan kebutuhan lahir batin
Mendapat nafkah: sandang, pangan, papan
Mendapat pengajaran Diinul Islam
Suami memberikan waktu untuk memberikan pelajaran
11
Memberi izin atau menyempatkan istrinya untuk belajar kepada
seseorang atau lembaga dan mengikuti perkembangan istrinya
Suami memberi sarana untuk belajar
Suami mengajak istri untuk menghadiri majlis ta’lim, seminar atau
ceramah agama
Mendapat perlakuan baik, lembut dan penuh kasih saying
Berbicara dan memperlakukan istri dengan penuh kelembutan lebih-
lebih ketika haid, hamil dan paska lahir
Sekali-kali bercanda tanpa berlebihan
Mendapat kabar perkiraan waktu kepulangan
Memperhatikan adab kembali ke rumah
B. Faktor Penunjang
1. A. Realistis dalam kehidupan berkeluarga
Realistis dalam memilih pasangan
Realistis dalam menuntut mahar dan pelaksanaan walimahan
Realistis dan ridho dengan karakter pasangan
Realistis dalam pemenuhan hak dan kewajiban
1. B. Realistis dalam pendidikan anak
Penanganan Tarbiyatul Awlad (pendidikan anak) memerlukan satu kata antara
ayah dan ibu, sehingga tidak menimbulkan kebingungan pada anak. Dalam
memberikan ridho’ah (menyusui) dan hadhonah (pengasuhan) hendaklah
diperhatikan muatan:
Tarbiyyah Ruhiyyah (pendidikan mental)
Tarbiyah Aqliyyah (pendidikan intelektual)
Tarbiyah Jasadiyyah (pendidikan Jasmani)
1.C. Mengenal kondisi nafsiyyah suami istri
2. A. Menjaga kebersihan dan kerapihan rumah
3. Membina hubungan baik dengan orang-orang terdekat, antara lain :
Keluarga besar suami / istri
Tetangga
Tamu
Kerabat dan teman dekat
4. Memiliki ketrampilan rumah tangga
5. Memiliki kesadaran kesehatan keluarga
C. Faktor Pemeliharaan
12
Meningkatkan kebersamaan dalam berbagai aktifitas
Menghidupkan suasana komunikatif dan dialogis
Menghidupkan hal-hal yang dapat merusak kemesraan keluarga baik
dalam sikap, penampilan maupun prilaku
Di dalam Islam sendiri diajarkan tentang kriteria untuk memilih jodoh. Baik itu
untuk laki-laki maupun perempuan. Tetapi kebanyakan hadist menjelaskan tentang
kriteria-kriteria perempuan yang “baik” untuk di nikahi. Hadist yang terkait dengan
hal ini adalah hadist yang diriwatkan oleh beberapa perawi hadis yang masyhurdi
antaranya adalah Imam Bukhori :
َ َِّح َّد َث َنا ُم َس َّد ٌد َح َّد َث َنا َيحْ َيى َعنْ ُع َب ْي ِد هَّللا ِ َقا َل َح َّد َثنِي َسعِي ُد بْنُ أَ ِبي َسعِي ٍد َعنْ أَ ِبي ِه َعنْ أَ ِبي ه َُري َْر َة َرضِ َي هَّللا ُ َع ْن ُه َعنْ ال َّن ِبي
صلَّى
ْ هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َقا َل ُت ْن َك ُح ْال َمرْ أَةُ أِل َرْ َبع لِ َمالِ َها َول َِح َس ِب َها َو َج َمالِ َها َولِدِي ِن َها َف
]2[َاك َ ت َيد ِ اظ َفرْ ِب َذات ال ِّد
ْ ين َت ِر َب ٍ
Artinya “ Di cerikan Musadad, diceritakan Yahya dari ‘abdulloh berkata bercerita
kepadaku Sa’id Ibn Abi Sa’id dari Abi Hurairah ra bahwasanya Nabi saw bersabda
wanita dinikahi karena empat perkara. Pertama hartanya, kedua kedudukan
statusnya, ketiga karena kecantikannya dan keempat karena agamanya. Maka
carilah wanita yang beragama (islam) engkau akan beruntung.”[3]
1. Syarah Hadist
(ت}}ربت ي}}دكengkau akan beruntung) secara tidak langsung merupakan doa dan
dorongan untuk menjadi kaya, namun jangan melupakan agamanya.
Sedangkan untuk kata لِ َمالِ َه}}ا َول َِح َس}} ِب َها َو َج َمالِ َه}}ا َولِ}}دِي ِن َهاakan lebih di terangkan dalm
pembahasan tentang muhasabah hadist.
2. Analisis Hadis
Memilih jodoh yang “baik” adalah langkah awal untuk memulai membina rumah
tangga yang diridoi Alloh. Dalam memilih calon pendamping kita perlu cermat dan
memakai kriteria yang benar, agar mendapatkan pasangan yang baik dan sesuai.
Namun hal ini memang gampang-gampang susah.
Pasangan hidup yang menjadi jodoh memang meupakn urusan Tuhan dan sudah
menjadi taqdir-Nya. Tetapi sebagai hamba yang baik kita tidak bisa diam saja
menunggu jodoh itu datang. Kita diwajibkan mencari dan memilih pasangan sesuai
13
dengan aturan syar’i. Para pencari jodoh sebaiknya selain rasa cinta biasanya tidak
terlepas dari 4 unsur yang telah disebutkan diatas.
1. Karena hartanya
2. Karena nasabnya
3. Karena kecantikannya
4. Karena agamanya.
A.Iktiar batin
Setiap orang tentu sangat mendambakan memiliki pasangan hidup yang baik, yang
bisamenjaga kesucian dirinya, memiliki pengetahuan agama yang baik dan benar
serta memilikitujuan hidup yang mulia yaitu hanya mencari ridho Allah semata.
Pasangan hidup yangdemikian sudah tentu menjadi pasangan yang baik, yang mau
diajak susah dan senang dalammengarungi bahtera rumah tangga demi mencari
ridho Allah sematawanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-
laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-
wanita yang baik adalah untuk laki-lakiyang baik dan laki- laki yang baik adalah
untuk wanita-wanita yang baik (pula). mereka(yang dituduh) itu bersih dari apa yang
dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). bagimereka ampunan dan rezki yang
mulia (surga).
2. Rajin berdoa
Sebagaimana yan telah kita ketahui bersama bahwa manusia itu adalah makhluk
yangsangat lemah, tiada daya kekuatan yang dimilikinya, kecuali atas izin dan
pertolongan Allah.Sementara itu, kita juga mengerti bahwa jodoh itu ditangan Allah
dan bukan ditangan salahseorang makhluknya. Untuk itu siapa saja yang
14
menginginkan jodohnya segera datangsangat dianjurkan banyak berdoa kepada
Allah.
Kita semua pasti merindukan pasangan hidup yang baik lahir dan batinnya serta
tentukita tidak ingin tertupu oleh penampilan luarnya yang menawan dan mengikat
hati, padahalyang ada dibalik itu semua adalah sebenarnya sangatlah buruk. Untuk
mencegah itu semua,maka Allah telah memberikan jalan keluar yang baik buat
hambanya yang disampaikan lewat lesan Nabinya yaotu melakukan istikhoroh
memohon kepadaNya, agar diberikan yangterbaik diantara pilihan yang ada atau
kalau semuanya buruk agar diganti yang lebih baikAgar jodoh kita semakin cepat
datang, kita juga perlu mendekati Allah dengan ekstradekat. Caranya tidak hanya
mengandalkan ibadah wajib, tapi juga dengan menambahibadah-i badah sunnah
seperti sholat tahajjud, sholat dhuha, shaum, tilawah Al Qur‟an, infaq,dan lain-lain.
Lakukan ibadah sunnah ini secara rutin setiap hari agar iman kita bertambahdan doa
kita semakin dikabulkan Allah Swt.4.
4. Tawakal
15
boleh jadi dia belom dipertemukan dengan jodohnya dan insya Allah akan
di pertemukan saat di akhirat kelak. Dalam menghadapi kenyataan ini kita harus ber
sabar.Jangan keluar dari sikap sabar dengan mengambil jalan pintas yang dilarang
orah agamaseperti menggunan aji pelet, menikah dengan orang kafir dan lain
sebagainya
B. Ikhtiar Lahir
Tsabit al Bunnani berkata, “Aku berada disisi Anas, dan disebelahnya ada anak
didalam satu riwayat yang lain wanita itu berkata, wahai Rosulullah aku datang
hendakmemberikan diriku kepadamu) maka putri Anas berkata, betapa sedikitnya
perasaanmalunya, Anas berkata dia lebih baik dari padamu dia menginginkan Nabi
lalu menawarkan
16
(HR : Bukhori)
Mengapa jodoh sulit datang kepada kita? Salah satunya mungkin disebabkan
karenakriteria jodoh kita terlalu muluk. Kita ingin jodoh yang mapan, ganteng/cantik,
berpangkat,keturunan baik-baik dan beriman. Keinginan semacam itu sah-sah saja,
tapi jika hal tersebutdijadikan syarat untuk jodoh kita maka kita telah mempersulit diri
sendiri.Itulah sebabnya Rasulullah mengatakan jika kita tidak dapat memperoleh
semuanya,
maka pilihlah yang agamanya paling baik. Hal itu berarti mungkin saja jodoh kita ora
ng yangmiskin, tidak berpangkat, bukan keturunan orang baik, akan tetapi kita perlu
menerimanyaasalkan memiliki agama/akhlaq yang baik. Jangan kita menginginkan
kesempurnaan dariorang lain, sedangkan diri kita tidaklah sempurna.
4.Memperluas pergaulan
Cara lain agar cepat mendapatkan jodoh adalah meminta tolong kepada orang
lainyang reputasinya baik. Orang tersebut bisa saja guru mengaji, murobbi, teman,
orang tua,saudara, dan lain-lain. Jangan malu-malu untuk meminta bantuan kepada
mereka dan jangan malu-malu juga untuk mengulangi permintaan kita secara rutin
agar orang tersebut ingat bahwa kita meminta bantuan kepadanya
17
sendiri berarti perkenalan.Namun, dalam konteks saat ini, ta’aruf menjadi kata yang
mempunyai makna berpacaran secara Islami. Ada juga yang menganggap ta’aruf
sebagai cara cepat untuk mendapatkan pasangan.
Ketika seseorang berniat untuk ta’aruf, maka ia terbebas dari segala tuntutan
berpacaran. Pada dasarnya, pacaran dan ta’aruf memang berbeda, dan Islam
lebih menganjurkan umatnya untuk ta’aruf.Berpacaran dianggap hanya mencari
kenikmatan duniawi saja dan membawa mudharat karena memiliki tendensi
untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang mendekati zina. Dua orang yang
berpacaran kadang juga hanya berhubungan untuk main-main semata tanpa
ada ujung yang jelas.Berbeda dengan pacaran, ta’aruf mengantarkan dua orang
untuk menjalani hubungan yang serius. Dalam ta’aruf juga biasanya ada yang
menemani pasangan saat pertemuan pertama dilangsungkan
Proses Ta’aruf
1. Sebelum terjadi akad nikah, kedua calon pasangan, baik lelaki maupun
wanita, statusnya adalah orang lain. Sama sekali tidak ada hubungan
kemahraman. Sehingga berlaku aturan lelaki dan wanita yang bukan
18
mahram.Mereka tidak diperkenankan untuk berdua-an, saling bercengkrama,
dst. Baik secara langsung atau melalui media lainnya.
Setan menjadi pihak ketiga, tentu bukan karena ingin merebut calon pasangan
anda. Namun mereka hendak menjerumuskan manusia ke maksiat yang lebih
parah.
2.Luruskan niat, bahwa anda ta’aruf betul-betul karena ada i’tikad baik, yaitu
ingin menikah. Bukan karena ingin koleksi kenalan, atau cicip-cicip, dan semua
gelagat tidak serius. Membuka peluang, untuk memberi harapan palsu kepada
orang lain. Tindakan ini termasuk sikap mempermainkan orang lain, dan bisa
termasuk kedzaliman.Sebagaimana dirinya tidak ingin disikapi seperti itu, maka
jangan sikapi orang lain seperti itu.
Kalian tidak akan beriman sampai kalian menyukai sikap baik untuk
saudaranya, sebagaimana dia ingin disikapi baik yang sama. (HR. Bukhari &
Muslim)
19
Masing-masing bisa saling menceritakan biografinya secara tertulis.
Sehingga tidak harus melakukan pertemuan untuk saling cerita. Tulisan
mewakili lisan. Meskipun tidak semuanya harus dibuka. Ada bagian yang
perlu terus terang, terutama terkait data yang diperlukan untuk kelangsungan
keluarga, dan ada yang tidak harus diketahui orang lain.Jika ada keterangan
dan data tambahan yang dibutuhkan, sebaiknya tidak berkomunikasi
langsung, tapi bisa melalui pihak ketiga, seperti kakak lelakinya atau orang
tuanya.
4.Setelah ta’aruf diterima, bisa jadi mereka belum bertemu, karena hanya
tukar biografi. Karena itu, bisa dilanjutkan dengan nadzar.Dari al-Mughirah bin
Syu’bah radhiyallahu’anhu, beliau menceritakan, “Suatu ketika aku berada di
sisi Nabi shallallahu’alaihi wasallam, tiba-tiba datanglah seorang lelaki. Dia
ingin menikahi wanita Anshar. Lantas Rasulullah shallallahu’alaihi
wasallam bertanya kepadanya,“Apakah engkau sudah melihatnya?”
jawabnya, “Belum.” Lalu beliau memerintahkan,
ظرْ إِلَ ْي َها َفإِ َّن ُه أَحْ َرى أَنْ ي ُْؤ َد َم َب ْي َن ُك َما
ُ ا ْن 5
“Lihatlah wanita itu, agar cinta kalian lebih langgeng.” (HR. Turmudzi 1087, Ibnu
Majah 1865 dan dihasankan al-Albani)
Hadiah sebelum pernikahan, hanya boleh dimiliki oleh wanita, calon istri dan
bukan keluarganya.Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash radhiyallahu ‘anhuma,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
20
اح َفه َُو لِ َمنْ أُعْ طِ َي ُه أَ ْو ح ُِب َى
ِ ان َبعْ َد عِ صْ َم ِة ال ِّن َك
َ َ ٍ صد
ِ َاق أ ْو ِح َبا ٍء أ ْو عد ٍة َق ْب َل عِ صْ َم ِة ال ِّن َك
َ اح َفه َُو َل َها َو َما َك َ َما َك
َ ْان مِن 6
“Semua mahar, pemberian dan janji sebelum akad nikah itu milik penganten
wanita. Lain halnya dengan pemberian setelah akad nikah, itu semua milik
orang yang diberi” (HR. Abu Daud 2129)
Jika berlanjut menikah, maka hadiah menjadi hak pengantin wanita. Jika nikah
dibatalkan, hadiah bisa dikembalikan
Adab taaruf
Proses ta’aruf kadang sering disalah artikan bagi sebagian orang yang tidak
bertanggung jawab. Modus pacaran namun berkedok ta’aruf kerap kali menjadi
trend di zaman sekarang ini, dan sungguh itu sangat tidak dibenarkan.
Islam telah mengajarkan ta’aruf sebagai suatu cara pengenalan atau pendekatan
dengan tujuan mendapatkan jodoh yang baik. Proses ta’aruf ini boleh dilakukan
ketika seseorang telah memiliki kesiapan secara lahir maupun batin untuk menuju
kepada jenjang pernikahan sehingga prosesnya nanti tidak menjadi sesuatu yang
sia-sia.
Dengan proses inilah kedua insan yang akan dijodohkan bisa saling mengenal
dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan terkait sifat, kebiasaan, penyakit dan
hal lainnya yang nantinya akan dijawab dengan sejujur-jujurnya sehingga
memantapkannya untuk mengambil keputusan apakah akan dilanjutkan ke proses
selanjutnya atau tidak.
21
2. Menentukan jadwal pertemuan antara pihak laki-laki dan pihak perempuan yang
hendak dijodohkan dengan didampingi pihak ketiga yang bisa berasal dari keluarga
atau wali yang sudah dipercaya.
4. Jika kedua belah pihak sudah merasa cocok maka proses selanjutnya yang
dilakukan adalah menentukan jadwal selanjutnya untuk melakukan proses ta’aruf
kepada pihak keluarga dari kedua belah pihak.
5. Salah satu syarat dari proses ta’aruf ini adalah tidak boleh menunggu artinya jarak
antara proses ta’aruf dan pernikahan tidak boleh terlalu lama karena ada
persyaratan yang menghalangi seperti urusan pendidikan ataupun pekerjaan.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan karena tidak ada
jaminan bahwa selama proses menunggu tersebut akan terjadi godaan yang
melunturkan niatan untuk ke jenjang pernikahan.
6. Set\elah terjadi kesepakatan dari kedua belah, maka langkah selanjutnya adalah
menentukan waktu mengkhitbah (melamar/meminang).
Adab Ta’aruf
1. Menjaga pandangan
2. Menutup aurat
Bagi wanita muslimah, ketika ia hendak bertemu dengan laki-laki yang bukan
mahramnya, hendaknya ia menutup auratnya.
Pada saat melakukan proses ta’aruf hendaknya kedua belah pihak tetap
memperhatikan sopan santun dalam tindak-tanduk dan perbuatan.
Proses ta’aruf adalah mempertemukan dua insan yang tidak memiliki hubungan
mahram, oleh karena itu agar tidak terjadi godaan dan menimbulkan fitnah, maka
22
ketika melakukan proses ta’aruf hendaknya ada pendamping yang berasal dari wali
yang dipercayai.
23
sesama muslim dibalut dengan ukhuwah islamiyah. Ada banyak hak saudara kita
atas diri kita, diantaranya sebagaimana dalam hadits Nabi:
1. Jika diberi salam hendaknya menjawab
2. Jika ada yang bersin hendaknya kita doakan
3. Jika diundang hendaknya menghadirinya
4. Jika ada yang sakit hendaknya kita jenguk
5. Jika ada yang meninggal hendaknya kita sholatkan dan kita antar ke
pemakamannya
6. Jika dimintai nasihat hendaknya kita memberikannya.Juga: tidak meng-
ghibah saudara kita, tidak memfitnahnya, tidak menyebarkan aibnya,
berusaha membantu dan meringankan bebannya, dan sebagainya.
7. Jika kamu mencintai saudaramu, ungkapkan. Hadiah juga bisa
menumbuhkan rasa cinta diantara kita. Jangan mudah mengkafirkan sesama
muslim kecuali jika ada sebab yang benar-benar jelas dan jelas.
24