Anda di halaman 1dari 16

ASMA

Di Susun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Keperawatan Medikal Bedah

Dosen Pembibing :., M.Kes

Di Susun Oleh :
1. Rima Rizki (106116006)
2. Samsul Bahri (106116018)
3. Eling Sugatri

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN 2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah penulisan yang membahas tentang
“ASMA”. Pada penulisan makalah ini, kami berusaha menggunakan bahasa yang
sederhana dan mudah dimengerti oleh semua orang, sehingga lebih mudah
dipahami oleh pembaca. Makalah penulisan ini juga diharapkan dapat bermanfaat
bagi kita semua, terutama mahasiswa kesehatan.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini tidaklah sempurna, masih banyak
kekurangan dan kelemahan didalam penulisan makalah, baik dalam segi bahasa
dan pengolahan maupun dalam penyusunan. Untuk itu, kami sangat
mengharapkan saran yang sifatnya membangun demi tercapainya suatu
kesempurnaan dalam makalah ini.

Atas perhatian saudara pada makalah kami ucapkan banyak terima kasih.

Cilacap, Maret 2018

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................

KATA PENGANTAR..................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Asma............................................................................................
B. Klasifiksi Asma.........................................................................................
C. Etiologi Asma............................................................................................
D. Anatomi, Fisiologi dan Patofisiologi Asma...............................................
E. Manifestsi Klinis Asma.............................................................................
F. Komplikasi Asma .....................................................................................
G. Pemeriksaan Penunjang Asma...................................................................
H. Penatalaksanaan (Medis dan Keperawatan) .............................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah asma berasal dari kata Yunani yang artinya “terengah-engah”
dan berarti serangan nafas pendek (Price, 1995 cit Purnomo 2008). Nelson
(1996) dalam Purnomo (2008) mendefinisikan asma sebagai kumpulan
tanda dan gejala wheezing(mengi) dan atau batuk dengan karakteristik
sebagai berikut; timbul secara episodik dan atau kronik, cenderung pada
malam hari/dini hari (nocturnal), musiman, adanya faktor pencetus
diantaranya aktivitas fisik dan bersifat reversibel baik secara spontan
maupun dengan penyumbatan, serta adanya riwayat asma atau atopi lain
pada pasien/keluarga, sedangkan sebab-sebab lain sudah disingkirkan

B. Rumusan Masalah
1 Apa definisi asma ?
2 Apa klasifiksi asma ?
3 Bagaimana etiologi asma ?
4 Bagaimana anatomi, fisiologi dan patofisiologi asma ?
5 Bagaimana manifestsi klinis asma ?
6 Bagaimana komplikasi asma ?
7 Apa saja pemeriksaan penunjang asma ?
8 Apa saja penatalaksanaan (medis dan keperawatan) ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ASMA
Asma merupakan gangguan radang kronik saluran napas. Saluran napas
yang mengalami radang kronik bersifat hiperresponsif sehingga apabila
terangsang oleh factor risiko tertentu, jalan napas menjadi tersumbat dan
aliran udara terhambat karena konstriksi bronkus, sumbatan mukus,
dan meningkatnya proses radang (Almazini, 2012).
Asma adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami
penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang
menyebabkan peradangan, penyempitan ini bersifat sementara. Asma dapat
terjadi pada siapa saja dan dapat timbul disegala usia, tetapi umumnya asma
lebih sering terjadi pada anak-anak usia di bawah 5 tahun dan orang dewasa
pada usia sekitar 30 tahunan (Saheb, 2011).
Batasan asma yang lengkap yang dikeluarkan oleh Global Initiative for
Asthma (GINA) (2006) didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik
saluran nafas dengan banyak sel yang berperan, khususnya sel mast, eosinofil,
dan limfosit T. Pada orang yang rentan inflamasi ini menyebabkan mengi
berulang, sesak nafas, rasa dada tertekan dan batuk, khususnya pada malam
atau dini hari.

B. KLASIFIKASI ASMA
1. Berdasarkan kegawatan asma, maka asma dapat dibagi menjadi :
a. Asma bronkhiale
b. Status asmatikus
c. Asthmatic Emergency
2. Klasifikasi asma yaitu (Hartantyo, 1997, cit Purnomo 2008)
a. Asma ekstrinsik
b. Asma intrinsic
3. Menurut Global Initiative for Asthma (GINA) (2006) penggolongan
asma berdasarkan beratnya penyakit dibagi 4 (empat) yaitu:
a. Asma Intermiten (asma jarang)
b. Asma mild persistent (asma persisten ringan)
c. Asma moderate persistent (asma persisten sedang)
d. Asma severe persistent (asma persisten berat)
4. Selain berdasarkan gejala klinis di atas, asma dapat diklasifikasikan
berdasarkan derajat serangan asma yaitu: (GINA, 2006)
a. Serangan asma ringan
b. Serangan asma sedang
c. Serangan asma berat
d. Serangan asma dengan ancaman henti nafas,
C. ETIOLOGI
Sampai saat ini etiologi dari Asma Bronkhial  belum diketahui. Suatu
hal yang yang menonjol pada penderita Asma adalah fenomena hiperaktivitas
bronkus. Bronkus penderita asma sangat peka terhadap rangsangan
imunologi maupun non imunologi.
Adapun rangsangan atau factor pencetus yang sering menimbulkan
Asma adalah: (Smeltzer& Bare, 2002).
a. Faktorekstrinsik (alergik)
b. Faktorintrinsik(non-alergik)
c. Asma gabungan

Sedangkan Lewis et al. (2000) tidak membagi pencetus asma secara


spesifik. Menurut mereka, secara umum pemicu asma adalah:
a. Faktor predisposisi
Genetik
Faktor yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum
diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas.
b. Faktor presipitasi
1. Alergen
2. Kontaktan Olahraga
3. Infeksi bakteri pada saluran napas
4. Stres
5. Gangguan pada sinus
6. Perubahancuaca
D. ANATOMI, FISIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI ASMA
1. ANATOMI

Gambar 2. Anatomi keadaan normal dan Asma Bronkhial


2. FISIOLOGI
Pernapasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar
yang mengandung oksigen serta menghembuskan udara yang banyak
mengandung karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh.
Penghisapan udara ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut
ekspirasi. Jadi, dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara oksigen yang
ditarik dan udara masuk kedalam darah dan CO2  dikeluarkan dari darah
secara osmosis. Kemudian CO2  dikeluarkan melalui traktus respiratorius
(jalan pernapasan) dan masuk kedalam tubuh melalui kapiler-kapiler vena
pulmonalis  kemudian  massuk  ke serambi  kiri  jantung  (atrium 
sinistra) menuju ke aorta kemudian ke seluruh tubuh (jaringan-jaringan
dan sel- sel), di sini terjadi oksidasi (pembakaran). Sebagai sisa dari
pembakaran adalah  CO2   dan  dikeluarkan  melalui  peredaran  darah 
vena  masuk  ke jantung (serambi kanan atau atrium dekstra) menuju ke
bilik kanan (ventrikel  dekstra)  dan  dari  sini  keluar  melalui  arteri 
pulmonalis  ke jaringan paru-paru. Akhirnya dikeluarkan menembus
lapisan epitel dari alveoli. Proses pengeluaran CO2 ini adalah sebagian
dari sisa metabolisme, sedangkan sisa dari metabolisme lainnya akan
dikeluarkan melalui traktus urogenitalis dan kulit.

Setelah udara dari luar diproses, di dalam hidung masih terjadi


perjalanan  panjang  menuju  paru-paru  (sampai  alveoli).  Pada  laring
terdapat epiglotis yang berguna untuk menutup laring sewaktu menelan,
sehingga makanan tidak  masuk ke trakhea, sedangkan waktu bernapas
epiglotis terbuka, begitu seterusnya. Jika makanan masuk ke dalam
laring, maka  akan  mendapat  serangan  batuk,  hal  tersebut  untuk 
mencoba mengeluarkan makanan tersebt dari laring.
Terbagi dalam 2 bagian yaitu inspirasi (menarik napas) dan ekspirasi
(menghembuskan napas). Bernapas berarti melakukan inpirasi dan
eskpirasi secara bergantian, teratur, berirama, dan terus menerus.
Bernapas merupakan gerak refleks yang terjadi pada otot-otot
pernapasan. Refleks bernapas ini diatur oleh pusat pernapasan yang
terletak di dalam sumsum penyambung (medulla oblongata). Oleh karena
seseorang dapat menahan, memperlambat, atau mempercepat napasnya,
ini berarti bahwa refleks bernapas juga dibawah pengaruh korteks
serebri. Pusat pernapasan sangat peka terhadap kelebihan kadar CO2 
dalam darah dan kekurangan dalam darah. Inspirai terjadi bila muskulus
diafragma telah mendapat rangsangan dari nervus frenikus lalu mengerut
datar.
3. PATOFISIOLOGI DAN PATWAYS ASMA

Tiga unsur yang ikut serta pada obstruksi jalan udara penderita
asma adalah spasme otot polos, edema dan inflamasi membran mukosa
jalan udara, dan eksudasi mucus intraliminal, sel-sel radang dan debris
selular. Obstruksi menyebabkan pertambahan resistensi jalan udara yang
merendahkan volume ekspresi paksa dan kecepatan aliran, penutupan
prematur jalan udara, hiperinflasi paru, bertambahnya kerja pernafasan,
perubahan sifat elastik dan frekuensi pernafasan. Walaupun jalan udara
bersifat difus, obstruksi menyebabkan perbedaaan satu bagian dengan
bagian lain, ini berakibat perfusi bagian paru tidak cukup mendapat
ventilasi dan menyebabkan kelainan gas-gas darah terutama penurunan
pCO2  akibat hiperventilasi.
Pada respon alergi di saluran nafas, antibodi IgE berikatan dengan
alergen menyebabkan degranulasi sel mast. Akibat degranulasi tersebut,
histamin dilepaskan. Histamin menyebabkan konstriksi otot polos
bronkiolus. Apabila respon histamin berlebihan, maka dapat timbul
spasme asmatik. Karena histamin juga merangsang pembentukan mukkus
dan meningkatkan permiabilitas kapiler, maka juga akan terjadi kongesti
dan pembengkakan ruang iterstisium paru.
Individu yang mengalami asma mungkin memiliki respon IgE yang
sensitif berlebihan terhadap sesuatu alergen atau sel-sel mast-nya terlalu
mudah mengalami degranulasi. Di manapun letak hipersensitivitas respon
peradangan tersebut, hasil akhirnya adalah bronkospasme, pembentukan
mukus, edema dan obstruksi aliran udara.
E. MANIFESTASI KLINIS ASMA
Gambaran klasik penderita asma berupa sesak nafas, batuk-batuk
dan mengi (whezzing) telah dikenal oleh umum dan tidak sulit untuk
diketahui. Batuk-batuk kronis dapat merupakan satu-satunya gejala asma dan
demikian pula rasa sesak dan berat didada.
Tetapi untuk melihat tanda dan gejala asma sendiri dapat digolongkan
menjadi :
1. Asma tingkat I
Yaitu penderita asma yang secara klinis normal  tanpa tanda dan gejala
asma  atau keluhan khusus baik dalam pemeriksaan fisik maupun fungsi
paru. Asma akan muncul bila penderita terpapar faktor pencetus atau saat
dilakukan tes provokasi bronchial di laboratorium.
2. Asma tingkat II
Yaitu penderita asma yang secara klinis maupun pemeriksaan fisik tidak
ada kelainan, tetapi dengan tes fungsi paru nampak adanya obstruksi
saluran pernafasan. Biasanya terjadi setelah sembuh dari serangan asma.
3. Asma tingkat III
Yaitu penderita asma yang tidak memiliki keluhan tetapi pada
pemeriksaan fisik dan tes fungsi paru memiliki tanda-tanda
obstruksi. Biasanya penderita merasa tidak sakit tetapi bila pengobatan
dihentikan asma akan kambuh.
4. Asma tingkat IV
Yaitu penderita asma yang sering kita jumpai di klinik atau rumah sakit
yaitu dengan keluhan sesak nafas, batuk atau nafas berbunyi. Pada
serangan asma ini dapat dilihat yang berat dengan gejala-gejala yang
makin banyak antara lain :
a. Kontraksi otot-otot bantu pernafasan, terutama sternokliedo
mastoideus
b. Sianosis
c. Silent Chest
d. Gangguan kesadaran
e. Tampak lelah
f. Hiperinflasi thoraks dan takhikardi
5. Asma tingkat V
Yaitu status asmatikus yang merupakan suatu keadaan darurat medis
beberapaserangan asma yang  berat bersifat refrakter  sementara terhadap
pengobatan yang lazim dipakai. Karena pada dasarnya asma bersifat
reversible maka dalam kondisi apapun diusahakan untuk mengembalikan
nafas ke kondisi normal.

F. KOMPLIKASI ASMA
1. Mengancam pada gangguan keseimbangan asam basa  dan gagal nafas
2. Chronic persisten bronhitis
3. Bronchitis
4. Pneumonia
5. Emphysema
6. Meskipun serangan asma jarang ada yang fatal, kadang terjadireaksi
kontinu yang lebih berat, yang disebut “status asmatikus”, kondisi ini
mengancam hidup (Smeltzer & Bare, 2002).

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG ASMA
1. Pemeriksaan sputum
2. Pemeriksaan darah
3. Foto rontgen
4. Pemeriksaan faal paru
5. Elektrokardiografi

H. PENATALAKSANAAN (MEDIS DAN KEPERAWATAN)


Pengobatan asthma secara garis besar dibagi dalam pengobatan non
farmakologik dan pengobatan farmakologik.
1. Penobatan non farmakologik
a. Penyuluhan
Penyuluhan ini ditujukan pada peningkatan pengetahuan klien tentang
penyakit asthma sehinggan klien secara sadar menghindari faktor-
faktor pencetus, serta menggunakan obat secara benar dan
berkonsoltasi pada tim kesehatan.
b. Menghindari faktor pencetus
Klien perlu dibantu mengidentifikasi pencetus serangan asthma yang
ada pada lingkungannya, serta diajarkan cara menghindari dan
mengurangi faktor pencetus, termasuk pemasukan cairan yang cukup
bagi klien.
c. Fisioterapi
Fisioterpi dapat digunakan untuk mempermudah pengeluaran mukus.
Ini dapat dilakukan dengan drainage postural, perkusi dan fibrasi
dada.
2. Pengobatan farmakologik
a. Agonis beta
Bentuk aerosol bekerja sangat cepat diberika 3-4 kali semprot dan
jarak antara semprotan pertama dan kedua adalan 10 menit. Yang
termasuk obat ini adalah metaproterenol ( Alupent, metrapel ).
b. Metil Xantin
Golongan metil xantin adalan aminophilin dan teopilin, obat ini
diberikan bila golongan beta agonis tidak memberikan hasil yang
memuaskan. Pada orang dewasa diberikan 125-200 mg empatkali
sehari.
c. Kortikosteroid
Jika agonis beta dan metil xantin tidak memberikan respon yang baik,
harus diberikan kortikosteroid. Steroid dalam bentuk aerosol
( beclometason dipropinate ) dengan disis 800  empat kali semprot
tiap hari. Karena pemberian steroid yang lama mempunyai efek
samping maka yang mendapat steroid jangka lama harus diawasi
dengan ketat.
d. Kromolin
Kromolin merupakan obat pencegah asthma, khususnya anak-anak .
Dosisnya berkisar 1-2 kapsul empat kali sehari.
e. Ketotifen
Efek kerja sama dengan kromolin dengan dosis 2 x 1 mg perhari.
Keuntunganya dapat diberikan secara oral.
f. Iprutropioum bromide (Atroven)
Atroven adalah antikolenergik, diberikan dalam bentuk aerosol dan
bersifat bronkodilator.
3. Pengobatan selama serangan status asthmatikus    
a. Infus RL : D5  = 3 : 1 tiap 24 jam
b. Pemberian oksigen 4 liter/menit melalui nasal kanul
c. Aminophilin bolus 5 mg / kg bb diberikan pelan-pelan selama 20
menit dilanjutka drip Rlatau D5 mentenence (20 tetes/menit) dengan
dosis 20 mg/kg bb/24 jam.
d. Terbutalin 0,25 mg/6 jam secara sub kutan.
e. Dexamatason 10-20 mg/6jam secara intra vena.
f. Antibiotik spektrum luas.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asma adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh keadaan saluran nafas
yang sangat peka terhadap berbagai rangsangan, baik dari dalam maupun luar
tubuh. Akibat dari kepekaan yang berlebihan ini terjadilah penyempitan
saluran nafas secara menyeluruh.
DAFTAR PUSTAKA

Almazini, P. 2012. Bronchial Thermoplasty Pilihan Terapi Baru untuk Asma


Berat. Jakrta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi
6. Jakarta: EGC
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC.
GINA (Global Initiative for Asthma) 2006.; Pocket Guide for Asthma
Management and Prevension In Children. www. Dimuat
dalam www.Ginaasthma.org
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Linda Jual Carpenito, 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 . Jakarta:
EGC
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River

Anda mungkin juga menyukai

  • Bu Dewi Sem.3-2
    Bu Dewi Sem.3-2
    Dokumen15 halaman
    Bu Dewi Sem.3-2
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Belum ada peringkat
  • Malformasi Anorektal
    Malformasi Anorektal
    Dokumen17 halaman
    Malformasi Anorektal
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Belum ada peringkat
  • Kasus
    Kasus
    Dokumen3 halaman
    Kasus
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Belum ada peringkat
  • Jarak
    Jarak
    Dokumen2 halaman
    Jarak
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Belum ada peringkat
  • Kuesioner Pra Skrining Perkembangan KPSP PDF
    Kuesioner Pra Skrining Perkembangan KPSP PDF
    Dokumen25 halaman
    Kuesioner Pra Skrining Perkembangan KPSP PDF
    Imron
    Belum ada peringkat
  • Vulvitis
    Vulvitis
    Dokumen4 halaman
    Vulvitis
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Belum ada peringkat
  • NANDA-NIC-NOC 2018-2020
    NANDA-NIC-NOC 2018-2020
    Dokumen36 halaman
    NANDA-NIC-NOC 2018-2020
    Anonymous WzJuEa
    100% (1)
  • Adi
    Adi
    Dokumen1 halaman
    Adi
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Belum ada peringkat
  • Vulvitis
    Vulvitis
    Dokumen4 halaman
    Vulvitis
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Belum ada peringkat
  • Acmad Yoga
    Acmad Yoga
    Dokumen21 halaman
    Acmad Yoga
    scribdmania234
    Belum ada peringkat
  • Vulvitis
    Vulvitis
    Dokumen4 halaman
    Vulvitis
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Belum ada peringkat
  • Pak Ruli Mentah
    Pak Ruli Mentah
    Dokumen17 halaman
    Pak Ruli Mentah
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Belum ada peringkat
  • Mklah Erma Nitip
    Mklah Erma Nitip
    Dokumen20 halaman
    Mklah Erma Nitip
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Belum ada peringkat
  • Kasih
    Kasih
    Dokumen1 halaman
    Kasih
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Belum ada peringkat
  • Dealova
    Dealova
    Dokumen1 halaman
    Dealova
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Belum ada peringkat
  • Pengetahuan Perawat Tentang Terapi Infus Memengaruhi Kejadian Plebitis Dan Kenyamanan Pasien
    Pengetahuan Perawat Tentang Terapi Infus Memengaruhi Kejadian Plebitis Dan Kenyamanan Pasien
    Dokumen16 halaman
    Pengetahuan Perawat Tentang Terapi Infus Memengaruhi Kejadian Plebitis Dan Kenyamanan Pasien
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Belum ada peringkat
  • Mklah Erma Nitip
    Mklah Erma Nitip
    Dokumen20 halaman
    Mklah Erma Nitip
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Belum ada peringkat
  • Makala H
    Makala H
    Dokumen11 halaman
    Makala H
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Belum ada peringkat
  • Pengkajian Keluarga DM
    Pengkajian Keluarga DM
    Dokumen6 halaman
    Pengkajian Keluarga DM
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Belum ada peringkat
  • Struktur Organisasi
    Struktur Organisasi
    Dokumen1 halaman
    Struktur Organisasi
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Belum ada peringkat
  • Intervensi BU Widyo Kelompok Hipertensi
    Intervensi BU Widyo Kelompok Hipertensi
    Dokumen8 halaman
    Intervensi BU Widyo Kelompok Hipertensi
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Belum ada peringkat
  • BUNDA LIA Kel 3
    BUNDA LIA Kel 3
    Dokumen13 halaman
    BUNDA LIA Kel 3
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Belum ada peringkat
  • Pathways
    Pathways
    Dokumen1 halaman
    Pathways
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Belum ada peringkat
  • KB Kondom
    KB Kondom
    Dokumen9 halaman
    KB Kondom
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Belum ada peringkat
  • Tawassul
    Tawassul
    Dokumen6 halaman
    Tawassul
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Belum ada peringkat
  • Intervensi BU Widyo Kelompok Hipertensi
    Intervensi BU Widyo Kelompok Hipertensi
    Dokumen8 halaman
    Intervensi BU Widyo Kelompok Hipertensi
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Belum ada peringkat
  • Aspek Hukum Praktik Keperawatan
    Aspek Hukum Praktik Keperawatan
    Dokumen10 halaman
    Aspek Hukum Praktik Keperawatan
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Belum ada peringkat
  • Askep Kardiovaskuler
    Askep Kardiovaskuler
    Dokumen13 halaman
    Askep Kardiovaskuler
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Belum ada peringkat
  • Obat
    Obat
    Dokumen6 halaman
    Obat
    Andrye Pelita ZamZam Mubaroq
    Belum ada peringkat