Paper
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Keperawatan Anak I
Dosen Pengampu : Rusana, M. Kep.,Ns.,Sp.Kep.An.
Disusun oleh:
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN 2018
I. Masalah Kesehatan
V. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tindakan Sementara
a. Pengkajian
Diperlukan pengkajian yang cermat dan teliti untuk mengetahui masalah
pasien dengan tepat, sebab pengkajian merupakan awal dari proses
keperawatan. Dan keberhasilan proses keperawatan tergantung dari
pengkajian. Konsep teori yang difunakan penulis adalah model konseptual
keperawatan dari Gordon. Menurut Gordon data dapat dikelompokkan
menjadi 11 konsep yang meliputi:
a) Persepsi Kesehatan – Pola Manajemen Kesehatan
Mengkaji kemampuan pasien dan keluarga melanjutkan perawatan di
rumah.
b) Pola nutrisi – Metabolik
Anoreksia, penurunan BB dan malnutrisi umu terjadi pada pasien
dengan atresia ani post kolostomi. Keinginan pasien untuk makan
mungkin terganggu oleh mual dan munta dampak dari anestesi.
c) Pola Eliminasi
Dengan pengeluaran melalui saluran kencing, usus, kulit dan paru
maka tubuh dibersihkan dari bahan - bahan yang melebihi kebutuhan
dan dari produk buangan. Oleh karena pada atresia ani tidak
terdapatnya lubang pada anus, sehingga pasien akan mengalami
kesulitan dalam defekasi (Whaley & Wong, 1996).
d) Pola Aktivitas dan Latihan
Pola latihan dan aktivitas dipertahankan untuk menhindari kelemahan
otot.
e) Pola Persepsi Kognitif
Menjelaskan tentang fungsi penglihatan, pendengaran, penciuman,
daya ingatan masa lalu dan ketanggapan dalam menjawab pertanyaan.
f) Pola Tidur dan Istirahat
Pada pasien mungkin pola istirahat dan tidur terganggu karena nyeri
pada luka inisisi.
g) Konsep Diri dan Persepsi Diri
Menjelaskan konsep diri dan persepsi diri misalnya body image, body
comfort. Terjadi perilaku distraksi, gelisah, penolakan karena dampak
luka jahitan operasi.
h) Peran dan Pola Hubungan
Bertujuan untuk mengetahui peran dan hubungan sebelum dan sesudah
sakit. Perubahan pola biasa dalam tanggungjawab atau perubahan
kapasitas fisik untuk melaksanakan peran.
i) Pola Reproduktif dan Sexual
Pola ini bertujuan menjelaskan fungsi sosial sebagi alat reproduksi.
j) Pola Pertahanan Diri, Stress dan Toleransi
Adanya faktor stress lama, efek hospitalisasi, masalah keuangan,
rumah.
k) Pola Keyakinan dan Nilai
Untuk menerangkan sikap, keyakinan klien dalam melaksanakan
agama yang dipeluk dan konsekuensinya dalam keseharian. Dengan ini
diharapkan perawat dalam memberikan motivasi dan pendekatan
terhadap klien dalam upaya pelaksanaan ibadah.
b. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas (keluarga) b.d perubahan dalam status kesehatan.
2. Nyeri b.d trauma jaringan.
3. Resiko infeksi faktor resiko: prosedur invasif, kerusakan jaringan.
c. NOC dan NIC
1. Ansietas (keluarga) b.d perubahan dalam status kesehatan
NOC: NIC :
Kontrol kecemasan Anxiety Reduction (penurunan
Koping kecemasan )
Setelah dilakukan asuhan
- Gunakan pendekatan yang
Selama 1x24 jam klien
menenangkan
kecemasan teratasi dgn kriteria
- Nyatakan dengan jelas harapan
hasil:
terhadap pelaku pasien
- Klien mampu
- Jelaskan semua prosedur dan apa yang
mengidentifikasi dan
dirasakan selama prosedur
mengungkapkan gejala
- Temani pasien untuk memberikan
cemas
keamanan dan mengurangi takut
- Mengidentifikasi,
- Berikan informasi factual mengenai
mengungkapkan dan
diagnosis, tindakan prognosis
menunjukkan tehnik untuk
- Instruksikan pad pasien untuk
mengontol cemas.
menggunakan teknik relaksasi.
- Vital sign dalam batas
- Dorong pasien untuk mrngungkapkan
normal.
perasaan, ketakutan, persepsi.
- Postur tubuh, ekspresi
- Kelola pemberian obat anti cemas.
wajah, bahasa tubuh dan
tingkat aktivitas
menunjukkan
berkurangnya kecemasan.
2. Nyeri b.d trauma jaringan.
NOC : NIC :
NOC : NIC :
Immune status - Pertahankan teknik
Knowledge : infection aseptif
control - Batasi pengunjung bila
Risik control perlu
Setelah dilakukan tindakan - Cuci tangan setiap
keperawatan selama 3x24 jam sebelum dan sesudah
pasien tidak mengalami tindakan keperawatan
infeksi dengan kriteria hasil : - Gunakan baju, sarung
tangan ssebagai alat
- Klien bebas dari tanda
pelindung
infeksi
- Ganti letak IV perifer
- Menunjukan kemampuan
dan dressing sesuai
untuk mencegah timbulnya
dengan petunjuk umum
infeksi
- Gunakan kateter iermiten
- Jumlah leukosit dalam
untuk menurunkan
batas normal
infeksi kandung kecing
- Menunjukan perilaku
- Tingkatkan intake nutrisi
hidup sehat
- Berikan terapi antibiotic
- Status imun gestasional,
- Monitor tanda dan gejala
gentourinaria dalam batas
infeksi sistemik dan local
normal.
- Pertahankan teknik
isolasi
- Inspeksi kulit dan
membrane mukosa
terhadap kemerahan,
panas, drainase
- Dorong masukan cairan
- Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan gejala
inspeksi
PATHWAYS
ETIOLOGI
Putusnya saluran pencernaan di atas dengan daerah dubur. Gangguan
organogenesis dalam kandungan. Kelainan bawaan, anus umumnya
tidak ada kelainan rektum, sfingter, dan otot dasar panggul. Namum
demikian pada agenesis anus, sfingter internal mungkin tidak
memadai. Berkaitan dengan sindrom down.
PATOFISIOLOGI
Kelainan ini terjadi karena kegagalan pembentukan septum urorektal secara komplit karena
gangguan pertumbuhan, fusi atau pembentukan anus dari tonjolan embrionik, sehingga anus
dan rektum berkembang dari embrionik bagian belakang. Kegagalan migrasi dapat juga
karena kegagalan dalam agenesis sakral dan abnormalitas pada uretra dan vagina. Tidak ada
pembukaan usus besar yang keluar melalui anus sehingga menyebabkan fekal tidak dapat
dikeluarkan sehingga intestinal mengalami obstruksi. Atresia ani terjadi akibat kegagalan
penurunan septum anorektal pada kehidupan embrional.
Perut kembung
muntah timbul kemudian.
Kejang usus
bising usus meningkat,
Distensi
Keluar mekonium abdomen
Ansietas (keluarga) b.d Nyeri b.d trauma jaringan. Resiko infeksi faktor
perubahan dalam status resiko: prosedur invasif,
kesehatan. kerusakan jaringan.
- Gunakan pendekatan
yang menenangkan
- Nyatakan dengan jelas DAFTAR PUSTAKA
harapan terhadap pelaku
pasien
1. Sodikin, M.Kes. 2011. Buku Keperawatan Anak Gangguan Pencernaan.
- Jelaskan semua prosedur
Jakarta: EGC
dan apa yang dirasakan
selama prosedur
2. Nurhayati. 2009. Asuhan Kegawatdaruratan dan Penyulit pada Neonates.
- Temani pasien untuk
Jakarta. Trans Infomedia
memberikan keamanan
dan mengurangi takut
3. Levitt MA, Peña A. Anorectal malformations. Orphanet Journal of Rare
- Berikan informasi
Diseases. 2007;2(33).
factual mengenai
diagnosis, tindakan
4. Bhargava P, Mahajan JK, Kumar A. Anorectal malformations in children.
prognosis
- InstruksikanJournal Indian Association Pediatric Surgery. 2006;11(3):136-9.
pad pasien
untuk menggunakan
teknik relaksasi.
5. Peña A, Levitt MA. Anorectal Maformations in Pediatric Surgery Ed.6th
- Dorong pasien
Volume untuk
1. Grosfeld JL, O'Neill JJA, Fonkalsrud EW, Coran AG, editors.
mrngungkapkan
New York: Elsevier; 2006.
perasaan, ketakutan,
persepsi.
- Kelola 6.pemberian
Gangopadhyay
obat AN, Pandey V. Anorectal malformations. Journal of Indian
anti cemas. Association of Pediatric Surgeons. 2015;20(1):10-5.
8. Suriadi, Skp. & Yulianti , Rita, Skp. (2001). Buku pegangan praktek
klinik: Asuhan keperawatan pada anak. Edisi 1. Jakarta: CV.