Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN


“KOMUNIKASI INDIVIDU, KELOMPOK, MASYARAKAT DAN
ORGANISASI”

DI SUSUN OLEH :

1. LEO FATRYANTO
2. ISNEYNI SABANILLAH
3. JUWITA LAYA
4. KIKI SUSIANA
5. KHADROJI M. ILYAS
6. SYAUQIAH SALSABILA

PRODI D IV KEPERAWATAN PONTIANAK


MATA KULIAH : KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Komunikasi Dalam
Keperawatan (KDK) yang diberi judul “Komunikasi Individu, Kelompok, Masyarakat Dan
Organisasi”. Adapun makalah Komunikasi Dalam Keperawatan (KDK) tentang “Komunikasi
Individu, Kelompok, Masyarakat Dan Organisasi” ini telah kami usahakan semaksimal
mungkin, sehingga dapat memperlancar proses pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, kami
juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam pembuatan makalah Komunikasi Dalam Keperawatan ini.
      Akhirnya kami mengharapkan semoga dari makalah Komunikasi Dalam Keperawatan
tentang " Komunikasi Individu, Kelompok, Masyarakat Dan Organisasi" ini dapat diambil
manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca. Selain itu, kritik dan
saran dari Anda kami tunggu untuk perbaikan makalah ini nantinya.

Pontianak, 09 Januari 2018

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam ilmu kesehatan, komunikasi tidak bisa dipisahkan dengan peranan perawat sebagai
petugas kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari kegiatan
komunikasi.Sehingga sekarang ilmu komunikasi berkembang pesat. Salah satu kajian ilmu
komunikasi ialah komunikasi kesehatan yang merupakan hubungan timbal balik antara
tingkah laku manusia masa lalu dan masa sekarang dengan derajat kesehatan dan penyakit,
tanpa mengutamakan perhatian pada penggunaan praktis dari pengetahuan tersebut atau
partisipasi profesional dalam program-program yang bertujuan memperbaiki derajat
kesehatan melaui pemahaman yang lebih besar tentang hubungan timbal balik melalui
perubahan tingkah laku sehat ke arah yang diyakini akan meningkatkan kesehatan yang lebih
baik.
Kenyataaanya memang komunikasi secara mutlak merupakan bagian integral dari
kehidupan kita, tidak terkecuali perawat, yang tugas sehari-harinya selalu berhubungan
dengan orang lain. Entah itu pasien, sesama teman, dengan atasan, dokter dan sebagainya.
Maka komunikasi sangatlah penting sebagai sarana yang sangat efektif dalam memudahkan
perawat melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik. Komunikasi merupakan alat untuk
membina hubungan terapeutik karena komunikasi mencakup pencapaian informasi,
pertukaran pikiran dan perasaan. Proses komunikasi terapeutik sering kali meliputi
kemampuan dan komitmen yang tulus pada pihak perawat untuk membantuk klien mencapai
keberhasilan keperawatan bersama. Komunikasi yang berlangsung di tatanan kelompok
ataupun komunitas biasanya lebih efektif dalam mengkomunikasikan tentang kesehatan oleh
petugas kesehatan seperti perawat salah satunya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari komunikasi dalam keperawatan ?
2. Sebutkan dan jelaskan konteks komunikasi ?
3. Apa saja fungsi komunikasi ?
4. Apa saja karakteristik komunikasi ?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk mengetahui apa itu komunikasi dalam keperawatan
2. Untuk mengetahui konteks komunikasi
3. Untuk mengetahui fungsi komunikasi
4. Untuk mengetahui karakteristik komunikasi

D. Manfaat Penulisan Makalah


Makalah ini dibuat agar mahasiswa mengetahui dan memahami komunikasi dalam
kesehatan yang mencakup komunikasi individu, kelompok, masyarakat dan
organisasi. serta penerapan komunikasi tersebut pada tatanan komunitas masyarakat
luas.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Komunikasi dalam Keperawatan

Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang
untuk menetapkan,mempertahankan,dan meningkatkan kontak dengan orang lain. Karena
komunikasi dilakukan oleh seseorang setiap hari, orang sering sekali salah berfikir bahwa
komunikasi adalah sesuatu yang mudah.Namun sebenarnya komunikasi adalah proses
kompleks yang melibatkan tingkah laku dan hubungan serta memungkinkan individu
berasosiasi dengan orang lain dan dengan lingkungan sekitarnya. Hal itu merupakan peristiwa
yang terus berlangsung secara dinamis.

Komunikasi adalah proses interpersonal yang melibatkan perubahan verbal dan nonverbal
dari informasi dan ide. Komunikasi mengacu tidak hanya pada isi tetapi juga pada perasaan
dan emosi dimana individu menyampaikan hubungan.Kebisuan juga merupakan sebuah
makna komunikasi. Misalnya seorang perawat yang yang menyimak kesedihan seorang
suami yang ditinggal mati istrinya.Komunikasi menyampaikan informasi , dan merupakan
suatu aksi saling berbagi. Komunikasi adalah sebuah faktor yang paling penting, yang
digunakan untuk menetapkan hubungan terapeutik antara perawat dan klien.

2. Konteks Komunikasi

a. Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi yang berlangsung sebagai komunikasi antarpribadi (inter-personal
communication) yakni komunikasi yang dilakukan oleh 2 atau 3 orang dengan
jarak fisik di antara mereka yang sangat dekat, bertatap muka atau bermedia
dengan sifat umpan balik yang berlangsung cepat, adaptasi pesan bersifat khusus,
serta memiliki tujuan/maksud komunikasi tidak berstruktur.

b. Komunikasi Kelompok
Merupakan komunikasi yang terjadi di antara sejumlah orang (kalau kelompok
kecil berjumlah 4-20 orang, kelompok besar 20-50 orang ), umpan balik pesan
berlangsung cepat, adaptasi pesan bersifat khusus, tujuan/maksud komunikasi
tidak berstruktur

c. Komunikasi Organisasi
Komunikasi kesehatan dapat pula beroperasi dalam konteks organisasi baik
organisasi kesehatan seperti Puskesmas Pembantu, Puskesmas, Klinik-Klinik,
Rumah Sakit, atau organisasi profesi kesehatan misalnya IDI, IBI, bahkan
organisasi yang berorientasi pada layanan dan bisnis dalam bidang kesehatan
(perusahaan farmasi sampai ke perusahaan produksi alat-alat kesehatan). Melalui
organisasi tersebut beragam informasi tentang kesehatan dapat disebarluaskan
kepada individu, komunikasi atau kelompok-kelompok sasaran.

d. Komunikasi Publik
Aktivitas komunikasi juga beroperasi dalam konteks komunikasi publik. Kini
informasi kini informasi kesehatan dapat diperoleh melalui aktivitas komunikasi
publik. Sebagai contoh, mahasiswa FKM dapat menyebarluaskan informasi
(pengetahuan, pencegahan) yang bersumber dari isu “demam berdarah” atau
“PMS” di kota Kupang melalui forum-forum yang telah disiapkan secara
berstruktur. Melalui kegiatan lokakarya, seminar, simposium, pendidikan dan
pelatihan yang berskala praktis hingga ke penentuan kebijakan sampai informasi
keilmuan dapat dilakukan oleh mahasiswa yang bekerja sama dengan Dinas
Kesehatan, LSM, Lembaga Agama, Perusahaan Obat, dan lain-lain.
e. Komunikasi Massa
Harus diakui bahwa kini nyaris tidak ada aktivitas manusia termasuk
penyebarluasan informasi kesehatan yang tidak ditopang oleh jasa media masa.
Perhatikan bagaimana para pengusaha obat, makanan dan minuman berlomba-
lomba memanfaatkan media masa seperti radio, televisi, surat kabar, majalah,
folder, untuk menyebarkan informasi tentang kesehatan.
Demikian pula para dokterpun memanfaatkan media masa untuk melayani
konsultasi kesehatan mulai dari kebugaran tubuh sampai kemasalah seksual, juga
lembaga-lembaga swasta, LSM, Pemerintah turut memanfaatkan peranan media
masa untuk menyebar luaskan informasi mengenai pencegahan atau cara-cara
mengatasi penyakit.
3. Fungsi komunikasi adalah:
a. Sumber atau pengirim menyebarluaskan informasi agar dapat diketahui
penerima.
b. Sumber menyebarluaskan informasi dalam rangka mendidik penerima.
c. Sumber memberikan instruksi agar dilaksanakan penerima.
d. Sumber menyebarluaskan informasi untuk menghibur sambil memengaruhi
penerima.
e. Sumber memengaruhi konsumen dengan informasi yang persuasif untuk
mengubah persepsi, sikap dan perilaku penerima.
4. Karakteristik Komunukasi adalah:
a. Komunikasi merupakan simbolis.
b. Proses sosial.
c. Proses satu arah, interaksi, dan transaksional.
d. Koorientasi.
e. Aktivitas yang bersifat purposif.
f. Mendorong interpretasi individu.
g. Komunikasi merupakan aktivitas pertukaran makna.
h. Komunikasi terjadi dalam konteks.

 
 

1.       TINGKATAN KOMUNIKASI

Komunikasi terjadi pada tingkatan intrapersonal, dan umum. Komunikasi intrapersonal


terjadi didalam diri individu,merupakan model bicara seorang diri atau dialog internal yang
terjadi secara konstan dan tanpa disadari. Tujuan dari komunikasi intrapersonal adalah
kesadaran diri yang mempengaruhi konsep diri dan perasaan dihargai. Konsep diri yang
positif dan kesadaran diri yang datang melalui dialog internal dapat membantu perawat
mengekspresikan diri secara tepat kepada oranglain.

1. a.       Komunikasi interpersonal adalah interaksi antara dua orang atau didalam
kelompok kecil. Seringkali bersifat saling berhadapan dan merupakan tipe yang
paling sering digunakan dalam situasi keperawatan. Komunikasi individual bersifat
terus menerus memperhatikan lawannya. Komunikasi interpersonal yang sehat
menimbulkan terjadinya pemecahan masalah, berbagi ide, pengambilan keputusan
dan perkembangan pribadi. Dalam keperawatan , terdapat banyak situasi yang
menantang kemampuan komunikasi interpersonal. Menjadi anggota komite perawat
memacu kemampuan perawat untuk mengekspresikan ide-idenya dengan jelas dan
meyakinkan. Komunikasi interpersonal adalah inti dari praktik keperawatan. Seorang
perrawat apat membantu klien dalam tingkatan interpersonal yang bermakna.
2. b.      Komunikasi publik adalah interaksi dengan sekumpulan orang dalam jumlah
yang besar. Memberikan kuliah pada sebuah ruangan yang dipenuhi pelajar dan
berbicara pada kelompok pelanggan pada promosi kegiatan adalah contoh dari
komunikasi publik. Menjadi seorang komunikasi yang kompeten yang menghadapi
membutuhkan kemampuan untuk membayangkan dirinya berbicara pada sebuah
kelompok. Kemampuan panggung khusus seperti penggunaan postur, gerakan tubuh,
dan nada bicara membantu pembicara untuk mengekspresikan ide-idenya.

1. 2.       ELEMEN PROSES KOMUNIKASI

Komuniaksi terjadi pada suatu tingkat sosial ,diaman orang orang yang terlibat didalamnya
terlibat dalam kontak intreapersonal dan interpersonal. Proses ini sangat dinamis dimana
makna pesan dinegosiasikan oleh orang tersebut. Ketika komunikasi berlangsung , orang
tersebut mungkin sadar dan mungkin juga tidak sadar akan setiap elemen komunikasi. Pada
percakapan sehari-hari, peserta tidak akan peduli untuk menganalisis makna setiap kata atau
isyarat. Misalnya seseorang mungkin menjadi lebih hidup, menggunakan tangannya untuk
mengekspresikan idenya tanpa berpikir secara sadar. “saya akan melambaikan tangan untuk
menekankan hal ini.” Namun seorang pearawat harus belajar untuk menyadari setian elemen
dari proses komunikasi.

1. 3.       REFEREN
Referen atau stimulus memotivasi seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Referen dapat berupa objek, pengalaman , emosi, ide atau tindakan. Individu yang sadar
memperhitungkan referen dalam interpesonal aksi intrapersonal dapat dengan hati-hati
mengembangkan dan mengatur pesan.

1. 4.       PENGIRIM

Yang disebut encorder, adalah orang yang memprakarsai pesan atau komunikasi
interpersonal. Pengirim menempatkan referen pada suatu bentuk yang dapat ditransmisikan
dan melaksanakan tanggung jawab untuk ketepatan isi dan nada emosional pada pesan
tersebut. Peran pengirim dapat diputar seterusnya antara peserta pada waktu informasi
ditransmisikan.

1. 5.       PESAN

Pesan adalah informasi yang dikirimkan atau diekspresikan oleh pengirim. Pesan yang paling
efektif harus jelas dan terorganisasi serta diekspresikan dengan cara yang dikenal baik oleh
orang yang menerimanya. Misalnya jargon profesional (terminologi teknis yang digunakan
oleh pemberi perawatan kesehatan) harus disiapkan untuk interkasi antara profesional dan
bukan antara perawat dan klien .  pesan mungkin terdiri dari simbol bahasa verbal dan
nonverbal (misalnya,kata-kata yang diucapkan,ekspresi wajah,atau gerakan tubuh).
Sayangnya tidak semua simbol memiliki makna yang universal. Oleh karena itu kesulitan
dalam komunikasi mungkin terjadi pada pesan tersebut jika pengirim tidak waspada terhadap
faktor ini dan tidak mencoba untuk menjelaskan.

1. 6.       SALURAN

Pesan dikirimkan melalui saluran komunikasi. Saluran bermaksud untuk membawa pesan,
seperti melalui saran visual, pendengaran dan taktil. Ekspresi wajah pengirim secara visual
menyampaikan pesan. Kata-kata yang diucapkan melalui saluran pendengaran.meletakkan
tangan pada individu pada waktu berkomunikasi menggunakan saluran sentuhan. Secara
umum, semakin banyak saluran yang digunakan oleh seorang perawat untuk mengirimkan
pesan, semakin baik pemahaman klien. Misalnya, ketika berusaha untuk mengatasi rasa
sakit , perawat sebaiknya menunjukkan perhatian verbal, pengeksprsian rasa kasihan dan
reposisi klien secara hati-hati untuk meringankan rasa sakit.

1. 7.       PENERIMA

Penerima yang juga disebut deoder, adalah orang yang menerima pesan yang dikirimkan.
Supaya komunikasi dapat berjalan efektif , penerima harus merasa atau mewaspadai pesan
tersebut.  Pesan dari pengirim kemudian bertindak sebagai salah satu penerima referen dan
mengharuskan penerima secara tepat membaca sandi dan merespons pesan pengirim.

 
1. 8.       RESPONS

Komunikasi adalah proses yang terus menerus. Penerima membalas mengirimkan pesan
kepada pengirim. Respons ini membantu untuk mengungkapkan apakah makna dari pesan
tersebut tersampaikan. Respons verbal dan nonverbal dari penerima mengirimkan respons 
kepada pengirim menunjukkan pemahaman penerima tentang pesan tersebut. Demi
keefektifan , keduanya harus peka dan terbuka atas pesan satu sama lain.  Dalam hubungan
sosial , kedua belah pihak yang terlibat mengambil tanggung jawab yang sama untuk mencari
keterbukaan dan kejelasan, mengingat perawat memiliki tanggung jawab yang besar dalam
hubungan pearwat dan klien.

1. 9.       BENTUK KOMUNIKASI


1. a.       KOMUNIKASI VERBAL

Meliputi kata-kata yang diucapkan maupun yang ditulis. Kata-kata adalah media atau simbol
yang digunakan untuk mengekspresikan ide atau perasaan., menimbulkan respons emosional,
atau menggambarkan objek atau observasi, kenangan atau kesimpulan. Kata-kata juga
digunakan untuk menyampaikan makna yang tersembunyi , menguji minat orang lain atau
tingkat kepedulian atau  untuk mengekspresikan kecemasan atau rasa takut. Bahasa akan
menjadi efektif hanya jika setiap orang yang berkomunikasi memahami pesan tersebut
dengan jelas.

1. b.      KOMUNIKASI NON-VERBAL

Tindakan sering kali dapat mengatakan lebih banyak daripada kata-kata. Komunikasi non
verbal adalah transmisi pesan tanpa menggunakan kata-kata.dan merupakan salah satu cara
yang terkuat bagi seseorang untuk mengirimkan pesan kepada oranglain. Kita secara terus
menerus berkomunikasi secara non verbal dalam pertemuan dimana kita saling
bertemu.gerakan tubuh memberikan makna yang jelas daripada kata-kata. Komunikasi non
verbal lebih kuat daripada komunikasi verbal. Perawat harus waspada akan adanya
komunikasi non verbal yang mengkuti pesan verbal yang disampaikan pada klien. Klien
mungkin merasakan adanya rsa ketidakpercayaan atau kecemasan ketika muncul
ketidaktepatan antara pesan verbal dan non verbal perawat. Ungkapan seperti, “Selamat pagi,
apa kabar?” dapat memberikan eberapa makna bagi klien jika nada bicara dan eksprsi wajah
perawat tidak sesuai dengan kata-kata yang diucapkannya. Pesan verbal harus menguatkan
atau diikuti oleh isyarat non-verbal yang tepat misalnya ketika perawat bertemu dengan klien,
pertahankan kontak mata dan bicara dengan suara yang tenang dan memberikan rasa aman
kepada klien.

Selama pengkajian, perawat harus mengamati pesan verbal dan non-verbal klien. Klien yang
mengatakan bahwa mereka merasa baik-baik saja namun menyeringai pada waktu bergerak
mengomunikasikan dua pesan yang berbeda. Menjadi pengamat tingkah laku non-verbal
membutuhkan waktu. Perawat yang merasakan pesan non-verbal memiliki kemampuan yang
lebih baik untuk memahami klien, mendeteksi peubahan kondisi dan menentukan kebutuhan
asuhan keperawatan.
1. 10.   FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI

Persepsi, nilai, latar belakang budaya, pengetahuan, peran dan lokasi interaksi mempengaruhi
isi pesan dan cara bagaimana pesan itu disampaikan.komunikasi interpersonal dibuat dengan
lebih kompleks karena setiap orang dipengaruhi secara berbeda oleh variabel interpersonal.
Variabel interpersonal membuat setiap komunikasi interpersonal menjadi unik. Setiap orang
membuat asosiasi berbeda dan menginterpretasikan pesan secara berbeda. Pemahanman
faktor ini membantu seorang perawat untuk mengetahui alasan klien memiliki kesulitan
berkomunikasi dan strategi yang dibutuhkan untuk membantu.

1. a.       PERKEMBANGAN

Sebagian besar anak-anak lahir dengan mekanisme fisik dan kapasitas untuk
mengembangkan kemampuan berbicara dan berbahasa. Anak dengan kegagalan
perkembangan seperti paralisis cerebral, autisme dan sindrom Down akan memiliki tingkat
kapasitas yang berbeda untuk mengembangkan kemampuan bicara dan bahasa. Tingkat
perkembangan berbicara bervariasi dan secara langsung berhubungan dengan perkembangan
neurologi dan intelektual (Whaley dan Wong, 1995). Lingkungan seorang anak harus juga
menawarkan stimulasi untuk perkembangan normal. Lingkungan yang disediakan oleh orang
tua memberikan pengaruh terhadap kemampuan untuk berkomunikasi. Perawat menggunakan
teknik khusus untuk berkomunikasi dengan anak-anak dari berbagai tingkat perkembangan
yang berbeda. Untuk dapat berkomunikasi secara efektif dengan anak-anak, perawat harus
memahami pengaruh perkembangan bahasa dan proses berfikir. Keduanya akan
mempengaruhi cara anak berkomunikasi dan cara bagaimana perawat dapat berinteraksi
secara sukses dengan mereka.

1. b.      PERSEPSI

Setiap orang merasakan, menginterpretasikan, dan memahami kejadian secara berbeda.


Persepsi adalah pandangan pribadi atas apa yang terjadi. Seorang perawat mungkin berkata
“Saya perhatikan Anda menjadi diam sejak keluarga anda pergi. Apakah anda mau
membicarakannya?” persepsi klien terhadap maksud perawat akan mempengaruhi
keinginanya untuk berbicara. Persepsi terbentuk oleh apa yang diharapkan dari pengalaman.
Perbedaan dalam persepsi antar individu yang berinteraksi dapat menjadi kendala dalam
komunikasi.

1. c.       NILAI

Nilai adalah standar yang mempengaruhi tingkah laku. Nilai tersebut adalah apa yang
dianggap penting dalam hidup oleh seseorang dan pengaruh dari ekspresi pemikiran dan ide.
Nilai juga mempengaruhi interpretasi pesan. Karena nilai adalah panduan  umum tingkah
laku, sangat penting bagi seorang perawat untuk mengembangkan kepekaan dalam nilai
tersebut. Beberapa nilai mungkin diketahui dengan mudah dan tanpa konflik (misalnya,
kerahasiaan atau perawatan kulit bagi pasien yang tidak dapat melakukan mobilisasi)
sedangkan yang lain mungkin mengarah pada konflik tingkat tinggi dan menjadi sulit untuk
diartikulasikan (mis, nilai tentang kematian dan hak untuk mati). Memahami dan
menjelaskan nilai penting dalam membuat keputusan klinis interaksi. Perawat sebaiknya
tidak membiarkan nilai pribadi mempengaruhi hubungan profesional. Gerakan tubuh yang
menghakimi akan menghancurkan kepercayaan dan mengganggu komunikasi yang efektif.
1. d.      EMOSI

Emosi adalah perasaan subjektif seseorang mengenai peristiwa tertentu. Cara seorang
bersosialisasi atau berkomunikasi dengan orang lain dipengaruhi oleh emosi. Klien yang
marah mungkin melakukan reaksi yang berbeda atas perintah perawat dibandingkan mereka
yang ketakutan. Emosi mempengaruhi kemampuan untuk menerima pesan dengan sukses.
Emosi juga dapat menyebabkan seseorang salah menginterpretasikan sesuatu atau tidak
mendengar pesan. Jika klien melontarkan rasa marahnya,  seorang perawat tidak boleh
menganggapnya serius. Perawat dapat mengkaji emosi klien dengan mengamati interaksi
mereka dengan keluarga, dokter, atau perawat lainnya.

Ketika seorang perawat mengasuh klien, mereka harus mewaspadai emosi emosi mereka
sendiri. Sangat sulit untuk menghindari emosi. Klien sangat peka dan dapat merasakan rasa
marah, frustasi atau sedih. Umumnya tidak tepat untuk mendiskusikan emosi pribadi dengan
klien. Sistem pendukung sosial darin sejawat akan membantu perawat mengekspresikan
emosinya.  Pemanfaatan program asisten karyawan, pertemuan dengan teman sebaya, dan
penggunaan tim interdisiplin seperti pekerja sosial dan perawatan pastoral membuat perawat
dapat mengekspresikan emosinya dan perasaan pada tempat dan waktu yang tepat. Hasil dari
intervensi ini harus difokuskan untuk mendapatkan solusi untuk mencapai atau
mengidentifikasikan masalah dan apa yang menjadi perhatian perawat.

1. e.      LATAR BELAKANG SOSIOKULTURAL

Budaya adalah jumlah  total dari mempelajari cara berbuat, berpikir dan merasakan. Budaya
merupakan bentuk kondisi yang menunjukan dirinya  melalui tingkah laku. Bahasa,
pembawaan, nilai, dan gerakan tubuh merefleksikan asal budaya. Budaya mempengaruhi cara
klien dan perawat melakukan hubungan satu sama lain dalam berbagai situasi. Perawat
belajar untuk mengetahui makna budaya dalam proses komunikasi. Pengaruh kebudayaan
menetapkan batas bagaimana seseorang bertindak dan berkomunikasi.

Budaya juga mempengaruhi metoda komunikasi tentang gejala atau perasaan menderita pada
orang lain. Perbedaan muncul dalam penyingkapan diri atau ketika keinginan untuk
menunjukkan emosi dan informasi psikologis pada orang lain. Misalnya orang Amerika dan
Eropa lebih terbuka dan ingin mendiskusikan masalah keluarga yang pribadi sedangkan
orang Amerika Latin, Afrika dan Asia enggan untuk mengemukakan informasi pribadi atau
keluarga pada orang asing seperti perawat atau dokter. Pada beberapa kelompok etnik, atau
kelompok rasial, diam, rasa malu hanya terjadi jika ada orang asing atau profesional dari
budaya yang lebih dominanm kadang hal itu terjadi karena rasa ketidakpercayaanhistoris
yang berdasarkan pada diskriminasi. Pada kondisi lain dapat dipengaruhi oleh kesetiaan pada
keluarga dan persetujuan tidak akan membagi masalah pada orang yang bukan amggota
keluarga.

Perbedaan bahasa juga dapat merintangi komunikasi dan hubungan. Ketika perawat
melakukan perawatan pada klien yang berbicara dalam bahasa yang berbeda, mungkin
diperlukan seorang penarjemah. Perawat dapat mempelajari kata kunci seperti air, sakit, atau
kamar mandi untuk meyakinkan bahwa kebutuhan dasar pasien dikaji dan dipahami.

1. f.        JENDER
Perbedaan janis kelamin mempengaruhi proses komunikasi. Pria dan wanita memiliki gaya
komunikasi yang berbeda dan satu sama lain aling mempengaruhi proses komunikasi secara
unik. Tannen (1990) mendiskusikan gaya komunikasi yang berbeda bagi prai dan wanita.
Sejak usia 3 tahun, anak perempuan bermain dengan teman baiknya atau dalam kelompok
bermain kecil dan menggunakan bahasa untuk mencari konfirmasi, meminimalkan
perbedaan, dan menetapkan atau menguatkan keintiman. Sebaliknya anak laki-laki,
menggunakan bahasa untuk menetapkan kebebasab dan menegosiasikan aktivitas status
dalam kelompok yang besar, meskipun ketika mereka ingin berteman, mereka umumnya
melakukannya dengan adu otot. Ketika dewasa, pria dan wanita memiliki kesan yang sama
sekali berbeda mengenai perbincangan yang sama. Tannen (1990) menyatakan bahwa friksi
antar kedua jenis kelamin bangkit karena pria dan wanita tumbuh dalam budaya yang secara
esensial berbeda, maka akibatnya percakapan diantara mereka mengalami lintas kultural.
Pendekatan ini berbeda dari teori perbedaan dominasi bahwa justru menekankan pada pola
wanita predominan untuk mencari hubungan dan persahabatan dengan yang lain dan pola
predominan pria untuk menyelesaikan tugas dan mencari kebebasan serta status. Meskipun
pendekatan seperti ini tidak menjelaskan seluruh masalah yang muncul dalam hubungan
antara pria dan wanita, namun dapat menjelaskan ketidakpuasan tanpa menyalahkan dan
tanpa menghancurkan hubungan.

Tentu saja perawat perlu mewaspadai perbedaan ini ketika bekerja dengan klien atau dengan
anggota tim kesehatan lainnya yang berlawan jenis. Aktif menyimak dan mencari kejelasan
akan membantu mencegah salah persepsi dan salah paham (Ebersole dan Hess, 1994).

1. g.       PENGETAHUAN

Komunikasi dapat menjadi sulit ketika orang yang berkomunikasi memiliki tingkat
pengetahuan yang berbeda. Pesan akan menjadi tidak jelas ketika kata-kata dan ungkapan
yang digunakan tidak dikenal oleh pendengar. “insisi hampir sembuh tanpa ada cairan
abnormal” sama artinya dengan “insisi bersih dan akan segera sembuh”. Dalam hal ini
perkataan yang kedua akan lebih dipahami oleh pasien.

Perawat berkomunikasi dengan klien dan profesional yang memiliki tingkat pengetahuan
yang berbeda. Bahasa yang umum digunakan adalah esensial ketika berkomunikasi dengan
tingkat pengetahuan yang berbeda. Perawat mengkaji pengetahuan klien dengan mencatat
respon mereka atas pertanyaan, kemampuan untuk mendiskusikan masalah kesehatan, dan
pertanyaan yang mereka tanyakan. Setelah pengkajian, perawat menggunakan terminologi
dan ungkapan yang dipahami klien untuk meningkatkan perhatian dan minat.

1. h.      PERAN DAN HUBUNGAN

Individu berkomunikasi dalam tatanan yang tepat menurut hubungan dan peran
mereka.Pelajar  menggunakan cara bicara yang berbeda ketika mereka bicara dengan teman
atau dengan instruktur,dokter atau rohaniawan.Kata-kata,ekspresi wajah,nada suara,dan
gerakan tubuh bergantung pada bagaimana orang tersebut menerima komunikasi.

Perawat mungkin merasa nyaman ketika berkomunikasi dengan teman sejawat,bercanda


mengenai kejadian sehari-hari dan berbagi cerita yang menyenangkan.Namun komunikasi
dengan klien yang memasuki klinik untuk pertama kalinya membutuhkan peran yang
berbeda.Dengan mengantisipasi keprihatinan,perawat menunjukan rasa hormat dengan
menggunakan nama keluarga klien dan menghindari humor sampai mereka dapat menetukan
reaksi pasien terhadapnya.Klien mungkin lebih mencari dukungan daripada cerita
lucu.Kemudian,ketika hubungan antara perawat dan klien semakin kuat,percakapan sehari-
hari dan memanggil klien dengan nama depan mungkin dapat dilakukan,teapi hanya atas
persetujuan klien (Wootsen,1993).

Seseorang akan merasa lebih nyaman ketika menunjukan ide untuk individu yang dapat
mengembangkan hubungan yang positif dan memuaskan.Ketika hubungan antara perawat
dan klien berkembang,perawat dan klien akan memiliki rasa percaya diri dalam
menghubungkan ide dengan perasaan.Komunikasi akan menjadi lebih efektif ketika masing-
masing pihak tetap waspada tentang peran mereka dalam suatu hubungan.Perawat harus
menghindari penggunaan terminologi seperti,‘’sayang’’ atau ‘’manis’’ ketika memanggil
klien manapun.Ungkapan seperti ini dapat diinterpretasikan tidak tepat dan ofensif oleh
pasien.

1. i.        LINGKUNGAN

Orang cenderung dapat berkomunikasi dengan lebih baik dalam lingkungan yang
nyaman.Ruangan yang hangat,bebas dari kebisingan dan gangguan adalah yang
terbaik.Kebisingan dan kurangnya kebebasan seseorang dapat mengakibatkan
kebingungan,ketegangan atau ketidak nyamanan.Misalnya,klien yang takut pada diagnosa
kanker akan keberatan untuk mendiskusikan penyakitnya dalam ruangantunggu yang sibuk
dan penuh sesak.Gangguan lingkungan dapat mengganggu pesan yang dikirimkan antara dua
orang.

Perawat memiliki semacam kontrol ketika memilih lingkungan untuk melakukan komunikasi
dengan klien.Kantor atau ruang duduk yang tenang sangat ideal.Ketika klien dikunjungi
dirumah,kamar tidur atau ruang baca mungkin yang terbaik.

Dalam lingkungan perawatan kesehatan sekarang ini,seringkali tidak ada waktu untuk
dihabiskan bersama klien.Dalam pengaturan keperawatan akut,perawat harus mempelajari
bagaimana menggunakan waktu dengan klien secara bijak karena waktu rawat inap dirumah
sakit yang pendek.

Usaha perawat untuk memberikan informasi tidak boleh dihalangi oleh distraksi
lingkungan.Komunikasi harus tepat dan relevan,berdasarkan pada rencana pasien untuk
perawatan.Proses komunikasi ini terus berlanjut ketika pasien memasuki fase pasca rawat
inap.Klien kerap kali dipindahkan ke lingkungan yang bervariasi.Komunikasi harus terus
berlanjut pada lingkungan yang bervariasi ini,seperti unit perawat yang terlatih di
rumah.Metode yang kreatif seperti interaksi telepon atau referensi fax komputer umumnya
muncul sebagai fasilitator proses komunikasi dalam lingkungan perawatan kesehatan yang
terus berubah dewasa ini.

1. j.        RUANG DAN TERITORIAL

Teritorial menetapkan makna dari hak seseorang pada suatu area dan sekitarnya.Teritorial
sangat penting karena membuat seseorang memiliki identitas,keamanan dan kontrol.Dengan
kata lain,seseorang merasa terancam ketika orang lain memasuki teritorialnya karena hal
tersebut mengganggu homeostatis psikologis,menimbulkan kecemasan,dan menyebabkan
munculnya perasaan kehilangan kontrol.Dalam teks klasik,Hall (1969) mengemukan istilah
proksemik yang artinya penggunaan ruang dalam hubungan inerpersonal atau jarak antar
komunikator.Dalam interaksi sosial,orang secara sadar mempertahankan jarak antar-mereka
sendiri.Ruang pribadi adalah ‘’gelembung’’yang tidak tampak dan dapat berpindah,mengikuti
orang tersebut.Teritorial dapat dipisahkan dan menjadi tampak bagi orang lain,seperti
halaman yang berpagar,handuk dipantai,atau tempat tidur dirumah sakit.

1. D.     KOMUNIKASI MASSA

Joseph A.Devito mendefinisikan komunikasi massa sebagai berikut :

Pertama-tama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada khalayak


banyak, kepada pendengar dalam jumlah yang luar biasa besar. Pendengar yang dimaksud di
sini bukan semua atau setiap orang yang membaca atau menonton televisi, melainkan jumlah
penonton yang besar dan umumnya agak sulit di definisikan. Kedua, komunikasi massa
adalah komunikasi yang di perantai oleh alat pentransmisi audio dan atau visual. Bentuk
komuniksi massa yang kemungkinana paling mudah dan paling logis adalah : televisi, radio,
surat kabar, majalah, buku, film, dan kaset.

Selanjutnya, mengacu pada pemahaman komunikasi menurut Werner I. Severin dan James
W. Tankard Jr., komunikasi diartikan sebagai berikut :

Komunikasi massa sebagian merupakan keterampilan, sebagian seni, dan sebagian lagi ilmu
pengetahuan. Dikatakan suatu keterampilan karena komunikasi ini melibatkan teknik dasar
tertentu yang dapat di pelajari, misalnya, memfokuskan kamera televisi, mengoprasikan tape
recorder , atau melakukan pencatatan pada suatu wawancara. Dalam pengertian sebagai seni,
komunikasi ini menciptakan tantangan, missal, menulis skrip untuk program televise,
mengembangkan suatu tata ruang yang estetis untuk majalah dan atau mengusulkan suatu
lead yang menarik perhatian untuk isi berita. Komunikasi merupakan suatu ilmu pengetahuan
dalam arti bahwa ada prinsip tertentu yang terlibat, yang memungkinkan komunikasi
berlangsung, dan dapat di verifikasi serta digunakan untuk mengupayakan sesuatu menjadi
lebih baik.

Berdasarkan pemahaman diatas, komunikasi massa sesungguhnya merupakan komunikasi


media massa. Komunikasi massa merupakan komunikasi  yang memiliki ciri-ciri, yaitu
berlangsung satu arah, media komunikasi massa menimbulkan keserempakan, dan
komunikan komunikasi massa bersifat heterogen.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Hubungan perawat – klien adalah pengalaman belajar bersama dan pengalaman
perbaikan emosi klien. Dalam hal ini perawat memakai dirinya secara terapeutik dengan
menggunakan berbagai teknik komunikasi terutama komunikasi dalam konteks antar
individu, kelompok, masyarakat maupun organisasi agar perilaku klien berubah ke arah yang
positif secara optimal. Agar perawat dapat berperan efektif dan terapeutik, ia harus
menganalisa dirinya dari kesadaran diri, klarifikasi nilai, perasaan dan mampu menjadi model
yang bertanggungjawab. Seluruh perilaku dan pesan yang disampaikan perawat (verbal atau
non verbal) hendaknya bertujuan terapeutik untuk klien.
Analisa hubungan intim yang terapeutik perlu dilakukan untuk evaluasi
perkembangan hubungan dan menentukan teknik dan keterampilan yang tepat dalam setiap
tahap untuk mengatasi masalah klien dengan prinsip di sini dan saat ini (here and now).
Rasa aman merupakan hal utama yang harus diberikan pada anak agar anak bebas
mengemukakan perasaannya tanpa kritik dan hukuman.
2. Saran
Seorang perawat haruslah bisa mengekspresikan perasaan yang sebenarnya secara
spontan. Di samping itu perawat juga harus mampu menghargai klien dengan menerima klien
apa adanya. Menghargai dapat dikomunikasikan melalui duduk bersama klien yang
menangis,minta maaf atas hal yang tidak disukai klien,dan menerima permintaan klien untuk
tidak menanyakan pengalaman tertentu . Memberi alternatif ide untuk pemecahan masalah.
Tepat dipakai pada fase kerja dan tidak tepat pada fase awal hubungan dengan klien,terutama
pada pasien kronis yang klien itu sendiri sudah tidak merasa hidupnya berguna lagi.

Perawat perlu menganalisa teknik komunikasi yang tepat setiapkali ia berhubungan


dengan klien. Melalui komunikasi verbal dapat diungkapkan informasi yang akurat tetapi
aspek emosi dan perasaan tidak dapat diungkapkan seluruhnya secara verbal. Dengan
mengerti proses komunikasi dan menguasai berbagai keterampilan berkomunikasi,
diharapkan perawat dapat memakai dirinya secara utuh (verbal dan non verbal) untuk
memberi efek terapeutik kepada klien.

DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, Hery. 1994. Komunikasi Untuk Perawat. Jakarta: EGC


Hubungan Perawat - Klien , Budiana Keliat ,S.Kep.
Potter & Perry (2005). Fundamental keperawatan, Edisi 5 . Jakarta : EGC
Roger B. Ellis-Robert J. Gates-Neil Kenworthy. 1999. Komunikasi Interpersonal Dalam
Keperawatan. Jakarta: EGC
http://www.scribd.com/doc/45819001/Pengertian-Komunikasi-Keperawatan

Prof. Dr. Alo Liliweri, M.S. 2007. Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
https://wulanmaulina.wordpress.com/2014/03/18/konsep-komunikasi-keperawatan/

Anda mungkin juga menyukai