Proses pembuatan sebuah video menjadi film tak terlepas dari peran penting transisi
video. Transisi sendiri memiliki arti peralihan dari satu keadaan, kondisi, ke tempat, wilayah
kondisi lainnya.
Transisi pada video merupakan hal yang sangat penting untuk memperhalus Perpindahan
frame dari video 1 ke video 2. Menurut ilmunesia.com transisi video adalah efek yang terdapat
diantara dua video atau lebih yang telah diberikan sebuah efek.
Banyak pengguna software editing seperti sony vegas pro, adobe premiere dan lain – lain
sering menggunakan transisi pada video namun banyak pula yang belum memahami proses kerja
sebuah transisi pada video. Transisi pada sebuah software merupakan rahasia sebuah perusahaan
dan tidak dipublikasikan proses pembuatannya, oleh sebab itu penulis ingin menjelaskan cara
kerja sebuah transisi pada video untuk memperhalus perpindahanan sebuah video dari video satu
Tujuan dari penelitian ini adalah membuat sebuah implementasi algoritma progressive
1. Algoritma Progresif scaling ini dapat diterapkan pada operasi transisi video
Mengacu pada permasalahan yang ada, maka perumusan masalah adalah sebagai berikut :
1.6 Hipotesis
Transisi yang dirancang dapat berjalan dengan perekaman video 30 fps menggunakan
Citra diambil dengan menggunakan kamera DSLR. Data yang diambil akan dipecahkan
menjadi citra gambar dan akan dirubah ukuran pixelnya dari ukuran normal menjadi
ukuran kecil dan dari ukuran kecil kembali menjadi ukuran normal setelah itu akan
PENDAHULUAN
BAB III
Berisikan tentang rancangan pembuatan transisi zoom – in dan zoom – out menggunakan
BAB IV
Berisikan hasil pembuatan transisi zoom – in dan zoom out video dengan menerapkan
BAB V
Berisikan Kesimpulan dari hasil pembuatan transisi zoom – in dan zoom – out pada video
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisikan pengertian Citra, Pengertian Pixel, Pengertian Algoritma, Pengertian
Transisi, Pengertian Transisi Video, Pengertian Transformasi Citra, Proses Pengextrackan Video,
Pengertian Video,
Pengolahan citra merupakan sebuah teknik pemrosesan citra atau gambar oleh sebuah komputer.
Menurut Efford (2000), pengolahan citra atau image processing merupakan sebuah istilah umum
yang digunakan untuk memanipulasi dan memodifikasi citra dengan menggunakan berbagai
cara.
Secara garis besar pengolahan citra merupakan proses perbaikan kualitas citra agar lebih mudah
di interpretasikan oleh manusia atau komputer. Terdapat beberapa contoh proses dalam
pengolahan citra, seperti perbaikan kualitas citra (image enchancement), pemugaran citra (image
analisis citra (image analysis), dan rekontruksi citra (image recontruction). Proses-proses ini
pola, penginderaan jarak jauh melalui satelit, ataupun machine vision. Pada pengenalan pola,
pengolahan citra akan memisahkan antara objek dengan background nya, dan selanjutnya objek
yang telah didapatkan akan di klasifikasikan. Sebagai contoh binatang di dalam air dapat
diklasifikasikan sebagai ikan kecil, cumi-cumi, gurita, ikan besar ataupun benda bergerak
lainnya.
Pixel atau picture element adalah sebuah titik yang merupakan elemen dasar paling kecil dari
sebuah citra satelit. Angka numerik (1 byte) dari pixel disebut digital number atau DN. DN bisa
ditampilkan dalam warna kelabu berkisar antara putih dan hitam tergantung dari level energi
yang terekam. Pixel yang disusun dalam order yang benar akan membentuk sebuah citra.
Kebanyakan citra satelit yang belum diproses akan disimpan dalam bentuk gray scale. yang
merupakan warna skala dari hitam ke putih dengan derajat keabuan yang bervariasi. Untuk citra
dimiliki contohnya untuk Landsat 7, masing-masing pixel punya 7 DN dari 7 band yang dimiliki.
Citra bisa ditampilkan untuk masing-masing band dalam bentuk hitam dan putih maupun
Apa yang dimaksud dengan algoritma (algorithm)? Dalam ilmu komputer dan
diikuti dalam perhitungan atau operasi pemecahan masalah lainnya, terutama oleh komputer.
Dengan kata lain, semua susunan logis yang diurutkan berdasarkan sistematika tertentu dan
Algoritma digunakan untuk melakukan penghitungan, penalaran otomatis, serta mengolah data
pada komputer dengan menggunakan software. Dalam algoritma terdapat rangkaian terbatas dari
beberapa intruksi untuk menghitung suatu fungsi yang jika dieksekusi dan diproses akan
menghasilkan output, lalu berhenti pada kondisi akhir yang sudah ditentukan.
Pengertian transisi adalah peralihan dari satu keadaan, tindakan, kondisi, tempat, dan sebagainya
ke keadaan, tindakan, kondisi, atau tempat yang lain. Definisi transisi adalah masa pergantian
diantara dua video atau lebih yang telah diberikan sebuah efek.
dibagi menjadi 2 :
Transformasi piksel masih bermain di ruang/domain yang sama (domain spasial), hanya posisi
piksel yang kadang diubah. Contoh: rotasi, translasi, scaling, invers, shear, dll.
Transformasi ruang merupakan proses perubahan citra dari suatu ruang/domain ke
ruang/domain lainnya, contoh: dari ruang spasial ke ruang frekuensi. Jenis-jenis transformasi
Video pada contoh berikut ini berdurasi 20 detik dengan frame rate sebesar 30 per detik sehingga
Format video yang dapat dibaca oleh Matlab antara lain .avi, .mpg, dan .mp4.
Maka hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, video merupakan rekaman gambar hidup atau program
televisi untuk ditayangkan lewat pesawat televisi, atau dengan kata lain video merupakan
tayangan gambar bergerak yang disertai dengan suara. Video sebenarnya berasal dari bahasa
Latin, video-vidivisum yang artinya melihat (mempunyai daya penglihatan); dapat melihat.
Media video merupakan salah satu jenis media audio visual. Media audio visual adalah media
menyimak. Media ini dapat menambah minat siswa dalam belajar karena siswa dapat menyimak
Azhar Arsyad (2011 : 49) menyatakan bahwa video merupakan gambar - gambar dalam frame,
di mana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada
layar terlihat gambar hidup. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa video merupakan
salah satu jenis media audio-visual yang dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak
bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Kemampuan video melukiskan
gambar hidup dan suara memberikan daya tarik tersendiri. Video dapat menyajikan informasi,
Dalam bab ini berisikan ,Gambaran Kerja Transisi, Flowchart Rancangan Transisi, Metode
Transisi memiliki arti yaitu perpindahan dari video satu ke video dua yang telah
diberikan sebuah effect visual untuk memperhalus gambar sehingga penonton dapat menikmati
film tanpa harus kaget pada setiap perpindahan scene. oleh sebab itu penulis akan membuat
sebuah transisi yaitu transisi zoom – in dan zoom – out dengan menggunakan algoritma
progressive scaling.
Progressive sendiri memiliki arti yaitu sebuah pergerakan maju kedepan atau mundur
Objek yang digunakan penulis adalah dua buah video dengan durasi masing – masing
video satu menit dan proses perekaman video menggunakan 30 frame per second. Setelah itu
video akan diextrack menjadi citra gambar frame per frame. Hasil dari pengextrackan tersebut
yang sudah menjadi citra gambar dengan ukuran resolusi sebesar 1920 x 1080 akan descaling
membentuk transisi zoom – in dan menambahkan resolusi sebesar 20 x 20 untuk transisi zoom –
out. Proses penambahan dan pengurangan jumlah resolusi pada citra hanya terjadi pada bagian
atas dan sisi kiri citra. Video yang sudah descaling ukurannya akan digabungkan kembali dan
akan membentuk sebuah video berdurasi dua detik yang berisikan potongan – potongan citra
Dalam perancangan transisi zoom – in dan zoom – out video penulis membutuhkan sebuah
flowchart untuk menguraikan secara berkala mulai dari proses penginputan video, pengextrackan
video menjadi frame per frame sampai pada proses penggabungan 2 video.
Mulai
Pengambilan frame
video 1
n = 30 fps / 1 detik
1 2 3 4
Pengambilan frame
video 2
n = 30 fps / 2 second
F1 = p 1920 x 1080
+ 600 x 600 F2 = p 1920 x 1080 F3 = p 1920 x 1080
620 + 620 F4 = p 1920 x 1080
640 + 640 = 1360 x
= 1320 x 480 – 640 = 1380 x 540
= 1340 x 500 520
Selesai
Keterangan :
F = frame.
p = resolusi
Proses awal yaitu dengan mulai mengambil video 1, selanjutnya proses pengextrackan citra
gambar pada video sehingga menjadi 30 citra dengan ukuran resolusi sebesar 1920 x 1080 dan
akan dirubah ukurannya dari ukuran 1920 x 1080 menjadi 1900 x 1060 dan seterusnya.
Tahap selanjutnya yaitu dengan pengextrackan video ke 2 menjadi 30 frame dan akan
discaling ukurannya dari ukuran terakhir transisi zoom – in kembali menjadi ukuran normal yaitu
1920 x 1080. Setelah itu menggabungkan 2 buah video tersebut untuk membentuk sebuah
Scaling citra atau Operasi penskalaan dimaksudkan untuk memperbesar zoom-in atau
memperkecil zoom-out citra. Hal ini dapat dilakukan dengan mengintroduksi parameter skala,
baik ke arah horisontal x maupun vertikal y. Skala yang bernilai lebih dari 1 akan memperbesar
citra asli, sedangkan jika bernilai kurang dari 1 akan memperkecil citra. Apabila aspect ratio
perbandingan antara tinggi dan lebar citra hendak dipertahankan, maka dipilih Operasi
Operator skala melakukan transformasi geometris yang dapat digunakan untuk mengecilkan
atau memperbesar ukuran gambar (atau bagian dari suatu gambar). Pengurangan gambar,
umumnya dikenal sebagai subsampling, dilakukan dengan penggantian (dari sekelompok nilai
piksel dengan satu nilai piksel yang dipilih secara sewenang-wenang dari dalam kelompok ini)
atau dengan menyisipkan di antara nilai-nilai piksel di lingkungan lokal. Zoom gambar dicapai
dengan replikasi piksel atau dengan interpolasi. Penskalaan digunakan untuk mengubah tampilan
visual suatu gambar, untuk mengubah kuantitas informasi yang disimpan dalam representasi
adegan, atau sebagai preprocessor tingkat rendah dalam rantai pemrosesan gambar multi-tahap
Zoom-in : Zoom-out :
x1 = x1-n + p x2 = x1-n - p
W1 = W – p W1 = W + p
y1 = y1-n + p y1 = y1-n - p
H1 = H – p H1 = H + p
Keterangan :
p = nilai resolusi 20
Video yang telah direkam dengan menggunakan 30 fps selama 2 detik akan di extrack frame per
Video 1
Hasil pengextrackan video 30 fps
Video 30 Fps
Citra dengan ukuran resolusi 1920 x 1080 akan dipotong ukuran resolusinya dengan
menambahkan jumlah resolusi sebanyak 20 x 20 dan pada frame berikutnya akan terjadi proses
pengulangan yaitu dengan menambahkan citra sebanyak 40 x 40 dan seterusnya, maka akan
terjadi proses pemotongan pada citra sehingga akan membentuk citra dengan ukuran resolusi
yang baru. Proses penambahan hanya dengan menambahkan resolusi pada bagian atas dan kiri
citra gambar.
r 20
Ukuran resolusi dari 1920 x 1080 akan ditambahakan resolusinya untuk mendapatkan nilai x,y
yaitu dengan menambahkan jumlah resolusi sebanyak 20 x 20 maka ukuran citra akan semakin
besar, dari situ akan terjadi proses cropping dan membentuk citra dengan ukuran baru yaitu 1900
x 1060.
Diimplemnetasikan dalam rumus sebagai berikut :
x1 = 20
1920 – 20 = 1900
y1 = 20
1080 + 20 = 1060
r 40
Ukuran resolusi dari 1920 x 1080 akan ditambahakan resolusinya umtuk mendapatkan nilai x,y
yaitu dengan menambahkan jumlah resolusi sebanyak 40 x 40 maka ukuran citra akan semakin
besar, dari situ akan terjadi proses cropping dan membentuk citra dengan ukuran baru yaitu 1880
x 1040.
1920 – 40 = 1880
y1 = 40
1080 + 40 = 1040
r 60
r 60 r 1920 x 1080
1860 x 1020
Ukuran resolusi dari 1920 x 1080 akan ditambahakan resolusinya umtuk mendapatkan nilai x,y
yaitu dengan menambahkan jumlah resolusi sebanyak 60 x 60 maka ukuran citra akan semakin
besar, dari situ akan terjadi proses cropping dan membentuk citra dengan ukuran baru yaitu 1860
x 1020.
x1 = 60
1920 – 60 = 1860
y1 = 60
1080 + 60 = 1020
r 80
r 80 r 1920 x 1080
1080 x 1000
Ukuran resolusi dari 1920 x 1080 akan ditambahakan resolusinya umtuk mendapatkan nilai x,y
yaitu dengan menambahkan jumlah resolusi sebanyak 80 x 80 maka ukuran citra akan semakin
besar, dari situ akan terjadi proses cropping dan membentuk citra dengan ukuran baru yaitu1080
x 1000.
x1 = 80
1920 – 80 = 1080
y1 = 80
1080 + 80 = 1000
p 20
dengan mengurangi jumlah resolusi sebanyak 20 x 20 dari ukuran terakhir zoom – in maka
ukuran citra akan semakin besar, dari situ akan terjadi proses penambahan resolusi dan
X2 = 20
1320 + 20 = 1340
y1 = 20
480 + 20 = 500
r 40
Ukuran resolusi dari 1320 x 480 akan dikurangi resolusinya untuk mendapatkan nilai x,y yaitu
dengan mengurangi jumlah resolusi sebanyak 40 x 40 dari ukuran terakhir zoom – in maka
ukuran citra akan semakin besar, dari situ akan terjadi proses penambahan resolusi dan
X2 = 40
1320 + 40 = 1340
y1 = 40
480 + 40 = 500
r 60
Ukuran resolusi dari 1320 x 480 akan dikurangi resolusinya untuk mendapatkan nilai x,y yaitu
dengan mengurangi jumlah resolusi sebanyak 60 x 60 dari ukuran terakhir zoom – in maka
ukuran citra akan semakin besar, dari situ akan terjadi proses penambahan resolusi dan
X2 = 60
1320 + 60 = 1440
y1 = 60
480 + 60 = 540
r 80
Ukuran resolusi dari 1320 x 480 akan dikurangi resolusinya untuk mendapatkan nilai x,y yaitu
dengan mengurangi jumlah resolusi sebanyak 80 x 80 dari ukuran terakhir zoom – in maka
ukuran citra akan semakin besar, dari situ akan terjadi proses penambahan resolusi dan
X2 = 80
1320 + 80 = 1400
y1 = 80
480 + 80 = 560
50
B(40,40)
40
30
20 A(20,20)
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
A (20,20) C (60,60)
B (40,40) D (80,80)
Titik koordinat pada citra ke 1 ada pada titik A yaitu (20,20), citra ke 2 ada pada titik B (40,40),
citra ke 3 ada pada titik C (60,60) dan citra ke 4 ada pada titik D (80,80).
Titik koordinat ini bertujuan untuk mengetahui awal mulai transisi zoom – in pada video.
Untuk mengetahui titik awal dari proses transisi zoom – out debagai nilai x dan y, penulis
Berikut ini adalah rancangan garis koordinat cartesius transisi zoom – out
70
B (60,60)
60
50
40 C (40,40)
30
20
D (20,20)
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Titik koordinat pada citra ke 1 zoom – out ada pada titik A yaitu (80,80), citra ke 2 ada pada titik
B (60,60), citra ke 3 ada pada titik C (40,40) dan citra ke 4 ada pada titik D (20,20).
Video 1 Video 2
Hasil dari pengextrackan video menjadi citra gambar frame perframe yang sudah di scaling
ukurannya menggunakan rumus progressive scaling akan digabungkan dan akan menjadi satu
video yang berdurasi dua detik dengan ukuran resolusi yang berbeda – beda. Pada video satu
video akan menjadi normal ke kecil dan video 2 dari kecil kembali menjadi normal seperti yang
detik ke dalam film, untuk itu penulis membuat sebuah film dengan judul
Alat,yang akan digunakan dalam proses perkaman video, Storyboard, actor, soundtrack,
Dalam proses pembuatan transisi penulis membutukan alat untuk proses perekaman video
sehingga video – video tersebut akan dipisahkan antara secene satu dan scene berikutnya,
1 Unit laptop Lenovo ideapad 110 digunakan sebagai alat untuk proses pengeditan video.
1 Unit memory card MMC 16gb sebagai ruang penyimpanan file hasil rekaman video.
2 Buah tripod sebagai alat untuk meletakan kamera supaya hasil video tidak ada tremor.
4 Unit lighting sebagai pencahayaan dalam proses perekaman.
3.4.3 Storyboard
Menurut Luther pengertian storyboard adalah deskripsi pada setiap scene yang bertujujuan untuk
Menurut Halas, pengertian storyboard adalah rangkaian gambar yang dibuat secara manual untuk
Storyboard berfungsi sebagai media untuk menyampaikan ide atau gagasan kepada orang lain
dalam bentuk gambar. Di dalam storyboard terdapat informasi penunjang seperti, pesan teks
1. Memberikan penjelasan tentang alur cerita beradasarkan gambaran besar, mulai dari awal
3. Fungsi storyboard yang paling penting adalah memudahkan dalam membuat dan memahami
1. Untuk memudahkan dan mempercepat proses pembuatan film, baik itu film pendek maupun
2. Untuk memudahkan orang lain untuk memahami alur dan isi dari cerita yang ingin
disampaikan.
5. Memandu tim yang terlibat dalam pembuatan film/ video (sutradara, aktor, dan crew)
Berikut ini adalah tampilan storyboard pembutan film “Doa dan Firasat”.
STORYBOARD
ACTOR
Actor pertama :
Actor kedua :
Figuran 1 :
Figuran 2 :
teknik close-up
Actor ke 2 membisikan pengambilan
kecil.
actor pertama mulai pengambilan
yang berbisik
berdoa
figuran 1 (salah satu Shot dari depan
yang sedang
dipikirkan”?
Actor pertama mulai Shot pada wajah
menjawab dengan
wajah senum
bercampur cemas.
Wajah actor pertama Shot pada wajah
beres”
dari teman
Actor 1 sedang Shot dari
(orang bernyanyi) “
na..na…na..na.. sambil
tertawa”
Actor pertama kaget Shot wajah actor Instrument horror
percakapan close-up
Muncul penampakan Shot dari bagian Instrument horror
menggunakan
teknik close-up
Actor pertama mulai Shot dari depan Instrument horror
leher
Actor kedua muncul Shot dari depan Instrument horror
langsung kamera
bergerak sedikit
menggunakan
teknik panning
Actor pertama berdiri Shot dari depan Instrument horror
disana
Actor pertama Shot dari depan Instrument horror
teknik medium
shot
kamar
menggunakan
teknik normal
shot
Actor pertama melepas Shot dari bagian
sambil mengibaskan
atas
Actor pertama Shot dari depan Instrument horror
penampakan di
belakang
Actor pertama bangun Normal shot dari
ketakutan
Actor pertama
dan gugup
actor 1 berterbangan
Actor pertama Shot dari depan Sound effect
mendapat
begadang sampai pagi menggunakan game mobile
informasi dari
dan sedang bermain teknik normal legend
ambon kalau
game dengan teman shot, shot actor
tante dari actor
(figuran 2) pertama dengan
pertama
teman yang
meninggal sedang bermain
dunia game
Tepat jam 6 pagi actor Shot handphone Nada dering
dan close-up
pada handphone
Actor pertama Shot dari Suara menangis
close-up
Actor pertama Shot dari
mengangkat
Alkitab dan
Rosario
Actor pertama yang Shot dari
menggunakan
teknik normal
shot
Tampilan foto Tampilan foto tante Tampilan foto
Rumlus
TRANSISI ZOOM IN – ZOOM OUT 3
menggunakan sunshine”
algoritma yang
digunakan adalah
Progessive
Scalling
Credit tittle nama Instrument music
menampilkan ucapan
terima kasih.