Anda di halaman 1dari 18

Pendekatan Pembelajaran, Metode Evaluasi, Pengembangan

Pendidikan dalam Islam.

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas mata kuliah

“Ilmu Pendidikan Islam”

Dosen pengampu :

Dr Afiful Ikhwan, M.Pd.I

Di susun oleh :
Ikka Widya Kusuma Ningrum
17112119
Yusuf Hamdani
17112084

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
TAHUN 2018
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................ i
Daftar Isi...................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah...................................................... 1
B.       Rumusan Masalah................................................................ 2
C.       Tujuan.................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A.      Pendekatan Pembelajaran dalam pendidikan Islam............ 3
B.     Metode Pendidikan Islam..................................................... 5
C.     Evaluasi Pendidikan Islam................................................... 10
D.    Pengembangan Pendidikan Islam........................................ 13   
BAB III PENUTUP
Kesimpulan.................................................................................. 15
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, atas anugerah hidup dan kesehatan, serta petunjuk-Nya sehingga
saya diberikan kemampuan dan kemudahan dalam menyusun Makalah Kalimat.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dan untuk
menambah wawasan tentang membaca permulaan.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyusun makalah langkah-langkah, contoh, dan bentuk penilaian dalam membaca
permulaan., antara lain:
1. Dr. H. Sulton, M.Si selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Ponorogo
2. Dr Afiful Ikhwan, M.Pd.I selaku dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan
dan pengarahan dalam menyelesaikan Makalah Kalimat.
3. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu saya memperoleh beberapa
informasi untuk melengkapi makalah ini sebaik mungkin.
Di dalam Makalah kalimat ini, saya selaku penyusun hanya bisa menjelaskan
langkah-langkah, contoh, dan bentuk penilaian membaca permulaian.
Saya menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman saya tentang istilah
aqidah dan akhlak menjadikan keterbatasan saya untuk memberikan penjabaran yang lebih
dalam makalah langkah-langkah, contoh, dan bentuk penilaian dalam membaca permulaan,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya
harapkan demi kesempurnaan makalah langkah-langkah, contoh, dan bentuk penilaian dalam
membaca permulaan.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Ponorogo, 2 Oktober 2018

(PENYUSUN)
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam sejarah umat manusia, hampir tidak ada kelompok manusia yang tidak
menggunakan Pendidikan sebagai alat pembudayaan dan peningkatan kualitas hidunya.
Pendidikan dibutuhkan manusia untuk menyiapkan masa depan.
Sering dengan perkembangan zaman, ilmu pendidikan terus mengalami perubahan
yang sinifikan dan dinamis dalam berbagai hal ilmu pendidikan sangat berpengaruh sekali
dalam menghasilkan sesuatu. Bagi seorang guru ilmu pendidikan sangat perlu dimiliki dan
dikuasai karena guru sebagai sarana utama untuk tersampainya suatu ilmu kepada seorang
peserta didik.
Dalam ilmu pendidikan ada berbagai metode, prinsip, ruang lingkup, dan lain
sebagainya tetapi yang lebih penting yaitu sebelum sorang pendidik mentransfer ilmunya
kepada perserta didik ini haruslah terlebih dahulu mengerti apa itu pengertian dari ilmu
pendidikan itu serta ruang lingkup pendidikan supaya seorang pendidik ketika
menyampaikan sebuah ilmu ilmu bisa maksimal dan profesional. 
Sebuah bangsa, kualitas Pendidikan yang dimiliki oleh sebuah bangsa memiliki
hubungan yang signifikan dengan rekayasabangsa tersebut dimasa mendatang. Dapat pula
dikatakan bahwa Pendidikan menjadi sarana terbaik untuk menciptakan sebuah generasi
yang tidak kehilangan ikatan dengan tradisi mereka sendiri, tapi juga sekaligus tidak
menjadi bodoh secara intelektual atau terbelakang atau tidak menyadari adanya
perkembangan-perkembangan disetiap cabang pengetahuan manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Pendekatan pembelajaran dalam pendidikan Islam.
2. Metode pendidikan dalam Islam.
3. Evaluasi pendidikan dalam Islam.
4. Pengembangan pendidikan dalam Islam
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pendekatan pendidikan dalam Islam.
2. Untuk mengetahuimetode pendidikan dalam Islam.
3. Untuk mengetahuievaluasi pendidikan dalam Islam.
4. Untuk mengetahui pengembangan pendidikan dalam Islam.
BAB II
PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan sebuah hal yang sulit dipisahkan dari keseharian umat
manusia. Sebab membincangkan pendidikan, ini sekaligus berarti membincangkan hidup atau
kehidupan manusia. Atau sebaliknya, membicarakan kehidupan manusia berarti harus
mempersoalkan masalah pendidikan.sebab pendidikan dalam pengertianya yang luas
berlangsung sepanjang kehidupan seorang manusia.

Manusia mencoba mendidik diri dan ssamanya dengan sasaran


menumbuhkembangkan kesadaran akan makna dan hakikat kehidupan, sekaligus bukti
adanya kesadaran tentang pentingnya pendidikan. Pada konteks ini, aktivitas pendidikan
diorientasikan pada sejumplah materi yang disusun dan dididikkan dalam rangka pencerdasan
dan peningkatan kualitas hidup manusia. Kaitanya dengan ini, muncul sebuah disiplin ilmu
pengetahuan yang lazim dikenal dengan ilmu pendidikan. Sebagaimana kita makhlumi,
persoalan khas dari disiplin ilmu pendidikan adalah menumbuhkembangkan berbagai potensi
yang ada pada manusia sehingga mencapai kedewasaannya. Ilmu pendidikan demikian pula
ilmu pendidikan islam hendaknya dapat dibuktikan secara mendasar terutama terhadap
eksistensinya sebagai sejumplah disiplin ilmu. Berikut adalah pembahasan mengenai
pembelajaran dalam pendidikan islam :

A. Pendekatan pembelajaran dalam Pendidikan Islam


Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat
manusia. Karena Pendidikan berlangsung seumur hidup manusia, ia selalu berkembang,
dan selalu dihadapkan pada perubahan zaman. Untuk itu, mau tak mau pendidikan harus
didesain mengikuti irama perubahan, Pendidikan akan ketinggalan dengan lajunya
perkembangan zaman itu sendiri.
Pendidikan dari masyarakat misalnya, hendaknya dapat didesain mengikuti irama
perubahan dan kebutuhan masyarakat. Contohnya pada peradaban masyarakat agraris,
dimana Pendidikan dapat didisain menyesuaikan dengan irama perkembangan peradaban
masyarakat agraris dan kebutuhan masyarakat pada era tersebut. Begitu juga pada
peradaban masyarakat industrial dan informasi. Pendidikan mesti didesain mengikuti
irama perubahan dan kebutuhan masyarakat pada era industri dan informasi dan
seterusnya. Demikian siklusnya perkembangan Pendidikan yang semestinya
menyesuaikan dengan irama perubahan. Perubahan Pendidikan harus relevan dengan
perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat pada era tersebut, baik pada konsep, materi
dan kurikulum, proses, fungsi serta tujuan lembaga-lembaga pendidikan. Jika tidak
tentulah Pendidikan akan ketinggalan dari perubahan zaman yang begitu cepat.
Tujuan pendidikan ialah perubahan yang diinginkan, yang diusahakan dalam proses
pendidikan atau usaha pendidikan untuk mencapainya, baik pada tingkah laku individu
dari kehidupan pribadinya atau kehidupan masyarakatnya serta alam sekitar dimana
individu itu hidup atau pada proses pendidikan itu sendiri dan proses pengajaran sebagai
suatu kegiatan asasi dan sebagai proporsi diantara profesi asasi dalam masyarakat.1
Pendidikan memerlukan strategi yang menyangkut pada masalah bagaimana
melaksanakan proses pendidikan terhadap sasaran pendidikan dengan melihat situasi dan
kondisi yang ada, dan juga bagaimana agar dalam proses tersebut tidak terdapat hambatan
serta gangguan, baik internal maupun eksternal yang menyangkut kelembagaan atau
lingkungan sekitarnya. Istilah strategi biasanya berkaitan dengan taktik. Demikian pula
dalam Pendidikan islam, fungsi strategi pendidikan islam adalah agar tujuan pendidikan
islam dapat tercapai semaksimal mungkin. Untuk itu, seperti dikatakan Basuki dan Ulum,
dalam prosesnya, pendidikan Islam seharusnya diwarnai oleh kandungan-kandungan
dalam Al-Quran atau sunah Nabi saw.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dikemukakan pula bahwa pendidikan islam
dalam mengupayakan agar materi pendidikan dan pengajaran islam dapat diterima oleh
obyek pendidikan dengan menggunakan pendekatan yang bersifat multi approach2 yang
dalam pelaksanaannya meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Pendekatan Religius yang menitik beratkan kepada pandangan bahwa manusia adalah
makhluk yang berjiwa religious dengan bakat-bakat keagamaan.
2. Pendekatan Filosofis yang memandang bahwa manusia adalah makhluk rasional atau
homo rationale, sehingga segala sesuatu yang menyangkut pengembangannya
didasarkan pada sejauh mana kemampuan berpikirnya dapat dikembangkan sampai
pada titik maksimal perkembangannya.
3. Pendekatan Sosio-Kultural, yang bertumpu pada pandangan bahwa manusia adalah
makhluk bermasyarakat dan berkebudayaan sehingga dipandang sebagai “homo
sosialis” dan “homo legatus” dalam kehidupan bermasyarakat yang berkebudayaan.
Dengan demikian, pengaruh lingkungan masyarakat dan perkembangan kebudayaannya
sangat besar artinya bagi proses Pendidikan dan individunya.

1
H.M. Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam: JIlid 1, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 7.
2
Basuki Ulum (2007:141)
4. Pendekatan Scientific, dimana titik beratnya terletak pada pandangan bahwa manusia
memiliki kemampuan menciptakan (kognitif), berkemauan dan merasa (emosional atau
afektif). Pendidikan harus dapat mengembangkan kemampuan analitis dan reflektif
dalam berpikir.
B. Metode dalam Pendidikan Islam
Metode mengajar yang merupakan salah satu aspek pembahasan metode pendidikan,
dipandang sebagai alat yang dipergunakan untuk menyajikan bahan pelajaran menurut
tujuan instruksional yang telah ditetapkan dalam ruang lingkup tujuan institusional umum
dan khusus. Demikian pula metode pendidikan islam sebagai komponen ilmu yang
menunjang keberhasilan ilmu pengetahuan induknya (dalam hal ini ilmu pendidikan
islam), metode pendidikan tidak bisa tidak harus sejalan dengan subtansi dan tujuan yang
identik dengan subtansi dan tujuan ilmu pengetahuan induknya. Metode pendidikan islam
dalam penerapannya banyak menyangkut wawasan keilmuan pendidikan yang sumbernya
berada didalam al-quran dan hadits.
Tugas utama metode pendidikan Islam adalah mengadakan aplikasi prinsip-prinsip
psikologis dan paedagogis sebagai kegiatan antar hubungan pendidikan yang terealisasi
melalui penyampaian keterangan dan pengetahuan agar siswa mengetahui, memahami,
menghayati, dan meyakini materi yang diberiakan, serta meningkatkan keterampilan olah
pikir3. Fungsi metode pandidikan Islam adalah mengarahkan keberhasilan belajar,
memberi kemudahan kepada peserta didik untuk belajar berdasarkan minat, serta
mendorong usaha kerja sama dalam kegiatan belajar mengajar antara pendidik dengan
peserta didik. Di samping itu, dalam uraian tersebut ditunjukkan bahwa fungsi metode
pendidikan adalah memberi inspirasi pada peserta didik melalui proses hubungan yang
serasi antara pendidik dan peserta didik.4
Ada tiga aspek nilai yang terkandung dalam tujuan pendidikan Islam yang hendak
direalisasikan melalui metode yang mengandung watak dan relevansi tersebut, yaitu :
1. Membentuk manusia didik menjadi hamba Allah yang mengabdi kepadanya semata
2. Bernilai edukatif yang mengacu kepada petunjuk Al-Quran
3. Berkaitan dengan motivasi dan kedisiplinan sesuai ajaran Al-Quran
Didalam al-quran ada beberapa isyarat tentang metode Pendidikan Islam, dan secara
global dapat dikelompokkan menjadi tiga :

3
Abdullah Mujib, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta : Fajar Inter Pratama Uffset, 2008), hal: 167
4
Abdullah Mujib, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta : Fajar Inter Pratama Uffset, 2008), 167
a. Metode pemahaman
Metode ini menuntut pemahaman anak didik terhadap apa yang telah
disampaikan. Diantara jenis metode ini adalah sebagai berikut :
1. Rasio (penggunaan akal)
Metode ini merupakan salah satu cara yang dianjurkan Al-Quran yang
dijelaskan dalam beberapa ayat bahwa agar manusia memfungsikan akal secara
optimal untuk mencari kebenaran sehingga ia dapat mengoptimalisasikan logika
untuk melihat kebenaran dan kesalahan serta untuk membedakan antara yang haq
dan yang bathil yang semata-mata didasarkan pada kajian empiric dan bukan
taklid buta. Oleh karena itu, setiap amalan yang disyariatkan Islam selalu
didasarkan pada keimanan, dan iman yang benar adalah yang didasarkan pada
ilmu.
Al-Quran banyak menggunakan retorika yang fariatif untuk menganjurkan
akal agar memikirkan ‘illat dibalik yang diwahyukan. Dialektika tersebut sangat
baik jika digunakan dalam Pendidikan, karena anak didik akan merasa puas jika
setiap ilmu yang dipelajari, timgkah laku yang dilakukan, perintah yang
dilaksanakan serta larangan yang dijauhi diketahui ‘illat-nya’, bukan semata-mata
lantaran Tuhan telah mengatakan begini dan begitu atau karena ilmu
menganjurkan begini dan begitu, tetapi didasarkan pada argument yang jelas
mengapa hal terebut dilakukan.
2. Metode Tamtsil
Untuk memudahkan dalam menjelaskan sesuatu yang immateri dapat
dilakukan dengan cara memberikan tamtsil (perumpamaan) sehingga mudah
dicerna oleh rasio. Bahkan tamtsil ini merupakan salah satu metode yang
dominan digunakan kitab suci untuk menyampaikan pesan Illahi. Metode ini
dapat digunakan untuk memahamkan sesuatu abstrak sehingga dapat diindra agar
mudah diterima, karena makna yang diproses oleh tamtsil belum terlintas dalam
pikiran kecuali setelah diilustrasikan. Untuk menyingkap hakikat sesuatu, untuk
memadatkan makna yang luas, dengan unkapan yang singgkat dan ringkas. Untuk
menghindarkan sesuatu yang tidak disenangi oleh jiwa, dan menarik simpatisan
audiens.
3. Mengambil pelajaran peristiwa masa lalu
Peristiwa masa lalu jelas merupakan sarana yang efektif untuk
menghubungkan materi pengajaran dengan kondisi jiwa pesera didik untuk
menghantarkan kepada kesuksesan. Adapun tujuannya sebagai berikut :
a) Dapat mengetahui hubungan berbagai elemen yang berbeda-beda dan
hubungan antar makhluk yang bercorak ragam.
b) Peserta didik mampu mencari sumber yang menjadi tempat pengembalian
berbagai ilmu serta berbagai topik yang berbeda-beda.
c) Menumbuhkan kecenderungan untuk membaca dan meneliti.
d) Melatih agar mampu berpikir kritis
b. Metode Penyadaran
Metode ini bertujuan memberikan kesadaran terhadap peserta didik dalam
menyerap nilai-nilai pendidikan.
1. Amar ma’ruf nahi munkar
Hal ini karena hakikat dari Pendidikan adalah mengkaji, mencari, menyuruh
kebajikan dan melarang kemungkaran.
2. Memberi mau’izhah atau nasihat
Secara umum Al-Quran adalah mau’izhah bagi orang mukmin. Al-Quran
sendiri menjelaskan bahwa ia adalah mau’izhah bagi orang mukmin. Ia juga
menjabarkan bahwa mau’izhah kadang-kadang juga bersumber dari para
pemimpin, orang tua, Nabi, dan Rasul.
3. Pemberian ganjaran dan hukuman
Dalam Pendidikan Islam, hukuman dan prestasi hendaknya didasarkan atas
penyelewengan dan kepatuhan. Hukuman dilakukan untuk meluruskan perilaku
ketika cara lain tidak dapat memberikan pengaruh. Cara ini dapat memberikan
bentuk moral yang baik dalam dunia Pendidikan Islam.
Menurut Al-Quran, memberikan ganjaran hendaknya sesuai dengan
kemaslahatan kehidupan. Berbanding terbalik dengan ketentuan memberikan
hukuman yang dipilih berdasarkan yang paling ringan. Jika kesalahan yang
diperbuat ternyata terulang lagi maka hukumannya disesuaikan dengan kondisi
untuk menjadikan manusia dapat memperbaiki kesalahan, bukan merasakan pahit
dan beratnya hukuman.
4. Penyadaran bertahap
Kebiasaan mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan, baik positif
maupun negatif. Kebiasaan yang baik sangat membantu dalam membentuk
kepribadian, demikian juga kebiasaan yang kurang baik sangat dominan dalam
menggagalkan nilai-nilai yang ditanamkan.
5. Pengendalian nafsu
Manusia terdiri dari unsur jasmani dan rohani. Khususnya jasmani, potensi
bersumber dari makanan yang kemudian disalurkan untuk melakukan aktivitas baik
positif maupun negatif. Untuk memfungsikan potensi jiwa, al-quran mengarahkan
agar potensi manusia digunakan untuk hal-hal yang disyariatkan, dengan demikian
kesempatan orang Islam tidak dilewatkan dengan begitu saja tanpa diisi dengan
kegiatan yang berarti. Kehidupan orang Islam pada hakikatnya telah terprogram,
baik untuk dirinya, sosial, lingkungan, dan pengabdian kepada Tuhan.
c. Metode Praktik
Metode praktik ini merupakan hasil dari kedua metode sebelumnya yang dapat
dijabarkan sebagai berikut.
1. Penugasan
Al-quran menganjurkan agar perbuatan didasari pengetahuan sehingga
perilaku manusia adalah perilaku yang dapat dipraktikan secara langsung sesama
orang lain. Keteraturan hubungan manusia dengan lingkungan, toleransi sesama
serta pengorbanan sosial membutuhkan latihan yang rutin. Semua mengandung
makna Pendidikan rohani, intelektual, jasmani dan Pendidikan toleransi.
2. Keteladanan
Metode ini digunakan tidak hanya dalam masalah keterampilan, tetapi juga
untuk menanamkan nilai keteladanan kepada peserta didik sehingga tujuan yang
diharapkan adalah membentuk manusia saleh yang mampu mengendalikan
kehidupan, bukan tertindas oleh penghidupan.
d. Prinsip-prinsip Metodologis
Metode dalam Pendidikan Islam adalah sebagai sarana pendukung yang
menghubungkan pikiran, pengetahuan, informasi, ketermapilan, pengalaman dan
sikap dari pendidik kepada peserta didik. Prinsip metodologis yang dijadikan landasan
psikologis untuk memperlancar proses Pendidikan Islam adalah sebagai berikut :
1. Memberikan pengetahuan baru
2. Memberikan model perilaku yang baik
3. Memberikan praktik secara aktif
4. Memberikan bimbingan dan penyuluhan
5. Memberikan komunikasi yang terbuka
e. Unsur-unsur metodologi
Unsur – unsur metodologi sebagaimana telah dirumuskan oleh Anton Bakker
dan Achmad Zubair dalam buku Metodologi Penelitian Filsafat (1994), antara lain
dijelaskan sebagai berikut :
1. Interpretasi
Artinya menafsirkan, membuat tafsiran, tetapi yang tidak bersifat subjektif
melainkan harus bertumpu pada evidensi objektif untuk mencapai kebenaran yang
autentik. Dengan interpretasi ini diharapkan manusia dapat memperoleh
pebgertian, pemahaman atau Verstehen. Pada dasarnya interpretasi berarti
tercapainya pemahaman yang benar mengenai ekspresi manusiawi yang dipelajari.
2. Induksi dan Deduksi
Dikatakan oleh Beerling, bahwa setiap ilmu terdapat penggunaan metode induksi
dan deduksi, menurut pengertian siklus empiris. Siklus empiris meliputi beberapa
tahapan, yakni observasi, induksi, deduksi, kajian ( eksperimentasi ) dan evaluasi.
3. Koherensi Intern
Yaitu usaha untuk memahami secara benar guna memperoleh hakikat dengan
menunjukkan semua unsur structural di lihat dalam suatu struktur yang konsisten,
sehingga benar-benar merupakan internal structure atau internal relation.
4. Holistis
Yaitu tinjauan secara lebih dalam untuk mencapai kebenaran secara utuh, dimana
objek dilihat dari interaksi dengan seluruh kenyataannya. Identitas objek akan
terlihat bila ada korelasi dan komunikasi dengan lingkungannya. 
5. Kesinambungan Historis
Jika ditinjau dari perkembangannya, manusia itu adalah makhluk historis.
Manusia disebut demikian karena ia berkembang dalam pengalaman dan fikiran.
Dalam perkembangan pribadi itu harus dapat dipahami melalui suatu proses
kesinambungan.
6. Idealisasi
Idealisasi merupakan proses untuk membuat ideal, artinya upaya dalam penelitian
untuk memperoleh hsil yang ideal atau sempurna.
7. Komparasi
Adalah usaha memperbandingkan sifat hakiki dalam objek penelitian sehingga
dapat menjadi lebih jelas dan lebih tajam. Komparasi dapat diadakan dengan
objek lain yang sangat dekat dan serupa dengan objek utama. Komparasi juga
dapat diadakan dengan objek lain yang sangat berbeda dan jauh dri objek utama.
Dalam perbandingan itu dimaksimalkan perbedaan-perbedaan yang berlaku untuk
dua objek, namun sekaligus dapat ditemukan beberapa persamaan yang mungkin
sangat strategis.
8. Heuristika
Adalah metode untuk menemukan jalan baru secara ilmiah untuk memecahkan
masalah. Heuristika benar-benar dapat mengatur terjadinya pembaharuan ilmiah
dan sekurang-kurangnya dapat memberikan kaidah yang mengacu.
9. Analogikal
Adalah filsafah meneliti arti, nilai dan maksud yang diekspresikan dalam fakta
dan data. Dengan demikian, akan dilihat analogi antara situasi atau kasus yang
lebih terbatas dengan yang lebih luas.
10. Deskripsi
Seluruh hasil penelitian harus dapat dideskripsikan. Data yang dieksplisitkan
memungkinkan dapat dipahami secara mantap.5
C. Evaluasi dalam Pendidikan Islam
M. Chabib Thoha, mengutarakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan yang terencana
untuk mengetahui keadaan objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya
dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.6
Evaluasi dalam Pendidikan Islam merupakan cara atau teknik untuk mengamati
tingkah laku peserta didik berdasarkan standar perhitungan dari seluruh aspek kehidupan,
psikologi, dan spiritual-religius. Sebab peserta didik dari hasil Pendidikan Islam bukan
saja sosok pribadi yang tidak hanya bersikap religious, melainkan juga berilmu dan
berketrampilan, serta sanggup beramal dan berbakti kepada Tuhan dan masyarakat.
Salah satu komponen yang urgen dalam melihat keberhasilan Pendidikan adalah
evaluasi, konsep evaluasi dalam Pendidikan memiliki makna ganda, yaitu :
1. Evaluasi ditempatkan sebagai salah satu aktivitas epistemology pendidikan islam yang
berguna untuk “mengetahui” seberapa banyak hasil yang diperoleh dalam proses
Pendidikan.
5
http://mangihot.blogspot.com/2016/10/makalah-prinsip-prinsip-metodologi.html , diakses pada 07.06 2
Oktober2018
6
M. Chabib Thaha, Tehnik-tehnik Evaluasi Pendidikan Jakarta: PT Raja Grafindo, 1990
2. Evaluasi ditempatkan sebagai aksiologi Pendidikan Islam yang berguna untuk “memberi
muatan nilai” dalam setiap komponen dan proses Pendidikan.

Dalam Pendidikan Islam, evaluasi menjadi salah satu komponen dari sistem
Pendidikan Islam yang harus dilakukan secara sistematis dan terencana sebagai alat untuk
mengukur keberhasilan atau target yang akan dicapai dalam proses Pendidikan Islam dan
proses pembelajaran.7

Dalam konteks ini, evaluasi dalam Pendidikan Islam bertujuan agar keputusan-
keputusan yang berkaitan dengan Pendidikan Islam benar-benar sesuai dengan nilai-nilai
yang Islami sehingga tujuan Pendidikan Islam yang dicanangkan dapat tercapai secara
maksimal.

a) Objek evaluasi Pendidikan Islam


Objek evaluasi Pendidikan Islam dalam arti yang umum adalah peserta didik.
Sementara dalam arti yang khusus adalah aspek-aspek tertentu yang terdapat pada peserta
didik. Peserta didik disini sebenarnya bukan hanya sebagai objek evaluasi semata, tetapi
juga sebagai subjek evaluasi. Oleh karena itu, evaluasi Pendidikan Islam dapat dilakukan
dengan dua acara, yaitu evaluasi sendiri (introspeksi) dan evaluasi terhadap orang lain
(peserta didik). Evaluasi terhadap diri sendiri adalah dengan mengadakan introspeksi atau
perhitungan terhadap diri sendiri.

Evaluasi ini tentunya berdasarkan kesadaran internal yang bertujuan untuk


meningkatkan kreativitas dan produktivitas (amal saleh) pribadi. Apabila dalam proses
evaluasi tersebut ditemukan beberapa keberhasilan, keberhasilan itu hendaknya
dipertahankan atau ditingkatkan. Akan tetapi apabila ditemukan beberapa kelemahan dan
kegagalan, maka hendaknya hal tersebut segera diperbaiki dengan cara meningkatkan
ilmu, iman, dan amal.8

Aspek-aspek khusus menjadi objek evaluasi Pendidikan Islam adalah perkembangan


peserta didik. Kaitannya dengan ini, perkembangan peserta didik dapat dilihat dari
beberapa sudut pandang.

1. Dilihat dari sudut tujuan umum Pendidikan Islam

7
Ramayulis (2008:220)
8
Al-Banna, 1990:12
Tujuan umum Pendidikan Islam adalah adanya penyerahan mutlak peserta didik
kepada Allah swt.9 Evaluasi disini meliputi :
a. Perkembangan ibadah peserta didik
b. Perkembangan pelaksanaan menjadi khalifah Allah swt dimuka bumi
c. Perkembangan keimanan dna ketaqwaan kepada Allah swt
d. Perkembangan pemenuhan kewajiban hidup berupa kewajiban yang bersifat
duniawi dan ukhrawi.
2. Dilihat dari sudut fungsi Pendidikan Islam
Fungsi Pendidikan Islam adalah pengembangan potensi peserta didik, dan
mempersiapkan segala kebutuhan masa depan peserta didik. Evaluasi disini meliputi
aspek-aspek :
a. Perkembangan pendayagunaan potensi-potensi peserta didik
b. Perkembangan perolehan, pemahaman, dan pelaksanaan nilai-nilai islam
c. Perkembangan perolehan kelayakan hidup, baik hidup yang bersifat duniawi
maupun ukhrawi.
3. Dilihat dari sudut dimensi kebutuhan hidup dalam Pendidikan Islam
Aspek-aspek evaluasi dapat meliputi :
a. Perkembangan peserta didik dalam memperoleh dan memenuhi kebutuhan
hidupnya.
b. Perkembangan pemberdayaan dan optimalisasi potensi jasmani, integensi, dan
emosi agar peserta didik mampu memiliki kepribadian yang mulia.
b) Tujuan dan fungsi evaluasi Pendidikan Islam
Tujuan evaluasi Pendidikan dapat dikelompokkan dalam tiga klasifikasi :
1. Klasifikasi berdasarkan fungsinya, yaitu untuk memenuhi kebutuhan psikologik,
instruksional, dan administrasi.
2. Klasifikasi berdasarkan keputusan Pendidikan yang digunakan untuk mengambil
keputusan individual, maupun keputusan penelitian.
3. Klasifikasi formatif dan sumatif. Untuk menyempurnakan perbaikan proses
pembelajaran dan untuk mengukur keberhasilan seluruh program belajar mengajar.
Dengan demikian evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan
insedental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu yang terencana, sistematik
dan berdasarkan tujuan yang jelas.10

9
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam1999:32
10
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, 221
Secara umum,ada empat fungsi evaluasi dalam pendidikan islam ;

1)   Dari segi pendidikan, evaluasi berfungsi untuk membantu seorang pendidik mengetahui
sejauh mana hasil yang dicapaidalam pelaksanaan tugasnya.
2)   Dari segi peserta didik,evaluasi membantu peserta didik untuk dapat mengubah atau
mengubah tingkah laku nya secara sadar kearah yang lebih baik.
3)   Dari segi ahli pemikir pendidikan islam,evaluasi berfumgsi untuk membantu para
pemikir pendidikan islam mengetahui kelemahan teori-teori pendidikan islam dan
membantu mereka dalam merumuskan kembali teori-teori pendidikan islam yang relevan
dengan arus dinamika zaman yang senantiasa berubah.
4)   Dari segi politik pengambil kebijakan pendidikan islam pemerintahan evaluasi berfungsi
untuk membantu mereka dalam membenahi sistem pengawasan dan
mempertimbangankan kebijakan yang akan diterapkan dalam sistem pendidikan islam.11
D. Pengembangan pendidikan Islam
Pengembangan adalah upaya pendidikan baik formal maupun non formal yang
dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur dan bertanggung jawab dalam rangka
memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, mengembangkan suatu dasar kepribadian
yang seimbang, utuh, selaras, pengetahuan, keterampilan sesuai dengan bakat, keinginan
serta kemampuan-kemampuan, sebagai bekal atas prakarsa sendiri untuk menambah,
meningkatkan, mengembangkan diri ke arah tercapainya martabat, mutu dan kemampuan
manusiawi yang optimal serta pribadi mandiri.12
Struktur internal pendidikan islam di indonesia, jika di tilik dari aspek program dan
praktik pendidikannya ke dalam 4 jenis yaitu:

1.    Pendidikan pondok pesantren


2.    Pendidikan madrasah
3.    Pendidikan umum yang bernafaskan islam dan,
4.    Pelajaran agama islam yang di selenggarakan di lembaga-lembaga pendidikan umum
sebagai suatu mata pelajaran atau mata kuliah saja.13

Jadi pemikiran tentang pengembangan pendidikan Islam itu berarti mengajak


seseorang untuk berpikir analitis-kritis, kreatif dan inovatif dan universal dalam menghadapi
berbagai praktik dan isu aktual di bidang pendidikan untuk dikaji dan ditelaah dari dimensi

11
Drs.Bukhari Umar’’Ilmu pendidikan islam’’hal.198
12
(Iskandar Wiryokusumo, 2011).
13
Buchori (1989)
fondasionalnya agar tidak kehilangan roh atau spirit Islam dan/atau kerapuhan fondasi
filosofis, serta menghadapi trend  pemikiran dan teori-teori pendidikan yang dibangun oleh
para pendahulunya, untuk selanjutnya dapat memperkaya nuansa pemikiran dan teori yang
ada,merevisisi dan menyempurnakan pemikiran dan teori yang sudah ada, atau mengganti
pemikiran dan teori lama dengan pemikiran dan teori baru atau menciptakan pemikiran dan
teori yang belum ada sebelumnya. Dengan demikian, pendidikan Islam akan mengalami
perubahan, pembaharuan atau perbaikan, yang diikuti dengan pertumbuhan, dan ditingkatkan
secara berkelanjutan untuk dibawa ke arah yang lebih ideal.
Bertolak dari pemikiran tersebut, maka pemikiran tentang pengembangan Pendidikan
Islam dapat mengandung berbagai makna, yaitu:
1. Bagaimana mengembangkan Pendidikan Islam sehingga memiliki kontribusi yang
signifikan bagi pembangunan masyarakat dan pengembangan ipteks,
2. Bagaimana mengembangkan model-model Pendidikan Islam yang lebih kreatif dan
inovatif, dengan tetap komitmen terhadap dimensi-dimensi fondasionalnya sebagai
landasan pijak bagi pengembangan Pendidikan Islam,
3. Bagaimana menggali masalah-masalah operasional dan aktual Pendidikan Islam untuk
dibidik dari dimensi-dimensi fondasional dan strukturalnya; dan
4. Bagaimana mengembangkan pemikiran Pendidikan Islam sebagaimana tertuang dan
terkandung dala literatur-literatur pendidikan Islam.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat


manusia.Tujuan pendidikan ialah perubahan yang diinginkan, yang diusahakan dalam proses
pendidikan atau usaha pendidikan untuk mencapainya, baik pada tingkah laku individu dari
kehidupan pribadinya atau kehidupan masyarakatnya serta alam sekitar dimana individu itu
hidup atau pada proses pendidikan itu sendiri dan proses pengajaran sebagai suatu kegiatan
asasi dan sebagai proporsi diantara profesi asasi dalam masyarakat.

Metode mengajar yang merupakan salah satu aspek pembahasan metode pendidikan,
dipandang sebagai alat yang dipergunakan untuk menyajikan bahan pelajaran menurut tujuan
instruksional yang telah ditetapkan dalam ruang lingkup tujuan institusional umum dan
khusus.Tugas utama metode pendidikan Islam adalah mengadakan aplikasi prinsip-prinsip
psikologis dan paedagogis sebagai kegiatan antar hubungan pendidikan yang terealisasi
melalui penyampaian keterangan dan pengetahuan agar siswa mengetahui, memahami,
menghayati, dan meyakini materi yang diberiakan, serta meningkatkan keterampilan olah
pikir.

Evaluasi dalam Pendidikan Islam merupakan cara atau teknik untuk mengamati
tingkah laku peserta didik berdasarkan standar perhitungan dari seluruh aspek kehidupan,
psikologi, dan spiritual-religius.

Pengembangan adalah upaya pendidikan baik formal maupun non formal yang
dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur dan bertanggung jawab dalam rangka
memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, mengembangkan suatu dasar kepribadian
yang seimbang, utuh, selaras, pengetahuan, keterampilan sesuai dengan bakat, keinginan
serta kemampuan-kemampuan, sebagai bekal atas prakarsa sendiri untuk menambah,
meningkatkan, mengembangkan diri ke arah tercapainya martabat, mutu dan kemampuan
manusiawi yang optimal serta pribadi mandiri.

Anda mungkin juga menyukai