Tonsilitis
Disusun Sebagai Tugas Mengikuti kepanitraan Klinik Stase (KKS) SMF
Oleh :
AJI SUKMA BAYU SAPUTRA
19360227
Pembimbing :
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas Referat ini guna memenuhi persyaratan kapaniteraan klinik senior di bagian
Pediatric Rumah Sakit Haji Medan dengan judul “Tonsilitis”.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
JUDUL …………………………………………………………………... i
KATA PENGANTAR ………………………………………………...... ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………….. 2
2.1 Anatomi……..…………………………………………... 3
2.2 Etiologi........ ….…..……………………………………... 4
2.3 Epidemiologi..…………………………………………... 5
2.4 Gejala Klinis..……………………….…………………... 5
2.5 Klasifikasi......…….……………………........................... 7
2.6 Diagnosis…..……………………….................................. 10
2.7 Penatalaksanaan………………………………………… 11
2.8 Komplikasi......................................................................... 13
2.9 Prognosis............................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………... 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Tonsil adalah massa jaringan limfoid yang terletak di fossa tonsilaris pada
kedua sudut orofaring. Tonsilitis adalah peradangan dari tonsil palatina yang
(tonsilitis) merupakan masalah umum yang terjadi pada anak maupun dewasa.
Cincin Waldeyer sendiri terdiri atas susunan kelenjar limfa yang terdapat dalam
rongga mulut, yaitu tonsil faringeal (adenoid), tonsil palatina (tonsil faucial),
tonsil lingual (tonsil pangkal lidah) dan tonsil tuba Eustachius (lateral band
dinding faring / Gerlach’s tonsil). Tonsilitis dapat disebabkan oleh bakteri ataupun
virus. Peradangan tonsil bisa berasal dari infeksi saluran pernafasan atas (ISPA),
seperti batuk dan pilek. Penyebaran tersebut bisa melalui udara (air borne
droplets), tangan dan ciuman. Tonsilitis dapat terjadi pada semua umur, terutama
tertinggi setelah nasofaringitis akut yaitu sebesar 3,8%. Data menurut WHO
tonsilitis kronis. Tonsilitis kronis terjadi akibat tonsilitis yang berulang untuk
jangka waktu yang cukup lama, terkadang tonsilitis kronis tidak menimbulkan
gejala spesifik pada penderita, sakit yang ditimbulkan juga tidak terlalu berat
pada anak – anak yang tidak diawasi konsumsi makanan maupun minumannya.
Tonsilitis sering terjadi pada anak-anak usia 2-3 tahun dan sering meningkat pada
1
anak usia 5-12 tahun. Penatalaksanaan dapat berupa pengobatan dengan
antibiotik, NSAID atau dengan operasi sesuai dengan gejala – gejala klinis yang
ditemukan.1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TONSILITIS
2.1 ANATOMI
bagian terpenting dari cincin Waldeyer.
massa jaringan limfoid yang terletak di fossa tonsilaris pada kedua sudut
orofaring. Tonsil dibatasi dari anterior oleh pilar anterior yang dibentuk
lateral tonsil ditutupi oleh jaringan alveolar yang tipis dari fasia faringeal
dan permukaan bebas tonsil ditutupi oleh epitel yang meluas kedalam
3
Gambar 1. Anatomi faring & tonsil (Basmajian,2011)
2.2 ETIOLOGI
karena infeksi bakteri. Bakteri yang paling sering adalah streptokokus grup
4
kasus yang jarang terjadi dapat disebabkan karena pertussis,
2.3 EPIDEMIOLOGI
kronis sering terjadi pada anak – anak dengan usia 5 – 15 tahun dan
grup A β-hemolitikus mencapai 15% – 30% dari anak – anak yang sering
Norwegia menderita tonsilitis yang berulang dan sebesar 12.1% pada anak
nafsu makan menurun, nyeri kepala, dan rasa nyeri di telinga. Gejala–
gejala tersebut tergantung pada jenis tonsilitis yang dialami dan tingkat
5
pengobatan yang tidak adekuat atau pun karena tonsilitis akut yang
6
Derajat 1: Tonsil tampak pada fossa tonsilaris
2.5 KLASIFIKASI
1. Tonsilitis Akut
gejala nyeri tenggorokan, nyeri menelan, panas local atau pun sistemik,
a. Tonsilitis Viral
tonsilitis viral biasanya menyerupai gejala common cold yang disertai rasa
coxschakie, maka pada pemeriksaan rongga mulut akan tampak luka– luka
7
kecil pada palatum dan tonsil yang sangat nyeri dirasakan pasien.
(Muchtar,2012)
b. Tonsilitis Bakterial
ini merupakan kumpulan leukosit, bakteri yang mati dan epitel yang
kuning. Bentuk tonsilitis akut dengan detritus yang jelas disebut tonsilitis
maka akan terjadi tonsilitis lakunaris. Bercak detritus ini dapat melebar
8
Gambar 3. Tonsilitis bakterial dan virus (Stelter,2014)
2. Tonsilitis Kronis
pada tonsilitis akut, antara lain virus dan bakteri. Pada penderita tonsilitis
buruk, pengaruh cuaca, kelelahan fisik dan pengobatan tonsilitis akut yang
pada beberapa kasus kuman dapat berubah menjadi kuman golongan Gram
negatif.
kripta melebar. Secara klinis kripta ini terisi oleh dedritus. Hal ini terjadi
dan tanda pada tonsilitis kronis biasanya tampak tonsil yang membesar
9
kriptaterisi oleh dedritus, rasa mengganjal di tenggorokan, dan halitosis.
(Hsieh, 2011)
2.6 DIAGNOSIS
lengkap dan sistematis serta pemeriksaan fisik yang tepat. Pada anamnesis,
penderita biasanya dating dengan keluhan rasa nyeri pada saat menelan, rasa
penurunan nafsu makan, suaraserak, sakit kepala, demam, dan bau mulut.
Sedangkan pada anak–anak bias diikuti dengan tidak ada peningkatan berat
badan untuk waktu yang cukup lama, rewel terus menerus, tidak mau
makan, mual, muntah, sakit perut dan demam. Pada pasien anak
tetapi apabila anak sudah mengerti tentang keluhan yang dialami maka akan
10
bakteri dengan tepat agar dapat diberikan antibiotic sesuai dengan
2.7 PENATALAKSANAAN
memberikan gizi yang cukup agar imunitas sang anak tetap baik sehingga
Orang tua juga harus mengawasi pengobatan anak pada masa akut agar
jenis infeksi tonsilitis itu sendiri. Apabila tonsilitis karena bakteri maka
diberikan antipiretik dan obat kumur untuk menjaga higenitas mulut dengan
melainkan hanya perlu istirahat yang cukup, minum air putih yang banyak
dan pemberian analgetika jika diperlukan. Seperti yang kita tahu bahwa
tonsilitis karena virus sifat nya adalah self limiting disease. Pemberian anti
11
virus pada kasus berat perlu diberikan untuk mencegah terjadinya
Teknik operasitonsilektomi
Beberapatekniktonsilektomi :
kemudian dipotong
12
instrument silinder untuk memotong tonsil
energy dan saline untuk menciptakan plasma field dengan suhu 40-
2.8 KOMPLIKASI
tidur mendengkur, dan gangguan tidur karena timbul OSA. Pada anak–
akan lebih mudah timbul dikarenakan system imun yang masih belum
13
tonsilitis pada anak akan dapat menganggu aktivitas sehari–hari anak
(Schmidt,2007)
2.9 PROGNOSIS
kematian akibat tonsilitis sangatlah jarang. Pada awal abad ke–20 scarlet
fever merupakan salah satu penyebab kematian utama dari tonsilitis, dan
DAFTAR PUSTAKA
Aitken ML, Altman RD, Anawalt BD, Anderson KC, Andriole GL, Apatoff BR,
et al. 2006. Beers MH, Porter RS, Jones TV, Kaplan JL, Berkwits M,
editors. The merck manual of diagnosis and therapy. 18th ed. New Jersey:
Merck Research Laboratories;. p. 825
14
Aremu SK. Gendeh BS,. 2012. A review of tonsillectomy techniques and
technologies. ISBN:978-953-51-0624-1.
Basmajian JV, Slonecker CE. 2011. Grant Anatomi Klinik 11th ed. Tangerang:
Binarupa Aksara Publisher, h. 600-5
Gerogalas C, eleftherios MV.2016. Tonsillitis. BMJ Publishing Group. p. 4
Hsieh TH, Chen PY, Huang FL, Wang JD, Wang LC, Lin HK, et al. 2011. Are
empiric antibiotics for acute exudative tonsillitis needed in children. J Micro
Immunol Infect; Vol. 44 :328-32
Kvestad E, Kvaerner KJ, Roysamb E, Tambs K, Harris JR, Magnus P. 2005. Arch
Otolaryngol Head Neck Surg. 131(5):383-7.
Muchtar B. Referat Tonsilitis THT-KL 2012. Available at :
https://www.scribd.com/document/252442888/Referat-Tonsilitis-Tht-kl-
Koreksi-2
Schmidt RJ, Herzog A, Cook S, O’Reilly R, Deutsch E, Reilly J.2007.
Complications of tonsillectomy. Arch Otolaryngol Head and Neck Surg.
133:925-928.
Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD.2012.Buku Ajar Ilmu
Kesehatan TelingaHidungTenggorokKepala&Leher. 7th ed. Jakarta:
FakultasKedokteran Universitas Indonesia,.199-203
Stelter K.2014. Tonsilitis and sore throat in children. Germany : GMS current
topics in Otorhinolaryngology – Head and Neck Surgery; vol. 13, ISSN
1865 - 1011
15