Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI ORAL

IDENTIFIKASI BAKTERI S.MUTANS DENGAN RAPID STR

Penyusun:

14. Maghfira Izzani M. 1. Ilona Talitha A. 021811133043


021811133030 2. Shalma Mulidya 021811133044
15. Wanda Salsabila 3. Pamela Handy C. 021811133045
021811133031 4. Sagita Putri A. 021811133046
16. Faradilla Khoirun 5. Amalia Rizka 021811133048
021811133032 6. Kelvin Alfan N. 021811133049
17. Irene Anastasya W. 7. Michelle M. D. 021811133050
021811133033 8. A.M. Arkan 021811133051
18. Rifayinqa Ruyani 9. Joceline M. 021811133052
021811133034 10. Anisa Salsabila 021811133053
19. Yeka Ramadhani 11. Rizki Annisa 021811133054
021811133035 12. Salwa Aulia 021811133057
20. Wulan Ruhun N. 13. Rafly Zauko 021811133059
021811133036
DEPARTEMEN BIOLOGI ORAL
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Metode Rapid Test dibuat untuk memantau kontaminasi pada permukaan


baik itu pada botol atau pada air. Dapat menghitung beribu-ribu bakteri dalam
beberapa detik. Kerjanya tergantung pada berkas cahaya elektronik yang melintasi
suatu ruang antar dua elektron yang berdekatan letaknya. Tiap partikel yang
melintasi ruang mengakibatkan gangguan pada berkas cahaya elektron, karena
perbedaan sel dan cairan. Memberikan hasil real time yang memungkinkan
tindakan perbaikan segera (re-clean) (Irianto, 2007).

RapID system yaitu salah satu cara mengidentifikasi bakteri yang hasilnya
dapat diketahui dalam 4 jam terdiri dari beberapa panel-panel yang terdiri dari
satu seri test biokimia. RapID tidak bergantung pada tumbuhnya mikroorganisme
tetapi dari deteksi spesifik enzim. Sebagai hasilnya, setiap panel dapat di inkubasi
secara anaerob. Sistem RapID dilengkapi oleh software ERIC (Electronic RapID 8
Compendium) yang berupa database yang telah mencapai lebih dari 400
mikroorganisme yang berbeda.

Rapid STR dievaluasi dalam identifikasi 266 Streptococcus. Organisme


termasuk 60 beta-hemolitik Streptococcus, 71 kelompok D strain (48 enterococci
dan 23 nonenterococci), 26 Streptococcus pneumoniae, dan 109 strain kelompok
Viridans. Sistem rapid 6 STR merupakan kemajuan berharga dalam identifikasi
spesies streptococcus. Identifikasi bakteri Streptococcus dan bakteri serupa
lainnya (Enterococcus, Gemella, Pediococcus dan Aerococcus) menggunakkan
RapID STR yang panelnya terdiri dari 14 substrat untuk mengidentifikasi lebih
dari 30 mikroorganisme. Bahan reaktifnya berupa Esculin, Mannitol, Sorbitol
yang nantinya akan memberikan hasil berupa perubahan warna menjadi positif
atau negatif sesuai dengan indikatornya.

1.2. Rumusan Masalah:


1. Apa tujuan yang dilakukan dalam identifikasi bakteri streptococcus
mutans dengan RapID STR?
2. Apa keunggulan dari penggunaan sistem RapID?
3. Apa kegunaan RapID STR?

1.3. Tujuan :

1. Untuk melakukan uji biokimiawi dan enzimatik suatu spesies bakteri dari
genus Streptococcus secara akurat.
2. membantu menegakkan diagnosa suatu spesies bakteri.
3. RapID STR : Untuk identifikasi Streptococcus dan sejenisnya
(Enterococcus, Gemella, Leuconostoc, Pediococcus, Aerococcus, dan L.
Monocytogenes.
BAB II

ALAT BAHAN DAN CARA KERJA

2.1 ALAT & BAHAN

A. Brander + Spirtus
B. Korek Api
C. Ose Lab
D. Media Blood Agar
E. Alkohol
F. Handscoon
G. Tempat Sampah
H. Tissue
I. Pipet Pistol
J. Perangkat API Strep

2.2 CARA KERJA

A. Bakteri Steptococcus mutans ditanam pada blood agar dan diinkubasi


selama 24 jam
B. Bakteri yang menunjukkan hemolisa α, β, atau ә dipanen dan dimasukkan
dalam tabung reaksi yang berisi distilled water dengan volume 2 ml

C. Dilakukan homogenisasi padaa suspensi bakteri tersebut dan disetarakan


dengan standart Mc Farland 1

D. Kotak inkubasi diisi dengan distilled water pada sumurannya sebanyak 5


ml (untuk menjaga kelembapan)

E. Strip test yang berisi enzim dan gula - gula diletakkan diatas kotak
inkubasi, kemudian pada strip test tersebut dimasukkan masing – masing
10 μl suspense bakteri yang telah disesuaikan dengan standar Mc Farland
1 pada 10 sumuran tes enzimatik yang mengandung enzim – enzim VP ;
HP ; ESC ; PYRA ; α GAL ; β GUR ; β GAL ; PAL LAP ; dan ADH dari
tepi tabung (jangan sampai terbentuk

F. Ampul API BP yang berisi 2 ml ditambah dengan 0,5 ml suspense bakteri


dan dilakukan homogenisasi

G. Wadah dimiringkan hingga suspense bakteri dapat mengalir ke tempat


sumuran enzim. Kemuadian wadah kembali ditutup rapat dan diinkubasi
selama 4 jam dengan suhu 37oC.

H. Mineral oil diteteskan diatas sumuran ezimatik ADH dan 10 sumuran tes
fermentasi. Kemudian di inkubasi kembali Selama 4 jam dengan suhu
37oC

I. Setelah diambil dari incubator ditambahkan :

- Tetes reagen VP 1 dan 1 tetes VP 2 pada masing – masing sumuran


VP dan NIN

- 2 tetes reagen VP 1 dan 1 tetes VP 2 pada sumuran HIP

- 1 tetes zym A dan 1 tetes zym B masing – masing pada sumuran


PYRA ; α Gal ; β GAL ; β GUR ; PAL dan LAP

J. Ditunggu hingga warna berubah (untuk waktu perubahan tes enzimatik


sekitar 10 menit, sedangkan perubahan warna untuk tes fermentasi sektar
24 jam)

K. Dicocokkan dengan software API-web dan diberi skor sesuai dengan


perubahan warna

L. Jumlah skor dibaca dengan Analitical Profile Index Software (consult Bio
Merieux)

M. Untuk kontrol positif digunakan S.mutans ATTC 25175 dari stok


BAB III

HASIL PRAKTIKUM

Gambar 1.1 Hasil Praktikum Identifikasi Bakteri


Dari data hasil praktikum yang didapat menunjukkan bahwa bakteri pada
blood agar positif mengandung streptococcus anginosus.
BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

4.1 Rapid STR

Metode Rapid Test dibuat untuk memantau kontaminasi pada permukaan


baik itu pada botol atau pada air. Dapat menghitung beribu-ribu bakteri dalam
beberapa detik. Kerjanya tergantung pada berkas cahaya elektronik yang
melintasi suatu ruang antar dua elektron yang berdekatan letaknya. Tiap partikel
yang melintasi ruang mengakibatkan gangguan pada berkas cahaya elektron,
karena perbedaan sel dan cairan. Memberikan hasil real time yang
memungkinkan tindakan perbaikan segera (re-clean) (Irianto, 2007).

Rapid STR dievaluasi dalam identifikasi 266 Streptococcus. Organisme


termasuk 60 beta-hemolitik Streptococcus, 71 kelompok D strain (48
enterococci dan 23 nonenterococci), 26 Streptococcus pneumoniae, dan 109
strain kelompok Viridans. Dengan pengujian optochin bersamaan, seperti yang
saat ini direkomendasikan oleh produsen untuk semua jenis alpha-hemolytic,
sistem rapid STR benar-benar mengidentifikasi 100% dari strain beta-
hemolitik, 87,3% dari kelompok D strain (93,7% dari enterococci, 73,9% dari
nonenterococci) , 88,5% dari S. pneumoniae, dan 72,5% dari strain viridans.
Tanpa menggunakan optochin, identifikasi yang benar dari S. pneumoniae dan
kelompok viridans adalah 26,9 dan 52,3%, masing-masing. Kesalahan sistem
yang rapid STR diidentifikasi 3.0% dari strain, termasuk empat kelompok D
streptococci, tiga pneumokokus, dan satu viridans mengisolasi. Reproduktifitas
sangat baik, dengan 95% dari strain yang diuji dalam rangkap tiga menghasilkan
hasil identik pada masing-masing dari tiga kesempatan. Sistem rapid STR
merupakan kemajuan berharga dalam identifikasi spesies streptococcus, terutama
untuk kelompok D dan viridans strain.
Gambar 2 Alat pengujian Rapid STR

4.2 Streptococcus Mutans

Streptococcus mutans merupakan bakteri Gram positif berbentuk


bulat yang secara khas membentuk pasangan atau rantai selama masa
pertumbuhannya. Bakteri ini tersebar luas di alam. Beberapa diantaranya
merupakan anggota flora normal pada manusia, yang lain dihubungkan dengan
penyakit-penyakit penting pada manusia yang sebagian disebabkan oleh
infeksiStreptococcus, dan sebagian lagi oleh sensitisasi terhadap bakteri ini.
Bakteri ini menghasilkan berbagai zat ekstraseluler dan enzim.

Bakteri ini bersifat nonmotil (tidak bergerak), bakteri ini tumbuh secara
optimal pada suhu 18 -40 C. Streptococcus adalah golongan bakteri
yang heterogen. Tidak ada satu sistem pun yang cukup baik untuk
mengklasifikasikannya. Streptococcus mutans merupakan kuman yang
kariogenik karena mampu segera membentuk asam dari karbohidrat yang dapat
diragikan. Kuman tersebut dapat tumbuh subur dalam suasana asam dan dapat
menempel pada permukaan gigi karena kemampuannya membuat polisakarida
ekstra sel. Polisakarida ekstra sel ini terutama terdiri dari polimer
glukosa yang menyebabkan matriks plak mempunyai konsistensi seperti
gelatin, akibatnya bakteri tersebut melekat pada gigi serta saling melekat satu
sama lain. Plak makin lama makin tebal, sehingga akan menghambat fungsi
saliva untuk melakukan aktivitas antibakterinya.

Morfologi dan identifikasi Streptococcus mutans:

a. Ciri-ciri khas organism


Kokus tunggal berbentuk bulat atau bulat telur dan tersusun dalam
rantai. Kokus membelah pada bidang yang tegak lurus sumbu panjang rantai.
Anggota-anggota rantai sering tampak sebagai diplokokus, dan bentuknya
kadang-kadang menyerupai batang.

b. Biakan

Kebanyakan Streptococcus tumbuh dalam pembenihan padat. Sebagai


koloni discoid dengan diameter 1-2 mm..

c. Sifat-sifat khas pertumbuhan

Energi utama diperoleh dari penggunaan gula. Pertumbuhan


Streptococcus cenderung menjadi kurang subur pada pembenihan padat atau
kaldu kecuali yang diperkaya dengan darah atau cairan jaringan. Kebutuhan
makanan bervariasi untuk setiap spesies. Kuman yang patogen bagi manusia
paling banyak memerlukan faktor-faktor pertumbuhan. Pertumbuhan dan
hemolisis dibantu oleh pengeraman dalam CO2 10%.

d. Variasi

Varian strain Streptococcus yang sama dapat menunjukkan bentuk


koloni yang berbeda. Hal ini sangat nyata di antara strain golongan A, yang
membentuk koloni suram atau mengkilat. Koloni yang suram terdiri atas
organism yang menghasilkan banyak protein M. Organisme ini cenderung
virulen dan relatife kebal terhadap fagositosis oleh keukosit manusia. Koloni
yang mengkilat cenderung menghasilkan sedikit protein M dan sering tidak
virulen.
BAB V

PEMBAHASAN

RapID system yaitu salah satu cara mengidentifikasi bakteri yang hasilnya
dapat diketahui dalam 4 jam terdiri dari beberapa panel-panel yang terdiri dari
satu seri test biokimia. RapID tidak bergantung pada tumbuhnya mikroorganisme
tetapi dari deteksi spesifik enzim. Sebagai hasilnya, setiap panel dapat di inkubasi
secara anaerob. Sistem RapID dilengkapi oleh software ERIC (Electronic RapID
Compendium) yang berupa database yang telah mencapai lebih dari 400
mikroorganisme yang berbeda.

Identifikasi bakteri Streptococcus dan bakteri serupa lainnya


(Enterococcus, Gemella, Pediococcus dan Aerococcus) menggunakkan RapID
STR yang panelnya terdiri dari 14 substrat untuk mengidentifikasi lebih dari 30
mikroorganisme. Bahan reaktifnya berupa Esculin, Mannitol, Sorbitol yang
nantinya akan memberikan hasil berupa perubahan warna menjadi positif atau
negatif sesuai dengan indikatornya.

Pada praktikum ini, didapatkan hasil berupa persentase bakteri Grup C/G
sebesar 82,65%, Streptococcus anginosus sebesar 17,35%, dan tidak ditemukan
bakteri Streptococcus mutans. Hasil itu menunjukkan perubahan warna positif
pada uji enzimatis dan uji gula antara lain yaitu: ARG (L-arginine) 99%, PO4 (p-
Nitrophenyl phosphate) 99% berubah menjadi oranye terang, TYR 96% berubah
menjadi oranye terang, HPR 0% berubah menjadi oranye terang, HEM 99%, LYS
(Lysine β-naphathylamide) 99% berubah menjadi warna ungu gelap. Sedangkan
pada uji ESC (Esculin), MNL (Manitol), SBL (Sorbitol), RAF (Raffinose), INU,
NAG, GAL (p-Nitrophenyl-α,D-galactoside) , GLU (p- Nitrophenyl-α,D-
glucoside), dan PYR menunjukkan perubahan warna negatif.

Perubahan warna pada test biokimia tersebut terjadi karena Group A


streptococci (GAS) bereaksi dengan GAS-spesific antigen. Semakin banyak
jumlah GAS maka perubahan warna akan menjadi pekat atau positif. Perubahan
warna yang terjadi dalam 4 jam sangat menguntungkan bagi seorang dokter dalam
menentukan apakah pasien yang menderita penyakit pharingitis harus diberikan
obat antibiotik atau tidak. Salah satu penyebab penyakit pharingitis sendiri pada
dasarnya disebabkan oleh bakteri streptococcus.

Kontra indikasi pada hasil didapatkan GLU (p- Nitrophenyl-α,D-


glucoside) yang seharusnya 98% dan HPR yang seharusnya 1% pada bakteri Grup
c/g. Dan pada bakteri Streptococcus anginosus, kontra indikasi pada hasil
didapatkan GLU (p- Nitrophenyl-α,D-glucoside) yang seharusnya 88%, ESC
(Esculin) yang seharusnya 89%, dan HPR yang seharusnya 1%  . Hal tersebut
dapat terjadi akibat kelalaian operator dalam menambah reagen yang kurang
merata atau dapat diakibatkan oleh proses inkubasi yang terlalu lama.
BAB VI

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa bakteri pada blood


agar mengandung group C streptococcus (GCS) atau group G streptococcus
(GGS) dan streptococcus constellatu. GCS dan GGS adalah flora normal
komensal pada saluran napas bagian atas manusia dan sering berkoloni
asimptomatik pada kulit, saluran pencernaan, dan saluran genital wanita. Mereka
juga terlibat dalam infeksi mono dan polimikroba pada kulit dan jaringan lunak,
faringitis, bakteremia dan endokarditis, artritis septik dan osteomielitis, infeksi
nifas, dan meningitis. Sedangkan pada bakteri streptococcus constellatus adalah
anggota kelompok streptococcus milleri yang mencakup tiga spesies, S.
intermedius, S. anginosus dan S. constellatus. Organisme ini sering α-hemolitik,
tetapi kadang-kadang bisa β-hemolitik atau non-hemolitik . Mereka ditemukan di
antara flora orofaringeal dan gastrointestinal yang normal, tetapi dapat
menyebabkan abses di rongga perut, saluran pernapasan bawah, saluran
urogenital, orofasial dan daerah sinus serta kulit. Mereka dapat menyebar secara
hematogen untuk menyebabkan abses metastasis di otak, hati, limpa, ruang
subdural, tulang, serta endokarditis. S. milleri memiliki kecenderungan untuk
membentuk abses, tetapi alasan pastinya tidak jelas. Kemungkinan termasuk
kapsul polisakarida organisme dan aktivitas sinergis dengan anaerob. Sebaliknya,
bakteremia dengan kelompok organisme ini jarang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai