Penyusun:
PENDAHULUAN
RapID system yaitu salah satu cara mengidentifikasi bakteri yang hasilnya
dapat diketahui dalam 4 jam terdiri dari beberapa panel-panel yang terdiri dari
satu seri test biokimia. RapID tidak bergantung pada tumbuhnya mikroorganisme
tetapi dari deteksi spesifik enzim. Sebagai hasilnya, setiap panel dapat di inkubasi
secara anaerob. Sistem RapID dilengkapi oleh software ERIC (Electronic RapID 8
Compendium) yang berupa database yang telah mencapai lebih dari 400
mikroorganisme yang berbeda.
1.3. Tujuan :
1. Untuk melakukan uji biokimiawi dan enzimatik suatu spesies bakteri dari
genus Streptococcus secara akurat.
2. membantu menegakkan diagnosa suatu spesies bakteri.
3. RapID STR : Untuk identifikasi Streptococcus dan sejenisnya
(Enterococcus, Gemella, Leuconostoc, Pediococcus, Aerococcus, dan L.
Monocytogenes.
BAB II
A. Brander + Spirtus
B. Korek Api
C. Ose Lab
D. Media Blood Agar
E. Alkohol
F. Handscoon
G. Tempat Sampah
H. Tissue
I. Pipet Pistol
J. Perangkat API Strep
E. Strip test yang berisi enzim dan gula - gula diletakkan diatas kotak
inkubasi, kemudian pada strip test tersebut dimasukkan masing – masing
10 μl suspense bakteri yang telah disesuaikan dengan standar Mc Farland
1 pada 10 sumuran tes enzimatik yang mengandung enzim – enzim VP ;
HP ; ESC ; PYRA ; α GAL ; β GUR ; β GAL ; PAL LAP ; dan ADH dari
tepi tabung (jangan sampai terbentuk
H. Mineral oil diteteskan diatas sumuran ezimatik ADH dan 10 sumuran tes
fermentasi. Kemudian di inkubasi kembali Selama 4 jam dengan suhu
37oC
L. Jumlah skor dibaca dengan Analitical Profile Index Software (consult Bio
Merieux)
HASIL PRAKTIKUM
TINJAUAN PUSTAKA
Bakteri ini bersifat nonmotil (tidak bergerak), bakteri ini tumbuh secara
optimal pada suhu 18 -40 C. Streptococcus adalah golongan bakteri
yang heterogen. Tidak ada satu sistem pun yang cukup baik untuk
mengklasifikasikannya. Streptococcus mutans merupakan kuman yang
kariogenik karena mampu segera membentuk asam dari karbohidrat yang dapat
diragikan. Kuman tersebut dapat tumbuh subur dalam suasana asam dan dapat
menempel pada permukaan gigi karena kemampuannya membuat polisakarida
ekstra sel. Polisakarida ekstra sel ini terutama terdiri dari polimer
glukosa yang menyebabkan matriks plak mempunyai konsistensi seperti
gelatin, akibatnya bakteri tersebut melekat pada gigi serta saling melekat satu
sama lain. Plak makin lama makin tebal, sehingga akan menghambat fungsi
saliva untuk melakukan aktivitas antibakterinya.
b. Biakan
d. Variasi
PEMBAHASAN
RapID system yaitu salah satu cara mengidentifikasi bakteri yang hasilnya
dapat diketahui dalam 4 jam terdiri dari beberapa panel-panel yang terdiri dari
satu seri test biokimia. RapID tidak bergantung pada tumbuhnya mikroorganisme
tetapi dari deteksi spesifik enzim. Sebagai hasilnya, setiap panel dapat di inkubasi
secara anaerob. Sistem RapID dilengkapi oleh software ERIC (Electronic RapID
Compendium) yang berupa database yang telah mencapai lebih dari 400
mikroorganisme yang berbeda.
Pada praktikum ini, didapatkan hasil berupa persentase bakteri Grup C/G
sebesar 82,65%, Streptococcus anginosus sebesar 17,35%, dan tidak ditemukan
bakteri Streptococcus mutans. Hasil itu menunjukkan perubahan warna positif
pada uji enzimatis dan uji gula antara lain yaitu: ARG (L-arginine) 99%, PO4 (p-
Nitrophenyl phosphate) 99% berubah menjadi oranye terang, TYR 96% berubah
menjadi oranye terang, HPR 0% berubah menjadi oranye terang, HEM 99%, LYS
(Lysine β-naphathylamide) 99% berubah menjadi warna ungu gelap. Sedangkan
pada uji ESC (Esculin), MNL (Manitol), SBL (Sorbitol), RAF (Raffinose), INU,
NAG, GAL (p-Nitrophenyl-α,D-galactoside) , GLU (p- Nitrophenyl-α,D-
glucoside), dan PYR menunjukkan perubahan warna negatif.
KESIMPULAN