Anda di halaman 1dari 3

Politik Luar Negeri Indonesia Bangun

Kedamaian Dunia
Senin, 12 November 2018 10:02 WIB

Ketua DPR RI Bambang Soesatyo menegaskan politik luar negeri Indonesia diabdikan untuk
membangun dunia yang damai, bebas dari konflik dan permusuhan. Selain, untuk mewujudkan
dunia yang menjunjung tinggi prinsip-prinsip kemanusiaan dan perdamaian. Bahkan Sejarah
mencatat bahwa Indonesia selalu menampilkan citra bangsa yang cinta damai.

“Karena itulah Indonesia selalu bersedia berperan aktif menjaga perdamaian dunia, sejalan
dengan kebijakan politik luar negeri yang bebas aktif,” ujar Bamsoet, sapaan akrabnya, saat
berdiskusi dengan para akademisi dari Victoria University of Wellington, di
Wellington, Selandia Baru, Jumat (09/11/2018). 
Dalam pertemuan ini, hadir Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia Tantowi Yahya, Prof.
Dewi Fortuna Anwar, Anggota Partai Golkar DPR RI Mukhamad Misbakundan Ahmadi Noor
Supit, Anggota Fraksi Nasdem DPR RI Akbar Faisal, Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR
RI Masinton Pasaribu serta Staf Khusus Ketua DPR RI Yahya Zainidan Yorrys Raweyai.
Sementara dari Victoria University of Wellington hadir antara lain Prof. David Capie, Prof.
Malcolm Mc Kinnon, Prof. Roberto Rabel, Manjeet Pardesi, Terrence O'Brien, Jim Rolfe, Peter
Rider serta Dr. Eva Nisa.
Bamsoet menuturkan, diangkatnya Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan
PBB periode 2019-2020 mewakili wilayah Asia-Pasifik, merupakan bentuk nyata kepercayaan
komunitas internasional atas peran Indonesia menjaga perdamaian dunia. Sebelumnya, sudah
tiga kali Indonesia menjadi anggota tidak tetap DK PBB. Keanggotaan terakhir pada periode
tahun 2007-2008. 
“Dipercayanya Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB merupakan salah
satu prestasi besar Indonesia di kancah internasional. Pemerintahan Presiden Jokowi berhasil
meyakinkan kepada negara-negara di dunia, bahwa Indonesia mampu memegang peran penting
dalam menjaga perdamaian dunia,” kata Bamsoet.
Legislator Partai Golkar ini menuturkan, Indonesia merupakan negara yang sangat peduli
dengan perdamaian. Sebagai bangsa yang heterogen, terdiri dari berbagai suku, agama, ras dan
kepercayaan, Indonesia telah terbukti mampu menjadi bangsa yang toleran dan penuh kedamaian
“Indonesia yang sangat majemuk dapat tumbuh menjadi Negara demokrasi dan terhindar dari
perpecahan, karena mempunyai platform bersama yang bernamaPancasila. Pancasila menjadi
paying dalam melindungi kemajemukan masyarakat Indonesia. Sehingga, kelompok mayoritas
dan minoritas dapat hidup berdampingan secara rukun dan damai,” urai Bamsoet.
Lebih jauh ia menuturkan, setelah 20 tahun mengalami reformasi, Indonesia kini tumbuh
menjadi Negara demokrasi terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan India. Indonesia
berhasil menyelenggarakan  empat kali Pemilu legislatif, tiga kali pemilihan presiden langsung
dan ratusan kali pemilihan kepala daerah langsung secara demokratis, damai dan tanpa gejolak
yang berarti.
“Dengan Pemilu yang demokratis terbentuk pemerintahan yang legitimate dan stabil, sehingga
agenda pembangunan dapat dijalankan. Ekonomi Indonesia tumbuh rata-rata di atas 5 persen per
tahun, kesejahteraan masyarakat meningkat, jumlah penduduk miskin turun setiap tahun, kini
tinggal sekitar 26 juta orang atau 10 persen dari jumlah penduduk Indonesia,” terang Bamsoet.
Legislator dapil Jawa Tengah VII ini memaparkan, salah satu unsure penting dalam demokrasi,
adalah kebebasan dan kesetaraan dalam masyarakat. Di Indonesia, kebebasan menyampaikan
pendapat dijamin oleh undang-undang.
“Pers sebagai pilar keempat demokrasi tumbuh menjadi saluran yang efektif bagi penyampaian
kritik kepada pemerintah, lembaga perwakilan dan lembaga-lembaga lainnya. Kelompok-
kelompok sipil berkembang pesat dan berperan dalam setiap penyusunan kebijakan pemerintah,
termasuk dalam penyusunan Undang-undang,” ujar Bamsoet.
Takhan yaitu, pengangkatan pejabat public semuanya dipilih oleh masyarakat, baik langsung
maupun tidak langsung. Di Indonesia juga terdapat lembaga semi pemerintah untuk
meningkatkan pengawasan dan pelayanan bagi masyarakat. Antara lain,  Komisi Yudisial,
Komisi Pemberantasan Korupsi, Komisi Hak Asasi Manusia, Komisi Penyiaran, Komisi
Informasi Publik, Ombusman, Komisi Perlindungan Saksidan Korban, Komisi
PerlindunganAnak, Komisi Kepolisian serta Komisi Kejaksaan. 
“Indonesia juga berhasil melaksanakan otonomi daerah. Dulu pertumbuhan ekonomi hanya ada
di Jakarta dan sekitarnya, sekarang banyak daerah yang berkembang menjadi pusat pertumbuhan
ekonomi baru. Otonomi daerah menjadi solusi bagi ancaman perpecahan, sekaligus dapat
menciptakan pemerataan pembangunan,” ujar Bamsoet.
Bamsoet menandaskan, dengan demokrasi dan ekonomi yang stabil, Indonesia tampil di dunia
internasional dengan penuh percaya diri. Banyak prakarsa yang dilakukan Indonesia dalam
berbagai forum internasional. Sejak tahun 2008 Indonesia memelopori Bali Democracy
Forum yang diikuti 20 negara guna memperkuat kapasitas dan institusi demokrasi di negara-
negara Asia. Indonesia juga aktif mengambil peran dalam isu-isu perdamaian dan kemanusiaan,
seperti penyelesaian konflik di Mindanau Pilipina Selatan, Myanmar, Afganistan  serta Palestina.
“Selain itu, Indonesia aktif dalam forum-forum ekonomi internasional, seperti IMF, World Bank,
APEC, World Economic Forum, AFTA, NAFTA. Baru-baru ini Indonesia berhasil menjadi tuan
rumah Annual Meetings IMF-World Bank Group 2018 yang dikuti 4.000 orang lebih dari 189
negara di seluruh dunia,” kata Bamsoet. (*)

Nama : Dyah Ardianti


No abs : 09
Kelas : XII MIPA 2

Anda mungkin juga menyukai