PENDAHULUAN
Arsitektur adalah ilmu pengetahuan dan seni yang menciptakan lingkungan buatan manusia.
Struktur sebagai salah satu faktor yang berperan penting pada terbentuknya bangunan arsitektur. Bentuk
arsitektur yang benar, bila dikupas lebih dalam akan mencerminkan bentuk strukturnya.
Struktur adalah bagian-bagian yang membentuk bangunan seperti pondasi, sloof, dinding, kolom,
ring, kuda-kuda, dan atap. Pada prinsipnya, elemen struktur berfungsi untuk mendukung keberadaan
elemen nonstruktur yang meliputi elemen tampak, interior, dan detail arsitektur sehingga membentuk
satu kesatuan. Setiap bagian struktur bangunan tersebut juga mempunyai fungsi dan peranannya masing-
masing.
Kegunaan lain dari struktur bangunan yaitu meneruskan beban bangunan dari bagian bangunan
atas menuju bagian bangunan bawah, lalu menyebarkannya ke tanah. Perancangan struktur harus
memastikan bahwa bagian-bagian sistem struktur ini sanggup mengizinkan atau menanggung gaya
gravitasi dan beban bangunan, kemudian menyokong dan menyalurkannya ke tanah dengan aman.
Manusia mulai mempelajari struktur dari alam. Lalu seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan kemampuan manusia untuk memahami, struktur pada bangunan pun ikut berkembang
sesuai dengan keperluan dan kegunaannya.
Perkembangan struktur dapat dibagi menjadi beberapa tahapan berdasarkan sistem struktur,
bahan yang digunakan, dan pengaruh social budaya pada era tersebut. Tahapan-tahapan tersebut adalah:
a. Masa Prasejarah
Prasejarah adalah sebutan bagi kurun waktu yang bermula ketika manusia purba mulai
memanfaatkan perkakas. Pada masa ini, manusia masih belum berbudaya dan hidup berpindah-
pindah (nomaden). Struktur yang dapat dianggap sebagai struktur masif merupakan ceruk-ceruk
gua ataupun lubang pada pohon. Bangunan lain yang dapat ditemukan pada masa ini adalah
tenda-tenda primitif yang terbuat dari kayu atau ranting yang membentuk rangka tenda dengan
dedaunan sebagai material penutup.
b. Masa Kuno
Pada masa ini, peradaban manusia muncul. Perkembangan struktur sederhana sudah terlihat dan
berkembang sejalan dengan perkembangan social budaya manusia pada saat itu. Kehidupan
social dan religious berperan dalam terbentuknya bangunan-bangunan yang bersifat
monumental. Bangunan dapat melambangkan kekuasaan, kebesaran, atau kejayaan penguasa
pada saat itu. Struktur yang digunakan kebanyakan merupakan struktur massif. Struktur rangka
seperti post dan beam mulai digunakan dalam pembangunan. Beberapa bangunan sudah
menerapkan konstruksi lengkung dan kubah unuk memcahakn bentang ruang yang lebar.
c. Masa Pertengahan
Kehidupan social dan budaya semakin berkembang, terutama dalam segi religious. Religi
memegang peranan penting dalam masyarakat, hal ini dapat dibuktikan dari banyaknya
bangunan-bangunan monumental yang diperuntukan untuk keperluan ibadah. Pada masa ini,
aspek-aspek kenyamanan (convenience), kekuatan (strength), serta keindahan (beauty)
dipentingkan. Perhitungan terhadap gaya menjadi pertimbangan penting dan penerapan struktur
baru mulai dicoba. Bangunan pada masa ini menggunakan struktur massif serta struktur rangka
yang banyak menggunakan konstruksi lengkung dan kubah. Material yang digunakan adalah batu,
batu bata, serta kayu. Pemakaian material sudah melalui tahap pengolahan agar bahan lebih awet
dan kuat.
e. Masa Modern
Dengan ditemukannya teknologi yang lebih canggih dari sebelumnya, kemungkinan membuat
bangunan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan manusia semakin luas. Perlengkapan
bangunan meliputi utilitas, mekanikal, dan elektrikal berkembang semakin kompleks. Ditemukan
sistem-sistem struktur baru dengan bentang yang luar biasa menggunakan bahan-bahan ringan
memungkinkan manusia untuk membangun bangunan nan tinggi dan panjang. Kenyamanan
(convenience), penampilan (appearance), biaya (cost), serta efisiensi bangunan menjadi
pertimbangan penting bagi bangunan-bangunan masa ini. Keterbatasan lahan seiring
bertambahnya jumlah penduduk bumi menjadi factor yang berpengaruh pada pembangunan
bangunan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi struktur
bangunan adalah sebagai berikut:
a. Penemuan bahan bangunan baru yang lebih kuat (tahan terhadap gaya tarik, tekan, dan lentur
yang tinggi) dan ringan.
b. Kemajuan ilmu perhitungan matematika, terutama ditemukannya perhitungan mekanika statis
tak tentu dan penyelesaian masalahnya.
c. Perkembangan Teknik dan teknologi, yaitu perkembangan alat-alat modern yang berperan dalam
bangunan memungkinkan pelaksanaan pembangunannya.
d. Perkembangan dalam desain
Menurut bentuk geometris dan karakter fisik, elemen dasar struktur diklasifikasikan oleh Daniel L
Schodek sebagai berikut:
a. Sistem struktur yang memiliki elemen dasar berbentuk garis kaku (lurus atau lengkung)
b. Sistem struktur yang memiliki elemen dasar berbentuk bidang kaku (lurus atau lengkung)
c. Sistem struktur yang memiliki elemen dasar berbentuk garis lengkung (non-rigid, lurus atau
lengkung)
d. Sistem struktur yang memiliki elemen dasar berbentuk bidang lentur (non-rigid, datar atau
lengkung)
1. Pertimbangan biaya, yang meliputi biaya konstruksi, nilai kapitalisasi, rentable space variation dan
cost of time variation.
2. Kecepatan konstruksi yang dipengaruhi oleh profil bangunan, pengalaman, metode dan keahlian,
material struktur, tpi konstruksi (cast-in-situ, precast atau kombinasi) serta local contruction
industry.
3. Overall geometry, meliputi panjang, lebar dan tinggi bangunan.
4. Vertical profile-building shape.
5. Pembatasan ketinggian (height restriction)
6. Kelangsingan (slenderness), yaitu ratio antara tinggi terhadap lebar bangunan.
7. Plan configuration, yaitu depth-widht ratio dan degree of regularity (dapat dilihat pada peraturan
seperti UBC atau NEHRP).
8. Kekuatan, kekakuan dan daktilitas.
9. Kekuatan berhubungan erat dengan material properties, kekaakuan meliputi kekakuan lentur,
kekakuan geser, kekakuan torsi dan daltilitas meliputi strain ductility, curvature ductility dan
displacement ductility.
10. Jenis/tipe pembebanan, yang meliputi beban gravitasi, beban lateral berupa beban angin dan
seismic serta beban-beban khusus lainnya.
11. Kondisi tanah pendukung bangunan