Anda di halaman 1dari 23

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkecambahan merupakan proses awal terjadinya pertumbuhan dalam
tanaman biji-bijian dengan ditandai adanya melunaknya kulit bagian luar karena
terjadinya peningkatan suplai oksigen sehingga menyebabkan respisasi pada biji.
Pada perkecambahan dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor eksternal dan internal.
Salah satu faktor eksternal yaitu cahaya. Sumber cahaya yang besar yaitu
matahari. Tenaga matahari sangat mempengaruhi pertumbuhan yang diterima oleh
tumbuhan. Matahari termasuk iklim mikro. Iklim mikro secara sederhana
didefinisikan pengamatan yang dilakukan disekitar tanaman setinggi 2 meter.
Iklim mikro meliputi kondisi-kondisi yaitu kelembapan, temperatu,r cahaya,
interaksi dengan organisme lain.
Kelembapan udara dapat mengakibatkan penurunan tekanan uap dan
mengakibatkan penurunan laju transpirasi. Temperatur udara mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Bila suhu naik maka fotosintesis akan
naik dengan maksimum setelah itu mengalami penurunan maksimum. Suhu tanah
yang panas akan mempengaruhi aktivitas akar dan menimbulkan penyakit pada
tanaman. Mekanisme panas pada permukaan tanah sangat menentukan
pertumbuhan pada tanaman yang secara sederhana seperti perputaran atau
sirkulasi udara dan cahaya untuk memenuhi aktivitas akar.
Dalam fase perkecambahan, perkecambahan mempunyai 2 jenis. Berikut
penjelasan sederhana 2 jenis perkecambahan yaitu, perkecambahan epigeal secara
sederhana perkecambahan berproses dimana hipokotil dari biji tersebut
memanjang yang membuat kotiledon dan plumala dari biji terangkat ke atas tanah
dan posisi kotiledon atau keping biji berada diatas tanah. Proses perkecambahan
epigeal terjadi pada tanaman yang mempunyai jenis tumbuhan dikotil, seperti
kacang hijau. Perkecambahan hipogeal secara sederhana perkecambahan
berproses dimana epikotil memanjang sehingga membuat plumula dari biji
terangkat ke permukaan tanah. Perbedaannya dari perkecambahan epigeal adalah
letak dari kotiledon dari biji tetap berada di dalam tanah. Proses perkecambahan
hipogeal biasanya terjadi pada jenis tanaman monokotil, seperti jagung
Penggunaan varietas unggul harus diperhatikan untuk menghasilkan benih
yang baik dan menekan semaksimal mungkin terjadinya pembusukan benih saat
menanam serta dapat mengoptimalkan intensitas cahaya yang diserap, temperatur,
dan kelembapan.

1.2 Tujuan dan Manfaat


1.2.1 Tujuan
Tujuan praktikum ini agar mahasiswa dapat mempelajari proses terjadinya
perkecambahan serta dapat mengontrol dan memvariasikan kondisi iklim mikro,
mahasiswa dapat mengkorelasikan variasi dari respon perkecambahan terhadap
variasi iklim mikro
1.2.2 Manfaat
Secara praktis, praktikum ini diharapkan memberikan pengetahuan untuk
mahasiswa dalam proses perkecambahan serta belajar untuk menganalisis proses
perkecambahan dan mengkondisikan iklim mikro, namun mahasiswa dapat
mengaplikasikannya dalam bentuk penelitian untuk nantinya dikembangkan
menjadi yang lebih baik untuk di terapkan pada masyarakat yang bergelut pada
pertanian terutama pada tanaman kacang hijau adalah majemuk yang mempunyai
tiga helai anak daun disetiap tangkai. Helai daun kacang hijau berbentuk oval
dengan bagian ujung lancip dan mempunyai warna hijau muda atau hijau tua
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perkecambahan Kacang Hijau


Kacang hijau merupakan tanaman semusim yang berumur kurang lebih 60
hari. Tanaman kacang hijau tumbuh hampir di seluruh Indonesia baik di dataran
rendah maupun dataran tinggi. Tanaman kacang hijau masuk dalam papilionacea
atau masuk dalam suku polong-polongan. Proses pertumbuhan kacang hijau
melalui tiga tahap yaitu perkecambahan, pertumbuhan primer, pertumbuhan
sekunder. (Astawan, 2005)
Susunan morfologi tanaman kacang hijau terdiri dari akar, batang, daun
bunga, buah, dan biji. Tanaman kacang hijau memiliki akar tunggang, batangnya
berbentuk bulat dan berbuku. Ukuran batangnya kecil, berwarna hijau kecoklatan,
dan berbulu. Batang kacang hijau memiliki ukuran tegak 1 meter. Cabang-
cabangnya menyebar ke semua arah. Bunga kacang hijau berbentuk seperti kupu-
kupu dan berwarna kuning kehijauan atau kuning pucat. Buah kacang hijau
berbentuk polong. Panjang polong sekitar 5-16 cm, setiap polong berisi 10-15 biji.
Bentuk polong kacang hijau adalah silindris atau pipih dengan ujung agak runcing
atau tumpul (Purwono dan Hartono, 2005)

2.2 Manfaat Kacang Hijau


Kacang hijau merupakan sumber protein nabati, vitamin (A, B1, C, dan E)
serta beberapa zat lain yang bermanfaat bagi tubuh manusia seperti kalsium,
minyak lemak, mangan. Bila dilihat dari kandungan proteinnya, kacang hijau
termasuk sumber bahan makanan yang dapat memenuhi protein bagi manusia.
Kacang hijau bisa diolah menjadi bubur kacang hijau, dan banyak digunakan
sebagai bahan bubur bayi karena kandungan protein. Kacang hijau juga
mempunyai kandungan lemak yang rendah daripada kacang tanah dan kedelai.
Kacang hijau juga dikonsumsi dengan bentuk kecambah atau biasa disebut tauge.
Pemanfaatan tauge digunakan untuk bahan pelengkap suatu makanan dan tauge
sendiri telah dikenal luas di Indonesia (Purwono dan Hartono, 2005).
Untuk nilai gizi, tauge mempunyai kandungan vitamin E yang tidak ada
dalam kacang tanah atau kedelai. Kandungan gizi dalam kecambah kacang hijau
lebih baik daripada nilai gizi biji kacang hijau. Hal ini disebabkan tauge
mengalami proses perombakan makromolekul ke mikromolekul sehingga daya
cerna dapat meningkat. Selain itu, dengan proses perkecambahan pada kacang
hijau yang dinamakan tauge terjadi pembentukan senyawa yang dinamakan
tokoferol dalam vitamin E (Purwono dan Hartono, 2005)

2.3 Pengaruh Cahaya Terhadap Perkecambahan


Cahaya mempengaruhi perkecambahan untuk penentuan arah akar dan
perluasan atau tidak bergulungnya daun pertama. Daun berusaha mendapatkan
cahaya yang lebih banyak untuk fotosintesis. Cahaya akan menghambat
pertumbuhan batang bila batang tidak terkena cahaya matahari sehingga batang
menjadi panjang. Cahaya juga mempanguruhi pertumbuhan xilem sehingga
perkembangan batang akan berpengaruh. Selain berpengaruh pada proses
fotosintesis, cahaya juga berpengaruh pada pertumbuhan setiap organ tanaman
(Silvikultur, 2007).
Pertumbuhan kecambah akan lebih cepat jika diletakkan pada tempat yang
gelap, akan tetapi tumbuhan akan tumbuh dengan daun yang pucat karena
kekurangan klorofil, tumbuhan kurus serta daun tidak berkembang. Tanaman
yang ditempatkan dalam tempat gelap akan cepat panjang karena auksin
merangsang pemanjangan sel-sel. Sebaliknya jika tanaman ditempatkan yang
mempunyai intensitas cahaya tinggi akan merusak auksin sehingga tanaman
mengalami pertumbuhan yang lambat. Cahaya menyebabkan auksin rusak menuju
ke dispersi gelap. (Silvikultur, 2007)

2.4 Cara Menanam


Cara bertanam kacang hijau harus meliputi lahan, jarak tanam, dan
penggunaan mulsa. Penyiapan lahan tidak perlu membabat lahan, tanpa mengolah
tanah, dan tanpa drainase. Pengolahan tanah dapat menghambat waktu tanam serta
ketersidaan lahan yang minim. Oleh karena itu, penanaman kacang hijau tidak
perlu melakukan pengolahan lahan terutama pada musim kemarau. Pada lahan
yang akan ditanami kacang hijau jika masih becek harus dilakukan drainase
supaya biji yang ditanam tidak mengalami pembusukan. Saluran drainase dapat
digunakan untuk memutus kebutuhan air jika sudah terpenuhi. Jika akan
menanam kacang hijau, pengolahan tanah pada saat panen padi sawah tidak akan
meningkatkan hasil (Purnomo, 1986)
Cara tanam yang dilakukan petani sudah teratur, alat yang digunakan
adalah tugal ceblok traktor. Alat ini digunakan secara langsung setelah panen
padi tanpa babat jerami. Dalam keragaan teknologi budaya menanam kacang hijau
dengan jarak 40 x 15 cm dengan menggunakan tugal ceblok dan jerami dibabat
sebagai mulsa. Keuntungan mulsa jerami padi adalah menekan pertumbuhan
serangan lalat bibit (Good, 1984).

2.5 Daerah Asal dan Penyebaran


Asal usul tanaman kacang hijau diduga dari kawasan india. Nikolai
Ivanovich Vavilov, seorang ahli botani soviet, menyebutkan bahwa India
merupakan daerah asal sejumlah besar kacang hijau. Penyebaran kacang hijau
meluas di berbagai daerah atau negara di asia beriklim tropis. Kacang hijau
dibawa masuk ke wilayah Indonesia terjadi pada awal abad ke-17 oleh pedagang
Cina dan Portugis. (Rukmana, 1997)
Pusat penyebaran kacang hijau bermula pada Pulau Jawa dan Bali, pada
tahun 1920 mulai berkembang di Sulawesi, Sumatra, Kalimantan, dan Indonesia
bagian Timur. Daerah produksi kacang hijau lainnya yaitu Sulawesi Selatan, Jawa
Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah,
dan DI Yogyakarta. (Rukmana, 1997)
Keadaan agroekologi di Indonesia cocok untuk pengembangan budidaya
tanaman kacang hijau. Pada masa mendatang Indonesia juga akan menjadi sentra
kacang hijau dan akan menyebar luas di Nusantara (Rukmana, 1997)
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum acara 1 yang berjudul pengaruh iklim mikro pada
perkecambahan benih dilaksanakan pada hari senin, tanggal 01 Oktober 2018,
pukul 14.30-17.00, bertempat di lahan Fakultas Pertanian, Program Studi
Peternakan, Universitas Jember Kampus Bondowoso

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Menyiapkan alat pada saat praktikum yaitu yang pertama adalah pipet
tetes yang berukuran 10 ml, label dan pena, 9 cawan petri berukuran diameter 9
cm (kaca atau plastik) per kelompok, dan pinset
3.2.2 Bahan
Menyiapkan bahan saat praktikum yaitu biji kacang hijau dengan berat 5
gram per kelompok, kemudian pasir steril dan bersih dengan berat 500 gram per
kelompok, dan 50 gram kapas per kelompok

3.3 Cara Kerja


Praktikan mempersiapkan alat dan bahan, serta merendam benih kacang
hijau dengan air dingin selama 15 menit, lalu merancang kondisi iklim mikro, ada
3 kondisi iklim mikro yang akan dirancang (setiap kelompok melakukan
percobaan sesuai arahan asisten)
3.3.1 Percobaan Perlakuan Kelembapan
Menyiapkan 9 cawan petri yang masing-masing diisi dengan pasir steril
sebanyak 45 gram, kemudian meletakkan biji kacang hijau pada cawan petri, lalu
memberikan air pada setiap cawan sebanyak 8 ml, 10 ml, 12 ml. Yang terakhir
menempatkan semua cawan di lokasi gelap dengan sekitar 25℃

3.3.2 Percobaan Perlakuan Cahaya


Yang pertama yaitu menyiapkan 6 cawan petri yang masing-masing
diiskan dengan pasir steril sebanyak 45 gram, kemudian meletakkan biji kacang
hijau sebanyak 5 biji pada setiap cawan petri, lalu memberikan air pada setiap
cawan sebanyak 10 ml, kemudian menempatkan semua cawan petri di 3 lokasi
yang bervariasi yaitu 3 cawan di luar ruangan dan 3 cawan di dalam ruangan
3.3.3 Percobaan perlakuan letak/posisi benih
Menyiapkan 9 cawan petri, kemudian meletakkan 5 biji kacang hijau
dengan ketentuan 3 cawan petri yang pertama meletakkan biji tertupi kapas basah,
lalu 3 cawan petri kedua meletakkan biji pada media pasir steril dengan posisi
tertanam, kemudian 3 cawan petri ketiga meletakkan biji di media pasir steril
dengan posisi di permukaan
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Jumlah
Varia Perkecambahan Persent
Perlakuan Benih
si ase
Mikrokli Ulangan Rata Perkecam
Tota -
mat l bahan
1 2 3 rata
8 ml 0 0 0 0 0 0%
Kelembab 10 ml 3 4 4 11 3,6 73,34%
an 12 ml 4 3 3 10 3,3 66,67%
Tempat Terang 1 0 0 1 0,04 14,28%
Cahaya
Tempat Gelap 0 1 1 2 0,09 28,6%
Benih ditutupi kapas
7 0 2 9 3 75%
basah
Benih tertanam pada
6 6 0 12 4 100%
Posisi media pasir steril
Benih Benih diletakkan di
permukaan media 8 0 1 9 3 75%
tanam pasir steril

Kita dapat melihat tabel hasil percobaan diatas, bahwa masing-masing


perlakuan dalam menanam biji kacang hijau. Perlakuan-perlakuan diatas sangat
mempengaruhi pertumbuhan dari kecambah biji kacang hijau, serta faktor iklim
mikro juga sangat mempengaruhi pertumbuhan dari kecambah biji kacang hijau

4.2 Pembahasan
4.2.1. Deskripsikan proses perkecambahan yang terjadi dalam
perkecambahan kacang hijau
Peristiwa terjadinya perkecambahan pada kacang hijau diawali dengan
proses penyerapan air oleh biji yang disebut imbibisi, serta melunaknya kulit biji
dan hidrasi dari protoplasma. Setelah mengalami proses tersebut, kegiatan-
kegiatan sel dan enzim serta menaiknya tingkat respirasi pada biji, pada awal
permulaan perkecambahan radikula lebih dahulu keluar atau akar rambut primer
dan akar rambut. Proses ini terjadi pada kecambah yang berumur 24 jam. Setelah
tumbuh akar, biji akan mengalami proses penguraian bahan-bahan seperti
karbohidrat, lemak, dan protein menjadi bentuk yang melarut dan dipindahkan ke
titik tumbuh pada biji yang berkecambah. Pada tingkatan ini perkecambahan
selanjutnya hipokotil dan radikula terus memanjang, pada masa ini kecambah
berumur 48 jam atau 2 hari. Terjadinya penguraian bahan-bahan seperti
karbohidrat, protein, dan lemak akan diuraikan menjadi energi bagi kegiatan
komponen dan pertumbuhan sel-sel. Pada proses ini radikula terus memanjang ke
bawah, sedangkan hipokotil tumbuh sampai menembus ke permukaan tanah,
proses ini kecambah sudah berumur 56-72 jam. Hipokotil terus memanjang
sehingga kotiledon berada diatas permukaan dan disusul dengan tumbuhnya daun
pertama keluar, antara bagian daun dan kotiledon terdapat epikotil, proses-proses
ini kecambah sudah berumur 80 jam dan akar-akar sudah mulai tumbuh panjang
dan semakin banyak. Proses yang selanjutnya adalah pertumbuhan dari kecambah
melalui proses pembelahan, pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik-titik
tumbuh. Sementara daun yang baru tumbuh tidak langsung melakukan
fotosintesis, maka pertumbuhan kecambah yang baru melakukan pembelahan
sangat bergantung dengan persedian makanan yang ada dalam biji.
Biji kacang hijau dapat berkecambah apabila berada dalam lingkungan
yang memenuhi syarat untuk perkecambahan, yaitu kandungan air pada biji
kacang hijau dan kelembaban udara di sekeliling harus tinggi. Pada saat biji
kacang hijau kering memiliki kadar air yang rendah, sehingga kelembaban pada
kelembaban hijau juga ikut rendah. Untuk menaikkan kelembaban pada biji
kacang hijau dapat melakukan perendaman atau ditempakan pada lingkungan
yang lembab dan tertutup agar uap air tidak terbuang dan biji kacang hijau dapat
menyerap dengan sempurna
4.2.2 Analisis data dan jelaskan perlakuan mana yang terbaik dari masing-
masing variabel (kelembaban, cahaya, posisi benih)
Setelah melakukan praktikum menanam biji kacang hijau dan melakukan
pengamatan selama 7 hari untuk melihat perkembangan dari perkecambahan biji
kacang hijau, kita dapat mencatat perkembangannya pada hari ke 7. Hasil analisis
dari praktikum mendapatkan hasil dari 3 perlakuan yang diterapakan pada
praktikum. Hasil analisis sebagai berikut:
a. Kelembaban
Pada 3 cawan petri pertama yang berisi air sebanyak 8 ml, dapat kita lihat
cawan petri yang pertama tidak ada tanda-tanda pertumbuhan pada kecambah
kacang hijau, karena kadar kelembaban dari perkecambahan kacang hijau terlalu
rendah, sehingga tidak dapat melakukan perkecambahan secara maksimal. Pada 3
cawan petri yang kedua, dapat kita lihat cawan petri kedua diisi air dengan takaran
10 ml. Biji kacang hijau dapat melakukan perkecambahan dengan baik, karena
kadar kelembaban yang pas. Bisa kita lihat ada 11 biji kacang hijau yang dapat
tumbuh dengan baik dan sempurna dengan rata-rata data 3,6 serta presentase
perkecambahannya mencapai 73,34%. Pada 3 cawan petri yang ketiga berisi air
dengan takaran 12 ml kecambah dapat tumbuh dengan baik. Hal ini
menunujukkan kelembaban pada 3 cawan petri ini bagus. Biji kacang hijau yang
tumbuh sebanyak 10 dari total 3 cawan petri, serta rata-rata pertumbuhannya yaitu
sebesar 3,3 dengan presentase perkecambahan 66,67%
b. Cahaya
Pada 3 cawan petri yang pertama yang ditempatkan pada tempat yang
terang hanya tumbuh 1 kecambah biji kacang hijau. Hal ini disebabkan karena
intensitas cahaya yang tinggi yang membuat perkecambahan kacang hijau
mengalami penurunan kadar kelembaban yang sangat drastis, sehingga membuat
perkecambahan pada biji kacang hijau tidak dapat tumbuh. Kecambah biji kacang
hijau yang ditempatkan pada tempat terang mempunyai rata-rata perkecembahan
sebesar 0,04 dengan presentase perkecembahan 14,28%. Pada 3 cawan petri yang
kedua yang ditempatkan pada tempat yang gelap hasil dari perkecembahan biji
kacang hijau yang tumbuh sejumlah 2. Hal ini dikarenakan kelembaban yang
tidak stabil, tetap batang kacang hijau memanjang, karena terangsang oleh cahaya
dari matahari. Hasil rata-rata perkecambahan dari biji kacang hijau ini adalah 0,09
dengan presentase perkecambahan sebesar 28,6%
c. Posisi benih
Pada 3 cawan petri yang pertama posisi benih biji kacang hijau ditutup
dengan kapas basah. Perlakuan ini membuat biji kacang hijau dapat tumbuh
sebanyak 9, karena media kapas basah membuat kelembaban pada biji kacang
hijau terjaga dengan stabil. Hasil dari perkecambahan biji kacang hijau
mempunyai rata-rata perkecambahan 3 dengan presentase perkecambahan sebesar
75%. Pada 3 cawan petri yang kedua menggunakan perlakuan penanaman benih
biji kacang hijau dengan pasir steri. Penanaman biji kacang hijau dengan media
pasir steril dapat tumbuh sebanyak 12 biji dari total keseluruhan biji yang
ditanam. Hal ini disebabkan karena kelembaban dari pasir steril yang bagus
membuat perkecambahan dari benih biji kacang hijau dapat tumbuh dengan hasil
yang maksimal. Hasil percobaan ini mempunyai rata-rata perkecambahan sebesar
4 dengan presentase perkecambahan 100%. Pada 3 cawan petri yang ketiga
menggunakan media pasir steril, tetapi posisi penanaman pada benih diletakkan
pada permukaan. Hasil dari perlakuan ini, benih biji kacang hijau yang tumbuh
sebanyak 9. Hal ini disebabkan kelembaban dari pasir steril, tetapi biji kacang
hijau mengalami penurunan kelembaban. Pada perlakuan ini rata-rata
perkecambahan yang tumbuh yaitu 3 dengan presentase sebesar 75%
Perlakuan yang tepat dari penanaman benih biji kacang hijau yaitu dengan
menggunakan media pasir steril dengan posisi benih ditanam di dalam. Hal ini
disebabkan kelembaban pasir steril dan kelembaban dari biji kacang hijau yang
pas. Selain itu, hasil dari perlakuan tersebut dapat membuat benih biji kacang
hijau tumbuh dengan maksimal
4.2.3 Jelaskan bagaimana pengaruh kelembaban, cahaya, posisi benih
terhadap perkecambahan
Pengaruh kelembaban terhadap perkecambahan yaitu kadar air yang
diperlukan dari benih biji kacang hijau tersebut, karena kacang hijau
membutuhkan kelembaban yang tinggi. Selain itu, pengaruh lainnya adalah dari
tingkat suhu di lingkungan sekitar. Jika semakin tinggi suhu, maka kelembaban
akan menurun karena penguapan air yang terbuang dan jika suhu semakin rendah,
maka kelemababan akan tinggi karena uap air yang terkandung tidak mudah
menguap. Pengaruh cahaya pada perkecambahan yaitu pertumbuhan dari batang
dan akar benih biji kacang hijau. Jika penanaman benih biji kacang hijau
diletakkan pada intensitas cahay yang rendah, maka pertumbuhan pada batang
akan lebih cepat tumbuh dan panjang. Hal ini disebabkan rangsangan cahaya yang
diterima pada benih kacang hijau membuat batang tumbuh dan mencari sumber
cahaya dan jika penanaman benih biji kacang hijau diletakkan pada intensitas
cahaya yang tinggi pertumbuhan akar akan semakin lebat dan pertumbuhan
batang melambat. Hal ini disebabkan karena akar menyerap lebih banyak cahaya
dan air yang menyebabkan pertumbuhan batang melambat. Pada perlakuan posisi
benih ada 3 cara yaitu posisi benih ditanam di dalam media kapas basah, benih
ditanam di dalam media pasir steril, benih ditanam diatas permukaan media pasir
steril. Pengaruh yang di timbulkan yaitu kecambah dapat tumbuh dengan
kelembaban media yang pas. Dapat dilihat dari data yang disajikan, kelembaban
dari media pasir steril serta posisi benih yang tertanam di dalam tanah membuat
benih biji kacang hijau terjaga kelembabanya, sehingga benih dapat tumbuh
dengan baik.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari kegiatan praktikum ini dapat kita simpulkan bahwa pengaruh dari
iklim mikro sangat berpengaruh pada perkecambahan, serta perlakuan dari
pembuatan media sederhana ini untuk melihat bagaimana pengaruh iklim mikro
perkecambahan. Perlakuan yang diterapkan harus memenuhi kapasitas agar benih
tetap tumbuh dan berkembang
5.2 Saran
Kita harus memperhatikan iklim mikro dalam menanam benih serta
melakukan perkecambahannya, agar tidak menimbulkan hal-hal yang tidak
diinginkan seperti tumbuhan mati dan kegagalan perkecambahan
FLOWCHART

PERLAKUAN KELEMBABAN

Disiapkan cawan
petri

Biji kacang hijau diletakkan cawan


petri

Diberikan air pada setiap


cawan

Semua cawan petri ditempatkan


dalam lokasi gelap
PERLAKUAN CAHAYA

Disiapkan cawan petri yang


masing-masing diisi pasir steril

Biji kacang hijau diletakkan ke


dalam cawan

Diberikan air pada setiap


cawan

Cawan diletakkan di tempat


gelap dan di tempat terang
PERLAKUAN POSISI BENIH

Disiapkan cawan petri

Biji kacang hijau diletakkan sesuai


dengan ketentuan

Diberikan air pada setiap cawan

Semua cawan diletakkan ditempat


gelap
DAFTAR PUSTAKA

Maghfiroh, Jazilatul. 2017. Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan


Tanaman. Jurnal Pendidikan Biologi UNY, 1, B-56

Maruliyananda, Citra. 2013. Pengaruh Ekstrak Etanolik Kecambah Kacang Hijau


(Phaseolus radiatus ) Terhadap Kualitas Spermatozoa Mencit (Mus
musculus) Yang Terpapar 2-Methoxyethanol [skripsi]. Surabaya (ID).
Universitas Airlangga

Purwono., dan Hartono, Rudi. 2005. Kacang Hijau. Bogor. Penebar Swadaya

Radjit, Santoso Budi,. dan Prasetiaswati, Nila. 2011. Prospek Kacang Hijau Pada
Musim Kemarau Di Jawa Tengah. Jurnal Balai Penelitian Tanaman
Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian Malang, 1, 59

Rukmana, Rahmat. 1997. Kacang Hijau (Budidaya dan Pascapanen).


Yogyakarta. Kanisius Media
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai