Anda di halaman 1dari 33

Referat

HERNIA

Pemimbing :
dr. Muharramsyah, Sp.B FINACS

Disusun oleh:
Chandra Bhakti Perwira (19360237)
Dinda Prastika Sari (19360239)

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN ILMU BEDAH


RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
TAHUN 2020
REFERAT HERNIA

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmatnya yang telah dikaruniakan kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Hernia”.

Makalah ini berisi tentang teknik operasi dan tata laksana pemeriksaan
pasien dengan diagnosis hernia.

Kami menyadari makalah ini banyak kekurangannya. Oleh karena itu


kritik dan saran kami harapkan demi memperbaiki kekurangan atau kekeliruan
yang mungkin ada. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang
membacanya.

Akhir kata, penulis mengharapkan tugas ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Terima kasih.

Medan , Agustus 2020

Penulis

i|Page
REFERAT HERNIA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

BAB II ANATOMI.......................................................................................................3

2.1 ANATOMI DINDING ABDOMEN...................................................................3


2.2 ANATOMI REGIO INGUINALIS.....................................................................5
BAB III HERNIA....................................................................................................... 10

3.1 DEFINISI...........................................................................................................10
3.2 KOMPONEN HERNIA.................................................................................... 10
3.3 EPIDEMIOLOGI...............................................................................................11
3.4 ETIOLOGI.........................................................................................................12
3.5 KLASIFIKASI.................................................................................................. 12
3.6 PATOFISOLOGI.............................................................................................. 15
3.7 DIAGNOSA...................................................................................................... 18
3.8 DIAGNOSA BANDING...................................................................................22
3.9 KOMPLIKASI...................................................................................................24
3.10 PENATALAKSANAAN.................................................................................24
3.11 KOMPLIKASI POST OPERASI....................................................................27
3.12 PROGNOSIS...................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................28

ii | P a g e
REFERAT HERNIA

BAB I
BAB I PENDAHULUAN

Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui


defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan.Pada hernia
abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan
muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi
hernia.Semua hernia terjadi melalui celah lemah atau kelemahan yang
potensial pada dinding abdomen yang dicetuskan oleh peningkatan tekanan
4
intraabdomen yang berulang atau berkelanjutan.
Hernia inguinalis merupakan kasus bedah digestif terbanyak setelah
appendicitis.Sampai saatini masih merupakan tantangan dalam peningkatan
status kesehatan masyarakat karena besarnya biaya yang diperlukan dalam
penanganannya dan hilangnya tenaga kerja akibatlambatnya pemulihan dan
angka rekurensi. Dari keseluruhan jumlah operasi di Perancis tindakan bedah
hernia sebanyak 17,2 % dan 24,1 % di Amerika Serikat.
Hampir 75 % dari hernia abdomen merupakan hernia ingunalis.Untuk
memahami lebih jauhtentang hernia diperlukan pengetahuan tentang kanalis
inguinalis.Hernia inguinalis dibagi menjadi hernia ingunalis lateralis dan hernia
ingunalis medialis dimana hernia ingunalis lateralis ditemukan lebih banyak dua
pertiga dari hernia ingunalis.Sepertiga sisanya adalah hernia inguinalis
medialis.Hernia lebih dikarenakan kelemahan dinding belakang kanalis
inguinalis.Hernia ingunalis lebih banyak ditemukan pada pria daripada wanita,
untuk hernia femoralis sendiri lebih sering ditemukan pada wanita.Sedangkan
jika ditemukan herniaingunalis pada pria kemungkinan adanya hernia ingunalis
atau berkembangnya menjadi hernia ingunalis sebanyak 50 %.Perbandingan
antara pria dan wanita untuk hernia ingunalis 7:1.Prevalensi hernia ingunalis pada
pria dipengaruhi oleh umur.Salah satu penanganan yang dilakukan pada klien
Hernia adalah herniotomi atau herniorafi.Dampak

1|Page
REFERAT HERNIA

kesehatan yang ditimbulkan pada pasien yang dilakukan herniorafi


diantaranya nyeri, aktivitas intoleran dan resiko terjadinya infeksi.

2|Page
REFERAT HERNIA

BAB II
BAB II ANATOMI

2.1 ANATOMI DINDING ABDOMEN


Abdomen merupakan rongga terbesar pada tubuh dan berkelanjutan
3
pada rongga pelvis.Abdomen terletak diantara diafragma dan pelvis.
Batas dinding perut anterolateral oleh McVay secara anatomis
digambarkan sebagai berikut.Bagian atas adalah prosessus xiphoideus dan
arkus kostarum. Bagian Bawah dari medial ke lateral dibatasi oleh simfisis
pubis, ligamentum inguinal, krista pubikum dan krista iliaka. Bagian belakang
3
dibatasi oleh tulang belakang.
Untuk memudahkan deskripsi visceral dan kondisi morbid dari isi di
dalamnya, rongga abdomen dibagi menjadi 9 regio oleh garis imajiner, 2 garis
horizontal dan 2 garis sagital. Garis Horizontal yang membagi abdomen
adalah garis transpyloric dan garis Transtubercular.Sedangkan garis vertikal
yang membagi abdomen adalah garis imajiner yang sejajar dengan mid-
3
clavicular line.
3
9 regio abdomen terdiri dari :
1. Regio hipokondria kanan
2. Regio epigastrika
3. Regio hipokondria kiri
4. Regio lumbalis kanan
5. Regio umbilikalis
6. Regio lumbalis kiri
7. Regio iliaka kanan
8. Regio suprapubik
9. Regio iliaka kiri

3|Page
REFERAT HERNIA

Gambar 1 : region abdomen

4|Page
REFERAT HERNIA

2.2 ANATOMI REGIO INGUINALIS

Gambar 2 : Regio Inguinalis

1. Aponeurosis muskulus obliqus eksternus (MOE)


Merupakan otot ileo inguinal yang paling superficial, yang dimulai
dari costa ke-8 bagian lateral berjalan kearah medio caudal. Fascia
superfiacialis dan fascia profundus dari otot ini menjadi satu setelah mencapai
dinding depan abdomen dan membentuk suatu Aponeurosis MOE, dibagian
medial dekat tuberkulum pubicum, Aponeurosis ini pecahmenjadi 2 bagian,
3
yaitu: crus superior dan crus inferior.

5|Page
REFERAT HERNIA

2. Muskulus Obliqus Abdomis Internus (MOI)


Lapisan otot dibawah MOE, arah sedikit oblique, berjalan dari
pertengahan lateral ligament inguinalis menuju ke cranio medial sampai pada
3
tepi lateral muskulus Rectus Abdominis.

3. Ligamantum Inguinale (Poupart)


Merupakan penebalan bagian bawah aponeurosis muskulus obliqus
3
eksternus.Terletak mulai dari Sias sampai ke ramus superior tulang publis.

4. Ligamentum lakunare (Gimbernat)


Merupakan paling bawah dari ligamentum inguinale dan dibentuk dari
serabut tendon obliqus eksternus yang berasal dari daerah Sias.Ligamentum
ini membentuk sudut kurang dari 45 derajat sebelum melekat pada
ligamentum pektineal.Ligamentum ini membentuk pinggir medial kanalis
3
femoralis.

5. Fasia transversalis
Tipis dan melekat erat serta menutupi muskulus transversus
3
abdominis.

6. Segitiga Hasselbach
Hasselbach tahun (1814) mengemukakan dasar dari segi tiga yang
dibentuk oleh pekten pubis dan ligamentum pektinea. Segitiga ini dibatasi
3
oleh .
Supero-lateral : Pembuluh darah epigastrika inferior
Medial : Bagian lateral rektus abdominis.
Inferior : Ligamentum ingunale.

6|Page
REFERAT HERNIA

Gambar 3 :Segitiga Hasselbach

7.Kanalis Inguinalis
Kanalis inguinalis adalah saluran yang berjalan oblik (miring) dengan
panjang ± 4 cm dan terletak di atas ligamentum inguinale.
3
Dinding yang membatasi kanalis inguinalis adalah
- Anterior : Dibatasi oleh aponeurosis muskulus obliqus abdominis
eksternus dan 1/3 lateralnya muskulus obliqus internus.
- Posterior: Dibentuk oleh aponeurosis muskulus transversus
abdominis yang bersatu dengan fasia transversalis dan membentuk dinding
posterior dibagian lateral. Bagian medial dibentuk oleh fasia transversa dan
konjoin tendon.
- Superior: Dibentuk oleh serabut tepi bawah muskulus obliqus
internus dan muskulus transversus abdominis dan aponeurosis.
- Inferior : Dibentuk oleh ligamentum inguinale dan lakunare.

7|Page
REFERAT HERNIA

3,4
Isi kanalis inguinalis pria
a. Vas deferens
b. 3 arteri yaitu :
1. Arteri spermatika interna
2. Arteri diferential
3.Arteri spermatika eksterna
c. Plexus vena pampiniformis
d. 3 nervus yaitu :
1. Cabang genital dari nervus genitofemoral
2. Nervus ilioinguinalis
3. Serabut simpatis dari plexus hipogastrik
e. 3 lapisan fasia:
1. Fasia spermatika eksterna, lanjutan dari fasia innominate.
2. Lapisan kremaster, berlanjut dengan serabut-serabut muskulus obliqus
abdominis internus.
3. Fasia spermatika interna, perluasan dari fasia transversal.

8.Annulus internus:
Dibentuk oleh ligamentum inguinalis, conjoin tendon ( tepi bawah
muskulus obliqus abdominis internus, dan muskulus transverses
abdominus), dan vasa epigastrika inferior. Annulus ini merupakan tempat
keluarnya funikulus spermatikus dari cavum abdomen ke kanalis
inguinalis. Terletak diantara SIAS dan Tuberkulum pubicum (± 1- 1,5cm
3
diatas ligamentum inguinale).

9.Annulus eksternus:
Terdiri dari crus lateral dan crus medial (merupakan pelekatan aponeurosis
MOE pada tuberkulum pubicum). Annulus ini merupakan keluarnya
n.Illioinguinalis dan funikulus spermatikus ke scrotum.(pada wanita berupa
3,4
round ligament).

8|Page
REFERAT HERNIA

10. Kanalis Femoralis


Kanalis femoralis merupakan lubang berbentuk oval dengan diameter
kurang dari 4 cm, dan pada wanita mempunyai diameter lebih lebar dibang
dengan laki-laki.Pada sisi medial femoral sheath dan vena femoralis yang
mengandung limfonodus dan lemak. Di sekelilingnya terdapat beberapa
bagian rigid yaitu pada sisi anterior terdapat ligamentum inguinale, sisi media
terdapat lacuna dari ligamentum inguinale, dan pada sisi posteriornya terdapat
bagian pectineus dari ligamentum inguinale.Cincin yang sempit ini beresiko
tinggi untuk mengalami inkarserasi (terjepitnya usus).Kanalis femoralis
terletak medial dari vena femoralis didalam lakuna vaserum dorsal dari
ligamentum inguinalis, tempat vena saphena magna bermuara didalam vena
femoralis.Foramen ini sempit dan dibatasi oleh pinggir keras dan tajam.Batas
kranio ventral dibentuk oleh ligamentum inguinalis, kaudodorsal oleh pinggir
os pubis yang terdiri dari ligamentum ilio pectineale (ligamentum cooper),
sebelah lateral oleh (sarung) vena femoralis, dan disebelah medial oleh
ligamentum lakunare gimbernati.Hernia femoralis keluar melalui lakuna
vasorum kaudal dari ligamentum inguinale. Keadaan anatomi ini sering
3,4
mengakibatkan inkarserasi hernia femoralis.

9|Page
REFERAT HERNIA

BAB III
BAB III HERNIA

3.1 DEFINISI
Hernia adalah suatu penonjolan isi suatu rongga melalui pembukaan
yang abnormal ataukelemahannya suatu area dari suatu dinding pada rongga
4
dimana ia terisi secara normal.

Hernia inguinalis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis


internus/lateralis menelusurikanalis inguinalis dan keluar rongga abdomen
4
melalui anulus inguinalis externa/medialis.

4
3.2 KOMPONEN HERNIA
3 komponen yang selalu ada pada hernia adalah:
1. Kantong hernia (Pada hernia abdominalis berupa peritoneum
parietalis. Tidak semua hernia memiliki kantong, misalnya hernia
incisional, hernia adiposa, hernia intertitialis)
2. Isi hernia (usus,omentum, organ intra ataupun ekstraperitoneal).
3. Pintu atau leher hernia (cincin hernia, lokus minoris dinding abdomen)

10 | P a g e
REFERAT HERNIA

Gambar 4 . komponen hernia

3.3 EPIDEMIOLOGI
Tujuh puluh lima persen dari semua kasus hernia di dinding abdomen
muncul didaerahsekitar lipat paha. Hernia indirect lebih banyak daripada
herniadirect yaitu 2:1, dimana hernia femoralis lebih mengambil porsi yang
4
lebih sedikit.
Hernia sisi kanan lebih sering terjadi daripada di sisi
kiri.Perbandingan pria:wanita pada hernia indirect adalah 7:1. Ada kira-kira
750.000 herniorrhaphy dilakukan tiap tahunnya di Amerika Serikat,
dibandingkan dengan 25.000 untuk hernia femoralis, 166.000 hernia
umbilicalis, 97.000 hernia post insisi dan 76.000untuk hernia abdomen
5
lainya.
Hernia femoralis kejadiannya kurang dari 10 % dari semua hernia
tetapi40% dari itu muncul sebagai kasus emergensi dengan inkarserasi atau
strangulasi.Hernia femoralis lebih sering terjadi pada lansia dan laki-laki yang

11 | P a g e
REFERAT HERNIA

pernah menjalani operasi hernia inguinal.. meskipun kasus hernia femoralis


pada pira dan wanita adalah sama, insiden hernia femoralis dikalangan wanita
4 kali lebih sering dibandingkan dikalangan pria, karena secara keseluruhan
5
sedikit insiden hernia inguinalis pada wanita.

4
3.4 ETIOLOGI
Penyebab hernia inguinalis adalah :
a. Kelemahan otot dinding abdomen.
1. Kelemahan jaringan
2. Adanya daerah yang luas diligamen inguinal
3. Trauma
b. Peningkatan tekanan intra abdominal
1. Obesitas
2. Mengangkat benda berat
3. Mengejan à Konstipasi
4. Kehamilan
5. Batuk kronik
6. Hipertropi prostate

4
3.5 KLASIFIKASI
Berdasarkan arah penonjolannya hernia dibagi menjadi hernia eksterna
dan hernia interna.Hernia eksterna adalah hernia yang menonjol keluar
melalui dinding perut, pinggang, atau perineum.Hernia interna adalah tonjolan
usus tanpa kantong hernia melalui suatu lubang dalam rongga perut, seperti
foramen Winslow, resesus retrosekalis atau defek dapatan pada mesenterium
umpamanya setelah operasi anastomosis usus. Berdasar arah hernia dibagi
menjadi:
I : Hernia Eksterna ( tampak dari luar ).
a. Hernia Inguinalis Lateralis.
b. Hernia Inguinalis Medialis.

12 | P a g e
REFERAT HERNIA

c. Hernia Femoralis.
d. Hernia umbilikalis, Sikatrikalis,
Sciatic, Petit, Spigelian dan Perinialis.

Gambar 5. Direct inguinal henia, indirect inguinal hernia

II : Hernia Interna ( tidak tampak dari luar).


a. Hernia Obturatoria
b. Hernia diafragmatika
c. Hernia Foramen Winslowi
d. Hernia Ligament Treit
e. Lain lain.

Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas hernia bawaan atau kongenital


dan hernia yang didapat atau aquisita:
1. Hernia bawaan (congenital) : Timbulnya sejak bayi lahir atau pada
anak-anak, umumnya didapatkan pada hernia inguinalis lateralis, yang
disebabkan karena tidak menutupnya prosesus vaginalis setelah proses
penurunan testis ke skrotum baik sebagian atau seluruhnya.

13 | P a g e
REFERAT HERNIA

2. Hernia didapat (acquired) : Timbul hernia setelah dewasa dan lanjut


usia. Hal ini disebabkan adanya tekanan intra abdominal yang
meningkat dan dalam waktu yang lama, misalnya pada batuk kronis,
gangguan proses kencing (BPH), konstipasi kronis, asites dan
sebagainya. Insiden ini semakin meningkat dengan bertambahnya usia
karena otot-otot dinding perut yang sudah lemah, manifestasi klinis
6
umumnya adalah hernia inguinalis medialis.
Menurut sifatnya hernia disebut hernia reponibel bila isi hernia dapat
keluar masuk.Usus keluar ketika berdiri atau mengedan, dan masuk lagi
ketika berbaring atau bila didorong masuk ke perut.Selama hernia masih
reponibel, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.Bila isi
kantong tidak dapat kembali ke perut, hernia disebut hernia ireponibel.Ini
biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong kepada
peritoneumkantong hernia.Hernia ini disebut juga hernia akreta
(perlekatan karena fibrosis).Saat ini hernia masih tidak ada keluhan nyeri,
tidak ada juga tanda sumbatan usus.Hernia disebut hernia inkarserata atau
hernia strangulata bila isinya terjepit oleh cincin hernia sehingga isi
kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke rongga perut.Akibatnya,
terjadi gangguan pasase atau vaskularisasi.Secara klinis, istilah hernia
inkarserata lebih dimaksudkan untuk hernia ireponibel yang disertai
gangguan pasase, sedangkan hernia strangulata digunakan untuk menyebut
hernia ireponibel yang disertai gangguan vaskularisasi.Bila strangulasi
4
hanya menjepit sebagian dinding usus, hernianya disebut hernia Richter.

14 | P a g e
REFERAT HERNIA

Gambar6. Hernia reponibel , Ireponibel dan strangulata .


(Lutfi Achmad, Thalut Kamardi. 2007. Dinding Perut, Hernia,
Retroperitonium, dan Omentum. Buku Ajar Ilmu Bedah,edisi 3. EGC. 615-
641)

3.6 PATOFISOLOGI

Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan


tekanan seperti tekananpada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada
saat buang air besar atau batuk yang kuatatau bersin dan perpindahan
bagian usus kedaerah otot abdominal, tekanan yang berlebihanpada daerah
abdominal itu tentu saja akan menyebabkan suatu kelemahan
mungkindisebabkan dinding abdominal yang tipis atau tidak cukup
kuatnya pada daerah tersebutdimana kondisi itu ada sejak atau terjadi dari
proses perkembangan yang cukup lama,pembedahan abdominal dan
kegemukan.
Pertama-tama terjadi kerusakan yang sangat kecilpada dinding
abdominal, kemudian terjadi hernia.Karena organ-organ selalu selalu
sajamelakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang
cukup lama, sehingga terjadilah penonjolan dan mengakibatkan kerusakan
yang sangat parah.sehingga akhirnyamenyebabkan kantung yang terdapat
dalam perut menjadi atau mengalami kelemahan jikasuplai darah
terganggu maka berbahaya dan dapat menyebabkan ganggren.

15 | P a g e
REFERAT HERNIA

Hernia inguinalis dapat terjadi karena kongenital atau karena sebab


yang didapat.Insiden hernia meningkat dengan bertambahnya umur karena
meningkatnya penyakit yang meninggikan tekanan intra abdomen dan
jaringan penunjang berkurang kekuatannya.Dalamkeadaan relaksasi otot
dinding perut, bagian yang membatasi anulus internus turut kendur.
Pada keadaan ini tekanan intra abdomen tidak tinggi dan kanalis
inguinalis berjalan lebihvertikal.Bila otot dinding perut berkontraksi
kanalis inguinalis berjalan lebih transversal dananulus inguinalis tertutup
sehingga dapat mencegah masuknya usus ke dalam kanalisinguinalis. Pada
orang dewasa kanalis tersebut sudah tertutup, tetapi karena kelemahan
daerahtersebut maka akan sering menimbulkan hernia yang disebabkan
keadaan peningkatan tekanan intra abdomen.

16 | P a g e
REFERAT HERNIA

17 | P a g e
REFERAT HERNIA

4
3.7 DIAGNOSA
1. ANAMNESA
1. Anamnesa hernia inguinale:
Secara klasik, pada penderita hernia inguinalis biasanya ditemukan keluhan-
keluhan, antara lain
 Pada orang dewasa, biasanya penderita datang dengan keluhan adanya
“Benjolan” dipelipatan paha atau perut bagian bawah pada scrotum
atau labium mayor pada wanita.
 Pada bayi dan anak-anak, adanya benjolan yang hilang timbul di
pelipatan paha biasanya diketahui oleh orang tuanya.
 Benjolan timbul pada waktu terjadi peningkatan tekanan intra
abdominal, misalnya mengejan, menangis, batuk, atau mengangkat
beban berat. Benjolan akan menghilang atau mengecil ketika penderita
berbaring (reponibilis), tidak dapat kembali atau tidak menghilang
ketika berbaring (irreponibilis)
 Keluhan nyeri jarang dijumpai, kalau ada biasanya dirasakan di daerah
epigastrium atau paraumbilikal berupa nyeri visceral karena regangan
pada mesenterium sewaktu segmen usus halus masuk kedalam kantong
hernia
 Nyeri yang disertai mual atau muntah baru timbul kalau terjadi
inkarserata karena illeus (dengan gambaran obstruksi usus dan
gangguan keseimbangan cairan elektrolit dan asam basa), atau
strangulasi karena nekrosis atau gangrene (akibat adanya gangguan
vaskularisasi)
 Faktor-faktor predisposisi, antara lain:
- Pekerjaan (mengangkat-angkat beban berat, atlet angkat besi, tentara,
kuli bangunan, dll)
- Penyakit ataupun gangguan kronis (BPH, stricture urethra, batuk
kronis, ascites, atau susah BAB)
- Faktor usia, semakin tua, otot-otot dinding abdomen semakin lemah.

18 | P a g e
REFERAT HERNIA

- Factor kegemukan (obesitas)

2. Ananmnesa hernia femoralis:


Keluhan biasanya berupa benjolan di lipat paha yang muncul terutama
pada waktu melakukan kegiatan menaikkan tekanan intraabdomen seperti
mengangkat barang dan batuk.Benjolan ini hilang pada waktu berbaring.
Sering penderita dating ke dokter atau ke rumah sakit dengan hernia
strangulate. Pada pemeriksaan fisik ditemukan benjolan lunak di lipat paha di
bawah ligamentum inguinaloe di medial v.femoralis dan lateral tuberkulum
pubikum. Tidak jarang yang lebih jelas adalah tanda sumbatan usus,
sedangkan benjolan di lipat paha tidak ditemukan, karena kecilnya atau
penderita gemuk.

4
2. PEMERIKSAAN FISIK
(Posisi penderita berdiri dan berbaring)
INSPEKSI
 Tampak benjolan dilipatan paha simetris atau asimetris pada posisi
berdiri. Apabila tidak didapatkan benjolan, penderita kita minta untuk
melakukan manuver valsava.
 Benjolan berbentuk lonjong (HIL) atau bulat (HIM)
 Tanda-tanda radang ada atau tidak, pada hernia inguinalis biasanya
tanda radang (-).
PALPASI
 Dilakukan dalam keadaan ada benjolan hernia, bila tidak tampak
benjolan penderita diminta mengejan atau melakukan manuver
valsava.
 Tentukan konsistensinya
 Lakukan reposisi (bisa masuk atau tidak)
 Kompresable umumnya (+)

19 | P a g e
REFERAT HERNIA

 Untuk membedakan antara hernia inguinalis lateralis dan medialis


dapat dilakukan beberapa macam test (provokasi test)
AUSKULTASI
 Ditemukan suara bising usus (diatas benjolan)

3. PEMERIKSAAN KHUSUS
 ZIEMAN’S TEST
Penderita dalam keadaan berdiri atau.Bilamana kantong hernia terisi, kita
masukkan dulu kedalam kavum abdomen.Untuk memeriksa bagian kanan
digunakan tangan kanan dan sebaliknya. Test ini dapat dikerjakan pada
penderita laki-laki ataupun perempuan.
Dengan jari kedua tangan pemeriksa diletakkan diatas annulus inguinalis
internus ( ± 1,5 cm diatas pertengahan SIAS dan tuberkulum pubikum), jari
ketiga diletakkan pada annulus inguinalis ekternus dan jari keempat pada
fossa ovalis. Penderita disuruh mengejan maka timbul dorongan pada salah
satu jari tersebut diatas.Bilamana dorongan pada jari kedua berarti hernia
inguinalis lateralis, bila pada jari ketiga berarti hernia inguinalis medialis dan
bila pada jari keempat berarti hernia femoralis.

Gambar 7: Zieman test

20 | P a g e
REFERAT HERNIA

 4
FINGER TEST
Test ini hanya dilakukan pada penderita laki-laki. Dengan menggunakan
jari telunjuk atau kelingking skrotum diinvaginasikan menyelusuri annulus
eksternus sampai dapat mencapai kanalis inguinalis kemudian penderita
disuruh batuk, bilamana ada dorongan atau tekanan timbul pada ujung jari
maka didapatkan hernia inguinalis lateralis, bila pada samping jari maka
didapatkan suatu hernia inguinalis medialis.

Gambar 8: Finger test

 THUMB TEST
Penderita dalam posisi tidur telentang atau pada posisi berdiri. Setelah
benjolan dimasukkan kedalam rongga perut, ibu jari kita tekankan pada
annulus internus.Penderita disuruh mengejan atau meniup dengan hidung atau
mulut tertutup atau batuk.Bila benjolan keluar waktu mengejan berarti hernia
inguinalis medialis dan bila tidak keluar berarti hernia inguinalis lateralis.

21 | P a g e
REFERAT HERNIA

Gambar 9:

4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk mencari kemungkinan adanya tekanan intra peritoneal
meningkat, sebagai penyebab timbulnya hernia.
 Rectum toucher : BPH, Stenosis Anal, Tumor Recti
 Thorax foto : Batuk kronis, asma, tumor paru
 USG Abdomen : Asites, tumor abdomen
 Genitalia Eksterna : Striktura urethra, phymosis

3.8 DIAGNOSA BANDING


1. Hernia Inguinale
 Hidrokel testis
 Limfadenopati
 Abses inguinal
 Varikokel
 Hematom karena trauma
 Lipoma
 Tumor testis

22 | P a g e
REFERAT HERNIA

Untuk membedakannya perlu diketahui bahwa munculnya hernia erat


hubungannya dengan aktifitas seperti mengejan , batuk dan gerak lain yang
disertai dengan peningkatan tekanan intra abdomen, sedangkan penyakit lain
4
tidak berhubungan dengan aktifitas demikian.

2. Hernia Femoralis:
Limfadenitis yang disertai tanda radang local umum dengan sumber
infeksi di tungkai bawah, perineum, anus atau kulit tubuh kaudal dari
umbilicus.
Berikut ini adalah tabel yang membandingkan antara hernia inguinalis
4
lateralis, medialis dan femoralis.

H.Ing. Lateralis H.Ing.Direkta H.Femoralis

Usia Semua umur Orang tua Dewasa & tua

Jenis Terutama pria Pria danWanita Terutama wanita


Kelamin

Lokasi Di atas ligamentum Di atasligamentum Di bawah

inguinal inguinal ligamentum

Thumb test Tidak keluar Keluarbenjolan Keluar benjolan


benjolan .

Finger test Benjolan pada Tonjolan di sisijari


ujung jari .
.
Tonjolan pada jari
Doronganpadajarike
Zieman test ke III Dorongan pada
II
jari IV

23 | P a g e
REFERAT HERNIA

Abdus Sjukur, Soetamto Wibowo, Harun Al Rasjid, Soetrisno Alibasah, A.H


Hamami, Poerwadi, Kustiyo. 1994., Hernia Inguinalis dan Femoralis. Dalam
: Pedoman Diagnosis dan Terapi Rumah Sakit Umum Dokter Soetomo,
Surabaya : Lab/UPF Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Umum Universitas
Airlangga Rumah Sakit Umum Dokter Soetomo Surabaya. 83-85

4
3.9 KOMPLIKASI
1. Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan kantong hernia, sehingga isi
hernia tidakdapat dimasukkan kembali (hernia inguinalis lateralis
ireponibilis). Pada keadaan inibelum ada gangguan penyaluran isi usus.
2. Terjadi penekanan pada cincin hernia, akibatnya makin banyak usus yang
masuk. Cincinhernia menjadi relatif sempit dan dapat menimbulkan gangguan
penyaluran isi usus.Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis incarcerata.
3. Bila incarcerata dibiarkan, maka timbul edema sehingga terjadi
penekanan pembuluhdarah dan terjadi nekrosis. Keadaan ini disebut hernia
inguinalis lateralis strangulata.
4. Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan
pembuluh darah dankemudian timbul nekrosis.
5. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut
kembung, muntah danobstipasi.
6. Bila isi perut terjepit dapat terjadi: shock, demam, asidosis metabolik,
abses.

3.10 PENATALAKSANAAN
1. NON OPERATIF, pengobatan konservatif terbatas pada tindakan
melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau penunjang untuk
mempertahankan isi hernia yang telah direposisi (pemakaian sabuk TRUSS).
Indikasinya adalah :
 Bila menolak operasi
 Disertai penyakit berat yang dapat meningkatkan tekanan
intraabdominal (ascites, cirrhosis hepatic, tumor paru)

24 | P a g e
REFERAT HERNIA


Hernia Inguinalis Medialis ukuran kecil dan belum
4
mengganggu (atasi dulu factor penyebabnya)

2. OPERATIF,
Pada Hernia inguinalis:

Hernia inguinalis dengan komplikasi inkarserata ataupun stangulata.

Hernia inguinalis lateralis pada anak maupun dewasa (reponibilis atau
irreponibilis)
 4
Hernia inguinalis medialis yang cukup besar dan mengganggu.

MACAM OPERASI
1. Herniotomy, yaitu: membuang kantong hernia seproximal mungkin,
terutama pada anak-anak karena dasarnya adalah congenital tanpa
adanya kelemahan dinding perut.
2. Herniorrhapy, yaitu: herniotomy disertai tindakan bedah untuk
memperkuat dinding perut bagian bawah di belakang kanalis
inguinalis (hernioplasty).
Untuk tindakan bedah ini (hernioplasty) ada 3 macam:
 Bassini : Menjahit conjoint tendon dengan ligament inguinal untuk
memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Funiculus
spermaticus tetap berada di kanalis inguinalis.
 Halstedt : Jahitan seperti bassini tetapi funiculus spermaticus
berada diatas aponeurosis MOEdibawah kulit.
 Fergusson : Conjoint tendon dijahitkan pada lig. Inguinal diatas
funiculus spermaticus, kecuali pada daerah annulus eksternus dimana
tempat funiculus keluar menuju skrotum.
Saat ini sering digunakan prolene mesh (mersilen mesh) untuk menutup atau
2
memperkuat dinding belakang canalis inguinalis.

25 | P a g e
REFERAT HERNIA

Gambar 10.Operasi Bassini

Gambar 11. Operasi Prolene Mesh (Reproduced from Arregui ME, Nagan RD
[eds]: Inguinal Hernia: Advances or Controversies Oxford, England,
Radcliffe Medical, 1994.)

26 | P a g e
REFERAT HERNIA

3.11 KOMPLIKASI POST OPERASI


A. Hematoma (pada luka atau pada skrotum)
B. Infeksi pada luka operasi
C. Nyeri kronis
D. Nyeri dan pembengkakan testis yang menyebabkan atrofi testis
E. Rekurensi / residif
F. Cedera v.Femoralis, n.Illionguinalis, n.Illiofemoralis, duktus deferens,
4
atau buli-buli.

3.12 PROGNOSIS
Prognosa tergantung pada keadaan umum penderita serta ketepatan
penanganan.Tapi pada umumnya ‘baik’ karena kekambuhan setelah
operasi jarang terjadi, kecuali pada hernia berulang atau hernia yang besar
yang memerlukan penggunaan materi prostesis.Pada penyakit hernia ini
6
yang penting adalah mencegah faktor predisposisinya.
27 | P a g e
REFERAT HERNIA

DAFTAR PUSTAKA

1. Abdus Sjukur, Soetamto Wibowo, Harun Al Rasjid, Soetrisno Alibasah, A.H


Hamami, Poerwadi, Kustiyo. 1994., Hernia Inguinalis dan Femoralis. Dalam
: Pedoman Diagnosis dan Terapi Rumah Sakit Umum Dokter Soetomo,
Surabaya : Lab/UPF Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Umum Universitas
Airlangga Rumah Sakit Umum Dokter Soetomo Surabaya. 83-85
2. Fitzgibbons R J, Ahluwalia H S. 2006. Inguinal Hernia. Schwartz Manual of
Surgery, eigth edition. USA: McGraw-Hills Companies. 920-942
3. Gray Henry, 2000. gray’s anatomy of human body XII. Surface anatomy and
surface markings, Bartleby. Philadelphia.350-351
4. Lutfi Achmad, Thalut Kamardi. 2007. Dinding Perut, Hernia,
Retroperitonium, dan Omentum. Buku Ajar Ilmu Bedah,edisi 3. EGC. 615-
641
5. Townsend, Courtney M. 2004. Hernias. Sabiston Textbook of Surgery.
17th Edition. Philadelphia. Elsevier Saunders. 1199-1217.
th
6. W. Steve Eubanks M. D. 2004. Hernia. Sabiston Textbook of Surgery. 16
Edition. Philadelphia. Elsevier Saunders. 783-800
7. Way L.W. 2003. Hernia and Other Lesions of Abdominal Wall. Current
Surgical Diagnosis and Treatment, ninth edition. Prentice Hall International
Inc. 700-710

28 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai