HERNIA
Pemimbing :
dr. Muharramsyah, Sp.B FINACS
Disusun oleh:
Chandra Bhakti Perwira (19360237)
Dinda Prastika Sari (19360239)
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmatnya yang telah dikaruniakan kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Hernia”.
Makalah ini berisi tentang teknik operasi dan tata laksana pemeriksaan
pasien dengan diagnosis hernia.
Akhir kata, penulis mengharapkan tugas ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Terima kasih.
Penulis
i|Page
REFERAT HERNIA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
BAB II ANATOMI.......................................................................................................3
3.1 DEFINISI...........................................................................................................10
3.2 KOMPONEN HERNIA.................................................................................... 10
3.3 EPIDEMIOLOGI...............................................................................................11
3.4 ETIOLOGI.........................................................................................................12
3.5 KLASIFIKASI.................................................................................................. 12
3.6 PATOFISOLOGI.............................................................................................. 15
3.7 DIAGNOSA...................................................................................................... 18
3.8 DIAGNOSA BANDING...................................................................................22
3.9 KOMPLIKASI...................................................................................................24
3.10 PENATALAKSANAAN.................................................................................24
3.11 KOMPLIKASI POST OPERASI....................................................................27
3.12 PROGNOSIS...................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................28
ii | P a g e
REFERAT HERNIA
BAB I
BAB I PENDAHULUAN
1|Page
REFERAT HERNIA
2|Page
REFERAT HERNIA
BAB II
BAB II ANATOMI
3|Page
REFERAT HERNIA
4|Page
REFERAT HERNIA
5|Page
REFERAT HERNIA
5. Fasia transversalis
Tipis dan melekat erat serta menutupi muskulus transversus
3
abdominis.
6. Segitiga Hasselbach
Hasselbach tahun (1814) mengemukakan dasar dari segi tiga yang
dibentuk oleh pekten pubis dan ligamentum pektinea. Segitiga ini dibatasi
3
oleh .
Supero-lateral : Pembuluh darah epigastrika inferior
Medial : Bagian lateral rektus abdominis.
Inferior : Ligamentum ingunale.
6|Page
REFERAT HERNIA
7.Kanalis Inguinalis
Kanalis inguinalis adalah saluran yang berjalan oblik (miring) dengan
panjang ± 4 cm dan terletak di atas ligamentum inguinale.
3
Dinding yang membatasi kanalis inguinalis adalah
- Anterior : Dibatasi oleh aponeurosis muskulus obliqus abdominis
eksternus dan 1/3 lateralnya muskulus obliqus internus.
- Posterior: Dibentuk oleh aponeurosis muskulus transversus
abdominis yang bersatu dengan fasia transversalis dan membentuk dinding
posterior dibagian lateral. Bagian medial dibentuk oleh fasia transversa dan
konjoin tendon.
- Superior: Dibentuk oleh serabut tepi bawah muskulus obliqus
internus dan muskulus transversus abdominis dan aponeurosis.
- Inferior : Dibentuk oleh ligamentum inguinale dan lakunare.
7|Page
REFERAT HERNIA
3,4
Isi kanalis inguinalis pria
a. Vas deferens
b. 3 arteri yaitu :
1. Arteri spermatika interna
2. Arteri diferential
3.Arteri spermatika eksterna
c. Plexus vena pampiniformis
d. 3 nervus yaitu :
1. Cabang genital dari nervus genitofemoral
2. Nervus ilioinguinalis
3. Serabut simpatis dari plexus hipogastrik
e. 3 lapisan fasia:
1. Fasia spermatika eksterna, lanjutan dari fasia innominate.
2. Lapisan kremaster, berlanjut dengan serabut-serabut muskulus obliqus
abdominis internus.
3. Fasia spermatika interna, perluasan dari fasia transversal.
8.Annulus internus:
Dibentuk oleh ligamentum inguinalis, conjoin tendon ( tepi bawah
muskulus obliqus abdominis internus, dan muskulus transverses
abdominus), dan vasa epigastrika inferior. Annulus ini merupakan tempat
keluarnya funikulus spermatikus dari cavum abdomen ke kanalis
inguinalis. Terletak diantara SIAS dan Tuberkulum pubicum (± 1- 1,5cm
3
diatas ligamentum inguinale).
9.Annulus eksternus:
Terdiri dari crus lateral dan crus medial (merupakan pelekatan aponeurosis
MOE pada tuberkulum pubicum). Annulus ini merupakan keluarnya
n.Illioinguinalis dan funikulus spermatikus ke scrotum.(pada wanita berupa
3,4
round ligament).
8|Page
REFERAT HERNIA
9|Page
REFERAT HERNIA
BAB III
BAB III HERNIA
3.1 DEFINISI
Hernia adalah suatu penonjolan isi suatu rongga melalui pembukaan
yang abnormal ataukelemahannya suatu area dari suatu dinding pada rongga
4
dimana ia terisi secara normal.
4
3.2 KOMPONEN HERNIA
3 komponen yang selalu ada pada hernia adalah:
1. Kantong hernia (Pada hernia abdominalis berupa peritoneum
parietalis. Tidak semua hernia memiliki kantong, misalnya hernia
incisional, hernia adiposa, hernia intertitialis)
2. Isi hernia (usus,omentum, organ intra ataupun ekstraperitoneal).
3. Pintu atau leher hernia (cincin hernia, lokus minoris dinding abdomen)
10 | P a g e
REFERAT HERNIA
3.3 EPIDEMIOLOGI
Tujuh puluh lima persen dari semua kasus hernia di dinding abdomen
muncul didaerahsekitar lipat paha. Hernia indirect lebih banyak daripada
herniadirect yaitu 2:1, dimana hernia femoralis lebih mengambil porsi yang
4
lebih sedikit.
Hernia sisi kanan lebih sering terjadi daripada di sisi
kiri.Perbandingan pria:wanita pada hernia indirect adalah 7:1. Ada kira-kira
750.000 herniorrhaphy dilakukan tiap tahunnya di Amerika Serikat,
dibandingkan dengan 25.000 untuk hernia femoralis, 166.000 hernia
umbilicalis, 97.000 hernia post insisi dan 76.000untuk hernia abdomen
5
lainya.
Hernia femoralis kejadiannya kurang dari 10 % dari semua hernia
tetapi40% dari itu muncul sebagai kasus emergensi dengan inkarserasi atau
strangulasi.Hernia femoralis lebih sering terjadi pada lansia dan laki-laki yang
11 | P a g e
REFERAT HERNIA
4
3.4 ETIOLOGI
Penyebab hernia inguinalis adalah :
a. Kelemahan otot dinding abdomen.
1. Kelemahan jaringan
2. Adanya daerah yang luas diligamen inguinal
3. Trauma
b. Peningkatan tekanan intra abdominal
1. Obesitas
2. Mengangkat benda berat
3. Mengejan à Konstipasi
4. Kehamilan
5. Batuk kronik
6. Hipertropi prostate
4
3.5 KLASIFIKASI
Berdasarkan arah penonjolannya hernia dibagi menjadi hernia eksterna
dan hernia interna.Hernia eksterna adalah hernia yang menonjol keluar
melalui dinding perut, pinggang, atau perineum.Hernia interna adalah tonjolan
usus tanpa kantong hernia melalui suatu lubang dalam rongga perut, seperti
foramen Winslow, resesus retrosekalis atau defek dapatan pada mesenterium
umpamanya setelah operasi anastomosis usus. Berdasar arah hernia dibagi
menjadi:
I : Hernia Eksterna ( tampak dari luar ).
a. Hernia Inguinalis Lateralis.
b. Hernia Inguinalis Medialis.
12 | P a g e
REFERAT HERNIA
c. Hernia Femoralis.
d. Hernia umbilikalis, Sikatrikalis,
Sciatic, Petit, Spigelian dan Perinialis.
13 | P a g e
REFERAT HERNIA
14 | P a g e
REFERAT HERNIA
3.6 PATOFISOLOGI
15 | P a g e
REFERAT HERNIA
16 | P a g e
REFERAT HERNIA
17 | P a g e
REFERAT HERNIA
4
3.7 DIAGNOSA
1. ANAMNESA
1. Anamnesa hernia inguinale:
Secara klasik, pada penderita hernia inguinalis biasanya ditemukan keluhan-
keluhan, antara lain
Pada orang dewasa, biasanya penderita datang dengan keluhan adanya
“Benjolan” dipelipatan paha atau perut bagian bawah pada scrotum
atau labium mayor pada wanita.
Pada bayi dan anak-anak, adanya benjolan yang hilang timbul di
pelipatan paha biasanya diketahui oleh orang tuanya.
Benjolan timbul pada waktu terjadi peningkatan tekanan intra
abdominal, misalnya mengejan, menangis, batuk, atau mengangkat
beban berat. Benjolan akan menghilang atau mengecil ketika penderita
berbaring (reponibilis), tidak dapat kembali atau tidak menghilang
ketika berbaring (irreponibilis)
Keluhan nyeri jarang dijumpai, kalau ada biasanya dirasakan di daerah
epigastrium atau paraumbilikal berupa nyeri visceral karena regangan
pada mesenterium sewaktu segmen usus halus masuk kedalam kantong
hernia
Nyeri yang disertai mual atau muntah baru timbul kalau terjadi
inkarserata karena illeus (dengan gambaran obstruksi usus dan
gangguan keseimbangan cairan elektrolit dan asam basa), atau
strangulasi karena nekrosis atau gangrene (akibat adanya gangguan
vaskularisasi)
Faktor-faktor predisposisi, antara lain:
- Pekerjaan (mengangkat-angkat beban berat, atlet angkat besi, tentara,
kuli bangunan, dll)
- Penyakit ataupun gangguan kronis (BPH, stricture urethra, batuk
kronis, ascites, atau susah BAB)
- Faktor usia, semakin tua, otot-otot dinding abdomen semakin lemah.
18 | P a g e
REFERAT HERNIA
4
2. PEMERIKSAAN FISIK
(Posisi penderita berdiri dan berbaring)
INSPEKSI
Tampak benjolan dilipatan paha simetris atau asimetris pada posisi
berdiri. Apabila tidak didapatkan benjolan, penderita kita minta untuk
melakukan manuver valsava.
Benjolan berbentuk lonjong (HIL) atau bulat (HIM)
Tanda-tanda radang ada atau tidak, pada hernia inguinalis biasanya
tanda radang (-).
PALPASI
Dilakukan dalam keadaan ada benjolan hernia, bila tidak tampak
benjolan penderita diminta mengejan atau melakukan manuver
valsava.
Tentukan konsistensinya
Lakukan reposisi (bisa masuk atau tidak)
Kompresable umumnya (+)
19 | P a g e
REFERAT HERNIA
3. PEMERIKSAAN KHUSUS
ZIEMAN’S TEST
Penderita dalam keadaan berdiri atau.Bilamana kantong hernia terisi, kita
masukkan dulu kedalam kavum abdomen.Untuk memeriksa bagian kanan
digunakan tangan kanan dan sebaliknya. Test ini dapat dikerjakan pada
penderita laki-laki ataupun perempuan.
Dengan jari kedua tangan pemeriksa diletakkan diatas annulus inguinalis
internus ( ± 1,5 cm diatas pertengahan SIAS dan tuberkulum pubikum), jari
ketiga diletakkan pada annulus inguinalis ekternus dan jari keempat pada
fossa ovalis. Penderita disuruh mengejan maka timbul dorongan pada salah
satu jari tersebut diatas.Bilamana dorongan pada jari kedua berarti hernia
inguinalis lateralis, bila pada jari ketiga berarti hernia inguinalis medialis dan
bila pada jari keempat berarti hernia femoralis.
20 | P a g e
REFERAT HERNIA
4
FINGER TEST
Test ini hanya dilakukan pada penderita laki-laki. Dengan menggunakan
jari telunjuk atau kelingking skrotum diinvaginasikan menyelusuri annulus
eksternus sampai dapat mencapai kanalis inguinalis kemudian penderita
disuruh batuk, bilamana ada dorongan atau tekanan timbul pada ujung jari
maka didapatkan hernia inguinalis lateralis, bila pada samping jari maka
didapatkan suatu hernia inguinalis medialis.
THUMB TEST
Penderita dalam posisi tidur telentang atau pada posisi berdiri. Setelah
benjolan dimasukkan kedalam rongga perut, ibu jari kita tekankan pada
annulus internus.Penderita disuruh mengejan atau meniup dengan hidung atau
mulut tertutup atau batuk.Bila benjolan keluar waktu mengejan berarti hernia
inguinalis medialis dan bila tidak keluar berarti hernia inguinalis lateralis.
21 | P a g e
REFERAT HERNIA
Gambar 9:
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk mencari kemungkinan adanya tekanan intra peritoneal
meningkat, sebagai penyebab timbulnya hernia.
Rectum toucher : BPH, Stenosis Anal, Tumor Recti
Thorax foto : Batuk kronis, asma, tumor paru
USG Abdomen : Asites, tumor abdomen
Genitalia Eksterna : Striktura urethra, phymosis
22 | P a g e
REFERAT HERNIA
2. Hernia Femoralis:
Limfadenitis yang disertai tanda radang local umum dengan sumber
infeksi di tungkai bawah, perineum, anus atau kulit tubuh kaudal dari
umbilicus.
Berikut ini adalah tabel yang membandingkan antara hernia inguinalis
4
lateralis, medialis dan femoralis.
23 | P a g e
REFERAT HERNIA
4
3.9 KOMPLIKASI
1. Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan kantong hernia, sehingga isi
hernia tidakdapat dimasukkan kembali (hernia inguinalis lateralis
ireponibilis). Pada keadaan inibelum ada gangguan penyaluran isi usus.
2. Terjadi penekanan pada cincin hernia, akibatnya makin banyak usus yang
masuk. Cincinhernia menjadi relatif sempit dan dapat menimbulkan gangguan
penyaluran isi usus.Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis incarcerata.
3. Bila incarcerata dibiarkan, maka timbul edema sehingga terjadi
penekanan pembuluhdarah dan terjadi nekrosis. Keadaan ini disebut hernia
inguinalis lateralis strangulata.
4. Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan
pembuluh darah dankemudian timbul nekrosis.
5. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut
kembung, muntah danobstipasi.
6. Bila isi perut terjepit dapat terjadi: shock, demam, asidosis metabolik,
abses.
3.10 PENATALAKSANAAN
1. NON OPERATIF, pengobatan konservatif terbatas pada tindakan
melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau penunjang untuk
mempertahankan isi hernia yang telah direposisi (pemakaian sabuk TRUSS).
Indikasinya adalah :
Bila menolak operasi
Disertai penyakit berat yang dapat meningkatkan tekanan
intraabdominal (ascites, cirrhosis hepatic, tumor paru)
24 | P a g e
REFERAT HERNIA
Hernia Inguinalis Medialis ukuran kecil dan belum
4
mengganggu (atasi dulu factor penyebabnya)
2. OPERATIF,
Pada Hernia inguinalis:
Hernia inguinalis dengan komplikasi inkarserata ataupun stangulata.
Hernia inguinalis lateralis pada anak maupun dewasa (reponibilis atau
irreponibilis)
4
Hernia inguinalis medialis yang cukup besar dan mengganggu.
MACAM OPERASI
1. Herniotomy, yaitu: membuang kantong hernia seproximal mungkin,
terutama pada anak-anak karena dasarnya adalah congenital tanpa
adanya kelemahan dinding perut.
2. Herniorrhapy, yaitu: herniotomy disertai tindakan bedah untuk
memperkuat dinding perut bagian bawah di belakang kanalis
inguinalis (hernioplasty).
Untuk tindakan bedah ini (hernioplasty) ada 3 macam:
Bassini : Menjahit conjoint tendon dengan ligament inguinal untuk
memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Funiculus
spermaticus tetap berada di kanalis inguinalis.
Halstedt : Jahitan seperti bassini tetapi funiculus spermaticus
berada diatas aponeurosis MOEdibawah kulit.
Fergusson : Conjoint tendon dijahitkan pada lig. Inguinal diatas
funiculus spermaticus, kecuali pada daerah annulus eksternus dimana
tempat funiculus keluar menuju skrotum.
Saat ini sering digunakan prolene mesh (mersilen mesh) untuk menutup atau
2
memperkuat dinding belakang canalis inguinalis.
25 | P a g e
REFERAT HERNIA
Gambar 11. Operasi Prolene Mesh (Reproduced from Arregui ME, Nagan RD
[eds]: Inguinal Hernia: Advances or Controversies Oxford, England,
Radcliffe Medical, 1994.)
26 | P a g e
REFERAT HERNIA
3.12 PROGNOSIS
Prognosa tergantung pada keadaan umum penderita serta ketepatan
penanganan.Tapi pada umumnya ‘baik’ karena kekambuhan setelah
operasi jarang terjadi, kecuali pada hernia berulang atau hernia yang besar
yang memerlukan penggunaan materi prostesis.Pada penyakit hernia ini
6
yang penting adalah mencegah faktor predisposisinya.
27 | P a g e
REFERAT HERNIA
DAFTAR PUSTAKA
28 | P a g e