Anda di halaman 1dari 10

Nama : Nurul Mariatul Laily Octaviani

NIM : 18520121

Kelas : Akuntansi Syariah B

Assignment 1 Akuntansi Syariah


1. Berdasarkan jenis akad yang ada baik akad tijarah maupun akad tabarru, tolong
saudara analisis yang telah dilakukan oleh bank syariah yang ada di Indonesia
diantaranya BRI Syariah, Mandiri Syariah, BCA Syariah, BTN Syariah, Muamalat.
Apakah Produk atau Jasa yang ditawarkan sudah sesuai dengan akad syariah?
NB : Untuk jenis bank sesuai dengan No presensi yang ada di siakad uin malang yang
sudah saya bagi
Jawab:
BCA Syariah adalah lembaga perbankan syariah di Indonesia. Awalnya bank ini
bernama Bank Utama Internasional (berdiri tahun 1990) dan diakuisisi oleh Bank
Central Asia pada tahun 2009. Untuk membantu masyarakat memenuhi kebutuhan
finansial BCA menghadirkan perbankan yang menggunakan prinsip syariah. Ada
beberapa produk atau jasa yang ditawarkan BCA Syariah.
a. Produk Pendanaan
a) Tahapan iB
Tahapan iB adalah rekening tabungan yang menyediakan berbagai manfaat yang
memudahkan Anda dalam transaksi perbankan berdasarkan
prinsip Wadiah (titipan) atau Mudharabah (bagi hasil).
b) Tahapan Rencana iB
Tahapan Rencana iB merupakan tabungan investasi yang berdasarkan
prinsip mudharabah untuk membantu perencanaan keuangan nasabah
c) Giro iB
Layanan perbankan BCA Syariah siap membantu kelancaran usaha nasabah
berdasarkan prinsip Wadiah (titipan).
d) Deposito iB
Deposito iB adalah cara terbaik untuk berinvestasi dengan bagi hasil yang
kompetitif berdasarkan prinsip Mudharabah (bagi hasil).
e) Simpanan Pelajar (SimPel) iB
Simpanan Pelajar (SimPel) iB adalah tabungan untuk siswa dengan persyaratan
mudah dan sederhana serta fitur yang menarik dalam rangka edukasi dan inklusi
keuangan untuk mendorong budaya menabung sejak dini berdasarkan akad
mudharabah.
f) Tahapan Mabrur iB
Tahapan Mabrur iB adalah tabungan berdasarkan prinsip bagi hasil
(mudharabah mutlaqoh) dari BCA Syariah yang bertujuan untuk membantu
nasabah dalam mewujudkan rencana ibadah Umrah dan Haji.
b. Produk Pembiayaan
a) Pembiayaan Rekening Koran Syariah BCA Syariah iB
Pembiayaan Rekening Koran Syariah BCA Syariah iB (PRKS iB) adalah
fasilitas pembiayaan modal kerja yang penarikan dananya dapat dilakukan
sewaktu- waktu berdasarkan kebutuhan riil nasabah yang menggunakan akad
musyarakah.
b) Bank Garansi
Bank Garansi adalah garansi yang diterbitkan secara tertulis oleh Bank dalam
bentuk warkat yang mengakibatkan kewajiban membayar terhadap pihak yang
menerima garansi apabila pihak yang dijamin cedera janji (wanprestasi.)
Akad yang digunakan adalah kafalah.
c) Pembiayaan Umrah iB
Pembiayaan Umrah iB BCA Syariah adalah salah satu fasilitas pembiayaan
multijasa dengan akad sewa menyewa (Ijarah) untuk membantu nasabah
mewujudkan niat melaksanakan ibadah umrah.
d) Pembiayaan Modal Kerja BCA Syariah iB
penyediaan dana jangka pendek/menengah berdasarkan prinsip syariah untuk
membantu usaha nasabah dalam memenuhi kebutuhan modal kerja seperti
penyediaan barang dagangan, bahan baku dan kebutuhan modal kerja lainnya.
Tersedia jenis akad sesuai dengan kebutuhan nasabah, antara lain murabahah,
mudharabah, musyarakah dan ijarah.
e) Pembiayaan Investasi BCA Syariah iB
Merupakan pembiayaan investasi yang bertujuan untuk rehabilitasi,
modernisasi, serta ekspansi dari usaha-usaha produktif seperti pembelian
tanah, serta tanah dan bangunan (termasuk pembelian properti) dan kendaraan
untuk usaha. Tersedia jenis akad sesuai dengan kebutuhan nasabah, antara lain
Murabahah, Musyarakah Mutanaqisah (MMQ), dan Ijarah Muntahiya Bit
Tamlik (IMBT)
f) KPR iB
Pembiayaan KPR iB adalah pembiayaan berdasarkan prinsip Murabahah
dimana BCA Syariah membiayai pembelian rumah/apartemen yang
diperlukan oleh Nasabah sebesar harga pokok ditambah dengan margin
keuntungan bank yang disepakati.
g) Pembiayaan Anjak Piutang BCA Syariah iB
Pembiayaan Anjak Piutang BCA Syariah iB adalah layanan pengalihan
penyelesaian piutang atau tagihan jangka pendek yang diberikan BCA Syariah
disertai dengan pemberian fasilitas pembiayaan sesuai Prinsip Syariah dengan
menggunakan akad Wakalah bil Ujrah dan Qardh
h) KKB iB
Pembiayaan KKB adalah pembiayaan berdasarkan
prinsip Murabahah  dimana Bank BCA Syariah membiayai pembelian
kendaraan bermotor yang diperlukan oleh Nasabah sebesar harga pokok
ditambah dengan margin keuntungan bank yang disepakati.
i) EMAS iB
Emas BCA Syariah iB (EMAS iB) adalah produk pembiayaan kepada
Nasabah untuk kepemilikan Logam Mulia (Emas) dengan akad jual beli
(murabahah)
c. Jasa
a) Layanan Setoran Haji BCA Syariah
BCA Syariah kini memiliki Layanan Setoran Haji untuk kemudahan
pembayaran setoran awal dan setoran pelunasan biaya ibadah haji. Anda juga
dapat menikmati kemudahan mempersiapkan biaya ibadah haji melalui
Tahapan Mabrur iB menggunakan akad Wakalah.
b) Kiriman Uang (Retail dan RTGS)
Merupakan jasa yang diberikan BCA Syariah untuk mewakili nasabah dalam
SWpemindahan dana ke rekening tujuan dengan didukung oleh Sistem Kliring
Nasional (SKN) dan BI-RTGS.
c) Kliring (Lokal dan Intercity Clearing)
Kliring Lokal
Merupakan jasa yang diberikan BCA Syariah untuk mewakili nasabah dalam
pertukaran warkat elektronik antarbank
Intercity Clearing
Merupakan jasa yang diberikan BCA Syariah untuk mewakili nasabah dalam
pertukaran warkat elektronik antar bank dari wilayah kliring manapun
(sepanjang bank telah menjadi anggota Intercity Clearing)
Kliring yang diterapkan pada perbankan syariah menggunakan akad Wakalah.
d) Inkaso
Merupakan jasa yang diberikan BCA Syariah untuk mewakili nasabah dalam
menagihkan warkat kepada bank tertarik. Pelayanan jasa menggunakan
akad wakalah.
e) Safe Deposit Box (SDB)
Merupakan jasa BCA Syariah menyewakan tempat penyimpanan barang
dengan ukuran tertentu kepada nasabah dengan sistem keamanan terjamin.
Adapun akad yang digunakan pada produk jasa ini adalah akad Ijarah (sewa).
f) Pembayaran Gaji
Merupakan jasa BCA Syariah untuk mewakili nasabah dalam pembayaran gaji
kepada karyawan-karyawannya. Adapun akad yang digunakan pada produk
jasa ini adalah akad wakalah.
2. Bedakan antara Laporan keuangan syariah dengan laporan keuangan konvensional
sesuai dengan PSAK
Jawab :
a. Dari Segi Pelaporan
Dalam perkembangan perbankan, standar akutansi keuanagn perbankan sudah
diatur dalm undang-undang. Untuk standarisasi perbankan konvensional telah
diatur dalam standar keuangan Akutansi nomor 31 tentang akutansi perbankan
sedang untk perbankan syariah diatur dalam Akutansi Keuangan Nomor 59
mengenai akutansi perbankan syariah. Secara umum perbankan konvensional dan
perbankan syariah memiliki perbedaan prinsip yang mendasar. Perbankan
konvensional lebih menekankan pada bunga, sedangkan syariah lebih kepada
pembagian hasil. Dalam laporan keuangan bank konvensional memiliki 5 jenis
laporan keuangan, sedangkan laporan keuangan syariah meiliki 9 jenis laporan
keuangan. Perbedaan 5 dan 9 jenis tersebut adalah sebagai berikut:

Perbedaan Laporan Keuangan Konvensional (PSAK 1) dengan Laporan


Keuangan Syariah (PSAK 101)

BANK KONVENSIONAL (PSAK 1) BANK SYARIAH (PSAK 101)

1. Neraca 1. Neraca

2. Laporan Laba Rugi 2. Laporan Laba Rugi

3. Laporan Arus Kas 3. Laporan Arus Kas

4. Laporan Perubahan Ekuitas 4. Laporan Perubahan Ekuitas

5. Catatan Atas Laporan Keuangan 5. Laporan perubahan dana investasi terikat.

6. Laporan Rekonsiliasi pendapatan & bagi


hasil

7. Laporan sumber dan penggunaan dana


zakat;

8. Laporan sumber dan penggunaan dana


kebajikan;

9. Catatan Atas Laporan Keuangan

Acuan Penyusunan Laporan Keuangan

BANK KONVENSIONAL (PSAK 1) BANK SYARIAH (PSAK 101)

1.Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian 1.Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan (KDPPLK) Laporan Keuangan Syariah (KDPPLKS)

2. PSAK (No.1 – 58) 2. PSAK Syariah (No.101 – 109)

3. PSAK 59 : Akuntansi Perbankan Syariah

3. Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia 4. Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah


(PAPI) Indonesia (PAPSI)
b. Dari segi aktivitas
Perbedaan yang pertama terletak pada aktivitas pembukuan kedua laporan
tersebut. Laporan keuangan syariah menerapkan aktivitas meliputi kewajiban,
investasi tidak terikat serta ekuitas.
Sedangkan pada laporan keuangan konvensional menerapkan aktivitas berupa
utang dan modal. Selain itu, pada laporan keuangan konvensional juga tidak
terlihat adanya penambahan investasi tidak terikat.
Neraca
 Pada dasarnya sama dengan Laporan Keuangan umum kecuali pada sisi
passiva ditambah: Investasi Tidak Terikat, yang bukan unsur kewajiban atau
modal.
 Investasi tidak terikat → dana yang diterima bank dengan kreteria.
• Bank mempunyai hak (1) menggunakan dan menginvestasikan dana
(2) mencampurkan dana dengan dana lainnya.
• Keuntungan dibagikan sesuai dengan nisbah yang disepakati
• Bank tidak memiliki kewajiban secara mutlak untuk mengembalikan
dana jika mengalami kerugian

Persamaan Akuntansi

Neraca bank konvensional


AKTIVA = KEWAJIBAN + MODAL

Neraca bank syariah


AKTIVA = KEWAJIBAN + INVESTASI TIDAK TERIKAT + MODAL

c. Pos Pembukuan
Pada pos pembukuan syariah terdiri dari piutang murabah, piutang salam, piutang
isthisna, dan piutang qardh. Sedangkan pada pos pembukuan konvensional tidak
terdapat hal-hal seperti itu, yang ada hanya terdiri dari nama pemilik akun piutang
dagang.
Neraca Bank Konvensional
AKTIVA KEWAJIBAN
Kas Kewajiban segera
Giro pada Bank Indonesia Simpanan
Giro pada Bank lain Simpanan dari bank lain
Penempatan pada Bank lain Effek-effek yang dijual dengan janji beli
Effek-effek kembali
Tagihan derevatif Kewajiban Derivatif
Tagihan Akseptasi Kewajiban Akseptasi
Kredit Surat berharga yang diterbitkan
Penyertaan saham Pinjaman diterima
Aktiva tetap Estimasi kerugian komitmen dan kontijensi
Aktiva lainnya Kewajiban lain-lian pinjaman subordinasi

EKUITAS
Modal disetor
Tambahan modal disetor
Saldo Laba (rugi)

13
Laporan Laba Rugi

Perbankan syariah Perbankan Konvensional

Pendapatan operasi utama Pendapatan bunga


 Pendapatan dari jual beli Pendapatan komisi
(murabahah, salam, ijarah) Beban provisi dan komisi
 Pendapatan dari sewa Keuntungan atau kerugian penjualan efek
 Pendapatan dari Bagi Hasil Keuntungan atau kerugian investasi efek
(mudharabah, musyarakah) Keuntungan atau kerugian Tx valas
 Pendapatan operasi utama lainnya Pendapatan deviden
Pendapatan operasional lainnya
Hak pihak ketiga atas bagi hasil ITT
Beban penysh kerugian kredit & Akt Pr lain
Beban Administrasi umum
Pendapatan Operasi Lainnya
Beban operasional Lainnya
Beban Operasi Lainnya
Pendapatan Non Operasi
Beban Non Operasi
Zakat
Pajak

d. Dari segi akad dan legalitas


Dalam bank syariah, akad yang yang dilakukan memiliki konsekwensi duniawi
dan ukhrowi, karena akad yang dilakukan berdasarkan hukum islam. Sehingga
kesepakatan dapat diminimalisir. Selain itu akad dalam perbankan syariah baik
dalam hal barang, pelaku transaksi, maupun ketentuan lainnya harus memenuhi
ketentuan akad. Akad dan legalitas sebuah lembaga keungan syariah dan
konvensional itu berbeda dimana akad dalam bank syariah itu memberikan nilai
dunia dan akhirat karena disitu menentukan langkah yang akan dilakukan oleh
seseorang. Sementara dalam konvensional hanya akan memberikan sanki moral
sesuai dengan yang sudah disepakati di awal.
e. Organisasi
Jika ditinjau dari segi organisasinya, maka keberadaan DPS (Dewan Pengawas
Syariah) menjadi aspek pembeda antara perusahaan yang menggunakan laporan
keuangan syariah dengan perusahaan yang menggunakan laporan keuangan
konvensional.
Keberadaan DPS terdapat 3 orang profesi ahli hukum agama islam yang
bertanggung jawab untuk memberikan fatwa agama islam serta melakukan
pengawasan dengan dewan komisaris perusahaan yang juga berbasis syariah.
Sedangkan pada perusahaan yang menganut laporan keuangan konvensional, tidak
terdapat DPS ataupun aturan yang menjadi beban DPS.
f. Penyelesaian Sengketa
Terdapatnya sebuah permasalahan akan diselesaikan dengan cara yang berbeda
tergantung dengan apakah perbankan itu merupakan perbankan konvensional
ataukah syariah.
Apabila perusahaan tersebut konvensional, sengketa akan diselesaikan di
pengadilan negri. Berbeda dengan perbankan konvensional, jika pada perbankan
syariah tidak menyelesaikannya di peradilan negeri, melainkan menyelesaikannya
sesuai tata cara dan hukum syariah. Lembaga yang mengatur hukum berdasar
prinsip syariah di Indonesia dikenal dengan nama Badan Arrbitrase Muamalah
Indonesia (BAMUI) yang didirikan secara bersama oleh Kejaksaan Agung
Republik Indonesia dan Majelis Ulama Indonesia.
g. Usaha yang dibiayai
Disini terdapat paradigma yang berbeda antara perusahaan yang menggunakan
laporan keuangan syariah dengan perusahaan yang menggunakan laporan
keuangan konvensional.
Pada usaha syariah, paradigmanya adalah penekanan terhadap keyakinan bahwa
setiap kegiatan manusia memiliki akuntabilitas yang meletakkan akhlak dan juga
perangkat syariah sebagai tolak ukur baik buruknya suatu kegiatan usaha.
Sedangkan pada perusahaan yang menggunakan laporan keuangan konvensional,
tidak ada hal semacam itu pada pelaksanaanya.
h. Dari segi pendapatan (laba)
Dari segi pendapatan atau laba bank konvensional memperoleh laba dari hasil
bunga, Bunga itu didapatkan dari hasil pembiayaan antara pihak bank kepada
nasabah. Begitu pula dengan bank syariah hanya saja laba yang dihasilkan bank
syariah adalah hasil dari pembiayaan bank kepada nasabah yang telah disepakati
didepan sebelum kegiatan itu dilaksanakan atau sering disebut juga dengan prinsip
bagi hasil. Bank konvensional tidak memperdulikan apakah usaha yang dijalankan
oleh pihak nasabah itu berhasil atau tidak, pihak konvesional tetap mengambil
keuntungan. Sedangkan bank syariah tetap memperhatikan situasi nasabah
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai