Anda di halaman 1dari 28

OLEH :

KADEK GITA PUTRI ISWARI (1813041017)


NI KADEK PUTRI ADNYANINGSIH (1813041018)
ABU BAKAR SIDIQ (1813041021)

IVA PENDIDIKAN BIOLOGI


DOSEN PENGAMPU :
Dr. Ir KETUT SRIE MARHAENI JULYASIH,M.Si

1
FISIOLOGI TUMBUHAN
DIFUSI TERMODINAMIKA DAN POTENSIAL AIR

JURUSAN BIOLOGI DAN PERIKANAN KELAUTAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2020

2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat Beliau, penulis dapat menyelesaikan paper yang berjudul
“Difusi Termodinamika Dan Potensial Air”. Dalam melakukan penyusunan
paper ini, penulis banyak mendapat dukungan, motivasi, serta bimbingan dari
banyak pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang
setulusnya kepada :
1. Dr. Ir Ketut Srie Marhaeni Julyasih,M.Siselaku dosen pengampu yang telah
memberikan bimbingan, motivasi, dan petunjuk dalam menyelesaikan paper
ini.
2. Kedua orang tua penulis, yang tiada henti telah memberikan dukungan baik
secara moral dan materi.
3. Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah
berperan serta dalam membantu kelancaran pembuatan paper ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ini masih memerlukan
pengembangan lebih lanjut. Oleh karena itu, saran dan kritik dari para pembaca
yang bersifat membangun, sangat penulis harapkan untuk menyempurnakannya.
Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.

Singaraja, 20 Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1

1.3 Tujuan.............................................................................................................1

1.4 Manfaat...........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1 Pergerakan Ion Dan Molekul Terutama Air Masuk Ke Seluruh Tubuh
Tumbuhan.............................................................................................................3

2.2 Proses dan Keluarnya Ion dan Molekul di Dalam Tumbuhan.......................9

2.3 Termodinamika dan Laju Difusi..................................................................15

BAB III PENUTUP...............................................................................................20

3.1 Simpulan..................................................................................................20

3.2 Saran........................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bentuk ketersediaan air di dalam tanah.................................................4

Gambar 2. Proses pergerakan air dari tanah ke seluruh tubuh tumbuhan................6

Gambar 3. Air di dalam daun...................................................................................7

Gambar 4. Pembukaan dan penutupan stomata.......................................................8

Gambar 5. Skematis terjadinya gerakan air dan unsur hara melalui difusi............10

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fisiologi Tumbuhan mempelajari tentang aktivitas hidup yang dilakukan
oleh tumbuhan dan menginterpretasi proses-proses kehidupan sedemikian
rupa sehingga dapat dipakai untuk mengatur hidupnya. Di samping itu, juga
mempelajari tentang respons tumbuhan terhadap perubahan lingkungan, serta
pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi akibat adanya tanggapan
tersebut, yang mana hal tersebut berbeda antar individu tumbuhan, berkaitan
dengan genetisnya. Dengan demikian, kehidupan tumbuhan ditentukan oleh
interaksi dua faktor, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Interaksi
tumbuhan dengan lingkungan sekitarnya dapat berupa pergerakan zat dari
dalam ke luar tumbuhan atau sebaliknya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat beberapa rumusan masalah yaitu :
2.1 Bagaimanakah ion dan molekul terutama air masuk ke seluruh tubuh
tumbuhan?
2.2 Bagaimanakah proses dan keluarnya ion dan molekul di dalam tumbuhan?
2.3 Bagaimanakah proses termodinamika dan laju difusi dalam hukum fick?
1.3 Tujuan
Tujuan yang dituju dalam pembuatan makalah ini yaitu :
3.1 Mengetahui bagaimana ion dan molekul terutama air dapat masuk ke
seluruh tubuh tumbuhan.
3.2 Mengetahui proses dan keluarnya ion dan molekul di dalam tumbuhan.
3.3 Mengetahui perhitungan keluar masuknya ion dalam proses
termodinamika dan laju difusi dalam hukum fick.
1.4 Manfaat
Manfaat Bagi Pembaca
Setelah membaca paper ini diharapkan pembaca dapat menambah
wawasannya dibidang fisiologi tumbuhan tentang bagaimana ion dan molekul
khususnya air dapat keluar masuk serta bergerak ke seluruh tubuh tumbuhan.
Manfaat Bagi Penulis
Manfaat bagi penulis yaitu menambah wawasan di bidang fisiologi
tumbuhan tentang bagaimana ion dan molekul khususnya air dapat keluar
masuk serta bergerak ke seluruh tubuh tumbuhan. Selain itu menambah
pengalaman penulis dalam membuat makalah.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pergerakan Ion Dan Molekul Terutama Air Masuk Ke Seluruh Tubuh
Tumbuhan.
Pada umumnya, air dan zat-zat hara yang ada didalam tanah diserap
melalui akar oleh tumbuhan. Sebagian zat yang lain terutama gas O2 dan CO2
akan diserap melalui daun. Selanjutnya, air dan zat-zat hara tersebut akan
dibawa ke daun karena daun merupakan pusat aktivitas penyusunan zat yang
dibutuhkan tumbuhan. Air merupakan komponen penting pada sistem
kehidupan. Pada sel tanaman yang sedang tumbuh 80-90% nya adalah air. Air
yang dibutuhkan tumbuhan untuk proses fotosintesis diperoleh dari dalam
tanah. Absorbsi air di dalam tanah dilakukan oleh organ tumbuhan yaitu akar.
Air yang diabsorbsi oleh akar disalurkan melalui pembuluh xilem ke organ
daun. Di daun hanya sebagian kecil air yang dimanfaatkan untuk proses
metabolisme sedangkan sebagian besar lainnya dikeluarkan ke atmosfer oleh
daun melalui proses transpirasi. Tanaman secara terus menerus mengabsorbsi
dan mengeluarkan air (transpirasi). Oleh karena itu, bahasan keseimbangan air
pada tumbuhan meliputi tiga bagian utama, yaitu : a) air dalam tanah, b)
penyerapan air tanah oleh akar, c) transport air dan nutrien melalui xylem, dan
d) pengeluaran (uap) air ke atmosfer melalui transpirasi.
Pergerakan air dari tanah-tumbuhan-atmosfer berlangsung menggunakan
energi bebas yang berarti air bergerak dari potensial tinggi (tanah) ke potensial
rendah (atmosfer). Gaya penggerak utama pergerakan air dari tanah melalui
tubuh tumbuhan menuju atmosfer adalah : 1) perbedaan konsentrasi (uap) air,
2) tekanan hidrostatik, dan 3) potensial air. Potensial air berhubungan dengan
arah pergerakan air, yaitu pergerakan dari potensial air tinggi ke rendah.
Pengetahuanan tentang potensial air dibutuhkan untuk memahami proses
keseimbangan air dalam tumbuhan. Bagian tanaman yang mengabsorbsi air di
tanah adalah akar terutama rambut akar. Ketika tanah mengering maka air
bergerak dari pori terbesar antar partikel tanah menuju pori yang lebih kecil Air
mengalir/bergerak di tanah dengan cara bulk/mass flow (aliran massa) yaitu
pergerakan berdasarkan adanya perbedaan tekanan. Ketika air bergerak menuju

3
tanah yang berdekatan dengan akar maka ada gradient tekanan antara tempat
asal air (tanah di sekitar akar) dan tujuan air bergerak (tanah dekat akar).
Karena ruang antar partikel tanah saling berhubungan maka gradien tekanan
(bulk flow) sangat menentukan pergerakan air tersebut. Rambut akar membuat
kontak yang erat dengan partikel tanah sehingga meningkatkan luas permukaan
absorbsi air ke dalam tanaman. Air di xilem dan dinding sel juga bergerak
secara bulk/mass flow.

Gambar 1. Bentuk ketersediaan air di dalam tanah


Sumber : torajafarmer.com
Pergerakan air dari tanah melalui tumbuhan dan bergerak ke atmosfer
melibatkan dinding sel, sitoplasma, membran plasma dan ruang udara.
Pergerakan air ditentukan oleh media yang dilaluinya. Air bergerak melintasi
membran secara difusi. Ion-ion mineral bersama air masuk ke dalam akar
secara transport aktif. Protein integral (aquaporin) pada membran memfasilitasi
air melintasi membran. Penyerapan air melalui rambut akar (meningkatkan luas
permukaan absorpsi) secara difusi melalui tiga lintasan. Penyerapan air dapat
terjadi karena perbedaan osmotik pada larutan tanah dan cairan di dalam sel.
Pergerakan air secara pasif ini didukung oleh proses transpirasi yang terjadi di
daun. Aktivitas metabolisme di akar dan rambut akar juga berperan dalam
masuknya air ke dalam akar. Lintasan apoplas adalah lintasan yang melibatkan
‘bagian mati’ yaitu sistem dinding sel dan ruang interseluler di jaringan. Pada
lintasan simplas yaitu air bergerak antar sel melalui plasmodesmata atau

4
‘bagian hidup’. Air secara berurutan memasuki sel pada satu sisi, keluar pada
sisi yang lain dan memasuki sel di sebelahnya melalui lintasan transmembran.
Pada jaringan endodermis air pada lintasan apoplas beralih ke lintasan simplas
karena adanya pita kaspari yang tesusun dari senyawa suberin yang bersifat
kedap air. Potensial air pada lintasan apoplas maupun simplas memiliki
perbedaan pada komponen potensial tekanan dan osmotic/solutnya. Pada
lintasan simplas tekanan hidrostatik positif (tekanan turgor) dan tekanan
osmotiknya lebih besar karena adanya zat terlarut. Sedangkan pada lintasan
apoplas tekanan hidrostatik negatif (tegangan) dan tekanan osmotic lebih kecil
karena tidak adanya solute atau zat terlarut.
 Molekul air dan ion mineral masuk ke akar melalui sel-sel epidermal
rambut akar dan bergerak ke sel-sel korteks (simplas) secara osmosis. Air
juga bergerak di antara sel-sel korteks (apoplas)
 Pengambilan mineral ke dalam sel akar dengan transpor aktif sehingga
potensial solut sel (ψs) meningkat. Pengambilan mineral ini difasilitasi
oleh transpirasi. Bi la laju transpirasi rendah maka pengambilan mineral
didukung oleh tekanan akar. Tekanan akar dapat menaikkan air dalam
tumbuhan sampai ketinggin 20 m
 Zat nutrien terlarut di air mengalir di antara sel-sel parenkim langsung
menuju korteks akar dan melintasi sel-sel endodermis. Endodermis : satu
lapis sel-sel yang dindingnya memiliki pita kaspari yang tersusun dari
senyawa suberin sehingga lintasan apoplas beralih ke lintasan simplas
melalui membran yang selektif mengontrol jumlah dan tipe ion dan
mineral yang masuk ke dalam xilem akar.
Pergerakan air di batang melalui pembuluh xilem dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu :
1. Transpirasi : tarikan air ke atas (daun) melalui xylem menggunakan
energ evaporasi dan kekuatan tegangan molekul air.
2. Kohesi adalah gaya tarik menarik antara molekul senyawa yang sama.
Gaya kohesif air dalam xylem menghasilkan tensile strength.

5
3. Adesi adalah gaya tarik menarik antara molekul air dengan senyawa
lain. Polaritas air dan selulosa menghasilkan gaya yang kuat untuk
menarik air melalui pembuluh kapiler xilem.
4. Tension. Ini adalah gaya tarik yang dihasilkan oleh tegangan
permukaan di ruang udara di daun.
5. Kombinasi kohesi, adesi dan tegangan permukaan mendukung aksi
kapiler yang memungkinkan air dapat bergerak pada dinding pembuluh
berdiatemeter kecil seperti xilem.
6. Tekanan akar. Tekanan akar menjadi sangat penting apabila tidak
terjadi transpirasi.

Gambar 2. Proses pergerakan air dari tanah ke seluruh tubuh tumbuhan


Sumber : bioszfera.com

6
Tarikan air ke atas menuju ke atmosfer terutama merupakan hasil
transpirasi air melalui daun. Transpirasi merupakan evaporasi uap air dari
permukaan tumbuhan. Transpirasi dapat melalui lentisel (<10%), kuitkula
(10%) dan daun (90%). Transpirasi melalui daun bertujuan untuk
menyediakan air untuk proses fotosintesis, mentransport mineral dari akar
ke seluruh bagian tumbuhan, men’dingin’kan permukaan daun, dan menjaga
struktur dan bentuk tumbuhan agar tetap dalam keadaan turgid. Air yang
ditransport ke daun melalui xilem di berkas pembuluh dialirkan melalui
tangkai daun, tulang daun besar, tulang daun kecil dan berakhir di sel-sel
mesofil, lapisan bunga karang dan palisade. Pada bagian ini sebagian air
digunakan untuk fotosintesis dan sebagian besar lainnya dikeluarkan ke
atmosfer melalui proses transpirasi. Tarikan transpirasi yang menyebabkan
air bergerak ke atas dimulai dari dinding sel daun. Dinding sel berperan
sebagai kapiler. Air melekat di selulosa dan komponen dinding hidrofilik
lainnya. Sel-sel mesofil dalam daun kontak langsung dengan atmosfer
melalui semua ruang udara di daun. Semakin banyak air yang hilang ke
atmosfer, air yang tersisa akan melekat di dinding sel sehingga potensial
tekanan menjadi semakin negatif.

Gambar 3. Air di dalam daun


Sumber : Mastuti, R. 2016

7
Laju transpirasi dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal dan internal.
Faktor eksternal : kelembaban (kelembaban tinggi – transpirasi lambat ;
kelembaban rendah – transpirasi cepat), temperatur (temperatur tinggi molekul
air bergerak lebih cepat), angin (angina menghilangkan lapisan pembatas di
permukaan daun), ketersediaan air, dan intensitas cahaya. Faktor internal : luas
daun, kutikula, dan kerapatan /densitas stomata. Uap air di daun keluar ke
atmosfer secara difusi melalui stomata yang membuka dan menutupnya
dipengaruhi oleh lingkungan dan sinyal internal daun. Membuka dan
menutupnya stomata disebabkan karena perubahan tekanan turgor di sel
penjaga. Pada sebagian besar tanaman, transpirasi terjadi pada siang hari
karena stomata hanya membuka pada siang hari.

Gambar 4. Pembukaan dan penutupan stomata


Sumber : Mastuti,R.2016
Cahaya matahari memiliki sinar biru yang diserap oleh protein membran sel
penjaga dan mengaktifkan pompa proton (H+) yang dengan adanya ATP
mendorong proton (H+) ke luar dari sel penjaga. Ketika ion H+ banyak keluar
sel dan masuk kedalam vakuola maka muatan dalam sel menjadi negatif.
Keluarnya H+ ke luar sel diiringi dengan simport sukrusa dan Cl- ke dalam sel

8
sedangkan keluarnya H+ ke dalam vakuola menyebabkan antiport K+
Masuknya ion K+ dan Cl- sebagai solut mengakibatkan potensial air turun
(negatif) dan kondisi sel bersifat hipertonik sehingga air masuk ke dalam sel
penjaga. Air masuk membuat volume sel penjaga dan tekanan turgor
meningkat sehingga ukuran pembukaan stomata meningkat. Selain untuk
pertukaran solute ion Cl- dan malat (asam organik) masuk ke dalam sel penjaga
bertujuan untuk menjaga keseimbangan muatan dalam sel. Pembukaan pori
stomata didukung dengan struktur sel penjaga yang memilki selulosa
mikrofibril yang tersusun radial dan dinding sel penjaga sebelah dalam lebih
tebal daripada dinding sel sebelah luar.
Ketika cahaya biru tidak ada, pompa proton di membran tidak aktif, ion
K+ secara pasif bergerak keluar sel, potensial air dalam sel tinggi sehingga air
bergerak keluar, tekanan menurun dan sel penjaga menjadi flaccid dan stoma
menutup. Pada kondisi tanah kering, sintesis ABA di daun meningkat. ABA
merupakan sinyal bagi pembukaan chanel K+ sehingga K+ bergerak keluar sel
penjaga yang diikuti dengan keluarnya air.(Mastuti, R,2016)
2.2 Proses Keluarnya Ion dan Molekul di Dalam Tumbuhan.
Transpirasi merupakan terlepasnya air dalam bentuk uap air melalui stomata
ke udara bebas.(Dwijoseputra, 1998). Pada transpirasi, hal yang penting adalah
difusi uap air dari udara yang lembab di dalam daun ke udara kering di luar
daun. Kehilangan air dari daun umumnya melibatkan kekuatan untuk menarik
air ke dalam daun dari berkas pembuluh yaitu pergerakan air dari sistem
pembuluh dari akar ke pucuk, dan bahkan dari tanah ke akar. Pada air terdapat
ikatan hidrogen yang harus diputuskan agar air dapat mengalir, maka nilai yang
diperkirakan orang tentang kekentalan air, atau tahanan untuk mengalir,
menjadi jauh lebih besar daripada yang sebenarnya. Pada air tiap ikatan
hidrogen dibagi merata kepada dua molekul lain, dan ikatan agak lemah dan
musah terputus. Air dengan mudah dapat mengalir dalam tumbuhan. Pada es,
atom oksigennya mengadakan ikatan lebih sedikit dengan molekul lain karena
ikatan yang ada menjadi lebih kuat. Kekentalan air menurun sekali dengan
naiknya suhu. Air memiliki sifat polar yang mengakibatkan air tertatik ke
banyak bahan lain, sehingga air membasahkan bahan tersebut. Molekul protein

9
dan polisakarida dinding sel yang sangat polar, merupakan contoh yang amat
baik. Tarik menarik antar molekul tak sejenis disebut adesi. Air membasahkan
berbagai bahan karena ikatan molekulnya membentuk ikatan hidrogen dengan
molekul lain. Difusi adalah peristiwa bergeraknya molekul-molekul dari
daerah konsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi rendah (Gambar 5). Jadi
gerakan molekul (hara) terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi
(concentration gradient). Dari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan
diketahui bahwa pasokan Ca dan Mg terutama adalah melalui aliran massa,
sedangkan K dan P terutama oleh difusi. Hara yang diangkut ke permukaan
akar melalui proses difusi tidak dapat dihitung secara langsung, tetapi dihitung
sebagai selisih dari penyerapan hara total oleh tanaman dikurangi penyerapan
oleh aliran massa dikurangi penyerapan oleh pertumbuhan akar. Daerah
rhizosfir memiliki konsentrasi lebih rendah dari pada daerah di luarnya,
sehingga pergerakan unsur hara terjadi dari daerah luar rhizosfir menuju daerah
rhizosfir. Akibat dari peristiwa ini unsur hara yang tadinya tidak kontak dengan
akar menjadi bersinggungan dengan permukaan akar. Untuk selanjutnya
penyerapan dapat dilakukan oleh akar tanaman. Kuantitas masuknya unsur hara
(flux) ke dalam tanaman mengikuti persamaan : F = -D (KT-KR), dimana F =
flux; D = koefisien difusi; KT = konsentrasi tinggi; dan KR = konsentrasi
rendah.

Gambar 5. Skematis terjadinya gerakan air dan unsur hara melalui difusi

10
Keteragan : BA yaitu bulu akar, DKT adalah daerah konsentrasi tinggi ,
DKR adalah daerah konsentrasi rendah (rozosfir) dan E adalah sel epidermis
akar sedangkan tanda panah berarti arah gerakan unsur hara.
Sumber : Wiraatmaja, W. 2016
Unsur hara yang ada di air memiliki pola gerakan hara yang sama sekali
berbeda dengan pola gerakan air terutama dalam sel-sel hidup seperti sel-sel
mesofil dan sel-sel floem. Namun dalam pembuluh xylem, hara banyak
bergerak secara pasif ke dalam pucuk bersama-sama dnegan air mengikuti
aliran transpirasi atau oleh tekanan akar. Dengan kata lain, hara bergerak dalam
xylem secara pasif (aliran massa) bersama air mengikuti aliran transpirasi. Hal
tersebut terjadi karena ada gradien Potensial Air (PA), dimana PA udara << PA
sel daun << PA xylem << PA sel akar << PA larutan tanah. Ini terutama terjadi
pada siang hari dan satu arah. Angkutan hara dalam xylem terutama apoplastik.
Segera setelah air masuk ke dalam pembuluh xylem, hara akan ikut aliran air
ke pucuk melalui aliran massa. Dalam keadaan normal, transpirasi merupakan
proses yang sangat boros air. Untuk membentuk bahan kering 1 kg, maka
jumlah air yang melewati pembuluh xylem karena transpirasi berkisar antara
200-1.000 liter. Dalam perjalanannya dalam xylem, hara mengalami 3 proses
penting, yaitu : pertukaran adsorpsi, resorpsi dan sekresi (pelepasan).
Pertukuaran adsorpsi terjadi pada bidang jerapan xylem, dimana kation tertentu
mendesak posisi kation lain pada KTK dinding sel xylem sehingga kation lain
tersebut bergerak ke atas menuju ke bagian tanaman yang membutuhkan.
Dengan adanya pertukaran adsorpsi ini, laju gerakan kation dalam xylem
ditentukan oleh valensi kation (Ca+2 , K+ ) ,konsentrasi hara ,adanya ion
kompetitor ,besarnya KTK xylem (dikotil >> monokotil). Resorpsi adalah
diserapnya hara secara aktif oleh sel-sel hidup disekitar xylem sepanjang
perjalanan hara tersebut dalam xylem. Sel hidup dekat xylem merupakan sel
pertama yang menyerap secara selektif. Jadi konsentrasi ion tertentu menurun
mulai dari akar ke pucuk. Keadaan seperti ini menyebabkan air yang keluar
dari hidatoda melalui gutasi hanya berupa air murni. Sekresi Hara Perubahan
komposisi hara selama perjalanannya dalam xylem karena adanya pelepasan
(sekresi) hara dari sel-sel sekitar pembuluh xylem menuju ke xylem. Proses

11
sekresi sangat penting untuk menjamin kesinambungan pasokan hara ke titik
tumbuh. Bila pasokan hara dari akar banyak, kelebihannya disimpan di sel-sel
sekitar pembuluh xylem dan sebaliknya. Distribusi hara di pucuk dipengaruhi
oleh adanya transpirasi. (Wiraatmaja,W.2016).

Bentuk pelepasan ion dan molekul khususnya air transpirasi bersama-sama


dengan air yang menempel pada permukaan daun dan batang, secara
keseluruhan disebut evapotranspirasi. Evaporasi merupakan pelepasan uap air
dari benda-benda tak hidup, seperti dari bebatuan, tanah, permukaan luar
batang, dsb. Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam
bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata. Kehilangan air dari
jaringan lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil
dibandingkan dengan yang hilang melalui stomata. Oleh sebab itu, dalam
perhitungan besarnya jumlah air yang hilang dari jaringan tanaman umumnya
difokuskan pada air yang hilang melalui stomata (Loveless,1991). Stomata
merupakan alat istimewa pada tumbuhan, yang merupakan modifikasi
beberapa sel epidermis daun, baik epidermis permukaan atas maupun bawah
daun. Struktur stomata sangat bervariasi pada antar tumbuhan, terutama bila
dibandingkan untuk antar tumbuhan yang lingkungan hidupnya cukup kontras.
Melalui stoma tumbuhan menunjukkan kemampuan adaptifnya terhadap
perubahan dan stress dari lingkungannya. Transpirasi merupakan satu
mekanisme untuk membuah kelebihan air atau air sisa metabolisme. Laju
transpirasi dipengaruhi oleh faktor internal tumbuhan yang bersangkutan,
maupun berbagai faktor klimatik lingkungannya. Secara internal, transpirasi
dikontrol dengan pengaturan konduktivitas stomata, daya hisap daun, dan
tekanan akar, laju fotosintesis dan respirasi, serta jenis dan umur tanamannya.
Sedang faktor eksternal yang penting adalah suhu, kelembaban udara,
kecepatan angin dan beda potensial air antara tanah dengan jaringan dan
atmosfer. Dalam bukunya, (Loveless,1991) menyatakan ada dua tipe
transpirasi yaitu tanspirasi kutikula dan transpirasi stomata :
 Transpirasi Kutikula
Merupakan evaporasi air yang tejadi secara langsung melalui
kutikula epidermis. Kutikula daun secara relatif tidak tembus air,
12
dan pada sebagian besar jenis tumbuhan transpirasi kutikula hanya
sebesar 10 persen atau kurang dari jumlah air yang hilang melalui
daun-daun. Oleh karena itu, sebagian besar air yang hilang terjadi
melaui stomata.
 Transpirasi Stomata
Sel-sel mesofil daun tidak tersusun rapat, tetapi diantara sel-sel
tersebut terdapat ruang-ruang udara yang dikelilingi oleh dinding-
dinding sel mesofil yang jenuh air.

Mekanisme membuka dan metutupnya stomata merupakan peristiwa


yang kompleks. Para Fisiologi sependapat bahwa membuka – menutupnya
stomata terjadi karena perubahan atau pengaturan turgor sel penutup.
Tekanan turgor terbentuk oleh adanya aliran air dari sel-sel sekitarnya.
Keluar masuknya air ke sel penutup pada dasarnya adalah peristiwa
osmosis (difusai air melalui membran). Masuknya air secara osmotik ke
sel penutup membuat stomata membuka. Sebaliknya, stomata akan
menutup seiring dengan keluarnya air dari sel penutup ke sel-sel
sekitarnya. Banyak faktor yang mempengaruhi aktivitas buka-tutupnya
stomata. Kondisi lingkungan tersebut antara lain seperti konsentrasi CO2,
suhu, kelembaban udara, intensitas pencahayaan, dan kecepatan angin.
Pada umumnya stoma membuka pada siang hari, kecuali tumbuhan gurun.
Membukanya stomata pada malam hari untuk tumbuhan gurun merupakan
bentuk adaptasi fisiologis untuk mengurangi resiko hilangnya air
berlebihan. Arah pergerakan air ditentukan oleh perbedaan potensial air
atau tekanan osmotik antara sel penutup dengan sel-sel di sekitarnya. Bila
tekanan osmotik sel penutup lebih negatif (PO meningkat; cairan sel lebih
pekat; potensial airnya lebih rendah) dari pada sekelilingnya, maka air dari
sel-sel sekitarnya akan bergerak masuk menuju sel penutup. Sebaliknya,
jika PO sel penutup lebih rendah atau potensial airnya lebih tinggi, maka
air akan berosmosis dari sel penutup menuju sel tetangga. Persoalannya
adalah bagaimana mekanisme tumbuhan mengontrol PO yang dinamis
sesuai fluktuasi perubahan lingkungannya. Beberapa teori berusaha
menjelaskan mekanisme buka – tutupnya stomata, di antaranya adalah
13
teori “gerakan atau pompa ion K”. Masuknya ion K terjadi secara difusi
melalui pertukaran ion dengan Cl- dan H+. Telah diketahui bahwa K+
terlibat dalam metabolisme karbohidrat, karena perananya mendukung
aktivitas enzim fosforilase. Enzim ini berperan dalam konversi amilum
menjadi glukosa. Bila ion K meningkat pada sel penutup, aktivitas
pengubahan amilum menjadi glukosa juga meningkat. Dengan
bertambahnya konsentrasi glukosa sel penutup maka akan meningkatkan
potensial osmotik selnya. Dengan demikian akan menggerakkan air sel-sel
sekitarnya berosmosis menuju sel penutup. Akibatnya, tekanan turgor sel
penutup meningkat dan stoma membuka. Terbentuknya celah mulut
karena ada dua faktor struktural sel penutup yang mendukung.

1. Kedua ujung dari dua sel penutup saling menempel/ berdekatan satu
sama lain, sehingga pada saat turgor meningkat, sel penutupnya akan
melengkung dan membentuk celah yang dibatasi oleh kedua dinding
sel penutup.
2. Adanya benang-benang mikrofibril selulosa yang terorientasi secara
radial (miselasi radial).

Hal ini memungkinkan sel tumbuh memanjang dan bukan tumbuh


membesar ke arah samping. Dengan demikian bila turgor ke dua sel
penutup memanjang, sementara bagian ujung-ujungnya saling bertautan di
tempatnya, maka akan tumbuh melengkung dan membentuk celah mulut.
Selain stomata, alat bernafas lain adalah akar nafas atau akar udara. Bagi
tumbuhan bakau (Mangrove) seperti Avicennia germinans, dan
Rhizophora, akar nafas (pneumatofor) mencuat ke atas hingga di atas
permukaan air (geotropik negatif). Akar ini digunakan untuk membantu
memperoleh udara bagijaringan air yang hidup pada tanah terendam air
laut yang aerasinya buruk

Adapun alur transpirasi atau proses transpirasi terdiri dari :

1. Tanaman mendapatkan air, nutrisi, dan mineral dari tanah dengan


bantuan akar melalui proses osmosis.

14
2. Karena tekanan air rendah yang terdapat di daun dan bagian atas
tanaman, air melakukan perjalanan dari akar ke bagian atas
tumbuhan melalui xilem.
3. Air dan mineral bersama dengan CO2 dan klorofil di daun lantas
siap menjalani proses fotosintesis.
4. Di tahap ini, proses transpirasi dimulai. Ketika mencapai daun, air
dibawa kepermukaan daun dengan bantuan stomata. Stomata juga
membantu dalam pertukaran gas, yaitu mengambil CO2 dan
melepaskan O2 ke atmosfer. proses pengangkutan air dan zat zat
terlarut hingga sampai ke daun pada tumbuhan dipengaruhi oleh :
a. Daya kapilaritas : pembuluh xylem yang terdapat pada
tumbuhan dianggap sebagai pipa kapiler. Air akan naik
melalui pembuluh kayu sebagai akibat dari gaya adhesi
antara dinding pembuluh kayu dengan molekul air.
b. Daya tekan akar : tekanan akar pada setiap tumbuhan
berbeda-beda. Besarnya tekanan akar dipengaruhi besar
kecil dan tinggi rendahnya tumbuhan (0,7  -  2,0  atm).
Bukti adanya tekanan akar adalah pada batang yang
dipotong, maka air tampak menggenang dipermukaan
tunggaknya.
c. Daya hisap daun : disebabkan adanya penguapan
(transpirasi) air dari daun yang besarnya berbanding lurus
dengan luas bidang penguapan (intensitas penguapan).
2.3 Termodinamika dan Laju Difusi
A. Termodinamika
Termodinamika berasal dari dua kata yaitu thermal (yang
berkenaan dengan panas) dan dinamika (yang berkenaan dengan
pergerakan).Termodinamika adalah kajian mengenai hubungan,panas,
kerja, dan energy dan secara khusus perubahan panas menjadi kerja.
Hukum pertama termodinamika tentang entalphi . Hukum ini
terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan energi
dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari

15
jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang
dilakukan terhadap sistem. Hukum pertama termodinamika adalah
konservasi energi.Secara singkat, hukum tersebut menyatakan bahwa
energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan tetapi hanya
dapat berubah dari bentuk yang satu ke bentuk yang lainnya.Untuk tujuan
termodinamik, perlu lebih spesifik dan menguraikan hukum tersebut
secara lebih kuantitatif. Termodinamika memperhitungkan hubungan
antara system S, misalnya gas dalam silinder dan lingkungan ε di
sekelilingnya. Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar system
yang dapat mempengaruhi system, dimana pada banyak kasus termasuk
pada sekeliling system.Sistem dan lingkungan merupakan semesta U.
Energi sestem (Es) adalah jumlah energi kinetik molekul-molekul system (
energi termal) dan energi potensial atom-atom dalam molekul (energi
kimia).Energi Es bergantung pada keadaan system,berubah ketika keadaan
berubah.Misalnya,perubahan isobaric, sumber panas meningkatkan energi
termal system.Jika sumber panas adalah bagian dari lingkungan, energi Eε
lingkungan juga berubah.Hukum pertama termodinamika mengatakan
bahwa energi Eu semesta Eu = Es + Eε Tidak berubah.Ini berarti, jika Es
dan Eε adalah energi sistem dan lingkungan ketika sistem berada pada satu
keadaan dan E’s dan E’ε adalah energi ketika sistem berada pada keadaan
lain, maka E’s + E’ε = Es + Eε atau (E’s – Es ) + ( E’ε - E ε ) Seperti
sebelumnya, delta digunakan sebagai awalan yang berati “perbedaan
dalam“ atau „perubahan dari“.Secara spesifik ∆ES adalah energi dari
keadaan akhir sistem dikurangi energi dari keadaan awal, 10 ∆ES = E’S –
ES Dan ∆ES adalah energi akhir lingkungan dikurangi energi awal ∆Eε =
E’ε – Eε Hubungan simbol-simbol persamaan 11.2 dapat dituliskan ∆ES +
∆Eε = 0 atau ∆ES = - ∆Eε hukum pertama 11.3 Ini adalah ungkapan
matematika yang sesuai untuk hukum pertama termodinamika.Persamaan
tersebut digunakan untuk menghitung perubahan energi sistem jika
perubahan energi lingkungan diketahui, dan serbaliknya.
Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini
menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi

16
cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu,
mendekati nilai maksimumnya. Sebuah benda dengan massa m dilepaskan
dari ketinggian h secara spontan jatuh ke tanah, kemudian diam.Pada
situasi ini energi semesta adalah jumlah energi termal benda, energi termal
tanah dan energi mekanik benda.Sebelum dilepaskan, benda mempunyai
energi mekanik yang sama dengan energi potensialnya U = mgh, dan
setelah benda tersebut diam di tanah, energi mekaniknya nol. Pada proses
ini, dengan gemikian energi mekanik semesta berkurang dari mgh menjadi
nol.Jika energi total semesta tidak berubah (hukum pertama
termodinamika), energi termal semesta dapat meningkat dengan
mgh.Peningkatan energi termal menunjukan peningkatan yang kecil pada
temperatur benda dan tanah. Sebagaimana diketahui dari pengalaman
sehari-hari bahwa suatu benda yang awalnya diam di tanah tidak akan
pernah secara spontan meloncat ke udara.Hal tersebut tidak mungkin
terjadi karena melanggar hukum pertama.Jika sebuah benda meloncat ke
udara, akan terjadi peningkatan energi mekanik semesta. Hal ini tidak akan
melanggar hukum pertama, bagaimanapun jika terdapat hubungan
penurunan energi termal semesta.Hukum pertama tidak menjelaskan
mengapa benda tidak pernah meloncat ke udara secara spontan. Proses
benda meloncat ke udara secara spontan adalah kebalikan dari proses
benda jatuh ke tanah secara spontan.Satu proses terjadi dengan mudah.
Sedangkan 11 proses kebalikannya tidak akan pernah terjadi sama sekali.
Banyak proses irreversibel yang lain yang dapat terjadi hanya dalam satu
arah.Sebagai contoh, ketika benda yang dingin dan benda panas
bersentuhan, kalor selalu mengalir dari benda panas kebenda yang dingin,
dan tidak pernah dari benda dingin ke benda yang panas.Akibatnya suhu
benda yang panas menurun, sedangkan suhu benda yang dingin
meningkat.Jika proses kebalikan yang terjadi, benda yang dingin akan
menjadi lebih dingin sedangkan benda yang panas akan lebih panas.
Contoh lain, tinta diteteskan kedalam segelas air, menyebar hingga tinta
tersebut dalam air.proses kebalikannya, dimana campuran air dan tinta
secara spontan memisah menjadi air murni dan tinta murni, tidak akan

17
pernah terjadi Formulasi Kelvin-Planck atau hukum termodinamika kedua
menyebutkan bahwa adalah tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin
kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata mengubah energi
panas yang diperoleh dari suatu reservoir pada suhu tertentu seluruhnya
menjadi usaha mekanik. Hukum kedua termodinamika mengatakan bahwa
aliran kalor memiliki arah; dengan kata lain, tidak semua proses di alam
semesta adalah reversible (dapat dibalikkan arahnya). Sebagai contoh jika
seekor beruang kutub tertidur di atas salju, maka salju dibawah tubuh nya
akan mencair karena kalor dari tubuh beruang tersebut. Akan tetapi
beruang tersebut tidak dapat mengambil kalor dari salju tersebut untuk
menghangatkan tubuhnya. Dengan demikian, aliran energi kalor memiliki
arah, yaitu dari panas ke dingin. Satu aplikasi penting dari hukum kedua
adalah studi tentang mesin kalor.
B. Laju Difusi : Hukum Pertama Fick
Berdasarkan Hukum Fick I, laju difusi dalam arah x sebanding dengan
gradien konsentrasi, sedangkan menurut Hukum Fick II, perubahan konsentrasi
terhadap waktu dalam daerah tertentu adalah sebanding dengan perubahan
Persamaan :
I =4 DsC ◦ N
dengan I merupakan arus difusi (partikel/sekon), D merupakan koefisien difusi
(m2 /s), s merupakan luas saluran difusi (m 2 ), C◦ merupakan konsentrasi
larutan (partikel/m3 ), dan N merupakan jumlah saluran. Sebuah sistem
fisiologi dapat diuraikan menjadi lebih sederhana dalam beberapa interaksi
subsistem yang disebut dengan kompartemen. Perlu diketahui bahwa
kompartemen dipahami sebagai material yang homogen, bukan sebagai suatu
volum secara fisik, dan dapat pula terjadi pertukaran material antar
kompartemen. Pendekatan kompartemen ini digunakan untuk mempelajari
peristiwa difusi dalam sistem tubuh manusia.
Hukum fick 1 (Salisbury, 2001). dinyatakan :
aCj
Jj=−D
ax
Dengan :
Jj = fluks atau aliran difusi senyawa J (mol m-2 s-1)
18
aCj/ax = gradien konsentrasi (mol m-3 m-1)
x = jarak dari titik 1 ke titik 2 (m)
D = koefisien difusi (m2 s-1)
Tanda negatif menunjukkan bahwa dengan meningkatnya x, difusi berlangsung
dari Cj1 tinggi ke Cj2 rendah.

Hukum Fick 2 (Salisbury, 2001). dinyatakan :

(Cj 1−CJ 2 ) x
Jj=
Dj

Jj = fluks atau aliran difusi senyawa J (mol m-2 s-1)


Cj1 = konsentrasi tertinggi, di titik 1 (mol m-3)
Cj2 = konsentrasi tertinggi, di titik 2 (mol m-3)
x = jarak dari titik 1 ke titik 2 (m)
Dj = koefisien difusi (m2 s-1)
Selisih konsenterasi (Cj1-Cj2) dapat dinyatakan dengan ∆Cj, yaitu gaya
pendorong difusi. Jarak (x) dapat digabungkan dengan koefisien difusi menjadi
tahanan (r). Maka persamaan dapat dituliskan :
Jj=∆ Cj /r

Dengan bentuk sederhana ini, terlihat jelas bahwa fluks difusi berbanding lurus
dengan besarnya gaya pendorong dan berbaning terbalik degan tahanan
(Salisbury, 2001).. Beberapa peneliti lebih suka memakai permeabilitas untuk
bahan berdifusi dari pada tahanan. Permbilitas berbanding terbalik dengan
tahan, maka dinyatakan :

1
Pj=
r

Satuan permeabilitas adalah jarak persatuan waktu misalnya (m s-1). Medium


(misalnya membran) yang mempuyai tahanan tinggi terhadap difusi linarut
atau pelarut, memiliki permeabilitas rendah. Maka dituliskan

Jj=Pj ∆ Cj

19
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan yaitu :
1. Air dan zat-zat hara yang ada didalam tanah diserap melalui akar oleh
tumbuhan. Sebagian zat yang lain terutama gas O2 dan CO2 akan diserap
melalui daun. Selanjutnya, air dan zat-zat hara tersebut akan dibawa ke
daun karena daun merupakan pusat aktivitas penyusunan zat yang
dibutuhkan tumbuhan. Air yang diabsorbsi oleh akar disalurkan melalui
pembuluh xilem ke organ daun. Di daun hanya sebagian kecil air yang
dimanfaatkan untuk proses metabolisme. Pergerakan air dari tanah-
tumbuhan-atmosfer berlangsung menggunakan energi bebas yang berarti
air bergerak dari potensial tinggi (tanah) ke potensial rendah (atmosfer).
Gaya penggerak utama pergerakan air dari tanah melalui tubuh tumbuhan
menuju atmosfer adalah : perbedaan konsentrasi (uap) air, tekanan
hidrostatik, dan potensial air.
2. Pada transpirasi, hal yang penting adalah difusi uap air dari udara yang
lembab di dalam daun ke udara kering di luar daun. Kehilangan air dari
daun umumnya melibatkan kekuatan untuk menarik air ke dalam daun dari
berkas pembuluh yaitu pergerakan air dari sistem pembuluh dari akar ke
pucuk, dan bahkan dari tanah ke akar. Bentuk pelepasan air transpirasi
bersama-sama dengan air yang menempel pada permukaan daun dan
batang, secara keseluruhan disebut evapotranspirasi. ada dua tipe
transpirasi yaitu tanspirasi kutikula dan transpirasi stomata.
3. Termodinamika kajian mengenai hubungan,panas, kerja, dan energy dan
secara khusus perubahan panas menjadi kerja. Pada hukum termodinamika
pertama dan entalphi memberikan beberapa batasan penting tentang apa
yang dapat dan tak didapat berlaku. Sedangkan hukum termodinamika
kedua dan entropsi sulit diungkap dengan kata, karena sangan abstrak dan
cenderung menuju kearah makin tidak beraturan atau kacau.

21
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan penulis kepada pembaca setelah membaca
paper ini yaitu tidak berpatokan pada makalah ini saja namun lebih banyak
membaca reverensi dari buku maupun sumber terpercaya lainnya.

22
DAFTAR PUSTAKA
Mastuti, R. 2016. Modul Keseimbangan Air Pada Tumbuhan. Malang:
Universitas Brawijaya.

Loveless, A.R. 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik


I. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Wiraatmaja,W.2016. Pergerakan Hara Mineral Dalam Tanah. Fakultas


Pertanian UNUD. Program Studi Argoekoteknologi.

Salisbury, F.B dan Cleon W.R. 2001. Fisiologi Tumbuhan (jilid 1). Bandung.
ITB Press.

23

Anda mungkin juga menyukai