Anda di halaman 1dari 21

TOPIK 1

PERILAKU NARSISTIK DI INSTAGRAM

ALOKASI WAKTU : 1 X 45 MENIT

Kompetensi Dasar
Siswa dapat memahami dan mengidentifikasi konsep dasar perilaku
narsistik di instagram

Indikator
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian narsistik
2. Siswa dapat mengidentifikasi dampak berperilaku narsistik di
instagram
Perilaku Narsistik

Gangguan kepribadian narsistik adalah sebuah gangguan kepribadian yang


ditandai oleh self-image yang membumbung serta tuntutan akan perhatian dan
pemujaan (Nevid, dkk, 2005). Menurut Ardani (2011), seorang narsistik memiliki
perasaan yang kuat bahwa dirinya adalah orang yang sangat penting serta
merupakan individu yang unik. Orang dengan kepribadian narsistik sangat sulit
menerima kritik dari orang lain, sering ambisius dan mencari ketenaran. American
Psychiatric Assosiation (2000) menjelaskan bahwa gangguan kepribadian
narsistik sebagai pola yang membesar-besarkan sesuatu (baik dalam fantasi atau
perilaku), kebutuhan untuk dikagumi, dan lemah dalam empati. Sedangkan
menurut Kartono (1994) mengartikan istilah narsisme sebagai cinta ekstrim,
paham yang mengharapkan diri sendiri sangat superior, ada ektrem self
importancy menganggap diri sendiri sebagai yang paling pandai, paling hebat,
paling berkuasa.

Jadi dapat disimpulkan bahwa seseorang dengan narsistik adalah


kepemilikan rasa cinta diri yang tinggi, menganggap dirinya lebih dalam segala
hal, senang membesar-besarkan sesuatu, bersifat egois dan tidak perduli pada
dunia luar.

Aspek-aspek Perilaku Narsistik

Menurut Raskin dan Terry (1988) terdapat enam aspek kepribadian


narsistik, yaitu :

a. Authority yaitu individu dengan kecenderungan kepribadian narsistik akan


lebih terlihat mendominasi dapat terlihat sebagai perannya yang lebih
senang memimpin atau yang lebih sering mengambil keputusan sendiri
dibandingkan dengan orang lain.

b. Self Sufficiency yaitu individu ini merasa dirinya memiliki kemampuan diri
yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan dirinya. Aspek ini juga sejalan
dengan ketegasan, kemandirian, kepercayaan diri dan kebutuhan untuk
berprestasi.

c. Superiority yaitu individu dengan kepribadian kecenderungan narsistik


akan lebih memiliki perasaan bahwa dirinya yang paling baik, hebat dan
sempurna.

d. Exhibitionism yaitu lebih sering memperlihatkan penampilan fisiknya


supaya mendapatkan pengakuan dari orang lain terhadap identitas dirinya.
Contohnya seperti seseorang kerap melakukan foto selfie supaya dapat
dilihat dan di sanjung oleh orang yang melihatnya.

e. Exploitativeness yaitu dirinya akan menggunakan orang lain sebagai sarana


untuk menaikkan harga dirinya. Seperti merendahkan orang lain untuk
mendapatkan kekaguman dari orang lain.

f. Vanity yaitu individu dengan kecenderungan narsistik kurang dapat


menerima masukan atau sudut pandang dari orang lain terhadapnya atau
dapat dikatakan bahwa dirinya memiliki sifat sombong, keras kepala atau
angkuh.

g. Entitlement yaitu dirinya akan lebih cenderung untuk memilih sesuai


dengan kemauan dirinya tanpa memperhatikan lingkungan di sekitarnya
meskipun itu akan membuatnya mendapat pertentangan dari orang
sekitarnya.

Perilaku Narsistik di Instagram

 Instagram menempati urutan teratas sebagai platform media sosial


paling banyak buat narsis dibanding Snapchat, Twitter dan Facebook. Temuan itu
mengacu pada survei terbaru yang melibatkan 10.000 orang partisipan generasi
milenial, yang diusung LendEDU. Dua pertiga partisipan juga mengakui bahwa
mereka memberi jempol sebuah postingan dan video sebagai balasan dari orang
yang sebelumnya memberi 'likes' juga di postingan mereka.
Topik 2

Kontrol Diri

ALOKASI WAKTU : 1X45 MENIT

Siswa memahami konsep dasar kontrol diri sehingga dapat


membantu siswa dalam mengambil keputusan yang tepat di setiap
tindakan yang dilakukan.

Indikator

1. Siswa dapat memahami pengertian kontrol diri


2. Siswa dapat mengidentifikasi manfaat kontrol diri
3. Siswa dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
CERITA INSPIRATIF

“Kisah nyata” yang pernah terjadi di Amerika.

Seorang pria membawa pulang truk baru kebanggaannya, kemudian


meninggalkan truk tersebut sejenak untuk melakukan kegiatan lainnya. Anak lelakinya
yang berumur 3 tahun sangat gembira melihat ada truk baru, Ia memukul-mukul palu ke
truk tersebut. Akibatnya, truk baru tersebut penyok dan catnya tergores.

Pria tersebut berlari menghampiri anaknya dan memukulnya, memukul tangan


anaknya dengan palu sebagai hukuman. Setelah sang ayah tenang kembali, dia segera
membawa anaknya ke rumah sakit. Walaupun dokter telah mencoba segala usaha
untuk menyelamatkan jari-jari anak yang hancur tersebut, tetapi Ia tetap gagal.
Akhirnya dokter memutuskan untuk melakukan amputasi semua jari tangan tersebut.

Ketika anak kecil itu sadar dari operasi amputasi dan jarinya telah tiada dan
dibungkus perban, dengan polos ia berkata, “Papa, aku minta maaf tentang trukmu”.
Kemudian ia bertanya”tetapi kapan jari-jariku akan tumbuh kembali?”. Ayahnya pulang
ke rumah dan melakukan bunuh diri.

Renungkan cerita di atas!

Tahan, tunda, dan pikirkan (kontrol diri) sebelum mengambil tindakan.


Truk dapat diperbaiki. Tulang yang hancur dan hati yang hancur sering kali tidak
bia diperbaiki. Tetapi hanya maaflah yang anggup menerima, dan mengikhlaskan
semuanya.
Kontrol Diri

Menurut kamus psikologi (Chaplin, 2002), definisi


kontrol diri atau self control adalah kemampuan individu
ubtuk mengarahkan tingkah lakunya sendiri.

Goldfriend dan Merbaum, mendefinisikan kontrol diri


sebagai suatu kemampuan untuk menyusun, membimbing,
mengatur, dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat
membawa individu ke arah konsekuensi positif. Jadi kesimpulannya, kontrol diri
adalah kemampuan individu untuk mengendalikan segala sesuatu dalam diri ke
arah yang lebih positif.

Aspek Kontrol Diri

Orang dikatakan mampu mengontrol diri apabila mempunyai


kemampuan dalam mengontrol dirinya yang meliputi tiga aspek yaitu kemampuan
mengontrol pikiran, kemampuan mengontrol perilaku, kemampuan mengontrol
pikiran.

1. Kemampuan mengontrol pikiran (cognitif control)

Keterampilan mengontrol pikiran adalah


keterampilan dimana individu mampu mengolah
informasi yang tidak diinginkannya dengan cara
menilai untuk mengurangi tekanan pada diri individu
tersebut. Ada dua komponen dalam keterampilan
mengontrol pikiran, yaitu kemampuan memperoleh informasi dan kemampuan
melakukan penilaian. Kemampuan memperoleh informasi yaitu dengan informasi
yang dimiliki individu mengenai suatu keadaan yang tidak menyenangkan,
individu dapat mengantisipasi keadaan tersebut dengan berbagai halangan. Contoh
kemampuan memperoleh informasi yaitu ketika seorang siswa mendaftarkan
dirinya di perguruan tinggi lalu dia mendapatkan informasi bahwa dia tidak lolos
masuk perguruan tinggi tersebut, siswa tersebut tidak mudah percaya dengan
informasi tersebut lalu dia mempertimbangkan informasi yang didapatkan dengan
cara mengecek kebenaran dari informasi yang didapatkan. Melakukan penilaian
yaitu individu berusaha menilai suatu keadaan atau peristiwa dengan cara
memperhatikan segi-segi positifnya. Contoh melakukan penilaian yaitu siswa
menilai bahwa informasi yang didapatkan tadi tidak benar karena ternyata setelah
siswa tersebut mengecek di perguruan tinggi ternyata dia lolos masuk perguruan
tinggi tersebut.

2. Keterampilan Mengontrol Perilaku (behaviour control)

Keterampilan mengontrol perilaku adalah


keterampilan dimana individu mempunyai kesiapan secara
langsung untuk mengubah suatu keadaan yang tidak
menyenangkan. Jadi keterampilan ini melatihkan kita agar
kita bisa lebih mengendalikan perilaku dalam situasi yang
tidak menyenangkan bagi kita. Kemampuan mengontrol
perilaku diperinci menjadi dua komponen, yaitu
kemampuan mengatur pelaksanaan dan kemampuan memodifikasi stimulus.

Kemampuan mengatur pelaksanaan merupakan kemampuan individu


untuk menentukan siapa yang mengendalikan situasi atau keadaan, apakah dirinya
sendiri atau aturan perilaku dengan menggunakan kemampuan dirinya dan bila
tidak mampu individu akan menggunakan sumber eksternal. Jadi kemampuan
mengatur pelaksanaan ini adalah ketika kita bisa mengendalikan diri kita bisa
mengendalikan diri kita sendiri, bila kita tidak bisa mengendalikan diri kita sendiri
maka kita menggunakan sumber eksternal atau dari luar diri kita, contoh sumber
eksternal atau dari luar diri kita, contoh sumber eksternal adalah sanksi-sanksi dari
teman yang membuat siswa bisa mengendalikan diri untuk tidak memposting foto
selfie terlalu berlebihan. Yang kedua yaitu kemampuan mengatur stimulus,
kemampuan mengatur stimulus ini adalah kemamapuan untuk mengetaui
bagaimana dan kapan stimulus yang tidak dikehendaki dihadapi. Contohnya
ketika kita merasa marah dengan seseorang, kita mempunyai rasa ingin mencaci
maki orang tersebut memalui instagram story, tetapi dengan dengan kita
memodifikasi atau mengubah rasa ingin mencaci (stimulus) tersebut dengan bisa
lebih sabar dan diam saat kita maarh dengan orang tersebut maka kita bisa
mengendalikan amarah kita.

3. Keterampilan Mengontrol Keputusan

Keterampilan mengontrol keputusan merupakan keterampilan agar


individu mampu memilih suatu tindakan berdasarkan
sesuatu yang benar atau disetujui. Contohnya yaitu
apabila kita menjadi ketua dalam organisasi tertentu,
kita mempunyai pendapat yang tidak sejalan dengan
anggotanya, kita sebagai ketua tidak boleh egois
dengan memutuskan pendapat kita yang dipakai, kita
harus bisa mengontrol keputusan keputusan yang kita
miliki dengan cara memusyawarahkan dengan anggota sehingga ada keputusan
yang disetujui oleh semua anggotanya.

Fungsi Kontrol Diri

a. Membatasi perhatian individu kepada orang lain.


Dengan adanya pengendalian diri, individu akan
memberikan perhatian pada kebutuhan pribadinya
pula, tidak sekedar berfokus pada kebutuhan,
kepentingan, atau keinginan orang lain di
lingkungannya.
b. Membatasi keinginan untuk mengendalikan orang lain di lingkungannya.
Dengan adanya pengendalian diri, individu akan membatasi ruang bagi
aspirasi dirinya dan memberikan ruang bagi aspirasi orang lain.
c. Membatasi individu untuk bertingkah laku negatif, individu yang memiliki
pengendalian diri akan terhindar dari berbagai tingkah laku negatif.
d. Membantu individu untuk memenuhi kebutuhan hidup secara seimbang.
REFLEKSI 2

1. Jelaskan pengertian kontrol diri menurut bahasa kalian masing-masing!


.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
2. Berikan contoh kontrol diri dalam kehidupan sehari-hari!
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
3. Apa manfaat kontrol diri menurut kalian?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................

Ceritakan sejauh mana selama ini kamu mampu mengontrol diri dalam
segala hal yang kamu lakukan!
EVALUASI 2

Berilah tanda centang (√) di kolom jawaban yang menurut kalian benar!

Jawaban
No Pernyataan
Ya Tidak
1. Saya memahami makna kontrol diri.
2. Saya mampu mampu menggunakan strategi kontrol diri
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Saya mampu mengontrol diri agar terhindar dari hal-hal
yang negatif.
4. Saya merasa kontrol diri sangat diperlukan.
5. Saya menggunakan lebih dari satu strategi kontrol diri
bila diperlukan dalam satu situasi.
6. Banyak manfaat yang saya dapatkan setelah mengikuti
pelatihan strategi kontrol diri.
7. Saya dapat menerapkan strategi kontrol diri sesuai
dengan permasalahan yang saya hadapi.
8. Saya mampu memahami semua strategi kontrol diri
yang dijelaskan oleh konselor.
9. Saya merasa kontrol diri sangat diperlukan.
10. Pelatihan strategi kontrol diri sangat diperlukan bagi
saya.
11. Saya sangat antusias saat konselor menjelaskan materi
ini.
12. Materi dan pelatihan hari ini sudah cukup jelas.
13. Waktu yang digunakan untuk pelatihan cukup efisien.
14. Intruksi yang ada pada petunjuk pelatihan mudah
dipahami.
15. Bahasa yang digunakan konselor saat pelatihan mudah
untuk dipahami.

Topik 3

Hubungan Kontrol Diri Dengan Perilaku Narsistik Pengguna Instagram

ALOKASI WAKTU : 1X45 MENIT

Siswa dapat mengenal dan memahami pentingnya kontrol diri


dalam mencegah perilaku narsistik di instagram.
Adakah hubungan antara kontrol diri dan berperilaku narsistik di Instagram?

Pasti ada dong...!

Mari ita baca penjelasan berikut ini....

Kontrol diri merupakan kemampuan individu untuk mengendalikan


dirinya sendiri, mengontrol perilaku dan melakukan sesuatu sesuai dengan
semestinya. Jika seseorang mempunyai kontrol diri yang tinggi maka ia akan lebih
bisa mengkondisikan diri ketika berada di lingkungan-lingkungan tertentu.
Goldfriend dan Merbaum (dalam Ghufron dan Rini 2010) mendefinisikan kontrol
diri sebagai suatu kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur, dan
mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa individu ke arah konsekuensi
yang positif. Jadi ketika individu mampu mengatur, mengarahkan dan
membimbing dirinya sendiri dengan baik maka ia dapat membawa dirinya ke
arah yang positif diamanapun ia berada. Individu tidak akan gampang terpengaruh
dengan lingkungan-lingkungan negatif karena ia mampu mengendalikan dirinya
sendiri. Maka dari itu kontrol diri sangat penting dimiliki.
Kecenderungan remaja dalam mengunggah foto atau video mengenai
dirinya melalui Instagram yang disertai status atau keterangan yang menarik
untuk mendapatkan perhatian orang lain dengan intensitas yang sering dapat
mengganggu tercapainya pengembang yang optimal. Kecenderungan seseorang
untuk mengunggah suatu gambar atau foto dengan tujuan untuk mencari perhatian
dan pengaguman dari orang lain, merupakan salah satu ciri yang berhubungan
dengan perilaku narsistik.
Remaja cenderung memilih
Instagram karena memberikan fitur yang
menarik dibandingkan dengan jejaring sosial
yang lain, selain dapat mengunggah foto dan
video, mereka juga dapat memberikan
keterangan berupa tulisan dan lokasi dimana
mereka berada. Instagram juga memberikan
fitur-fitur lain diantaranya efek-efek kamera
yang bisa memperbagus foto atau video sehingga orang-orang lebih memilih
mempostingnya di Instagram. Beberapa remaja juga dijumpai menggunakan
sosial media lain sebagai ajang untuk mengekspresikan diri, akan tetapi mereka
cenderung meng-upload kembali foto atau video tersebut di Instagram, karena
Instagram dinilai lebih banyak yang menggunakannya. Remaja ingin
mendapatkan perhatian dari pengguna lain yang menjadi pengikut (followers)
berupa tanda like atau komentar pada setiap foto atau video yang telah diunggah.
Tidak jarang remaja memaksa temannya untuk memberikan like dan komentar
pada foto atau video yang telah mereka unggah. Banyak orang berpendapat bahwa
semakin banyak like dan komentar yang diperoleh, maka semakin banyak orang
yang mengagumi dirinya.
Narsitik berkembang di masyarakat umum sebagai gambaran individu
yang memiliki rasa percaya diri tinggi dengan membicarakan dan memuji dirinya
sendiri dihadapan orang lain. Freud (dalam Campbell & Foster, 2007)
menggambarkan narsistik sebagai jenis ketertarikan diri sendiri. Narsistik
berfokus pada rasa bangga terhadap dirinya sendiri, mencerminkan pandangan diri
positif namun tidak realistis (Buffardi & Campbell, 2008).
Kontrol diri dan perilaku narsistik siswa pengguna Instagram
merupakan dua hal yang saling berpengaruh. Hal tersebut bisa dilihat apabila
individu mampu mengontrol dirinya maka ia akan mampu untuk mengendalikan
perilaku narsistik dalam bermain Instagram, karena individu akan memikirkan
dampak apa yang didapatkan apabila terlalu bersikap narsis dalam bermain
Instagram dan sebaliknya apabila individu tidak mampu mengontrol dirinya maka
individu tersebut akan sulit mengendalikan perilaku naristiknya. Hal ini sesuai
dengan fungsi kontrol diri yaitu guna membantu individu dalam mengatasi
kemampuannya yang terbatas dan mengatasi berbagai hal yang merugikan yang
mungkin terjadi yang berasal dari luar.
Calhoun dan Acocella (dalam Ghufron dan Rini 2010) mengemukakan
alasan yang mengharuskan individu mengontrol diri secara kontinu, yaitu:
1. Individu hidup bersama kelompok sehingga dalam memuaskan keinginannya
individu harus mengontrol perilakunya agar tidak mengganggu kenyamanan
orang lain.
2. Masyarakat mendorong individu untuk secara konstan menyusun standart
yang lebih baik bagi dirinya. Ketika berusaha memenuhi tuntutan, dibuatkan
pengontrolan diri agar dalam proses pencapaian standart yang lebih baik bagi
dirinya. Ketika berusaha memenuhi tuntutan, dibuatkan pengontrolan diri
agar dalam proses pencapaian standart tersebut individu tidak melakukan hal
yang menyimpang.
REFLEKSI 3

1. Apa yang kalian ketahui tentang kontrol diri dalam mencegah perilaku
narsistik pengguna Instagram?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
2. Apa yang kalian dapatkan setelah memahami kontrol diri dalam mencegah
perilaku narsistik pengguna Instagram?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
3. Apa yang kalian lakukan berkaiatan dengan pemahaman diri tentang kontrol
diri dalam mencegah perilaku narsistik pengguna Instagram?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................

Bayangkan jika kalian berperilaku narsistik di Instagram secara berlebihan.


Coba renungkan dan evaluasi diri kalian!

EVALUASI 3

Saya memahami hubungan kontrol diri dengan perilaku


narsistik di Instagram
Saya merasa kontrol diri sangat diperlukan untuk
mencegah perilaku narsistik di Instagram.
Banyak manfaat yang saya dapatkan setelah mengikuti
pelatihan strategi kontrol diri.
Saya senang dengan materi pelatihan hari ini
Pelatihan strategi kontrol diri sangat diperlukan bagi saya.
Saya sangat antusias saat konselor menjelaskan materi ini.
Materi dan pelatihan hari ini sudah cukup jelas.
Waktu yang digunakan untuk pelatihan cukup efisien.
Intruksi yang ada pada petunjuk pelatihan mudah
dipahami.
Bahasa yang digunakan konselor saat pelatihan mudah
untuk dipahami.

Topik 4

Pentingnya Kontrol Diri Terhadap Perilaku Narsistik Pengguna Instagram

ALOKASI WAKTU : 1X45 MENIT

Siswa mengetahui dan memahami pentingnya kontrol diri dalam


mencegah perilaku narsistik di instagram.

Indikator
Siswa mampu menjelaskan pentingnya kontrol diri dalam
mencegah perilaku narsistik di instagram.
Pentingnya Pemahan Kontrol Diri Dalam Mencegah Perilaku Narsisitik
Siswa Pengguna Instagram

1. Siswa mampu mengontrol pikiran


Kemampuan individu dalam mengontrol informasi yang tidak
diinginkan dengan cara, menilai dan menggabungkan suatu kejadian dalam
suatu kerangka kognitif sebagai adaprasi psikologis atau untuk mengurangi
tekanan. Misal: memikirkan konsekuensi/resiko saat terlalu bersikap narsis di
Instagram, salah satunya yaitu jika terlalu bersikap narsis maka akan
memancing orang untuk membenci kita.
2. Siswa mampu mengontrol perilaku
Kemampuan seseorang untuk mempengaruhi suatu keadaan yang
tidak menyenangkan dalam mencegah perilaku narsistik di Instagram. Misal:
tidak terlalu sering mengunggah aktivitas kita di Instagram.
3. Siswa mampu mengambil keputusan
Kemampuan seseorang untuk memilih suatu tindakan berdasarkan
pada sesuatu yang diyakini atau disetujui dalam bermain sosial media
Instagram. Misal: tidak terlalu sering mengunggah aktivitas kita di
Instagram, tidak merasa jengkel jika postingan kita mendapat sedikit “like”
atau komentar.

Topik 5

Langkah-langkah Pelaksanaan Strategi Kontrol Diri unuk Mencegah Perilaku


Narsistik Pengguna Instagram

ALOKASI WAKTU : 1X45 MENIT

Siswa dapat memahami dan mengaplikasikan strategi kontrol


diri dalam mencegah perilaku narsistik di instagram.

Indikator
1. Siswa mampu mengidentifikasi strategi kontrol diri
dalam mencegah perilaku narsistik di instagram.
Langkah Pelaksanaan Strategi Kontrol Diri Dalam Mencegah Periaku Narsistik
Siswa Pengguna Instagram

1. Membuat Komitmen
Siswa membuat komitmen dengan konselor tentang
sikap dan perilaku yang berkaitan dengan kontrol diri
dalam mencegah perilaku narsistik di Instagram
sehingga siswa dapat meningkatkan kontrol diri dalam
berbagai hal.
2. Memilih Perilaku
Siswa mencatat dengan detail sikap-sikap yang akan
diubah dan menjelaskan bagaimana sikap tersebut akan
diubah, dalam jangka waktu yang sudah ditentukan.
Misalnya: dalam sehari mengunggah mem-update story
di Instagram story lebih dari 3x

3. Menentukan Tujuan
Setelah sikap ditentukan maka dari sikap tersebut
dibuat tujuan-tujuan yang khusus sehingga dapat
terealisasikan dengan baik dan dapat diukur
kemajuannya. Misal: dalam sehari mengunggah mem-
update story di Instagram story, Kita dapat mengukur
melalui frekuensinya

Lanjutan...

4. Menerapkan Strategi Kontrol Diri


Penerapan strategi kontrol diri hal ini dilakukan setelah perilaku
dan tujuan ditentukan. Strategi yang bisa dilakukan yaitu
kontrol perilaku, kontrol pikiran, dan kontrol keputusan.
a. Siswa mampu mengontrol pikiran
Kemampuan individu dalam mengontrol informasi yang
tidak diinginkan dengan cara, menilai dan menggabungkan
suatu kejadian dalam suatu kerangka kognitif sebagai
adaprasi psikologis atau untuk mengurangi tekanan. Misal:
memikirkan konsekuensi/resiko saat terlalu bersikap narsis
di Instagram, salah satunya yaitu jika terlalu bersikap narsis
maka akan memancing orang untuk membenci kita.
b. Siswa mampu mengontrol perilaku
Kemampuan seseorang untuk mempengaruhi suatu
5. Memantau Diri
Siswa menuliskan kemajuan yang dialami selama
menerapkan strategi kontrol diri dalam mencegah
perilaku narsistik siswa pengguna Instagram.

REFLEKSI 5

Jelaskan langkah-langkah strategi kontrol diri untuk mencegah


perilaku narsitik siswa pengguna Instagram

.......................................................................................................

.......................................................................................................

.......................................................................................................
Tuliskan Rencana Kalian Dalam Mengontrol Diri Untuk Mencegah Perilaku
Narsitik Pengguna Instagram

Anda mungkin juga menyukai