Anda di halaman 1dari 50

OBAT MATA

(OPHTALMICs)
Ulya Safrina, S.Farm, M.Sc, Apt
Definisi
Adalah tetes mata (oculoguttae), salep mata
(oculenta), pencuci mata (colyria), dan beberapa
pemakaian yang khusus (lamela, insert) yang
digunakan pada mata utuh atau terluka

Syarat obat mata :


O Steril
O Tersatukan secara fisiologis dan efektif (bebas dari
rasa nyeri dan tidak merangsang)
O Isohidris (toleransi pH 3,5 – 10,5)
O Isotonis (0,7 – 1,5 %)
Tujuan
1. Miotika : penyempit pupil (pilokarpin,
fisostigmin, neostigmin, paraixon)
2. Midriatika : pelebar pupil (atropin,
skopolamin, fenilefrin, epinefrin)
3. Antiinflamasi
4. Antiinfeksi (kloramfenikol, gentamicin)
5. Antinyeri/anastetik lokal (kokain, tetrakain)
6. Diagnostik
Bagian-bagian mata
O Aqueous humour : seperti jelly terletak dibelakang
anterior chamber berfungsi untuk meneruskan cahaya
dari lensa mata ke retina
O Kelenjar Lakrima (Air mata) : berfungsi
Menghasilkan air mata untuk membasahi mata yang
beguna menjaga kelembapan mata, membersihkan mata
dari debu dan membunuh bibit penyakit yang masuk
kedalam mata.
O Lensa: bola mata, dibelakang anak mata(pupil) dan
selaput pelangi(iris). Fungsi utama lensa adalah
memfokuskan dan meneruskan cahaya yang masuk ke
mata agar jatuh tepat pada retina(selaput jala). Dengan
demikian mata dapat melihat dengan jelas
O Konjungtiva : Konjungtiva Adalah membran tipis pelindung
(lapisan jaringan) pada mata. Konjungtiva berfungsi sebagai
membran pelindung pada mata.
O Lapisan Koroid (lapisan tengah) : Lapisan koroid atau lapisan
tengah terletak diantara sklera dan retina, berwarna cokelat
kehitaman sampai hitam. Lapisan tengah(lapisan koroid) berfungsi
memberi nutrisi pada retina luar. sedang warna gelap koroid
berfungsi untuk mencegah pemantulan sinar. Lapisan yang amat
gelap juga berfungsi mencegah berkas cahaya dipantulkan di
sekeliling mata.
O Retina (Selaput Jala) : Retina adalah lapisan terdalam dari
dinding bola mata. Retina mengandung sel-sel reseptor yang peka
terhadap cahaya. Bagian yang sangat peka terhadap cahaya pada
retina disebut bintik kuning (fovea). Bagian yang tidak peka
terhadap cahaya dan merupakan tempat keluarnya saraf mata
menuju otak disebut bintik buta.
O Otot-otot bersilia : Otot-otot bersilia berfungsi Mengatur bentuk lensa.

O Pupil (anak mata) : Pupil berupa celah yang berbentuk lingkaran terdapat
ditengah-tengah iris . Pupil berfungsi sebagai tempat untuk mengatur banyak
sedikitnya cahaya yangmasuk kedalam mata. Pupil juga Lubang di dalam Iris yang
dilalui berkas cahaya. Pupil merupakan tempat lewatnya cahaya menuju retina.

O Saraf Optik (saraf mata) : Saraf Mata berfungsi untuk meneruskan rangsang cahaya
yang telah diterima. Rangsang cahaya tersebut diteruskan kesusunan saraf pusat yang
berada di otak. dengan demikian kita dapat melihat suatu benda. Saraf Optik atau
saraf mata juga berfungsi Mengirim informasi visual ke otak atau meneruskan
informasi tentang kuat cahaya dan warna ke otak.

O Selaput Bening (Kornea) :S elaput Bening(Kornea) sangat penting bagi ketajaman


penglihatan kita. Fungsi utama selaput bening (kornea) adalah meneruskan cahaya
yang masuk kemata. Cahaya tesebut diteruskan kebagian mata yang lebih dalam dan
berakhir pada selaput jala atau retina. Karena fungsinya itu, maka selaput bening
(kornea) mempunyai beberapa sifat, yaitu tidak berwarna(bening) dan tidak
mempunyai pembuluh darah
O Sklera/selaput putih : Sklera atau selaput putih terletak
di lapisan luar. Lapisan ini berwarna putih, kecuali
dibagian depan yaitu tidak berwarna atau bening.
Lapisan Sklera berwarna putih terdiri atas serabut
kolagen yang tidak teratur dan tidak berpembuluh darah,
kecuali bagian episklera. Lapisan sklera berfungsi
melindungi bola mata. Sklera bagian mata depan tampak
bergelembung dan transparan disebut kornea.
O Suspensor Ligamen : Suspensor Ligamen berfungsi
menjaga lensa agar selalu pada tempatnya.
Ocular insert
Beberapa rute pemberian obat mata dan
kelemahannya
Site and methods for ocular drug
delivery
Tetes Mata
O Sediaan steril berupa larutan atau suspensi
yang digunakan dengan cara meneteskan pada
selaput lendir mata di sekitar bola mata dan
kelopak mata
O Bahan tambahan yang biasa digunakan :
pengatur tonisitas, dapar pH, pengatur
viskositas, surfaktan, pengawet
Persyaratan untuk sediaan mata
1. Steril
angka kuman pada sediaan mata dipersyaratkan = 0.
2. Jernih
Larutan harus bebas partikel untuk menghindari rangsangan akibat adanya bahan
padat. Penyaring yang digunakan menggunakan bahan dari leburan gelas. (Jenaer
Fritten G3-G5)
3. Isotonis
larutan hipertonis relatif lebih dapat diterima dibandingkan hipotonis. Tetapi
untuk mata luka atau pasca operasi menggunakan larutan isotonis
4. Isohidris
pH yang masih dapat diterima adalah 5,5 – 11,4. pengaturan pH sangat berguna
untuk mencapai rasa bebas nyeri.
5. Viskositas
peningkatan viskositas tetes mata akan meningkatkan distribusi bahan aktif yang
lebih baik didalam cairan dan waktu kontak yang lebih panjang.
Bahan tambahan
sediaan mata
1. Pengatur tonisitas
digunakan NaCl, , tonisitas yang masih
bisa diterima 0,7 – 1,5 %

2. Dapar pH
jika di luar daerah pH yang ditetapkan atas dasar stabilitas
berada diluar daerah yang dapat diterima secara fisiologis maka
wajib menambahkan larutan dapar dan melakukan pengaturan
pH dengan penambahan asam atau basa.
contoh ;
garam alkaloid stabil pada pH 2-4 (tidak fisiologis) pH
dinaikkan untuk meningkatkan penetrasi pada kornea, pH 5,5 –
6,5
dapar :
- dapar natrium asetat – asam borat kapasitas tinggi di daerah
asam
- dapar phospat, kapasitasnya tinggi di daerah alkalis
3. Viskositas
▪ peningkat viskositas digunakan metilselulosa dan
polivinilpirolidon (PVP) serta dianjurkan
menggunakan polivinilalkohol (PVA) 1-2 %.
▪ viskositas optimal 5 – 15 mPa detik (5-15 cP),
tidak melebihi 49 – 50 mPa detik (40 – 50 cP)
viskositas yang terlalu tinggi akan menyebabkan
penyumbatan saluran mata

4. Penambah kelarutan
Untuk zat padat yang sukar larut dapat ditambahkan
tween 80, polioksietilen 40, stearat, dan benzalkonium
klorida atau benzalkonium bromida
5. Pengawet
Bahan pengawet yang digunakan :
• Thiomersal 0,002 %
• Garam fenilmerkuri 0,002 %
• Garam alkonium dan garam benzalkonium 0,002 –
0,01 % (kombinasi dengan Na-edetat 0,1%)
• Klorheksidin 0,005 – 0,01 %
• Klorbutanol 0,5 %
• Benzil alkohol 0,5 – 1 %
O Camp. pengawet : Benzalkonium Cl (0,01%)
& Polimiksin B Sulfat 1000 Unit/ml larutan
efektif thd kebanyakan serangan
Pseudomonas yg bersifat melawan dan tidak
mengiritasi mata
O Dinatrium EDTA untuk mengikat logam berat
berfungsi sebagai katalis oksidasi dan
meningkatkan aktivitas benzalkonium klorida,
karena kerja benzalkonium klorida dipengaruhi
logam berat
kemasan
O Lar.obat wadah tetes dari gelas /
polyethylene.
O Wadah polyethylene disterilkan dg
etilendioksid, sedangkan wadah gelas secara
autoclav.
O Unit dosis tunggal : volume 0,3 ml tube
polyethylene steril.
O Salep mata mengandung antimikrobial
(preservative), antioksidan, dan stabilizer.
O Menurut USP XXV antimikrobial yang
digunakan klorobutanol.
O Batasan ukuran partikel setiap 10 mcg zat aktif
tidak boleh ada partikel > 90nm, tidak boleh >
2 partikel > 50nm, dan tidak boleh > 20,25 nm
Basis salep
• Liquid parafin 1 bagian
• Va flavum 1 bagian
• Parafin kuning 8 bagian
Disterilkan dengan suhu 1600 C selama 2 jam
Syarat Salep Mata
O harus memenuhi uji sterilitas sesuai dg
prosedur buku resmi.
O Bahan dasar/pembawa tidak mengiritasi
dan melepaskan obat dengan baik sewaktu
digunakan pada mata.
O Bahan dasar yang digunakan harus dapat
melumer/melunak pada suhu tubuh.
O Sterilisasi :
- basis pemanasan kering, lalu campur aseptis dg
obat dan zat tambahan steril.
- Sterilisasi dg cobalt 60/radiasi sinar gamma
sangat baik utk salep mata.
Mis. Tetracycline HCl (Achromycin) &
Chlortetracycline HCl (Aureomycin) adalah salep
mata yang pertama kali menggunakan cara
tersebut.
TUBE
O Setelah selesai dibuat, sediaan salep mata
diisikan ke dalam tube, terbuat dari logam
(timah) atau dari plastik yang telah disterilkan.
Karena salep mata dikemas dalam tube logam,
maka harus diperiksa cemaran logam pd salep
mata.
O Ujung tube sebaiknya lancip untuk mencegah
kemungkinan kontaminasi serendah mungkin
dan untuk menyesuaikan supaya
penggunaannya pada mata tidak terlalu
mengganggu.
O Keuntungan :
- obat kontak dengan mata & jaringan sekitarnya
tanpa tercuci oleh cairan mata
- panjangnya waktu kontak antara sediaan dg
mata, perbandingannya bisa mencapai 2-4X lbh
lama.
O Kerugian :
- mengaburnya penglihatan untuk sementara
waktu salep menyebar di permukaan lensa
mata.
O Dengan hadirnya steroid, sediaan obat
mata dalam suspensi air dibuat karena
kelarutan steroid sangat rendah (sukar
larut dalam air).
O Ukuran partikel steroid adalah 10 μ.
O Pembawa dibuat isotonis dengan NaCl
termasuk juga surfaktan, pengental dan
pengawet.
OBAT TETES HIDUNG
Adalah larutan dalam air atau dalam
pembawa minyak yang digunakan dengan
cara meneteskannya atau
menyemprotkannya ke dalam lubang
hidung pada daerah nasofaring.
Faktor-faktor yang mempengaruhi formulasi obat tetes
hidung
1. Viskositas : ditambahkan metilselulosa 0,5 % untuk
mendapatkan viskositas larutan yang seimbang
dengan viskositas mukosa hidung

2. Isotonis : menghindari iritasi mukosa hidung

3. Isohidris : gunakan dapar phospat pH 6,5 (sekresi


hidung orang dewasa 5,5 – 6,5 ; anak-anak 5,0-6,7)
Sediaan nasal
• Kebanyakan mengandung agen adrenergik yang
digunakan untuk aktivitas dekongestan pada
mukosa nasal
• Membran mukosa dapat dikembangkan sebagai
tempat masuk obat untuk sediaan sistemik
• Sediaan berupa tetes hidung atau spray (obat
semprot)
1. Larutan dekongestan nasal
• Pembawa air
• Isotonis
• Di dapar pada pH di sekitar pH cairan nasal normal (pH
5,5 – 6,5)
• Pengawet sama dengan sediaan mata.
• Konsentrasi agen adrenergik berkisar 0,05 – 1,0 %
• Perbedaan durasi efek dekongestas topikal (fenilefrin
setiap 3-4 jam, oksimetazolin setiap 12 jam )
2. Larutan inhalasi
• Obat atau larutan obat yang diberikan melalui nasal atau rute pernafasan oral
• Bekerja lokal pada bronkhial atau sistemik melalui absorpsi dari paru-paru
• Obat berbentuk serbuk halus atau larutan akan diberikan dalam bentuk kabut
halus
• Pembawa sediaan inhalasi : air steril untuk injeksi USP atau larutan NaCl
inhalasi USP
• Alat : nebulizer
• Alat ini mengandung unit atomisasi yang tersambung pada ruang kaca
berbentuk bola
• Bola karet pada ujung kemasan ditekan dan larutan obat dikeluarkan dan
larutan obat dikeluarkan melewati tabung gelas sempit dan pecah
(terdistribusi) menjadi partikel halus bersama udara yang lewat.
• Ukuran partikel yang dihasilkan 0,5 dan 5 mikron
inhalan
• Adalah obat atau gabungan obat yang karena efek tekanan tinggi
dapat terbawa oleh aliran udara ke dalam alur hidung tempat obat
menunjukkan efeknya.
• Alatnya : inhaler
Rute nasal efek sistemik
• Pengembangan untuk produk yang tidak dapat diberikan
secara oral atau parenteral
• Contoh : peptida, polipeptida
• Polipeptida insulin rusak oleh cairan GI
• Pengembangan rute nasal untuk obat nonpeptida,
skopolamin, hidralazin, progesteron dan propanolol
Keuntungan rute nasal efek sistemik

• Kapasitas besar jaringan nasal (20 ml, luas 180


cm2 ) memudahkan absorpsi obat karena adanya
microvilli
• Jaringan nasal penuh pembuluh darah, lokasi
absorpsi sistemik secara cepat dan efektif
• Mencegah efek lintas pertama (first pass effect)
oleh hati
• Ketersediaan hayati intranasal untuk beberapa senyawa
peptida dan senyawa molekul kecil sebanding dengan
sediaan injeksi
• Ketersediaan hayati menurun dengan meningkatnya
berat molekul
• Pengembangan beberapa teknik farmasetik dan formulasi
dengan bahan pembantu untuk meningkatkan absorpsi
nasal, misalnya : surfaktan
Contoh :

• Lypressin (diapid, Sandoz)


• Oxytocin (Syntocinon, Sandoz)
• Progesteron, insulin, calicitonin
• Propanolol
• butophanolol
Sediaan Otik
1. Larutan untuk menghilangkan serumen

• Serumen : sekresi keringat dari kelenjar sebaseous dan


kanal eksternal auditori yang akan mengikat benda asing
yang masuk dalam telinga
• Akumulasi serumen : gatal, nyeri, dan gangguan
pendengaran.
• Pelunak serumen : minyak mineral ringan, minyak
nabati, dan hidrogen peroksida
• Kondensat trietanolamin polipeptida oleat dengan
pembawa propilen glikol (Cerumenex drops)
2. Sediaan antiseptik
• Untuk pengobatan kanal eksternal telinga
• Sediaan asam asetat (larutan 2-5 %) sebagai antibakteri dan
antijamur (P. aeruginosa, Staphilococcus, Candida Spesies,
aspergilus)
• Dapat ditoleransi dan nonsensitisasi
• Kombinasi dengan aluminium asetat atau steroid yang bersifat
antiinflamasi dan antipruritik
• Larutan asam asetat akan menginduksi lapisan keratin yang
meningkatkan jaringan mati, akan mempengaruhi infeksi dan
memperlambat proses penyembuhan
• Profilaksis : povidon iodium, klorheksidin glukonat,
heksaklorofen
3. Sediaan antijamur
• Infeksi otomikotik adalah konsekuensi dari pengobatan
antibiotika.
• Penghentian pengobatan dengan antibiotika dan
pembersihan kanal eksternal telinga akan menghilangkan
infeksi
• Agen antijamur : asam asetat 2 %, amfoterisin B (3%),
timerosal, klotrimazol, gentian violet. M-krersol asetat,
mikonazol 2 %, nystatin (100.000 u/ml)
4. Tetes antimikroba
• Mengandung campuran antibiotika dan agen steroid
• Ditambahkan asam asetat atau alkohol untuk aksi
bakterisid
• pH rendah 3-5
• Sediaan : kloramfenikol-hidrokortison, kolistin
neomisin-hidrokortison, polimiksin B-neomisin-
hidrokortison,
5. Sediaan anestetika
• Penghilang nyeri pada infeksi otitis eksterna, otitis
media, sebelum operasi.
• Mengandung benzokain karena diabsorpsi buruk melalui
kulit efek lokal lebih lama
• Benzokain hipersensitivitas
KISI UAS TS. STERIL
1. Perbedaan endotoksin dan 11. Definisi dan prinsip suspense dan
eksotoksin emulsi steril
12. Permasalahan sediaan suspense
2. Perbedaan endotoksin dan pirogen
dan emulsi steril
3. Pengujian pirogen 13. Tujuan pembuatan sediaan
4. Pengujian endotoksin dg LAL suspense dan emulsi steril
5. Tipe-tipe SVP 14. Bahan tambahan sediaan suspense
dan emulsi steril
6. Klasifikasi Sediaan injeksi steril 15. Perbandingan Kelebihan dan
7. Syarat LVP kekurangan berbagai bentuk
8. Jenis-jenis infus sediaan obat mata
9. Jenis LVP non infus 16. Rute penggunaan sediaan mata
17. Bahan tambahan sediaan mata
10. Tujuan TPN 18. Jenis sediaan nasal
19. Tujuan pengembangan rute nasal
sistemik
20. Jenis-jenis sediaan otik

Anda mungkin juga menyukai