Anda di halaman 1dari 3

Selamat Siang Ibu Dosen Dr.

Elisa Susanti, dan rekan-rekan Mahasiswa yang saya hormati,


izinkan saya menyampaikan pendapat saya untuk Diskusi Sesi 1 ini sebagai berikut :

Pandemi Covid 19 ini bukan hanya berdampak pada kesehatan manusia tetapi bagi semua
sendi kehidupan manusia di seluruh dunia, salah satu yang paling berdampak adalah
penerimaan dan pengeluaran keuangan dari suatu negara, seperti yang kita ketahui bahwa
banyak negara sudah jatuh dalam jurang resesi seperti Filipina, Korea Selatan, bahkan
negara adidaya seperti Amerika Serikat dan Inggris.

Tentunya Indonesia sebagai salah satu negara yang ikut terdampak Covid 19 harus benar-
benar mengelola keuangan negaranya dengan baik sehingga tidak ikut masuk dalam jurang
resesi ekonomi seperti yang dialami negara-negara lain, tentunya ini membutuhkan kejelian
dan kerjasama yang baik antara pemerintah pusat maupun daerah dalam menjalankan
peran stabilisasi yang diperlukan untuk mengatasi berbagai gejolak yang terjadi dalam
perekonomian Indonesia akibat covid-19 melalui berbagai kebijakan pemerintah. Salah satu
kebijakan yang ada seperti yang disampaikan dalam “Inisiasi Diskusi ini” bahwa Pemerintah
telah melakukan perubahan APBN 2020. Hal ini diawali keluarnya Perpu 01/2020 tentang
kebijakan keuangan negara dan stabilitas sistem keuangan dalam menghadapi Covid-19,
dan ditindaklanjuti dengan Perpres 54/2020 tentang perubahan postur APBN.

Terkait dengan hal tersebut maka sesuai pengamatan saya dampak yang paling teradasa
akibat covid-19 terhadap penerimaan dan pengeluaran negara kita sebagai berikut :
1. Penerimaan Negara
a. Penerimaan Dari Investasi
Tentunya penerimaan dari investasi akan menurun karena para investor akan menahan
modalnya sambil menunggu kejelasan situasi ekonomi global membaik, disamping itu
kenaikan kelas Indonesia dari Negara Berkembang menjadi Negara Ekonomi Menengah
keatas sesuai pengumuman dari Bank Dunia selain berdampak baik juga berdampak negatif
seperti yang disampaikan oleh Peneliti dari Institute for Development of Economics and
Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara, kenaikan kelas ini berpotensi buruk bagi
perekonomian negara. Bhima juga menilai tak ada jaminan investor asing akan melirik
Indonesia untuk menanamkan modalnya. Sebab, kata dia, saat pandemi, investor justru
akan melirik negara dengan kelas berpenghasilan menengah ke bawah atau berpenghasilan
rendah.
Oleh karena itu harus ada upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk meyakinkan
para investor untuk nenamkan modalnya di Indonesia.

b. Penerimaan Dari Utang Negara


Tentunya penerimaan dari utang negara dengan sendirinya akan meningkat, karena
penerimaan yang lain menurun oleh karena itu perlu adanya efisiensi penggunaan anggaran
sehingga tidak membebani utang negara.

c. Penerimaan Dari Pajak


Tentunya yang paling berdampak akibat covid-19 ini adalah penerimaan dari pajak ekspor,
pajak perdagangan internasional serta bea masuk dan cukai karena lesunya perdagangan
dunia saat ini, disamping itu pajak penghasilan juga akan menurun karena banyaknya PHK
yang terjadi. Oleh karena itu perlu adanya upaya pemerintah melalui stimulus ekonomi untuk
merangsang peningkatan perdagangan dalam negeri untuk memanfaatkan potensi besar
yang kita miliki yaitu jumlah penduduk yang lebih dari dua ratus juta jiwa. Disamping itu
pemerintah juga harus lebih meningkatkan pendapatan Non-Pajak.

2. Pengeluaran Negara
Tentunya pengeluaran negara dimasa covid, akan lebih meningkat dari tahun-tahun
sebelumnya karena selain pengeluaran rutin pemerintah seperti belanja pegawai, belanja
barang, belanja rutin daerah dan pembayaran cicilan utang negara maka ada pengeluaran
tambahan dalam mengatasi dampak dari covid-19 ini.
Oleh karena itu perlu adanya pengelolaan pengeluaran negara yang lebih efektif dan efisien
sehingga tidak terjadi pemborosan yang tidak perlu disamping itu perlu diterapkan sanksi
hukum yang tegas terhadap penyelewengan uang negara sehingga pengeluaran negara
yang dilakukan bisa tepat sasaran.

Selamat Malam Ibu Dosen Dr. Elisa Susanti yang saya hormati, terima kasih atas tanggapan
dan pencerahannya, ijinkan saya menambahkan sedikit tanggapan untuk Diskusi ini
sebagai berikut :

Dampak dari covid-19 untuk keuangan negara kita terlihat dengan sangat jelas pada
peraturan presiden republik indonesia Nomor 72 tahun 2020 Tentang Perubahan atas
peraturan presiden nomor 54 tahun 2020 Tentang perubahan postur dan rincian anggaran
pendapatan dan belanja negara tahun anggaran 2020. Dari bulan April – Juni 2020 terjadi
perubahan anggaran yang cukup signifikan dimana dapat kita bandingkan bahwa
Pendapatan Negara menurun sedangkan Anggaran Belanja meningkat yang dapat kita lihat
pada perbandingan di bawah ini :

Untuk pendapatan negara pada peraturan presiden nomor 54 tahun 2020 diperkirakan
sebesar Rp1.760,883.901.130.000,00 (satu kuadriliun tujuh ratus enam puluh triliun delapan
ratus delapan puluh tiga miliar sembilan ratus satu juta seratus tiga puluh ribu rupiah)
menurun pada peraturan presiden republik indonesia Nomor 72 tahun 2020 menjadi Rp
1.699.948.459.678.000,00 (satu kuadriliun enam ratus sembilan puluh sembilan triliun
sembilan ratus empat puluh delapan miliar empat ratus lima puluh sembilan juta enam ratus
tujuh puluh delapan ribu rupiah).

Sedangkan untuk Belanja meningkat dimana sesuai peraturan presiden nomor 54 tahun
diperkirakan sebesar Rp2.613.8L9.877.869.000,00 (dua kuadriliun enam ratus tiga belas
triliun delapan ratus sembilan belas miliar delapan ratus tujuh puluh tujuh juta delapan ratus
enam puluh sembilan ribu rupiah) meningkat pada presiden republik indonesia Nomor 72
tahun 2020 diperkirakan sebesar Rp2.739.165.851.403.000,00 (dua kuadriliun tujuh ratus
tiga puluh sembilan triliun seratus enam puluh lima miliar delapan ratus lima puluh satu juta
empat ratus tiga ribu rupiah).

Situasi seperti ini tidak bisa dibiarkan terus-menerus, oleh karena itu harus ada upaya,
peran dan fungsi yang tepat dari pemerintah untuk mengatur keuangan negara agar dapat
bertahan di tengah situasi Pandemi COVID-19 yang belum menentu ini, Menurut Musgrave,
fungsi pemerintah yaitu fungsi alokasi, distribusi, stabilisasi dan pertumbuhan, maka
menurut saya langkah-langkah yang perlu diambil adalah :
1. Pemerintah harus mengalokasikan anggaran belanja negara untuk barang dan jasa
yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam menghadapi situasi ini misalnya bahan
makanan dan alat kesehatan disamping itu harus ada upaya untuk menghadirkan faksin
untuk menanggulangi wabah covid-19 ini.
2. Program Jaring Pengaman Sosial yang dilaksanakan harus didistribusikan dengan baik
dan benar sehingga bisa menyentuh langsung ke masyarakat yang membutuhkannya.
3. Dalam situasi yang tidak menentu seperti saat ini, gejolak-gejolak ekonomi pasti akan
sering terjadi, oleh karena itu perlu ada langkah antisipasi untuk menjaga stabilitas
ekonomi kita, disamping itu pemerintah harus terus memberikan stimulus untuk
merangsang pertumbuhan ekonomi masyarakat di dalam negeri.

Sumber
1. Buku Materi Pokok : Administrasi Keuangan Negara
2. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/135243/perpres-no-54-tahun-2020
3. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/139576/perpres-no-72-tahun-2020

Anda mungkin juga menyukai