Anda di halaman 1dari 19

SUSPENSI DAN

EMULSI UNTUK
INJEKSI
Ulya Safrina, S.Farm, M.Sc, Apt
SUSPENSI INJEKSI
• Berupa sediaan dalam air atau minyak
• Zat aktif tidak larut dalam pembawa
• Sebagai sediaan depo
• Kadar partikel padat < 5 %
• Diameter partikel 5-10 μm
• Dibuat secara aseptik
• Tidak boleh disterilisasi dengan penyaring bakteri
● Pembuatan dilakukan mensterilkan masing-masing
komponen sendiri-sendiri dan dibuat secara aseptik
SUSPENSI INJEKSI
● Sterilisasi bahan padat dapat menggunakan sterilisasi
panas kering atau gas
● Perlu diperhatikan laju sedimentasi partikel tersuspensi
● Laju endap partikel dapat dikurangi dengan
meningkatkan viskositas medium suspensi
Masalah
sediaan Viskositas
suspensi tinggi

Laju Sulit diambil


sedimentasi dengan jarum
partikel suntik

Viskositas ↑ Sulit
laju endap ↓ dihomogenkan
kembali
Sifat-sifat yang diinginkan dari sediaan
suspensi

1. Tepat mengendap secara lambat dan homogen


kembali bila dikocok
2. Ukuran partikel suspensi tetap cukup konstan selama
penyimpanan
3. Harus bisa disuntikkan menggunakan jarum suntik dari
wadah dengan cepat dan homogen
Fungsi bahan tambahan dalam sediaan
suspensi
1. Agen pemflokulasi mencegah terjadinya caking
(benzil alkohol atau fenil etanol)
2. Agen pensuspensi meningkatkan viskositas dan
koloid pelindung partikel (CMC Na, hidroksietil
selulosa)
3. Agen pembasah material padat berada dalam
bentuk tersuspensi (tween 80, pluronik F68, sorbitan
trioleat)
4. Bahan pengawet
5. Pengatur isotonis larutan
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pembuatan suspensi injeksi dalam air :
1. Ukuran partikel dan bobot jenis
2. Aliran tiksotropi
3. Derajat kebasahan zat aktif (surfaktan)
4. Kecepatan sedimentasi (tambahkan koloid hidrofilik ; CMC
Na, GOM, gelatin, Carmellose sodium, methylcelluoose)
5. Caking tambahakan bahan pembasah dalam konsentrasi
rendah atau natrium sitrat
6. Kelarutan zat aktif
7. Bahan antibusa ( oktil alkohol atau emulsi silicon)
8. Sistem rheologi aliran tiksotropik
9. Ukuran partikel
10. Isotonis
11. Isohidris
12. antibakteri
Faktor yg terlibat dalam laju kecepatan
mengendap partikel suspensi
1. Ukuran partikel dan bobot jenis bahan mempengaruhi
kec sedimentasi, kecepatan sedimentasi dapat ditekan
jika perbedaan BJ dua fase kecil dan viskositas medium
ditingkatkan, misal dengan membentuk struktur vehicle,
misal dengan penambahan gom, atau bentonit (sifat alir
pseudoplastik tiksotropi)
2. sifat alir pseudoplastik tiksotropi, adalah suatu keadaan
di mana pada penyimpanan sedimentasi suspensi
terbentuk lambat, jika akan digunakan dengan
pengojokan ringan
Proses pembuatan sediaan suspensi
injeksi
Pengecilan ukuran partikel

Sterilisasi bahan obat

Steriliasasi pembawa dan bahan


tambahan

Campurkan bahan aktif dengan


pembawa dan bahan tambahan lain

Masukkan ke dalam wadah steril,


tutup dan segel secara aseptik
Contoh formula suspensi dalam air
Kortison asetat 25 mg
Tween 80 4 mg
CMC Na 5 mg
NaCl 9 mg
Benzil alkohol 9 mg
Aqua p.i ad 1 ml
2. Suspensi injeksi dalam minyak
● Sebagai pembawa dapat digunakan minyak seperti
oleum arachidis, Oleum olivarum, Oleum sesami, etil
oleat), perlu diperhatikan sifat fisis dan stabilitas
suspensi
Yg perlu diperhatikan dalam pembuatan suspensi
injeksi dalam minyak

1. perlu peningkatan viskositas dan pencegahan


terjadinya caking, misal suspending agent, misal
aluminium monostearat 2%
2. Ukuran partikel, yg dikehendaki adalah 5 mikrometer,
perlu diperhatikan efek ukuran partikel terhadap afek
obat dan juga stabilitas suspensi

• Contoh: Zinc insulin amorf : onset 0,5-2 jam,


durasi efek 10-16 jam
• Zinc insulin kristalin : onset 4-6 jam, durasi 24-36 jam
● Contoh formula: injeksi prokain penisilin
R/ prokain penisilin 300.000 S.I/ml
Aluminium monostearat 2.0
Minyak zaitun netral steril ad 100 ml

● Cara buat : disuspensikan prokain penisilin yang telah


dihaluskan sedikit demi sedikit dalam larutan campuran
aluminium monostearat dan minyak zaitun secara aseptik
Contoh formula suspensi dalam minyak

Prokain Penisilin 300.000 SI/ml


Aluminium monosterat 2.0
Minyak zaitun netral steril ad 100 ml
EMULSI UNTUK INJEKSI
• Emulsi adalah suatu dispersi dengan fase dispers terdiri
atas butiran-butiran kecil zat cair dan terdistribusi ke
seluruh pembawa yang tidak bercampur
• Fase dalam = fase dispers
• Fase luar = medium dispersi = fase kontinyu
• Tipe emulsi = m/a dan a/m
Kesulitan pembuatan emulsi injeksi
1. Mengontrol ukuran partikel untuk mencegah emboli
pada pembuluh darah
2. Mendapatkan emulgator atau stabilisator dengan
derajat toksisitas rendah
3. Mencari bahan pengawet yang cocok
4. Sterilisasi dengan pemanasan yang dapat
mengakibatkan pecahnya emulsi dan bergabungnya
zat aktif (tidak bisa dengan filtrasi)
5. Selama penyimpanan akan terjadi pertumbuhan
ukuran partikel yang akan menyebabkan pecahnya
emulsi
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan emulsi injeksi
1. Pengisotonis : glukosa, sorbitol, gliserol pilihannya
gliserin 2,25% atau 2,5%
2. Fase minyak adalah minyak wijen, minyak ikan,
kacang, zaitun, kapas, biji rami, dan kedelai
3. Pengaturan pH dengan NaOH.
4. Peningkat viskositas : derivat gelatin dan selulosa,
emulgator : lecitin, fosfolipid, pluronic F68 dan
polisorbat
5. Tidak ditambahkan pengawet dalam emulsi lemak
6. Ukuran partikel minyak tidak lebih besar dari 0,5
mikron
Emulsi injeksi
● Perlu emulgator (tidak boleh toksik), contoh: gelatin,
lecitin, polisorbat 80, metilselulosa dan serum albumin
● Injeksi phytomenadione (vitamin K) menggunakan lesitin
sebagai emulgator.
Contoh penggunaan emulsi injeksi

1. Emulsi a/m dari ekstrak alergen secara s.c


2. Sediaan depo m/a secara 1.m
3. Emulsi nutrien m/a secava 1.v

Anda mungkin juga menyukai