Anda di halaman 1dari 4

Pemicu terjadinya Perang Dunia 1 terjadi karena berbagai faktor, dimana Perang

Dunia 1 terjadi antara Juli 1914 hingga 11 November 1918. Perang ini melibatkan
semua kekuatan besar dunia yang terbagi menjadi dua aliansi bertentangan, yaitu
Sekutu (Britania Raya, Prancis, dan Rusia) dan Blok Sentral (Jerman, Austria-Hongaria,
dan Italia) Pada akhir perang, lebih dari 17 juta orang terbunuh. Pemicu Perang Dunia 1
jauh lebih rumit dan masih diperdebatkan dan dibahas hingga hari ini. Pemicu ini dapat
dilihat dari aspek umum dan khusus, penulis menyoroti dari tiga aspek yaitu militerisme,
imperialisme, dan kapitalisme. Akan tetapi sebelum membahas mengenai ketiga aspek
pemicu perang dunia 1 tersebut, penulis akan menjelaskan mengenai salahsatu faktor
mainstream pemicu terjadinya perang dunia 1 yaitu terbunuhnya Putra Mahkota Austria
Francis Ferdinand yang terjadi di Sarajevo.

Tepat pada 28 Juni 1914, Franz Ferdinand von Habsburg, keponakan dari Kaisar
Franz Josef dan pewaris Kekaisaran Austria-Hongaria ditembak mati bersama istrinya
Putri Sophie Cothek di Sarajevo, Bosnia. Pelakunya adalah seorang nasionalis Serbia,
Gavrilo Princip. Otto von Bismarck yang merupakan kanselir Jerman pertama pada
akhir hayatnya pernah mengatakan, "Suatu hari Perang Eropa akan pecah karena
dipicu beberapa hal bodoh di Balkan". Prediksinya terbukti, mengingat kematian Franz
Ferdinand menjadi salah satu penyebab pecahnya Perang Dunia I. Franz Ferdinand
sendiri melakukan perjalanan ke Sarajevo untuk memeriksa pasukan bersenjata di
Bosnia dan Herzegovina, bekas wilayah Ottoman yang dicaplok Austria-Hongaria pada
tahun 1908. Sementara sebagian warga Sarajevo menilai, mereka seharusnya menjadi
bagian dari bangsa Serbia yang baru merdeka. Tanggal kunjungan Franz Ferdinand,
yakni 28 Juni bertepatan dengan peringatan Pertempuran Pertama Kosovo pada 1389
di mana Serbia abad pertengahan dikalahkan oleh pasukan Turki. Terlepas dari
kenyataan bahwa Serbia tidak benar-benar kehilangan kemerdekaannya hingga
Pertempuran Kedua Kosovo pada 1448, namun 28 Juni adalah hari yang sangat
penting bagi nasionalis Serbia. Itu adalah hari di mana nasionalis Serbia berharap dapat
melakukan demonstrasi atas kekuatan Austria di Bosnia. Di lain sisi, 28 Juni merupakan
hari jadi pernikahan Franz Ferdinand dan Sophie.
Pada 28 Juni 1914, dengan keamanan yang minim, pasangan itu menumpangi
sebuah mobil untuk melakukan tur di Sarajevo. Mudah saja bagi seorang nasionalis
Serbia Nedjelko Cabrinovic melempar sebuah bom ke dalam mobil mereka. Bom
terguling ke bagian belakang mobil dan melukai sejumlah orang. Sementara Franz
Ferdinand dan Sophie beruntung tetap hidup. Maut menjemput Franz Ferdinand dan
istri ketika mereka melintas di persimpangan Appel Quay. Di sana telah menanti,
Gavrilo Princip. Dalam jarak dekat, pemuda itu melepas tembakan. Setelah beraksi,
Princip mencoba bunuh diri. Tapi ia dicegah banyak orang. Ia dan komplotannya
berhasil ditangkap. Franz Ferdinand dan Sophie yang terluka parah pada akhirnya
meninggal dunia dalam waktu satu jam. Kematian pasangan tersebut dengan cepat
memicu serangkaian peristiwa. Austria-Hongaria -- seperti kebanyakan negara di
dunia-- menyalahkan Serbia. Rusia kala itu menunjukkan dukungan terhadap Serbia,
deklarasi perang sempat tertunda hingga akhirnya para pemimpin Austria-Hongaria
mendapat kepastian bahwa penguasa Jerman Kaiser Wilhelm akan mendukung
mereka. Pada tanggal 28 Juli, Austria-Hongaria mengumumkan perang terhadap
Serbia, membuat perdamaian antara kekuatan besar Eropa runtuh. Dalam seminggu,
Rusia, Belgia, Prancis, Inggris dan Serbia berbaris melawan Austria-Hungaria dan
Jerman. Perang Dunia I pun dimulai.

Selanjutnya faktor pemicu konflik berupa imperialisme, yang mana Imperialisme


adalah ketika suatu negara meningkatkan kekuatan dan kekayaan mereka dengan
membawa wilayah tambahan di bawah kendali mereka. Sebelum Perang Dunia 1,
beberapa negara Eropa telah membuat klaim imperialistik yang bersaing di Afrika dan
beberapa bagian Asia, menjadikan mereka poin pertikaian. Karena bahan baku yang
dapat disediakan oleh area ini, ketegangan di sekitar negara mana yang memiliki hak
untuk mengeksploitasi area ini menjadi sangat tinggi. Meningkatnya persaingan dan
keinginan untuk menginvasi yang lebih besar mendorong dunia ke dalam Perang Dunia
1.

Lebih lanjut dari faktor militerisme, Diamana Ketika dunia memasuki abad ke-
20, perlombaan senjata telah dimulai, terutama menyangkut jumlah kapal perang
masing-masing negara, dan meningkatnya jumlah pasukan mereka. Negara-negara
mulai melatih banyak pemuda untuk bersiap-siap menghadapi pertempuran. Kapal
perang juga bertambah dalam ukuran, jumlah senjata, kecepatan, metode propulsi, dan
kualitas baju besi. Ini semua dimulai pada tahun 1906 dengan HMS Dreadnought dari
Inggris. Dreadnought segera diklasifikasi sebagai Angkatan Laut Kerajaan dan
Kaiserliche Marine dengan cepat memperluas barisan mereka dengan kapal perang
yang semakin modern dan kuat. Pada 1914, Jerman memiliki hampir 100 kapal perang
dan dua juta tentara terlatih. Inggris dan Jerman sama-sama meningkatkan angkatan
laut mereka dalam periode waktu ini. Lebih jauh, di Jerman dan Rusia khususnya,
pendirian militer mulai memiliki pengaruh yang lebih besar pada kebijakan publik.
Peningkatan militerisme ini membantu mendorong negara-negara yang terlibat perang.

Sedangkan dari faktor kapitalisme, dalam aliansi yang terjalin di Perang Dunia 1
yang mana dalam aliansi tersebut terdiri dari Sekutu dan juga Sentral. Aliansi Sekutu
yang berisikan Britania Raya, Prancis, dan Rusia sedangkan Aliansi Sentral yang
berisikan Jerman, Austria-Hongaria, dan Italia. Aliansi-aliansi tersebut terbentuk
dikarenakan kesamaan pandangan terhadap pemikiran system ekonomi, di mana
perdagangan, industri dan alat-alat produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan
tujuan memperoleh keuntungan dalam ekonomi pasar sehingga Negara-negara
bertujuan pada perekonomian Kapital. Lebih lanjut, Faktor kapitalisme tersebut sangat
berhubungan dengan imperialism, Dengan meningkatnya ekspor kapital dan meluasnya
pengaruh asosiasi-asosiasi monopolis yang besar di dunia, muncul kesepakatan-
kesepakatan internasional di antara asosiasi-asosiasi tersebut dan pembentukan kartel-
kartel internasional. Dengan kata lain, monopoli sudah mencapai skala internasional. Di
antara kesepakatan yang mereka buat adalah tentang pembagian teritori dunia di
antara mereka. Sebagai contoh, pada 1907, dua trust listrik raksasa, yaitu A.E.G. asal
Jerman dan G.E.C. asal Amerika Serikat, membuat kesepakatan untuk membagi dunia
di antara mereka. A.E.G. mendapatkan Jerman, Austria, Belanda, Denmark, Swiss,
Turki, dan negara-negara Balkan sebagai wilayah operasinya, sementara G.E.C.
mendapatkan Amerika dan Kanada. Mereka juga membuat kesepakatan-kesepakatan
khusus tentang penetrasi anak perusahaan ke cabang-cabang industri lain dan negara-
negara lain yang secara formal belum dibagi, serta tentang pertukaran eksperiman dan
penemuan-penemuan baru. Pembagian dunia ini tidak bersifat tetap. Pembagian ulang
bisa terjadi akibat hubungan kekuatan yang berubah karena perkembangan yang tidak
merata, perang, kebangkrutan, dan sebagainya. Para kapitalis-monopolis membagi
dunia berdasarkan kekuatan mereka, dan kekuatan mereka berubah-ubah, tergantung
dari tingkat perkembangan ekonomi dan politiknya. Monopoli tidak bisa menghapuskan
persaingan selama substansinya adalah kelas sosial, meski persaingan di antara para
monopolis bisa mengambil bentuk damai atau perang. Bentuk apa yang diambil oleh
suatu momen persaingan bergantung pada situasi spesifik yang ada dan bersifat
sementara. Begitu pula, persaingan tidak harus terjadi hanya di antara para monopolis
swasta, tetapi juga bisa melibatkan monopoli negara.

Anda mungkin juga menyukai