Anda di halaman 1dari 16

GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PERAWATAN

PASIEN PASCA STROKE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS


KALIANGKRIK KABUPATEN MAGELANG

ARTIKEL

OLEH:
SETYO BUDI NUGROHO
010115A115

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN
2019
GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PERAWATAN
PASIEN PASCA STROKE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KALIANGKRIK KABUPATEN MAGELANG

Fakultas Keperawatan, Universitas Ngudi Waluyo


Jln. Diponegoro No. 186 Ungaran Timur Kab. Semarang-50512
email : setyo.budi.0714@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang : Pasca stroke adalah masa dimana pasien stroke yang telah
mengalami fase kritis stroke. Pengetahuan keluarga sangat berpengaruh dan
berperan penting dalam proses penyembuhan pasien pasca stroke. Perawatan
stroke yang baik sangat bergantung pada pelaksanaan dan asuhannya sehingga
dibutuhkan peran serta keluarga dan pengetahuan keluarga, dalam hal ini keluarga
harus memiliki pemahaman tentang apa yang dianjurkan dan tidak dianjurakan
dirumah.
Tujuan : Mengetahui gambaran pengetahuan keluarga tentang perawatan pasien
pasca stroke di wilayah kerja puskesmas Kaliangkrik Kabupaten Magelang
Metode : Desain penelitian ini studi deskriptif. Populasi sebanyak 70 responden
pasien pasca stroke di wilayah kerja puskesmas Kaliangkrik Kabupaten
Magelang, dengan jumlah sampel 59 responden dengan mengunakan teknik quota
sampling dan pengambilan data menggunakan alat ukur koesioner
Hasil : Gambaran pengetahuan pada pasien pasca stroke di wilayah kerja
puskesmas Kaliangkrik Kabupaten Magelang sebagian besar dalam kategori
kurang sebanyak 31 responden (52,5%).
Saran : Diharapkan keluarga lebih meningkatkan pengetahuan dan mencari
informasi mengenai perawatan yang baik bagi pasien pasca stroke

Kata kunci : Pengetahuan Perawatan, Pasca Stroke


DESCRIPTION OF FAMILY KNOWLEDGE ABOUT THE TREATMENT
OF POST-STROKE PATIENTS IN THE WORKING AREA OF
KALIANGKRIK HEALTH CENTER, MAGELANG REGENCY

ABSTRACT

Background: Post-stroke is a period in which stroke patients have experienced a


critical phase. Family knowledge is very important and important in the
rehabilitation process of post-stroke patients. Stroke care that is very good
depends on the implementation and care requires family assistance and family
knowledge in this case the family must have an understanding of what is expected
and not recommended at home.
Objective: to know the description family knowledge about the care of post-
stroke patients in the working area of Kaliangkrik Health Center, Magelang
Regency
Method: this researsh design was descriptive study. The population of 70
respondents with a sample of 59 respondents using accidental sampling technique
and Instrument that used a questionnaire
Results: The description of knowledge in post-stroke patients in the work area of
Kaliangkrik Community Health Center in Magelang Regency was mostly in the
category of 31 respondents (52,5%).
Suggestion: It is hoped that families will increase their knowledge and seek
information about good care for post-stroke patients

Keywords: Knowledge Of Care, Post-Stroke

PENDAHULUAN menggantikan fungsi sirkuit yang


telah rusak. Kemampuan otak seperti
Pasca stroke adalah masa ini disebut kemampuan plastisitas
dimana pasien stroke yang telah otak (Kuntono, 2009).
mengalami fase kritis stroke. Dampak Pravelensi stroke di indonesia
yang dihasilkan dari stroke cukup yang tertinggi pada urutan pertama
beragam bergantung pada tingkat yakni Kalimantan timur dan Jawa
berat atau tidaknya serangan stroke tengah pada urutan ke 11, dengan
yang terjadi. Beberapa dampak kisaran umur tertinggi yakni >75
tersebut meliputi : kelumpuhan tahun (50,2%) dengan jumlah
anggota badan di satu sisi yang presentasi paling banyak laki-laki
menyulitkan untuk berakifitas, sulit (11%), dan perempuan (10,9%)
makan dan menelan , sulit berbicara (Riskesdas,2018). Survei Dinas
dan rendah diri atau gangguan Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
psikologis emosinal (Sofwan, 2010). menyatakan bahwa kasus tertinggi
Pada pasien pasca stroke perlu dilatih stroke di Jawa Tengah adalah kota
guna memunculkan sirkuit – sirkuit Semarang yaitu sebanyak 3.986 kasus
baru (kognitif dan sensomotor) (Dinkes Jateng, 2013). Jumlah kasus
sehingga sirkuit yang baru tersebut stroke tahun 2015 tertinggi di kota
Magelang dengan jumlah kasus Dari hasil studi pendahuluan
sebesar 14459 kasus dan terendah di pada bulan juni di puskesmas
kabupaten Jepara sebesar 15 kasus Kaliangkrik terdapat pasien dengan
(Dinkes Prov Jateng,2015). menderita stroke sebanyak 70 pasien
Pasien stroke memiliki waktu stroke, dari hasil wawancara
pemulihan yang jauh lebih lama mengenai pengetahuan perawatan
dibandingkan dengan penyakit lain, stroke pada 5 keluarga pasien
bahkan pemulihannya dapat terjadi menyatakan bahwa dalam perawatan
seumur hidup. Setelah ke luar dari setiap harinya membantu memenuhi
perawatan di rumah sakit, pasien kebutuhan untuk merawat diri,
stroke disebut sebagai individu pasca membantu berlatih menggerakkan
stroke. Stroke survivors (pasien pasca anggota badan yang kaku,
stroke) yang mengalami kecacatan memberikan obat. Serta 2 keluarga
perlu untuk dilakukan rehabilitasi lainnya mengatakan sering mengajak
segera dan tujuan rehabilitasi tersebut berjalan-jalan keluar rumah dan
yaitu untuk membantu pasien pasca memberikan motivasi kesembuhan
stroke menjadi mandiri lagi dan dapat pasien.
memperoleh kualitas hidup yang baik.
Rehabilitasi harus segera dimulai METODOLOGI
ketika seluruh kondisi pasien stroke Jenis penelitian studi
sudah stabil, yaitu terkadang 24 deskriptif.Penelitian ini dilakukan 16-
hingga 48 jam setelah stroke 23 Juli 2019.Populasi penelitian ini
(National Institutes of Health, 2014). adalah 70 penderita hipertensi, jumlah
Menurut penelitian Sonatha sampel 59 responden dengan teknik
(2012) menyatakan bahwa ada quota sampling
hubungan tingkat pengetahuan
dengan sikap keluarga dalam HASIL
pemberian perawatan pasien pasca A. Analisis Univariat
stroke. Salah satu upaya peningakatan 1. Gambaran Pengetahuan
kesejahteraan pasein pasca stroke Keluarga pada pasien pasca stroke
dilakukan melalui penyuluhan kepada di wilayah kerja Puskesmas
keluarga seputar pengetahuan tentang Kaliangkrik Kabupaten Magelang
stroke dan perawatannya sehingga Tabel.4.1 Distribusi frekuensi
mengubah sikap keluarga kepada berdasarkan pengetahuan
pasien stroke. Hasil penelitian yang pengetahuan f %
sama oleh Hartati (2012) menyatakan kurang 31 52.5
ada hubungan tingkat pengetahuan Baik 28 47.5
dengan perilaku family caregiver Total 59 100.0
dalam merawat penderita pasca stroke
dirumah dengan p 0,000< 0,005. 2. Gambaran Perawatan latihan fisik
Pengetahuan keluarga tentang Keluarga pada pasien pasca stroke
perawatan penderita pasca stroke di wilayah kerja Puskesmas
berhubugan dengan tindakan Kaliangkrik Kabupaten Magelang
perawatan penderita pasca stroke Tabel.4.2 Distribusi frekuensi
(Parwati,2010). berdasarkan perawatan fisik
perawatan fisik f %
kurang 35 59.3 perawatan f %
Baik 24 40.7 pengobatan
Total 59 100.0 kurang 10 16.9
Baik 49 83.1
3. Gambaran Perawatan kulit Total 59 100.0
Keluarga pada pasien pasca
stroke di wilayah kerja Puskesmas 7. Gambaran Perawatan emosional
Kaliangkrik Kabupaten Magelang Keluarga pada pasien pasca
Tabel.4.3 Distribusi frekuensi stroke di wilayah kerja Puskesmas
berdasarkan perawatan kulit Kaliangkrik Kabupaten Magelang
perawatan kulit f % Tabel.4.7 Distribusi frekuensi
kurang 46 78.0 berdasarkan perawatan
Baik 13 22.0 emosional
Total 59 100.0 perawatan f %
emosional
4. Gambaran Perawatan nutrisi kurang 21 35.6
Keluarga pada pasien pasca baik 38 64.4
stroke di wilayah kerja Puskesmas Total 59 100.0
Kaliangkrik Kabupaten Magelang
Tabel.4.4 Distribusi frekuensi 8. Gambaran Perawatan jatuh
berdasarkan perawatan nutrisi Keluarga pada pasien pasca
perawatan nutrisi f % stroke di wilayah kerja Puskesmas
kurang 34 57.6 Kaliangkrik Kabupaten Magelang
baik 25 42.4 Tabel.4.8 Distribusi frekuensi
Total 59 100.0 berdasarkan perawatan jatuh
perawatan jatuh f %
5. Gambaran Perawatan latihan kurang 12 20.3
berbicara Keluarga pada pasien baik 47 79.7
pasca stroke di wilayah kerja Total 59 100.0
Puskesmas Kaliangkrik
Kabupaten Magelang 9. Gambaran Perawatan kebutuhan
Tabel.4.5 Distribusi frekuensi buang air besar dan kecil
berdasarkan perawatan Keluarga pada pasien pasca
berbicara stroke di wilayah kerja Puskesmas
perawatan berbicara f % Kaliangkrik Kabupaten Magelang
kurang 34 57.6 Tabel.4.9 Distribusi frekuensi
Baik 25 42.4 berdasarkan perawatan
Total 59 100.0 eliminasi
perawatan f %
6. Gambaran Perawatan pengobatan eliminasi
Keluarga pada pasien pasca kurang 27 45.8
stroke di wilayah kerja Puskesmas baik 32 54.2
Kaliangkrik Kabupaten Magelang Total 59 100.0
Tabel.4.6 Distribusi frekuensi
berdasarkan perawatan PEMBAHASAN
pengobatan
A. Analisis Univariat tidak akan mengerti dalam
1. Gambaran Pengetahuan memberikan perawatan yang
Keluarga pada pasien pasca memadai dan dibutuhkan oleh
stroke penderita stroke. Keluarga perlu
Berdasarkan hasil penelitian mengetahui akibat yang
didapatkan bahwa pengetahuan ditimbulkan oleh penyakit stroke
keluarga sebagian besar dalam serta kemungkinan komplikasi
kategori kurang sebanyak 31 yang akan terjadi pasca stroke,
responden (52,5%). Penelitian ini kesembuhan pasien juga akan
sejalan dengan Juliana (2018) sulit tercapai optimal jika
pengetahuan keluarga dalam keluarga tidak mengerti apa yang
merawat pasien stroke di rumah harus dilakukan untuk
di Daerah Kota Pematang siantar memperbaiki kondisi penyakit
berada pada kategori tidak baik pasien setelah terjadi stroke dan
(86.2%). perawatan apa yang sebaiknya
Pengetahuan keluarga sangat diberikan untuk keluarganya
penting dalam melakukan yang mengalami stroke
perawatan pada pasien stroke (Yastroki, 2011).
terlebih dalam perawatan di 2. Gambaran Perawatan Latihan
rumah, mengingat penyakit Fisik Keluarga pada pasien
stroke merupakan penyakit yang pasca stroke
sangat membahayakan dan Hasil penelitian didapatkan
membutuhkan kesabaran dalam bahwa perawatan fisik dalam
perawatannya (Allo,2015). kategori kurang sebanyak 35
Dalam penelitian ini sebanyak 40 responden (59,3%). Dari hasil
responden (67,7%) koesioner sebagian besar
berpendidikan SMA. didapatkan keluarga tidak
Pengetahuan itu sendiri membantu penderita pasca
dipengaruhi oleh faktor stroke dalam melakukan aktifitas
pendidikan, akan tetapi perlu fisik dengan menggerakkan
ditekankan pendidikan yang anggota badan atau olahraga.
rendah bukan berarti semakin Latihan ROM dikatakan dapat
rendah pula pengetahuannya, mencegah terjadinya penurunan
karena pengetahuan tidak mutlak fleksibilitas sendi dan kekakuan
diperoleh dari pendidikan formal sendi. Latihan ROM dapat
saja. Semakin banyak menimbulkan rangsangan
pengetahuan yang didapat, maka sehingga meningkatkan aktivitas
semakin besar pula dukungan dari kimiawi neuromuskuler dan
yang diberikan dalam proses muskuler (Battie et al, 2008).
perawatan (Wawan&Dewi, Pada penelitian Rahayu (2015)
2010). menyatkan ada pengaruh
Tanpa pengetahuan dalam pemberian latihan range og
merawat pasien stroke pada motion terhadap kemampuan
keluarga dan mengorientasikan motorik pada pasien post stroke
mereka pada perawatan untuk di RSUD Gambiran dengan p
penderita stroke, maka keluarga value <0,05.
Kurangnya peran bahkan menembus otot sampai
perawatan keluarga tentang mengenai tulang akibat adanya
mobilisasi dini bisa menjadi penekanan pada suatu area
penghambat penderita stroke secara terus menerus sehingga
untuk melakukan mobilisasi mengakibatkan gangguan
mandiri Berdasarkan keterangan sirkulasi darah setempat
dari keluarga, ketika sedang di (Nurarif, Hardhi, 2013).
rumah sakit keluarga Akibatnya dari penekan pada
diintervensi perawat dengan kulit, tak lama setelah itu akan
memberikan pendidikan terjadi pendarahan dan nekrosis
kesehatan mengenai cara pada lapisan jaringan, selain itu
melakukan ROM. Namun terdapat aliran darah kapiler
beberapa keluarga lupa akibat tekanan eksternal pada
melakukan cara-cara ROM kulit. Jika terjadi dekubitus dan
tersebut. Dengan demikian dapat infeksi sebaiknya dicegah karena
diasumsikan bahwa keterlibatan dekubitus dapat menimbulkan
keluarga dalam mobilisasi nyeri dan memiliki proses
pasien juga dikarenakan masih penyembuhan luka yang lama
rendahnya pengetahuan keluarga dan jika terinfeksi, luka ini dapat
tentang perawatan mobilisasi mengancam nyawa. Penderita
(Widodo,2009). stroke dapat mengalami
3. Gambaran Perawatan Kulit dekubitus karena berkurangnya
Keluarga pada pasien pasca sensasi dan mobilitas
stroke (Lestari,2014).
Hasil penelitian ini Menurut Taghulihi (2014)
menunjukkan bahwa kulit yang lembab beresiko 7
pengetahuan perawatan kulit kali lebih tinggi mengalami
dalam kategori kurang 46 dekubitus. Keadaan kelembapan
responden (78%). Keluarga kulit dapat berasal dari keringat,
tidak membantu melakukan linen yang basah atau keadaan
perawatan kulit penderita stroke inkontinensia. Kelembaban yang
seperti memijat, menggelapkan, tinggi dan berlangsung dalam
memberikan bedak, dan menjaga waktu yang cukup lama akan
kulit tetap kering, menyebabkan erosi kulit
Perawatan kulit sangat sehingga meningkatkan risiko
penting untuk penderita pasca terjadi luka terutama pada
stroke karena untuk kenyamanan permukaan tubuh yang menonjo.
pasien agar tidak terjadi Risiko terjadinya dekubitus
dekubitus dan infeksi kulit. menurut Reuben (2015)
Adanya dekubitus dan infeksi dibedakan menjadi dua faktor,
luka menunjukkan bahwa yaitu faktor intrinsik dan faktor
perawatan penderita stroke ekstrinsik. Termasuk faktor
kurang optimal (Betty, intrinsik adalah imobilisasi,
Sunaryanti, 2014). Dekubitus meningkatnya usia, keadaan
adalah kerusakan/kematian kulit malnutrisi, kelembaban, diabetes
sampai jaringan dibawah kulit, mellitus, penyakit stroke,
penurunan tekanan darah, pemenuhan jumlah kebutuhan
peningkatan suhu tubuh, dan ras dan bentuk pemberian nutrisi
kulit putih. Termasuk faktor (Rasyid & Soertidewi, 2011).
ekstrinsik adalah tekanan, Nutrisi (Makanan) merupakan
gesekan, dan geseran. Pada salah satu faktor yang berperan
penelitian Sulidah dan dalam proses pemulihan pasca
Susilowati (2017) menyatakan stroke. Apabila Responden
ada pengaruh tindakan yang memiliki pengetahuan
pencegahan terhadap kejadian yang baik, bahwa penderita
dekubitus dengan p value <0,05. stroke memerlukan asupan
4. Gambaran Perawatan nutrisi makanan bergizi dan seimbang
Keluarga pada pasien pasca dengan cukup serat, maka
stroke kebutuhan nutrisinya akan
Hasil penelitian terpenuhi. Dalam hal ini
didapatkan data perawatan penderita pasca stroke
nutrisi dalam kategori kurang memerlukan makanan yang
sebanyak 34 responden memadai, lezat, dan seimbang
(57,6%). Keluarga tidak dengan cukup serat.
mengingatkan penderita pasca Menurut penelitian
stroke untuk makan tepat waktu Perawaty (2014), menyatakan
dan menghindari makanan yang bahwa makan berlebihan
tidak boleh dimakan seperti makanan olahan, kurang
makanan degan kolesterol dan konsumsi buah dan terlalu
garam tinggi, memakanan banyak konsumsi ikan dapat
seperti jeroan, cumi-cumi, menimbulkankejadian stroke di
gorengan ,makanan bersantan RSUD dr Doris Sylvanus
sangat cocok untuk penyandang Palangka Raya.
stroke. 5. Gambaran Perawatan Berbicara
Hasil ini menunjukkan Keluarga pada pasien pasca
kebutuhan nutrisi penderita stroke
pasca stroke kurang Hasil penelitian didapatkan
diperhatikan keluarga. Beberapa perawatan bicara pada kategori
penderita stroke dapat kurang sebanyak 34 responden
mengalami gangguan fisik yang (57,6%). Keluarga tidak
meliputi kesulitan mengunyah membantu penderita pasca
dan menelan makanan stroke untuk melakukan latihan
(disfagia) (Rasyid & lidah dan bibir setiap hari,
Soertidewi, 2011). Hal ini keluarga juga tidak membantu
diakibatkan karena munculnya penderita untuk berkomunikasi
reaksi hipermetabolik dengan orang lain. Pasien stroke
(metabolisme yang berlebihan) yang mengalami gangguan
akibat gangguan fungsi bicara dan komunikasi
hipotalamus di otak. Karena itu, seharusnya dilatih untuk
pemberian nutrisi pada masa melakukan pergerakan pada
penyembuhan atau pasca-stroke lidah dan bibir, karena berbicara
memerlukan perhatian pada merupakan ekspresi dari pikiran,
gagasan ataupun perasaan stroke yang mengalami kesulitan
seseorang yang menekankan bicara dapat diberikan terapi
pada komunikasi dua arah, yaitu AIUEO yang bertujuan untuk
memberi dan menerima memperbaiki ucapan supaya
(Hardini, 2012). dapat dipahami oleh orang lain.
Latihan lidah dan bibir Teknik yang diajarkan pasien
bertujuan untuk meggerakkan afasia adalah menggerakkan otot
otot bicara yang akan diguankan bicara yang akan digunakan
untuk mengucapkan lamban- untuk mengucapkan lambang-
lambang bunyi bahasa. Latihan lambang bunyi bahasa yang
lidah bisa dengan latihan sesuai dengan pola-pola standar,
pembentukan huruf vokal, vokal sehingga dapat dipahami oleh
terdiri dari A, I, U, E dan O. pasien.
Dalam pembentukan vokal yang 6. Gambaran Perawatan
penting diperhatikan adalah Pengobatan Keluarga pada
letak dan bentuk lidah, bibir, pasien pasca stroke
rahang, dan langit-langit lembut Hasil penelitian
(Gunawan, 2008). Latihan didapatkan dalam perawatan
secara intensif dapat pengobatan pada kategori baik
meningkatkan neuralplasticity, 49 responden (83,1%). Dalam
reorganisasi peta kortikal dan hal ini pengobatan yang
meningkatkan fungsi motorik dilakukan keluarga seperti
(Bakhiet,2007). Neuroplastisitas keteraturan mengkonsumsi obat,
otak merupakan perubahan terapi latihan mobilisasi,terapi
dalam aktivitas jaringan otak bicara, dan nutrisi bagi
yang merefleksikan kemampuan penderita. Dalam hal ini
adaptasi otak. Dengan adanya dukungan keluarga sangat
kemampuan ini kemampuan penting karena keluarga
motorik klien yang mengalami memiliki aspek yang dapat
kemunduran karena stroke dapat dijadikan sebagai bantuan
dipelajari kembali. Proses prediksi untuk mengetahui
neuroplastisitas otak terjadi kondisi pasien. Dukungan
melalui proses substitusi yang keluarga sangat diperlukan
tergantung pada stimulus pasien stroke untuk dapat
eksternal, melalui terapi latihan bertahan dalam menjalani hidup,
dan proses kompensasi yang karena keluarga merupakan
dapat tercapai melalui latihan bagian terdekat dari pasien.
berulang untuk suatu fungsi Dukungan dari
tertentu (Wirawan, 2009). lingkungan keluarga dapat
Pada penelitian Haryanto meringankan rasa sakit pada
(2014) menyatakan ada penderita stroke sebagai bentuk
pengaruh terapi AIUEO pengobatan secara psikis bagi
terhadap kemampuan bicara penderita. Dukungan ini sangat
pasien stroke yang mengalami penting untuk membentuk
afasia motorik di RSUD ketenangan, kenyamanan dan
tugurejo Semarang. Penderita sebagai pembuktian
keeksistensiannya sebagai masa penyembuhan dan
manusai yang hidup bersama pemulihan. Dukungan yang
dalam lingkup keluarga. diberikan keluarga besarnya
Pada penelitian Ipaenin tidak sama satu dengan lainnya
(2018) menyatkan ada hubungan (Wurtiningsih, 2012). Dukungan
antara dukungan keluarga paling efektif yang dilakukan
terhadap motivasi pasien pasca keluarga adalah membantu
stroke selama menjalani penderita apabila mengalami
fisioterapi di RS PKU kesulitan dalam melakukan
muhammadiayah Gamping. suatu hal dan dapat mengurangi
7. Gambaran Perawatan depresi pada penderita (Karunia,
Emosional keluarga pada pasien 2016).
pasca stroke Pada penelitian
Hasil penelitian didapatkan Karuniawati (2017) menyatakan
bahwa perawatan emosional ada hubungan antara dukungan
pada kategori baik 38 responden keluarga dengan tingakt depresi
(64,4%). Perawatan emosional pada pasien pasca stroke di
yang dimaksud yaitu untuk ruamh sakit umum daerah dr
mengatasi masalah emosianal Moewardi Surakarata.
pasien. Masalah emosional 8. Gambaran Perawatan Jatuh
reaktif ini sering dapat dikurangi (cidera) Keluarga pada pasien
secara substansial dengan pasca stroke
mendorong penderita stroke Hasil penelitian didapatkan
membicarakan ketakutan dan bahwa perawatan cidera / jatuh
kemarahan mereka. Penderita dalam kategori kurang sebesar
pasca stroke akan mengalami 47 responden (79,7%).
penurunan kelemahan pada area Perawatan cidera atau jatuh
tubuh tertentu, karena jika emosi pasien pasca stroke sangat
pasien stroke tidak dikontrol penting karena demi keamanan
maka akan terjadi gangguan dan kenyamanan pasien tersebut.
emosional seperti cemas, depresi Kelumpuhan anggota gerak yang
dan stress. Stress yang tidak sering terjadi pada penderita
tertangani dan dikelola dengan storke yaitu hemiplegia ataupun
baik jelas akan menurunkan hemiparesis (National Institute
kualitas hidup dan memperburuk of Health [NIH], 2014).
kondisi serta dapat mengarah Hemiplegia berupa kelumpuhan
pada keinginan untuk bunuh diri otot secara total sehingga
(Mulyani,2012). anggota gerak tidak dapat
Penelitian Bariroh et al., digerakkan. Hemiparesis berupa
(2016) kualitas hidup menurun ketidakmampuan pasien ringan
pada responden dengan jenis sehingga anggota gerak masih
stroke non hemoragik hal ini bisa digerakkan. Dampak pasien
berkaitan dengan tingkat stroke dengan hemiplegia
kecacatan dan keparahan. ataupun hemiparesis akan
Keluarga memainkan peran yang mengalami keterbatasan dalam
bersifat mendukung selama melaksanakan aktivitas sehari –
hari atau Activity Daily Living kemih. Kadang-kadang kontrol
(ADL)(NIH, 2014). sfingter urinarius eksternal
Dukungan keluarga sangat hilang atau berkurang.
penting adalam perawatan Inkontinensia urine yang
pasien pasca cidera atau berlanjut menunjukkan
jatuh,dimana keluarga harus kerusakan neurologik luas.
lebih banyak memberikan Dalam hal ini keluarga
perhatian kepada penderita. mendukung perawatan eliminasi.
Menurut Friedman, M (2010), Hasil ini dukung oleh penelitian
menyatakan bahwa keluarga Ningsih (2018) ada hubungan
bertindak sebagai sebuah antara dukungan keluarga
bimbingan umpan balik, dengan pemenuhan kebutuhan
membimbing dan menengahi Activity Daily Living (ADL) di
pemecahan masalah, sebagai Posyandu Lansia Dukuh Krajan
sumber dan validator indentitas Desa Prajegan Kecamatan
anggota keluarga. Menurut Sukorejo Kabupaten Ponorogo.
pendapat Friedman (2010)
mengatakan bahwa semua KESIMPULAN
anggota keluarga mempunyai 1. Gambaran pengetahuan pada
peran penting sebagai cavegiver pasien pasca stroke di wilayah
primer pada pasien dalam kerja puskesmas Kaliangkrik
penelitian ini khususnya pasien Kabupaten Magelang sebagian
pasca stroke. besar dalam kategori kurang
Hasil penelitian yang 31 responden (52,5%).
dilakukan oleh Hartati (2012) 2. Gambaran Perawatan latihan
mengatakan ada hubungan fisik Keluarga pada pasien
tingkat pengetahuan dengan pasca stroke di wilayah kerja
perilaku family caregiver dalam puskesmas Kaliangkrik
merawat penderita pasca stroke Kabupaten Magelang dalam
dirumah. kategori kurang 35 responden
9. Gambaran Perawatan Eliminasi (59,3%)
Keluarga pada pasien pasca 3. Gambaran Perawatan kulit
stroke Keluarga pada pasien pasca
Hasil penelitian didpatakan stroke di wilayah kerja
bahwa perawatan eliminasi pada puskesmas Kaliangkrik
kategori baik 32 responden Kabupaten Magelang dalam
(54,2%). Perawatan eliminasi kategori kurang 46 responden
yang dilakukan keluarga yaitu (78%)
seperti membantu BAK dan 4. Gambaran Perawatan nutrisi
BAB penderita di toilet ataupun Keluarga pada pasien pasca
di tempat pispot ,mengganti stroke di wilayah kerja
celana atau pampers. Pada puskesmas Kaliangkrik
penderita pasca stroke, kandung Kabupaten Magelang dalam
kemih menjadi atonik, dengan kategori kurang 34 responden
kerusakan sensasi dalam respon (57,6%)
terhadap pengisian kandung
5. Gambaran Perawatan dan mencari informasi
berbicara Keluarga pada mengenai perawatan yang
pasien pasca stroke di wilayah baik bagi pasien pasca stroke
kerja puskesmas Kaliangkrik
Kabupaten Magelang dalam 3. Bagi peneliti selanjutnya
kategori kurang 34 responden Diharapkan dapat melakukan
(57,6%) penelitian yang serupa namun
6. Gambaran Perawatan dengan metode penelitian
pengobatan Keluarga pada yang berbeda.
pasien pasca stroke di wilayah
kerja puskesmas Kaliangkrik DAFTAR PUSTAKA
Kabupaten Magelang dalam
kategori baik 49 responden American Heart Association (AHA).
(83,1%) (2015). Let’s Talk About Stroke:
7. Gambaran Perawatan Fact Sheet.
emosional Keluarga pada
pasien pasca stroke di wilayah Allo.,A.O.(2015). (2015).Hubungan
kerja puskesmas Kaliangkrik pengetahuan keluarga tentang
Kabupaten Magelang dalam penyakit stroke dengan
kategori baik 38 responden dukungan keluarga dalam
(64,4%), merawat pasien stroke di ruang
8. Gambaran Perawatan jatuh rawat interna RSUD
Keluarga pada pasien pasca Lakipadada tahun 2015 vol.
stroke di wilayah kerja VI.Jurnal AgroSainT
puskesmas Kaliangkrik Barbara & Mary. (2010). Rethinking
Kabupaten Magelang dalam Intervention Strategies In
kategori baik 47 responden Stroke Family Caregiving
(79,7%)
9. Gambaran Perawatan Batticaca, Fransisca B. (2009).
eliminasi Keluarga pada Asuhan Keperawatan Klien
pasien pasca stroke di wilayah Dengan Gangguan Sistem
kerja puskesmas Kaliangkrik Pernafasan. Jakarta : Salemba
Kabupaten Magelang dalam Medika.
kategori baik 27 responden
(45,8%). Battié, MC, Levalahti, E, Videman,
T, Burton, K, & Kaprio, J.
SARAN (2008). Heritability of Lumbar
Flexibility and the Role of
1. Bagi instanasi pendidikan Disc Generation and Body
Diharapkan menambah bahan
Weight. Journal of Applied
literatur mengenai
pengetahuan perawatan pasca Physiology. 104 (2), 379- 385.
stroke Dahlan.,S.(2016). Besar Sampel
2. Bagi keluarga Dalan Penelitian Kedokteran
Diharapkan keluarga lebih Dan Kesehatan.Jakarta :
meningkatkan pengetahuan Epidemiologi Indonesia
Dinkes.Jateng.(2013).Profil Kapasitas Fungsional Pasien
Kesehatan Provinsi Jawa Pasca Stroke Di Wilayah Kerja
Tengah. Semarang: Dinkes Puskesmas Kartasura.
Jateng
Ipaenin.,R. (2018). Hubungan
Ernawati.(2016). Pengaruh dukungan keluarga terhadap
Kombinasi Bladder Training motivasi pasien paska stroke
Dan Kegel Exercise Terhadap selama menjalani latihan
Pemulihan Inkontinesia Pada fisioterapi di RS PKU
Pasien Stroke. Jurna; Profesi. muhammadiyah Gamping
Volume 14. No.1 Yogyakarta.

Friedman,M.M., Bowden,V.B.,& Karuniawati.(2017). Hubungan


Antara Dukungan Keluarga
Jones.E.G. (2010). Buku Ajar
Dengan Tingakt Depresi Pada
Keperawatan Keluarga: Riset,
Pasien Paska Stroke Di Ruamh
Teori, & Praktik. Jakarta:EGC. Sakit Umum Daerah Dr
Grinting.,Br.,D.(2015). Mengatasi Moewardi Surakarata.
Konstipasi Pasien Stroke Lestari.,Ayu. (2014) Pemenuhan
Dengan Masase Abdomen Dan Kebutuhan Dasar Pada Pasien
Minum Air Putih Hangat. Pasca Stroke Fase Rehabilitasi :
Jurnal Keperwatan Indonesia. Pendekatan Maslow.
Volume 18. No.1
Leigh , Hale A. Home Base Stroke
Hartiati J. (2013). Hubungan Tingkat Rehabilitation. (2005). Diakses
Pengetahuan Dengan Perilaku tanggal 2 Juli 2019 melalui
Family Caregiver Dalam http://www.globalheath.com.au
Merawat Penderita Pasca
Lotta, Holmvisqt. (2006). Stroke
Stroke Dirumah Tahun 2012
Rehabilitation In Home Setting.
Haryanto.,A.D.G.(2014). Pengarauh Diakses tanggal 2 Juli 2019
Terapi AIUEO Terhadap melalui
Kemmapuan Bocara Pada http://www.karoliska_institutet.
Pasien Stroke Yang
com
Mengalami Afasia Motorik Di
RSUD Tugurejo Semarang Mulyani.,P. (2012). Hubungan
Hafsteinsdo´ Ttir, Vergunst, et al.( dukungan keluarga dengan
2010). Educational Needs Of tingkat stress pasien post stroke
Patients With A Stroke And di RS muntilan kabupaten
Their Caregivers: A Magelang
Systematic Review Of The
Literature. Nursalam.(2010). Konsep Dan
Penerapan Metodelogi
Irdawati.(2009). Hubungan Antara Penelitian Ilmu Keperawatan.
Pengetahuan Dan Sikap
Jakarta: Salemba Medika.
Keluarag Dengan Perilaku
Nugraha.,dkk.(2016) Hubungan
Dalam Memingkatkan
Dukungan Keluarga Dalam
Memotivasi Pasien Untuk Reslina,dkk.(2015) Hubungan
Melakukan Mobilisasi Pasca Pengobatan Stroke Dengan
Stroke Di Rumah Sakit Umum Kenis Stroke Dan Jumlah Jenis
Daerah Dr Slamet Kabupaten Obat. Jurnal IPTEKS Terapan.
Garut.Jurnal Kesehatan Volume 9.P 67-75
Poltekkes Provinsi Bengkulu.
Volume 3 No 7 Sonatha B.(2012). Hubungan Tingkat
Pengetahuan Dengan Sikap
Notoatmodjo S.(2010). Promosi Keluarga Dalam Pemberian
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Perawatan Pasien Pasca Stroke
Pinzon, Rizaldy Dan Asanti, Sofwan Rudianto.(2010). Stroke dan
Laksmi.(2010). Awas Stroke! rehabilitasi pasca-stroke. PT
Pengertian, Gejala, Tindakan, Buana Indo Populer, Gramedia,
Perawatan Dan Pencegahan. Jakarta.
Yogyakarta: Andi Offset.
Supadmi.,Diyah. (2016). Hubungan
Perawaty.(2014).Pola makan dan Pengetahuan Dengan Sikap
hubungannya dengan kejaiadn Keluarga Dala Mpelaksanaan
stroke di RSUD dr Doris ROM Pada Pasien Stroke Di
Sylvanus Palangka Raya.Jurnal Ruang Flamboyan 2 RSUD
Gizi Dan Diatetika Salatiga
Indonesia.Vol 2(2),51-61
Sylvia, Price., Wilson, & Lorraine M.
Rahayu. .(2015). Pengaruh Pemberian (2005). Patofisiologi : Konsep
Latihan Range Of Motion Klinis Proses – Proses Penyakit.
Terhap Kemampuan Motorik Jakarta : EGC)
Pada Pasien Post Stroke di
RSUD Gambiran.jurnal Smeltzer& Bare.(2012). Buku Ajar
keperwatan. Vol 6(2) Keperwatan Medikal Bedah
Bruner & Suddart Edisi
Rasyid, Al & Soertidewi, Lyna. 8.Jakarta:EGC
(2011). Manajemen Stroke
secara Komprehensif. Jakarta: Tatali,dkk. (2018). Hubungan
FKUI Dukungan Keluarga Dengan
Riyanto,R.,& Ageng,B.(2017). Tingkat Kemandirian Activity
Pengaruh Sbytpe Stroke Daily Living (ADL) Pada
Terhadap Terjadinya Pasien Pasca Stroke Di
Demensiia Vascular Pada Poliklinik Neurologi RSU
Pasien Post Stroke Di Rsud GMIM Pancaran Kasih
Prod Dr Margono Manado.E-Jouranl
Soekaijo.Medisains Keperawatan.Voleme 6 No.1

Riskesdas.(2018). Hasil Utama Tri Puji.(2010). Hubungan Antara


Riskesdas. Kementrian Pengetahuan Keluarga Tentang
Kesehatan RI : Badan Penyakit Stroke Dengan
Kesiapan Keluarga Menerima
Penelitian Dan Pengembangan
Kembali Penderita Stroke Di
Kesehatan
Rumah Sakit Panti Wilasa
Citarum Semarang
Valery, Feigin. (2004).Stroke. Jakarta
: PT. Buhana Ilmu Populer.
Yayasan Stroke Indonesia. (2013).
Angka Kejadian Stroke
Meningkat Tajam. Diakses Pada
Tanggal 1 Juli 2019 Dari
Http://Www.Yastroki.Or.
World Health Organization.(2013).
The Atlas Of Heart Disease
And Stroke. Diakses Pada
Tanggal Dari:
Http://Www.Who.Int/Cardiova
scula
R_Diseases/Resources/Atlas/E
n

Wicaksono.,Primadita. (2017)
.Upaya Peningkatan Mobilitas
Fisik Pada Pasien Stroke Non
Hemoragik
Widodo.,Agung.(2009) Hubungan
Antara Pengetahuan Dan Sikap
Keluarga Dengan Keterlibatan
Dalam Mobilisasi Dini Pasien
Stroke Di RSU Islam Kustati
Surakarta.

Yeyen.,Mohammad. (2013).
Hubungan Pengetahuan
Perawat Dengan Pelaksanaan
Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Stroke Di Rumah Sakit
Umum Daerah Pohawato
Tahun 2012.

Yulianto.,Indra Prestian. (2017).


Gambaran Keluaraga Dalam
Merawat Pasien Pasca Stroke
Di Rumah Di Wilayah Kerja
Psukesmas Gamping I Sleman.

Anda mungkin juga menyukai