Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena dengan bimbingan dan
petunjuk-Nya dapat diselesaikan tugas makalah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Yang bertujuan
sebagai salah satu tugas perkuliahan.
Penulis menyadari betul bahwa apa yang disajikan dalam tugas ini masih banyak terdapat
kekurangannya baik menyangkut isi maupun penulisan, kekurangan-kekurangan tersebut
terutama disebabkan kelemahan dan keterbatasan pengetahuan maupun kemampuan penulis
sendiri. Hanya dengan kearifan dan bantuan dari berbagai pihak untuk memberikan teguran,
saran dan kritik yang konstruktif kekurangan-kekurangan tersebut dapat diminimalisir
sedemikian mungkin sehingga tugas ini dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi
pembaca.
Dengan kesempatan ini penulis ingin menghaturkan ucapan terimakasih kepada dosen
pembimbing Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, mudah-mudahan tugas ini memberikan manfaat
kepada kita dan diridhai- Nya. Aamiin.
Kelompok 3
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................1
DAFTAR ISI...............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................15
B. Saran ............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................16
2
BAB I
PENDAHULUAN
Rendahnya sikap toleransi atau menghargai terhadap sesama ternyata dapat berimbas pada
berbagai aspek kehidupan. Dikutip dari Solo Pos (Selasa, 07/8/2012), Solo-Sungguh
memprihatinkan ulah para pelajar. Gara-gara tersinggung setelah diingatkan agar tak menggoda
seorang siswa perempuan, sekelompok siswa SMP mengeroyok kakak kelas yang
memperingatkan mereka. Akibat aksi ini si kakak kelas pun terkapar di rumah sakit
(Muhammad Khamdi : http://www.solopos.com/2012/08/07/perkelahian-pelajar-waduuuh-
gara-gara-tak-terima-ditegur-pelajar-smp-keroyok-kakak-kelas-317118). Melihat fakta
tersebut, untuk mendorong dan membentuk sikap menghargai memang bukanlah hal yang mudah
untuk dilaksanakan akan tetapi segala sesuatunya harus dibiasakan sejak dini. Oleh karena itu,
diperlukan usaha sadar berbagai pihak. Guru juga harus mampu menjadi teladan yang baik bagi
para peserta didik. Menghormati dan menghargai orang lain harus dilakukan tanpa memandang
derajat, status, jenis kelamin, agama orang tersebut. Cara yang bisa diwujudkan untuk
menghargai pendapat orang lain misalnya saja dengan tidak mencela pendapat orang, mampu
menerima kritik dan saran, memberikan penghargaan terhadap orang lain yang berhasil. Dengan
demikian akan tercipta keadilan, kerjasama yang baik antar perserta didik.
B. Tujuan
1) Untuk mengetahui bagaimana cara menghargai pendapat orang lain secara baik dan
benar.
2) Untuk dapat mengetahui bagaimana cara menyikapi pendapat orang lain yang
bertentangan dengan pendapat kita secara baik.
C. Manfaat
1) Agar dapat mengetahui bagaimana cara menghargai pendapat orang lain secara baik dan
benar.
2) Sebagai tugas mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Manusia dikatakan mahluk sosial yaitu mahluk yang di dalam hidupnya tidak bisa
melepaskan diri dari pengaruh manusia lain. Manusia dikatakan mahluk sosial, juga di karenakan
pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain. Ada
kebutuhan sosial (social need) untuk hidup berkelompok dengan orang lain. Seringkali didasari
oleh kesamaan ciri atau kepentingan masing-masing. Misalnya, orangkaya cenderung berteman
dengan orang kaya. Orang yang berprofesi sebagai artis, cenderung mencari teman sesama artis.
Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia membutuhkan orang lain dan lingkungan
sosialnya sebagai sarana untuk bersosialisasi. Bersosialisasi disini berarti membutuhkan
lingkungan sosial sebagai salah satu habitatnya maksudnya tiap manusia saling membutuhkan
satu sama lainnya untuk bersosialisasi dan berinteraksi.
Manusia pun berlaku sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan dan
keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat tinggalnya.Manusia bertindak sosial dengan cara
memanfaatkan alam dan lingkungan untuk menyempurnakan serta meningkatkan kesejahteraan
hidupnya demi kelangsungan hidup sejenisnya. Namun potensi yang ada dalam diri manusia itu
hanya mungkin berkembang bila ia hidup dan belajar di tengah-tengah manusia. Untuk bisa
berjalan saja manusia harus belajar dari manusia lainnya. Dapat disimpulkan, bahwa manusia
dikatakan sebagai mahkluk sosial dengan beberapa alasan, yaitu:
1. Menurut KBBI : Makhluk sosial adalah manusia yang berhubungan timbal balik dengan
manusia lain.
2. Menurut Elly M. Setiadi : Makhluk social adalah makhluk yang didalam hidupnya tidak
bias melepaskan diri dari pengaruh orang lain.
3. Menurut Dr. Johannes Garang : Makhluk social adalah makhluk berkelompok dan tidak
mampu hidup menyendiri.
4. Menurut Aristoteles : Makhluk sosial merupakan zoon politicon, yang berarti menusia
dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain.
5. Menurut Liturgis : Makhluk sosial merupakan makhluk yang saling berhubungan satu
sama lain serta tidak dapat melepaskan diri dari hidup bersama.
4
B. Karakteristik Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Meskipun memiliki tanggung jawab yang penuh terhadap dirinya sendiri, manusia juga
membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini dilakukan dengan
bersosialisasi atau bermasyarakat dengan manusia lainnya. Dorongan dari lahir memaksa mereka
untuk selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk di masyarakat, sehingga dengan
sendirinya mereka akan berinteraksi dengan masyarakat.
Ciri manusia sebagai makhluk sosial adalah dengan adanya interaksi sosial dalam
hubungannya dengan manusia lain. Secara garis besar, ada beberapa faktor personal yang
mempengaruhi interaksi manusia dengan manusia lainnya, yaitu tekanan emosional, harga diri,
dan isolasi sosial.
A. Tekanan emosional
Tekanan emosional yang tinggi membuat manusia bersimpati dan berempati
dengan apa yang terjadi pada manusia lainnya, sehingga mendorong mereka untuk
membantu manusia tersebut keluar dari permasalahannya ataupun ikut merasakannya.
B. Harga diri
Harga diri mendorong manusia untuk berinteraksi dengan orang lain. Ketika
kondisi harga diri mereka rendah, maka mereka akan terpacu untuk melakukan hubungan
dengan orang lain karena pada kondisi ini mereka membutuhkan dukungan atau kasih
sayang dari orang lain untuk bangkit dari masalahnya.
C. Isolasi sosial
Isolasi sosial memaksa seseorang untuk bersoasialisasi dengan manusia lainnya
yang memiliki pemikiran yang sepaham agar terbentuk interaksi sosial yang harmonis.
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa alasan mengapa
manusia disebut dengan makhluk sosial. Adapun alasan – alasannya adalah sebagai berikut :
1. Suka bergaul.
2. Suka bekerja sama.
3. Hidup berkelompok.
4. Memiliki kepedulian terhadap orang lain.
5. Tidak bisa hidup sendiri.
5
Ciri- ciri Manusia Sebagai Mahkluk Sosial yang Bermoral .
1. Manusia memiliki toleransi dan kepedulian terhadap orang lain ketika bersosialisasi.
Sosial Ada berbagai pemahaman terhadap Manusia, yang paling umum adalah tiga
pemahaman di bawah ini :
Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan bersama
Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan. Pada zaman modern seperti saat ini manusia memerlukan
pakaian yang tidak mungkin dibuat sendiri. Tidak hanya terbatas pada segi badaniah saja,
manusia juga mempunyai perasaaan emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan
mendapat tanggapan emosional dari orang lain pula. Manusia memerlukan pengertian, kasih
sayang, harga diri pengakuan, dan berbagai rasa emosional lainnya.
6
Tanggapan emosional tersebut hanya dapat diperoleh apabila manusia berhubungan dan
berinteraksi dengan orang lain dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat.
Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang dapat
menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat yang khas yang
dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant mengatakan, "Manusia hanya dapat menjadi manusia
karena pendidikan". Jadi jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia dalam
arti yang sebenarnya. Hal ini telah terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian terhadap
anak terlantar. Hal tersebut memberi penekanan bahwa pendidikan memberikan kontribusi bagi
pembentukan pribadi seseorang. Dengan demikian manusia sebagai makhluk sosial berarti
bahwa disamping manusia hidup bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah, manusia juga
hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan rohani.
Menurut kodratnya, manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain
itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam
hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan
manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya
dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam
kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada
dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak
akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Tanpa bantuan
manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain,
manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan
seluruh potensi kemanusiaannya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa
alasan, yaitu :
7
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kasus Masalah
Sangat banyak kasus perselisihan yang disebabkan adanya perbedaan pendapat antara
seseorang dengan orang lain, Atau kelompok satu dengan kelompok lainnya. Hal ini terjadi
kurang adanya kesadaran dalam diri tentang Pentinganya menghargai pendapat Orang lain. Salah
satu contoh kasus yang terjadi adalah yang Dikutip dari Solo Pos (Selasa, 07/8/2012), Solo –
Sungguh memprihatinkan ulah para pelajar. Gara-gara tersinggung setelah diingatkan agar tak
menggoda seorang siswa perempuan, sekelompok siswa SMP mengeroyok kakak kelas yang
memperingatkan mereka. Akibat aksi ini si kakak kelas pun terkapar di rumah sakit (Muhammad
Khamdi : http://www.solopos.com/2012/08/07/perkelahian-pelajar-waduuuh-gara-gara-tak-
terima-ditegur-pelajar-smp-keroyok-kakak-kelas-317118).
Menghargai pendapat orang lain sudah selayaknya diajarkan sedari dini. Dikarenakan
Mengalahkan egoisme pribadi merupakan sikap dimana belajar toleran terhadap pendapat orang
lain. Betapa pentingnya menjalankan hidupa penuh toleransi ditengah-tengah kemajemukan, mau
mendengar dan menerima pendapat orang lain, lalu mempertimbangkannya secara cermat.
Manakala pendapat orang itu lebih tepat, benar, dan mendasar, sementara pendapat kita sendiri
tidak demikian, maka hendaklah mengakui dan menerimanya dengan kebesaran hati, apa lagi
pendapat tersebut didukung dengan fakta dan bukti yang kuat, sehingga tidak ada alasannya bagi
kita untuk tidak menerima argumentasi tersebut, disinilah dibutuhkan kearifan dan kebesaran
jiwa.
Ukuran pergaulan hidup antar sesama manusia pada hakikatnya bukanlah diukur dari
menang-menangan, atau siapa yang kuat dialah yang paling benar dan yang paling berpengaruh
omongannyalah yang paling didengar. Sama sekali tidaklah demikian, anak kecil yang berkata
benar saja pendapatnya perlu didengar, seperti yang dikatakan orang bijak, "Jangan lihat siapa
yang mengatakan, tetapi perhatikanlah apa yang dikatakan." Jadi perkataan yang baik dan benar
hendaklah diakui dengan benar, sekalipun kebenaran itu relatif sifatnya, namun kearifan pribadi
sangat diperlukan untuk mengakuinya, demi untuk mengalahkan egoisme dalam diri yang selalui
menguasai kita.
Memang selama kita masih hidup didunia ini, egoisme itu tetap saja selalu ada, dan selalu
kita temukan manusia yang egois. Menjalin persahabatan dengan orang-orang egois, tidaklah
salah, kalau niat kita untuk mengingatkannya. Tetapi kalau tidak ada niat untuk mengingatkan
dirinya, maka tak mustahil penyakita egoisnya akan berpindah kepada kita. Tidak ada sebuah
pertemanan yang tidak memberikan manfaat, sekalipun berteman dengan orang egois, karena apa
pun yang diciptakan Tuhan tidak ada yang tidak bermanfaat, tergantung bagaimana kita
menyikapi dan mengambil manfaatnya.
8
B. Solusi Masalah
Adapun beberapa cara kita melatih diri agar dapat menghargai pendapat orang lain menurut
kelompok kami adalah sebagai berikut:
Ada 3 metode yang dapat kita lakukan untuk dapat melatih diri agar dapat menghargai
pendapat orang lain, Yaitu:
10
7 Hargai milik orang lain.
Menggunakan properti orang lain seenaknya adalah tindakan yang tidak sopan
dan tidak bijaksana. Mintalah izin sebelum menggunakan properti orang lain. Jika tidak,
Anda bisa dituduh mencuri.
11
berhak dihormati sebagai sesama manusia dan sikap ini harus tercermin melalui cara anda
memberikan argumentasi. Jangan menghina orang lain sewaktu berdebat. Anda boleh
mengatakan, "Aku tidak sependapat denganmu", tetapi jangan menyerangnya secara
pribadi dengan kata-kata, "Dasar goblok!". Jika situasi memanas, hentikan perdebatan
agar keadaan tetap terkendali dan Anda tidak mengucapkan sesuatu yang akhirnya
disesali. Alih-alih mencapai apa yang diinginkan, Anda hanya mendapat musuh baru jika
merendahkan orang lain.
7) Jangan bergosip.
Salah satu tindakan tercela yang sering dianggap biasa adalah bergosip, tetapi
perilaku ini merupakan kebiasaan buruk. Hal ini terjadi karena orang yang digosipkan
dianggap layak menjadi bahan pembicaraan, alih-alih sebagai individu yang memiliki
perasaan dan bisa sakit hati. Bahkan, orang-orang yang paling menjengkelkan atau
memuakkan tidak boleh diperbincangkan untuk menyenangkan hati orang lain.Jika tidak
bisa mengatakan hal yang baik, lebih baik diam.
12
9) Hormati orang lain meskipun ia tidak menghormati Anda.
Meskipun hal ini sulit dilakukan, tetaplah bersabar dan rendah hati agar Anda
menjadi pribadi yang layak diteladani. Jika seseorang bersikap kasar atau jahat kepada
Anda, lindungi diri sendiri, tapi jangan ikut-ikutan merendahkan diri dengan
menunjukkan sikap yang sama.
a) Menghargai Diri Sendiri
1. Tunjukkan respek kepada orang-orang yang memiliki otoritas.
Orang-orang tertentu layak dihormati secara khusus karena posisi atau jabatannya,
misalnya kepala sekolah, pemberi kerja, pimpinan gereja, gubernur, raja, atau ratu. Mereka
diangkat menjadi pemimpin karena mampu menampilkan diri sebagai orang bermartabat yang
layak dihormati. Tunjukkan respek kepada mereka sesuai tata krama yang berlaku, misalnya
menyapa kaisar dengan sebutan "Yang Mulia" atau membungkukkan tubuh saat bertemu ratu.
Orang yang berusia lebih tua juga harus dihormati secara khusus. Tunjukkan respek
kepada orang tua, kakek dan nenek Anda, serta anggota komunitas yang usianya lebih tua karena
mereka memiliki lebih banyak pengalaman dan pengetahuan yang berharga.
Pastikan Anda mampu menentukan orang-orang yang pantas dihormati secara khusus.
Jika seseorang melakukan tindakan tercela sehingga tidak pantas dihormati, Anda bebas
menentukan sikap. Adakalanya, dengan menolak kepimpinan orang tersebut, Anda justru
menghargai diri sendiri dan bawahan yang terdampak olehnya.
Jika Anda menjadi pimpinan, tunjukkan respek kepada orang-orang yang memercayai
Anda dengan bersikap sopan dan baik kepada mereka. Jangan menuntut mereka menghormati
Anda mentang-mentang Anda memegang posisi pimpinan. Jadilah pemimpin yang layak
diteladani, alih-alih membuat bawahan menghormati Anda karena terpaksa.
Anda adalah pribadi berharga sehingga layak dihormati. Oleh sebab itu, perlakukan diri
sendiri sebagaimana Anda memperlakukan teman. Setiap kali Anda memikirkan hal negatif
tentang diri sendiri atau ingin melakukan sesuatu yang merugikan diri sendiri, bayangkan
dampaknya jika Anda melakukannya kepada teman. Ingatlah bahwa Anda adalah teman paling
baik untuk diri sendiri.
"Mendahulukan orang lain" adalah prinsip yang baik, tetapi terapkan secara realistis. Pastikan
Anda memprioritaskan pemenuhan kebutuhan primer (makanan, tidur, kesehatan mental) diri
sendiri sebab Anda bisa menolong orang lain apabila kebutuhan diri sendiri sudah terpenuhi.
Agar Anda mampu menghormati orang lain dengan tulus, bayangkan Anda mengalami
apa yang mereka rasakan dan berusahalah memahami perspektifnya. Anda bisa bersikap sopan
13
kepada orang lain tanpa merasa peduli, tetapi respek yang tulus berkembang jika Anda mampu
berempati yang artinya mampu merasakan apa yang orang lain rasakan. Berusahalah menyadari
bahwa semua orang terhubung satu sama lain dan bumi adalah rumah kita bersama. Saling
menghormati adalah cara menjalin hubungan baik dengan sesama sehingga dunia menjadi
tempat tinggal yang nyaman dan menyenangkan bagi semua orang.
Catatan kecil :
Menghormati perbedaan bukan berarti menoleransi perilaku yang merugikan orang lain.
Contohnya, Anda tidak perlu menghormati atau menoleransi orang-orang yang berpendapat
bahwa suku atau pemeluk agama tertentu harus dibunuh. Menghargai sesama dan menjaga
kedamaian jauh lebih penting daripada menghormati penganut paham radikal.
14
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sangat banyak kasus perselisihan yang disebabkan adanya perbedaan pendapat antara
seseorang dengan orang lain, Atau kelompok satu dengan kelompok lainnya. Hal ini terjadi
kurang adanya kesadaran dalam diri tentang Pentinganya menghargai pendapat Orang lain.
Adapun beberapa cara kita melatih diri agar dapat menghargai pendapat orang lain menurut
kelompok kami adalah bersikaplah baik dan santun kepada orang lain, bersikaplah sopan kepada
orang lain, jangan melakukan diskriminasi, hormati orang yang berbeda keyakinan dan pendapat,
tunjukkan respek saat berada di tempat umum, hargai bumi dan semua makhluk hidup, hargai
milik orang lain, dan hargai area personal. Menghormati perbedaan bukan berarti menoleransi
perilaku yang merugikan orang lain. Menghargai sesama dan menjaga kedamaian jauh lebih
penting daripada menghormati penganut paham radikal.
B. SARAN
Perlakukanlah orang sebagaimana kamu ingin diperlakukan. Jika kita ingin dihargai, maka
hargailah orang terlebih dahulu agar orang lain bisa menghargainya juga. Begitu juga dengan
pendapat, tidak ada salahnya untuk bisa menghargai pendapat orang lain tanpa menjatuhkan
ataupun mengintimidasi.
15
DAFTAR PUSTAKA
Dermawan, S. dkk. (2016). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Medan: Percetakan Unimed.
Hantono, D., Pramitasari, D. (2018). Aspek Perilaku Manusia sebagai Makhluk Individu
Setiadi, E., dkk. (2006). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana.
16