Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ANTROPOLOGI

“Pengaruh Budaya Lokal Dalam Menyelesaikan Konflik Antar Agama”

DISUSUN OLEH:
NAMA :ITHA LESTARI
NIM : L1A017059
KELAS : SHM 8

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MATARAM
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kita nikmat dan karunianya
sehingga kita semua dapat menjalankan aktivitas kita sehari-hari, khususnya kami yang dengan
karunianya lah, kami dapat menyelesaikan penulisan makalah pada mata kuliah Antropologi
dengan tema “Pengaruh Budaya Lokal Dalam Menyelesaikan Konflik Antar Agama” ini.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa ummat islam keluar dari gelap gulitanya zaman jahiliyah menuju benderangnya
hidayah islamiyah.

Kami sangat menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan ketidak sempurnaan,baik dari segi penulisan maupun ketajaman analisis
permasalahan didalamnya, Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
kami harapkan guna kesempurnaan dalam penulisan makalah pada masa yang akan datang. Dan
akhiranya kami mengucapkan terimaksih yang sebesar-besarnya atas kesedia’an
bapak/ibu/saudara untuk membaca makalah kami. Serta mohon ma’af atas segala
kekurangannya.

Mataram, 25 April 2017

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Agama sebagai suatu keyakinan dan akidah yang dapat dijadikan sebagai suatu acuan
atas segala tindak kebaikan para pemeluknya merupakan sebuah hal yang sangat suci dan sacral
ditengah kehidupan masyarakat. Sehingga keberadaan agama dalam suatu masyarakat menjadi
sangat penting dan selalu berada pada posisi utama diantara aspek kehidupan manusia lainnya.
Selain itu agama juga mampu menjadikan para pemeluknya melakukan hal apapun yang
diperintahkan didalam ajarannya. Karena masing masing agama selalu dianggap sebagai sumber
kebaikan yang tidak ada satupun kekeliruan didalamnya. Namun, disamping agama memilki
fungsi untuk menjadi sumber kebaikan bagi ummat manusia, agama juga seringkali dapat
menimbukan konflik dan gejala disintegrasi. Hal demikian disebabkan karena keberadaan agama
didunia ini tidaklah sejenis, akan tetapi berbagai macam jenis, sehingga antara agama yang satu
dengan yang lain memliki doktrin keyakinan dan ritualisasi peribadatan yang berbeda. Perbedaan
yang ada ditengah kehidupan beragama itulah yang menyebabkan para pemeluk agama sering
mengalami konflik.
Konflik yang terjadi antar agama, menjadi sebuah hal yang marak terjadi ditengah
kehidupan ummat beragama, terutama bagi agama-agama yang memilki tingkat fanatisme tinggi
dan tergolong sebagai agama missionaris (agama dakwah), hal tersebut dapat kita lihat dari
beberapa fenomena konflik antar agama yang terjadi dibeerbagai belahan dunia, seperti ditimur
tengah, erofa, amerika dan bahkan Negara Negara asia seperti Indonesia dan sekitarnya.
Fenomena munculnya konflik antar ummat beragama ini tentu oleh sebagian besar kalangan
dianggap sebagai sebuah isu yang sangat menakutkan serta menarik untuk ditelusuri apa
penyebab dan solusi yang bisa ditawarkan untuk menyelesaikannya, sehingga tepat sekali jika
pada makalah ini penulis ingin meyampaikan terkait dengan bagaiman cara menyelesaikan
konflik antar agama melalui pendekatan budaya atau kearifan local (local wisdom).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah Latar belakang terjadinya konflik antar ummat beragama.?
2. Bagimanakah pengaruh budaya local dalam menyelesaikan konflik antar ummat beragama.?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa saja latar belakang terjadinya konflik antar ummat beragama
2. Menjelaskan bagaimana pengaruh yang diberikan oleh budaya local dalam
menyelesaikan konflik antar ummat beragama

D. MANFAAT
1. Kita dapat mengetahui apa latar belakang terjadinya konflik antar agama, serta memahami
bagaimana proses dan penyebab terjadinya.
2. Kita dapat mengetahui apa saja jenis konflik antar agam yang pernah terjadi, serta bagaimana
pengaruh budaya local untuk menyelesaikannya.
3. Memperoleh tambahan referensi terkait konflik antar ummat beragama
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Terjadinya Konflik Antar Ummat Beragama


Sebagai sebuah ajaran yang dianggap sacral dan suci bagi para pemeluknya, agama
tentunya memiliki tempat yang paling istimewa dalam kehidupan ummat manusia, hal
demikian menyebabkan para pemeluk agama menjadi memilki kepatuhan yang sangat tinggi
terhadap agama yang diyakininya. Hal tersebut dapat kita buktikan dengan melihat aktivitas
para ummat beragama yang rela menghabiskan waktu, tenaga dan bahkan hartanya hanya
demi ingin mendapatkan predikat ketaatan terhadap agamanya, dan itu semua terjadi karena
semua ummat beragam sangat meyakini bahwa apapun yang dilakukan untuk memenuhi
tunutunan agamanya pasti akan mendapatkan balasan yang setimpat dari Tuhan yang maha
kuasa. Sehingga dari hal itulah para pemeluk agama menjadi memilki kepatuhan buta
terhadap agama yang diyakininya. Dari tingkat keyakinan yang tinggi para pemeluk agama
itu, seringkali muncul sebuah sikap fanatisme terhadap kebenaran gama sendiri dan cenderung
merendahkan atau bahkan menghina agama yang lain. Sehingga dari hal itu juga konflik antar
agama mulai muncul dan berkembang seiring dengan sikap fanatisme para pemeluknya.
Secara terperinci, ada beberapa hal yang sangat berpotensi menyebabkan terjadinya
konflik antar ummat beragama, diantaranya adalah:
1. Perbedaan doktrin dan sikap mental
Semua agama pasti mengajarkan kepada ummatnya, bahwa agama yang ia anut
adalah agama yang paling benar, dan paling bisa memberikan jaminan keselamtan
terhadap para pemeluknya. Sehingga seakan agama lain yang ada diluar agamanya
dianggap tidak baik dan memilki kesesatan yang bisa menjerumuskan pemeluknya
kejalan yang buruk. Dari pemahaman itulah ketika ada agama lain yang mencoba
mengganggu ketentraman agamanya, mereka menjadi mudah untuk terlibat dalam
konflik.

2. Perbeda’an suku dan ras pemeluk agama


Sama agama belum tentu kehidupan para pemeluknya akan akur dan bisa berjalan
berdampingan, akan tetapi perbedaan suku dan ras antar pemeluk agama juga menjadi
penyebab yang sangat potensial untuk menciptakan konflik antar maupun inter
ummat beragama.
3. Masalah mayoritas dan minoritas ummat beragama
Selain persoalan doktrin dan kebudayaan yang berbeda, persoalan mayoritas dan
minoritas juga seringkali menjadi problema ditengah kehidupan ummat beragama, hal
itu disebabkan karena masing masing pemeluk agama ingin dikatakan sebagai pihak
yang superior dan mampu menguasai agama lain, sehingga dari hal itu konflik antar
ummat beragama sangatlah rentan terjadi.

B. Upaya Mengatasi Konflik Antar Ummat Beragama Melalui Budaya Lokal

Sebelum kita memahmi apa itu budaya secara lebih jauh, terlebih dahulu kita harus
memahami apa itu kebudayaan, Kata Kebudayaan berasal dari bahasa sangsakerta
yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari kata “buddhi” yang berarti akal atau budi.
sementara itu secara istilah budaya ialah suatu hasil karya, rasa dan cipta dari masyarakat yang
diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Kebudayaan berguna bagi manusia
untuk melindungi diri terhadap alam, mengatur hubungan yang terjadi antara manusia dan
sebagai wadah dari segenap perasaan manusia. Dari definsi budaya ini, kalau kita kaitkan dengan
konflik antar ummat beragama, maka tentu sangatlah tepat jika dikatakan bahwa budaya local itu
dapat menjadi media untuk mencegah terjadinya konflik antar ummat beragama, hal itu
disebabkan karena antara agama dengan budaya local yang ada disuatu daerah selalu berjalan
berdampingan, yang dimana doktrin keagamaan itu bisa menimbulkan sebuah sikap kebudayaan
ditengah masyarakat. Hal demikian dapat kita lihat dibeberapa kebudayaan yang bentuk dan
tujuannya di adopsi dari ajaran keagamaan. Misalnya: di daerah Lombok ada sebuah budaya
masyarakatnya yang dikenal dengan istilah perang topat, yaitu sebuah ritualisasi adat yang
mengkolaborasikan antara nilai nilai spiritual dengan nilai nilai kebudayaan, nilai spiritual pada
prosesi perang topat ini dapat dilihat dari tujuan diadakannya acara tersebut, yaitu untuk
memperkuat solidaritas social antara meluk agama islam dengan agama hindu. Selain itu aspek
kebudayan pada acara ini dilihat dari segi tata cara dan waktu pelaksanaannya, yang dimana
acara perang topat ini biasanya dilakukan pada waktu khusus menurut penanggalan masyarakat
sasak.
Berkaitan dengan perang topat diatas, tentu sangat terlihat bagaimana peran dari budaya
local itu sangatlah penting didalam upaya untuk meminmalisir terjadinya konflik antar agama,
yang dimana ditengah tengah dua jenis agama besar yang ada dilombok, yaitu islam dan hindu
perang topat hadir untuk memupuk tali persaudaraan antara keduanya, sehingga kedua agama
tersebut bisa berjalan berdampingan dengan penuh rasa toleransi.

Secara lebih terperinci, ada beberapa hal yang menjadikan budaya local itu mampu
menyelesaikan konflik antar ummat beragama. Diantaranya adalah:

1. Adanya kesepakatan bersama para masyarakat yang memiliki kebudayaan


Setiap kebudayaan pasti terlahir karena adanya tujuan dan kesepakatan hidup bersama
para anggotanya, sehingga apapun yang menjadi jalan hidup yang mereka jalani akan
menjadi jalan yang harus mereka lalui secara bersama sama, karena pada hakikatnya
kebudayaan itu selalu mengajarkan kepada para anggotanya untuk bisa hidup bersama
secara baik dan tentram, hal ini tentu menjadi sebuah modal besar bagi para pemeluk agama
untuk bisa menerima setap perbedaan yang ada diantara mereka, karena meskipun secara
agama mereka berbeda, namu masih ada niali budaya yang dapt menyatukan mereka dalam
sebuah masyarakat.

2. Nilai Nilai Budaya Yang Bersumber Dari Ajaran Agama


Tak bisa dipungkiri, bahwa budaya yang saat ini berkembang ditengah masyarakat
banyak yang berasal dari ajaran agama, sehingga antara apa yang menjadi esensi dari sebuah
budaya tidak jauh berbeda dengan ajaran yang ada didalam sebuah agama, salah satu
contohnya adalah budaya Roah dikalangan ummat islam suku sasak, budaya roah
merupakan ritual agama yang dikemas dengan menggunakan unsur unsur kebudayaan, yang
dimana dalam pelaksanaanya Roah dilakukan dengan cara mengundang tetangga dan tokoh
agama untuk duduk bersama guna membacakan doa kepada sanak kelurga masyarakat yang
terlibat. Hal ini jika dilihat dari sudut pandang sosiocultural merupakan sebuah perpaduan
antara unsur agama dengan budaya yang dampaknya dapat meminimalisir konflik yang
mengatas namakan agama, karena interaksi social yang terbangun dalam acara Roah ini bisa
menimbulkan sikap solidaritas pada diri para pelakunya.
3. Budaya Sebagai Perekat Ditengah Masyarakat
Ditengah kebergaman suku, bangsa, ras, agama dan golongan yang ada ditengah
masyarakat, tentu potensi untuk terjadi konflik sangatlah besar. Akan tetapi dengan
adanya unsur unsur budaya yang ada dimasyarakat, baik itu yang berbentuk Bahasa,
kesenian, tradisi dan lain sebagainya mampu merekatkan dan mempersatukan perbedaan
yang ada. Hal ini tentu akan sangat berdampak terhadap para pemeluk agama dalam
menumbuhkan sikap toleransi dan rasa saling memahami dalam ketidaksamaan paham
yang mereka anut (Agree in Disagreement) sehingga konflik antar ummat beragama
menjadi lebih mudah terhindarkan.

Dari ketiga hal diatas, dapatlah dipahami bahwa peran budaya local itu sangatlah
besar dalam mencegah terjadinya konflik antar ummat beragama. Sehingga sebagai
ummat beragama yang baik dan sekaligus masyarakat yang berbudaya, sudah
sepantasnya kita harus mampu melestarikan setiap kebudayaan yang ada, sehingga segala
aspek kehidupan manusia akan mampu terjaga dengan baik atas dasar nilai nilai
kebudayaan yang ada.
KESIMPULAN
Agama adalah sebuah ajaran suci yang memilki posisi penting dalam kehidupan ummat
manusia, sehingga banyak diantara pemeluknya yang memilki tingkat fanatisme yang tinggi
terhadap agamanya, dari kefanatikan para pemeluk agama ini, muncullah berbagai macam
bentuk tindakan yang berdampak terhadap disintegrasi social .Akan tetapi, dibalik banyaknya
perbedaan yang ada pada pemeluk agama, budaya local hadir sebagai sebuah solusi untuk
menjawab persoalan konflik antar ummat beragama ini,
Ada beberapa hal yang menjadikan budaya local mampu menjadi solusi terhdap konflik
antara agama ini, antara lain adalah karena Adanya kesepakatan bersama para masyarakat yang
memiliki kebudayaan, Nilai Nilai Budaya Yang Bersumber Dari Ajaran Agama dan Budaya
Sebagai Perekat Ditengah Masyarakat, dari ketiga hal ini maka dapat dipastikan bahwa budaya
local akan sangat mampu menjadi solusi bagi konflik antar ummat beragama.
DAFTAR PUSTAKA
1. Soerjono Soekanto, 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Penerbit PT Raja Grafindo Persada :
Jakarta.
2. Setiadi, Elly M., Hakam, KA., Effendi, R. (2007). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta.
Kencana Prenada Media Group.
3. Sudibyo, L., Sudiatmi, T., Sudargono, A., Triyanto, B. (2013). Ilmu Sosial Budaya Dasar.
Yogyakarta.
4. Andi Offset. Sulaeman, M. (2012). Ilmu Budaya Dasar: Pengantar ke Arah Ilmu Sosial
Budaya Dasar/ISBD/Social Culture. Bandung. Refika

Anda mungkin juga menyukai