Anda di halaman 1dari 49

SPESIFIKASI TEKNIS

(Rencana Kerja & Syarat-syarat) 2

PASAL - I
PENDAHULUAN

1.1. URAIAN UMUM


1. Bentuk bangunan yang dimaksud harus sesuai dengan gambar yang telah ditetapkan
dengan Syarat - syarat Teknis sebagaimana tercantum dalam penjelasan syarat -
syarat Teknis di bawah ini.

1.2. PERSYARATAN UMUM


1. Lokasi Kegiatan/Proyek
Lokasi pekerjaan terletak di Jalan Haji Bau Makassar, sebagaimana dalam gambar
site plan.
2.Penggunaan Persyaratan Teknis
a). Persyaratan Teknis ini merupakan Pedoman dalam pelaksanaan-pelaksanaan
pekerjaan (yang disebut sebagai kegiatan) termasuk seluruh konstruksi dan
pekerjaan-pekerjaan lainnya sebagai suatu kesatuan yang tidak terpisahkan.
b). Kecuali disebutkan lain, maka setiap bagian dalam Persyaratan Teknis ini
berlaku
untuk seluruh konstruksi yang termasuk dalam pekerjaan kegiatan ini,
disesuaikan dengan gambar-gambar, keterangan-keterangan tambahan tertulis
dan perintah- perintah Direksi/Pengawas.
c). Semua pekerjaan yang ditentukan dalam Dokumen ini mengacu dan
harus mengikuti persyaratan dan Standard Nasional Indonesia (SNI), Standard
konsep Standard Normalisasi Indonesia (SK SNI), serta Peraturan-peraturan
Nasional dan Internasional lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan ini.
d). Standard-standard utama yang dipakai adalah standard-standard yang dibuat
dan berlaku resmi di negara ini, apabila tidak terdapat standard yang dapat
diberlakukan terhadap pekerjaan tersebut, maka harus digunakan Standard
Internasional yang berlaku atas pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak-
tidaknya standard dari negara produsen bahan yang menyangkut pekerjaan
tersebut yang diberlakukan.
e). Gambar denah, potongan-potongan dinyatakan dalam gambar rencana dan
dijelaskan pula dalam gambar detail lengkap dengan ukurannya. Dan apabila
terdapat ketidak jelasan dalam ukuran pada gambar, maka Pemborong wajib
meminta penjelasan dan petunjuk kepada Direksi/Pengawas Teknik sebelum
pekerjaan dilaksanakan.

1.3. PERATURAN YANG BERLAKU


Untuk pelaksanaan pekerjaan ini digunakan ketentuan-ketentuan peraturan dan
standar secara umum dalam perencanaan seperti yang
tercantum dibawah ini :
1. Keputusan Presiden RI. Nomor 42 Tahun 2002
2. Surat Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah RI Nomor :
339/KPTS/M/2003 tanggal 31 Desember 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi oleh Instansi Pemerintah.
3. Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah RI. No. : 332/KPTS/ M/2002
Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara
4. Peraturan Presiden RI Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah
5. Peraturan Menteri Nomor 45-PRT-M-2018 tentang pedoman teknis
bangunan Gedung negara
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007, Direktorat
Penataan bangunan dan Lingkungan Tanggal 27 Desember 2007
7. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983.
8. Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1981 beserta
Pedomannya
9. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia disingkat PUBI-1982
10. Peraturan Beton Indonesia disingkat SK SNI 03-2847-2002
11. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) tahun 1971
12. Peraturan Beton Bertulang Indonesia SK SNI T-15-1991-03
13. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia ( PPBBI - 1983 )
14. Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia disingkat PKKI-NI-1961.
15. Peraturan Cat Indonesia – N4.
16. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 1977
Peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Umum Listrik Negara
17. Pedoman Plumbing Indonesia, tahun 1979.
18. Peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum.
19. Peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Umum Telekomunikasi.
20. Peraturan Dinas Pemadam Kebakaran.
21. Peraturan yang dilakukan oleh Dewan Normalisasi Indonesia :
N-1.3. : Peraturan Umum untuk pemeriksaan bahan bahan bangunan dan
pelaksanaan pembangunan di Indonesia (PUBB) 1956
N-1.4. : Peraturan Cat Indonesia
N-1.6. : Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL) 1977 dan
International Electrotechnical Commission (IEC)
N-1.8. : Peraturan Cement Portland
N-1.10. : Peraturan Bata Merah sebagai bahan bangunan
N-1.143-53. : Pengawetan kayu untuk bangunan rumah dan gedung
22. Pedoman Tata Cara Penyelenggaraan Pembangunan Bangunan Gedung Negara oleh
Departemen Pekerjaan Umum.
23. Standard Industri Indonesia ( SII ).
24. Algemene voorwearden voor de uitvoering bij aaneming van openbare warken,
yang disahkan dengan Surat Keputusan Pemerintah Hindia Belanda nomor 28
tanggal 9 Mei 1941 dan tambahan lembaran Negara nomor 14571 (khusus pasal-
pasal yang masih berlaku).
25. Untuk bahan bahan yang tidak dan belum ada peraturannya di Indonesia dipakai
syarat-syarat yang ditentukan oleh pabrik bahan bahan tersebut
26. undang-undang dan peraturan-peraturan pemerintah umumnya dan pemerintah
daerah khususnya yang berlaku untuk pelaksanaan pekerjaan pemborongan.
27. Algemene Vooschreften voor Drinkweter Instalatie (A.V.W.I)
28. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan tertulis yang diberikan pengawas
pekerjaan untuk mencapai tujuan pembangunan
29. Apabila ternyata terdapat revisi terakhir dari peraturan-peraturan tersebut
diatas, maka revisi terakhir yang menjadi acuan dalam pelaksanaannya. Demikian
pula apabila bertentangan dengan Spesifikasi Teknik ini maka yang berlaku
adalah instruksi/ keputusan Direksi Pengawas.

1.4. KETENTUAN KHUSUS


Untuk melaksanakan pekerjaan ini berlaku dan mengikat pada :
a. Gambar bestek yang dibuat oleh Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh
Pengguna Barang Jasa dan unsur teknis termasuk juga gambar - gambar detail yang
dibuat sudah disahkan / disetujui Pengawas lapangan.
b. Rencana Kerja dan Syarat - syarat ( RKS ).
c. Peraturan/ketentuan lain yang dikeluarkan oleh lnstansi Pemerintah setempat, yang
bersangkutan dengan permasalahan bangunan pemerintah.

1.5. KUALITAS BAHAN DAN PEKERJAAN


Kualitas Bahan dan Pekerjaan harus memberikan penampilan dan kesan yang rapi dan
baik. Untuk itu tenaga kerja yang digunakan harus berpengalaman dibidangnya,
terampil dan cakap.
Apabila diperintahkan oleh Direksi Pengawas, Pelaksana harus membuat
pembukaan/pembongkaran pada pekerjaan dan/atau bahan agar dapat diadakan
pemeriksaan.
Apabila dalam pemeriksaan itu Direksi Pengawas menemukan kesalahan, kerusakan
atau cacat-cacat lain, Pelaksana harus segera membongkar dan memperbaikinya
sampai pada kondisi yang sesuai dengan spesifikasi ini, dan harus memikul biaya yang
diperlukan untuk pembukaan/pembongkaran pemeriksaan dan perbaikan tersebut.

1.6. PEMERIKSAAN PEKERJAAN DAN PENGAMANAN


1.6.1. Peralatan Pelaksanaan
Pelaksana harus mengadakan dan menyiapkan semua peralatan pelaksanaan
yang diperlukan dalam jumlah yang cukup dan kondisi yang baik dan siap pakai,
agar terjamin adanya kualitas pekerjaan yang baik dan memenuhi persyaratan
dan laju pekerjaan yang memadai, hingga seluruh pekerjaan dapat diselesaikan
dalam waktu yang tepat seperti ditentukan dalam pelelangan.
Apabila ternyata peralatan yang digunakan menurut pendapat Direksi Pengawas
tidak efisien pengoprasiannya atau tidak sesuai kegunaannya atau jumlahnya
kurang, hingga mutu pekerjaan yang dihasilkan tidak sesuai dengan persyaratan
atau laju pekerjaannya tidak memadai, Direksi Pengawas berhak memerintahkan
Pelaksanauntuk mengganti atau menambah peralatan dan Pelaksana harus
mentaatinya.
Kegagalan Direksi dalam perintahnya pada Pelaksana, tidak membebaskan
Pelaksanadari tanggung jawabnya atau pemenuhan kualitas pekerjaan dan laju
pekerjaan seperti yang diuraikan dalam Dokumen Kontrak.

1.6.2. Perlindungan terhadap Bangunan dan Utilitas


Pelaksana bertanggung jawab atas perlindungan terhadap semua bangunan dan
utilitas yang ada disekitar pembangunan, baik milik pribadi maupun milik
negara/masyarakat termasuk semua sarana dan prasarananya, baik yang tertera
dalam gambar maupun tidak.
Pelaksana harus mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu untuk
melindungi bangunan dari utilitas tersebut dari segala macam kerusakan-
kerusakan yang terjadi akibat kegiatan-kegiatan pelaksanaan oleh Pelaksana
harus diperbaiki oleh dan atas beban biaya Pelaksana, sesuai dengan kondisi
sebelumnya.
Dalam hal terjadi kerusakan, Pelaksana harus segera memberitahu pemilik
bangunan dan utilitas agar diperoleh kesepakatan tentang perbaikannya.
Pelaksana bertanggung jawab untuk memperoleh informasi semua bangunan
dan utilitas yang terletak didalam tanah. Prasarana yang ada disekitar dan
diperlukan oleh bangunan dan utilitas harus dijaga agar tetap berfungsi.
Kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat kegiatan pelaksanaan oleh Pelaksana
harus diperbaiki oleh dan atas beban biaya Pelaksana sesuai dengan kondisi
sebelumnya.

1.6.3. Penjagaan dan Pemeliharaan


Untuk pekerjaan yang sudah selesai, Pelaksanabertanggung jawab atas
penjagaan, perlindungan dan pemeliharaan terhadap pekerjaan-pekerjaan
atau bagian-bagian pekerjaan yang telah selesai seperti permukaan bagian
dalam/luar, perlengkapan peralatan dan lain-lainnya dari segala macam bentuk
noda/kotoran, kerusakan dan cacat-cacat lainnya selama masa Kontrak
berlangsung sampai pada saat pekerjaan diserahkan untuk pertama kalinya
kepada pemilik.
Persyaratan dan ketentuan khusus dibawah ini harus dianggap sebagai
standar kondisi akhir pekerjaan pada saat penyerahan pertama.
a. Halaman Bangunan
Setelah pekerjaan selesai, kecuali apabila Direksi berpendapat lain, Pelaksana
harus membongkar semua bangunan sementara, peralatan pelaksaan,
mesin-mesin, kelebihan bahan, puing-puing dan kotoran-kotoran lain dari
halaman bangunan. Pelaksana harus membuang bahan-bahan zat-zat
organik yang berada didalam, bawah dan sekitar bangunan dan melakukan
desinfektan terhadap dan bekas-bekasnya. Halaman bangunan harus
diserahkan dalam kondisi yang rapi dan memuaskan.
b. Permukaan Beton, Pasangan dan Logam
Pelaksana harus membersihkan secara cermat semua permukaan beton,
pasangan dan logam serta ceceran adukan, noda-noda bekas bocoran
pada beton bekas-bekas bekisting, ceceran aspal, cat dan lain-lain.
c. Plumbing dan Perlengkapannya
Pelaksana harus membersihkan pipa-pipa dan fittingnya dari kotoran dan
membersihkan dengan menggosok semua perlengkapannya, serta menjamin
bahwa fasilitas ini dapat berfungsi dengan baik.

1.7. PEMERIKSAAN, PENYEDIAAN BAHAN DAN BARANG


Bila dalam rencana kerja dan syarat disebutkan nama dan pabrik pembuatan dari suatu
bahan dan barang, maka hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahan dan barang
yang digunakan setiap penggantian nama bahan dan pabrik pembuatan dari suatu
bahan dan barang harus disetujui oleh perencana dan bila tidak ditentukan dalam
rencana kerja dan syarat serta gambar kerja, maka bahan dan barang tersebut
diusahakan dan disediakan oleh Pelaksanayang harus mendapat persetujuan dari
Pengguna Barang Jasa. Contoh bahan dan barang yang akan digunakan dalam
pekerjaan harus disediakan atas biaya Pelaksana, setelah disetujui pemberi tugas atau
direksi, dan dianggap bahwa bahan dan barang tersebut yang akan dipakai dalam
pelaksanaan pekerjaan nanti. Contoh bahan dan barang tersebut, disimpan oleh Direksi
Pengawas atau Pengguna Barang Jasa untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata
bahan dan barang yang dipakai tidak sesuai kualitas maupun sifatnya.
Dalam pengajuan harga penawaran, Pelaksana/Pelaksana harus sudah memasukan
jumlah keperluan biaya untuk pengajuan berbagai bahan dan barang. Tanpa
mengingat jumlah tersebut Pelaksana/Pelaksana tetap bertanggung jawab pula atas
baiya pengujian bahan dan barang yang tidak memenuhi persyaratan yang dibuat oleh
Pengguna Barang Jasa/Direksi Pengawas.

1.8. PERSYARATAN-PERSYARATAN LAIN YANG HARUS DIPENUHI


1.8.1. Catatan dan Laporan
Pelaksana harus selalu menjaga kelengkapan dan ketetapan catatan yang sesuai
dengan pelaksanaan dan memperoleh persetujuan Direksi. Semua catatan yang
berhubungan dengan pekerjaan selalu harus disiapkan untuk Direksi. Dan satu
set copy gambar lengkap dan spesifikasi harus selalu tersimpan dilapangan
pekerjaan. Pelaksanajuga harus membuat buku tamu yang akan melaporkan
tentang keperluan tamu tersebut.

1.8.2. Gambar sesuai Pelaksanaan (As Built Drawings)


Semua yang belum terdapat dalam gambar kerja baik karena penyimpangan,
perubahan atas perintah Pengguna Barang Jasa/Direksi Pengawas maka
pelaksana harus membuat gambar- gambar yang sesuai dengan apa yang
telah dilaksanakan yang jelas memperlihatkan perbedaan-perbedaan antara
gambar kerja dan pekerjaan yang dilaksanakan. Gambar tersebut harus
diserahkan dalam rangkap 3 (tiga), semua biaya pembuatan ditanggung oleh
Pelaksana/Pelaksana.

1.8.3. Foto-foto Mengenai Kemajuan Pekerjaan


Pelaksana harus mengambil foto lapangan sebelum pekerjaan dimulai, saat akan
mengajukan tagihan rutin atas pekerjaan yang telah dilaksanakan dan pada
tahap akhir. Foto-foto ini hendaknya dicetak berwarna dengan 2 (dua) copy
dan diserahkan dari waktu ke waktu kepada Direksi dalam bentuk album.

1.8.4. Keamanan Pembangunan


Pelaksana harus menjaga keamanan untuk memberikan perlindungan dan
pengamanan atas semua bahan, perlengkapan, peralatan dan pekerjaan yang
ada didalam batas-batas areal dan sekitarnya yang menjadi tanggung jawabnya,
terhadap semua bentuk kerusakan, gangguan atau kerugian yang dilakukan
oleh orang- orang atau pihak-pihak tidak berwenang.
Untuk mempermudah pelaksanaan pengamanan, Pelaksana harus membuat
gudang penyimpan bahan, perlengkapan dan peralatan sesuai dengan petunjuk
Direksi. Untuk pengawasan dan penjagaan keamanan Pelaksana harus
menyiapkan dan menyediakan satuan pengamanan yang memadai dan harus
melakukan penjagaan terus menerus selama 24 jam setiap hari.

1.8.5. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)


Pelaksana harus menyediakan semua fasilitas P3K yang mencakup obat-obatan,
peralatan medis dan tenaga-tenaga para medis untuk memberikan
pertolongan pertama kepada personil Pelaksana, dan semua yang terlibat
dalam pekerjaan.
Dalam hal pengamanan P3K Pelaksana harus mengikuti semua ketentuan dan
peraturan yang berlaku, serta sesuai dengan petunjuk Direksi.

1.8.6. Papan Nama


Papan nama didirikan ditempat yang strategis dengan ukuran panjang 2
meter dan lebar 1 meter. Tulisan dibuat dengan huruf cetak yang jelas dan
mudah dibaca.
Papan nama Pembangunan harus jelas tertulis nama pemilik dan
penjelasan. Jenis huruf ditentukan Direksi.

1.8.7. Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran untuk pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dalam persyaratan
umum ini ditentukan berdasarkan ketentuan seperti ditunjukkan dalam
Spesifikasi atau Daftar Kuantitas Pekerjaan. Kecuali disebutkan lain dalam RAB
pekerjaan-pekerjaan yang tercakup didalamnya sudah termasuk dalam
pekerjaan-pekerjaan pokok yang bersangkutan.
Dalam hal dihitung terpisah, pengukuran meliputi penyediaan, pengadaan dan
pengangkutan tenaga kerja, bahan, perlengkapan, peralatan dan pelaksanaan,
pemeliharaan, perbaikan, termasuk pemeriksaan, pengujian dan pekerjaan
penunjang yang diperlukan seperti diuraikan dalam RAB.
Bobot pengukuran (%) terhadap seluruh nilai Kontrak/Adendum Kontrak
terakhir, bersama-sama dengan komponen-komponen pekerjaan yang lain akan
merupakan bobot prestasi yang dicapai Pelaksanapada saat tertentu, dan akan
dijadikan pedoman Pelaksana untuk mengajukan penagihan pembayaran
angsuran kepada pemilik.
Pengukuran volume pekerjaan yang akan digunakan untuk pengajuan penagihan
pembayaran angsuran harus dilakukan bersama-sama antara Direksi dan
Pelaksana.
Pembayaran akan dilakukan apabila selisih bobot prestasi Pelaksanapada saat
tertentu dengan bobot prestasi pada pembayaran angsuran yang lalu telah
mencapai tidak kurang dari angka seperti disebutkan dalam syarat-syarat
Kontrak.
Pembayaran dilakukan dalam jumlah harga satuan dikalikan dengan volume
pekerjaan yang nyata-nyata dilaksanakan, termasuk pembayaran untuk
pekerjaan tersebut diatas.

1.9. KETENTUAN UKURAN


1.9.1. Pelaksanaan Kegiatan berdasarkan gambar kerja dan syarat-syarat yang
diuraikan dalam RKS ini. Termasuk hal ini adalah pekerjaan-pekerjaan tambah/
kurang yang timbul dalam pelaksanaan.
1.9.2. Perbedaan Ukuran
a. Bila terdapat perbedaan ukuran atau ketidaksesuaian antara gambar rencana
dan detail, maka yang mengikat adalah gambar yang skalanya lebih besar.
b. Bilamana terjadi perbedaan antara gambar dengan Bestek/ Spesifikasi teknis
harus dilaporkan kepada Konsultan pengawas untuk mendapatkan
persetujuan sebelum dilaksanakan.

1.10. MOBILISASI
10.1. Mobilisasi sebagaimana ditentukan dalam kontrak ini akan meliputi pekerjaan
persiapan yang diperlukan untuk pengorganisasian dan pengelolaan
pelaksanaan pekerjaan kegiatan. Ini juga akan mencakup demobilisasi setelah
penyelesaian pelaksanaan pekerjaan yang memuaskan.
10.1. Kontraktor harus mengerahkan sebanyak mungkin tenaga setempat dari
kebutuhan tenaga pelaksanaan pekerjaan tersebut dan bilamana perlu
memberikan pelatihan yang memadai.
10.3. Sejauh mungkin dan berdasarkan petunjuk Direksi, Kontraktor harus
menggunakan rute (jalur) tertentu dan menggunakan kendaraan-kendaraan
yang ukurannya sesuai dengan kelas jalan tersebut serta membatasi muatannya
untuk menghindari kerusakan jalan dan jembatan yang digunakan untuk tujuan
pengangkutan ke tempat kegiatan.
10.4. Kontraktor harus bertanggung jawab atas setiap kerusakan pada jalan dan
jembatan, dikarenakan muatan angkutan yang berlebihan serta harus
memperbaiki kerusakan tersebut sampai mendapat persetujuan Direksi.
10.5. Mobilisasi peralatan berat dari dan menuju ke lapangan pekerjaan harus
dilaksanakan pada waktu lalu lintas sepi, dan truk truk angkutan yang
bermuatan harus ditutup dengan terpal.

1.11. JANGKA WAKTU MOBILISASI


Mobilisasi harus diselesaikan dalam waktu 30 hari setelah penandatanganan kontrak,
terkecuali dinyatakan lain secara tertulis oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
SPESIFIKASI TEKNIS
(Rencana Kerja & Syarat-syarat) 10

PASAL - 2
STANDARD OPERATION PROCEDURES (SOP) DAN
DOKUMENTASI PROYEK

2.1. LINGKUP PEKERJAAN


Standard operation procedures adalah standard prosedur komunikasi dan hal-hal lain
yang berlaku pada pelaksanaan pekerjaan. SOP menjelaskan dengan merinci lebih jauh
atas Syarat-syarat kontrak, khusus dan spesifikasi teknis. SOP berlaku untuk hal-hal sebagai
berikut :
1. Komunikasi Surat Menyurat
2. Weekly meeting
3. Laporan Kontraktor
4. Perhitungan dan approval submittal
5. Records drawings dan photo
6. Ijin-Ijin pelaksanaan
7. Progress evaluation dan sertifikat persetujuan invoice Kontraktor
8. Pekerjaan tambah kurang

2.2. KOMUNIKASI SURAT MENYURAT


2.2.1. Format Penulisan Surat
Format penulisan surat menyurat menggunakan kertas A4 menggunakan tanda
kop masing-masing perusahaan. Pihak Kontraktor diminta untuk mengajukan
format penulisan pengajuan approval untuk material, gambar, ijin pelaksanaan &
berita acara pelaksanaan untuk disetujui Direksi/ Konsultan Pengawas.

2.2.2. Surat menyurat dengan subyek masalah teknis proyek :


Yang dimaksud dengan surat menyurat teknis proyek adalah surat menyurat
yang menyangkut hal-hal sebagai berikut.
a. Masalah teknis pelaksanaan dilapangan.
b. Ijin-Ijin dan berita acara pelaksanaan.
c. Gambar-gambar teknis pelaksanaan
d. Laporan pelaksaan, Laporan progress dsb.
e. Submittal untuk approval material, perhitungan konstruksi, metode
pelaksanaan, dsb.
Surat menyurat dengan subyek tersebut ditujukan secara langsung antara dari
dan ke pihak Kontraktor dan Direksi/ Konsultan pengawas proyek, pihak-pihak lain
akan mendapat tembusan bilamana perlu. Oleh Pengawas proyek surat-surat
tersebut akan diteruskan kepada Direksi/Konsultan Pengawas proyek pihak
Pemilik Pekerjaan.
2.2.3. Surat menyurat dengan subyek masalah non teknis proyek :
Yang dimaksud dengan surat menyurat non teknis proyek adalah surat menyurat
yang menyangkut hal-hal sebagai berikut.
1. Masalah kontrak.
2. Masalah pembayaran.
3. Masalah dan hal-hal teknis atau non teknis pelaksanaan yang mungkin akan
berakibat pada perubahan nilai kontrak, Schedule, dsb.
Surat menyurat dengan subyek tersebut ditujukan secara langsung antara pihak
Kontraktor dan Pemilik Pekerjaan, pihak-pihak lain akan mendapat tembusan
bilamana perlu.

2.3. WEEKLY MEETING


Weekly meeting adalah pertemuan mingguan yang dilakukan untuk membahas
perkembangan proyek. Setiap pihak yang terlibat pada proyek ini wajib hadir.
Bilamana terdapat peserta tamu maka diminta 1 hari sebelum weekly meeting
dilaksanakan maka pihak yang mengundang peserta tamu wajib untuk memberitahukan
kepada Direksi/Konsultan Pengawas.
Pihak Direksi/Konsultan pengawas akan menerbitkan minutes meeting.

2.4. LAPORAN PEMBORONG


Kontraktor diwajibkan untuk melapor secara mingguan hal-hal sebagai berikut :
1. Progress pekerjaan mingguan.
2. Progress material, gambar, maupun ijin pekerjaan yang disetujui.
3. Laporan hasil test/uji/sertifikat atas material pada saat minggu berlangsung.
4. Jumlah pekerja menurut jenis keahlian dan jabatannya.
5. Pekerjaan yang sedang dilaksanakan dalam minggu berlangsung dan rencana
pekerjaan yang akan dilaksanakan minggu depannya termasuk durasi pekerjaan
tersebut.
6. Material datang, material shortage pada minggu berlangsung.
7. Kejadian khusus yang berlangsung; pengunjung, kecelakaan kerja, keadaan cuaca dsb.
Laporan dibuat rangkap tiga dengan format A4 dimana untuk gambar-gambar
lampiran besar di lipat seukuran A4.

2.5. PERHITUNGAN & APPROVAL SUBMITTAL


1. Contoh material yang diajukan min. 3 set, lengkap dengan brosur, sertifikat
uji, dan sebagainya.
2. Perhitungan yang dimaksud adalah perhitungan pembanding dari Kontraktor
untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu yang d imintakan perhitungannya oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.
2.6. RECORDS DRAWINGS DAN PHOTO
1. Sebelum bekerja Pemborong wajib mengajukan gambar -gambar Shop
Drawings. Gambar -gambar shop drawings menggunakan kertas berukuran A3
dilipat baik seukuran A4. Kop gamba r yang akan ditentukan kemudian.
2. Pengajuan Gambar Shop drawings adalah rangkap 3. Pengajuan gambar shop
drawing paling tidak 1 bulan seblum pekerjaan yang berkaitan dengan
tersebut berlangsung. Gambar shop drawing yang disetujui mendapatkan
approval dari Direksi/Konsultan Pengawas setelah mendapat masukan dari
Engineer atau Konsultan Direksi/ Konsultan Pengawas yang bersangkutan.
3. Pemborong wajib menyediakan sekurang -kurangnya 1 (satu) orang draftman
standby dengan peralatan Komputer dan Printer di proyek d engan
kemampuan minimum untuk mengoperasikan Auto Cad R.14 atau lebih dan
Image Editor (photoshop, dsb).
4. Gambar-gambar As-built Drawings menggunakan kertas berukuran A3 dilipat
dengan baik seukuran A4. Kop gambar yang akan ditentukan kemudian.
Gambar-gambar as built drawing menggunakan AutoCad 2004 dan copy file
gambar dalam AutoCad file yang telah di CD kan menjadi hak Pemberi Tugas.
5. Gambar-gambar As built drawings harus disetujui sebelum penyerahan
resminya. Pengajuan persetujuan gambar -as built drawings adalah rangkap 3.
dan untuk itu biaya cetak menjadi tanggungan Pemborong. Gambar as built
drawing yang disetujui mendapatkan approval dari Direksi/Konsultan
Pengawas setelah mendapat masukan dari Engineer yang bersangkutan.
6. Foto-foto dokumentasai menggunak an kertas gloss berukuran postcard.
Dibuat rangkap 3 dan biaya cetak menjadi tanggungan Pemborong. Foto -foto
tersebut diajukan dengan menggunakan album untuk 2 lembar foto
perhalamannya.

2.7. IJIN-IJIN PELAKSANAAN


Setiap tahapan pekerjaan mendapatkan sertifik asi dari Direksi/Konsultan
Pengawas. Sertifikasi ini dapat pada ijin -ijin untuk memulai suatu tahapan
pekerjaan, lengkap dengan komentar -komentar dari QC inspector/Konsultan
Pengawas.
Bagian-bagian yang memerlukan test/uji ataupun sertifikasi khusus akan d i
beritahukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Setiap jenis test dilakukan sesuai
standard yang dipakai pada masing -masing jenis pekerjaan seperti yang
tercantum pada spesifikasi teknis.
Pada akhir pekerjaan setiap sertifikat di bendel menjadi satu pada u kuran kertas
A4 dan masing-masing bagian pekerjaan diberi divider.

2.8. PROGRESS EVALUATION DAN SERTIFIKAT PERSETUJUAN INVOICE KONTRAKTOR


Kontraktor mengajukan progress pekerjaan setiap minggunya untuk di evaluasi oleh
Direksi/Konsultan Pengawas. Hasil progress mingguan akan di sampaikan dalam weekly
meeting.
Progress dihitung berdasarkan pembobotan atas nilai item pekerjaan pada Bill of
Quantities yang telah disetujui. Material on site tidak dihitung sebagai progress.
Kontraktor wajib menyampaikan copy invoice yang dilampiri progress pekerjaan yang
sudah disetujui Direksi/Konsultan Pengawas dan foto progress lapangan untuk penerbitan
Sertifikat persetujuan invoice kontraktor dari Direksi/Konsultan Pengawas.
Sertifikat ini nantinya akan dipakai sebagai dasar pembayaran termin dari pihak Pengguna
Jasa ke pihak Kontraktor.
Perkiraan waktu penerbitan Sertifikat dari waktu pengajuan Invoice adalah 3 hari
bilamana tidak terdapat masalah berarti.

2.9. PEKERJAAN TAMBAH KURANG


Pekerjaan tambah bisa diajukan oleh Kontraktor, Direksi/Konsultan pengawas maupun
Pemilik Pekerjaan. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan Kontraktor wajib
menyampaikan quotation perubahan harga dan Owner menyetujui perubahan pekerjaan
ini dan perubahan harga tersebut. Untuk item pekerjaan yang sudah ada dalam kontrak,
maka harga satuan dapat mempergunakan harga sesuai Bill of Quantities yang terlampir
dalam kontrak.
Pekerjaan kurang bisa diajukan oleh Kontraktor, Konsultan Pengawas, Konsultan Direksi/
Konsultan Pengawas maupun Pemilik Pekerjaan.
Pengajuan pekerjaan tambah kurang diajukan selambat-lambatnya 1 bulan sebelum
pekerjaan tersebut/terkait dilaksanakan. Pengajuan pekerjaan tambah kurang wajib di
lampiri gambar terkait yang menjelaskan lokasi dan perubahan yang dimaksud, berkas
notulen atau memo terkait dengan pekerjaan tersebut, dan foto-foto bilamana pekerjaan
tersebut nantinya akan tertutup oleh material struktur/finising lainnya.
Direksi Pengawas akan menerbitkan Site Instructions terkait dengan pekerjaan tambah
kurang ini.
Evaluasi atas pekerjaan tambah kurang akan dilakukan bersama-sama dengan pihak
Pemilik Pekerjaan berdasarkan pemahaman atas kontrak dan dokumen Pengadaan
terkait.
Pekerjaan tambah kurang merupakan suatu kontrak terpisah dari kontrak utama
Kontraktor dengan pihak Pemilik Pekerjaan dimana hasil rekapitulasi atas pekerjaan yang
telah disetujui akan di perhitungkan pada saat progress pekerjaan mencapai 100%.
2.11. KETENTUAN PENENTUAN UKURAN
1. Satuan ukuran yang digunakan dalam pekerjaan ini dinyatakan dalam meter (m),
Centimeter (Cm) dan Milimeter (mm).
2. Titik Duga lantai adalah 0.00 yang ditentukan/ditetapkan saat peninjauan lokasi.
3. Dibawah pengawasan Direksi, Pemborong harus membuat titik duga diatas tanah
bangunan sebagai dasar/patokan pengukuran dari bahan kayu atau beton yang
dipasang kokoh dan dijaga kedudukannya agar tidak terganggu selama pekerjaan
berlangsung serta tidak boleh dibongkar sebelum mendapat ijin Direksi.
4. Pelaksana pekerjaan harus menyediakan sedikitnya 3 (tiga) orang pembantu yang
ahli dalam cara-cara pengukuran, alat-alat ukur seperti penyipat datar (theodolith,
waterpass), prisma silang dan peralatan lain yang diperlukan dalam pengukuran
menurut situasi dan kondisi lokasi.
5. Penetapan ukuran dan sudut siku harus diperhatikan dan dijaga ketelitiannya dan
menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya sampai pekerjaan selesai.
6. Pelaksana pekerjaan bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan ini
dan tidak boleh menambah ukuran tanpa seizin Direksi/Konsultan Pengawas. Setiap
ada perbedaan dengan ukuran-ukuran yang ada harus segera memberitahukan
kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk segera ditetapkan sebagaimana
mestinya.
7. Sebelum memulai pekerjaan, Kami wajib memberitahu Direksi/ Konsultan
Pengawas, bagian pekerjaan yang akan dimulai untuk diperiksa terlebih dahulu
ketetapan ukuran-ukurannya.
8. Kami diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran satu dengan yang lain dalam
setiap bagian pekerjaan dan segera melapor kepada Direksi/Konsultan Pengawas
setiap terdapat selisih/perbedaan ukuran sesuai ketentuan
9. Mengingat setiap kesalahan ukuran selalu mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan
lainnya, maka ketetapan ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan sungguh-
sungguh. Kelalaian Kami terhadap hal ini tidak dapat diterima dan
Direksi/Konsultan Pengawas berhak untuk membongkar pekerjaan dan
memerintahkan untuk menepati ukuran sesuai ketentuan.
10. Kerugian terhadap kesalahan pengukuran oleh kami selaku kontraktor sepenuhnya
menjadi tanggung jawab kami.
PASAL - 3
PEKERJAAN PERSIAPAN

3.2. PENGELOLA LAPANGAN KONTRAKTOR


1. Untuk menjamin kualitas, ukuran ukuran dan kinerja pekerjaan yang benar,
kontraktor harus menyediakan staf teknik berpengalaman yang cocok sebagaimana
ditentukan dan memuaskan Direksi Teknik. Staf teknik tersebut jika dan bilamana
diminta harus mengatur pekerjaan lapangan, melakukan pengujian lapangan untuk
pengendalian mutu bahan bahan dan kecakapan kerja, mengendalikan dan
mengorganisasi tenaga kerja kontraktor dan memelihara catatan catatan serta
dokumentasi kegiatan.
2. Personalia Organisasi Lapangan Kontraktor, minimal terdiri dari :
- Seorang Penanggung Jawab Kegiatan dalam hal ini Direktur Perusahaan atau
kuasanya yang menandatangani kontrak dengan pemilik.
- Seorang Penanggung Jawab Lapangan (Site Manager), pengalaman minimal 5
tahun sebagai Site Manager.
- Tenaga Ahli Sipil.
- Tenaga Pelaksana Lapangan.
3. Penanggung Jawab Lapangan, Tenaga Ahli dan Pelaksana Lapangan harus mendapat
kuasa penuh dari Kontraktor untuk bertindak atas namanya dan senantiasa harus di
tempat pekerjaan.
4. Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas dari tanggung jawab
sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
5. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Tim Pengelola Teknis dan
Direksi Teknik, nama dan jabatan pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
6. Bila kemudian hari, menurut pendapat Tim Pengelola Teknis dan Direksi Teknik,
Pelaksana kurang mampu atau tidak cakap memimpin pekerjaan, maka akan
diberitahukan kepada Kontraktor secara tertulis untuk mengganti Pelaksana. Dalam
jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor
harus sudah menunjukkan Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri (Penanggung
Jawab/Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.

3.3. TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAK PELAKSANAAN


Menjaga kemungkinan diperlukan kerja diluar jam kerja apabila terjadi hal-hal yang
mendesak, Kontraktor dan Pelaksana Wajib memberitahukan secara tertulis, alamat dan
nomor telepon di lokasi kepada Tim Pengelola dan Direksi Teknik.
3.4. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan dan penunjang merupakan pekerjaan sementara yang harus
dilaksanakan agar pekerjaan pokok yang sebenarnya dapat dilaksanakan dengan mudah
dan lancar.
Pekerjaan-pekerjaan ini pada umumnya bersifat darurat, tetapi secara struktural harus
mampu memiliki beban yang diperlukan dan harus dilaksanakan berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan serta sesuai dengan syarat-syarat Pelaksana.
Pelaksana harus membuat dan menyerahkan Spesifikasi dan gambar-gambar pekerjaan
sementara termasuk perhitungan dan analisa strukturalnya apabila kondisi lapangan
memerlukan, kepada dan untuk memperoleh persetujuan Direksi Pengawas, selambat-
lambatnya 20 (dua puluh) hari sebelum pekerjaan dimulai.

3.4.1. PENGUJIAN DAN PEMERIKSAAN MATERIAL


1. Umum
1. Semua material yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan.
2. Kontraktor harus menyelenggarakan pengujian bahan bahan dan
kecakapan kerja untuk pengendalian mutu yang dilaksanakan sesuai
dengan spesifikasi dan menurut perintah Direksi Teknik.
3. Pengujian pengujian akan dilaksanakan oleh laboratoriurn kabupaten atau
propinsi yang sesuai dengan pengaturan oleh Direksi Teknik, Pengujian
khusus di laboratoriurn pusat harus juga dilaksanakan bila diminta
demikian oleh Direksi Teknik.

2. Pemenuhan terhadap Spesifikasi


1. Semua pengujian harus memenuhi seperangkat, standar di dalam
spesifikasi. Bilamana hasil pengujian tidak memuaskan, Kontraktor harus
melakukan pekerjaan pekerjaan perbaikan dan peningkatannya jika
diperlukan oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau Direksi Teknik,
dan harus melengkapi pengujian pengujian untuk menunjukkan
terpenuhinya spesifikasi.
2. Material yang telah didatangkan oleh Kontraktor di lapangan pekerjaan
tetapi ditolak pemakaiannya oleh Direksi Teknik harus segera dikeluarkan
dari lapangan pekerjaan selambat-lambatnya 2 (dua) kali 24 jam terhitung
dari jam penolakan.
3. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan oleh kontraktor
tetapi ternyata ditolak Direksi Teknik harus segera dihentikan dan
selanjutnya dibongkar atas biaya kontraktor dalam waktu yang ditetapkan
oleh Direksi Teknik.
4. Apabila Direksi Teknik merasa perlu meneliti suatu bahan lebih lanjut,
Direksi Teknik berhak mengirimkan bahan tersebut kepada Balai
Penelitian Bahan-bahan (Laboratorium)

3.4.2. PENGUKURAN TAPAK KEMBALI


1. Pemborong diwajibkan mengadaka n pengukuran dan penggambaran
kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan -
keterangan peil ketinggian tanah, letak pohon -pohon, letak batas -
batas tanah dengan alat -alat yang sudah di tera kebenarannya.
2. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan dan
keadaan lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada
Direksi Lapangan untuk dimintakan keputusannya.
3. Penentuan titik ketinggian dan sudut -sudutnya hanya dilakukan
dengan alat -alat waterpass/theodolith.
4. Pemborong harus m enyediaka n theodolith/waterpass beserta
petugas yang melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Direksi
Lapangan
5. Pengukuran sudut siku -siku dengan prisma atau benang dengan azas
segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian -bagian kecil
yang telah disetujui o leh Direksi Lapangan.

3.4.3. PEMBERSIHAN LAPANGAN


Sebelum memulai pekerjaan, Pelaksana harus memotong, membongkar,
mencabut, menyingkirkan dan membuang pohon-pohon semak belukar, akar,
sampah, bahan-bahan organik dan benda-benda/barang-barang asing lainnya
yang dapat mengganggu atau merusak pekerjaan, dalam areal pekerjaan
seperti diuraikan dalam Kontrak, termasuk lahan-lahan yang digunakan untuk
bangunan/struktur, jalan dan lahan-lahan yang akan digali atau diurug.
Tanah - tanah yang berbukit harus diratakan, tanah humus pada permukaan
tanah pada garis bangunan harus dibuang keluar dari lokasi pekerjaan.
Pembersihan lokasi dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana (Site Plan),
dan pemborong harus mengerjakan pengurugan tanah termasuk
pemadatannya pada daerah bangunan dengan jarak minimum 1 m dari
dinding bangunan.

3.4.4. PEMBUATAN TUGU PATOKAN DASAR


1. Letak tugu patokan dasar ditentukan oleh Direksi Lapangan
2. Tugu patokan dasar dibuat dari beton bertulang berpenamp ang 20x20
cm, tertancap kuat kekedalaman tanah s/d 1 meter dengan bagian
yang muncul diatas muka tanah sampai level + 0.000 FFL.
3. Tugu patokan dasar dibuat permanen, tidak bisa diubah, diberi tanda
jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari direksi
Lapangan untuk membongkarnya.
Yang menjadi patokan dasar untuk penentuan peil adalah tugu patokan dasar
yang telah dibut pada tahap 1

3.4.5. PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOUWPLANK


Sebelum memulai pekerjaan, Pelaksana harus melakukan pekerjaan
pengukuran untuk memastikan lokasi yang tepat untuk penempatan komponen-
komponen pekerjaan tertentu seperti ditunjukan dalam gambar.
Pengukuran meliputi pengukuran/penentuan koordinat dan elevasi. Koordinat
dan elevasi titik yang diperlukan, ditentukan berdasarkan titik rujukan (Bench
Mark) seperti ditunjukan dalam gambar atau ditetapkan oleh Direksi.
Aktualisasi dan Artikulasi titik-titik tersebut diatas berupa titik-titik yang
dipasang pada bouwplank (papan rujukan bangunan/struktur) yang apabila
dihubungkan (dengan benang) satu dengan yang lain akan merupakan garis-
garis sumbu bangunan yang melalui titik-titik yang diperlukan.
Bouwplank harus dibuat dan dipasang oleh Pelaksanasedemikian rupa sehingga
mempunyai elevasi (rujukan) tertentu yang letaknya jauh dari kegiatan
pelaksanaan yang dapat mengganggu, merusak dan merubah elevasinya.
Konstruksi maupun dimensi bench mark akan ditentukan kemudian oleh
Direksi.

3.4.6. PEMBUATAN BAK ADUKAN


Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor harus membuat bak adukan sebagai
tuangan ukuran untuk mencampur material agar terbebas dari kotoran tanah.
1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja dan peralatan yang diperlukan untuk
terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
b. Pekerjaan ini meliputi pembuatan bak adukan sebagai tuangan untuk
ukuran mencampur material beton dan spesi, selain itu dapat digunakan
juga untuk mengangkut bahan dan material lainnya.
2. Persyaratan Bahan
Bahan-bahan untuk pembuatan Bak Adukan terbuat dari kayu Papan, dengan
ukuran tebal minimal 3 cm dan lebar 20 cm. Untuk rangka kayu terbuat dari
balok kayu berukuran 5/7.
3. Syarat-syarat pelaksanaan
Bak Adukan dibuat dengan ukuran yang dipersyaratkan yaitu dengan ukuran
berdasarkan hasil ketentuan dari masing-masing job mix design.

3.4.7. PEMBUATAN PAPAN NAMA PROYEK


1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan
untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
b. Pekerjaan ini meliputi pembuatan papan nama proyek dengan uraian
nama kegiatan yang jelas berdasarkan petunjuk Direksi/ Pengawas.
2. Persyaratan Bahan
Bahan-bahan untuk pembuatan papan nama proyek menggunakan bahan
tripleks untuk papan nama, dan balok kayu 5/7 sebagai sandaran dan tiang
papan nama.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Papan nama proyek/ kegiatan ditulis diatas permukaan tripleks dengan
ketebalan minimal 3 mm.
b. Uraian yang akan dirincikan dalam papan nama proyek berdasarkan
petunjuk dari pihak proyek.
c. Papan nama proyek harus jelas dan terpasang pada bagian depan
bangunan agar mudah dibaca dan diketahui oleh umum.

3.4.8. PENYEDIAAN AIR DAN DAYA LISTRIK


1. Air untuk bekerja harus disediakan oleh pemborong dengan
mempersiapkan tangki harian atau suplai dari luar. Air harus bersih,
bebas dari lumpur, minyak dan bahan -bahan lain yang merusak.
2. Ukuran bak air untuk bekerja adalah minimum 4 m3 da n senantiasa
terisi penuh.
3. Listrik untuk bekerja harus disediakan pemborong dan diperoleh dari
penggunaan Diesel yang memiliki tingkat kebisingan rendah atau
sambungan PLN (dengan seijin Direksi Lapangan) dengan daya sesuai
kebutuhan.

3.4.9. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI


Mobilisasi mencakup pengadaan, penyediaan dan pengangkutan tenaga kerja,
perelengkapan dan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan,
termasuk pemasangan, penyetelan dan pekerjaan penumpang lainnya, sehingga
semua tenaga kerja, perlengkapan dan peralatan kerja itu berada/ terpasang
dilokasi pekerjaan dalam kondisi baik dan siap pakai.
Termasuk dalam mobilisasi adalah pengadaan, penyediaan dan pengangkutan :
1. Tenaga kerja yang diperlukan sebagai pelaksana-pelaksana pekerjaan;
2. Peralatan pelaksanaan yang terdiri atas alat-alat pengangkutan alat-alat
berat peralatan untuk pematangan tanah dan penggalian tanah, peralatan
pengaduk beton dan sebagainya.
3. Peralatan penunjang seperti pembangkit listrik, pompa air, peralatan
laboratorium dan sebagainya disediakan oleh Pelaksanadan disetujui Direksi.
Dalam mobilisasi sudah termasuk pengadaan, penyediaan dan pengangkutan
suku cadang yang diperlukan agar perlengkapan dan peralatan tersebut
selalu siap dipakai. Demobilisasi dilakukan setelah berakhirnya pelaksana
pekerjaan, sebelum pekerjaan diserahkan untuk pertama kalinya kepada
pemilik.
Demobilisasi adalah pembongkaran, penyingkiran dan pengangkutan tenaga
kerja, perlengkapan dan peralatan yang telah dimobilisasi, keluar dari lokasi
menuju ketempat yang dikehendaki oleh Pelaksana.

3.4.10. IZIN - IZIN


Pelaksana harus mengurus semua izin yang diperlukan sehubungan dengan
pelaksanaan bangunan sampai selesai, seperti : Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
dan atau Advis Planning dari Instansi yang berwewenang untuk itu, dan
sebagainya dan biaya-biaya yang timbul menjadi beban dan tanggung jawab
Pelaksana.

3.4.11. PEMADAM KEBAKARAN


Untuk mencegah terjadinya kebakaran, Pelaksana harus menyediakan 1 (satu)
unit alat pemadam kebakaran dengan kapasitas minimum 3 kg.

3.4.12. BIAYA ASURANSI


Pelaksana harus memperhitungkan biaya Asuransi Sosial Tenaga Kerja (ASTEK)
terhadap staf/pelaksana, Direksi/Pengawas Pembangunan Gedung Dharma
Wanita Kabupaten Banggai Tahap 2 yang ditempatkan dilapangan.

3.4.13. PERSONIL PENYEDIA BARANG/ JASA


a. Pelaksana wajib menempatkan seorang kuasa atau wakil yang cukup cakap
dan berpengalaman untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan ini dilapangan
(pelaksana) minimal tamatan S1 dengan pengalaman minimal 3 tahun.
b. Pelaksana yang ditunjuk Pelaksana harus mendapatkan kuasa penuh dalam
bertindak untuk dan atas nama Pelaksana dan dinyatakan dengan Surat
Tugas/ Keterangan.
c. Pelaksana harus menyampaikan secara tertulis kepada Direksi mengenai
Pelaksana pekerjaan ini. Pelaksana baru bisa bertindak jika Direksi
menyetujuinya. Dalam waktu seminggu bila tidak ada keberatan dari Direksi,
berarti Direksi menyetujuinya dalam waktu 6 (enam) hari setelah
dikeluarkan kuasa, kecuali Pelaksanasendiri (Direktur penanggung jawab
perusahaan) yang memimpin sehari-harinya.

3.4.14. DOKUMENTASI
Pelaksana harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi serta
pengirimannya ke kantor Pejabat Pembuat Komitmen pihak-pihak lain
yang diperlukan.
Yang dimaksud dengan pekerjaan dokumentasi ialah :
1. Membuat Laporan-laporan perkembangan yakni Harian, Mingguan dan
Bulanan.
2. Untuk kelengkapan laporan, Pelaksana harus membuat foto-foto
dokumentasi ukuran 4R, dibuat sebelum pekerjaan di mulai (0 %), tahap
pelaksanaan hingga selesai (setiap kali untuk pembuatan laporan) dan pada
setiap kali akan melakukan tagihan/termin, foto dokumentasi harus selalu
diambil pada posisi yang sama untuk setiap kemajuan (tampak depan,
samping dan belakang) dan setiap bagian yang penting antara lain
penulangan, pondasi dan lain-lain.
3. Surat-surat dan dokumen lainnya.
3.4.15. BESTEK DAN GAMBAR
1. Pelaksana diwajibkan meneliti semua bestek dan gambar-gambar pekerjaan
ini.
2. Bila ternyata ada perbedaan antara bestek dan gambar, antara gambar satu
dengan gambar lainnya maka yang berlaku adalah :
a. B e s t e k ( RKS ) Bila perbedaan itu menimbulkan kera
b. Gambar dengan skala yang lebih besar (detail).
c. gu-raguan yang mungkin menimbulkan kekeliruan atau bahaya
dikemudian hari, Pelaksana wajib menanyakan terlebih dahulu kepada direksi
untuk mendapatkan ketegasan.

3.4.16. RENCANA KERJA


1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pelaksana harus menyusun suatu rencana
kerja (jadwal waktu pelaksanaan) yang diajukan paling lambat dalam satu
minggu setelah diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja, untuk diketahui dan
disetujui oleh Direksi.
2. Setelah rencana kerja disetujui Direksi, di copy dalam 4 (empat) rangkap, 3
(tiga) salinan untuk Direksi dan 1 (satu) salinan ditempel pada ruang Direksi
Keet.
3. Pelaksana harus mengikuti rencana kerja tersebut yang menjadi dasar bagi
Direksi untuk menilai prestasi pekerjaan dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan kelambatan pekerjaan.

3.4.17. KANTOR LAPANGAN DAN FASILITASNYA


1. Uraian Pekerjaan
Pelaksana harus membangun, menyediakan, memasang, memelihara,
membersihkan, menjaga, dan pada saat selesainya Kontrak harus
memindahkan atau membuang semua bangunan kantor darurat, gudang-
gudang penyimpanan, barak-barak pekerja dan bengkel-bengkel yang
dibutuhkan untuk pengelolaan dan pengawasan .
Untuk fasilitas kantor lapangan dibuat berdasarkan luasan yang
telah
ditentukan dalam perhitungan rencana anggaran
biaya.

2. Ketentuan Umum
a) Pelaksana harus mentaati semua peraturan-peraturan Nasional
maupun
Daerah.
b) Kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sesuai dengan Lokasi
Umum dan Denah Lapangan yang telah disetujui dan merupakan bagian
dari Program Mobilisasi dimana penempatannya harus diusahakan
sedekat mungkin dengan daerah kerja (site) dan telah mendapat
persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
c) Bangunan untuk kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan
sedemikian rupa sehingga terbebas dari polusi yang dihasilkan oleh
kegiatan pelaksanaan.
d) Bangunan yang dibuat harus mempunyai kekuatan struktural yang baik,
tahan cuaca, dan elevasi lantai yang lebih tinggi dari tanah di sekitarnya.
e) Bangunan untuk penyimpanan bahan harus diberi bahan pelindung
yang
cocok sehingga bahan-bahan yang disimpan tidak akan
mengalami kerusakan.
f) Sesuai pilihan Pelaksana, bangunan dapat dibuat di tempat atau dirakit
dari
komponen-komponen pra-fabrikasi.
g) Kantor lapangan dan gudang sementara harus didirikan diatas
pondasi yang mantap dan dilengkapi dengan penghubung dengan untuk
pelayanan utilitas.
h) Bahan, peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk bangunan
dapat baru atau bekas pakai, tetapi dengan syarat harus dapat berfungsi,
cocok dengan maksud pemakaiannya dan tidak bertentangan dengan
perundang-undangan dan peraturan yang berlaku.
i) Lahan untuk kantor lapangan dan semacamnya harus ditimbun
dan diratakan sehingga layak untuk ditempati bangunan, bebas dari
genangan air, diberi pagar keliling, dan dilengkapi minimum dengan jalan
masuk dari kerikil serta tempat parkir.
j) Pelaksana harus menyediakan alat pemadam kebakaran dan
kebutuhan
P3K yang memadai di seluruh barak, kantor, gudang dan bengkel.

3.4.18. KANTOR PELAKSANA DAN FASILITASNYA


1. Umum
Pelaksana harus menyediakan akomodasi dan fasilitas kantor yang cocok
dan memenuhi kebutuhan yang sesuai dari Spesifikasi ini.

2. Ukuran
Ukuran kantor dan fasilitasnya sesuai untuk kebutuhan umum Pelaksanadan
harus menyediakan sebuah ruangan yang dapat digunakan untuk rapat
kemajuan pekerjaan

3. Alat Komunikasi
Pelaksana harus menyediakan saluran langsung berupa telepon atau radio.
Bilamana sambungan saluran telepon tidak mungkin disediakan, atau
tidak dapat disediakan dalam periode mobilisasi, maka Pelaksana harus
menyediakan suatu sistem radio pemancar yang dapat berkomunikasi 2 arah
(2-way) dengan jelas dan dapat diandalkan.
3.4.19. KANTOR PENDUKUNG
Bilamana Pelaksana menganggap perlu untuk mendirikan satu kantor pendukung
atau lebih, yang akan digunakan untuk keperluan sendiri pada jarak 50 km
atau lebih dari kantor utama di lapangan, maka Pelaksana harus menyediakan,
memelihara dan melengkapi satu ruangan pada setiap kantor pendukung dengan
ukuran sekitar 12 meter persegi yang akan digunakan oleh Staf Direksi Pekerjaan
untuk setiap kantor pendukung.

3.4.20. BENGKEL DAN GUDANG KONTRAKTOR


1. Pelaksana harus menyediakan sebuah bengkel di lapangan yang diberi
perlengkapan yang memadai serta dilengkapi dengan daya listrik,
sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki peralatan yang digunakan
dalam pelaksanaan Pekerjaan. Sebuah gudang untuk penyimpanan suku
cadang juga harus disediakan.
2. Bengkel tersebut harus dikelola oleh seorang kepala bengkel yang mampu
melakukan perbaikan mekanis dan memiliki sejumlah tenaga pembantu
yang terlatih

Untuk bangunan bengkel dan gudang yang digunakan adalah fasilitas yang
telah disiapkan atau yang dibuat pada tahap 1.

3.4.21. PENGADAAN BAHAN BANGUNAN


1. Bahan-bahan yang boleh ditempatkan didalam kompleks pekerjaan hanyalah
bahan-bahan yang disyaratkan dalam RKS maupun gambar-gambar.
2. Cara dan tempat penimbunan/penyimpanan bahan harus memenuhi syarat
atau menurut petunjuk Direksi/Pengawas Teknik.
3. Bahan bangunan yang dipakai adalah yang sesuai dengan kualitas dan
kuantitas serta dimensi yang disyaratkan dalam RKS maupun gambar.
4. Apabila suatu bahan yang disyaratkan tidak terdapat dipasaran, sebelum
diganti Pelaksana harus konsultasi terlebih dahulu dengan Direksi/ Pengawas
Teknik, dan penggantian bisa dilakukan setelah ada persetujuan secara
tertulis.
5. Penggantian bahan bangunan yang tidak terdapat dipasaran dengan bahan
bangunan lain harus setara/setingkat kualitasnya.
6. Bahan bangunan yang dinyatakan afkeur oleh Direksi/Pengawas Teknik
karena cacat atau tidak sesuai dengan persyaratan yang ditentukan harus
segera dipindahkan dan dikeluarkan dari kompleks pekerjaan selambat-
lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.

3.4.22. PENGGUNAAN PERSYARATAN TEKNIS


1. Persyaratan teknis ini merupakan pedoman dalam pelaksanaan-pelaksanaan
pekerjaan termasuk seluruh bangunan-bangunan dan pekerjaan-pekerjaan
lainnya satu kesatuan yang tidak terpisahkan;
2. Kecuali disebutkan lain, maka setiap bagian dalam persyaratan teknis ini berlaku
untuk seluruh bangunan yang termasuk dalam pekerjaan ini, disesuaikan dengan
gambar-gambar, keterangan-keterangan tambahan tertulis dan perintah-
perintah direksi/pengawas.
3. Standar-standar utama yang dipakai adalah standar-standar yang dibuat dan
berlaku resmi di negara RI, apabila tidak terdapat standar yang dapat
diberlakukan terhadap pekerjaan tersebut, maka harus digunakan standar
internasional yang berlaku atas pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak-
tidaknya standar dari negara produsen bahan yang menyangkut pekerjaan
tersebut yang diberlakukan.

3.4.23. PENENTUAN TINGGI PEIL (LEVEL) DAN UKURAN


1. Sebagai patokan tinggi peil (level) bangunan adalah peil diambil rata-rata dari
Permukaan Tanah dengan penyesuaian terhadap Jalan dan bangunan yang
berdekatan.
2. Kontraktor selaku pelaksana pekerjaan diharuskan menggunakan alat-alat
yang teliti untuk mendapatkan ukuran, sudut-sudut dan ukuran tegak secara
tepat dan dapat dipertanggung jawabkan, untuk itu dihindari cara-cara
pengukuran dengan perasaan, penglihatan dan kira-kira.
PASAL - 4
PEKERJAAN FACADE

4.1. Lingkup Pekerjaan :


Termasuk dalam pekerjaan ini adalah :
a. Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang
dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan / perbaikan
alumunium composite panel
b. Pekerjaan ini dilaksanakan sebagaiman disebutkan/ ditunjukkan dalam
petunjuk Direksi.

4.2. Ketentuan :
a. Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan sesuai
dengan standar dan spesifikasi dari pabrik
b. Bahan-bahan yang harus memenuhi standar-standar antara lain
1) AA The Alumunium Association
2) AAMA Architectural Alumunium Manufacts Associations
3) ASTM E.84 American Standard for The Testing Materials d. DIN 4019 Isolasi
Udara
4) DIN 52212 Penyerapan suara
5) DIN 53440 Pengurangan getaran
6) DIN 17611 / BS 1651 Proses Anoda h. DIN 476 Panel Kerangka
7) AS. 1530 Hasil Indikatif
8) SII - 0183 - 1978 - AISC edisi terbaru
9) SII - 0163 - 1979 - BS - 1387 - STEEL TUBES

4.3. Komponen bahan :


a. Bracket/angkur dari materials besi fin galvanish atau material alumunium
ekstrussion
b. Rangka vertikal dan horizontal dari material alumunium ekstrussion
c. Rangka tepi panel alumunium composite da reinforce dari alumunium
ekstrussion
d. Infill dari alumunium ekstrussion finish powder coating warna ditentukan
kemudian
e. Sealant (antara panel alumunium dengan komponen lain)

4.4. Komponen bahan :


a. Bahan : Alumunium Composite
b. Tebal : 4 mm terdiri dari 0,5 mm Aluminium, 3 mm
Polyetylene dan 0,5 mm alumunium
c. Berat : 5-6 Kg / 5 mm
d. Bending strengh : 45-50 Kg / 5 mm
e. Heat Deformation : 200 C
f. Sound insulation : 24-29 dB
g. Finished : Flourocarbond factory finished / PVdf Coating
h. Bahan composite panel harus dalam keadaan rata, warna akan ditentukan
kemudian.
i. Contoh-contoh harus diserahkan kontraktor kepada direksi lapangan untuk
mendapatkan persetujuan pemberi tugas.
j. Toleransi dimensi mill finish :
1) Stove dipernish : + 0,2 mm
2) Dianode : 0.4 / + 0,2 mm
3) Lebar : - 0/+ 4 mm
4) Panjang s/d 4 meter : - 0/+ 6 mm

4.5. Syarat-syarat Pelaksanaan :


a. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini
dengan menunjukkan surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan yang
pernah dilakukan kepada direksi lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
b. Alumunium composite panel yang digunakan untuk seluruh proyek harus satu
macam saja.
c. Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk
mempermudah serta mempercepat pemasangan dengan hasdil pemasangan
akurat, teliti dan tepat pada posisinya.
d. Rangka-rangaka pemegang transom dan mullion harus dipersiapkan dengan
teliti , tegak lurus dan tepat pada posisinya.
e. Metode pemasangan antara lain :
1) Dijepit diantara bagian-bagian sungkup puncak ganda.
2) Panel-panel baki menggantung pada pin-pin dan dipasang dengan
sekrup.
3) Dinding pelapis yang dijadikan satu unit, sistem ikatan pinggir.
f. Frekuensi pembersihan dan perawatan serta pemilihan bahan pembersih
yang cocok sangat bergantung pada lokasi gedung dan kondisi permukaan.
Pembersihan dapat dilaksanakan denagn air dan spons atau sikat lembut. Apa
bila pengotoran lebih berat bisa ditambahkan deterjen netral.
g. Setelah pemasangan dilakukan penutupan celah antara panel dengan bahan
caulking dan sealant hingga rapat dantidak bocor sesuai dengan uraian bab
sealant dalam persyaratan ini.
h. Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari hal-hal yang
dapat menimbulkan kerusakan. Bila hal ini terjadi kontraktor harus
memperbaiki tanpa biaya tambahan.
i. Hasil pemasangan pekerjaan aluminium composite panel harus merupakn
hasil pekerjaan yang rapi dan tidak bergelombang.
j. Kontraktor harus dapat menyertakan jaminan mutu selama 10 tahun
terhadap sinar matahari dan pabrik pembuatnya berupa serifikat jaminan.
SPESIFIKASI TEKNIS
(Rencana Kerja & Syarat-syarat) 27

PASAL - 5
PEKERJAAN ALUMUNIUM
5.1. PEKERJAAN JENDELA KACA FRAME ALUMUNIUM

Lingkup Pekerjaan

Uraian ini mencakup persyaratan teknis untuk pelaksanaan pekerjaan partisi kaca rangka
alluminium, rangka dan pintu / jendela alluminium. Pekerjaan sehubungan yang diuraikan
terpisah:

- Persyaratan teknis pelaksanaan pekerjaan kunci dan engsel.

Standard/Referensi

Pekerjaan dan pemasangan harus sesuai dengan standar umum yang berlaku serta referensi
berikut ini :

 PUBI
 NI – 3

Bahan/Material

Aluminium

 Profil alluminum yang dipakai adalah produk dari Alumasindo, Indal atau Alkan atau produk
lain yang setara dan disetujui, mempunyai ketebalan min 1mm.
Kaca

 Kaca yang dipakai adalah untuk partisi kaca, pintu kaca dan jendela kaca serta ventilasi kaca
(dengan frame) adalah kaca sesuai ketentuan yang tercantum di dalam gambar rencana,
tipe Panasap tebal 5mm dari merk AsahiMas atau merk lain yang setaraf yang disetujui.
 Kaca yang dipakai adalah untuk curtain wall adalah sesuai ketentuan yang tercantum di
dalam gambar rencana, tipe Panasap tebal 6mm dari merk AsahiMas atau merk lain yang
setaraf yang disetujui.
 Kaca yang dipakai untuk jendela frameless adalah kaca sesuai ketentuan yang tercantum di
dalam gambar rencana, tipe Panasap tebal 8mm dari merk AsahiMas atau merk lain yang
setaraf yang disetujui.
 Bahan-bahan lain seperti paku sekrup, karet penjepit (seal), bahan pengisi (sealant) dan
bahan-bahan lain harus yang direkomendasi dari pabriknya dan mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas/MK.

Pelaksanaan Pekerjaan/Pemasangan

Ketentuan Umum
SPESIFIKASI TEKNIS
(Rencana Kerja & Syarat-syarat) 28
 Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahli dan berpengalaman di dalam pelaksanaan
pekerjaan ini.
 Kontraktor ini harus menyediakan peralatan kerja yang cukup, memadai dan sesuai untuk
pelaksanaan pekerjaan khusus alluminum ini. Peralatan tersebut antara lain tapi tidak
terbatas hanya pada mesin potong, mesin bor, mesin gurinda dan lain lain peralatan yang
diperlukan guna fabrikasi dan pernasangannya.
 Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu shop drawing
yang menunjukkan detail, type dan sistim pemasangan serta komponen-komponen yang
diperlukan, dibuat berdasarkan gambar rancangan yang ada serta kondisi lokasi
pemasangan. Contoh-2 bahan profil aluminium, panil pengisi serta semua perlengkapan
(accessories) harus diajukan untuk mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan
Perencana.

Pelaksanaan

 Sebelum mulai pelaksanaan, Kontraktor harus melihat dan melakukan pemeriksaan ukuran
dari lokasi pemasangan guna penyesuaian fabrikasi komponen yang akan dipasang,
 Pelaksanaan/proses fabrikasi dapat dilakukan di pabrik atau di lapangan. Fabrikasi bahan
aluminium harus menggunakan peralatan masinal, seperti mesin potong, mesin punch,
mesin bor dan lain sebagainya.
 Pengeboran atau pembuatan lubang dan pemotongan harus rapi dan tepat ukuran sesuai
dengan peralatan yang akan dipasang (seperti kunci, engsel dll.) maupun ukuran komponen
yang ditentukan di dalam gambar rencana.
 Hasil fabrikasi harus berupa komponen yang berbentuk dan berukuran tepat serta sesuai
untuk dipasang pada tempat kedudukannya, dengan toleransi setelah dia-dakan
penyesuaian dengan keadaan lapangan adalah sebagai berikut:
- Untuk tinggi dan lebar maksimal 1 mm
- Untuk diagonal maksimal 2 mm.
 Pemasangan rangka alumunium ke bangunan harus dengan angkur yang kuat Antara
tembok / kolom / beton dan rangka alumunium harus diisi dengan "Seal" elastis jenis
Poly-Sulfida dengan persyaratan penggunaan dari pabrik (setara ABC) terutama untuk
jendela-jendela luar.
 Pemasangan kaca-kaca pada kosen alumunium harus menggunakan "seal" yang berupa alur
karet.
 Sambungan vertical/horizontal, sudut dan silang, serta kombinasi profil-profil alumunium
harus dipasang sempurna dengan menggunakan peralatan bantu pelat atau paku sekrup
sistim tersembunyi.
 Pemasangan seal harus menjamin bahwa tidak akan terjadi kebocoran yang diakibatkan
oleh air hujan maupun udara luar.
 Pelaksana Pekerjaan harus menjaga kosen kosen alluminium dan bidang-bidang kaca yang
sudah terpasang bersih dari kotor-kotor seperti air semen, cat, plesteran dan lain-lain serta
mengamankannya dari kemungkinan benturan.
 Pemasangan jendela kaca frameless perlu disiapkan dudukan berupa besi U sesuai
ketebalan kaca, yang ditanam di dinding. Siapkan karet yang dipasang sebagai antara
pertemuan kaca dengan dudukan besi U.Sealant diisikan sebagai penutup dan pengikat.
PASAL - 6
JADWAL PELAKSANAAN

6.1. Uraian
Jadwal pelaksanaan diperlukan untuk perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan yang
sebagaimana mestinya atas pekerjaan. Jadwal tersebut diperlukan untuk menjelaskan
kegiatan-kegiatan pekerjaan setelah kegiatan dalam program mobilisasi telah selesai.

6.2. Pengajuan
a). Pelaksana harus menyiapkan jadwal pelaksanaan dalam batas waktu 15 hari
setelah Surat Penunjukan Pemenang. Jadwal pelaksanaan itu harus diserahkan dan
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan, dengan detil yang disyaratkan dalam
dari Spesifikasi ini, dimana detil tersebut harus menunjukkan urutan kegiatan yang
diusulkan oleh Pelaksanadalam melaksanakan Pekerjaan.
b). Setiap akhir setiap bulan Pelaksana harus melengkapi Jadwal Pelaksanaan untuk
menggambarkan secara akurat kemajuan pekerjaan (progress) aktual sampai
tanggal
25 pada bulan tersebut.
c). Setiap interval mingguan Pelaksana harus menyerahkan pada setiap hari Senin pagi,
jadwal kegiatan mingguan yang menunjukkan lokasi seluruh operasi dan kegiatan
yang akan dilaksanakan selama minggu tersebut.
d). Jadwal Pelaksanaan untuk Sub Pelaksana harus diserahkan terpisah atau menjadi
satu dalam seluruh jadwal pelaksanaan.

6.3. Detil Jadwal Pelaksanaan


1) Jadwal Kemajuan Pekerjaan
(Progress)
Pelaksana harus membuat Jadwal Kemajuan Keuangan dalam bentuk diagram balok
horisontal dan dilengkapi kurva yang menggambarkan seluruh kemajuan pekerjaan
dengan karakteristik berikut :
a) Setiap jenis kemajuan pekerjaan (progress) yang berkaitan harus
digambarkan
dalam diagram balok yang terpisah, dan harus dibentuk sesuai dengan
urutan dari masing-masing kegiatan pekerjaan.
b) Skala waktu dalam arah horisontal harus dinyatakan berdasarkan satuan
bulan.
c) Setiap diagram balok horisontal harus mempunyai ruangan untuk
mencatat kemajuan aktual dari setiap pekerjaan dibandingkan dengan
kemajuan rencana.
d) Kurva seluruh kemajuan pekerjaan (overall progress) harus dapat
memberikan
gambaran tentang kemajuan keuangan rencana pada setiap akhir bulan
terhadap kemajuan keuangan aktual.
e) Skala dan format dari Jadwal Kemajuan Keuangan harus sedemikian rupa
hingga
tersedia ruangan untuk pencatatan, revisi dan pemutakhiran mendatang.
Ukuran lembar kertas minimum adalah A3.

2) Analisa Jaringan (Network


Analysis)
Jika diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, Pelaksana harus menyediakan Analisa
Jaringan
yang menunjukkan awal dan akhir setiap tanggal mulainya suatu kegiatan
sehingga dapat diperoleh suatu jadwal jalur kritis (critical path schedule) dan dapat
diperoleh jadwal untuk menentukan jenis-jenis pekerjaan yang kritis dalam seluruh
jadwal pelaksanaan.

3) Jadwal Penyediaan Bahan


Pelaksana harus menyediakan jadwal yang terpisah untuk lokasi semua sumber
bahan, bersama dengan rencana tanggal penyerahan contoh-contoh bahan dan
rencana produksi bahan dan jadwal pengiriman.

4). Revisi Jadwal Pelaksanaan


1) Waktu
Revisi semua jadwal pelaksanaan harus dilaksanakan bilamana kemajuan
pekerjaan aktual berbeda lebih dari 20 (dua puluh) persen dari kemajuan
realisasi rencana atau bilamana terdapat perubahan kuantitas yang menyolok
setelah diterbitkannya Variasi atau Addendum.
2) Laporan
Pada saat menyerahkan Revisi Jadwal Pelaksanaan maka Pelaksana harus
melengkapi laporan ringkas yang memberikan alasan-alasan timbulnya
revisi, yang harus meliputi :
a). Uraian revisi, termasuk pengaruh pada seluruh jadwal karena
adanya perubahan cakupan, revisi dalam kuantitas atau perubahan jangka
waktu kegiatan dan perubahan lainnya yang dapat mempengaruhi jadwal.
b). Pembahasan lokasi-lokasi yang bermasalah, termasuk faktor-
faktor penghambat yang sedang berlangsung maupun yang harus
diperkirakan serta dampaknya.
c). Tindakan perbaikan yang diambil, diusulkan dan
pengaruhnya.
PASAL - 7
PROSEDUR VARIASI

7.1. Uraian
Perubahan-perubahan atas pekerjaan dapat terjadi karena diprakarsai baik oleh Direksi
Pekerjaan maupun oleh Pelaksana, dan harus disepakati serta ditandatangani oleh kedua
belah pihak yang dituangkan dalam Variasi. Bilamana dasar pembayaran yang dituangkan
dalam variasi tersebut mengakibatkan variasi dalam Struktur Harga Satuan Mata
Pembayaran atau variasi dalam Jumlah Harga Kontrak, maka Variasi tersebut harus
dinegosiasi dan dituangkan dalam Addendum Kontrak.
Variasi dan Addendum Kontrak harus memenuhi ketentuan berikut
:
a) Variasi :
Perintah tertulis yang dibuat oleh Direksi Pekerjaan dan ditandatangani pula oleh
Pelaksana, menunjukkan bahwa Pelaksana menerima perubahan-perubahan dalam
Pekerjaan atau Dokumen Kontrak, persetujuan Pelaksana atas dasar pembayaran dan
penyesuaian waktu, jika ada, untuk pelaksanaan atas perubahan-perubahan
tersebut. Variasi harus diterbitkan dalam format standar dan harus mencakup semua
perintah yang dikeluarkan oleh Direksi Pekerjaan yang akan mempengaruhi
perubahan Dokumen Kontrak atau perintah sebelumnya yang telah dikeluarkan oleh
Direksi Pekerjaan.

b) Addendum :
Perjanjian tertulis antara Pemilik dan Pelaksana, yang memuat perubahan-
perubahan dalam Pekerjaan atau Dokumen Kontrak yang mengakibatkan variasi
dalam struktur Harga Satuan Mata Pembayaran atau variasi yang diperkirakan dalam
Jumlah Harga Kontrak dan telah dinegosiasi dan disepakati terlebih dahulu dalam
Variasi. Addendum juga harus dibuat pada saat penutupan Kontrak dan semua
perubahan kontraktual atau teknis penting lainnya tanpa memandang apakah terjadi
variasi struktur Harga Satuan atau Jumlah Harga Kontrak.
7.2. Pengajuan
a) Pihak Pelaksana harus menunjuk secara tertulis salah seorang anggota dalam
perusahaannya untuk menerima variasi dalam Pekerjaan dan bertanggung jawab
untuk memberitahu kepada para pelaksana lainnya tentang adanya variasi tersebut.
b) Direksi Pekerjaan akan menunjuk secara tertulis orang yang diberi wewenang untuk
mengurus prosedur variasi atas nama Pemilik.
c) Pelaksana harus melengkapi perhitungan untuk setiap usulan pekerjaan yang akan
dibayar lump sum, dan untuk setiap Harga Satuan yang belum ditetapkan sebelumnya
dengan data pendukung yang lengkap sehingga dapat dievaluasi oleh Direksi
Pekerjaan.
7.3. Prosedur Awal Variasi
1) Direksi Pekerjaan dapat memprakarsai Variasi dengan memberitahu secara tertulis
kepada Pelaksana, uraian berikut :
a) Uraian detil usulan perubahan dalam Pembangunan Gedung Dharma
Wanita
(Tahap 2).
b) Gambar dan Spesifikasi tambahan atau revisinya untuk melengkapi detil usulan
perubahan.
c) Perkiraan jangka waktu yang diperlukan untuk membuat usulan perubahan.
d) Baik usulan perubahan dapat dilaksanakan menurut struktur Harga Satuan Mata
Pembayaran yang ada, maupun setiap Harga Satuan baru atau Jumlah Harga
tambahan yang diperlukan harus disepakati terlebih dahulu untuk kemudian
dituangkan ke dalam Addendum Kontrak.
e) Pemberitahuan yang demikian hanya merupakan informasi, dan bukan sebagai
suatu perintah untuk melakukan perubahan dan juga bukan untuk
menghentikan pekerjaan yang sedang berlangsung.
2) Pelaksana dapat mengajukan permohonan perubahan dengan memberitahu secara
tertullis kepada Direksi Pekerjaan, uraian berikut :
a) Uraian usulan perubahan.
b) Keterangan tentang alasan untuk mengajukan perubahan.
c) Keterangan tentang pengaruh terhadap Jadwal Pelaksanaan (bila ada).
d) Keterangan tentang pengaruh terhadap pekerjaan Sub Pelaksana (bila ada).
e) Penjelasan detil baik untuk semua maupun sebagian dari usulan perubahan akan
dilaksanakan menurut struktur Harga Satuan Mata Pembayaran yang ada, bersama
dengan setiap Harga Satuan baru atau Jumlah Harga yang dipandang
Pelaksanamemerlukan kesepakatan.

7.4. Pelaksanaan Variasi


1) Isi Variasi akan didasarkan pada salah satu dari :
a) Permintaan Direksi Pekerjaan dan jawaban Pelaksanasebagaimana disepakati
bersama antara Direksi Pekerjaan dan Pelaksana; atau
b) Permohonan Pelaksana atas suatu perubahan, sebagaimana diterima oleh Direksi
Pekerjaan
2) Direksi Pekerjaan akan menyiapkan Variasi dan memberi nomor urut Variasi tersebut.
3) Variasi akan menguraikan perubahan dalam Pekerjaan, baik penambahan maupun
penghapusan, dengan lampiran Dokumen Kontrak yang direvisi seperlunya untuk
menentukan detil perubahan tersebut.
4) Variasi akan menetapkan dasar pembayaran dan setiap penyesuaian waktu yang
dibutuhkan sebagai akibat adanya perubahan tersebut, dan bilamana diperlukan, akan
menetapkan setiap Harga Satuan baru atau Jumlah Harga tambahan yang telah
dinegosiasi sebelumnya antara Direksi Pekerjaan dan Pelaksana, yang diperlukan
untuk dituangkan dalam Addendum.
5) Direksi Pekerjaan akan menandatangani dan memberi tanggal Variasi tersebut sebagai
perintah supaya Pelaksanadapat memulai melaksanaan perubahan.
6) Pelaksana harus menandatangani dan memberi tanggal Variasi tersebut, untuk
menunjukan bahwa Pelaksanasepakat atas detil didalam perubahan tersebut.
SPESIFIKASI TEKNIS
(Rencana Kerja & Syarat-syarat) 97

PASAL - 8
PELAKSANAAN ADDENDUM

1) Isi Addendum akan didasarkan pada salah satu dari hal-hal berikut :
a) Perintah Pemilik untuk melaksanakan perubahan atas Dokumen Kontrak, atau;
b) Karena adanya perubahan kontraktual atau teknis yang penting, atau;
c) Variasi atau Variasi-variasi yang telah ditandatangani yang berisi Harga Satuan Mata
Pembayaran baru atau Jumlah Harga tambahan,
atau;
d) Karena adanya perubahan perkiraan kuantitas sebagai akibat suatu variasi dalam
Jumlah Harga Kontrak, sebagaimana yang dimasukkan ke dalam Perjanjian Kontrak atau
Addendum sebelumnya, atau;
e) Perhitungan kuantitas akhir dan Jumlah Harga Kontrak. untuk Addendum Penutup
pada saat Penutupan Kontrak;
2) Direksi Pekerjaan akan menyiapkan Addendum.
3) Addendum akan menguraikan setiap perubahan kontraktual, teknis atau kuantitas,
baik penambahan ataupun penghapusan mata pembayaran, dengan lampiran-lampiran
Dokumen Kontrak yang direvisi untuk menentukan detil perubahan.
4) Addendum akan memberikan perhitungan ringkas untuk setiap tambahan atau
penyesuaian Harga Satuan bersama dengan setiap variasi dalam Harga Kontrak atau
penyesuaian Periode Kontrak.
5) Pemilik dan Pelaksana akan menandatangani Addendum tersebut dan menyampaikannya
kepada Pemilik untuk persetujuan dan tandatangannya.
SPESIFIKASI TEKNIS
(Rencana Kerja & Syarat-syarat) 98

PASAL - 9
PENUTUPAN KONTRAK

9.1. Umum
Pelaksana harus mengikuti semua ketentuan seperti disebutkan dalam Syarat-syarat
Kontrak dan Spesifikasi yang menyangkut Penutupan Kontrak.

9.2. Berita Acara Penyelesaian Akhir


1) Waktu
Dalam batas waktu dan sesuai dengan ketentuan pada Pasal-pasal yang berkaitan
dalam Syarat-syarat Kontrak dan bilamana Pelaksana menganggap bahwa Pekerjaan
tersebut telah selesai, termasuk semua kewajiban dalam periode pemeliharaan,
maka Pelaksana harus mengajukan permohonan untuk penyerahan akhir. Setelah
penyelesaian seluruh pekerjaan perbaikan (remedial work) yang diminta oleh Panitia
Serah Terima, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan akhir dan Pekerjaan
tersebut dapat diterima, maka Direksi Pekerjaan harus menyiapkan dan menerbitkan
Berita Acara Penyelesaian Akhir.
2) Isi Permohonan Pelaksana
Permohonan serah terima akhir harus memuat keterangan
Pelaksanaberikut :
a) Dokumen Kontrak telah sepenuhnya ditelaah,
dan;
b) Pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan Dokumen Kontrak,
dan;
c) Pekerjaan telah sepenuhnya diperiksa dan diuji sesuai dengan ketentuan dalam
Dokumen Kontrak, dan bahwa semua pemeriksaan dan hasil pengujian telah
diterima oleh Direksi Pekerjaan, dan;
d) Pekerjaan telah lengkap dan siap untuk pemeriksaan akhir dan Serah Terima
Akhir.

9.3. Pengajuan Berita Acara Pembayaran Akhir


1) Waktu
Dalam batas waktu dan sesuai dengan ketentuan pada Pasal-pasal yang berkaitan
dalam Syarat-syarat Kontrak, Pelaksana harus mengajukan permohonan
pembayaran akhir bersama dengan semua detil pendukung sebagaimana diperlukan
oleh Direksi Pekerjaan. Setelah ditelaah oleh Direksi pekerjaan dan jika perlu
diamandemen oleh Pelaksana, Direksi Pekerjaan akan menerbitkan Berita Acara
Pembayaran Akhir oleh Pemilik.

2) Isi Berita Acara


Isi Berita Acara untuk Pembayaran Akhir yang diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan,
harus termasuk, tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut :
a) Jumlah Harga Kontrak seperti yang tercantum dalam
Kontrak.
b) Kuantitas akhir pekerjaan yang telah diselesaikan seperti yang dibuktikan dalam
SPESIFIKASI TEKNIS
(Rencana Kerja & Syarat-syarat) 99

berita acara pengukuran dan hasil perhitungan pada pekerjaan yang


bersangkutan.
c) Nilai setiap pekerjaan tambah atau kurang seperti disahkan dalam Addendum
selama Periode Kontrak.
SPESIFIKASI TEKNIS
(Rencana Kerja & Syarat-syarat) 99

d) Nilai setiap penambahan atau pengurangan terhadap Jumlah Harga


Kontrak sebagai akibat dari :
i) Denda akibat keterlambatan, bila ada.
ii) Pekerjaan yang tidak lengkap atau tidak benar.
iii) Variasi yang telah disetujui tetapi masih harus dituangkan dalam Addendum.
iv) Setiap penyesuaian lainnya yang diperlukan pada ketentuan dan
persyaratan dalam Dokumen Kontrak.
e). Perhitungan Jumlah Harga Kontrak akhir.
f). Ringkasan lembaran neraca yang menunjukkan selesainya Pengembalian Semua
Uang Muka dan pencairan semua Uang yang ditahan (Retention Money).
g). Jadwal tentang seluruh pembayaran yang telah disahkan oleh Direksi
Pekerjaan. h). Jumlah yang menjadi hak atau yang harus dipotong dari Pelaksana.

9.4. Addendum Penutup


Berdasarkan detil Berita Acara Pembayaran Akhir yang dibuat oleh Direksi Pekerjaan,
Direksi Pekerjaan harus juga menyiapkan Addendum Penutup yang harus
ditandatangani Pemilik dan Pelaksana, dilengkapi dengan perhitungan akhir dari Jumlah
Harga Kontrak. Setelah memperoleh tanda tangan Pelaksana, selanjutnya Direksi
Pekerjaan harus menyerahkan Addendum Penutup tersebut ke Pemilik untuk
ditandatangani bersama-sama dengan Berita Acara Pembayaran Akhir yang telah
disetujui.
PASAL – 10
DOKUMEN REKAMAN KEGIATAN

10.1. Umum
1) Uraian
Selama pelaksanaan Pekerjaan Pelaksana harus menjaga rekaman yang akurat dari
semua perubahan yang terjadi dalam Dokumen Kontrak dalam satu set Dokumen
Rekaman, dan harus memindahkan informasi akhir tersebut ke dalam Dokumen
Rekaman Akhir sebelum penyelesaian Pekerjaan.
2) Pengajuan
a) Pelaksana harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan satu set Dokumen
Rekaman yang dalam keadaan terpelihara pada setiap bulan tanggal 25 untuk
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Dokumen Rekaman Proyek yang
telah disetujui Direksi Pekerjaan ini, menjadi prasyarat untuk pengesahan Sertifikat
Bulanan.
b) Pelaksana harus menyerahkan kepada Direksi Rekaman AKHIR
pada saat permohonan Berita Acara Penyelesaian Akhir untuk mendapat
persetujuan dari Direksi Pekerjaan, disertai dengan surat pengantar yang berisi
:
i) Tanggal.
ii) Nomor dan Nama
iii) Nama dan Alamat Pelaksana.
iv) Judul dan Nomor tiap Dokumen Rekaman.
v) Berita Acara yang menyatakan bahwa setiap dokumen yang diserahkan telah
lengkap dan benar.
vi) Tanda tangan Pelaksana, atau wakilnya yang sah.

10.2. Dokumen Rekaman Kegiatan


1) Dokumen Kerja (Job Set)
Segera setelah Pengumuman Pemenang, Pelaksanadapat memperoleh 1 (satu) set
lengkap semua Dokumen yang berhubungan dengan Kontrak tanpa biaya dari Direksi
Pekerjaan. Dokumen Kerja akan mencakup :
a) Syarat-syarat Kontrak.
b) Spesifikasi.
c) Gambar.
d) Addendum (bila ada).
e) Modifikasi lainnya terhadap
Kontrak.

2) Penyimpanan Dokumen Kerja


Dokumen Kerja harus disimpan dan diarsipkan dalam rak-rak di kantor lapangan, dan
Pelaksana harus menjaga dokumen kerja tersebut terlindung dari kehilangan atau
kerusakan sampai pemindahan data akhir ke dalam Dokumentasi Rekaman Kegiatan
Akhir telah selesai dilaksanakan. Dokumen rekaman tersebut tidak boleh
digunakan
untuk maksud-maksud pelaksanaan pekerjaan dan dokumen tersebut harus selalu
tersedia setiap saat untuk diperiksa oleh Direksi Pekerjaan atau Pemilik.

10.3. Pemeliharaan Dokumen Pelaksanaan Kegiatan


1) Penanggungjawab
Pelaksana harus melimpahkan tanggung jawab pemeliharaan Dokumen Rekaman
kepada salah seseorang staf yang ditunjuk sebagaimana yang telah disetujui oleh
Direksi Pekerjaan sebelumnya.
2) Pemberian Tanda
Segera setelah diterimanya Dokumen Kerja (Job Set), Pelaksana harus memberi tanda
pada setiap dokumen dengan judul “Dokumen Rekaman /Dokumen Kerja”, dalam
huruf cetak setinggi 5 cm.
3) Pemeliharaan
Pada saat penyelesaian Kontrak, kemungkinan sejumlah Dokumen Kerja harus dike-
luarkan untuk mencatat masukan-masukan baru dan untuk pemeriksaan, dan dalam
kondisi-kondisi yang demikian kegiatan seperti ini akan dilaksanakan, maka Pelaksana
harus mencari cara yang cocok untuk melindungi dokumen kerja tersebut untuk
disetujui Direksi Pekerjaan.
4) Tata Cara Membuat Catatan dalam Gambar
Catatan pada Gambar harus dilakukan dengan menggunakan pensil berwarna yang
dapat dihapus (tidak boleh memakai tinta), perubahan harus diuraikan dengan jelas
dengan pencatatan dan kalau perlu dengan garis grafis. Catat tanggal semua
masukan. Berilah tanda perhatian pada setiap catatan dengan tanda “awan” pada
tempat atau tempat-tempat yang mengalami perubahan. Bilamana terjadi
perubahan yang tumpang tindih (over-laping), maka disarankan menggunakan warna
yang berbeda untuk setiap perubahan. Dokumen rekaman harus selalu diperbaharui
jangan sampai terdapat bagian yang tertanam dalam setiap pekerjaan yang
dikerjakan tidak tercatat.

Beri tanda yang jelas untuk mencatat setiap detil pelaksanaan, misalnya :
a) Kedalaman berbagai elemen pondasi sehubungan dengan data yang
ditunjukkan.
b) Posisi horisontal maupun vertikal untuk utilitas bawah permukaan harus
ditandai pada bagian permukaan pekerjaan yang permanen.
c) Lokasi utilitas yang tertanam dalam pekerjaan harus diberi tanda sehingga
mudah
terlihat dengan tanda-tanda khusus pada
struktur.
d) Perubahan dimensi dan detil pelaksanaan di
lapangan. e) Perubahan yang terjadi dengan adanya
Variasi.
f) Gambar detil yang tidak terdapat dalam Gambar
asli.

5) Waktu Pencatatan
Semua catatan harus dibuat dalam jangka waktu 24 jam terhitung sejak diterimanya
informasi.
6) Keakuratan
Gunakan semua sarana yang diperlukan, termasuk perlengkapan khusus yang
dipakai untuk pengukuran, untuk menentukan lokasi bagian-bagian yang terpasang
dan untuk memperoleh data masukan yang akurat.
Pelaksana harus melakukan koordinasi atas semua perubahan yang terjadi dalam
Dokumen Rekaman, membuat catatan yang sesuai dan sebagaimana mestinya pada
setiap halaman Spesifikasi dan pada lembaran Gambar dan pada Dokumen lainnya,
dimana pencatatan yang demikian diperlukan untuk menunjukkan perubahan yang
sebenarnya terjadi. Keakuratan rekaman harus sedemikian rupa sehingga setiap
pencarian bagian-bagian pekerjaan yang ditunjukkan dalam Dokumen Kontrak di
kemudian hari dapat dengan mudah diperoleh dari Dokumen Rekaman yang telah
disetujui.

10.4. Dokumen Rekaman Akhir


1) Umum
Tujuan pembuatan Dokumen Rekaman Akhir adalah menyiapkan informasi nyata
menyangkut semua aspek Pekerjaan, baik yang tertanam maupun yang terlihat,
untuk memungkinkan modifikasi rancangan di kemudian hari dapat dilaksanakan
tanpa pengukuran ulang yang lama dan mahal, tanpa investigasi dan pemeriksaan
ulang.

2) Pemindahan Data ke dalam Gambar


Seluruh perubahan data yang ditunjukkan dalam Dokumen Kerja dari Gambar
Rekaman harus dipindahkan dengan teliti ke dalam Gambar Rekaman Akhir menurut
masing-masing gambar aslinya, dan penjelasan yang lengkap dari semua
perubahan selama pelaksanaan dan lokasi aktual dari semua jenis pekerjaan harus
ditunjukkan dengan jelas. Berilah tanda perhatian pada setiap catatan dengan tanda
“awan” yang mengelilingi tempat atau tempat-tempat yang mengalami perubahan.
Buatlah semua catatan perubahan pada dokumen yang asli dengan rapi, konsisten,
dan ditulis dengan tinta atau pinsil keras hitam.

3) Pemindahan Data ke Dokumen Lain


Bilamana dokumen selain Gambar telah dijaga bersih selama pelaksanaan
Pekerjaan, dan bila setiap data masukan telah dicatat dengan rapi agar dapat
disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka dokumen kerja (job set) dari Dokumen
tersebut (selain Gambar) akan diterima Direksi Pekerjaan sebagai Dokumen
Rekaman Akhir untuk Dokumen tersebut. Bilamana Dokumen yang demikian belum
dapat disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka Pelaksana harus menyiapkan salinan
baru dari Dokumen yang diperoleh dari Direksi Pekerjaan. Pemindahan perubahan
data ke dalam salinan baru ini harus dilakukan dengan hati-hati agar dapat disetujui
oleh Direksi Pekerjaan.

4) Peninjauan dan Persetujuan


Pelaksana harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan satu set lengkap
Dokumen
Rekaman Akhir pada saat mengajukan permohonan Berita Acara Serah
Terima
Sementara. Bilamana diminta oleh Direksi Pekerjaaan, maka Pelaksana
harus mengikuti rapat atau rapat-rapat peninjauan (review), melaksanakan
setiap perubahan yang diperlukan dan segera menyerahkan kembali Dokumen
Rekaman Akhir kepada Direksi Pekerjaan untuk dapat diterima.

5) Perubahan Setelah Dokumen Diterima


Pelaksanatidak bertanggungjawab untuk mencatat perubahan Pekerjaan
setelah Serah Terima Sementara Pekerjaan, kecuali perubahan yang diakibatkan oleh
penggantian, perbaikan, dan perubahan yang dilakukan Pelaksanasebagai bagian
dari kewajibannya (guarantee).
PASAL - 11
PEMBERSIHAN AKHIR PEKERJAAN

11.1. Umum
Selama periode pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana harus memelihara Pekerjaan bebas
dari akumulasi sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah, yang diakibatkan oleh operasi
pelaksanaan. Pada saat selesainya Pekerjaan, semua sisa bahan bangunan dan bahan-
bahan tak terpakai, sampah, perlengkapan, peralatan dan mesin-mesin harus
disingkirkan, seluruh permukaan terekspos yang nampak harus dibersihkan dan ditinggal
dalam kondisi siap pakai dan diterima oleh Direksi Pekerjaan.

11.2. Pembersihan Selama Pelaksanaan


1) Pelaksana harus melakukan pembersihan secara teratur untuk menjamin bahwa
tempat kerja, struktur, kantor sementara, tempat hunian dipelihara bebas dari
akumulasi sisa bahan bangunan, sampah dan kotoran lainnya yang diakibatkan oleh
operasi-operasi di tempat kerja dan memelihara tempat kerja dalam kondisi rapi dan
bersih setiap saat.
2) Pelaksana harus menjamin bahwa sistem drainase terpelihara dan bebas dari kotoran
dan bahan yang lepas dan berada dalam kondisi operasional pada setiap saat
3) Bilamana dianggap perlu, Pelaksana harus menyemprot bahan dan sampah yang
kering
dengan air untuk mencegah debu atau pasir yang
beterbangan.
4) Pelaksana harus menyediakan drum di lapangan untuk menampung sisa bahan
bangunan, kotoran dan sampah sebelum dibuang.
5) Pelaksana harus membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah di tempat
yang telah ditentukan sesuai dengan Peraturan Pusat maupun Daerah dan Undang-
undang Pencemaran Lingkungan yang berlaku.
6) Pelaksana tidak diperkenankan mengubur sampah atau sisa bahan bangunan di
lokasi
tanpa persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
7) Pelaksana tidak diperkenankan membuang limbah berbahaya, seperti cairan kimia,
minyak atau thinner cat ke dalam saluran atau sanitasi yang ada.
8) Pelaksana tidak diperkenankan membuang sisa bahan bangunan ke dalam sungai atau
saluran air.
9) Bilamana Pelaksana menemukan bahwa saluran drainase samping atau bagian lain
dari
sistem drainase yang dipakai untuk pembuangan setiap jenis bahan selain dari
pengaliran air permukaan, baik oleh pekerja Pelaksanamaupun pihak lain, maka
Pelaksana harus segera melaporkan kejadian tersebut kepada Direksi Pekerjaan,
dan segera mengambil tindakan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
untuk mencegah terjadinya pencemaran lebih lanjut.

11.3. Pembersihan Akhir


1) Pada saat penyelesaian Pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan
bersih dan siap untuk dipakai Pemilik. Pelaksanajuga harus mengembalikan
bagian-bagian dari tempat kerja yang tidak diperuntukkan dalam Dokumen Kontrak
ke kondisi semula.
2) Pada saat pembersihan akhir, semua perkerasan dan struktur harus diperiksa
ulang untuk mengetahui kerusakan fisik yang mungkin ditemukan sebelum
pembersihan akhir. Lokasi yang diperkeras di tempat kerja dan semua lokasi
diperkeras untuk umum yang bersebelahan langsung dengan tempat kerja harus
disikat sampai bersih. Permukaan lainnya harus di keruk sampai bersih dan semua
kotoran yang terkumpul harus dibuang.
PASAL - 12
GAMBAR PELAKSANAAN
(as built drawing)

1. Setelah selesainya seluruh pekerjaan, Pelaksana harus membuat gambar terlaksana (as
built drawing) dari seluruh sistem, termasuk apabila terjadi perubahan letak, denah
maupun konstruksi.
2. Instalasi listrik, instalasi air bersih dan instalasi air kotor harus dibuat oleh Pelaksana sesuai
dengan keadaan yang terpasang dan diserahkan kepada Pengguna Barang Jasa pada saat
Serah Terima Pekerjaan.
PASAL - 13
PENGAWASAN

1. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan oleh


Direksi/Pengawas.
2. Setiap saat Direksi/Pengawas atau petugas-petugasnya harus dapat mengawasi, memeriksa
atau menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Untuk itu Pelaksana harus
mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
3. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan
Direksi/Pengawas adalah menjadi tanggung jawab Pelaksana. Pekerjaan tersebut bila
diperlukan harus dapat diperiksa sebagian atau seluruhnya untuk keperluan/kepentingan
pemeriksaan.
4. Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas Harian diluar jam kerja yang resmi, maka segala
biaya yang diperlukan untuk hal tersebut menjadi beban Pelaksana. permohonan untuk
mengadakaan pemeriksaan tersebut harus dengan surat yang disampaikan kepada
Direksi/pengawas.
PASAL - 14
PENUTUP

1. Pekerjaan-pekerjaan yang belum/tidak tercantum/dijelaskan dalan RKS ini dapat


dilihat pada gambar atau di tanyakan pada saat Rapat Penjelasan Pekerjaan
(Aanwijzing). Perubahan-perubahan yang terjadi terhadap RKS ini pada saat Rapat
Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) akan dibuat suatu Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
yang mengikat, dan merupakan satu kesatuan dengan RKS ini.
2. Pekerjaan-pekerjaan yang belum tercantum/ dijelaskan dalam Spesifikasi ini dapat
dilihat pada gambar atau dinyatakan pada saat rapat penjelasan pekerjaan
(Aanwijzing).
3. Pekerjaan-pekerjaan yang telah kami jelaskan dalam Spesifikasi Teknis ini
sudah merupakan satu kesatuan dari item pekerjaan dalam melaksanakan pekerjaan
dan sudah merupakan hasil yang mengikat yang dinyatakan pada saat rapat penjelasan
pekerjaan (Aanwijzing) beserta Addendum yang mengikat dan merupakan suatu
kesatuan dengan dokumen pengadaan.
4. Perubahan - perubahan yang terjadi terhadap Spesifikasi ini pada saat
terjadinya perubahan yang spesifik terhadap pekerjaan akan dimuat dalam
Berita Acara yang mengikat dan merupakan suatu kesatuan dengan dokumen
pengadaan.

Makassar, 22 April 2020


CV. Matra Desain

Setiawan ST

Anda mungkin juga menyukai