Anda di halaman 1dari 3

Nama : Naftaliana I.P.

Kembuan
Nim : 18111101014
Semester 5 AKK

TUGAS INDIVIDU
KEBIJAKAN PUBLIK BERBASIS KESEHATAN KELAUTAN

1. Sebutkan jenis kebijakan yang dipelajari (level, Tipe, Waktu) dan siapa yang
mengeluarkan?
Level: Nasional
Tingkat: Internasional
Waktu: United Nations Convention on the Law of the Sea (Konvensi Perserikatan
Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut) telah diterima baik oleh Konperensi
Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut Ketiga di New York pada
tanggal 30 April 1982 dan telah ditandatangani oleh Negara Republik Indonesia
bersama-sama seratus delapan belas penandatangan lain di Montego Bay,
Jamaica pada tanggal 10 Desember 1982;

2. Apa yang diatur dalam kebijakan tersebut?


Konvensi Hukum Laut ini mendefinisikan hak dan tanggung jawab negara dalam
penggunaan lautan di dunia serta menetapkan pedoman untuk bisnis, lingkungan, dan
pengelolaan sumber daya alam laut.
United Nations Convention on the Law of the Sea (Konvensi Perserikatan
BangsaBangsa tentang Hukum Laut), mengatur rejim-rejim hukum laut, termasuk rejim
hukum Negara Kepulauan secara menyeluruh dan dalam satu paket. Ditinjau dari isinya,
Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut tersebut:
a. Sebagian merupakan kodifikasi ketentuan-ketentuan hukum laut yang sudah ada,
misalnya kebebasan-kebebasan di Laut Lepas dan hak lintas damai di Laut
Teritorial;
b. Sebagian merupakan pengembangan hukum laut yang sudah ada, misalnya
ketentuan mengenai lebar Laut Teritorial menjadi maksimum 12 mil laut dan
kriteria Landas Kontinen. Menurut Konvensi Jenewa 1958 tentang Hukum Laut
kriteria bagi penentuan lebar landas kontinen adalah kedalaman air dua ratus
meter atau kriteria kemampuan eksploitasi. Kini dasarnya adalah kriteria
kelanjutan alamiah wilayah daratan sesuatu Negara hingga pinggiran luar tepian
kontinennya (Natural prolongation of its land territory to the outer edge of the
continental margin) atau kriteria jarak 200 mil laut, dihitung dari garis dasar untuk
mengukur lebar laut Teritorial jika pinggiran luar tepian kontinen tidak mencapai
jarak 200 mil laut tersebut;
c. Sebagian melahirkan rejim-rejim hukum baru, seperti asas Negara Kepulauan,
Zona Ekonomi Eksklusif dan penambangan di Dasar Laut Internasional.

3. Masalah kesehatan apa yang dipengaruhi dengan adanya kebijakan tersebut


Salah satu contoh kebijakan yang ada kaitannya dengan masalah kesehatan adalah Laut
Teritorial (Teritorial Waters) dalam bagian Lintas Damai (Innocent Passage) di Laut
territorial dalam pasal 21 ayat 1 (f) terkait dengan Hukum dan Peraturan dari Negara
Pantai yang berkaitan dengan Lintas Damair di mana pada ayat 1 (f) berbunyi tentang
“Pelestarian Lingkungan negara pantai dan pencegahan, pengurangan, dan pengendalian
pencemaran”. Hal ini juga diperkuat dengan Perlindungan dan Pelestarian Lingkungan
Laut (BAB XII UNCLOS 1982) terkait dengan pencemaran laut. Pencamaran laut akibat
sampah plastik berdampak pada hewan dan manusia. Sampah plastic di ikan dapat terurai
menjadi merkuri yang bisa menyebabkan penyakit/masalah kesehatan :
• Kanker
• Alergi
• Mutasi Gen

4. Data-Data apakah yang dapat dipakai untuk menunjukkan pelaksanaan kebijakan


tersebut?
Mengingat Indonesia memiliki wilayah laut yang sangat luas dan letak geografis yang
unik. Di samping letak kepulauan Indonesia yang berada pada garis khatulistiwa, juga
posisi geografis ini menurut kenyataannya merupakan negara kepulauan (archipelagic
state) yang berada pada posisi silang dunia. Negara Kepulauan berkewajiban menetapkan
garis-garis dasar/pangkal kepulauan pada peta dengan skala yang cukup untuk
menetapkan posisinya. Dan dengan diakuinya asas Negara Kepulauan, maka perairan
yang dahulu merupakan bagian dari Laut Lepas kini menjadi "perairan kepulauan" yang
berarti menjadi wilayah perairan Republik Indonesia.
Selain itu, pada lingkungan laut Indonesia terdapat berbagai macam sumber
kekayaan alam, baik kekayaan alam hayati maupun non-hayati, dan memiliki peranan
yang sangat penting, misalnya sebagai sarana penghubung, media rekreasi, jalan raya
perdagangan, dan sebagai alat pemersatu bangsa Indonesia. Dilihat dari fenomena
kerusakan lingkungan laut yang terjadi saat ini tidak terlepas dari ulah manusia itu
sendiri, karena itu tindakan manusia yang merusak harus dikendalikan. Salah satu
pengendaliannya dalah dengan “Hukum” dan hukum yang dimaksud disini Hukum
lingkungan baik nasional maupun internasional. Mengingat begitu pentingnya
pelindungan terhadap lingkungan laut, maka di aturlah dalam United Nations Convention
on The Law of the Sea (selanjutnya disebut UNCLOS) 1982, terdapat bagian tersendiri
yang secara khusus mengatur mengenai perlindungan dan pelestarian lingkungan laut.

Anda mungkin juga menyukai