Anda di halaman 1dari 9

Topik IX

1. Inhalan
 Inhalan adalah zat senyawa organic yang berbau tajam dam mudah menguap, yang
jika di salah gunakan dapat mengakibatkan kerusakan fisik dan psikis
 Inhalan atau solvent adalah zat yang terdapat pada alat perekat (lem), cat, minyak
cat (tiner), bensin, dan lain-lain.
 Inhalan atau solvent adalah uap bahan yang mudah menguap yang
dihirup,contohnya aerosol, aica aibon, isi korek api gas, cairan untuk dry cleaning,
tinner, uap bensin.
 Pemakaiannya dengan cara dihirup atau disedot dengan hidung. Gas yang
dihirup akan masuk ke dalam aliran darah dan ke otak. Inhalen biasanya
dipakai oleh anak-anak jalanan karena harganya murah dan mudah
mendapatkannya. Umumnya digunakan oleh anak di bawah umur atau
golongan kurang mampu/anak jalanan.
 Efek dari inhalen adalah mengantuk, pusing, infeksi saluran pernafasan dan
keracunan. Selain itu dapat menyebabkan mati mendadak karena otak kekurangan
oksigen.Bau lem atau minyak cat/tiner dapat menyebabkan ketagihan,
sehingga jangan pernah mencoba-coba bau tersebut. Pemakaian jangka panjang
dapat mengakibatkan gemetaran, kerusakan otak dan kejang. Penggunaan menahun
toluen yang terdapat pada lem dapat menimbulkan kerusakan fungsi kecerdasan
otak.
 Berikut yang termasuk inhalan adalah berupa gas yaitu Valatic hydrocarbone
termasuk toluene, hexane, metylbatyketone, trichloroetilene, trichloroetane,
dichlorometane gasoline dan butane. Zat tersebut dibagi menjadi 4 kelompok:
1. Salrent untuk lem (glue)
2. Propellants untuk aerosol spray, semprot cat, semprot rambut dalam
bentuk krim
3. Thinner untuk mengecat
4. Fuels
2. NAPZA Sintetik Baru (Flakka)

A. Pengertian Flakka
 Flakka adalah stimulan yang memiliki banyak efek samping berbahaya.
 Flakka adalah jenis narkoba paling berbahaya saat ini. Efek dari narkoba
berbentuk kristal putih atau pink dengan bau menyengat ini membuat
penggunanya bertingkah liar dan hilang kendali seperti zombie. Hal tersebut dapat
dilihat dari berbagai video yang tersebar di dunia maya. Menurut BNN,
Flakka memiliki efek 16 kali lipat dari narkoba pada umumnya. Efek dari
penggunaan barang terlarang ini membuat pemakainya menjadi paranoid,
halusinasi, dan psikosis yang mengerikan.
 Flakka adalah alpha-Pyrrolidinopentiophenone (alpha-PVP), sebuah cathinone
sintetis yang masuk ke dalam kelas obat psikoaktif. Biasanya, cathinone ditemukan
di dalam khat (semak yang daunnya dikunyah masyarakat Afrika, selama berabad-
abad), sebagai stimulan. Flakka bertindak sebagai halusinogen dan stimulan. Jika
kedua hal ini dikombinasikan, akibatnya bisa sangat fatal, bagi penggunanya.
Buktinya, puluhan ribu orang telah masuk ke ruang instalasi gawat darurat (IGD),
akibat obat-obatan terlarang yang memiliki sifat keduanya.

B. Flakka Adalah Narkotika Sintetis Yang Sudah Mendunia


 Flakka sering dianggap sebagai kombinasi dari heroin dan kokain, atau heroin dan
sabu (metamfetamin). Faktanya, flakka adalah obat psikoaktif sintesis
jenis Amphetamine Type Stimulants (ATS). Flakka mengandung senyawa
katinona, atau alpha-pyrrolidinopentiophenone (alpha PVP).
 Pada dasarnya, alpha PVP bukanlah sebuah nama baru. Alpha PVP adalah
narkotika sintesis yang dibuat dari Tiongkok dan sudah ditemukan sejak tahun
1960. Narkoba ini mulanya dipasarkan sebagai alternatif legal untuk ekstasi. Alpha
PVP memiliki efek stimulan seperti sabu (metamfetamin) dan kokain. Akan tetapi,
efek stimulan yang dihasilkannya bisa 10 kali lebih kuat dibandingkan kokain.
 Setelah diketahui memiliki potensi efek samping yang berbahaya, maka obat ini
akhirnya dilarang untuk diedarkan. Flakka sudah dilarang produksi dan
peredarannya di Amerika Serikat sejak tahun 2014. Pelarangan mengedarkan
Flakka pun kemudian diikuti oleh 20 negara lainnya, seperti Inggris, Jerman,
Spanyol, Bulgaria, Austria, Republik Ceko, dan Perancis.
 Di Indonesia, flakka termasuk pendatang baru. Meski begitu, nama narkoba ini
sudah tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) nomor 2 tahun
2017 dengan nama kimia alfa PVP sebagai salah satu jenis narkoba berbahaya
yang peredarannya dilarang.

C. Efek Yang Terjadi Setelah Menggunakan Flakka


 Penggunaan pertama kali dalam dosis kecil (kurang dari 100 miligram) mungkin
sebatas menimbulkan efek euforia, perubahan perilaku, dan perubahan suasana hati
umum layaknya efek narkoba jenis stimulan lain seperti kokain dan sabu.
Misalnya, jadi lebih bersemangat, merasa lebih segar dan amat sangat gembira,
hiperaktif, banyak bicara, dan jauh lebih percaya diri dari sebelumnya. Beberapa
orang yang menggunakan flakka juga mungkin merasakan pancainderanya lebih
sensitif terhadap rangsangan.
 Efek tersebut datang dari lonjakan hormon dopamin dan norepinefrin secara
berlebihan setelah mengonsumsi zat stimulan. Peningkatan kadar dopamin dalam
otak yang berlebihan dapat memunculkan sensasi euforia, alias perasaan bahagia
yang berlebihan. Sementara kadar norepinefrin yang melonjak naik dapat
meningkatkan detak jantung dan tekanan darah, yang keduanya bisa membuat
Anda lebih awas.
 Secara umum, berikut beberapa efek flakka dalam jangka pendek:
a. Perasaan gembira yang berlebih
b. Jatung berdebar-debar
c. Napas memburu atau terengah-engah
d. Tekanan darah meningkat
e. Gelisah
f. Tidak bisa diam
g. Mengigau
h. Sensitivitas luar biasa terhadap sentuhan, suara, dan penglihatan
i. Menunjukkan perilaku yang aneh
j. Paranoia (gangguan mental yang membuat seseorang merasa bahwa dirinya
akan disakiti orang lain)
k. Berkhayal bahwa dirinya memiliki kekuatan super
l. Sensasi euphoria
m. Menjadi sangat waspada
n. Berhalusinasi
 Efek jangka panjang dari flakka
a. Efek jangka panjang dari flakka sejauh ini belum dapat dipastikan karena
narkotika ini termasuk “anak baru” yang belum banyak diteliti lebih lanjut.
Selain risiko overdosis, sejumlah penelitian yang sudah ada menunjukkan
bahwa obat itu berpotensi menyebabkan gagal ginjal.
b. Selain itu, dosis flakka yang lebih kuat juga berpotensi menyebabkan
pemakainya mengalami hipertermia. Kondisi ini bukan kepanasan atau
kegerahan biasa. Hipertermia adalah kondisi suhu inti tubuh yang meningkat
tajam dan terjadi tiba-tiba dalam waktu singkat sehingga tubuh Anda tidak
punya cukup waktu untuk berkeringat guna mendinginkan diri. Peningkatan
suhu yang ekstrem ini dapat menyebabkan komplikasi fisik yang parah,
seperti kerusakan otot dan ginjal akibat dehidrasi parah.
c. Perlahan tapi pasti, jaringan otot mulai rusak. Jaringan yang rusak ini akan
melepaskan protein dan produk seluler lainnya ke dalam aliran darah. Dalam
dunia medis, kondisi ini disebut dengan rhabdomyolysis. Jika sudah begini,
penderita membutuhkan perawatan medis segera.
d. Saat pemakai flakka telanjur mengalami rhabdomyolisis dan dehidrasi secara
bersamaan, mereka lebih mungkin untuk mengalami gagal ginjal dan bahkan
kematian.
e. Juga bikin penggunanya jadi seperti zombie. Penggunaan flakka yang
berlebihan telah dikaitan dengan perasaan cemas yang esktrem, paranoid, dan
halusinasi. Dalam kasus kecanduan yang parah, penggunanya bisa masuk
pada fase delirium ekstrem. Fase ini menyebabkan penderitanya mengalami
kebingungan parah dan tidak mampu berpikir jernih. Ketika berada di fase
delirium, pemakai flakka akan cenderung menunjukkan perilaku agresif dan
merusak yang bisa mencelakai dirinya sendiri atau orang lain. Misalnya
mengamuk, memukul, menjarah, dan menjerit-jerit histeris. Beberapa
pemakainya juga bahkan dapat mengalami kejang.
Topik X

Aspek Hukum & Kebijakan Pemerintah dalam Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA

 Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan
dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongangolongan
sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang (Menurut Pasal 1 ayat (1)
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 Tentang
Narkotika).

 Permasalahan penyalahgunaan narkotika sudah lama masuk dan dikenal di


Indonesia, hal itu dapat dilihat dari dikeluarkannnya Instruksi Presiden Republik
Indonesia (INPRES) Nomor 6 Tahun 1971 kepada Kepala Badan Koordinasi
Intelijen Nasional (BAKIN) untuk menanggulangi enam permasalahan nasional
yang menonjol, salah satunya adalah penanggulangan penyalahgunaan narkotika.

 Lambat laun penyalahgunaan narkotika menjadi masalah yang serius, maka dari itu
pada zaman Orde Baru pemerintah mengeluarkan regulasi berupa Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah menjadi Undang-
Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.

 Karena permasalahan penyalahgunaan narkotika sudah menjadi masalah yang luar


biasa, maka diperlukan upaya-upaya yang luar biasa pula, tidak cukup penanganan
permasalahan Narkotika ini hanya diperankan oleh para penegak hukum saja, tapi
juga harus didukung peran serta dari seluruh elemen masyarakat.

 Kenyataan itulah yang menjadi latar belakang berdirinya Badan Narkotika


Nasional (BNN). BNN pun gencar melakukan upaya-upaya preventif dan represif
untuk mewujudkan Indonesia yang bebas dari narkoba tahun 2015 yang merupakan
target dari seluruh negara ASEAN.

 Upaya-upaya itu meliputi penyelamatan para pengguna narkoba dengan cara


rehabilitasi, dan memberantas para bandar, sindikat, dan memutus peredaran gelap
narkotika. Tetapi itu tidak cukup, karena diperlukan pula upaya preventif berupa
pencegahan agar tidak muncul pengguna/pecandu narkotika yang baru, mengingat
kata pepatah yang mengatakan, “lebih baik mencegah daripada mengobati”.
Pecandu dan korban penyalahgunaan narkotika saat ini tidak hanya ada pada
kalangan yang cukup umur saja, bahkan pada kalangan yang belum cukup umur.
Oleh karena itu diperlukan upaya pencegahan penyalahgunaan narkotika sejak dini.

 Keseriusan pemerintah dalam menanggulangi permasalahan penyalahgunaan


narkotika tersebut sangat diperlukan. Terutama penyamaan kedudukan
permasalahan narkotika dengan permasalahan korupsi dan terorisme. Ketiga
permasalahan tersebut sama-sama mempunyai dampak yang sistemik, mengancam
ketahanan nasional, serta merusak kesehatan masyarakat terutama generasi muda.

 Permasalahan

a. Dapat dilihat permasalahan yang timbul adalah dari segi penanganan para
penyalahguna narkotika. Menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun
2009 Tentang Narkotika,

b. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang
dibedakan ke dalam golongan.

c. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa narkotika adalah zat atau
obat yang sangat penting untuk keperluan pengobatan, tetapi justru akan
menimbulkan masalah yang besar apabila di salah gunakan. Pasal 7 UU
No. 35 Tahun 2009 menyatakan bahwa Narkotika hanya dapat digunakan
untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

d. Di samping itu, Pasal 1 angka 15 UU No. 35 Tahun 2009, menyatakan


bahwa penyalah guna adalah orang yang menggunakan narkotika secara
tanpa hak dan melawan hukum. Orang yang menggunakan narkotika
secara tanpa hak dan melawan hukum di sini dapat diklasifikasikan sebagai
pecandu dan pengedar yang menggunakan dan melakukan peredaran gelap
narkotika.

e. Undang-undang pun sudah memberikan penjelasan yang sangat jelas.


Undang-undang No. 35 Tahun 2009 itu pada dasarnya mempunyai 2
(dua) sisi, yaitu sisi humanis kepada para pecandu narkotika, dan sisi yang
keras dan tegas kepada bandar, sindikat, dan pengedar narkotika. Sisi
humanis itu dapat dilihat sebagaimana termasuk pada Pasal 54 UU No. 35
Tahun 2009 yang menyatakan, Pecandu Narkotika dan korban
penyalagunaan narkotika wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi
sosial.

f. Sedangkan sisi keras dan tegas dapat dilihat dari pasal-pasal yang
tercantum di dalam Bab XV UU No. 35 Tahun 2009 (Ketentuan Pidana),
yang mana pada intinya dalam bab itu dikatakan bahwa orang yang tanpa
hak dan melawan hukum menanam, memelihara, memiliki, menyimpan,
menguasai, atau menyediakan, hukumannya adalah pidana penjara. Itu
artinya undang-undang menjamin hukuman bagi pecandu/korban
penyalahgunaan narkotika berupa hukuman rehabilitasi, dan bandar,
sindikat, dan pengedar narkotika berupa hukuman pidana penjara.

g. Permasalahan yang muncul adalah dari perbedaan persepsi antar para aparat
penegak hukum yang kemudian menimbulkan penanganan penyalahguna
narkotika yang berbeda-beda pula. Sangat sering terjadi penyidik
menggunakan pasal yang tidak seharusnya diberikan kepada pecandu dan
korban penyalahgunaan narkotika. Jaksa Penuntut Umum pun hanya bisa
melanjutkan tuntutan yang sebelumnya sudah disangkakan oleh penyidik,
yang kemudian hal itu berujung vonis pidana penjara oleh Pengadilan
(Hakim) kepada para pecandu dan korban penyalahgunaan narkotika.

h. Seharusnya aparat penegak hukum dapat lebih jeli lagi melihat amanat
Undang-Undang dan regulasi lainnya yang mengatur tentang penanganan
penyalahguna narkotika. Sudah jelas dikatakan dalam pasal 54 yang
mengutamakan bahkan wajib hukumnya pecandu dan korban
penyalahgunaan narkotika untuk menjalani rehabilitasi medis dan
rehabilitasi sosial, hal itu diperkuat lagi oleh Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2011 Tentang Pelaksanaan
Wajib Lapor Pecandu Narkotika.

i. PP ini bertujuan untuk memenuhi hak pecandu Narkotika dalam


mendapatkan pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi medis dan
rehabilitasi sosial. Apa yang dimaksud dalam PP No. 25 Tahun 2011 ini
pun semestinya dijalankan pula oleh para aparat penegak hukum mengingat
Peraturan Pemerintah termasuk dalam hierarki perundang-undangan.

j. Begitu pula apabila kita lihat dari sisi hakim. Hakim seharusnya dapat
memperhatikan pasal-pasal pada UU No. 35 Tahun 2009, sebagai berikut:

 PASAL 103 UU No. 35 Tahun 2009

1) Hakim yang memeriksa perkara Pecandu Narkotika dapat :


Memutus untuk memerintahkan yang bersangkutan menjalani
pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi jika
pecandu narkotika tersebut terbukti bersalah melakukan tidak
pidana narkotika; atau Menetapkan untuk memerintahkan
yang bersangkutan menjalani pengobatan dan/atau perawatan
melalui rehabilitasi jika pecandu Narkotika tesebut tidak
terbukti bersalah melakukan tindak pidan Narkotika.

2) Masa menjalani pengobatan dan/atau perawatan bagi Pecandu


Narkotika sebagaimna dimaksud pada ayat (1) huru a
diperhitungkan sebagai masa menjalanani hukuman, dan,

 PASAL 127 UU No. 35 Tahun 2009

2) Dalam memutus perkara, hakim wajib memperhatikan


ketentuan sebagaimana dimaksdu dalam pasal 54, pasal 55,
dan pasal 103.
 Pasal 54, 55, dan 103 UU No. 35 Tahun 2009, lebih mengutamakan
para pecandu dan korban penyalahgunaan Narkotika untuk
direhabilitasi.

Referensi:

Habibi, H. 2019. Hambatan Komunikasi Badan Narkotika Nasional Kota Banda Aceh Dalam
Menangulangi Penyalahgunaan Narkoba. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh,
(Online), (https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/7234/1/Husnul%20Habibi.pdf, diakses 7
September 2020).

Pengadilan Negeri Karanganyar Kelas II. 2020. Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika,


(Online), (http://pn-karanganyar.go.id/main/index.php/berita/artikel/997-pencegahan-
penyalahgunaan-narkotika, diakses 7 September 2020).

Peraturan Daerah Kabupaten Tojo Una-Una Nomor 3 Tahun 2017 Tentang Pencegahan
Penyalahgunaan Inhalan dan Obat.

Rahma, NA. 2017. Tinjauan Sosiologis Terhadap Perilaku Anak Remaja Menghisap Lem Di
Kota Makassar. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, (Online),
(https://core.ac.uk/download/pdf/198219754.pdf, diakses 7 september 2020).

Savitri, T. 2019. Flakka, Narkoba Murah yang Dampaknya 10 Kali Lipat Lebih Berbahaya
dari Kokain, (Online), (https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/narkoba-flakka-
adalah/#gref, diakses 7 September 2020).

Utari, R. 2020. Dikenal Lebih Berbahaya dari Kokain, Apa Itu Flakka?, (Online),
(https://www.sehatq.com/artikel/dikenal-lebih-berbahaya-dari-kokain-apa-itu-flakka, diakses
7 September 2020).

Verieza, R. 2015. Penanganan, Penerapan dan Penegakan UU Narkotika dalam


Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia, (Online), (http://youthproactive.com/201503/speak-
up/permasalahan-penyalahgunaan-narkoba-di-indonesia/, diakses 7 September 2020).

Anda mungkin juga menyukai