Anda di halaman 1dari 3

ESSAY

PENGENDALIAN NILAPARVATA LUGENS YANG MENYERANG ORYZA SATIVA


Untuk memenuhi UTS mata kuliah Pengetahuan Lingkungan

Dosen pengampu:

Dr. Eny Setyowati, S.Pd., M.M.

Disusun oleh:

Miatasari

12208183166 (45)

T.BIO 4B

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

APRIL 2020
PENGENDALIAN NILAPARVATA LUGENS YANG MENYERANG ORYZA SATIVA

Foto diatas merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang menjadi problematika
para petani padi di daerah saya saat ini. Para petani di risaukan oleh hama wereng coklat, yang
menyerang padi mereka.

Padi dan hama adalah dua hal yang hampir tidak dapat dipisahkan. Menanam padi juga
berarti harus bersiap melawan hama yang akan mengancam tanaman padi. Bisa dikatakan selain
teknik penanam yang baik, yang paling menentukan dari pertanian padi adalah bagaimana
mengendalikan hamanya.

Wereng coklat (Nilaparvata lugens) merupakan hama yang dapat menyebabkan daun
berubah kuning oranye sebelum menjadi coklat dan mati. Dalam keadaan populasi wereng tinggi
dan varietas yang ditanam rentan wereng coklat, dapat mengakibatkan tanaman seperti terbakar
atau “hopperburn”. Wereng coklat juga dapat menularkan penyakit virus kerdil, hampa dan virus
kerdil rumput, dua penyakit yang sangat merusak.

Ledakan wereng coklat biasanya terjadi akibat penggunaan pestisida yang tidak tepat,
penanaman varietas rentan, pemeliharaan tanaman, terutama pemupukan yang kurang tepat, dan
kondisi lingkungan yang cocok untuk wereng coklat (lembab, panas, pengap).

Pengendalian wereng coklat dapat dilakukan dengan mencegah penyebaran dan


perkembangbiakan hama tersebut. Adapun pengendalian yang dapat dilakukan yaitu;
Pengaturan pola tanam, yaitu dengan melakukan penanaman secara serentak maupun
dengan pergiliran tanaman dilakukan untuk memutus siklus hidup wereng dengan cara menanam
tanaman palawija atau tanah dibiarkan selama 1-2 bulan.

Pengendalian hayati, yaitu dengan menggunakan musuh alami wereng, misalnya laba-
laba predator Lycosa Pseudoannulata, Kepik Microvelia douglasi dan Cyrtorthinuss Lividipenis,
Kumbang Paederuss fuscipes, Ophinea nigrofasciata, dan Synarmonia octomaculata.

Pengendalian kimia, yaitu dengan menggunakan insektisida, dilakukan apabila cara lain
tidak mungkin untuk dilakukan. Penggunaan insektisida diusahakan sedemikian rupa sehingga
efektif, efesian, dan aman bagi lingkungan.

Saat ini para petani berusaha memusnahkan hama tersebut, barbagai cara telah dilakukan
akan tetapi masih belum berhasil. Salah satunya yaitu dengan memanfaatkan air kencing sapi, air
kencing sapi yang sudah disimpan beberapa minggu, disemprotkan ke tanaman padi. Setelah
beberapa menit penyemprotan, wereng tersebut langsung rontok dari padi, akan tetapi beberapa
hari kemudian kembali muncul lagi.

Untuk itu, sebaiknya para petani rajin mengecek sawahnya. Melakukan pemantauan
secara rutin dan terjadwal yang dilakukan dengan cara mengamati areal tananaman padi dalam
interval waktu tertentu (misalnya seminggu sekali), sejak awal persemian, penanaman sampai
panen. Pemantauan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepadatan populasi wereng coklat di
tiap lokasi sehingga dapat dijadikan pedoman untuk melakukan tindakan pengendalian.

Sumber: Rahmawati, Reny. 2012. Cepat & Tepat Berantas Hama & Penyakit Tanaman.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Anda mungkin juga menyukai