Anda di halaman 1dari 30

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Teori Kehamilan dan Anemia


1. Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang bersinambung
dan terdiri dari : ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi
dan pertumbuhan zigot, nidasi ( implantasi ) pada uterus,
pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai
aterm.5
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7
hari ) dihitung dari hari pertama haid terakhir.6
b. Klasifikasi
Kehamilan diklasifikasikan dalam 3 trimester yaitu :
1) Trimester kesatu, dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12
minggu).
2) Trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan (13-27
minggu).
3) Trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (28-40
minggu).7
Lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm
(cukup bulan) adalah sekitar 280 sampai 300 hari. Kehamilan
dibagi menjadi tiga triwulan pertama (0 sampai 12 minggu),
triwulan kedua (13 sampai 28 minggu), dan triwulan ketiga (29
sampai 42 minggu).5

c. Proses Kehamilan

5
6

Proses kehamilan merupakan mata rantai yang


berkesinambungan. Untuk terjadi kehamilan harus ada ovulasi,
migrasi spermatozoa dan ovum, pembuahan ovum (konsepsi), dan
nidasi (implantasi) hasil konsepsi, pembentukan plasenta dan
tumbuh kembang janin sampai dengan aterm .5
1) Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh
sistem hormonal yang komplek.5
2) Migrasi spermatozoa dan ovum
Secara embrional spermatogonium berasal dari sel-sel
primitive tubulus testis.8 Ovum yang telah dilepaskan
ditangkap oleh fimbrae, setelah itu ovum yang tertangkap
terus berjalan mengikuti tuba menuju uterus. Spermatozoa
yang masuk ke dalam alat genitalia wanita hidup selama tiga
hari.5
3) Konsepsi
Konsepsi atau pembuahan adalah peristiwa pertemuan inti
ovum dan inti spermatozoa di tuba falopi.9
4) Nidasi/Implantasi
Setelah terjadi konsepsi maka terbentuklah zygot yang dalam
beberapa jam telah mampu membelah diri menjadi 2 dan
seterusnya. Bersamaan dengan pembelahan inti, hasil
konsepsi disalurkan terus ke pars ismika dan pars interstisialis
tuba (bagian-bagian tuba yang sempit) dan terus disalurkan
hingga ke arah cavum uteri oleh arus serta getaran silia pada
permukaan sel-sel tuba dan kontraksi tuba. Pembelahan terus
terjadi dan didalam morula terbentuk ruangan yang
mengandung cairan yang disebut blastula. Pertumbuhan dan
perkembangan terus terjadi, blastula dengan vili korealis yang
7

dilapisi sel trofoblas telah siap untuk mengadakan nidasi.


Sementara itu fase sekresi endometrium makin gembur dan
semakin banyak mengandung glikogen yang disebut desidua.
Proses masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi (blastula)
kedalam endometrium/desidua. Nidasi terjadi hari ke 6-7
setelah konsepsi .5
d. Masa Perkembangan Embrio
1) Masa pre embrionic
Berlangsung selama 2 minggu sesudah terjadinya fertilisasi
terjadi proses pembelahan sampai dengan nidasi. Kemudian
bagian inner cell mass akan membentuk 3 lapisan utama yaitu
ekstoderm, endoderm serta mesoderm.
2) Masa embrionic Berlangsung sejak 2 – 6 minggu sistem utama
didalam tubuh telah ada didalam bentuk rudimenter. Jantung
menonjol dari tubuh dan mulai berdenyut. Seringkali disebut
masa organogenesis/ masa pembentukan organ.
3) Masa fetal
Berlangsung setelah 2 minggu ke-8 sampai dengan bayi lahir 10
e. Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologi Pada Ibu Hamil
1) System Reproduksi
a. Vagina / Vulva
Pada vagina dan vulva terjadi pula hipervaskularisasi/livide
dikenal sebagai tanda Chadwik (warna merah kebiruan).11
b. Ovarium
Setelah kehamilan ovulasi berhenti. Pada awal kehamilan
masih terdapat korpus luteum graviditatum dengan
diameter sebesar 3 cm. setelah plasenta terbentuk, korpus
luteum graviditatum mengecil dan korpus luteum
mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron. 12
8

c. Uterus
Rahim atau uterus yang semula besarnya sejempol atau
beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi dan
hyperplasia, sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir
kehamilan.13
d. Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan
sebagai persiapan pemberian ASI pada saat laktasi.
Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari
pengaruh hormone saat kehamilan, yaitu estrogen,
progesterone, dan somatomamotrofin .13
2) Sirkulasi Darah
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah
lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi
pengenceran darah (hemodilusi). Sel darah merah semakin
meningkat jumlahnya untuk mengimbangi pertumbuhan janin
dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang
dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi
yang disertai anemia fisiologis.5
3) Sistem Respirasi
Ruang yang diperlukan oleh rahim yang membesar dan
meningkatnya pembentukan hormon progesteron menyebabkan
paru-paru berfungsi lain dari biasanya
a) Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam karena
memerlukan lebih banyak oksigen untuk dirinya dan
untuk janin
b) Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%
c) Selain itu diafragma juga terdorong ke kranial yang
menyebabkan terjadi:
9

(1) Hiperventilasi dangkal (20-24x/menit) akibat


kompliansi dada menurun
(2) Volume tidal meningkat
(3) Volume residu paru (functional residual capacity)
menurun
(4) Kapasitas vital menurun
d) Lingkar dada wanita hamil agak membesar
e) Usia kehamilan lebih dari 32 minggu, uterus membesar,
menekan usus-usus dan mendesak diafragma sehingga
menimbulkan rasa sesak dan nafas pendek
f) Dengan kata lain, wanita hamil kadang mengeluh sesak
dan pendek nafas. Hal ini disebabkan oleh usus yang
tertekan kearah diafragma akibat pembesaran Rahim
g) Lapisan saluran pernafasan menerima lebih banyak darah
dan menjadi agak tersumbat oleh penumpukan darah
(kongesti)
h) Kadang hidung dan tenggorokan mengalami
penyumbatan parsial akibat kongesti ini
i) Tekanan dan kualitas suara wanita hamil agak berubah
j) Seorang wanita hamil selalu bernafas lebih dalam. Yang
lebih menonjol adalah pernafasan dada.11
4) Sistem Pencernaan
Seiring dengan makin membesarnya uterus, lambung, dan usus
akan tergeser.11
5) Sistem Perkemihan
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala
bayi pada hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam bentuk
sering berkemih.5
6) Kulit
10

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan


hiperpigmentasi karena pengaruh melanoporestimulate
hormone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar
suprarenalis.15
7) Metabolisme
Perubahan metabolisme terjadi pada kehamilan:
a) Metabolisme basal naik sebesar 15-20% dari semula,
terutama pada trimester 3
b) Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155
mEq per liter menjadi 145 mEq per liter disebabkan
hemodilusi darah dan kebutuhan mineral yang
dibutuhkan janin
c) Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin, perkembangan
organ kehamilan, dan persiapan program laktasi. Dalam
makanan diperlukan protein tinggi sekitar 0,5 gram per
kg berat badan atau sebutir telur ayam perhari
d) Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, protein, lemak
e) Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil: Kalsium 1,5
gram setiap hari, 3,30 gram untuk pembentukan tulang
janin
(1) Fosfor rata-rata 2 gram dalam sehari
(2) Zat besi 800 mg atau 30-50 mg per hari
(3) Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan
terjadi retensi air .5
8) Peningkatan berat badan
a) Kenaikan berat badan pada saat hamil yang normal, pada
wanita yang memiliki ukuran rata-rata biasanya berkisar
antara 12,5-15 kg (sekitar 1-1,5 kg/bulan).
11

b) Kenaikan berat badan ini (yang normal) terutama berasal


dari pertumbuhan isi konsepsi dan volume berbagai
organ/cairan intrauterine, yaitu:
(1) Berat janin : ±2,5 – 3,5 kg
(2) Berat plasenta : ± 0,5 kg
(3) Cairan amnion : ± 1,0 kg
(4) Berat uterus : ± 1,0 kg
(5) Penambahan volume sirkulasi maternal : ± 1,5 kg
(6) Pertumbuhan mammae : ± 1 kg
(7) Penumpukan cairan interstisial dipelvis dan
ekstremitas : ± 1,0 – 1,5 kg
c) Kenaikan berat badan yang melebihi 15-17,5 kg
menyebabkan penumpukan lemak pada janin dan ibu
d) Kenaikan berat badan yang terlalu banyak ditemukan
pada keracunan kehamilan (pre eklampsia dan
eklampsia). Kenaikan berat badan wanita hamil
disebabkan oleh:
(1) Janin,uri, air ketuban, uterus
(2) Payudara, kenaikan volume darah, lemak, protein,
dan retensi air
e) Berat badan yang tidak bertambah merupakan pertanda
buruk (terutama jika kenaikan berat badan total kurang
dari 5 kg) dan hal ini bisa menunjukkan adanya
pertumbuhan janin yang lambat
f) Kadang kenaikan berat badan disebakan oleh
penimbunan cairan akibat jeleknya aliran darah tungkai
pada saat wanita hamil berdiri
g) Hal ini bisa diatasi dengan cara berbaring miring ke kiri
selama 30-45 menit sebanyak 2-3 kali/hari.17
12

f. Perubahan dan Adaptasi Psikologis Selama Kehamilan


1) Trimester I Trimester pertama sering dikatakan sebagai masa
penentuan. Penentuan untuk membuktikan bahwa wanita
dalam keadaan hamil. Pada saat inilah tugas psiklogis pertama
sebagai calon ibu untuk dapat menerima kenyataan akan
kehamilannya. Keadaan ini menciptakan kebutuhan untuk
berkomunikasi secara terbuka dengan suami. Banyak wanita
merasa butuh dicintai dan merasakan kuat untuk mencintai
namun tanpa berhubungan seks. Libido sangat dipengaruhi
kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara, keprihatinan,
kekhawatiran. Semua ini bagian normal dari proses kehamilan
pada trimester pertama.6
2) Trimester II Trimester kedua sering disebut sebagai periode
pancaran kesehatan, saat ibu merasa sehat. Ini disebabkan
selama trimester ini umumnya wanita sudah merasa baik dan
38 terbebas dari ketidaknyamanan kehamilan. Tubuh ibu
sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan
rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang. Ibu sudah
menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan
energi serta pikirannya secara konstruktif .17
3) Trimester III Trimester ketiga ini sering disebut sebagai
periode penantian. Periode ini wanita menanti kehadiran
bayinya sebagai bagian dari dirinya, dia menjadi tidak sabar
untuk segera melihat bayinya. Trimester tiga adalah waktu
untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orang
tua, seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi.
Sejumlah ketakutan terlihat selama trimester ketiga. Wanita
mungkin khawatir terhadap hidupnya dan bayinya, dia tidak
akan mengetahui kapan dia akan melahirkan.12
13

g. Tanda – Tanda Kehamilan


1) Tanda presumtif kehamilan
a) Amenore (terlambat datang bulan)
b) Mual muntah
c) Ngidam
d) Sinkope atau pingsan
e) Payudara tegang
f) Anoreksia nervousa
g) Sering kencing
h) Konstipasi/obstipasi
i) Epulis
j) Pigmentasi
2) Tanda Kemungkinan (Probability Sign)
a) Pembesaran Perut
b) Tanda Hegar
c) Tanda Goodel
d) Tanda Chadwiks
e) Tanda Piskacek
f) Kontraksi Braxton Hicks
g) Teraba Ballotement
h) Pemeriksaan tes biolgis kehamilan (planotest) positif
3) Tanda Pasti (Positive Sign)
a) Gerakan janin dalam rahim
b) Denyut jantung janin
c) Bagian bagian janin
d) Kerangka janin .12
h. Kebutuhan Dasar Kehamilan
1) Oksigen
14

Kebutuhan oksigen ibu meningkat 20%, sebagai respon dari


kehamilan.18
2) Nutrisi yang perlu ditambahkan pada saat kehamilan:
a) Kalori
Jumlah kalori yang diperlukan bagi ibu hamil untuk setiap
harinya adalah 2500 kalori.
b) Protein
Jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil adalah 85
gram per hari.
c) Kalsium Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram
per hari.
d) Zat besi
Pemberian zat besi dimulai dengan memberikan satu
tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual
hilang.tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60
mg) dan asam folat 500 µg, minimal masing-masing 90
tablet. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama teh
atau kopi, karena akan mengganggu penyerapan.
Metabolisme yang tinggi pada ibu hamil memerlukan
kecukupan oksigenasi jaringan yang diperoleh dari
pengikatan dan pengantaran oksigen melalui hemoglobin
di dalamsel-sel darah merah. Untuk menjaga konsentrasi
hemoglobin normal, diperlukan asupan zat besi bagi ibu
hamil dengan jumlah 30 mg/hari terutama setelah
trimester kedua. Sumber zat besi terdapat dalam sayuran
hijau, daging yang berwarna merah dan kacang-kacangan.
Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat menyebabkan
anemia defisiensi zat besi.
15

e) Asam folat Selain zat besi, sel-sel darah merah juga


memerlukan asam folat bagi pematangan sel. Jumlah asam
folat yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah 400
mikrogram perhari.19
3) Eliminasi
(1) Buang Air Kecil (BAK) Peningkatan frekuensi berkemih
pada TM III paling sering dialami oleh wanita
primigravida setelah lightening.20
(2) Buang Air Besar (BAB) Konstipasi diduga akibat
penurunan peristaltic yang disebabkan relaksasi otot polos
pada usus besar ketika terjadi peningkatan hormon
progesteron. Kontipasi juga dapat terjadi sebagai akibat
dari efek samping penggunaan zat besi, hal ini akan
memperberat masalah pada wanita hamil.20
4) Istirahat
Wanita hamil harus mengurangi semua kegiatan yang
melelahkan. Wanita hamil juga harus menghindari posisi
duduk, berdiri dalam waktu yang sangat lama. Ibu hamil tidur
malam kurang lebih sekitar 8 jam setiap istirahat dan tidur
siang kurang lebih 1 jam.20
5) Aktivitas
Senam hamil bertujuan mempersiapkan dan melatih otot-otot
sehingga dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal
dalam persalinan normal. Senam hamil dimulai pada usia
kehamilan sekitar 24-28 minggu. Beberapa aktivitas yang
dapat dianggap sebagai senam hamil yaitu jalan-jalan saat
hamil terutama pagi hari.13 Jangan melakukan pekerjaan
rumah tangga yang berat dan hindarkan kerja fisik yang dapat
menimbulkan kelelahan yang berlebihan.19
16

6) Personal Hygiene
Personal hygiene sangat diperlukan selama kehamilan, karena
kebersihan badan mengurangkan kemungkinan infeksi.
Kebersihan yang perlu diperhatikan selama kehamilan
meliputi:
(1) Pakaian yang baik untuk wanita hamil ialah pakaian yang
enak dipakai tidak boleh menekan badan.
(2) Perawatan gigi
Pemeriksaan gigi saat hamil diperlukan untuk mencari
kerusakan gigi yang dapat menjadi penyebab infeksi.
7) Perawatan payudara
Mempersiapkan payudara untuk proses laktasi dapat
dilakukan perawatan payudara dengan cara membersihkan 2
kali sehari selama kehamilan. Apabila putting susu masih
tenggelam dilakukan pengurutan pada daerah areola
mengarah menjauhi putting susu untuk menonjolkan putting
susu menggunakan perasat Hoffman.
8) Kebersihan genetalia
Kebersihan vulva harus dijaga betul-betul dengan lebih sering
membersihkannya, memakai celana yang selalu bersih, jangan
berendam dan lain-lain 20
9) Hubungan seksual
Hubungan seksual disarankan untuk dihentikan bila terdapat
tanda infeksi dengan pengeluaran cairan disertai rasa nyeri
atau dirasakan hubungan seksual panas, terjadi perdarahan
saat hubungan seksual, terdapat pengeluaran cairan (air) yang
mendadak, hentikan pada mereka yang sering mengalami
keguguran, persalinan sebelum waktunya, mengalami
17

kematian dalam kandungan, sekitar dua minggu menjelang


persalinan.5
10) Imunisasi
Imunisasi yang dibutuhkan oleh ibu hamil yang terpenting
adalah tetanus toksoid. Imunisasi lain diberikan sesuai
indikasi. Jadwal pemberian imunisasi tetanus toksoid.
Tabel 2.1 Imunisasi TT untuk Ibu Hamil16

Antigen interval (selang waktu minimal) Lama perlindungan

TT1 Pada kunjungan antenatal pertama -

TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun

TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun

TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun

TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/seumur hidup

i. Tanda Bahaya Kehamilan


Menurut kementerian kesehatan (2013) 6 masalah ini bisa
menyebabkan keguguran atau kelahiran dini (prematur) yang
membahayakan ibu dan bayi yaitu :
1) Perdarahan pada hamil muda maupun hamil tua
2) Perdarahan vagina 21
(a) Kelainan plasenta
(b) Bukan dari kelainan plasenta.22
3) Bengkak Dikaki, Tangan Atau Wajah Disertai Sakit Kepala
Atau Kejang.21
4) Edema dapat terjadi pada kehamilan normal 38
5) Demam Atau Panas Tinggi
18

Demam tinggi terutama yang diikuti tubuh menggigil, rasa


sakit seluruh tubuh, sangat pusing biasanya disebabkan
malaria. 21
6) Bayi Dikandungan Gerakannya Berkurang Atau Tidak
Bergerak.21
7) Muntah terus (tidak mau makan)
Mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai
mengganggu pekerjaan sahari-hari karena keadaan umumnya
menjadi buruk karena terjadi dehidrasi bisa disebut dengan
hyperemesis gravidarum.22

j. ANC Terintregrasi
1) Definisi
Pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas yang
diberikan kepada semua ibu hamil serta terpadu dengan
program lain yang memerlukan intervensi selama
kehamilannya.
2) Tujuan
Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan
antenatal yang berkualitas, menjalani kehamilan yang sehat,
bersalin dengan selamat (well health mother), dan bayinya lahir
sehat (well born baby). Agar ibu dapat menjalani kehamilan
yang sehat, pada saat pelayanan antenatal dilakukan skrining
untuk mendeteksi secara dini risiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi. Setelah ditemukan risiko atau komplikasi
yang dapat mengancam keselamatan ibu dan janinnya, segera
dilakukan penanganan baik itu berupa asuhan mandiri,
kolaborasi maupun rujukan dengan mempertahankan kondisi
ibu dan janin tetap dalam keadaan optimal. Dengan demikian,
19

tujuan akan well born baby dan well health mother dapat
tercapai
a) ANC terintegrasi terdiri dari :
(1) Maternal Neonatal Tetanus Elimination
(MNTE) : dilakukan dengan pemberian imunisasi
TT pada Wanita Usia Subur (WUS), baik pada catin
ataupun pada ibu hamil.
(2) Antisipasi Defisiensi Gizi dalam Kehamilan (Andika) :
dilakukan dengan pemeriksaan Hb rutin pada ibu hamil,
yaitu 2 kali selama kehamilan, pada trimester pertama
dan trimester kedua. Hal ini dilakukan untuk
mendeteksi anemia dalam kehamilan terkait
dengan peristiwa haemodilusi dalam kehamilan.
Semakin tua usia kehamilan, kadar Hb cenderung
menurun. Maka dari itu, setiap ibu hamil diberi 1 tablet
Fe per hari selama 3 bulan berturut-turut.Dengan
demikian, kadar Hb ibu hamil diharapkan tetap stabil
dalam keadaan normal. Selain pemeriksaan Hb,
dilakukan juga pengukuran LILA yang
dimaksudkan untuk mendeteksi adanya KEK pada
ibu hamil. Lingkar lengan atas menjadi patokan
dalam penentuan status gizi ibu hamil dikarenakan
pertambahan BB ibu hamil meliputi pertambahan
BB ibu BB janin, air ketuban, dan penimbunan cairan
yang sering terjadi pada ibu hamil, sehingga
pertambahan BB ibu hamil tidak cukup akurat untuk
menilai status gizinya. Adapun penanganan KEK pada
ibu hamil adalah dengan pemberian PMT.
(3) Pencegahan dan Pengobatan IMS (Infeksi Menular
20

Seksual)/ISK (Infeksi Saluran Kemih) dalam


Kehamilan : melakukan skrining dengan anamnesa
terarah dan pemeriksaan fisik dan penunjang bila
tersedia, terapi ibu, terapi partner, terapi BBL dan KIE
pada infeksi berulang.
(4) Eliminasi Sifilis Kongenital (ESK) : skrining dengan
pemeriksaan Lab dan rapid test, terapi ibu, terapi
partner, terapi BBL dan KIE pada infeksi berulang.
(5) Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi (PMTCT)
mencegah penularan HIV pada WUS, mencegah KTD
pada ibu yang HIV(+), PMTCT, pemberian dukungan
psikologis pada keluarga yang HIV(+).
(6) Pencegahan Malaria dalam Kehamilan (PMDK) :
melakukan KIE tentang kesehatan lingkungan,repellent
(obat nyamuk) dan tanaman repellent, pemberian
kelambu berinsektisida di daerah endemis, skrining
darah malaria di daerah endemis dan diulang jika
memperlihatkan tanda gejala malaria, dan terapi kina.
(7) Peningkatan Intelegensia Janin pada Kehamilan
(Brain Booster) : masih dalam pembahasan,
dimulai pada usia kehamilan >20 minggu, pemberian
ADIK (Asam folat, DHA, Iodium, dan Kalsium) pada
ibu hamil, dan stimulasi auditorik janin.
(8) Penatalaksanaan TB dalam ANC (TB-ANC) :
Program DOTS (Directly Observed Treatment
Shortcourse Chemotherapy) tanpa Strepsomycin selama
6 – 8 bulan. Program DOTS adalah dengan pemberian
obat obatan TBC yang terdiri dari : Isoniasid (INH),
Rifamficin, Pirasinamid (untuk BTA), Etambutol
21

(jika resisten terhadap INH) dan Streptomycin


(dapat menembus barier placenta dan merusak saraf
pendengaran janin).
(9) Pencegahan Kecacingan dalam Kehamilan :
kecacingan dalam kehamilan dapat menimbulkan
anemia ibu dan janin, dilakukan uji feses di
daerah yang tinggi angka kecacingannya, kemudian
dilakukan terapi pada ibu yang cacingan setelah
trimester pertama.23
2. Anemia Dalam Kehamilan
a. Pengertian Anemia
Anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah dan ukuran sel
darah merah atau konsentrasi hemoglobin dibawah batas normal,
akibatnya dapat mengganggu kapasitas darah untuk mengangkut
oksigen kesekitar tubuh.Anemia merupakan indicator untuk gizi
buruk dan kesehatan yang buruk. Anemia pada ibu hamil sangat
terkait dengan mortalitas dan morbiditas pada ibu dan bayi,
termasuk resiko keguguran, lahir mati, prematuritas dan berat lahir
rendah.4
Tanda dan gejala anemia meliputi pucat pada membrane
mukosa, keletihan, pusing dan pingsan, sakit kepala, napas
dangkal, peningkatan frekuensi jantung (takikardia), dan palpitasi.
Diperkirakan bahwa18% wanita yang tinggal di Negara industry
mengalami anemia; di Negara berkembang, jumlah ini meningkat
hingga 56% dan merupakan factor yang menyebabkan timbulnya
masalah kesehatan pada wanita dan kematian awal kehamilan dan
persalinan ( WHO 1992). 24
b. Anemia Pada Kehamilan
22

Anemia pada kehamilan merupakan penurunan sedang kadar


hemoglobin terjadi selama kehamilan pada perempuan sehat yang
tidak kekurangan besi dan folat. Hal ini disebabkan oleh eksppansi
volume plasma yang relative lebih besar jika dibandingkan dengan
peningkatan massa hemoglobin dan volume sel darah merah yang
menyertai kehamilan normal. Pada awal kehamilan dan mendekati
aterm, kadar hemoglobin sebagian besar perempuan sehat dengan
simpanan besi adalah 11 gr/dl atau lebih tinggi. Konsentrasi
hemoglobin lebih rendah pada pertengahan kehamilan. Oleh sebab
itu, Center for Disease Control (CDC) mendefinisikan anemia
sebagai kondisi dengan dengan kadar hemoglobin kurang dari 11
gr/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 gr/dl
pada trimester kedua. 24
c. Etiologi Anemia
Anemia dalam kehamilan sebagian besar disebabkan oleh
kekurangan besi (anemia defisisensi besi) yang dikarenakan
kurangnya masukan unsur besi dalam makanan, gangguan
reabsorbsi, gangguan penggunaan, atau karena terlampau
banyaknya besi keluar dari badan, misalnya pada perdarahan.
Selain disebabkan oleh defisiensi besi, kemungkinan dasar
penyebab anemia, diantaranya: penghancuran sel darah merah
yang berlebihan dalam tubuh sebelum waktunya (hemolisis),
kehilangan darah / perdarahan kronik, produksi sel darah merah
yang tidak optimal, gizi yang buruk / gangguan penyerapan protein
dan zat besi oleh usus, gangguan pembentukan eritrosit oleh
sumsum tulang belakang.26
d. Patofisiologi Anemia
Selama kehamilan, volume plasma maternal meningkat secara
bertahap sebanyak 50%, atau meningkat sekitar 1200ml pada saat
23

cukup bulan. Peningkatan SDM total adalah sekitar 25% atau kkira
– kira 300 ml. hemodilusi relative ini menyebabkan penurunan
konsentrasi Hb yang mencapai titik terendah pada trimester kedua
kehamilan dan meningkat kembali pada trimester ketiga.
Perubahan ini bukanlah perubahan patologis, tetapi merupakan
perubahan fisiologis kehamilan yang diperlukan untuk
perkembangan janin. Hasil janin tampak seperti kurva berbentuk
U, disertai peningkatan insiden berat badan lahir rendah dan
kelahiran premature pada ibu yang konsentrasi hempglobinnya
sangat rendah atau sangat tinggi (Rasmussen 2001). Kadar Hb
maternal untuk memindahkan oksigen dan nutrisi yang cukup ke
janin. Kadar Hb yang tinggi dianggap mencerminkan ekspansi
volume plasma yang buruk seperti pada kondisi patologis,
24
misalnya pre-eklamsia
e. Jenis – jenis Anemia
1) Anemia defisiensi zat besi
Selama kehamilan, terjadi peningkatan kebutuhan zat besi
menjadi 1000 mg. sebanyak 300 mg digunakan untuk fetus,
500 mg untuk produksi Hb dan 200 mg hilang melalui saluran
cerna, urin, maupun kulit. ADB dalam kehamilan kehamilan
merupakan konsekuensi utama ekspansi volume plasma
relative terhadap massa hemoglobin.
Gejala yang dirasakan biasanya : lemas, mudah lelah,
pucat, sakit kepala, palpitasi, takikardia, dan sesak napas.27

2) Anemia akibat kehilangan darah akut


Pada kehamilan awal biasanya disebabkan oleh abortus,
kehamilan ektopik terganggu (KET), dan mola hidatidosa.
24

Namun penyebab paling sering adalah perdarahan


postpartum.27
3) Anemia defisiensi asam folat ( Anemia Megaloblastik )
Pada kehamilan, anemia megaloblastik hamper selalu
disebabkan oleh defisiensi asam folat. Defisiensi asam folat
disebabkan karena kurang nutrisi yang kebanyakan berasal dari
sayuran segar dan biji bijian.27
4) Anemia defisiensi vitamin B12
Kadar vitamin B12 menurun selama kehamilan, tetapi anemia
ini jarang terjadi dikarenakan tubuh mengambilnya dari
cadangan yang ada. Lebih sering terjadi pada vegetarian yang
tidak mengonsumsi daging sama sekali sehingga harus
meminum suplemen vitamin B12 selama kehamilan.24
f. Klasifikasi Anemia menurut WHO
1) Tidak Anemia ( Hb 11 gr/dl)
2) Anemia ringan ( 10 – 10,9 gr/dl)
3) Anemia sedang ( 9,9 – 7) gr/dl)
4) Anemia berat (< 7 gr/dl) 4
g. Faktor Penyebab Anemia dalam kehamilan
1) Kunjungan Antenatal Care
Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan
terutama pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim. Kasus anemia defisiensi gizi umumnya selalu disertai
dengan mal nutrisi infestasi parasit, semua ini berpangkal pada
keengganan ibu untuk menjalani pengawasan antenatal.
Apabila dilakukan ANC, kejadian anemia dapat terdeteksi
secara dini, karena anemia pada tahap awal tidak terlalu
memberikan keluhan yang bermakna. Keluhan biasanya terasa
jika sudah masuk tahap lanjut.
25

2) Paritas
Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang
mampu hidup diluar rahim. Paritas ≥3 merupakan faktor
terjadinya anemia yang berhubungan erat dengan jarak
kehamilan yang terlalu dekat < 2 tahun. Hal ini disebabkan
karena terlalu sering hamil sehingga dapat menguras cadangan
zat gizi tubuh. Selain kunjungan ANC, kehamilan yang
berulang dalam waktu yang singkat akan menghabiskan
cadangan besi ibu.
3) Umur
Ibu hamil pada usia terlalu muda (< 20 tahun) tidak atau belum
siap untuk memperhatikan lingkungan yang diperlukan untuk
pertumbuhan janin. Sedangkan ibu hamil di atas 30 tahun lebih
cenderung mengalami anemia disebabkan cadangan zat besi
yang mulai menurun.28
4) Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan dan penggunaan obat membantu dokter
dalam penyiapan gizi khusus. Wanita berpenyakit kronis
memerlukan bukan hanya zat besi untuk mengatasi
penyakitnya, tetapi juga untuk kehamilannya yang sedang ia
jalani.5
5) Pola konsumsi tablet Fe
Pada trimester ke 2 dan ke 3, faktor yang berpengaruh terhadap
terjadinya anemia kehamilan adalah konsumsi tablet besi (Fe)
dan kadar hemoglobin pada trimester sebelumnya. Konsumsi
tablet besi (Fe) sangat berpengaruh terhadap terjadinya anemia
khususnya pada trimester II, trimester III dan masa nifas. Hal
ini disebabkan kebutuhan zat besi pada masa ini lebih besar
dibandingkan trimester I dan menunjukkan pentingnya
26

pemberian tablet besi (Fe) untuk mencegah terjadinya anemia


pada kehamilan dan nifas. Defisiensi makanan atau kekurangan
gizi dan perhatian yang kurang terhadap gizi ibu hamil
merupakan predisposisi terjadinya anemia defisiensi pada ibu
hamil di Indonesia.27
6) Kurang gizi (Malnutrisi)
Malnutrisi dapat terjadi oleh karena kekurangan gizi
(undernutrisi), maupun karena kelebihan gizi (over nutrisi).
Keduanya di sebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan
tubuh dan asupan gizi esensial. Untuk melihat keadan gizi
seseorang baik (under nutrisi) atau (over nutisi) dapat di lihat
melalui status gizi nya. 30
7) Sosial dan Ekonomi
Peran status ekonomi dalam kesehatan sangat berpengaruh
terhadap kesehatan seseorang dan cenderung mempunyai
kekuatan akan besarnya biaya untuk pemeriksaan, perawatan,
kesehatan dan persalinan. Ibu hamil dengan status ekonomi
yang memadai akan mudah memperoleh informasi yang
dibutuhkan. Dalam hal ini perlu ditingkatkan lagi bimbingan
dan layanan bagi ibu hamil dengan status ekonomi rendah
dengan memanfaatkan fasilitas yang disediakan puskesmas
seperti posyandu, pemanfaatan buku Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA). Sarana diatas diharapkan setiap ibu hamil memiliki
pengetahuan yang baik tanpa memandang status ekonomi.

h. Akibat anemia pada kehamilan


1) Hamil muda
(a) Abortus
27

(b) Missed abortus


(c) Kelainan kongenital
2) Trimester kedua
(a) Persalinan prematur
(b) Perdarahan antepartum
(c) IUGR
(d) Asfiksi sampai IUFD
(e) BBLR
(f) Gestosis dan mudah terkena infeksi
(g) IQ rendah
(h) Dekompensasio kodis – kematian ibu
3) Saat inpartu
(a) Gangguan his primer dan sekunder
(b) Janin lahir dengan anemia
(c) Ibu cepat lelah
(d) pesalinan dengan SC
4) Pasca partus
(a) Atonia uteri
(b) Retensio plasenta
(c) Perlukaan sukar sembuh
(d) Mudah terjadi febris puerperalis
(e) Gangguan involusi uteri
(f) Kematian ibu tinggi 31
i. Penatalaksanaan Anemia
Berikan suplementasi besi dan asam folat. Tablet yang saat ini
banyak tersedia adalah tablet penambah darah yang berisi 60 mg
besi elemental dan 250 µg asam folat. Pada ibu hamil dengan
anemia, tablet tersebut dapat diberikan 3 kali sehari. Bila dalam 90
hari muncul perbaikan, lanjutkan pemberian tablet sampai 42 hari
28

post partum. Apabila dalam 90 hari pemberian tablet besi dan asam
folat kadar haemoglobin tidak meningkat, rujuk pasien ke pusat
pelayanan yang lebih tinggi untuk mencari penyebab anemia.
Apabila pemberian zat besi peroral tidak berhasil (misalnya pasien
tidak kooperatif) maka bisa diberikan dosis parenteral (per IM atau
per IV) dihitung sesuai berat badan dan defisit zat besi.32
Transfusi darah diindikasikan bila terjadi hipovolemia akibat
kehilangan darah atau prosedur operasi darurat. Wanita hamil
dengan anemia sedang yang secara hemodinamis stabil, dapat
beraktifitas tanpa menunjukan gejala menyimpang dan tidak
septik, transfusi darah tidak diindikasikan, tetapi diberi terapi besi
selama setidaknya 3 bulan.33
Penanganan Anemia menurut derajat anemia
1) Anemia Ringan
Dengan kadar Hemoglobin 9-10 gr% masih dianggap ringan
sehingga hanya perlu diberikan kombinasi 60 mg/ hari besi dan
400 mg asam folat peroral sekali sehari.
2) Anemia Sedang
Pengobatannya dengan kombinasi 120 mg zat besi dan 500 mg
asam folat peroral sekali sehari.
3) Anemia Berat
Pemberian preparat parenteral yaitu dengan fero dextrin
sebanyak 1000 mg (20 ml) intravena atau 2x10 ml
intramuskuler. Transfuse darah kehamilan lanjut dapat
diberikan walaupun sangat jarang diberikan mengingat resiko
transfusi bagi ibu dan janin.3
Penanganan anemia pada ibu hamil termasuk dalam Standar
Mutu Pelayanan Kebidanan yaitu Standar 6: Standar asuhan
Kebidanan anemia dalam kehamilan. Tujuan dari standar ini
29

adalah bidan mampu menemukan anemia pada kehamilan secara


dini, melakukan tindak lanjut yang memadai untuk mengatasi
anemia sebelum persalinan berlangsung.
Tindakan yang bisa dilakukan bidan contohnya memeriksakan
kadar Hb pada semua ibu hamil pada kunjungan pertama dan
minggu ke 28. Memberikan tablet Fe pada semua ibu hamil
sedikitnya 1 tablet selama 90 hari berturut-turut. 35
Beri penyuluhan gizi dan pentingnya konsumsi makanan yang
mengandung zat besi, dll. Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan
standar ini yaitu jika ada ibu hamil dengan anemia berat dapat
segera dirujuk, penurunan jumlah ibu melahirkan dengan anemia,
penurunan jumlah bayi baru lahir dengan anemia/BBLR. Menurut
Permenkes RI Nomor 97 Tahun 2014, penanganan anemia pada
ibu hamil adalah rujuk untuk penanganan sesuai standar, konseling
gizi, diet makanan kaya zat besi dan protein.
j. Kebutuhan Zat Besi dan Suplementasi Zat Besi pada
Kehamilan
Kebutuhan zat besi selama hamil yaitu rata-rata 800 mg – 1040
mg. Kebutuhan ini diperlukan untuk:
1) ± 300 mg diperlukan untuk pertumbuhan janin.
2) ± 50-75 mg untuk pembentukan plasenta.
3) ± 500 mg digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin
maternal/ sel darah merah.
4) ± 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit.
5) ± 200 mg lenyap ketika melahirkan Perhitungan makan 3 x
sehari atau 1000-2500 kalori akan menghasilkan sekitar 10–
15 mg zat besi perhari, namun hanya 1-2 mg yang di absorpsi.
jika ibu mengkonsumsi 60 mg zat besi, maka diharapkan 6-8
mg zat besi dapat diabsropsi, jika dikonsumsi selama 90 hari
30

maka total zat besi yang diabsropsi adalah sebesar 720 mg


dan 180 mg dari konsumsi harian ibu.36
Untuk itu pemberian suplemen Fe disesuaikan dengan usia
kehamilan atau kebutuhan zat besi tiap semester, yaitu
sebagai berikut:
(a) Trimester I : kebutuhan zat besi ±1 mg/hari, (kehilangan
basal 0,8 mg/hari) ditambah 30-40 mg untuk kebutuhan
janin dan sel darah merah.
(b) Trimester II : kebutuhan zat besi ±5 mg/hari,
(kehilangan basal 0,8 mg/hari) ditambah kebutuhan sel
darah merah 300 mg dan conceptus 115 mg.
(c) Trimester III : kebutuhan zat besi 5 mg/hari,) ditam2bah
kebutuhan sel darah merah 150 mg dan conceptus 223
mg.
Memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero
glukonat atau Nafero bisirat. Pemberian preparat 60
mg/hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/
bulan. Saat ini program nasional menganjurkan
kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat
untuk profilaksis anemia. 37
k. Kewenangan bidan dalam asuhan kehamilan dengan anemia
ringan
1) Undang – undang
Berdasarkan Permenkes No. 28 tahun 2017 tentang Izin
Penyelenggaraan Praktik Bidan pada pasal 19 ayat (3) bahwa
dalam memberikan pelayanan kesehatan, bidan berwenang
melakukan :
a) Episiotomi
b) Pertolongan persalinan normal
31

c) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II


d) Penanganan kegawat daruratan, dilanjutkan dengan
rujukan
e) Pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil
f) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas.
g) Fasilitas/bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi air
susu ibu ekslusif.
h) Pemberian uretrotonika pada manajemen aktif kala tiga
dan postpartum
i) Penyuluhan dan konseling
j) Pemberian surat keterangan kehamilan dan kelahiran.
Pada poin (e) tertulis bahwa pemberian tablet tambah darah
pada ibu hamil. Penatalaksanaan bidan dalam ibu hamil
dengan anemia ringan pada umumnya lebih baik
memberikan tablet tambah darah saat awal kehamilan
sebanyak 90 tablet selama 90 hari.
B. Aplikasi Manajemen Kebidanan dengan Anemia Ringan
1. Data Subjektif
Pada data subjektif ditemukan ketidaknyamanan fisiologis pada
kehamilan trimester III yaitu sering buang air kecil, pusing saat
bangun tidur siang, HPHT dan TP.38
2. Data Objektif
a. Tanda-tanda vital Tekanan darah yang normal adalah 110/80
sampai 140/90 mmHg. Nadi normal adalah 60 sampai 100 kali per
menit. Suhu badan normal adalah 36.5oC-37,5oC. Respirasi
normalnya 16-20 x/menit.38
b. Antopometri
Tinggi badan diukur dalam cm, tanpa sepatu38
32

Berat badan yang bertambah terlalu besar atau kurang, perlu


mendapatkan perhatian khusus karena kemungkinan terjadi
penyulit kehamilan. Kenaikan berat badan tidak boleh dari 0,5 kg
per minggu.38
Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) bila <23,5 cm
menunjukanibu hamil menderita kurang energi kronik (ibu hamil
KEK) dan beresikomelahirkan.38
c. Pemeriksaan Fisik
1) Payudara Inpeksi bentuk payudara, benjolan, pigmentasi
putting susu. Palpasiadanya benjolan (tumor mamae) dan
colostrum.
2) Abdomen Inspeksi pembesaran perut (bila pembesaran perut itu
berlebihan kemungkinan asites, tumor, ileus, dan lain-lain)
pigmentasi linea alba, nampakkah gerakan janin atau kontraksi
rahim, adakah striae gravidarum atau luka bekas operasi.
a) Palpasi yaitu pemeriksaan kebidanan pada abdomen
menggunakan manuver leopold untuk mengetahui keadaan
janin didalam abdomen.
b) Auskultasi dengan menggunakan stetoskop atau doopler
untuk menentukan DJJ setelah umur kehamilan 36 minggu,
yang meliputifrekuensi, keteraturan, dan kekuatan DJJ.DJJ
normal adalah 120 sampai 160 per menit. Bila DJJ < 120
atau 160 > per menit, maka kemungkinan ada kelainan
janin atau plasenta.38

(1) Leopold 1
Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian yang
beradapada bagian fundus dan mengukur tinggi fundus
uteri dari simfisisuntuk menentukan usia kehamilan
33

dengan menggunakan (jika >12minggu) atau cara Mc.


Donald dengan pita ukuran (jika > 22minggu).
(2) Leopold 2
Untuk mengetahui letak janin memanjang atau
melintang, dan bagian janin yang teraba disebelah kiri
atau kanan.
(3) Leopold 3
Untuk menentukan bagian janin yang ada di bawah
(presentasi) dan menentukan apakah bagian janin sudah
masuk panggul atau belum.
(4) Leopold 4
Untuk menentukan seberapa jauh penurunan kepala
janin.
3) Tangan dan tungkai
Inspeksi pada tibia dan jari untuk melihat adanya oedema dan
varices. Bila terjadi oedema pada tempat-tempat tersebut
kemungkinan terjadinya pre-eklamsia. Melakukan pemeriksaan
pada daerah patella untuk memastikan adanya refeks pada ibu
4) Vulva Inspeksi untuk mengetahui adanya oedema, varices,
keputihan,perdarahan, luka, cairan yang keluar, dan
sebagainya. Pemeriksaan dalam dilakukan oleh dokter bidan
pada usia kehamilansampai 36 minggu untuk primigravida atau
40 minggu pada multigravida dengan janin besar pemeriksaan
ini untuk mengetahui keadaan serviks, ukuran panggul, dan
sebagainya.
d. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium. Melakukan tes laboratorium yang
diperlukan yakni hemoglobin.
2) Pemeriksaan Ultrasonografi.38
34

3. Analisa Setelah mendapatkan data subjektif dan objektif dapat


disimpulkan analisa Ny…Usia…tahun, G..P..A…, hamil … minggu
dengan anemia ringan janin tunggal hidup presentasi kepala, keadaan
ibu dan janin baik. 38
4. Penatalaksanaan
a. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan
sosial ibu juga janin.
b. Mengenali secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan
dan pembedahan.
c. Membantu ibu hamil untuk menemukan kebutuhan asuhan
kehamilan, penolong persalinan yang bersih dan aman atau
tindakan klinik yang mungkin diperlukan.
d. Perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan
rujukan.
e. Mengajarkan ibu senam ibu hamil.
f. Melakukan perawatan payudara untuk persiapan laktasi.
g. Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya untuk mendeteksi anemia
pada ibu hamil.
h. Pemberian imunisasi TT untuk melindungi dari tetanus
neonatorium.
i. Pemberian tablet tambah darah (Tablet Fe) untuk memenuhi
kebutuhan volume darah pada ibu hamil dan nifas, karena masa
kehamilan kebutuhan meningkat seiring dengan pertumbuhan
janin8. Tablet yang mengandung zat besi 60 mg dan asam folat
sebanyak 500μg sebanyak 1 tablet/hari dengan pemberian selama
90 hari. 38

Anda mungkin juga menyukai