Disusun oleh :
FAUZIAH NUR SAADAH
07190400004
LAPORAN INDIVIDU
ANALISIS SOP ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI PUSKESMAS KEDIRI
ASUHAN KEBIDANAN PRAKTIK KOLABORASI INTERPROFESIONAL
24 NOVEMBER – 30 DESEMBER 2020
………,……………………
Menyetujui
___________, ________________________
Mengetahui,
Koordinator Kebidanan Program Sarjana Terapan,
(_______________________________)
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................9
1.2 Tujuan Umum................................................................................................................9
1.3 Tujuan Khusus...............................................................................................................9
BAB II SOP.....................................................................................................................................3
BAB III ANALISA SOP..................................................................................................................5
2.1 Analisa SOP..................................................................................................................9
2.2 Rekomendasi SOP ........................................................................................................9
BAB IV PENUTUP.........................................................................................................................9
4.1 Kesimpulan....................................................................................................................9
4.2 Saran .............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
SOP (Standard Operating Procedure) pada dasarnya adalah pedoman yang berisi
prosedur-prosedur operasional standar yang ada di dalam suatu organisasi yang
digunakan untuk memastikan bahwa semua keputusan dan tindakan, serta penggunaan
fasilitas-fasilitas proses yang dilakukan oleh orang – orang di dalam organisasi yang
merupakan anggota organisasi agar berjalan efektif dan efisien, konsisten, standar dan
sistematis (Tambunan, 2013: 86). Standard Operating Procedure (SOP) menjelaskan
peran dan tugas bagi setiap petugas, seperti siapa penanggung jawab dan pelaksananya,
kapan melaksanakannya, bagaimana proses pekerjaannya, dokumen apa yang diperlukan,
serta siapa yang memberikan persetujuan (Setiawati, 2015). Saat prosedur itu terbentuk
dan diterapkan dengan baik oleh seluruh elemen perusahaan, dalam hal ini adalah instansi
pelayanan kesehatan, maka akan sangat membantu aktivitas pelayanan kesehatan dengan
baik dan mencapai tujuan yang ditetapkan. Oleh karena itu, SOP merupakan suatu hal
yang sangat penting di dalam sebuah instansi. Bagian penting dalam instansi seperti
beberapa departemen atau centre, harus diperhatikan SOPnya (Setiawati, 2015).
Profil Kesehatan Indonesia tahun 2017 Angka Kematian ibu ( AKI ) di indonesia
tahun 2015 adalah 305 dari 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kelahiran Bayi (AKB) di
Indonesia tahun 2017 adalah 24 dari 1000 Kelahiran Hidup, Salah satu upaya untuk
menurunkan AKI dan AKB yaitu tenaga kesehatan yang kompeten untuk penatalaksanaan
kasus kegawatdaruratan ,tata laksana kasus kegawatdaruratan diwujudkan dalam bentuk
standar operasional prosedur (SOP). Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor
utama mortalitas wanita muda pada puncak masa reproduksinya. Angka kematian Ibu
(AKI) merupakan indikator dari suatu sistem kesehatan. Penyebab Angka kematian Ibu
(AKI) di Indonesia adalah perdarahan 42%, eklamsia 13%, aborsi 11%, Infeksi 10%,
partus lama 9% dan lain-lain 15%. Hasil sensus Kependudukan tahun 2017 menunjukan
bahwa 90% kematian ibu terjadi saat atau segera setelah proses persalinan salah satu
penyebabnya adalah infeksi. Infeksi pada ibu bisa terjadi pada masa antenatal, intranatal
dan postnatal. Infeksi pada masa intranatal sebagian besar disebabkan oleh ketuban pecah
dini sebanyak 65% (Jannah, 2018).
Ketuban pecah dini atau PROM (Premature Rupture Of Membran) adalah pecahnya
ketuban sebelum waktunya tanpa disertai tanda inpartu dan setelah 1 jam tetap tidak
diikuti dengan proses inpartu sebagaimana mestinya. Ketuban pecah dini (KPD)
merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan penyulit kelahiran premature
terjadinya infeksi korioamnionitis sampai sepsis, yang meningkatkan morbiditas dan
mortalitas perinatal dan menyebabkan infeksi pada ibu.. Ketuban pecah dini dapat
menyebabkan berbagai macam komplikasi pada neonates meliputi prematuritas,
respiratory distress syndrome, pendarahan intraventrikel, sepsis, hipoplasia paru serta
deformitas skeletal. Kebanyakan ibu dengan ketuban pecah dini akan mengalami
persalinan spontan dan hasilnya baik. Meskipun saat ini masih banyak pertentangan
mengenai penatalaksanaan KPD yang bervariasi dari “doing nothing” sampai pada
tindakan yang berlebih – lebihan. Namun beberapa institusi menganjurkan
penatalaksanaan KPD untuk umur kehamilan lebih dari 36 minggu yaitu dengan
melakukan induksi persalinan, bila induksi persalinan gagal maka perlu dilakukan
tindakan operatif . ( Legawati, 2018)
Berdasarkan studi analisis yang dilakukan di PMB Bd. Ade Solihat S.Tr, Keb
didapatkan rata – rata kasus kegawatdaruratan ibu bersalin dengan kejadian Ketuban
Pecah Dini sebanyak 53% dari angka ibu yang bersalin di PMB tersebut. Ada beberapa
hal yang menjadi kendala dalam penanganan kegawatdaruratan dari sisi tenaga,
diantaranya, jika terdapat kasus yang berkaitan dengan kegawatdaruratan petugas medis
harus berfikir dan bertindak dengan cepat. Sebab petugas lupa SOP yang harus ditempuh
dalam kasus tersebut, dan butuh waktu untuk mendapatkan informasi SOP tersebut
dikarenakan SOP hanya dipublikasikan di tempat tertentu saja. Untuk solusinya mereka.
Maka dari itu, penulis tertarik untuk menganalisa SOP yang ada di PMB tersebut.
No. Kode :
Terbitan :
No. Revisi :
1. Pengertian KPD atau Ketuban Pecah Dini adalah ketuban yang pecah
sebelum persalinan di mulai.diantaranya:
BUMIL DATANG
PENDAFTARAN
RUANG PEMERIKSAAN
ANAMNESA:
- IDENTITAS
- HAMIL INIDAN HAMIL YANG LALU
- MENSTRUASI
- PERSALINAN LALU DAN KONTRASEPSI
- KELUHAN SAAT INI
PEMERIKSAAN UMUM :
1) Keadaan Umum
2) Kesadaran
3) Tekanan dara
4) Tinggi Fundus Uteri
5) Palpasi Abdomen
6) DJJ dan lamaya
kontraksi
PERSIAPKAN HANDSCOON
KETUBAN
SUDAH
KELUAR MUL
TIDAK AS
TIDAK
DI VT
YA
DI VT
PEMASANGAN
INFUS 20
RUJUK
PENCATATAN
DAN PELAPORAN
Pengertian KPD atau Ketuban Ketuban pecah dini atau PROM (Premature Referensi lebih
Pecah Dini adalah Rupture Of Membran) adalah pecahnya ketuban terbaru
ketuban yang pecah sebelum waktunya tanpa disertai tanda inpartu dan
sebelum persalinan setelah 1 jam tetap tidak diikuti dengan proses
di inpartu sebagaimana mestinya.
mulai.diantaranya:
a. Umur
kehamilan
lebih dari 20
minggu
b. Keluar cairan
jernih dari
vagina
c. Pada
pemeriksaan
fisik : suhu
normal bila
tidak infeksi
Pada pemeriksaan
obstetrik bunyi
jantung janin
biasanya normal
Pada pemeriksaan
inspekulo kertas
lakmus merah
menjadi biru
Kebijakan SK Pelayanan 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebijakan
Kasus-Kasus Pra Kebidanan berdasarkan
2. PMK. No. 28 th 2017 tentang izin dan sumber yang
Rujukan di Bidan
penyelenggaraan praktek bidan lebih legal
Praktek Mandiri
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
HK.01.07/Menkes/320/2020 tentang Standar
profesi Bidan.
Referensi Prawirohardjo, Legawati, Riyanti. 2018. Determinan Kejadian Sumber lebih
Sarwono. 2011. Ketuban Pecah Dini (KPD) terbaru
Ilmu Kebidanan. Di Ruang Cempaka RSUD dr Doris Sylvanus
Jakarta : Bina Palangkaraya. Jurnal Surya Medika Volume 3
Pustaka. No. 2
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN UMUM - WAJAH
- KEADAAN UMUM - MATA
PEMERIKSAAN
- KESADARAN - ABDOMEN
LAKMUS BIRU
- TTV - GENETALIA
MENJADI MERAH
- ANUS
MELAKUKAN ADVICE
DOKTER YAITU PENCATATA
MEMBERIKAN
AMOXICILLIN 250MG RUJUK N DAN
DAN MEMASANG INFUS
RL 20 TPM PELAPORAN
Unit terkait Bidan dan keluarga Bidan, Rumah sakit rujukan melalu call center dan Rumah sakit
pasien keluarga pasien rujukan ( Call
Center) untuk
mencarikan
rumah sakit yang
dapat menerima
pasien dan
pemberian terapi
pra rujukan oleh
dokter di rumah
sakit itu.
Dokumen Tidak ada Rekam Medis, Surat Rujukan dan Partograf Partograf
Terlampir (Sebagai catatan
grafik mengenai
kemajuan
persalinan dalam
memantau
keadaan ibu dan
bayi)
Surat Rujukan
(Sebagai
pengantar tenaga
medis yang
bertujuan sebagai
petunjuk
pengobatan
maupun lanjutan
dan ditujukan
kepada dokter
yang lebih
kompeten)
Rekam Medis
untuk catatan apa
saja yang telah
dilakukan oleh
tenaga kesehatan.
3.2 Rekomendasi SOP
1. Pengertian Ketuban pecah dini atau PROM (Premature Rupture Of Membran) adalah
pecahnya ketuban sebelum waktunya tanpa disertai tanda inpartu dan setelah 1
jam tetap tidak diikuti dengan proses inpartu sebagaimana mestinya.
Bagan Alur
Unit Terkait Bidan, Rumah sakit rujukan melalu call center dan keluarga pasien
4.2 SARAN
Dalam meningkatkan pelayanan kegawatdaruratan di Puskemas Sekarwangi, maka
penulis menyarankan beberapa hal yaitu :
a. Pengertian , dapat diperbaharui dengan referensi yang baru
b. Referensi, dapat diperbarahui dengan referensi sumber yang terbaru
c. Unit terkait : Dalam point ini terdapat penambahan Rumah sakit rujukan melalui
call center
d. Dokumen terlampir: Penambahan rekam medis, Lembar partograf dan surat
rujukan agar terpantau keadaan ibu dan Janin , dan sebagai pertanggung jawaban.
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. 2017. Profil Kesehatan Indonesia 2016. Keputusan Menteri kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta
Legawati, Riyanti. 2018. Determinan Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD)
Di Ruang Cempaka RSUD dr Doris Sylvanus Palangkaraya. Jurnal Surya Medika
Volume 3 No. 2
Jannah, N. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta: ANDI
Setiawati, Wiwien. 2015. Penyususnan Standard Operating Prosedur (SOP) Pada PT Sketsa
Cipta Graha di Surabaya. Agora Vol.3, No.1
Tambunan, Rudi M.. 2013. Standart Operating Procedures (SOP). Jakarta: Maiestas
Publishing.
Lampiran
Pengkajian
Identitas
Nama klien :Ny.N Nama suami : Tn. A
Umur :23 Thn Umur :24 th
Agama :Islam Agama :Islam
Pendidikan :SMA Pendidikan :SMA
Kebangsaan :Indonesia Kebangsaaan :Indonesia
Pekerjaan :Karyawan Pekerjaan : Karyawan
Alamat rumah : Kp. Sekarwangi RT.04/28
DATA DASAR :
A. Subjektif
Ibu mengatakan ini kehamilan pertama kali dan belum pernah keguguran
Ibu mengatakan umurnya 23 tahun
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan Alat kontrasepsi
Ibu mengatakan sudah keluar air – air seperti pipis dari pukul 21.00 tanggal 19
Agustus 2020 ,tidak ada lender dan darah. tetapi tidak merasakan mulas.
Ibu mengatakan HPHT 3 Desember 2019, HPHT : 10 September 2020
B. Objektif
Pemeriksaan fisik :
KU : Baik, Kesadaran : Compos Mentis,
Keadaan Emosional : Stabil
TD : 100/70 mmHg, Nadi : 85x/mnt, Rr : 22x/mnt, S : 36,6Oc
N : 81 x/m Suhu : 36,5 0 C
1. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
1) Wajah : Tidak ada oedema pada wajah dan terdapat choasma
gravidarum
2) Mata : Konjungtiva pucat, sklera putih
b. Abdomen
1) Palpasi : TFU : 2 jari di bawah processus xhyphoideus (Mc. Donald
30 cm)
Leopold 1 : Bokong
Leopold 2 : Punggung Kiri
Leopold III : Presentasi kepala, sudah masuk PAP
Leopold IV : Konvergen
2) Auskultasi : DJJ 140 x/menit teratur
c. Genetalia : VT : Tak, terlihat basah dibagian vulva , tidak ada varises dan
kelenjar bartholin, pembukaan : 1 cm, ketuban : negatif, presentasi kepala ,
Hodge 1 , tidak ada molase.
d. Anus : tidak ada hemoroid
e. Pemeriksaan penunjang : Test Nitrazin : merah menjadi biru
: HB : 11 gr/dl
C. Analisa
Ny. N usia 23 tahun G1P0A0 Usia kehamilan 37 minggu inpartu kala 1 fase laten
dengan Ketuban pecah dini 8 jam. Janin tunggal hidup intrauterin Presentasi Kepala.
D. Penatalaksanaan
1. Melakukan informed consent
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan bayinya dalam keadaan
baik. Usia kehamilan menginjak 37 minggu Ibu mengerti
3. Memberi konseling kepada ibu dan keluarga bahwa ibu harus dirujuk karena
ketuban sudah pecah lebih dari 8 jam. Agar meminimkan resiko gawat darurat
untuk ibu dan bayi. Ibu dan keluarga mengerti dan bersedia dirujuk untuk
kebaikan bersama. Terutama ibu dan bayinya.
4. Memberitahu ibu untuk menunggu sebentar untuk memberi waktu bidan
mencari rumah sakit dan mengkonsultasikan dulu keadaan ibu ke rumah sakit
rujukan. ibu bersedia
5. Membantu ibu untuk mencari posisi yang nyaman, ibu memilih posisi
berbaring kiri. Ibu miring kekiri
6. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum agar tetap bertenaga. Ibu makan
roti dan minum satu teguk
7. Mengonsultasikan dan mencarikan rumah sakit rujukan melalui call center
sebelum berangkat merujuk. sudah diterima dirumah sakit rujukan dan
diberikan advice untuk memberikan amoxicillin 250 mg, memasang infus RL
20 tpm dan menyertakan lembar observasi( rekam medis) dan surat rujukan