Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Menurut Riset Kesehatan Dasar (riskesdas) tahun 2016, prevalensi
anemia pada ibu hamil di indonesia sebesar 37,1 %. Pemberian tablet fe di
indonesia pada tahun 2015 sebesar 85 %. Presentase ini mengalami
peningkatan dibandingkan pada tahun 2014 yang sebesar 83,3 %.
Meskipun pemerintah sudah melakukan program penanggulangan anemia
pada ibu hamil yaitu dengan memberikan 90 tablet fe kepada ibu hamil
selama periode kehamilan dengan tujuan menurunkan angka anemia ibu
hamil, tetapi kejadian anemia masih tinggi. (2)
Anemia merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar
hemoglobin, hematokrin dan jumlah eritrosit dibawah normal. Pada
penderita anemia sering disebut kurang darah, kadar sel darah merah
( hemoglobin/hb) dibawah nilai normal. Penyebabnya bisa kurang zat besi
untuk pembentukan darah merah, misalnya zat besi, asam folat dan
vitamin b12. Te tapi yang sering terjadi adalah anemia karena kekurangan
zat besi. (3)
Anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin
dibawah 11 gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar hemoglobin < 10,5 gr
% pada trimester 2 (soebroto, 2010). Dampak anemia pada janin antara
lain abortus, terjadi kematian intrauterin, prematuritas, berat badan lahir
rendah, cacat bawaan dan mudah terkena infeksi. Pada ibu, saat kehamilan
dapat mengakibatkan abortus, persalinan prematuritas, ancaman
dekompensasi kordis dan ketuban pecah dini. Pada saat persalinan dapat
mengakibatkan gangguan his, retensio plasenta dan perdarahan post
partum karena atonia uteri. (4)
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya anemia
kehamilan diantaranya gravida, umur, paritas, tingkat pendidikan, status
ekonomi dan kepatuhan konsumsi tablet fe dan pola makan (keisnawati,
dkk, 2015). Pola makan yang baik selama kehamilan dapat membantu
tubuh mengatasi permintaan khusus karena hamil, serta memiliki pengaruh
positif pada kesehatan bayi. Pola makan sehat pada ibu hamil adalah
makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil harus memiliki jumlah kalori
dan zat-zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan seperti karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, mineral, serat dan air. (5)
Sebagai tenaga kesehatan, bidan memiliki kewenangan dalam
memberikan terapi untuk menghindari anemia dan memberikan konseling
pada ibu hamil untuk meningkatkan konsumsi makanan yang banyak
mengandung zat besi seperti daging, ikan, susu, kacang – kacangan, ati
ayam, buah bit dan makanan yang berwarna hijau serta buah – buahan
yang banyak mengandung vitamin. (7)
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk membuat
sebuah laporan tugas akhir dengan judul “ asuhan kebidanan pada Ny. D ,
28 tahun, G2P1A0 gravida 38 minggu dengan anemia ringan di praktek
mandiri bidan S Kabupaten Bogor”

B. Rumusan masalah dan ruang lingkup masalah


1. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari laporan tugas akhir ini yaitu
“bagaimana menerapkan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. D ,
28 tahun, G2P1A0 gravida 38 minggu dengan anemia ringan di praktik
mandiri bidan s kabupaten bogor?”
2. Lingkup masalah
Ruang lingkup pada laporan tugas akhir ini adalah asuhan kebidaan
antenatal, intranatal, postnatal pada Ny. D , 28 tahun, G2P1A0 gravida
38 minggu dengan anemia ringan pada tanggal 31 januari 2018 – 2
maret 2019.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan laporan tugas akhir ini agar penulis dapat menerapkan asuhan
kebidanan pada Ny. D , 28 tahun, G2P1A0 gravida 38 minggu dengan
anemia ringan melalui pendekatan asuhan kebidanan.
2. Tujuan khusus
a. Diperoleh data subjektif dari Ny. D , 28 tahun, G2P1A0 gravida 38
minggu dengan anemia ringan di praktik mandiri bidan s
kabupaten bogor.
b. Diperoleh data objektif dari Ny. D , 28 tahun, G2P1A0 gravida 38
minggu dengan anemia ringan di praktik mandiri bidan s
kabupaten bogor.
c. Ditegakannya analisa dari Ny. D , 28 tahun, G2P1A0 gravida 38
minggu dengan anemia ringan di praktik mandiri bidan s
kabupaten bogor.
d. Dilakukannya penatalaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. D , 28
tahun, G2P1A0 gravida 38 minggu dengan anemia ringan di
praktik mandiri bidan s kabupaten bogor.
e. Diketahuinya factor pendukung dan penghambat dalam melakukan
asuhan kebidanan pada Ny. D , 28 tahun, G2P1A0 gravida 38
minggu dengan anemia ringan di praktek mandiri bidan.

D. Manfaat kegiatan asuhan kebidanan


1. Bagi pusat layanan kesehatan
Memberikan bahan masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan
bpm dalam memenuhi asuhan kebidanan kepada klien sesuai dengan
standar yang ada.
2. Bagi klien dan keluarga
Mendapatkan asuhan yang sesuai, berdasarkan kasus yang terjadi
yaitu hamil., bersalin dan nifas dengan anemia ringan berdasarkan
pedoman penatalaksanaan, sehingga mencegah komplikasi yang akan
terjadi atau yang dapat menyebabkan kematian ibu.
3. Bagi penulis
Semakin menambah wawasan dan pengetahuan tentang kasus yang ada
di lingkungan sekitar.

Anda mungkin juga menyukai