Dosen Pengampu:
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
1
KATA PENGANTAR
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Kelompok 1
i
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................2
A. Latar Belakang..............................................................................................2
B. Tujuan...........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
A. Pengertian......................................................................................................4
B. Anatomi Fisiologi Kulit................................................................................4
C. Fase Luka Bakar............................................................................................6
D. Klasifikasi.....................................................................................................6
E. Etiologi..........................................................................................................8
F. Patofisiologi..................................................................................................9
G. Pathway.......................................................................................................10
H. Manifestasi Klinis.......................................................................................10
I. Pemeriksaan Penunjang..............................................................................11
J. Komplikasi..................................................................................................12
K. Penatalaksanaan..........................................................................................12
L. Asuhan Keperawatan..................................................................................14
BAB III PENUTUP...............................................................................................27
A. Kesimpulan.................................................................................................27
B. Saran...........................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................28
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luka bakar adalah kerusakan pada kulit atau jaringan dalam yang
disebabkan oleh sinar matahari, cairan panas, api, listrik, atau bahan kimia.
Tingkat keparahan kebanyakan luka bakar ditentukan berdasarkan ukuran dan
kedalaman luka bakar.
Kurang dari 2,5 juta orang mengalami luka bakar di Amerika Serikat
setiap tahunnya. Dari 200 ribu pasien memerlukan penanganan rawat jalan dan
100 ribu pasien dirawat di rumah sakit. Sekitar 12 ribu orang meninggal setiap
tahunnya akibat luka bakar dan cedera inhalasi yang berhubungan dengan luka
bakar lebih separuh dari kasus luka bakar dirumah sakit seharusnya dapat dicegah.
Perawat dapat memainkan peranan yang aktif dalam pencegahan kebakaran dan
luka bakar dengan mengajarkan konsep pencegahan dan mempromosikan undang
undang tentang pengamanan kebakaran. Asuhan keperawatan komprehensif yang
diberikan manakala terjadi luka bakar adalah penting untuk pencegahan kematian
dan kecacatan. Adalah penting bagi perawat untuk memiliki pengertian yang jelas
tentang perubahan yang saling berhubungan pada semua sistem tubuh setelah
cedera luka bakar juga penghargaan terhadap dampak emosional dari cedera pada
korban luka bakar dan keluarganya. Hanya dengan dasar pengetahuan
2
komprehensif perawat dapat memberikan intervensi terapeutik yang diperlukan
pada semua tahapan penyembuhan.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian luka bakar
2. Untuk mengetahui anatomi fisiologi kulit
3. Untuk mengetahui fase luka bakar
4. Untuk mengetahui klasifikasi luka bakar
5. Untuk mengetahui etiologi luka bakar
6. Untuk mengetahui patofisiologi luka bakar
7. Untuk mengetahui pathway luka bakar
8. Untuk mengetahui manifestasi klinis luka bakar
9. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang luka bakar
10. Untuk mengetahui komplikasi luka bakar
11. Untuk mengetahui penatalaksanaan luka bakar
12. Untuk mengetahui asuhan keperawatan luka bakar
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebebkan
kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan
radiasi. (Musliha, 2010)
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik,
bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih
dalam.(Padila, 2012)
Luka bakar (combustio/burn) adalah cedera (injuri) sebagai akibat kontak
langsung atau terpapar dengan sumber-sumber panas (thermal), listrik (electrict),
zat kimia (chemycal), atau radiasi (radiation). (Pamela, 2010)
Luka bakar (Burn) adalah kerusakan pada jaringan kulit dan tubuh karena
nyala api, panas, dingin friksi, radiasi (kulit menggelap terbakar matahari), bahan
kimia, atau listrik. Luka bakar biasanya terbagi menjadi tiga kategori, bergantung
pada keparahannya. (Digiulio, 2014)
4
yang diperlukan untuk mensintesis vitamin D. kulit tersusun atas 3 lapisan utama
yaitu epidermis, dermis dan jaringan subkutan.
1. Lapisan Epidermis
a. Stratum korneum, selnya sudah mati, tidak mempunyai inti sel, inti
selnya sudah mati dan mengandung keratin, suatu protein fibrosa
tidak larut yang membentuk barier terluar kulit dan mempunyai
kapasitas untuk mengusir patogen dan mencegah kehilangan cairan
berlebihan dari tubuh.
b. Stratum lusidum. Selnya pipih, lapisan ini hanya terdapat pada
telapak tangan dan telapak kaki.
c. Stratum granulosum, stratum ini terdiri dari sel-sel pipi seperti
kumparan, sel-sel tersebut terdapat hanya 2-3 lapis yang sejajar
dengan permukaan kulit.
d. Stratum spinosum/stratum akantosum. Lapisan ini merupakan
lapisan yang paling tebal dan terdiri dari 5-8 lapisan. Sel-selnya
terdiri dari sel yang bentuknya poligonal (banyak sudut dan
mempunyai tanduk).
e. Stratum basal/germinatum. Disebut stratum basal karena sel-selnya
terletak di bagian basal/basis, stratum basal menggantikan sel-sel
yang di atasnya dan merupakan sel-sel induk.
2. Lapisan Dermis
a. Bagian atas, pars papilaris (stratum papilaris)
Lapisan ini berada langsung di bawah epidermis dan tersusun dari
sel-sel fibroblas yang menghasilkan salah satu bentuk kolagen.
b. Bagian bawah, pars retikularis (stratum retikularis).
Lapisan ini terletak di bawah lapisan papilaris dan juga
memproduksi kolagen. Dermis juga tersusun dari pembuluh darah
serta limfe, serabut saraf, kelenjar keringat serta sebasea dan akar
rambut.
3. Jaringan subkutan atau hipodermis
Merupakan lapisan kulit yang terdalam. Lapisan ini terutamanya
adalah jaringan adipose yang memberikan bantalan antara lapisan kulit
dan struktur internal seperti otot dan tu lang. Jaringan subkutan dan
5
jumlah deposit lemak merupakan faktor penting dalam pengaturan
suhu tubuh. (Pamela, 2011)
6
Luka bakar termal dapat disebabkan oleh cairan panas, kontak dengan
benda padat panas seperti lilin atau rokok, kontak dengan zat kimia dan
aliran listrik (WHO, 2008).
b. Luka Bakar Inhalasi
Luka bakar inhalasi disebabkan oleh terhirupnya gas panas, cairan
panas atau produk berbahaya dari proses pembakaran yang tidak
sempurna (WHO, 2008).
2. Klasifikasi Berdasarkan Derajat dan Kedalaman Luka Bakar
a. Derajat I (superficial partial-thickness)
Terjadi kemerahan dan nyeri pada permukaan kulit. Luka bakar derajat
I sembuh 3-6 hari dan tidak menimbulkan jaringan perut saat
remodeling (Barbara et al., 2013)
b. Derajat II (deep partial-thickness)
Pada derajat II melibatkan seluruh lapisan epidermis dan sebagian
dermis. Kulit akan ditemukan bulla, warna kemerahan, sedikit edema,
dan nyeri berat. Bila ditangani dengan baik, luka bakar derajat II dapat
sembuh dalam 7 hingga 20 hari dan akan meninggalkan jaringan parut
(Barbara et al., 2013).
c. Derajat III (full thickness)
Pada derajat III melibatkan kerusakan semua lapisan kulit, termasuk
tulang, tendon, saraf dan jaringan otot. Kulit akan tampak kering dan
mungkin ditemukan bulla berdinding tipis, dengan tamplan luka yang
beragam dari warna putih, merah terang hingga tampak seperti arang.
Nyeri yang dirasakan biasanya terbatas akibat hancurnya ujung saraf
pada dermis. Penyembuhan luka yang terjadi sangat lambat dan
biasanya membutuhkan donor kulit (Barbara et al., 2013).
3. Klasifikasi Berdasarkan Luas Luka
Luas luka dapat diklasifikasikan menjadi tiga, diantaranya:
a. Luka bakar ringan, yakni luka bakar derajat I dengan luas <10% atau
derajat II dengan luas <2%.
b. Luka bakar sengan, yakni luka bakar derajat I dengan luas 10-15% atau
derajat II dengan luas 5-10%.
c. Luka bakar berat, yakni luka bakar derajat II dengan luas >20% atau
derajat III dengan luas >10%.
7
Untuk menilai luasnya luka menggunakan metode Rules of nine
berdasarkan luas permukaan tubuh total. Luas luka bakar ditentukan untuk
menentukan kebutuhan cairan, dosis obat dan prognosis. Persentase pada
orang dewasa dan anak-anak berbeda. Pada dewasa, kepala memiliki nilai
9% dan untuk ekstremitas atas memiliki nilai masing-masing 9%. Untuk
bagian tubuh anterior dan posterior serta ekstremitas bawah memiliki nilai
masing-masing 18%, yang termasuk adalah toraks, abdomen dan punggung.
Serta alat genital 1%. Sedangkan pada anak-anak persentasenya berbeda
pada kepala memiliki nilai 18% dan ekstremitas bawah 14% (Yapa, 2009).
E. Etiologi
Etioliogi menurut Musliha (2010) sebagai berikut :
1. Luka bakar suhu tinggi (Thermal Burn)
Luka bakar thermal (panas) disebabkan oleh karena terpapar atau
kontak dengan :
Gas
Inhalasi menyebabkan cedera thermal pada saluran nafas bagian
atas dan oklusi jalan nafas akibat edema.
Cairan
Bahan padat (solid)
2. Luka bakar bahan kimia (Hemical Burn)
Luka bakar chemical (kimia) disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit
dengan asam atau basa kuat. Luka bakar kimia dapat terjadi misalnya
karena kontak dengan zat-zat pembersih yang sering dipergunakan
untuk keperluan rumah tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan
dalam bidang industri, pertanian dan militer.
3. Luka bakar sengatan listrik (Electrical Burn)
Luka bakar electric (listrik) disebabkan oleh panas yang digerakan dari
energi listrik yang dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya luka
dipengaruhi oleh lamanya kontak, tingginya voltage dan cara
gelombang elektrik itu sampai mengenai tubuh.
4. Luka bakar radiasi (Radiasi Injury)
8
Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif.
Tipe injuri ini seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion
pada industri atau dari sumber radiasi untuk keperluan terapeutik pada
dunia kedokteran. Terbakar oleh sinar matahari akibat terpapar yang
terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar radiasi.
F. Patofisiologi
Pada dasarnya luka bakar itu terjadi akibat paparan suhu yang tinggi,
akibatnya akan merusak kulit dan pembuluh darah tepi maupun pembuluh darah
besar dan akibat dari kerusakan pembuluh darah ini mengakibatkan cairan plasma
sel darah, protein dan albumin, mengalami gangguan fisiologi. Akibatnya
terjadilah kehilangan cairan yang massif, terganggunya cairan di dalam lumen
pembuluh darah. Suhu tinggi juga merusak pembuluh darah yang mengakibatkan
sumbatan pembuluh darah sehingga beberapa jam setelah reaksi tersebut bisa
mengakibatkan radang sistemik, maupun kerusakan jaringan lainnya. Dari kilasan
diatas maka pada luka bakar juga dapat terjadi syok hipovolemik atau burn shock.
Dalamnya luka bakar tergantung pada suhu agen penyebab luka bakar dan
lamanya kontak dengan agen tersebut. Sebagai conth, pada kasus luka bakar
tersiram air panas pada orang dewasa, kontak selama 1 detik dengan air yang
panas dari shower dengan suhu 68,90C dapat menimbulkan luka bakar yang
merusak epidermis serta dermis sehingga terjadi cedera derajat- tiga
( fullthickness injury ). Pajanan selama 15 menit dengan air panas yang suhunya
sebesar 56,10C mengakibatkan cedera full-thickness yang serupa. Suhu yang
kurang dari 440C dapat ditoleransi dalam periode waktu yang lama tanpa
menyebabkan luka bakar.
Kehilangan integritas kulit diperparah lagi dengan pelepasan faktor-faktor
inflamasi yang abnormal, perubahan immunoglobulin serta komplemen serum,
gangguan fungsi neutrofil, limfositopenia. Imunosupresi membuat pasien luka
bakar bereisiko tinggi untuk mengalmai sepsis. Hilangnya kulit menyebabkan
ketidakmampuan pengaturan suhunya. Beberapa jam pertama pasca luka bakar
menyebabkan suhu tubuh rendah, tetapi pada jam-jam berikutnya menyebabkan
hipertermi yang diakibatkan hipermetabolisme. (Musliha, 2010)
9
G. Pathway
H. Manifestasi Klinis
Manifestasi menurut Pamela (2011)
Kedalaman Dan Bagian Gejala Penampilan Perjalanan
Penyebab Luka Kulit Yang Luka Kesembuhan
Bakar Terkena
Derajat Satu Epidermis Kesemutan, Memerah, Kesembuhan
(Superfisial): hiperestesia menjadi lengkap dalam
tersengat matahari, (supersensivitas) putih ketika waktu satu
terkena api dengan , rasa nyeri ditekan minggu, terjadi
intensitas rendah mereda jika minimal pengelupasan
didinginkan atau tanpa kulit
edema
Derajat Dua Epidermis Nyeri, Melepuh, Kesembuhan
(Partial-Thickness): dan bagian hiperestesia, dasar luka dalam waktu 2-3
tersiram air dermis sensitif terhadap berbintik- minggu,
mendidih, terbakar udara yang bintik pembentukan
oleh nyala api dingin merah, parut dan
epidermis depigmentasi,
10
retak, infeksi dapat
permukaan mengubahnya
luka basah, menjadi derajat-
terdapat tiga
edema
Derajat Tiga (Full- Epidermis, Tidak terasa Kering, luka Pembentukan
Thickness): terbaka keseluruhan nyeri, syok, bakar eskar,
r nyala api, terkena dermis dan hematuria berwarna diperlukan
cairan mendidih kadang- (adanya darah putih seperti pencangkokan,
dalam waktu yang kadang dalam urin) dan bahan kulit pembentukan
lama, tersengat arus jaringan kemungkinan atau parut dan
listrik subkutan pula hemolisis gosong, hilangnya
(destruksi sel kulit retak kontur serta
darah merah), dengan fungsi kulit,
kemungkinan bagian hilangnya jari
terdapat luka lemak yang tangan atau
masuk dan tampak, ekstremitas
keluar (pada luka terdapat dapat terjadi
bakar listrik) edema
I. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada klien dengan luka bakar
menurut Padila (2012) sebagai berikut :
1. LED : mengkaji hemokonsentrasi. Nilai normal (L: 15mm/jam; P:
<20mm bakar="" jam="" led.="" luka="" pada="" pasien=""
peningkatan="" span="" terjadi="">
2. Elektrolit serum mendeteksi ketidakseimbangan cairan dan biokimia.
Ini terutama penting untuk memeriksa kalium terdapat peningkatan
dalam 24 jam pertama karena peningkatan kalium dapat menyebabkan
henti jantung.
3. Gas-gas darah arteri (GDA) dan sinar-X dada untuk mengkaji fungsi
pulmonal, khususnya pada cidera inhalasi asap.
4. BUN dan kreatinin untuk mengkaji fungsi ginjal.
11
5. Urinalisis untuk menunjukkan mioglobin dan hemokromogen
menandakan kerusakan otot pada luka bakar ketebalan penuh luas.
6. Bronkoskopi untuk membantu memastikan cedera inhalasi asap.
7. Koagulasi memeriksa faktor-faktor pembekuan yang dapat menurun
pada luka bakar masif.
8. Kadar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi asap.
J. Komplikasi
Komplikasi menurut Lalani (2011), sebagai berikut :
1. Infeksi luka
Sulit dibedakan dengan penyembuhan luka karena sama-sama
terdapat eritema, edema, nyeri tekan.
Jika demam, malaise, atau gejala memburuk, pikirkan
kemungkinan infeksi.
Dapat menyebabkan sepsis dan kerusakan luka bakar yang lebih
dalam.
Perlu dirawat inap dan mendapat antibiotik IV.
2. Sepsis
3. Syok akibat luka bakar
4. Edema akibat luka bakar
5. Eskarotomi
6. Rabdomiolisis
7. Cidera inhalasi
8. Hipermetabolisme
K. Penatalaksanaan
Penatalaksaan pada klien dengan luka bakar menurut Padila (2012)
sebagai berikut :
1. Resusitasi A,B,C
Pernafasan (Airway)
Airway - apabila terdapat kecurigaan adanya trauma inhalasi, maka
segera pasang Endotracheal Tube (ET). Tanda-tanda adanya
trauma inhalasi antara lain adalah: riwayat terkurung dalam api,
12
luka bakar pada wajah, bulu hidung yang terbakar, dan sputum
yang hitam.
Pernafasan (Breathing)
Kaji adanya trauma-trauma lain yang dapat menghambat gerakan
pernapasan, misalnya pneumothorax, hematothorax, dan fraktur
costae.
Sirkulasi (Circulation)
Gangguan permebilitas kapiler : cairan dari intra vaskuler pindah
ke ekstra vaskuler → hipovolemi relatif →syok → ATN → gagal
ginjal
2. Infus,kateter, CVP, oksigen, laboratorium, kultur luka.
3. Resusitasi cairan
Cara Baxter merupakan cara lain yang lebih sederhana dan banyak
dipakai. Jumlah kebutuhan cairan pada hari pertama dihitung dengan
rumus :
Dewasa : Baxter = RL 4cc x BB x % LB
Separuh dari jumlah cairan yang diberikan dalam 8 jam pertama,
sisanya diberikan dalam 16 jam. Hari pertama terutama
diberikan elektrolit yaitu larutan ringer laktat karena terjadi
hiponatremi. Untuk hari kedua diberikan setengah dari jumlah
pemberian hari pertama.
Anak : jumlah resusitasi + kebutuhan faal :
RL : Dextran = 17 : 3
2 cc x BB x % LB
Kebutuhan faal :
< 1 tahun : BB x 100 cc
1-3 tahun : BB x 75 cc
3-5 tahun : BB x 50 cc
4. Monitor urine dan JVP
5. Topikal dan tutup luka :
Cuci luka dengan savlon : NaCl 0,9% (1 : 30) + buang jaringan
nekrotik
Tulle
13
Silver sulfat diazin tebal
Tutup kasa tebal
Evaluasi 5-7 hari kecuali balutan kotor
6. Obat-obatan :
Antibiotika : tidak diberikan jika pasien datang kurang dari 6 jam
sejak kejadian.
Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai
hasil kultur.
Analgetik : kuat (morfin, petidin)
Antasida : kalo perlu
L. Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1. Identitas klien : nama, tanggal lahir, nama orang tua atau penanggung
jawab,dll
2. Keluhan utama
Ada dua kondisi yang perlu dikaji
- Luka baru
a) Kaji keadaan umum pasien
b) Kaji tempat kejadian (emergensi atau stabil)
c) Kaji tanda vital
d) Kaji keadaan luka
e) Kaji adanya tanda-tanda infeksi
f) Kaji hal-hal yang berhubungan dengan luka,fraktur
,pendarahan,injuri,dan cedera kepala
g) Kaji pendarahan yang keluar (ada atau tidak ,jumlah ,warna,bau)
14
d) Kaji kondisi jahitan luka
e) Kaji drainage atau cairan yang keluar
3. Riwayat keaehatan sekarang
4. Riwayat kesehatn dahulu
5. Riwayat kesehatan keluarga
a. Aktifitas/istirahat:
15
e. Neurosensori:Gejala: area batas; kesemutan.Tanda: perubahan
orientasi; afek, perilaku; penurunan refleks tendon dalam (RTD) pada
cedera ekstremitas; aktifitas kejang (syok listrik); laserasi
korneal; kerusakan retinal; penurunan ketajaman penglihatan (syok
listrik); ruptur membran timpanik (syok listrik); paralisis (cedera listrik
pada aliran saraf).
16
agen penyebab. Kulit mungkin coklat kekuningan dengan tekstur seprti
kulit samak halus; lepuh; ulkus; nekrosis; atau jaringan parut tebal.
Cedera secara umum lebih dalam dari tampaknya secara
perkutan dan kerusakan jaringan dapat berlanjut sampai 72 jam
setelah cedera. Cedera listrik: cedera kutaneus eksternal biasanya lebih
sedikit di bawah nekrosis. Penampilan luka bervariasi dapat meliputi
luka aliran masuk/keluar (eksplosif), luka bakar dari gerakan aliran
pada proksimal tubuh tertutup dan luka bakar termal sehubungan
dengan pakaian terbakar. Adanya fraktur/dislokasi (jatuh,
kecelakaan sepeda motor, kontraksi otot tetanik sehubungan dengan
syok listrik).
Diagnosa Keperawatan
17
Berikan informasi
tentang kemungkinan
posisi penyebab nyeri
otot atau sendi
Hambatan rasa Setelah dilakukan tindakan Peningkatan keamanan
nyaman (00214) keperawatan selama ...x 24 (5380)
jam, diharapkan hambatan Aktivitas – aktivitas:
raasa nyaman pasien Luangkan waktu
berkurang bersama pasien
Kriteria hasil: Tunjukkan ketenangan
Status kenyamanan: Fisik Diskusikan situasi
(2010) khusus atau individu
Indikator: yang mengancam pasien
Kontrol terhadap gejala atau keluarga
(5) Bantu pasien/keluarga
Relaksasi otot (4) mengidentifikasi faktor
Baju yang nyaman (5) apa yang meningkatkan
Tingkat energi (5) rasa keamnan
Gatal - gatal Bantu pasien untuk
mengidentifikasi respon
koping yang biasanya
Kerusakan integritas Setelah dilakukan Tindakan Perawatan kulit:
kulit bd agens cedera keperawatan selama….x 24 Pengobatan topical
kimiawi (luka bakar) jam integritas kulit dan luka Implemetasikan rencana
bakar pasien membaik. pengobatan yang
diresepkan untuk
Kriteria hasil : pengobatan topical pada
Integritas kulit tempat kulit yang
Suhu kulit (5) mengalami kerusakan
Sensasi (5) Pilih pengobatan topical
Elastisitas (5) yang akan
Tekstur (5) mempertahankan
18
Integritas kulit (5) lingkungan
penyembuhan luka
Penyembuhan luka bakar basah dan keseimbangan
Persentase kesembuhan dengan kebutuhan
area luka bakar (5) pengabsobsi eksudat.
Perfusi jaringan area Ajarkan klien
luka bakar (5) menggunakan obat
Pergerakan sendi yang topical yang sesuai
terkena luka bakar (5) dengan luka dan
lokasinya
19
Persiapkan lingkungan
yang steril dan
pertahankan maksimum
aseptic selama
keseluruhan proses
Lepaskan balutan
perban bagian luar
dengan cara
menggunting dan
membasahi dengan
cairan saline atau air
Lakukan debridemen
luka,sesuai indikasi
Aplikasikan agen
topical pada luka sesuai
kebutuhan
20
dengan risiko infeksi (5) perawatan luka bakar
Menggunakan alat yang sesuai
penggunaan diri (5) Pakai sarung tangan
Mencuci tangan (5) steril dengan tepat
Melakukan Tindakan Tingkatkan masukkan
segera untuk mengurangi gizi yang cukup.
resiko Tingkatkan masukan
cairan yang cukup.
Anjurkan istirahat.
Berikan therapi
antibiotik yang sesuai,
dan anjurkan untuk
minum sesuai aturan
Ajarkan pasien dan keluarga
mengenai tanda dan gejala
infeksi dan kapan harus
melaporkannya kepada
penyedia perawatan
Kesehatan
Defisien Volume NOC: Keseimbangan cairan NIC:
cairan b.d asupan Indikator: 1. Manajamen Cairan
cairan kurang 1. Tekanan Darah (5) Aktivitas-aktivitas:
2. Denyut nadi radial Timbang berat badan
(5) tiap hari dan monitor
3. Keseimbangan intake status pasien
output dalam 24 jam Jaga intake atau asupan
(5) yang kuat
4. Berat badan stabil (5) Masukkan kateter urin
5. Turgor kulit (5) Monitor status hidrasi
6. Kelembaban (misalnya, membrane
membrane mukosa mukosa lembab, denyut
(5) nadi adekuat, dan
21
Pusing (5) tekanan darah ortostatik
Monitor tanda tanda
vital pasien
Monitor makanan atau
cairan yang dikonsumsi
dan hitung asupan
kalori harian
Monitor status gizi
Berikan cairan, dengan
tepat
Tingkatkan asupan oral
Distribusikan asupan
cairan selama 24 jam
2. Manajamen
hypovolemia
Aktivitas-aktivitas:
Monitor adanya tanda-
tanda dehidrasi
Monitor adanya tanda-
tanda kehilangan cairan
Monitor asupan dan
pengeluaran
Dukung asupan cairan
oral
Berikan cairan IV
sesuai suhu kamar
Tingkatkan integritas
kulit
3. Manajemen syok:
volume
22
Aktivitas-aktivitas:
Monitor hilangnya
darah secara tiba-tiba
dan dehidrasi berat
Monitor tanda dan
gejala syok
hypovolemia
Posisikan pasien untuk
mendapatkan perfusi
optimal
23
diperlukan
Berikan pilihan makanana
sambal menawarkan
bimbingan terhadap pilihan
makanan yang lebih sehat
2. Manajemen nyeri
Lakukan pengkajian
nyeri yang
komprehensif yang
meliputi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi kualitas,
24
beratnya nyeri, dan
factor pencetus
Pastikan perawatan
analgesic bagi pasien
dilakukan dengan
pengawsan ketat
Gali pengetahuan dan
kepercayaan pasien
mengenai nyeri
Gali Bersama pasien
factor-faktor yang dapat
memperberat dan
mengurangi nyeri
Berikan informasi
mengenai nyeri seperti
penyebab, berapa lama
nyeri dirasakan dan
antisipasi dari
ketidaknyamanan akibat
Tindakan
Ajarkan prinsip-prinsip
manajemen nyeri
Dorong pasien untuk
memonitor nyeri dan
menangani pasien
dengan tepat
Gunakan Tindakan
pengontrol nyeri
sebelum nyeri
bertambah berat
Dukung istirahat yang
adekuat untuk
25
membantu menurunkan
nyeri
Dorong pasien untuk
mendiskusikan
pengalaman nyeri nya
BAB III
PENUTUP
26
A. Kesimpulan
Luka bakar adalah kerusakan pada kulit atau jaringan dalam yang
disebabkan oleh sinar matahari, cairan panas, api, listrik, atau bahan kimia.
Tingkat keparahan kebanyakan luka bakar ditentukan berdasarkan ukuran dan
kedalaman luka bakar.
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik,
bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih
dalam.(Padila, 2012)
B. Saran
Perawat agar dapat lebih profesional dengan pengetahuan dan ketrampilan
yang dimiliki sehingga dapat melakuan penanganan luka bakar dengan cepat dan
tepat, serta melakukan asuhan keperawatan pada luka bakar dengan baik agar
pasien dapat hidup sehat dan beraktivitas tanpa adanya hambatan dan gangguan.
27
DAFTAR PUSTAKA
28