Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SIKLUS PENDAPATAN : PROSEDUR PENJUALAN KREDIT

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Akuntansi

Dosen Pengampu:
Ditya Permatasari, M.SA., Ak.

Disusun oleh :
Kelompok 3
Akuntansi D

1. Shofi Anisa Firdayanti (18520013)


2. Putri Vita Nadia (18520078)
3. Rena Ayuningtyas (18520084)
4. Feri Aji Suhendra (18520092)
5. Nurul Mariatul Laily (18520121)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam dunia usaha, terdapat beberapa strategi yang digunakan oleh penjual untuk
meningkatkan volume penjualan maupun kesetiaan pelanggan. Diantara sekian banyak
strategi, pemberian piutang dagang (penjualan secara kredit) merupakan salah satu strategi
penjualan yang banyak diminati oleh para pengusaha. Selain karena cukup praktis, tingkat
pertambahan ekonomi yang kurang merata di negara ini juga menjadi salah satu mengapa
sistem penjualan secara kredit cepat berkembang dan mendapatkan respon yang baik dari
kalangan masyarakat. Penjualan dari suatu produk yang dihasilkan oleh perusahaan
merupakan salah satu faktor penentu dalam kegiatan perusahaan. Kondisi ini memotivasi
perusahaan dalam pelaksanaan sistem penjualan kredit yang baik dalam usaha meningkatkan
pendapatan. Penjualan kredit atas suatu produk merupakan salah satu sumber penerimaan kas
bagi perusahaan, khususnya pelunasan piutang.
Penjualan kredit dilakukan perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan
order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai
tagihan kepada pembeli tersebut. Untuk menghindari tidak tertagihnya piutang, setiap
penjualan kredit yang pertama kepada seorang pembeli selalu didahului dengan analisis
terhadap pembeli.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit?
2. Bagaimanakah dokumen dan catatan yang digunakan dalam prosedur penjualan
kredit?
3. Bagaimanakah bagian atau fungsi yang terkait dalam prosedur penjualan kredit?
4. Bagaimanakah unsur pengendalian intern yang terdapat dalam sistem penjualan
kredit?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit.
2. Untuk mengetahui dokumen dan catatan yang digunakan dalam prosedur penjualan
kredit.
3. Untuk mengetahui bagian atau fungsi yang terkait dalam prosedur penjualan kredit.
4. Untuk mengetahui unsur pengendalian intern yang terdapat dalam sistem penjualan
kredit.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit


Sistem akuntansi penjualan kredit yaitu penjualan yang pembayaranya dilakukan setelah
penyerahan barang dengan jangka waktu yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah dipenuhi dengan
pengiriman barang atau penyerahaan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki
piutang kepada pelanggannya. kegiatan penjualan kredit memungkinkan perusahaan
menambah volume penjualan dengan memberi kesempatan kepada para pembeli
membelanjakan penghasilan yang akan diterima mereka pada masa yang akan datang.
Penjualan kredit dapat dilakukan melalui dua sistem yaitu: penjualan kredit dengan kartu
kredit perusahaan dan sistem penjualan kredit biasa.
B. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Penjualan Kredit
Jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi penjualan kredit meliput sebagai
berikut:
1. Prosedur order penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan menambahkan
informasi penting pada surat order dari pembeli.
2. Prosedur persetujuan kredit
Dalam prosedur ini, fungsi penjualan meminta persetujuan penjualan kredit kepada
pembeli dari fungsi kredit.
3. Prosedur pengiriman
Dalam prosedur ini, fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada pembeli sesuai
dengan informasi dalam surat order pengiriman.
4. Prosedur penagihan
Dalam prosedur ini, fungsi penagihan membuat faktur penjualan dan mengirimkannya
kepada pembeli.
5. Prosedur pencatatan piutang
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur penjualan ke dalam
kartu piutang.
6. Prosedur distribusi penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mendistribusikan data penjualan menurut
informasi yang diperlukan oleh manajemen.
7. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat secara periodik total harga pokok
produk yang dijual dalam periode tertentu.
C. Dokumen yang Digunakan
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penjualan kredit adalah:
a. Order Penjualan (Sales Order)
Dokumen surat order penjualan (sales order) adalah dokumen yang digunakan untuk
merekam pesanan dari konsumen atau pelanggan. Ketepatan dalam penginputan data
dalam dokumen ini berguna untuk memastikan bahwa tidak ada pesanan konsumen
yang salah catat, salah antar atau terlambat dikirim.

b. Nota Pengiriman
Nota pengiriman merupakan surat perintah pengiriman barang kepada bagian yang
menyimpan barang (gudang) untuk dikirim kepada pelanggan dan juga merupakan
bukti pengeluaran barang dari lokasi penyimpanan. 
c. Faktur penjualan
Faktur Penjualan atau dalam istilah asingnya yaitu Sales Invoice adalah lembar bukti
tagihan atau bukti transaksi kepada pelanggan atas pembelian suatu barang/ jasa.
Faktur Penjualan biasanya dikirim oleh pemasok bersamaan dengan atau setelah
pengiriman barang/ jasa. Tidak ada bentuk baku faktur di mana pun sehingga
perusahaan dapat mengubahsuai bagian-bagian faktur sesuai dengan keperluan.

D. Catatan Akuntansi yang Digunakan


Menurut Mulyadi (2001: 218), catatan akuntansi yang digunakan adalah:
a. Jurnal Penjualan
Jurnal penjualan digunakan untuk mencatat transaksi penjualan baik penjualan tunai
maupun kredit.
b. Kartu Piutang
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi mutasi piutang
perusahaan kepada tiap debiturnya.
c. Kartu Persediaan
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi setiap
jenis persediaan.
d. Kartu Gudang
Catatan akuntansi ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan
persediaan fisik barang yang ada di gudang.
e. Jurnal Umum
Jurnal ini digunakan untuk mencatat harga pokok produk yang dijual selama periode
tertentu.
E. Unit Organisasi atau Fungsi yang Terkait

Unit organisasi yang terkait dalam sistem akuntansi penjualan kredit yaitu:
a. Fungsi Penjualan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari pelanggan, mengedit order
dari pelanggan, meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman barang.
Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk membuat back order pada saat tidak
tersedianya persediaan untuk memenuhi order dari pelanggan.
b. Fungsi Kredit
Fungsi ini bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan
memberikan otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan.
c. Fungsi Gudang
Fungsi ini bertanggung jawab menyimpan dan menyiapkan barang yang dipesan oleh
pelanggan serta menyerahkan barang ke bagian pengiriman.
d. Fungsi Pengiriman
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat order
pengiriman yang diterima dari fungsi penjualan.
e. Fungsi Penagihan
Fungsi ini bertanggung jawab membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada
pelanggan.
f. Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang dari transaksi penjualan kredit,
membuat serta mengirimkan pernyataan piutang kepada debitur, dan membuat
laporan penjualan, serta mencatat harga pokok persediaan yang dijual kedalam kartu
persediaan.

F. Unsur Pengendalian Intern


1. Organisasi
a. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit
Dalam transaksi penjualan, fungsi penjualan mempunyai kecenderungan untuk
menjual barang sebanyak-banyaknya, yang sering kali mengabaikan dapat ditagih
atau tidaknya piutang yang timbul dari transaksi tersebut. Oleh karena itu
diperlukan pengecekan intern terhadap status kredit pembeli sebelum transaksi
penjualan kredit dilaksanakan. Fungsi kredit diberi wewenang untuk menolak
pemberian kredit kepada seorang pembeli berdasarkan analisis terhadap riwayat
pelunasan piutang yang dilakukan oleh pembeli piutang tersebut dimasa yang lalu.
Dengan dipisahkannya fungsi penjualan dengan fungsi kredit, resiko tidak
tertagihnya piutang dapat dikurangi.
b. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan dan fungsi kredit
Dengan dipisahkannya tiga fungsi pokok tersebut, catatan piutang dapat dijamin
ketelitian dan dan keandalannya serta kekayaan perusahaan (piutang) dapat dijamin
keamanannya (piutang dapat ditagih).
c. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas
Pemisahan kedua fungsi pokok ini akan mencegah terjadinya manipulasi catatan
piutang yang dikenal dengan julukan lapping. Lapping merupakan bentuk
kecurangan penerimaan kas dari piutang yang terjadi jika fungsi pencatatan piutang
dan fungsi penerimaan kas dari piutang yang berada ditangan satu karyawan.
Karyawan tersebut mempunyai kesempatan melakukan kecurangan yang disebut
lapping dengan cara menunda pencatatan penerimaan kas dari seorang debitur,
menggunakan kas yang diterima dari debitur untuk kepentingan pribadinya, dan
menutupi kecurangannya dengan cara mencatat kedalam kartu piutang debitur
tersebut dari penerimaan kas dari debitur lainnya.
d. Transaksi penjualan kredit harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi
pengiriman, fungsi penagihan, dan fungsi akuntansi
Tidak ada transaksi penjualan kredit yang dilaksanakan secara lengkap hanya oleh
satu fungsi tersebut. Dengan menggunakan unsur pengendalian intern tersebut,
setiap pelaksanaan transaksi selalu akan tercipta internal check yang mengakibatkan
pekerjaan karyawan yang satu dicek ketelitian dan keandalannya oleh karyawan
lain.
2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
Setiap transaksi terjadi dengan otorisasi dari karyawan yang berwenang dan dicatat
melalui prosedur pencatatan tertentu, maka kekayaan perusahaan akan terjamin
keamanannya dan data akuntansi yang dicatat terjamin ketelitian dan keandalannya.
a. Penerimaan order pembeli otorisasi oleh fungsi penjualan dan menggunakan formulir
surat order pengiriman.
Persetujuan dimulainya kegiatan penjualan diwujudkan dalam bentuk tanda tangn
otorisasi dari fungsi penjualan pada formulir surat order pengiriman. Dengan
demikian fungsi penjualan ini bertanggung jawab atas perintah pengiriman yang
ditujukan kepada fungsi pengiriman dalam pemenuhan order yang diterimanya dari
pembeli
b. Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit dengan membubuhkan
tanda tangan pada credit copy (yang merupakan tembusan surat order pengiriman).
Untuk mengurangi resiko tidak tertagihnya piutang, tansaksi penjualan kredit harus
mendapatkan otorisasi dari fungsi kredit, sebelum barang dikembalikan kepada
pembeli.
c. Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara
menandatangani dan membubuhkan cap “sudah dikirim” pada copy surat order
pengiriman.
Dokumen yang dikirimkan oleh fungsi pengiriman ke fungsi penagihan sebagai bukti
telah dilaksanakan pengiriman barang sesuai dengan perintah pengiriman barang
yang diterbitkan oleh fungsi penjualan, sehingga fungsi penagihan dapat segera
melaksanakan pengiriman faktur penjualan sebagai dokumen penagihan piutang.
d. Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat pengangkutan barang dan potongan
penjualan berada di tangan direktur pemasaran dengan penerbitan surat keputusan
mengenai hal tersebut.
Dengan demikian pengisian informasi ke dalam surat order pengiriman dan faktur
penjualan harus didasarkan pada informasi harga jual, syarat penjualan, potongan
penjualan yang ditetapkan oleh direktur pemasaran.
e. Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan membubuhkan tanda
tangan pada faktur penjualan. Dengan dibubuhkannya tanda tangan otorisasi oleh
fungsi penagiahan pada faktur penjualan berarti bahwa:
 Fungsi penagihan telah memeriksa kelengkapan bukti pendukung copy surat order
pengiriman yang ditandatangani oleh fungsi pengiriman dan copy surat muat yang
ditandatangani oleh perusahaan angkutan umum.
 Fungsi penagihan telah mencantumkan harga satuan barang yang dijual
berdasarkan harga satuan yang tercantum dalam suat keputusan direktur
pemasaran.
 Fungsi penagihan telah mendasarkan pencatuman informasi kuantitas barang yang
dikirim dalam faktur penjualan berdasarkan kuantitas barang yang tercantum
dalam copy surat pengiriman barang dan surat muat of lading.
f. Pencatatan ke dalam kartu piutang dan ke dalam jurnal penjualan, jurnal penerimaan
kas dan jurnal umum diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan
kredit dengan cara memberikan tanda tangan pada dokumen sumber (faktur
penjualan, bukti kas masuk, dan memo kredit).
Catatan akuntansi diisi informasi yang berasal dari dokumen sumber yang sahih
(valid). Kesahihan dokumen sumber dibuktikan dengan dilampirkannya dokumen
pandukung yang lengkap yang telah diotorisasi oleh pejabat berwenang.
g. Pencatatan terjadinya piutang didasarkan pada faktur penjualan yang didukkung
dengan surat order pengiriman dan surat muat.
Dengan cara ini tanggung jawab atas pengubahan catatan akuntansi dapat dibebankan
kepada karyawan tertentu, sehingga tidak ada satupun perubahan data yang
dicantumkan dalam catatan akuntansi yang tidak dipertanggungjawabkan.
3. Praktik yang Sehat
a. Surat Order pengiriman bernomor urut tercetak dan pemakiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan. Untuk menciptakan praktik yang sehat
formulir penting yang digunakan dan pengguanaan nomor urut tersebut
dipertanggungjawabkan oleh yang memiliki wewenang untuk menggunakan.
b. Faktur penjualan bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan
oleh fungsi penagihan.
c. Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang (account receivable
statement) kepada setiap debitur untuk menguji ketelitian catatan piutang yang
diselenggarakan oleh fungsi tersebut.
Praktik yang sehat dapat diciptakan dengan adanya pengecekan secara periodik
ketelitian catatan akuntansi yang diselenggarakan oleh perusahaan dengan catatan
akuntansi yang diselenggarakan oleh pihak luar yang bebas. Dengan cara ini data
yang dicatat dalam kartu piutang dicek ketelitiannya oleh debitur yang bersangkutan,
sehingga pengiriman secaera periodik pernyataan piutang ini akan menjamin
ketelitian data akuntansi yang dicatat oleh perusahaan.
d. Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening kontrol piutang
dalam buku besar.
Rekonsiliasi merupakan cara pencocokan dua data yang dicatat dalam catatan
akuntansi yang berbeda namun berasal dari sumber yang sama. Dalam pencatatan
piutang, dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan piutang adalah
faktur penjualan.
G. Prosedur Penjualan Kredit
Bagian Penjualan:
1. Menerima Surat Pesanan Pembelian dari pembeli
2. Atas dasar surat pesanan tersebut, membuat Surat Order Penjualan sebanyak 6 lembar
dan didistribusikan sebagai berikut:
 Lembar ke 1 dan Order Pelanggan, diserahkan ke Bagian Penagihan untuk
diarsipkan sementara
 Lembar ke 2 diserahkan ke Bagian Pengiriman
 Lembar ke 3 dan ke 4 dimintakan persetujuan ke Bagian Kredit
 Lembar ke 5 dikirimkan ke pelanggan
 Lembar ke 6 diarsipkan urut nomor
Bagian Kredit
1. Atas dasar Surat Order Penjualan lembar ke 3 dan ke 4 yang diterima dari Bagian
Penjualan, bagian ini memeriksa data kredit pelanggan, yang mencakup sejarah kredit
dan batas kredit pelanggan tersebut. Selanjutnya, bagian ini memberikan persetujuan
(tanda tangan) terhadap Surat Order Penjualan tersebut dan meneruskannya ke Bagian
Gudang.
Bagian Gudang
1. Atas dasar Surat Order Penjualan lembar ke 3 dan ke 4 yang telah diotorisasi, bagian
gudang mempersiapkan barang yang akan dikirim. Selanjutnya, bagian ini
mendistribusikan Surat Order Penjualan sebagai berikut:
 Lembar ke 3 bersama dengan barangnya diserahkan ke Bagian Pengiriman
 Lembar ke 4 diarsipkan urut nomor
Bagian Pengiriman
1. Setelah menerima Surat Order Penjualan yang telah diotorisasi dan barang dari
Bagian Gudang, bagian ini mengeluarkan Surat Order Penjualan lembar ke 2 dari
arsipnya.
2. Atas dasar kedua dokumen tersebut, bagian ini membuat nota pengiriman sebanyak 3
lembar dan didistribusikan sebagai berikut:
 Lembar ke 1 bersama-sama dengan Surat Order Penjualan yang telah diotorisasi
diserahkan ke Bagian Penagihan
 Lembar ke 2 bersama-sama dengan Surat Oder Penjualan lembar ke 2 diarsipkan
urut tanggal
 Lembar ke 3 bersama-sama dengan barangnya, dikirimkan kepada pelanggan
Bagian Penagihan
1. Setelah menerima Surat Order Penjualan yang telah diotorisasi dan nota pengiriman
lembar ke 1 dari Bagian Pengiriman, bagian ini mengeluarkan Surat Order Penjualan
lembar ke 1 dan Surat Pesanan Pembelian Pelanggan dari arsipnya
2. Atas dasar ke empat dokumen ini, bagian penagihan membuat faktur penjualan
sebanyak 3 lembar, dan didistribusikan sebagai berikut:
 Lembar ke 1 dikirimkan kepada Pelanggan
 Lembar ke 2 diserahkan ke Bagian Piutang
 Lembar ke 3 diarsipkan urut nomor bersama-sama dengan Surat Order Penjualan
lembar ke 3 yang telah diotorisasi, nota pengiriman lembar ke 1, surat pesanan
pembelian pelanggan, dan surat order penjualan lembar ke 1, setelah sebelumnya
digunakan sebagai dasar untuk mencatat ke Junral Penjualan
Bagian Piutang
1. Setelah menerima Faktur Penjualan lembar ke 2 dari Bagian Penagihan, bagian ini
memeriksa nomor seri faktur. Selanjutnya, bagian ini akan memposting transaksi
tersebut ke rekening pelanggan yang bersangkutan, dan mengarsipkan faktur
penjualan tersebut urut tanggal
H. Pencatatan Piutang

Pencatatan piutang bertujuan untuk mencatat mutasi piutang perusahaan kepada setiap
debitur. Mutasi piutang disebabkan oleh transaksi penjualan kredit, penerimaan kas dari
debitur, retur penjualan, dam penghapusan piutang.

I. Informasi Yang Diperlukan Oleh Manajemen

Informasi mengenai piutang yang dilaporkan kepada manajemen adalah:


1. Saldo piutang pada saat tertentu kepada setiap debitur.
2. Riwayat pelunasaan piutang yang dilakukan oleh setiap debitur
3. Umur piutang kepada setiap debitur pada saat tertentu

J. Dokumen

Dokumen pokok yang digunakan sebagai dasar pencatatan kedalam kartu piutang adalah:
1. Faktur Penjualan, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan timbulnya
piutang atas dasar transaksi penjualan kredit. Dokumen ini dilampiri dengan surat
muat (bill of loading) dan surat order pengiriman sebagai dokumen pendukung
untuk mencatat transaksi penjualan kredit.
2. Bukti Kas Masuk, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan berkurangnya
piutang dari transaksi pelunasan piutang dari transaksi pelunasan piutang oleh
debitur.
3. Memo Kredit, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan retur penjualan.
Dokumen ini dikeluarkan oleh bagian order penjualan.
4. Bukti Memorial (Journal Voucher), bukti memorial adalah dokumen sumber untuk
dasar pencatatan transaksi kedalam jurnal umum. Dokumen inidigunakan sebagai
dasar pencatatan penghapusan piutang. Dokumen ini dikeluarkan oleh fungsi kredit
yang memberikan otorisasi penghapusan piutang yang sudah tidak dapat ditagih lagi.

K. Catatan Akuntansi

Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi yang menyangkut piutang
adalah:
1. Jurnal Penjualan, catatan ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari
transaksi penjualan kredit.
2. Jurnal Retur Penjualan, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya
piutang dari transaksi retur penjualan.
3. Jurnal Penerimaan Kas, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya
piutang dari transaksi penerimaan kas dari debitur.
4. Kartu Piutang, catatan akuntansi ini digunakan untu mencatat mutasi dan saldo
piutang kepada debitur.

L.Organisasi

Tugas fungsi akuntansi dalam hubungannya dengan pencatatan piutang adalah:

1. Menyelenggarakan catatan piutang kepada setiap debitur, yang dapat berupa kartu
piutang yang merupakan buku pembantu piutang, yang digunakan untuk merinci
rekening kontro piutang dalam buku besar, atau berupa arsip faktur terbuka (open
invoice file), yang berfungsi sebagai buku pembantu piutang.
2. Menghasilkan pernyataan piutang (account receivable statement) secara periodik
dengan mengirimkannya kesetiap debitur.
3. Menyelenggarakan catatan riwayat krredit setiap debitur untuk memudahkan
penyediaan data guna memutuskan pemberian kredit kepada pelanggan dan guna
mengikuti data penagihan dari setiap debitur.

M. Prosedur Pencatatan Piutang

Pernyataan piutang adalah formulir piutang yang menyajikan jumlah kewajiban


debitur pad atanggal tertentu dan (dalam pernyataan piutang bentuk tertentu) disertai
dengan rinciannya. Pernyataan piutang dapat berbentuk berikut ini:
1. Pernyataan Saldo Akhir Bulan, pernyataan ini tidak memberikan informasi
apapun kepada debitur untuk dasar rekonsiliasi dengan catatanya, jika saldo
yang tercantum dalam pernyataan piutang berbeda dengan saldo yang tercantum
dalam catatannya
2. Pernyataan Satuan, pernyataan piutang ini berisi: (1) saldo kewajiban debitur
pada awal bulan, (2) mutasi debit dan kredit selama sebulan beserta penjelasan
rinci setiap transaksi, dan (3) saldo kewajiban debitur pada akhir bulan.
Prosedur pembuatan pernyataan piutang dilakukan sebagai berikut:
a. Pada awal bulan, diambil formulir pernyataan piutang 2 lembar. lembar
pertama akan berfungsi sebagai pernyataan piutang, sedangkan lembar
kedua akan berfungsi sebagai catatan piutang (pengganti kartu piutang)
b. Saldo piutang kepada debitur pada akhir bulan yang lalu (dari arsip
tembusan pernyataan piutang bulan sebelumnya) dicantumkan dalam
formulir pernyataan piutang tersebut.
c. Semua transaksi pendebitan dan pengkeditan ke rekening debitur tersebut di
catat dalam formulir pernyataan piutang (2 lembar) tersebut.
d. Pada akhir bulan, lembar pertama formulir pernyataan piutang tersebut
dipisahkan dari lembar kedua, dan kemudian dikirimkan kepada debitur
yang bersangkutan. Lembar pertama formulir tersebut berfungsi sebagai
pernyataan piutang. Lembar kedua kemudian disimpan dalam arsip menurut
nama debitur, dan berfungsi sebagai catatan piutang (buku pembantu
piutang)
e. Pada awal bulan berikutnya, satu set formulir pernyataan piutang yang baru
(2 lembar) diambil disisi dengan saldo piutang kepada debitur yang
bersangkutan pada akhir bulan yang sebelumnya (diambilkan dari arsip
tembusan pernyataan piutang)
3. Pernyataan Saldo Berjalan Dengan Rekening Konvensional (Running Balance
Statement With Conventional Account). Perbedaan diantara pernyataan satuan
dengan pernyataan saldo berjalan dengan rekening konvensional adalah terletak
pada cara posting dan isi catatan piutangnya. Prosedur pembuatan pernyataan
piutang saldo berjalan dengan rekening konvensional adalah sebagai berikut:
a. Pada Awal Bulan, diambil formulir pencatatan piutang 1 lembar.
b. Semua transaksi pendebitan dan pengkreditan ke rekening debitur tersebut
dicatat dalam formulir pernyataan piutang yang sebagai tembusannya adalah
kartu piutang.
c. Pada akhir bulan, pernyataan piutang dikirim kepada debitur yang
bersangkutan.
d. Pada awal blan berikutnya diambil formulir pernyataan piutang baru
sebanyak 1 lembar dan selama kartu piutang debitur yang bersangkutan
belum penuh, pendebitan dan pengkreditan kerekening debitur tersebut
kedalam pernyataan piutang yang dipakai dalam bulan sebelumnya sebagai
tembusannya. Dengan demikian kartu piutang dalam bentuk pernyataan
piutang ini dapat berisi informasi sekaligus. Hal ini tidak akan terjadi dalam
bentuk pernyataan piutang satuan, yang catat piutangnya hanya berisi mutasi
tiap bulannya.
5. Pernyataan Faktur Yang Belum Dillunasi (Open Item Statement). Pernyataan piutang
berisi daftar faktur-faktur yang belum dilunasi oleh debiturnya pada tanggal tertentu
disertai dengan tanggal faktur danjumlah rupiahnya. Pengunaan bentuk pernyataan
piutang ini dimungkinkan jika para pelanggan diharuskan membayar jumlah yang
tercantum dalam faktur.

N. Pengendalian Transaksi pada Proses Piutang Dagang

1. Penerimaan kas
Slip pembayaran pelanggan dilanjutkan ke piutang dagang untuk diposting dari
penerimaan kas. Piutang dagang tidak punya akses ke kas atau memeriksa
pembayaran pelanggan
2. Penagihan
Faktur, memo dan penyesuaian faktur yang lainnya dirutekan ke piutang dagang
untuk diposting ke rekening pelanggan. Hal ini menjaga pemisahan fungsi-fungsi
yang ada. Penagihan tidak punya akses langsung ke pencatatan piutang dagang
3. Piutang dagang
Piutang dagang bertanggung jawab untuk mengelola buku pemban piutang
dagang. Rekening kontrol dikelola oleh departemen buku besar. Debit dan kredit
diposting ke rekening pelanggan dari bukti pembayaran, faktur, dan dokumen lain
yang diterima dari penagihan dan penerimaan kas. Hal ini menjaga pemisahan
fungsi-fungsi yang ada. Secara periodik, laporan pelanggan dikirimkan secara
langsung ke pelanggan oleh departemen piutang dagang. Pemrosesan periodik
meliputi menyiapkan neraca saldo umur piutang dari buku pembantu piutang
dagang untuk digunakan oleh departemen kredit. Tipe lain dari laporan kredit
pelanggan disiapkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Laporan seperti ini
biasanya disiapkan sebagai produk laporan yng dikirimkan ke pelanggan.
4. Kredit
Fungsi departemen kredit meliputi menyetujui retur dan potongan penjualan dan
penyesuaian lainnya untuk rekening pelanggan, menilai dan menyetujui neraca
saldo umur piutang untuk menentukan sisa kredit dari pelanggan, dan memulai
memo penghapusan untuk membebani rekening dengan kerugian piutang.
5. Buku Besar
Buku besar mengelola rekening pengendali piutang dagang. Debit dan kredit
diposting ke rekening pengendali piutang dagang dari jurnal dan hasil pencocokan
dengan total pengendali yang diterima dari penagihan dan penerimaan kas. Jumlah
ini direkonsiliasi ke control total dan dikirimkan ke buku besar langsung dari
piutang dagang. Rekonsiliasi ini merupakan siklus pengendalian transaksi yang
penting dalam proses bisnis piutang dagang.
6. Retur dan Potongan Penjualan
Retur dan potongan penjualan memerlukan pengendalian yang hati-hati. Potongan
penjualan terjadi karena ada barang dagangan yang rusak, kekurangan dalam
pengiriman, kesalahan klerikal, atau adanya perjanjian antara pelanggan dengan
penjual untuk mengurangi jumlah yang dipunyai pelanggan. Jumlah potongan
dinegosiasikan antara pelanggan dan departemen penerimaan pesanan penjualan
(atau penjualnya). Potongan sebaiknya dipertimbangkan dan disetujui oleh fungsi
yang independen (biasanya departemen kredit). Setelah potongan diotorisasi dan
disetujui, bagian penagihan akan membuat memo kredit untuk
mendokumentasikan pengurangan rekening pelanggan.
Retur penjualan terjadi ketika pelanggan mengembalikan barang yang sudah
dikirim. Seperti diilustrasikan pada gambar di bawah, prosedur retur penjualan
dimulai dari departemen penerimaan. Setelah barang diterima dari pelanggan dan
dikembalikan sebagai persediaan, untuk pengendalian yang baik, bagian
penerimaan akan melanjutkan memo retur penjualan atau dokumen yang sejenis
ke departemen kredit. Departemen kredit menyetujui memo retur penjualan dan
melanjutkan ke bagian penagihan. Memo retur penjualan yang telah disetujui
diotorisasi oleh bagian penagihan untuk menerbitkan memo kredit untuk memo
ini. Sebagai catatan, telah dijelaskan sebelumnya bahwa retur dan potongan, dua
fungsi yang independen, menyetujui suatu transaksi; dan fungsi independen yang
ketiga akan mengelola pencatatan.
7. Penghapusan Piutang Dagang
Pemisahan fungsi penting dalam proses bisnis untuk menghapus piutang dagang.
Hal pokok dalam proses penghapusan adalah analisis rekening yang telah jatuh
tempo sebelumnya. Ini biasanya dilakukan dengan menggunakan laporan saldo
umur piutang. Sejumlah teknik dapat digunakan sebagai upaya untuk
mengumpulkan rekening yang telah jatuh tempo. Hal ini melibatkan prosedur
dunning seperti mengirimkan ke pelanggan sejumlah surat sebagai tindak lanjut
dan menggunakan agen-agen pengumpul piutang untuk melakukan pendekatan ke
pelanggan untuk membayar. Akan tetapi, sejumlah rekening memang sudah tidak
layak lagi dan harus dihapus.
Gambar di atas mengilustrasikan pemisahan fungsi dalam proses bisnis penghapusan
piutang dagang. Departemen kredit memulai proses penghapusan dengan menyiapkan memo
penghapusan (atau dokumen yang sejenis) yang disetujui oleh treasurer atau fungsi
independen lainnya. Bagian piutang dagang melakukan otorisasi untuk rekening yang
dihapus setelah menerima memo penghapusan yang telah disetujui. Tembusan memo
penghapusan yang telah disetujui juga dikirimkan ke pihak ketiga yang independen (internal
audit seperti gambar di atas) untuk tujuan pencatatan. Ini diperlukan karena setelah
penghapusan, piutang dagang tidak akan masuk ke rekening yang aktif. Gambar tersebut
menunjukkan secara rinci peran pihak ketiga yang independen. Sebagai catatan, internal audit
mengonfirmasikan penghapusan secara langsung kepada pelanggan untuk memastikan bahwa
tidak ada lagi pengumpulan piutang dagang untuk rekening yang sudah dihapus. Karyawan
akan menahan pembayaran dari pelanggan dan mengatur rekening pelanggan sebagai yang
telah dihapus sehingga pelanggan tidak akan ditagih kembali.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penjualan barang dan jasa perusahaan dapat dilaksanakan melalui penjualan tunai atau
penjualan kredit. Penjualan kredit memungkinkan  perusahaan menambah volume penjualan
dengan member kesempatan kepada para pembeli membelanjakan sekarang penghasilan
yang akan diterima mereka dimasa yang akan datang.
Sistem penjualan kredit umumnya digunakan oleh perusahaan manufaktur dalam
penjualan produk mereka. Dalam sistem peenjualan ini, seleksi pelanggan yang dapat diberi
kesempatan untuk membeli kredit dilaksanakan oleh fungsi kredit.

Anda mungkin juga menyukai