Devanie Aulia
Devanie Aulia
Dosen Pengampu:
M. Endy Yulianto, ST, MT
Disusun Oleh:
Devanie Aulia (40040117640037)
PENDAHULUAN
Batuan Ultrabasa adalah batuan beku yang kandungan silikanya rendah (< 45%),
kandungan MgO > 18%, tinggi akan kandungan mineral mafiknya lebih dari 90 %. Kromium
dan tembaga merupakan logam yang banyak digunakan dalam berbagai keperluan teknik dan
industri diantaranya industri baja tahan karat dan bahan pelapis logam.
Logam krom merupakan logam golongan transisi, diketemukan di alam sebagai bijih
terutama kromit (FeCr2O4). Krom merupakan elemen berbahaya di permukaan bumi dan
dijumpai dalam kondisi oksida antara Cr(II) sampai Cr(VI). Tembaga (Cu) adalah suatu unsur
logam berat yang ditemukan di alam dalam keadaan bebas dan sebagai senyawanya.
Tembaga dalam bentuk senyawa umumnya terdapat dalam mineral-mineral, terutama mineral
sulfida, oksida dan karbonat. Ligan adalah molekul sederhana yang dalam senyawa kompleks
bertindak sebagai donor pasangan elektron (basa Lewis). Ligan Polieugenol adalah ligan
yang akan disintesis adalah senyawa asam polieugenil oksiasetat dengan sisi aktif gugus
karboksil. Eugenol merupakan salah satu bahan alam yang potensial untuk dikembangkan
menjadi suatu jenis ligan.
METODE
Metode Spektrofotometer Serapan Atom Spektrofotometer merupakan suatu metode analisis
kuantitatif yang pengukurannya berdasarkan banyaknya radiasi yang dihasilkan atau yang
diserap oleh spesi atom atau molekul analit. Metode penelitian ini adalah bersifat
eksperimental. Konsentrasi ion logam kromium (Cr) dan tembaga (Cu) dari logam murni
yang diekstraksi adalah masing-masing 10 ppm, dan konsentrasi ligan polieugenol adalah10
ppm. Untuk konsentrasi ion logam kromium (Cr) dan tembaga (Cu) dalam batuan ultrabasa
dengan 20 kali dan 30 kali pengenceran adalah 8,3875 ppm dan 3,50 ppm dan 1,3590 ppm
dan 2,001 ppm untuk ion logam tembaga (Cu).
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan ligan polieugenol untuk mengekstraksi
logam kromium (Cr) dan tembaga (Cu) untuk logam murni dengan metode terpisah
mempunyai persen ekstraksi (%E) adalah masing-masing 83,33% dan 88,40%.mSedangkan
kemampuan pemisahan logam kromium (Cr) dengan tembaga (Cu) secara tercampur adalah
masingmasing 80,54% dan 87,57%. Untuk aplikasinya memisahkan ion logam kromium (Cr)
dan tembaga (Cu) pada batuan ultrabasa untuk 20 kali pengenceran persen ekstraksinya
adalah masing-masing 77,99% dan 72,72%, dan 30 kali pengenceran adalah masingmasing
72,62% dan 59,01%. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ligan polieugenol
lebih baik untuk ion logam kromium (Cr).
1. Persen ekstraksi masing-masing 83,33% dan 76,35%
2. untuk tunggal dan 80,54% dan 72,31% untuk campuran
3. Kemampuan ekstraksi ion logam kromium dalam sampel batuan ultrabasa lebih besar
dibandingkan ion logam tembaga baik untuk 20 kali pengenceran maupun 30 kali
pengenceran dengan persen ekstraksi masing-masing 77,99% dan 64,81%
4. Persen ekstraksi ion logam kromium pada batuan ultrabasa pada 20 kali dan 30 kali
pengenceran untuk 20 kali pengenceran dan 72,62% dan 59,01% untuk 30 kali
pengenceran.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yng diperoleh seperti diuraikan pada pembahasan dapat disimpulkan
bahwa:
1. Kemampuan ion logam kromium murni secara tunggal maupun campuran dengan tembaga
lebih besar dibandingkan dengan ion logam tembaga menggunakan ligan polieugenol dengan
persen ekstraksi masing-masing 83,33% dan 76,35% untuk tunggal dan 80,54% dan 72,31%
untuk campuran.
2. Kemampuan ekstraksi ion logam kromium dalam sampel batuan ultrabasa lebih besar
dibandingkan ion logam tembaga baik untuk 20 kali pengenceran maupun 30 kali
pengenceran dengan persen ekstraksi masing-masing 77,99% dan 64,81% untuk 20 kali
pengenceran dan 72,62% dan 59,01% untuk 30 kali pengenceran