Anda di halaman 1dari 11

Bil Real – 01 Koko Martono, FMIPA - ITB Januari 2011

Aksioma Sistem Bilangan Asli dan Bilangan Real


Aksioma Sistem Bilangan Asli
Bilangan dapat dipandang sebagai suatu instrumen penting untuk memahami alam
semesta. Pythagoras (560 – 500 SM) menyatakan: the Numbers rule the Universe,
dan Kronecker (1823 – 1891) menyatakan: God made the integers, all the rest is
the work of human.
Tinjauan teoritis dan pemahaman yang bebas dari intuisi geomerti tentang bilangan
mulai dikerjakan pada pertengahan abad ke-19 oleh matematikawan Jerman Karl
Weierstrass (1815 – 1897), Richard Dedekind (1831 – 1916), dan George Cantor
(1845 – 1918).
Aksioma untuk sistem bilangan asli = {1, 2,3, } yang dirumuskan oleh Giuseppe
Peano (1858 – 1932) adalah sebagai berikut.
¾ P1: 1Œ , yaitu π ∆ dan memuat unsur yang dikenali sebagai 1.
¾ P2: "n Œ $!n*Œ yang dikenal sebagai penerus (successor) dari n, n* = n + 1.
¾ P3: "n Œ berlaku n* π 1 , yaitu 1 bukan penerus dari sebarang unsur di .
¾ P4: "m, n Œ dengan m π n berlaku m* π n* , yaitu unsur berbeda di mempu-
nyai penerus yang berbeda juga.
¾ P5: Jika S ⊆ dan S π ∆, maka $ k Œ S ' k £ n "n Œ , yaitu setiap himpunan
bagian dari mempunyai unsur terkecil.

Teorema (Prinsip Induksi Matematika)
Jika S ⊆ memenuhi sifat (1) 1 Œ S dan (2) k Œ S fi k + 1 Œ S, maka S = .
Aksioma Peano secara lengkap mendefinisikan sifat bilangan asli . Kemudian,
unsur himpunan bilangan bulat didefinisikan sebagai solusi persamaan x + n = m,
dengan n, m Πdan unsur himpunan bilangan rasional didefinisikan sebagai
solusi persamaan xn = m, dengan n Πdan m Π.
Setelah himpunan bilangan rasional didefinisikan barulah konsep bilangan ira-
sional diperkenalkan. Gabungan himpunan bilangan rasional dan irasional dikenal
sebagai himpunan bilangan real . Bilangan irasional yang diperkenalkan tanpa
aspek konstruksi dikenal sebagai bilangan yang tak berbentuk m /n, m Π, n Π.
Jadi pada konteks bilangan kita mempunyai ⊂ ⊂ ⊂ .
CKPAR B - 4
Bil Real – 02
Aksioma Lapangan Sistem Bilangan Real dan Sifat Terkait

Aksioma Lapangan Sistem Bilangan Real


Operasi Biner Operasi biner * pada himpunan A adalah fungsi
* : A ¥ A Æ A, (a,b) a * b .
Lambang kesamaan Lambang a = b berarti bahwa (¤) lambang a dan b menya-
takan unsur yang sama dalam suatu himpunan.
Aksioma Lapangan Sistem Bilangan Real
Pada didefinisikan dua operasi biner :
¾ penjumlahan (+), jumlah dari bilangan real a dan b ditulis a + b,
¾ perkalian (◊), hasilkali dari bilangan real a dan b ditulis a◊b, atau ab.
yang memenuhi aksioma berikut.

Sifat Penjumlahan Perkalian


Tertutup a + b Œ\ "a, b Œ\ ab Œ\ "a, b Œ\
Komutatif a + b = b + a "a, b Œ\ ab = ba "a, b Œ\
(a + b) + c = a +(b + c)
Asosiatif (ab) c = a (bc) "a, b, c Œ\
"a, b, c Œ\
Unsur Kesatuan $ 0 Œ \ 'a + 0 = a "a Œ\ $ 1 Œ \ 'a ◊1 = a "a Œ\
Unsur Invers "a Œ\ $ (- a) Œ\ 'a + (- a) = 0 "a Œ\, a π 0, $ a -1Œ\ 'a◊a -1 =1
Distributif a (b + c) = ab + ac "a, b, c Œ\

Catatan Unsur invers a -1 dapat juga ditulis dengan lambang 1a .

Teorema 1 Hukum Pencoretan


(1) Jika a + c = b + c dengan a, b, c Π, maka a = b.
(2) Jika ac = bc, dengan a, b, c Œ dan c π 0, maka a = b.
Bukti (1) Gunakan sifat unsur invers, Bukti (2) Gunakan sifat unsur invers,
untuk c Œ $ (-c) Œ ' c + (-c) = 0. untuk c Œ , c π 0, $ c -1Œ 'cc -1 = 1 .
Prosesnya sebagai berikut. Prosesnya sebagai berikut.
(a + c) + (-c) = (b + c) + (-c) (ac) c -1 = (bc) c -1
a + (c + (-c)) = b + (c + (-c)) a (cc -1 ) = b (cc -1 )
a+0=b+0 a ◊1 = b ◊1
a=b a=b
Jadi terbuktilah a = b. „ Jadi terbuktilah a = b. „
CKPAR B - 4
Bil Real – 03
Teorema tentang Sifat Aljabar Bilangan Real

Teorema 2 Jika a Œ , maka (1) - (-a) = a, (2) (a -1) -1 = a, a π 0 .


Bukti
(1) Dari sifat unsur invers "a Œ\ $ (- a) Œ\ 'a + (- a) = 0 , karena (-a) Œ , gantilah a
dengan (-a), maka diperoleh $ (- (-a)) Π' (-a) + (- (-a)) = 0. Tambahkan ke-
dua ruas dengan a, maka dengan proses bukti teorema 1(1) diperoleh - (-a) = a.„
(2) Dari sifat unsur invers "a Œ\, a π 0, $ a -1Œ\ 'a◊a -1 = 1, karena (a -1) -1Œ , ganti-
lah a dengan a -1, maka diperoleh $ (a -1) -1Œ '(a -1)◊(a -1) -1 = 1. Kalikan kedua
ruas dengan a, maka dengan proses bukti teorema 1(2) diperoleh (a -1) -1 = a .„
Teorema 3 Jika a, b Π, maka
(1) a◊0 = 0, (2) 0◊b = 0, (3) ab = 0 ¤ a = 0 atau b = 0
Bukti Berikan alasan dari setiap langkah dalam proses berikut.
(1) 0 + 0 = 0 fi a(0 + 0) = a◊0 fi a◊0 + a◊0 = a◊0 fi a◊0 = 0.„
(2) 0 + 0 = 0 fi (0 + 0)b = 0◊b fi 0◊b + 0◊b = 0◊b fi 0◊b = 0.„
(3) (fi) b = 1 ◊ b = (a -1a )b = a -1(ab) = a -1◊ 0 = 0 .„
Karena p Æ (q ⁄ r) ∫ (p Ÿ~q) Æ r, maka cukup dibuktikan ab = 0 dan a π 0 fi b = 0.
(‹) ab = a ◊ b = a ◊ 0 = 0 atau ab = a ◊ b = 0 ◊ b = 0 .„
b=0 a=0

Teorema 4 Jika a, b Π, maka


(1) (-a) + (-b) = -(a + b) (2) (-a)b = -ab (3) a(-b) = -ab (4) (-a)(-b) = ab
Bukti Berikan alasan dari setiap langkah dalam proses berikut.
(1) Karena (a + b) + ((-a) + (-b)) = a + b + (-a) + (-b) = (a + (-a)) + (b + (-b)) = 0 + 0 = 0,
maka (-a) + (-b) = -(a + b).„
(2) Karena ab + (-a)b = (a + (-a)) b = 0◊b = 0, maka (-a)b = -ab.„
(3) Karena ab + a(-b) = a (b + (-b)) = a◊0 = 0, maka a(-b) = -ab.„
(4) Karena -ab + (-a)(-b) = (-a) (b + (-b)) = (-a)◊0 = 0, maka (-a)(-b) = ab.„
Teorema 5 (1) Jika a Œ , maka unsur 0 dan 1 tunggal, dan 0 π 1
-1 -1
(2) Jika a Œ dan a π 0, maka unsur -a dan a tunggal, dan -a π a .
Bukti Berikan alasan dari setiap langkah dalam proses berikut.
(1) Andaikan e Πunsur lain yang memenuhi a + e = a "a Π, akan dibuktikan e = 0.
Karena a + 0 = a "a Œ fi e + 0 = e dan a + e = a "a Œ fi 0 + e = 0, maka e = 0.„
Ketunggalan unsur 1 dibuktikan serupa. Untuk membuktikan 0 π 1, andaikan 0 = 1,
maka a = a◊1 = a◊0 = 0 "a Œ . Jadi adalah himpunan berunsur satu (kontradiksi).
Karena itu haruslah 0 π 1.„
(2) Ketunggalan unsur invers dibuktikan serupa dan diserahkan untuk latihan.
CKPAR B - 4
Bil Real – 04
Operasi Pengurangan dan Pembagian

Operasi Pengurangan dan Pembagian pada Bilangan Real


Operasi Pengurangan Selisih (beda) dari bilangan real a dan b, ditulis a - b, di-
definisikan sebagai a - b = a + (-b), dengan -b adalah unsur invers dari b terhadap
penjumlahan. Operasi untuk menentukan selisih dinamakan pengurangan.
Operasi Pembagian Hasilbagi (perbandingan) dari bilangan real a dan b dengan
-1
b π 0, ditulis ba , a /b, a ◊ b1 , atau a ∏ b, didefinisikan sebagai ab . Operasi untuk me-
nentukan hasilbagi dinamakan pembagian.
Teorema 6 Jika a, b Π, maka unsur a - b dan ba tunggal.
Bukti Teorema ini dibuktikan serupa dengan teorema 5 dan diserahkan untuk latihan.
Bilangan rasional Bilangan rasional dipandang sebagai hasilbagi dari bilangan
(
bulat dengan bilangan asli. x Œ ¤ x = m
n , mΠ, nΠ)
¾ Penulisan dalam bentuk ini tidak tunggal, sebagai ilustrasi, 12 = 24 = 63 = 84 =
¾ Penulisan bilangan rasional dalam bentuk desimal berulang dapat lebih dari satu
cara, sebagai ilustrasi, 12 = 0,5000 dan 12 = 0,4999
2 3
Pangkat bilangan asli Untuk bilangan real a, definisikan a = a◊a, a = a◊a◊a, ◊◊◊ ,
0 1
a n = a ◊ a ◊ … ◊ a . Konvensi: a = 1, a π 0 dan a = a; -a = (-1)◊a dan a = a◊1. Suatu
n kali
m n m+n
sifat pangkat bilangan asli adalah jika a Π, m, n Π, maka a a = a .
3
Contoh Buktikan 3 bukan suatu bilangan rasional.

3
Bukti Andaikan 3 bilangan rasional.
3
3=m n , m Π, n Π; m, n relatif prim
m3 fl 3 3 3
3 = 3 fi m = 3n fi m kelipatan 3 fi m kelipatan 3 fi n bukan kelipatan 3
n
saling bertentangan
3 3 3 3 3 3 3
m = 3k, k Πfi m = 27k = 3n fi n = 9k = 3(3k ) fi n kelipatan 3 fi n kelipatan 3
Jadi haruslah 3
3 bilangan irasional.„
a c ad + bc
Contoh Jika a, b, c, d Œ dengan b, d π 0, buktikan b + d = bd .

Bukti Berikan alasan dari setiap langkah dalam proses berikut.


a c a d c b ad cb ad bc 1 1 1 ad + bc
b + d = b ◊ d + d ◊ b = bd + db = bd + bd = bd ◊ ad + bd ◊ bc = bd ( ad + bc) = bd .„
CKPAR B - 4
Bil Real – 05
Aksioma Urutan Sistem Bilangan Real dan Sifat Terkait

Aksioma Urutan Sistem Bilangan Real


Bilangan real dapat diurutkan dari kecil sampai besar. Untuk mendefinisikan lebih
besar diperlukan istilah positif, yang tentu saja tidak dapat dijelaskan dengan lebih
besar daripada 0. Salah satu dari relasi lebih besar atau positif harus dirancang ak-
siomanya.
Aksioma Urutan Sistem Bilangan Real Terdapat himpunan bagian tak kosong
P ⊆ yang dinamakan himpunan bilangan positif, yang memenuhi sifat berikut.
(1) Jika a Π, maka atau a ΠP, atau a = 0, atau -a ΠP.
(2) Jika a, b ΠP, maka a + b ΠP dan ab ΠP.
Catatan Sifat (1) pada aksioma urutan sistem bilangan real dikenal sebagai sifat
trikhotomi karena membagi atas tiga jenis unsur berbeda, (i) himpunan unsur
di P, (ii) unsur nol, dan (iii) himpunan unsur yang lawannya di P. Sifat (2) pada
aksioma sistem bilangan real menyatakan bahwa himpunan P tertutup terhadap
operasi penjumlahan dan perkalian.
Bilangan positif, nol, negatif, tak-negatif, dan tak-positif
¾ Bilangan real a dikatakan positif jika a Œ P, dan ditulis a > 0.
¾ Bilangan real a dikatakan tak-negatif jika a Œ P » {0}, dan ditulis a ≥ 0.
¾ Bilangan real a dikatakan negatif jika -a bilangan positif, dan ditulis a < 0.
¾ Bilangan real a dikatakan tak-positif jika a bilangan positif atau 0, ditulis a £ 0.
Relasi lebih besar dan relasi lebih kecil Misalkan a, b Π,
¾ a dikatakan lebih besar dari b, ditulis a > b, jika a - b Œ P.
¾ a dikatakan lebih besar atau sama dengan b, ditulis a ≥ b, jika a - b Œ P » {0}.
¾ a dikatakan lebih kecil dari b, ditulis a < b, jika b > a. (atau - (a - b) Œ P)
¾ a dikatakan lebih kecil atau sama dengan b, ditulis a £ b, jika b ≥ a.
Teorema 1 Untuk a, b, c Πberlaku sifat berikut.
(1) Jika a > b dan b > c, maka a > c.
(2) Salah satu dari atau a > b, atau a = b, atau a < b dipenuhi.
(3) Jika a ≥ b dan b ≥ a, maka a = b.
Bukti Berikan alasan dari setiap langkah dalam proses berikut.
(1) a > b fi a - b ŒP
b > c fi b - c ŒP} fi (a - b) + (b - c) ŒP fi a - c ŒP fi a > c. „

(2) Dari sifat trikhotomi diperoleh atau a - b ΠP, atau a - b = 0, atau - (a - b) ΠP.


Akibatnya relasi salah satu dari atau a > b, atau a = b, atau a < b dipenuhi.„
(3) Andaikan a π b, maka menurut (2) berlaku salah satu dari atau a > b, atau a < b.
Dalam kasus a > b terjadi, bertentangan dengan diketahui b ≥ a; dan dalam kasus
a < b terjadi, bertentangan dengan diketahui a ≥ b. Jadi haruslah a = b.„
CKPAR B - 4
Bil Real – 06
Aksioma Urutan Sistem Bilangan Real dan Sifat Terkait
Teorema 2
2
(1) Jika a Œ dan a π 0, maka a > 0 (2) 1 > 0 (3) Jika n Œ , maka n > 0.
Bukti Berikan alasan dari setiap langkah dalam proses berikut.
(1) Karena a Œ dan a π 0, maka berdasarkan sifat trikhotomi, atau a Œ P atau -a Œ P.
Kasus a ŒP : a 2 = a ◊ a dengan a Œ P fi a 2 Œ P ¸
˝ fi a Œ P fi a > 0 .„
2 2
Kasus - a ŒP : a = (- a)(- a) dengan - a Œ P fi a Œ P ˛
2 2

2 2
(2) Karena 1 Œ dan 1 π 0, maka 1 > 0, sehingga 1 = 1 > 0. Jadi 1 > 0.„
(3) Gunakan induksi matematika, kerjakan sebagai latihan.
Teorema 3 Untuk a, b, c, d Πberlaku sifat berikut.
(1) Jika a > b, maka a + c > b + c.
(2) Jika a > b dan c > d, maka a + c > b + d.
(3) Jika a > b dan c > 0, maka ac > bc dan jika a > b dan c < 0, maka ac < bc.
(4) Jika a > b > 0, maka 0 < 1a < b1 dan jika a < b < 0, maka 0 > 1a > b1 .
Bukti Kerjakan sebagai latihan.
Teorema 4 (1) Jika a Œ memenuhi 0 £ a < e "e > 0, maka a = 0.
(2) Jika a, b Œ memenuhi a - e < b "e > 0, maka a £ b.
Bukti
(1) Andaikan a π 0, maka a > 0 karena diketahui 0 £ a. Karena 0 £ a < e "e > 0, maka
dengan mengambil e = 12 a > 0 diperoleh 0 £ a < 12 a . Karena a > 0, akibatnya 1< 12 .
(kontradiksi) Jadi haruslah a = 0.„
(2) Andaikan a > b, maka a - b > 0. Karena a - e < b "e > 0, maka dengan mengambil
e = 12 (a - b) > 0 diperoleh 2e = a - b, sehingga b = a - 2e. Gantikan nilai b ini pada
a - e < b, diperoleh a - e < a - 2e. Akibatnya -e < -2e, sehingga 1 > 2. (kontradiksi)
Jadi haruslah a £ b.„

Contoh Jika a ≥ 0 dan b ≥ 0, buktikan


(1) ab £ 12 (a + b) dan (2) ab = 12 (a + b) ¤ a = b

Bukti Berikan alasan dari setiap langkah dalam proses berikut.


(1) ( a - b)2 ≥ 0 fi a + b - 2 ab ≥ 0 fi 2 ab £ a + b fi ab £ 12 (a + b) .„
2
(2) ab = 12 (a + b) ¤ ab = 14 (a + b) 2 ¤ 4ab = a 2 + 2ab + b 2
¤ a 2 - 2ab + b 2 = 0 ¤ (a - b) 2 = 0 ¤ a = b .„
CKPAR B - 4
Bil Real – 07
Aksioma Urutan Sistem Bilangan Real dan Sifat Terkait

Contoh Jika a ≥ 0 dan b ≥ 0, buktikan a < b ¤ a 2 < b 2 ¤ a < b .

Bukti Kondisi soal ini adalah a dan b tidak semua 0. Kasus yang mungkin adalah
(1) a = 0 dan b > 0 atau (2) a > 0 dan b > 0
(1) Kasus a = 0 dan b > 0: Bukti otomatis karena 0 < b ¤ 0 < b 2 ¤ 0 < b .„
(2) Kasus a = 0 dan b > 0: Akan dibuktikan a < b ¤ a 2< b 2 dan a< b ¤a <b.
¾ Bukti a < b fi a 2< b 2 :
0<a <bfia-b<0
a+b>0 }
fi (a - b)(a + b) < 0 fi a 2 - b 2 < 0 fi a 2 < b 2. „

¾ Bukti a 2 < b 2 fi a < b :


a 2 < b 2 fi a 2 - b 2 < 0 fi (a + b)(a - b) < 0 dengan a + b > 0 fi a - b < 0 fi a < b .„
¾ Bukti a < b ¤ a < b : Buatlah duplikasi bukti a < b ¤ a 2< b 2, untuk itu ganti-
lah peran a dengan a dan b dengan b . „

Contoh Jika a1, a2 , , an Πdan b1, b2 , , bn Π, n Π, buktikan ketaksamaan


Cauchy (a1b1 + a2b2 + anbn) 2 £ (a12 + a22 + + an2 )(b12 + b22 + + bn2 ) .

Bukti Untuk bilangan real t definisikan fungsi F(t) dengan


F (t ) = (a1 - tb1 ) 2 + (a2 - tb2 ) 2 + + (an - tbn ) 2.
Bentuk ini merupakan fungsi kuadrat definit tak-negatif dalam t,
F (t ) = At 2 - 2 Bt + C ≥ 0 ,
A = b12 + b22 + + bn2 , B = a1b1 + a2b2 + + anbn , C = a12 + a22 + + an2 .
Kondisi agar F(t) ≥ 0 "t Œ adalah A > 0 dan diskriminan D £ 0.
¾ Dalam kasus ini otomatis A > 0 karena bi tidak mungkin semua nol. Andaikan bi
semua nol, maka ketaksamaannya menjadi 0 £ 0, suatu pernyataan yang benar.
Jadi ketaksamaannya benar untuk kasus bi semua nol atau ai semua nol.
¾ Kondisi D £ 0 mengakibatkan 4 B 2 - 4 AC £ 0 , sehingga B 2 £ AC. Akibatnya
(a1b1 + a2b2 + anbn) 2 £ (a12 + a22 + + an2 )(b12 + b22 + + bn2 ) .
Jadi terbuktilah yang diinginkan.„

( ) B 2 - AC
2
Catatan Karena F (t ) = At 2 - 2 Bt + C = A t - BA - A , maka kita mempunyai
F (t ) ≥ 0 ¤ A > 0 dan B 2 - AC £ 0 ¤ A > 0 dan B £ AC .
CKPAR B - 4
Bil Real – 08
Nilai Mutlak dan Sifat Terkait

Nilai Mutlak
Lambang Nilai mutlak dari bilangan real a ditulis dengan lambang | a |.
Rancangan Definisi Nilai mutlak dari bilangan real a dirancang sebagai ukuran
jarak dari a ke 0 pada garis bilangan, atau dirancang sebagai maks {a,-a}.
Definisi Nilai Mutlak Nilai mutlak dari bilangan real a didefinisikan sebagai
|a| = {
a, a ≥ 0
- a, a < 0
Sifat Nilai Mutlak
Dari definisi nilai mutlak untuk bilangan real dapat dibuktikan berbagai teorema
penting berikut ini.
Teorema 1 (1) | a | = maks {a,-a} dan -| a | = min {a,-a}.
(2) | a | ≥ 0 "a Œ dan | a | = 0 ¤ a = 0.
(3) | -a | = | a | "a Πdan | a - b | = | b - a | "a, b Π.
|a|
(4) | ab | = | a | | b | "a, b Œ dan ba = | b | "a, b Œ , b π 0.
Bukti Kerjakan sebagai latihan.
Teorema 2 (1) -| a | £ a £ | a | "a Œ .
2 2
(2) Untuk c ≥ 0 berlaku | a | £ c ¤ -c £ a £ c ¤ a £ c .
2 2
(3) Untuk c ≥ 0 berlaku | a | ≥ c ¤ a ≥ c atau a £ -c ¤ a ≥ c .
Bukti Kerjakan sebagai latihan.
Teorema 3 Ketaksamaan segitiga Untuk setiap "a, b Πberlaku
(1) | a + b | £ | a | + | b | (3) | a | - | b | £ | a - b |
(2) | a - b | £ | a | + | b | (4) || a | - | b || £ | a - b |
Bukti
(1)
a Œ fi -|a| £ a £ |a|
b Œ fi - |b| £ b £ |b| + }
fi - (| a | + | b |) £ a + b £ | a | + | b | fi | a + b | £ | a | + | b | .„
2 ( 2)

(2) Gantilah peranan b dengan -b pada 3(1), maka diperoleh


| a - b | = | a + (-b) | £ | a | + | -b | = | a | + | b |.„
(3) Dari a = (a - b) + b diperoleh | a | £ | a - b | + | b |, akibatnya | a | - | b | £ | a - b |.„
(4) Dari b = (b - a) + a diperoleh | b | £ | a - b | + | a |, akibatnya | a | - | b | ≥ - | a - b |.
Gabungkan hasil ini dengan 3(3), diperoleh - | a - b | £ | a | - | b | £ | a - b |.
Kemudian gunakan 2(2), maka hasilnya adalah || a | - | b || £ | a - b |.„
Catatan Ketaksamaan segitiga dapat diperluas menjadi
| a1 + a2 + + an | £ | a1 | + | a2 | + + | an |, a1, a2 , , an Œ .
CKPAR B - 4
Bil Real – 09
Lingkungan dan Penggunaan Nilai Mutlak

Lingkungan
Ne (a)
Lingkungan Lingkungan-e dari bilangan real a, ditulis
Ne (a) , didefinisi sebagai Ne (a) = {x Π:| x - a | < e } . a-e a a+e

Teorema Jika x ΠNe (a) "e > 0, maka x = a.


Bukti Andaikan x π a, maka | x - a | > 0. Karena e > 0 sebarang, ambillah e = 12 | x - a | .
Ini mengakibatkan x ΠN e (a) fi | x - a | < e fi | x - a | < 12 | x - a | fi 1 < 12 (kontradiksi).
Jadi haruslah x = a.„

Contoh Tentukan solusi pertaksamaan | x - 1 | £ 2| x |.


2 2
Jawab Cara Pertama: Gunakan sifat pertaksamaan 0 £ a < b ¤ a < b .
2 2 2
| x - 1 | £ 2| x | ¤ x - 2x + 1 £ 4x ¤ 3x + 2x - 1 ≥ 0 ¤ (x + 1) (3x - 1) ≥ 0
( )
¤ 3(x + 1) x - 13 ≥ 0 ¤ x £ 1 atau x ≥ 13 .
Jadi solusi pertaksamaannya adalah x £ 1 atau x ≥ 13 .

Cara Kedua: Gunakan definisi nilai mutlak | x | = { x, x ≥ 0


- x, x < 0
dan | x -1| = {
x -1, x ≥ 1
1 - x, x < 1
.

0 1
x<0 0£x<1 x≥1
| x - 1| = 1- x dan | x | = -x | x - 1| = 1- x dan | x | = x | x - 1| = x - 1 dan | x | = x
gantikan ke | x - 1 | £ 2| x | gantikan ke | x - 1 | £ 2| x | gantikan ke | x - 1 | £ 2| x |
1- x £ -2x 1- x £ 2x x- 1 £ 2x
x £ -1 3x ≥ 1, x ≥ 13 x ≥ -1
Solusi: x £ -1 Ÿ x < 0 ∫ x £ -1 x ≥ 13 Ÿ 0 £ x < 1 ∫ 13 £ x <1 x ≥ -1 Ÿ x ≥ 1 ∫ x ≥ 1

Gabungkan ketiga kasus, solusinya adalah x £ -1 ⁄ 13 £ x <1 ⁄ x ≥ 1 ∫ x £ 1 atau x ≥ 13 .

Contoh Jika I = { x Œ : 0 £ x £ 1} = [0,1] , buktikan "e > 0, Ne (0) { I dan Ne (1) { I.

Jawab Dalam soal ini kita mempunyai


Ne (0) = { x Π: -e < x < e } dan Ne (1) = { x Π: 1 - e < x < 1 + e}
¾ Karena - 12 e Œ Ne (0) dan - 12 e œ I = [0,1] , maka Ne (0) { I.„
¾ Karena 1 + 12 e Œ Ne (1) dan 1 + 12 e œ I = [0,1] , maka Ne (1) { I.„
CKPAR B - 4
Bil Real – 10
Lingkungan dan Penggunaan Nilai Mutlak
x2 - 4 x + 3
Contoh Jika | x | £ 2, buktikan £ 15 .
x2 - 2 x + 2

x2 - 4 x + 3 1
Jawab Karena penyebutnya definit positif, tulislah = 2 | x 2 - 4 x + 3| .
x2 - 2 x + 2 x - 2x + 2
2 2 2 2
Kemudian tulislah x - 4x + 3 = (x - 2) - 1 dan x - 2x + 2 = (x - 1) + 1.
2 2
¾ | x | £ 2 fi -2 £ x £ 2 fi -3 £ x - 1 £ 2 fi 0 £ (x - 1) £ 9 fi 1 £ (x - 1) + 1£ 10
2 1 £ 1
fi 1 £ x - 2x + 2 £ 10 fi 10 £ 1.
x2 - 2 x + 2
2 2
¾ | x | £ 2 fi -2 £ x £ 2 fi -4 £ x - 2 £ 0 fi 0 £ (x - 2) £ 16 fi -1 £ (x - 2) - 1 £ 15
2 2
fi -1 £ x - 4x + 3 £ 15 fi 0 £ | x - 4x + 3 | £ 15.
x2 - 4 x + 3 1
Jadi untuk | x | £ 2 berlaku = 2 | x 2 - 4 x + 3| £ 1◊15 = 15.„
x - 2x + 2
2 x - 2x + 2

Contoh Jika a, b Πdan "e > 0, x ΠNe (a) dan y ΠNe (b), buktikan x + y ΠN 2e (a + b).

Bukti Diberikan e > 0.


¾ Karena Ne (a) = {x Œ :| x - a | < e } dan Ne (b) = {x Œ :| x - b | < e } , maka
x Œ Ne (a) ¤ | x - a | < e dan y Œ Ne (b) ¤ | y - b | < e.
¾ Karena | (x + y) - (a + b) | = | (x - a) + (y - b) | £ | x - a | + | y - b | < e + e = 2e,
maka x + y Œ N 2e (a + b). „

Contoh Jika U = { x Œ : 0 < x < 1} = (0,1), buktikan "a Œ U $ d > 0 ' Nd (a) ⊆ U.

Bukti Misalkan a ΠU sebarang, maka 0 < a < 1. Bagilah a Nd (a)


atas tiga kasus, a = 12 , 0 < a < 12 , dan 12 < a < 1 . 0 a 1
h Jika a = 12 , ambillah d = 14 , maka a 1-a

() ( ) ( )
Nd (a)
Nd 12 = 12 -d , 12 +d = 14 , 34 ⊆ (0,1) = U.
0 a 1
h Jika 0 < a < 12 , ambillah d = a, maka dari a 1-a

x Œ Nd (a) = N a (a) fi | x - a | < a fi - a < x - a < a fi 0 < x < 2a < 1 fi x ŒU


diperoleh Nd (a) ⊆ U.
h Jika 12 < a < 1 , ambillah d = 1 - a, maka dari
x ŒNd (a) = N1- a (a) fi | x - a | <1 - a fi a -1< x - a <1 - a fi 0 < 2a -1< x <1 fi x ŒU
diperoleh Nd (a) ⊆ U.„

Anda mungkin juga menyukai