KATA PENGANTAR
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun pelajaran 2013/2014 telah menetapkan
kebijakan implementasi Kurikulum 2013 secara terbatas di 1.270 SMA. Selanjutnya pada tahun
pelajaran 2014/2015, Kurikulum 2013 dilaksanakan di seluruh SMA pada kelas X dan XI. Pada
tahun 2014 dengan mempertimbangkan masih adanya beberapa kendala teknis, maka berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 160 Tahun 2014 tentang
Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013 dilakukan penataan kembali
implementasi Kurikulum 2013. Berdasarkan Permendikbud tersebut, Kurikulum 2013 diterapkan
secara bertahap di satuan pendidikan mulai semester genap tahun pelajaran 2014/2015 sampai
dengan tahun pelajaran 2018/2019.
Melaksanakan implementasi Kurikulum 2013, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
memprogramkan kegiatan pelatihan dan pendampingan bagi Guru dari sekolah yang akan
melaksanakan Kurikulum 2013. Mendukung kebijakan tersebut, Direktorat Pembinaan SMA sesuai
dengan tugas dan fungsinya melakukan fasilitasi pembinaan implementasi Kurikulum 2013 melalui
pengembangan naskah pendukung implementasi Kurikulum 2013 berupa modul pelatihan,
pedoman, panduan, dan model-model yang telah dikembangkan pada tahun 2016, tahun 2017 dan
tahun 2018. Naskah-naskah tersebut antara lain: (1) Model-Model Pembelajaran; (2) Model
Pengembangan RPP; (3) Model Peminatan dan Lintas Minat; (4) Panduan Supervisi Akademik; (5)
Panduan Pengembangan Belajar Aktif; (6) Pedoman Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS)
Di SMA; (7) Panduan Pengembangan Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM); (9) Modul Penyusunan
Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS); dan (10) Panduan Sukses E-Rapor SMA.
Naskah-naskah tersebut akan terus dikembangkan agar menjadi lebih operasional. Oleh karena itu,
sekolah diharapkan memberi saran untuk penyempurnaan lebih lanjut. Kepada semua pihak yang
terlibat dalam penyusunan dan pembahasan naskah-naskah ini diucapkan terima kasih.
TTD
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN........................................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................................................................. 1
B. Tujuan.................................................................................................................................................................. 1
C. Ruang Lingkup................................................................................................................................................. 2
D. Landasan Hukum............................................................................................................................................ 2
BAB II
KONSEP, PRINSIP PEMBELAJARAN DAN PEMBELAJARAN ABAD 21...................................................3
A. Konsep Pembelajaran................................................................................................................................... 3
B. Prinsip Pembelajaran.................................................................................................................................... 4
C. Integrasi Pembelajaran Abad 21 dalam Pengalaman Belajar.......................................................5
BAB III
PENGEMBANGAN RPP.............................................................................................................................................. 7
A. Komponen RPP................................................................................................................................................ 7
B. Prinsip Penyusunan RPP............................................................................................................................ 9
C. Langkah penyusunan RPP........................................................................................................................... 9
PENUTUP..................................................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................................. 16
LAMPIRAN 1 KKO.................................................................................................................................................... 17
LAMPIRAN 2 CONTOH RPP.................................................................................................................................. 19
Daftar Tabel
@2018. Dit Pembinaan SMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah iii
Model Pengembangan RPP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampai saat ini dalam menyusun RPP masih menjadi hal yang sulit bagi guru. Hal ini
disebabkan oleh beberapa factor, antara lain (1) Guru belum sepenuhnya memahami
esensi dari masing-masing komponen RPP, (2) Guru masih mengalami kesulitan dalam
mengembangkan indikator baik pengetahuan dan keterampilan, (3) Guru belum
sepenuhnya dapat mengembangkan model-model pembelajaran, (4) Guru masih
mengalami kesulitan dalam melakukan penilaian yang relevan dengan pembelajaran,
(5) Guru belum sepenuhnya paham mengintegrasikan penguatan nilai karakter, literasi,
dan pembelajaran HOTS pada kegiatan pembelajaran, (6) Guru masih menganggap RPP
sebagai beban administrasi pembelajaran sehingga dengan mudah menyalin RPP dari
guru lain, yang mungkin tidak sesuai dengan modalitas, karakteristik, potensi peserta
didiknya. Masalah tersebut dapat teratasi jika guru mau berubah, dari pemahaman RPP
sebagai pemenuhan administrasi menuju RPP sebagai kewajiban profesional.
Untuk mengatasi hal-hal tersebut diatas serta menyiapkan kemampuan guru dalam
menyusun RPP, Direktorat Pembinaan SMA menyusun Naskah Model Pengembangan
RPPsehingga dapat membantu guru dalam mengembangkan RPP sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran yang diampunya.
B. Tujuan
Naskah model pengembangan RPP ini bertujuan untuk memfasilitasi guru agar mampu
mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
C. Ruang Lingkup
D. Landasan Hukum
BAB II
KONSEP, PRINSIP PEMBELAJARAN DAN PEMBELAJARAN ABAD 21
A. Konsep Pembelajaran
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Sedangkan pembelajaran adalah proses terjadinya interaksi antara peserta didik dengan
guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran tersebut
dirancang untuk mendukung pemerolehan pengalaman belajar yang bermakna bagi
peserta didik. Pengertian pembelajaran berdasarkan Permendikbud No. 103 Tahun
2014 tentang Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan suatu proses pengembangan potensi dan pembangunan karakter setiap
peserta didik sebagai hasil dari sinergi antara pendidikan yang berlangsung di sekolah,
keluarga dan masyarakat.
Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari,
mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Untuk itu pembelajaran
harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk
mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. Agar benar-benar memahami
dan dapat menerapkan pengetahuan, maka peserta didik perlu didorong untuk bekerja
memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras
mewujudkan ide-idenya. Pengalaman belajar ini nantinya akan diterapkan ke dalam
kehidupan sehari-hari di masyarakat dan sebaliknya peserta didik dapat memanfaatkan
masyarakat sebagai sumber belajar. Peserta didik membangun pengetahuan,
keterampilan, dan sikap serta menerapkannya dalam berbagai situasi kehidupan baik di
sekolah, keluarga, maupun masyarakat.
B. Prinsip Pembelajaran
1. dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
2. dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka
sumber belajar;
3. dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan
ilmiah;
4. dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;
5. dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
6. dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan
jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
7. dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
8. peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan
keterampilan mental (softskills);
9. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
sebagai pembelajar sepanjang hayat;
10. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing
ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri
handayani);
11. pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di masyarakat;
12. pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja
adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas;
13. pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran; dan
14. pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.
Untuk mencapai hasil tersebut diperlukan pengalaman belajar yang bervariasi mulai
dari yang sederhana sampai pengalaman belajar yang bersifat kompleks. Dalam
kegiatan tersebut guru harus melaksanakan pembelajaran dan penilaian yang relevan
dengan karakteristik pembelajaran abad 21. Pelaksanaan pembelajaran Abad 21
merupakan pembelajaran yang mengintegrasikan berpikir kritis, kreatifitas, kolaborasi,
dan komunikasi, keterampilan literasi, serta penguasaan terhadap teknologi dan
penguatan karakter.
BAB III
PENGEMBANGAN RPP
A. Komponen RPP
2. Permendikbud Nomor 103 tahun 2014, komponen RPP sesuai paling sedikit memuat:
a. identitas sekolah, mata pelajaran, dan kelas/semester;
b. alokasi waktu;
c. KI, KD, indikator pencapaian kompetensi;
d. materi pembelajaran;
e. kegiatan pembelajaran;
f. penilaian; dan
g. media/alat, bahan, dan sumber belajar.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Materi Pokok :
Alokasi Waktu :
A. Kompetensi Inti(KI)
B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran
E. Pendekatan/Model/MetodePembelajaran
F. Media/Alat dan Bahan Pembelajaran
G. Sumber Belajar
H. Langkah–Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama : (….JP)
1. Kegiatan Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
3. Kegiatan Penutup
Pertemuan kedua : (….JP)
1. Kegiatan Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
3. Kegiatan Penutup
Pertemuan ketiga : (….JP)
Pertemuan seterusnya
I. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran
Lampiran-lampiran RPP:
1. Materi Pembelajaran Pertemuan 1 (jika diperlukan)
2. Instrumen Penilaian Pertemuan 1
3. Materi Pembelajaran Pertemuan 2 (jika diperlukan)
4. Instrumen Penilaian Pertemuan 2
Dan seterusnya tergantung banyaknya pertemuan.
IPK yang dikembangkan dapat dimulai dari yang bersifat LOTS (Lower Order
Thinking Skills) menuju HOTS (Higher Order Thinking Skills), dan minimal
memenuhi target capaian kompetensi. Indikator yang lebih rendah digunakan
untuk penilaian proses dan atau digunakan untuk apersepsi. IPK yang melebihi
tuntutan KD digunakan untuk pengayaan. (lebih lanjut lihat Panduan Analisis SKL,
KI, KD, Direktorat Pembinaan SMA)
Berikut ini adalah contoh pengembangan IPK dari KD 3.1 mata pelajaran Fisika
kelas XII:
Keterangan:
Dari KD tersebut di atas dapat disimpulkan:
1. KKO KD 3.1. adalah menganalisis, pada dimensi proses kognitif berada pada
tahapan C4.
2. Materi KD 3.1. adalah prinsip kerja peralatan listrik searah (DC) berikut
keselamatannya dalam kehidupan sehari-hari, pada dimensi pengetahuannya
masuk ke dalam prosedur.
3. Titik temu dari “menganalisis“ dengan “prosedur” menjadi alternatif
pengembangan IPK mulai dari yang rendah, mudah, dan konkrit menuju ke
tinggi, kompleks dan abstrak. Seperti terlihat pada gambar di bawah ini:
DIMENSI PENGETAHUAN
Gambar 3.3. Pengembangan IPK dari dari yang rendah, mudah, dan konkrit
menuju ke tinggi, kompleks dan abstrak.
Keterangan:
a. IPK terendah yang diasumsikan dengan 1C1, 1C2, dan 2C1 digunakan dalam
apersepsi.
b. IPK 1C3, 2C2, 2C3, 3C1, 3C2, dan 3C3 merupakan IPK yang digunakan dalam
penilaian proses.
c. IPK 1C4, 2C4, 3C4, merupakan IPK yang digunakan untuk penilaian hasil
belajar melalui Penilaian Harian (PH), Penilaian Tengah Semester (PTS),
Penilaian Akhir Semester (PAS), Ujian Sekolah (US).
d. IPK yang lebih tinggi digunakan untuk pengayaan.
e. Indikator yang tercantum dalam RPP sekurang-kurangnya memuat IPK sesuai
dengan posisi KD yaitu IPK 1C4, 2C4, 3C4.
2. Mengkaji silabus
Menentukan alokasi waktu untuk setiap pertemuan. Penentuan ini berdasarkan hasil
analisis waktu yang dibutuhkan untuk pencapaian tiap IPK dan disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik di satuan pendidikan.
Materi Pembelajaran memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian
kompetensi. Mengakomodasi muatan lokal dapat berupa keunggulan lokal, kearifan
lokal, kekinian dll yang sesuai dengan cakupan materi pada KD pengetahuan.
Sumber belajar yang dijadikan referensi yang akan digunakan dalam langkah
penjabaran proses pembelajaran. Penulisan sumber belajar harus jelas ditulis lengkap
meliputi penulis, penerbit, tahun terbit. Untuk sumber dari internet dituliskan alamat
situsnya dan waktu pengunduhannya.
a. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
1) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
2) mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan
terkait dengan materi yang akan dipelajari;
3) mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas yang akan
dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan
pembelajaran atau KD yang akan dicapai; dan
4) menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan
yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau
tugas.
(Dalam kegiatan pendahuluan guru melakukan penguatan nilai karakter
berbasis budaya sekolah, kegiatan literasi, serta keterampilan Abad 21)
b. Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti, guru:
1) menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan mata pelajaran, dengan memperhatikan pengembangan
keterampilan abad 21( 4C, Literasi dan PPK);
2) menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan lain yang relevan dengan
karakteristik materi dan mata pelajaran;
3) mengembangkan kompetensi sikap yaitu proses afeksi mulai dari menerima,
menjalankan, menghargai, menghayati, hingga mengamalkan. Pembelajaran
sikap pada mata pelajaran selain Pendidikan Agama dan Budi Pekerti (PABP)
dan PPKn dilaksanakan secara tidak langsung (indirect learning);
4) mengembangkan pengetahuan melalui aktivitas mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta;
5) mengembangkan keterampilan melalui kegiatan mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta;
6) seluruh isi materi mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus
mendorong peserta didik untuk melakukan proses pengamatan hingga
penciptaan.
(Dalam kegiatan inti guru melakukan penguatan nilai karakter berbasis budaya
kelas yang disesuaikan dengan materi pembelajaran, kegiatan literasi,
pembelajaran HOTS, dan keterampilan Abad 21)
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik secara individual maupun
kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
1) seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk
selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak
langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung;
2) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
3) melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas
individual maupun kelompok; dan
4) menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
(Dalam kegiatan penutup guru melakukan penguatan nilai karakter berbasis
budaya masyarakat serta kompetensi Abad 21 )
BAB IV
PENUTUP
Melalui naskah ini diharapkan guru-guru dapat menyusun dan mengembangkan RPP
yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, peserta didik, serta sarana dan
prasarana pendidikan yang tersedia di sekolah masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, And
Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives. New
York. Longman.
Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University Press.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang
Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang
Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013.
Surat Edaran Dirjen Pendidikan Menengah dan Dirjen Pendidikan Dasar No. 5685
/C/KR/2014 dan No. 8014/D/HP/2014 tentang Sekolah yang melaksanakan
Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013.
TAKSONOMI ANDERSON
(Perbaikan Taksonomi Bloom)
Menentukan Memproduksi
Merangkum Memainkan
Mengatakan peran
Menceritakan.
Menerjemahkan
Menjabarkan
a. Contoh Pertama
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
C. Tujuan Pembelajaran
menumbuhkan rasa syukur, rasa ingin tahu, tanggung jawab, displin selama proses
pembelajaran, bersikap jujur, santun, percaya diri dan pantang menyerah, serta
memiliki sikap responsif (berpikir kritis) dan pro-aktif (kreatif), serta mampu
berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik.
D. Materi
Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak dari Bentuk Linear Satu Variabel
dengan Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Aljabar Lainnya.
1. Konsep Nilai Mutlak;
2. Persamaan Nilai Mutlak Bentuk Linear Satu Variabel dengan Persamaan dan
Pertidaksamaan Linear Aljabar Lainnya;
3. Pertidaksamaan Nilai Mutlak dari Bentuk Linear Satu Variabel dengan
Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Aljabar Lainnya.
F. Media/Alat
Media/Alat: Lembar Kerja, Penggaris, Papan Tulis/White Board, LCD
G. Sumber Belajar :
1. Buku Matematika (Umum) Kelas X, Kementerian dan Kebudayaan Tahun 2017.
2. Buku Matematika (Wajib) Kelas X, Karangan: Sukino, Penerbit Erlangga Tahun
2017.
3. Internet.
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (4 ×45 menit)
Pendahuluan (30 menit)
1. Memberi salam, berdoa’ dan membaca Al’Qur’an (ODOJ) selama 15 menit untuk
kelas yang masuk di jam pertama;
2. Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan (mengecek kehadiran
peserta didik);
3. Mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan
sebelumnya berkaitan dengan materi persamaaan dan pertidaksamaan nilai
mutlak bentuk linear satu variabel. Melalui tanya jawab membahas kembali
tentang berbagai persamaan dan pertidaksamaan, khususnya persamaan
maupun pertidaksamaan linear satu variabel;
4. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari berkaitan dengan persamaan nilai mutlak bentuk linear satu variabel
dalam kehidupan sehari-hari;
5. Menyampaikan garis besar cakupan materi persamaan nilai mutlak bentuk
linear satu variabel dengan persamaan dan pertidaksamaan linear aljabar
lainnya, dan kegiatan yang akan dilakukan;
6. Menyampaikan metode pembelajaran dan teknik penilaian yang akan digunakan
saat membahas materi persamaan nilai mutlak bentuk linear satu variabel
dengan persamaan dan pertidaksamaan linear aljabar lainnya.
7. Membagi peserta didik menjadi 8 Kelompok (dengan setiap anggota kelompok
berjumlah 4 - 5 orang).
Cerita Pertama
Kegiatan pramuka merupakan salah
satu kegiatan ekstrakurikuler yang
diadakan di sekolah. Suatu pasukan
pramuka sedang belajar baris
berbaris di lapangan sekolah pada
hari Sabtu. Sebuah perintah dari
pimpinan regu, yaitu “Maju 4 langkah, jalan!”, hal ini berarti jarak
pergerakan barisan adalah 4 langkah kedepan. Jika perintah
pimpinan pasukan adalah “Mundur 3 langkah, jalan!”, hal ini
berarti bahwa pasukan akan bergerak ke belakang sejauh 3
langkah. Demikian seterusnya.
Cerita Kedua
Seorang anak bermain lompat-lompatan di lapangan. Dari posisi diam, si anak
melompat ke depan 2 langkah, kemudian 3 langkah ke belakang, dilanjutkan 2
langkah ke depan, kemudian 1 langkah ke belakang, dan akhirnya1 langkah lagi
ke belakang. Buat ilustrasi dari cerita tersebut dalam garis bilangan!
Berdasarkan kedua cerita tersebut, apa yang dapat kalian simpulkan tentang
definisi “nilai mutlak?” (Pembelajaran HOTS)
maupun teori yang ada pada sumber referensi (buku paket atau internet), dan
menuliskannya pada mind mapping.
Verification (memverifikasi)
2. Membuat kesimpulan sementara dari hasil diskusi kelompok;
3. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas yang sudah
dituliskan di kertas karton, dan kelompok lain memberikan tanggapan dengan
mengajukan pertanyaan ataupun memberikan masukkan.
Generalization (menyimpulkan)
2. Mengamati rancangan mind mapping seperti yang disajikan oleh guru sebagai
alur penyelesaian dari permasalahan yang disajikan.
Problem Statement
3. Mendiskusikan rencana penyelesaian permasalahan yang akan disajikan dalam
bentuk mind mapping;
Data Collecting
4. Mencari berbagai informasi baik dari buku paket atau buku referensi lain yang
relevan serta sumber internet, untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang
penyelesaiannya akan disajikan dalam bentuk mind mapping;
Data Processing
5. Mendiskusikan berbagai alternatif penyelesaian, dan menuliskan di kertas
karton penyelesaian yang diperoleh dari hasil diskusi kelompok dalam bentuk
mind mapping sesuai dengan kerangka yang telah dirancang oleh peserta didik
dalam kelompoknya;
Verification
6. Membuat kesimpulan sementara berdasarkan hasil mind mapping yang telah
dibuat bersama kelompok dan dengan mengacu pada buku sumber atau
referensi lain, dan membuat contoh yang sesuai dengan materi yang dipelajari
yaitu tentang persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak bentuk linear satu
variabel dengan persamaan dan pertidaksamaan linear aljabar lainnya;
7. Mempresentasikan di depan kelas hasil pekerjaan kelompoknya dalam bentuk
mind mapping yang telah ditulis di kertas karton, dan kelompok lain
memberikan tanggapannya;
Generalization
8. Membuat kesimpulan bersama berkaitan dengan konsep materi yang dipelajari
berdasarkan hasil diskusi kelompok.
Pertemuan 4 (4 × 45 menit)
Pendahuluan (45 menit)
1. Memberi salam, berdoa’ dan membaca Al’Qur’an (ODOJ) selama 15 menit untuk
kelas yang masuk di jam pertama;
2. Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan;
3. Membahas PR;
4. Menyampaikan kompetensi yang harus dicapai dalam tes akhir, dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan persamaan dan
pertidaksamaan nilai mutlak bentuk linear satu variabel dan bentuk yang lain;
5. Menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan di evaluasi akhir untuk
satu pokok bahasan tentang persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak
bentuk linear satu variabel dan bentuk yang lain.
I. Penilaian
a. Teknik Penilaian
Pertemuan 1 dan 2:
Untuk memahami konsep nilai mutlak, mari kita perhatikan kedua ilustrasi berikut ini.
Cerita Pertama
Kegiatan pramuka merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan di
sekolah. Suatu pasukan pramuka sedang belajar baris berbaris di lapangan sekolah pada
hari Sabtu. Sebuah perintah dari pimpinan regu, yaitu “Maju 4 langkah, jalan!”, hal ini
berarti jarak pergerakan barisan adalah 4 langkah kedepan. Jika perintah pimpinan
pasukan adalah “Mundur 3 langkah, jalan!”, hal ini berarti bahwa pasukan akan bergerak
ke belakang sejauh 3 langkah. Demikian seterusnya.
Cerita Kedua
Seorang anak bermain lompat-lompatan di lapangan. Dari posisi diam, si anak melompat
ke depan 2 langkah, kemudian 3 langkah ke belakang, dilanjutkan 2 langkah ke depan,
kemudian 1 langkah ke belakang, dan akhirnya1 langkah lagi ke belakang. Buat ilustrasi
dari cerita tersebut dalam garis bilangan!
Kita definisikan lompatan ke depan adalah searah dengan sumbu x positif. Dengan
demikian, lompatan ke belakang adalah searah dengan sumbu x negatif.
Perhatikan sketsa berikut.
Dari gambar di atas, kita misalkan bahwa x = 0 adalah posisi diam si anak. Anak panah
yang pertama di atas garis bilangan menunjukkan langkah pertama si anak sejauh 2
langkah ke depan (mengarah ke sumbu x positif atau +2). Anak panah kedua
menunjukkan 3 langkah si anak ke belakang (mengarah ke sumbu x negatif atau -3) dari
posisi akhir langkah pertama. Demikian seterusnya sampai akhirnya si anak berhenti
pada langkah kelima.
Jadi, kita dapat melihat pergerakan akhir si anak dari posisi awal adalah 1 langkah saja
ke belakang (x = -1 atau x = (+2) + (-3) + (+2) + (-1) + (-1) = -1), tetapi banyak langkah
yang dijalani si anak merupakan konsep nilai mutlak. Kita hanya menghitung banyak
langkah, bukan arahnya, sehingga banyak langkahnya adalah |2| + |-3| + |2| + |-1| + |-1|
= 9 (atau 9 langkah).
Negatif
0 0 -2 2
2 2 -3 3
3 3 -4 4
5 5 -5 5
Berdasarkan kedua cerita dan tabel di atas, dapatkah kamu menarik suatu kesimpulan
tentang pengertian nilai mutlak? Jika x adalah variabel pengganti sebarang bilangan real,
dapatkah kamu menentukan nilai mutlak dari x tersebut?
Perhatikan bahwa x anggota himpunan bilangan real (ditulis x∈R). Berdasarkan tabel,
kita melihat bahwa nilai mutlak dari x akan bernilai positif atau nol (non negatif). Secara
geometris, nilai mutlak suatu bilangan adalah jarak antara bilangan itu dengan nol pada
garis bilangan real. Dengan demikian, tidak mungkin nilai mutlak suatu bilangan
bernilai negatif, tetapi mungkin saja bernilai nol.
Ada beberapa contoh percobaan perpindahan posisi pada garis bilangan, yaitu sebagai
berikut.
Gambar 1.3 Cara menentukan nilai mutlak suatu bilangan pada garis bilangan
Catatan:
• Garis bilangan digunakan sebagai media untuk menunjukkan nilai mutlak.
• Tanda panah digunakan untuk menentukan besar nilai mutlak, dimana arah ke kiri
menandakan nilai mutlak dari bilangan negatif, dan begitu juga sebaliknya. Arah ke
kanan menandakan nilai mutlak dari bilangan positif.
Besar nilai mutlak dilihat dari panjang tanda panah dan dihitung dari bilangan nol.
Penjelasan
Garis bilangan 1: Tanda panah bergerak ke arah kanan berawal dari bilangan 0 menuju
bilangan 3, dan besar langkah yang dilalui tanda panah adalah 3. Hal
ini berarti nilai |3| = 3 atau berjarak 3 satuan dari bilangan 0.
Garis bilangan 5: Tanda panah bergerak ke arah kiri berawal dari bilangan 0 menuju
bilangan -3, dan besar langkah yang dilalui tanda panah adalah 3. Hal
ini berarti bahwa nilai |-3| = 3 atau berjarak 3 satuan dari bilangan 0.
Dari kedua penjelasan di atas, dapat dituliskan konsep nilai mutlak, sebagai berikut.
Definisi di atas dapat diungkapkan dengan kalimat sehari-hari seperti berikut ini.
Nilai mutlak suatu bilangan positif atau nol adalah bilangan itu
sendiri, sedangkan nilai mutlak dari suatu bilangan negatif
adalah lawan dari bilangan negatif itu.
Alternatif penyelesaian:
Permasalahan 2
Carilah nilai x (jika ada) yang memenuhi persamaan nilai mutlak berikut. Jika tidak ada
nilai x yang memenuhi, berikan alasanmu!
1. |4 – 3x| = |-4|
2. 2x + |3x – 8| = 4
3. |2x – 1| = |x + 3|
2x+6
| |
4. x−5 =3
Permasalahan 3
Gambarkan grafik persamaan nilai mutlak bentuk linear satu variabel berikut:
1. y = |x – 2|
2. y = |x + 2|
3. y = |2x – 1|
Alternatif Jawaban:
Langkah-langkah penyelesaian untuk bagian 1) sebagai berikut. Selanjutnya dengan
proses yang sama, kerjakan bagian 2) dan 3).
Langkah 1.
Buatlah tabel untuk menunjukkan pasangan titik-titik yang mewakili y = |x – 2|.
Tentukan pertama sekali nilai x yang membuat nilai y menjadi nol. Tentu, x = 2, bukan?
Jadi, koordinat awalnya adalah (2, 0).
Langkah 2.
Letakkan titik-titik yang kita peroleh pada tabel di atas pada sistem koordinat kartesius.
Langkah 3.
Buatlah garis lurus yang menghubungkan titik-titik yang sudah diletakkan di bidang
koordinat tersebut sesuai dengan urutan nilai x. Kamu akan mendapat grafik y = |x – 2|.
Pertemuan 3:
Berdasarkan konsep nilai mutlak dan persamaan nilai mutlak, kita akan mempelajari
bagaimana konsep pertidaksamaan nilai mutlak linear satu variabel.
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak kita jumpai kasus yang melibatkan pembatasan
suatu hal. Seperti lowongan kerja mensyaratkan pelamar dengan batas usia tertentu,
batas nilai cukup seorang pelajar agar dinyatakan lulus dari ujian, dan batas berat bersih
suatu kendaraan yang diperbolehkan oleh dinas perhubungan.
Selanjutnya, kita akan mengaplikasikan konsep nilai mutlak ke dalam pertidaksamaan
linear dengan memahami dan meneliti kasus-kasus berikut.
3. Tentara melakukan latihan menembak di sebuah daerah yang bebas dari warga sipil.
Dia berencana menembak objek yang telah ditentukan dengan jarak tertentu. Jika x
= 0 adalah posisi diam tentara tersebut, maka pola lintasan peluru yang mengarah
ke objek dan diperkirakan memenuhi persamaan 0,480x – y + 0,33 = 0.
Kecepatan angin dan hentakan senjata akan mempengaruhi pergerakan peluru
sehingga kemungkinan lintasan peluru dapat berubah menjadi y – 0,475x – 0,35 = 0.
Pada jarak berapakah lintasan peluru akan menyimpang sejauh 0,05m akibat
pengaruh perubahan angin.
(Menggunakan |x|= √ x 2 )
Bentuk pertidaksamaan (1.7), memiliki makna bahwa dua bilangan, yaitu (0,5x + 3) dan
(0,5x – 7) jika dikalikan hasilnya sama dengan nol atau kurang dari nol (negatif). Artinya
terdapat dua kemungkinan yang memenuhi kondisi (1.7), yaitu (0,5x + 3) dan (0,5x – 7)
atau (0,5x + 3) ≤ 0 dan (0,5x – 7) ≥ 0.
Dari Gambar 1.12, jelas akan terlihat bahwa grafik lintasan peluru yang diprediksi
mengalami penyimpangan (garis putus-putus). Penyimpangan sejauh 0,05 m akan
terjadi hingga x = 14 m.
10
IPK :
3.1.5 Menjelaskan tahapan menggambar sketsa grafik
persamaan nilai mutlak dari bentuk linear satu
variabel
3.1.6 Menjelaskan tahapan membuat garis bilangan
pertidaksamaan nilai mutlak dari bentuk linear satu
variabel
3.1.9 Menjelaskan strategi/tahapan penyelesain
persamaan nilai mutlak dari bentuk linear satu
variabel
3.1.10 Menjelaskan strategi/tahapan penyelesaian
pertidaksamaan nilai mutlak dari bentuk linear satu
variabel
3.1.11 Menjelaskan strategi/tahapan penyelesain
persamaan nilai mutlak dari bentuk linear satu
variabel dengan persamaan dan pertidaksamaan
linear Aljabar lainnya.
3.1.12 Menjelaskan strategi/tahapan penyelesaian
pertidaksamaan nilai mutlak dari bentuk linear satu
variabel dengan persamaan dan pertidaksamaan
linear Aljabar lainnya.
Disajikan permasalahan
3. dalam kehidupan sehari- 3
hari tentang penjualan
album dari grup musik
dengan grafik hasil
penjualannya, peserta didik
dapat menjelaskan tahapan
dalam mendapatkan
penyelesaian dari
permasalahan tersebut
dengan menggunakan
konsep persamaan nilai
mutlak.
Lembar Instrumen:
1. Diketahui persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak dari bentuk linear satu variabel berikut:
(Soal LOTS)
a. y = |3x – 2| – 1, untuk -2 ≤ x ≤ 5, dan x bilangan real.
b. y = |x – 2| – |2x – 1|, untuk x bilangan real
c. |x| + | x + 1| < 2
Tuliskan tahapan-tahapan dalam menggambar grafik atau garis bilangan dari persamaan dan
pertidaksamaan nilai mutlak tersebut!
2. Uraikan tahapan yang kalian lakukan untuk dapat menyelesaikan persamaan dan
pertidaksamaan nilai mutlak dari bentuk linear berikut (gunakan definisi, sifat, hubungan nilai
mutlak dengan bentuk akar kuadrat, maupun dengan menggunakan cara lain). (Soal HOTS)
a. |x−1|+|x−3|=2
b. |2 x+ 3|>3 x−2
c. √ 5x+1≤|2x−7|
x−3
| |=4
d. 2x+5
3. Amati Permasalahan berikut:
Suatu grup musik merilis album, penjualan per minggu (dalam ribuan) dinyatakan dengan
model s(t) = -2|t – 22| + 44, t waktu (dalam minggu).
Berdasarkan permasalahan tersebut, jawablah pertanyaan berikut:
a) Jelaskan tahapan dalam mengambar grafik fungsi penjualan s(t).
b) bagaimana cara menghitung total penjualan album selama 44 minggu pertama. Konsep apa
yang kalian gunakan?
c) Dinyatakan Album Emas jika penjualan lebih dari 500.000 copy. Bagaimana cara
menghitung nilai t, agar album yang diproduksi dapat dinyatakan sebagai Album Emas?
SKOR TOTAL 3
|x−1|+|x−3|=2
2 1
{|x−1|+|x−3|} =22 1
( x−1 )2 +2|( x−1)(x−3)|+(x−3)2=4 1
2 1
x 2−2 x+1+2|( x−1)(x −3)|+ x −6 x+ 9=4 1
2 x2 −8 x+10+ 2|(x−1)( x−3)|=4 1
TOTAL SKOR 10
SkorPerolehan
Nilai Perolehan = × 100
skor Maksimal
IPK :
4.1.2 Membuat model matematika dari permasalahan
berkaitan dengan persamaan atau pertidaksamaan
nilai mutlak bentuk linear satu variabel
4.1.3 Merumuskan penyelesaian persamaan nilai mutlak
bentuk linear satu variabel dengan persamaan linear
aljabar lainnya
4.1.4 Merumuskan penyelesaian pertidaksamaan nilai
mutlak bentuk linear satu variabel dengan
pertidaksamaan linear aljabar lainnya
4.1.5 Membuat sketsa grafik persamaan nilai mutlak
berdasarkan masalah
4.1.6 Menggambar daerah penyelesaian pertidaksamaan
nilai mutlak dari bentuk linear satu variabel dengan
pertidaksamaan bentuk linear aljabar lainnya
4.1.7 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
persamaan nilai mutlak dari bentuk linear satu
variabel
4.1.8 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
pertidaksamaan nilai mutlak dari bentuk linear satu
variabel
Instrumen Penilaian :
1. Diketahui persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak dari bentuk linear satu
variabel berikut:
a. y = |3x – 2| – 1, untuk -2 ≤ x ≤ 5, dan x bilangan real.
b. y = |x – 2| – |2x – 1|, untuk x bilangan real
Gambarkan grafik atau garis bilangan dari persamaan/ pertidaksamaan nilai
mutlak tersebut yang menunjukkan daerah penyelesaian!
2. Tentukan himpunan menyelesaikan persamaan dan pertidaksamaan
nilai mutlak dari bentuk linear berikut (gunakan berbagai cara baik
dengan definisi, sifat, hubungan nilai mutlak dengan bentuk akar
kuadrat, maupun menggunakan cara lain untuk menyelesaikannya).
a. |x−1|+|x−3|=2
b. |2 x+ 3|>3 x−2
c. √ 5x+1≤|2x−7|
x−3
| |=4
d. 2x+5
3.
Kebun Pepaya Pak Randy dengan bentuk seperti pada gambar di atas,
memiliki ukuran lebar lebih lima meter dari panjangnya. Keliling kebun
tidak lebih dari 50 meter, berapa sisa luas kebun Pak Randy jika 10 m 2
terkena gusuran pelebaran jalan?
4. Suatu grup musik merilis album, penjualan per minggu (dalam ribuan)
dinyatakan dengan model s(t) = -2|t – 22| + 44, t waktu (dalam minggu).
Hasil penjualan album dapat dinyatakan dengan diagram berikut:
Penjualan Album
480
200
78 68 64
Waktu10
1 Waktu20
2 22
Waktu 3 Waktu 4 Waktu 5
Penjualan 1 Column1
Rubrik Penilaian
Skor Perolehan
Nilai Perolehan = ×100
skor Maksimal
Tugas
Langkah-langkah Pengerjaan:
1. Carilah permasalahan dan penyelesaian yang berkaitan dengan
persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak dari bentuk linear
satu variabel, baik dari referensi buku maupun internet. Kemudian
dengan sikap kritis dan kreatif, modifikasi permasalahan tersebut
sehingga menjadi permasalahan sendiri (dalam kelompok).
Tunjukkan sikap jujur, disiplin, tanggung jawab, percaya diri, rasa
ingin tahu dan pantang menyerah selama mengerjakan tugas serta
saling bekerjasama agar tugas dapat terselesaikan dengan baik!
2. Setiap kelompok membuat minimal 3 permasalahan dan penyelesaiannya
3. Permasalahan dan penyelesaian yang telah dibuat oleh kelompok, ditulis
dalam laporan yang berbentuk makalah (MS word) dan Mind Mapping di
kertas karton.
4. Buat tabel rencana kegiatan penyelesaian tugas proyek lengkap dengan
jadwal dan uraian tugas anggota
5. Makalah terdiri dari Bab 1: Latar belakang, tujuan, dan manfaat dari
pembuatan permasalahan yang berkaitan dengan nilai mutlak; Bab 2:
Permasalahan dan Penyelesaiannya; Bab 3: Kesimpulan dan Saran.
Sedangkan PPT hanya berisi permasalahan dan penyelesaian yang dibuat
oleh setiap kelompok.
6. Laporan dikumpulkan paling lambat tiga minggu setelah tugas ini
diberikan.
Kriteria Skor
Kriteria Skor
pemecahan masalah yang masuk akal (nalar) dan penyajian data berbasis
bukti
Bagian pelaporan belum memuat permasalahan yang dibuat sendiri oleh
kelompok, hanya mengambil dari buku sumber atau internet, serta belum
ada kesimpulan dari hasil diskusi kelompok
Bagian pelaporan masih ada yang belum sesuai dengan sistematika
penulisan makalah yang sesuai dengan aturan dan PTT yang dibuat masih
ada yang belum sesuai dengan isi dalam makalah
Kerjasama kelompok kurang baik
Skor Perolehan
Nilai Perolehan = ×100
Skor Maksimal
Materi : Persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak dari bentuk linear satu
variabel dengan persamaan dan pertidaksamaan linear aljabar lainnya
Indikator Soal : Disajikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari tentang kebun yang
berbentuk persegi panjang, peserta didik dapat menentukan luas dari
kebun tersebut sesuai dengan aturan yang ditetapkan dengan
menggunakan konsep pertidaksamaan nilai mutlak.
Soal Nomor 1.
Bacalah dengan seksama ilustrasi berikut!
Kebun Pepaya Pak Randy dengan bentuk seperti pada gambar di atas, memiliki ukuran
lebar lebih lima meter dari panjangnya. Keliling kebun tidak lebih dari 50 meter, berapa
sisa luas kebun Pak Randy jika 10 m2 terkena gusuran pelebaran jalan?
Keterangan:
Butir soal ini merupakan soal HOTS dengan kategori soal sedang (masih dikemampuan
awal), karena untuk dapat menyelesaikannya diperlukan:
1. Membuat pemodelan/ garis bilangan terkait dengan masalah di atas.
2. Kemudian peserta didik menentukan luas dari kebun dengan bentuk yang hanya
dilihat dari gambar tetapi batas kelilingnya diketahui.
3. Sesudah mendapatkan luas kebun dengan ukuran panjang dan lebar yang
ditetapkan, peserta didik diharapkan dapat memprediksi apa yang akan terjadi dari
sisa luas kebun.
4. Karena banyak tahapan berpikir oleh peserta didik sampai dengan peserta didik
dapat memprediksi apa yang akan terjadi, maka butir soal ini termasuk soal HOTS.
Soal Nomor 2
Suatu grup musik merilis album, penjualan per minggu (dalam ribuan) dinyatakan
dengan model s(t) = -2|t – 22| + 44, t waktu (dalam minggu).
Hasil penjualan album dapat dinyatakan dengan diagram berikut:
Penjualan Album
480
200
78 68
Waktu101 Waktu202 22 643
Waktu Waktu 4 Waktu 5
Terjual 1 Column1
a. Mengapa selalu terjadi penurunan jumlah album di penjualan kedua, pada saat
penjualan pertama meningkat? Jelaskan!
b. Dinyatakan Album Emas jika penjualan lebih dari 500.000 copy. Pada minggu
keberapa agar album yang diproduksi oleh grup musik tersebut dapat dinyatakan
sebagai Album Emas?
Keterangan:
Butir soal di atas merupakan soal HOTS dengan kategori sulit, karena untuk dapat
menyelesaikannya dibutuhkan kemampuan peserta didik sebagai berikut.
1. Peserta didik terlebih dahulu harus memahami konsep nilai mutlak jika ingin
menyelesaikan permasalahan yang disajikan
2. Peserta didik pun harus dapat memaknai maksud dari penyajian grafik
3. Kemudian peserta didik harus bisa menghubungkan antara persamaan nilai mutlak
pada soal dengan grafik yang disajikan, sehingga diperoleh grafik tersebut
4. Setelah dapat melihat keterkaitan antara persamaan nilai mutlak dengan grafik yang
disajikan, selanjutnya peserta didik dapat melakukan analisis mengapa terjadi
penurunan di penjualan pertama pada saat penjualan kedua naik? Apa kaitannya
dengan persamaan nilai mutlak? Bagaimana apabila ada pertanyaan lain yang
terkait.
b. Contoh Kedua
Kelas/Semester : X/1
A. Kompetensi Inti
C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran
Faktual
Jenis-jenis tanaman hias
Karakteristik tanaman hias
Konseptual
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model Pembelajaran : Discovery learning dan Project Based Learning
3. Metode : Diskusi kelompok, tanya jawab, penugasan
2. Alat/Bahan : Laptop, LCD Proyektor, Buku Corel Draw dan Photoshop, Media
cetak, Media internet (disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan)
3. Sumber Pembelajaran : Buku Pegangan Guru Kurikulum 2013, Buku Prakarya
dan Kewirausahaan kelas X, Media Cetak dan Media Internet.
Inti
Stimulation (Stimulasi/P
emberian Rangsangan) 1. Peserta didik menyimak video
tentang cara budidaya
2. Peserta didik mencatat hal hal
yang perlu ditanyakan dalam
penayangan video.
3. Peserta didik bertanya tentang
tayangan video
4. Guru memfasilitasi agar peserta
didik yang lain menanggapi
pertanyaan dari peserta didik
yang lain.
5. Peserta didik dan guru bersama-
sama menuliskan point –point
Problem pertanyaan yang belum terjawab.
Statement (Pernyataan/ Untuk dibahas dikelompok kecil.
Identifikasi Masalah) 6. Peserta didik dibagi dalam
kelompok kecil, masing-masing
terdiri atas 5 orang
7. Peserta didik (kelompok)
membaca buku / mencari
internet tentang jenis dan
C. Kegiatan penutup
1. Peserta didik bersama kelompok
menyampaikan sejauh mana hasil
pengolahan data yang telah
dilakukan kelompok
2. Peserta didik merefleksi
penguasaan materi yang telah
dipelajari dengan membuat
catatan penguasaan materi.
3. Peserta didik saling memberikan
umpan balik hasil evaluasi
pembelajaran yang telah dicapai.
4. Guru bersama peserta didik
menyepakati tugas
mempresentasikan hasil diskusi
Verification (Pengolahan dalam bentuk powerpoint.
Data dan Pembuktian)
Pertemuan
Kedua
2x A. Kegiatan Pendahuluan
1. Peserta didik menjawab sapaan
guru, berdoa, dan mengondisikan
diri siap belajar (guru
mengkondisikan siswa secara
fisik dan mental untuk siap
belajar)
2. (Guru merefleksi pengetahuan
pada pertemuan sebelumnya)
3. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan memberikan
penjelasan tentang manfaat
menguasai materi pembelajaran.
4. Guru menyampaikan pokok-
pokok/cakupan materi
pembelajaran.
Inti
B. Kegiatan Inti
(lanjutan dari pertemuan pertama)
1. Peserta didik mempresentasikan
hasil penemuan kelompok di
depan kelas
2. Kelompok lain menanggapi dan
memberi masukan Peserta didik
merumuskan kesimpulan dari
kegiatan yang telah dilakukan.
3. Peserta didik menyusun
kesimpulan dari proses budidaya
tanaman hias.
C. Kegiatan penutup
1. Peserta didik menyimpulkan
materi pembelajaran yang telah
dipelajari.
2. Peserta didik merefleksi
penguasaan materi yang telah
dipelajari dengan membuat
catatan penguasaan materi.
3. Peserta didik saling memberikan
umpan balik hasil evaluasi
pembelajaran yang telah dicapai.
4. Peserta didik menyepakati tugas
yang harus dilakukan berkaitan
pembuatan rancangan prosedur
kerja dan design produk dan
design kemasan hasil budidaya.
Generalization (Menarik
Kesimpulan/Generalisas
i)
Pertemuan
Ketiga-
2x 45 menit A. Kegiatan Pendahuluan
1. Peserta didik menjawab sapaan
guru, berdoa, dan mengondisikan
diri siap belajar (guru
mengkondisikan siswa secara
fisik dan mental untuk siap
belajar)
2. (Guru menanyakan kepada siswa
tentang tugas yang telah
diberikan pada pertemuan
sebelumnya ”yaitu rancangan
prosedur kerja budidaya
Inti tanaman hias dan rancangan
kemasan hasil budidaya tanaman
hias)
3. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan memberikan
penjelasan tentang manfaat
menguasai materi pembelajaran.
4. Guru menyampaikan pokok-
pokok/cakupan materi
pembelajaran
B. Kegiatan Inti
Selanjutnya Guru membimbing siswa
untuk membuat proyek yaitu
budidaya tanaman hias sesuai
keunggulan lokal daerah
1. Penentuan pertanyaan
mendasar
Guru menanyakan kepada peserta
didik “ Budidaya tanaman hias
apakah yang sesuai dengan
kondisi iklim di daerah kita ?”
Rancangan produk budidaya
apakah yang telah kalian buat?
Apakah kalian sudah memberi
nama proyek budidaya yang akan
kalian kerjakan?
2. Mendesain Perencanaan
Proyek
a. Peserta didik bersama dengan
kelompok menyelesaikan
3. Penyusunan jadwal
Pelaksanaan Proyek
a. Peserta didik bersama
kelompok menentukan kapan
bahan dan alat sudah tersedia,
menentukan hari, tanggal dan
jam untuk penyiapan lahan,
pembibitan, pemeliharaan
tanaman, pemupukan serta
waktu pemanenan.
b. Peserta didik bersama
kelompok menentukan
segmen pasar dan
pemasarannya
C. Kegiatan Penutup
Mendisain Perencanaan
Proyek
Penyusunan Jadwal
Pelaksanaan Proyek
C. Kegiatan Penutup
C. Kegiatan Penutup
H. Penilaian
Bentuk Instrumen Penilaian untuk KD 3.8 menggunakan bentuk Uraian dan KD.
4.8. menggunakan Lembar pengamatan
Lampiran 1. Kisi-kisi Soal, Rumusan Soal, Kunci Jawaban dan Pedoman penskoran
Kisi- kisi Soal
IPK Materi Indikator Soal Teknik Bentuk Nomor
Pembelajaran Penilaian Insrumen Soal
3.8.1.Mengidentifi - Jenis dan 1. Disajikan Tes Uraian 1.
kasi jenis karakteristik gambar bunga Tertulis
dan tanaman mawar siswa
karakteristik hias dapat
tanaman Budidaya mengidentifikas
hias. tanaman ikan jenis dan
3.8.2.Mengemuka hias karakter
kan hal hal - Hal yang tanaman hias
yang perlu tersebut
dibutuhkan diperhatikan 2. Diberikan Tes Tulis Uraian 2
dalam dalam uraian tentang
memproduk produksi pentingnya
si tanaman tanaman menyiapkan
hias hias lahan bagi
3.8.3.Menjelaskan - Cara budidaya
teknik Budidaya tanaman hias
teknik tanaman siswa dapat
budidaya hias mengemukakan
dalam - Teknik hal-hal yang
proses teknik perlu
produksi Pengemasan diperhatikan
tanaman tanaman dalam
hias hias membudidayak
3.8.4.Menyimpulk an tanaman hias
an langkah 3. Disajikan Tes Tulis Uraian 3.
langkah gambar salah
proses satu tanaman
produksi hias siswa dapat
tanaman menentukan
hias teknik budidaya
3.8.5.Menjelaskan yang digunakan
teknik – dalam proses
teknik produksi
pengemasan tanaman hias 4.
tanaman tersebut
hias 4. Disajikan uraian
tentang proses
menentukan
hasil siswa
dapat
menjelaskan
langkah-langkah 5.
untuk
membudidayak
an tanaman hias
5. Disajikan
Beberapa alur
proses produksi
siswa dapat
menentukan
proses produksi
yang sesuai
untuk budidaya
Rumusan Soal
3. Perhatikan gambar diatas, jelaskan teknik budidaya yang digunakan untuk tanaman
hias tersebut!
4. Proses yang benar menghasilkan produk yang berkualitas maka jelaskan langkah-
langkah budidaya tanaman hias yang kamu ketahui!
5. Perhatikan gambar alur proses produksi tanaman hias disamping, tentukan proses
produksi yang sesuai untuk budidaya tanaman hias keunggulan lokal daerah kita
c. Pemeliharaan, setelah langkah di atas anda lakukan maka sebaiknya anda harus
mengerti bagaimana cara perawatan yang baik dan benar, hal ini bisa berupa
penyiraman dan pemupukan tanaman dimana harus di lakukan secara rutin dan
sesuai agar dapat menghasilkan tanaman yang sehat dan juga tahan dari hama.
d. Faktor pendukung yang lainnya adalah persiapan lingkungan dimana anda
sebaiknya pilihkan tempat berupa tempa yang sering terkena sinar matahari
hari pertumbuhannya semakin cepat dan juga baik.
Dengan segala persiapan yang baik di atas tentunya akan sangat baik lagi bila anda
dukung dengan menggunakan hal hal di bawah ini:
a. Perhatikan kondisi tanamana agar terbebas dari hama seperti ulat, serangga,
lalat dan juga jamur, langkah yang bisa di tempat adalah dengan melakukan
penyemprotan hama dengan cara berkala.
b. Perhatikan perkembangan pertumbuhan tanaman hias, jika anda lihat sudah
terlalu rindang maka langkah yang baik yang bisa dilakukan adalah dengan
memangkas atau penataan yang baik agar tanaman bisa tumbuh secara sempurna
dan juga dapat memberikan efek yang baik yakni memicu tunas baru supaya cepat
muncul.
Pedoman penskoran
Nomer Soal Skor Maksimal
1 10
2 20
3 20
4 20
5 30
Total skor 100
Rumusan Soal Ketrampilan :
Ditampilkan pada Slide Power Point gambar alur proses produksi, gambar
tanaman tanaman hias, gambar kemasan produk tanaman hias.
6. Perhatikan gambar alur proses kerja, buatlah rancangan prosedur kerja pembuatan
tanaman hias yang sesuai dengan keunggulan lokal daerah kita!
7. Perhatikan contoh tanaman hias, buatlah tanaman hias sesuai dengan keunggulan
lokal daerah kita!
Instrumen Penilaian
A. Instrumen Penilaian Sikap
1. Lembar Observasi Sikap
Sikap yang menjadi fokus penilaian adalah peduli, responsif, tanggung
jawab, proaktif, jujur, percaya diri dan pantang menyerah.
Jurnal Penilaian Sikap:
Nama Kategori
Hari / Butir Tindak
No Peserta Kelas Kejadian/prilaku
Tanggal sikap + - lanjut
Didik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Dll.
Catatan: Hasil penilaian sikap dalam jurnal akan direkap dalam satu semester dan
diserahkan ke wali kelas, untuk dipertimbangkan dalam penilaian sikap dalam
rapor (menunjang penilaian sikap dari guru PAI dan guru PPKN).
Tugas : ..............................................
Nama : ..............................................
Kelas : ..............................................
Petunjuk :
Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda “v” pada kolom yang
sesuai dengan keadaan dirimu yang sebenarnya.
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1. Saya melakukan tugas dengan berkerja sama dengan
teman satu kelompok
2. Saya mencatat data dengan teliti dan sesuai dengan fakta
3. Saya menyelesaikan tugas sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan
4. Saya melaksanakan tugas dengan terlebih dahulu dengan
membaca petunjuk yang telah diberikan
Penilaian Proyek
Nama Proyek :
Alokasi Waktu :
Nama Kelompok :
Kelas/SMT :
No Tahapan Skor ( 1 – 3 )*
1 Tahap Perencanaan Bahan
2 Tahap Proses Budidaya :
a. Persiapan bibit dan Lahan
b. Teknik Pengolahan
c. K3 (Keselamatan kerja, keamanan dan kebersihan)
3 Tahap Akhir (Hasil Produk)
a. Kualitas
b. Kuantitas
TOTAL SKOR
Catatan :
*) Skor diberikan dengan rentang skor 1 (satu) sampai dengan 3 (tiga), dengan
ketentuan sesuai dengan rubrik penilaian proyek.
No Aspek Skor
1 Tahap Perencanaan Bahan 1-3
(tepat = 3, kurang tepat = 2, tidak tepat = 1)
2 Tahap Proses Budidaya
a. Persiapan lahan dan bibit 1-3
(tepat = 3, kurang tepat = 2, tidak tepat = 1)
b. Teknik Pengolahan
(tepat = 3, kurang tepat = 2, tidak tepat = 1) 1-3
c. K3 (Keselamatan kerja, keamanan dan kebersihan)
Sesuai dengan prosedur K3 = 3
Kurang sesuai dengan prosedur K3 = 2 1-3
Tidak sesuai dengan prosedur K3 = 1
3 Tahap Akhir
a. Kualitas 1-3
(baik = 3, kurang baik = 2, tidak baik = 1)
b. Kuantitas 1-3
(sesuai = 3, kurang sesuai = 2, tidak sesuai = 1)
Skor Maksimal 18
Skor Perolehan
Nilai Proyek = x 100
Skor Maksimal
Mengetahui Gresik, 17 Juli 2018
Kepala SMAN 1 Gresik Guru Mata Pelajaran
Lampiran 1 :
Materi Budidaya Tanaman Hias
B. Jenis dan karakteristik Tanaman Hias
Tanaman hias dalam penjabaran umum merujuk pada semua tumbuhan yang sengaja ditanam
sebagai komponen taman, kebun rumah, pemercantik ruangan, penghias busana, atau sebagai
bunga potong (buket dan karangan bunga).
Semua tanaman hias memunculkan kesan indah dari bagian tubuhnya, mulai dari bunga, daun,
buah, batang, dan bahkan pepagannya. Beberapa tanaman hias juga diketahui mempunyai bagian
tumbuhan yang mengeluarkan aroma segar untuk mengharumkan ruangan, atau bisa juga
ditanam untuk mempercantik ruangan serta mengusir nyamuk dan serangga.
Tanaman hias bisa ditanam di luar (outdoor) dan di dalam (indoor) ruangan. Setiap orang bisa
menanam tanaman hias sendiri di dalam atau sekitar rumahnya. Namun, apakah semua tanaman
hias memiliki daya tarik? Belum tentu, setiap orang punya pandangan masing-masing dalam
menentukan nilai keindahan.
Ada lima jenis tanaman hias:
1. Tanaman hias bunga
2. Tanaman hias daun
3. Tanaman hias buah
4. Tanaman hias akar
5. Tanaman hias batang
Sedangkan berdasarkan tempatnya, tanaman hias terbagi menjadi 3, yakni:
1. Tanaman hias biasa
2. Tanaman hias gantung
3. Tanaman hias air
Setelah mengetahui jenis-jenis dan keumuman keberadaannya, selanjutnya Anda bisa melihat
contoh dari kelima jenis tanaman hias tersebut berdasarkan kelompok jenis masing-masing.
1. TANAMAN HIAS BUNGA
Tanaman hias bunga didefinisikan sebagai tumbuhan yang mempunyai bunga berpesona
cantik dengan satu atau banyak warna. Tanaman hias bunga dapat menambah keindahan
suatu ruangan atau lingkungan di sekitarnya serta membuatnya terlihat lebih asri. Anda bisa
menanam tanaman hias bunga di dalam pot atau pada lahan tanah.
Ada banyak jenis tanaman hias bunga yang bisa Anda tanam di dalam ataupun luar
(sekitaran) rumah. Berikut ini beberapa contoh tanaman hias bunga beserta gambar dan
penjelasannya.
BUNGA ANGGREK
Anggrek merupakan tanaman hias bunga yang
cukup populer di Indonesia. Bunga anggrek sering
dipergunakan sebagai ungkapan rasa cinta, simbol
kemewahan dan keindahan selama ratusan tahun.
Bunga yang masuk ke dalam suku Orchidaceae ini
mempunyai banyak sekali varietas dengan
keindahan yang dibawa masing-masing variasinya.
Di Indonesia, ada sekitar 5.000 – 6.000 jenis bunga
anggrek yang sengaja dibudidayakan atau tumbuh
secara liar. Kita juga bisa dengan mudah
menemukan tanaman anggrek yang dijual di dalam pot pada toko-toko tanaman. Anggrek
juga biasa digunakan sebagai bunga potong. Pesona dari bunga anggrek telah menjadikannya
bunga nasional Singapura dan Thailand.
BUNGA MAWAR
B unga Mawar diberi julukan sebagai “Ratu Bunga”
dikarenakan mempunyai keindahan dan keunikan
yang khas. Bentuk yang indah pada kelopak bunga mawar didukung dengan aromanya yang
menarik. Selain anggrek, tanaman hias bunga mawar juga diindentikan dengan simbol perasaan
cinta terhadap seseorang.
Bunga mawar memilik iwarna-warna yang terang, mulai dari putih, merah, pink, dan ungu.
Bunga mawar sendiri dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan tempat tumbuhnya,
mulai dari Hybrid Tea, Floribunda, Polyantha, Grandiflora, dan Climbing Rose. Mawar
termasuk sebagai tanaman hias bunga yang mempunyai nilai ekonomi tinggi karena harga
jual dari satu set tanaman, bunga potong, hingga bunga taburnya bisa mencatut angka jutaan
rupiah.
BUNGA MELATI
Melati digolongkan sebagai tumbuhan perdu yang
termasuk ke DALAM macam-macam tanaman hias
bunga. Tanaman merambat yang terdiri dari sekitar
200 spesies ini tumbuh dengan subur di daerah
beriklim tropis dan hangat seperti Eurasia,
Australasia, Oseania, dan Indonesia. Melati terkenal
akan aroma wangi yang khas.
Pembudidayaan bunga melati di Indonesia sudah
dilakukan sejak lama. Bahkan, ada salah satu jenis
melati yang dijadikan simbol nasional atau “puspa
bangsa” yakni melati putih (Jasminum sambac) yang
melambangkan kesucian, kemurahan, dan punya kaitan kuat dengan berbagai tradisi di
banyak suku di Indonesia.
Hal-hal yang harus di perhatikan dalam budidaya tanaman hias adalah:
1. Media Tanam: yang terdiri dari wadah atau pot tanaman dan juga tanah yang merupakan
unsur pokok dalam penanaman. Jenis tanah sangat berpengaruh terhadap tanaman, jadi
sebaiknya perhatikan kesesuaian antara media tanam dengan jenis tanaman yang yang
akan di tanam.
2. Pemilihan tanaman: Pilihlah tanaman yang cukup mudah dalam perawatannya agar
memudahkan pekerjaan anda. Setiap tanaman memiliki karakterisik yang berbeda
dalam perawatan dan juga bisa sangat sensitife.
3. Perawatan: perawatan tanaman hias terdiri dari penyiraman dan pemupukan tanaman.
Siram tanaman secukupnya untuk menhindari pembusukan pada akar tanaman.
Gunakan pupuk kompos untuk pemupukan, bila sulit anda juga bisa menggunakan
pupuk buatan pabrik.
4. Tempat: Usahakan tanaman tidak terlalu sering terkena sinar matahari, buatlah
semacam peneduh dari jaring-jaring untuk atap tanaman anda.
Air sangat berperan penting terhadap tanaman, karena air berguna untuk mengontrol suhu
saat udara panas. Oleh karena itu penyiraman sangat berpengaruh terhadap kehidupan
tanaman, kekurangan dan bahkan terlambat menyiram tanaman berdampak layu pada daun.
Layu pada daun disebabkan oleh penguapan dalam sel tanaman akibat kekurangan kadar air
dan juga suhu udara di sekitar yang panas. Penyiraman terlalu banyak juga berdampak
buruk terhadap tanaman, apalagi tanaman dala pot. Ini akan membuat media tanam menjadi
lumpur lebih lama sehingga membuat akar tanaman membusuk.
Hal lain yang perlu di perhatikan dalam budi daya tanaman hias adalah:
1. Hama tanaman, seperti ulat, serangga, lalat dan juga jamur. Lakukan penyemprotan anti
hama terhadap jenis tanaman hias yang mudah terkena hama bila diperlukan.
2. Penataan dan pemangkasan, agar tanaman tumbuh rapi dan teratur lakukan penataan
terhadap ranting dan tangkai tanaman agar hasilnya bagus seperti pada tanaman
bonsai. Pemangkasan tanaman juga penting agar memicu tunas dan daun baru sehingga
tumbuh bersamaan.
3. Penggantian media tanam, hal ini dilakukan terhadap tanaman dalam pot yang
disebabkan oleh penuhnya akar sehingga dapat menghambat pertumbuhan.
Penggantian media tanam tergantung pada jenis tanaman.
Teknik teknik budidaya tanaman hias:
1. Teknik Generatif
2. Teknik Vegetatif
3. Teknik Kulturbjaringan
Contoh Ketiga
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dengan model
pedagoge genre, saintifik, dan CLIL peserta didik dapat menganalisis isi, struktur
dan kebahasaan teks negosiasi serta terampil menyusun teks negosiasi dan
mempraktikknnya dengan rasa ingin tahu, tanggung jawab, disiplin dan kreatif
(integritas) selama proses pembelajaran dan bersikap jujur, percaya diri serta
pantang menyerah.
D. Materi Pembelajaran
1. Teks negoisiasi
2. Isi teks negoasiasi
3. Struktur teks negosiasi
a. Orientasi
b. Pengajuan
c. Penawaran
d. Persetujuan
e. Penutup
4. Aspek kebahasaan teks negosiasi
a. Pasangan tuturan
b. Kalimat persuasif
5. Topik teks negoisiasi
6. Langkah-langkah menulis kerangka teks negosiasi
7. Langkah-langkah menulis teks negosiasi
E. Metode/Model
Pendekatan : Saintifik
Model : sintesis pedagogi genre, saintifik, dan CLIL
Metode : ceramah, diskusi kelompok, tanya jawab, peta konsep
H. Langkah-langkah Pembelajaran
PERTEMUAN KE 1
Alokasi
Langkah-langkah pembelajaran
Tahap waktu
PENDAHULUAN
MEMBANGUN 1. Peserta didik merespon salam tanda 5 menit
KONTEKS mensyukuri anugerah Tuhan dan saling
mendoakan.
2. Berdoa menurut kepercayaan masing-
masing.
3. Peserta didik merespon pertanyaan dari guru
berhubungan dengan pembelajaran
sebelumnya tentang konsep dasar teks
PERTEMUAN KE-2
Alokasi
Langkah-langkah pembelajaran
Tahap waktu
PENDAHULUAN
MEMBANGUN 1. Peserta didik merespon salam 5 menit
KONTEKS tanda mensyukuri anugerah Tu-
han dan saling mendoakan.
2. Berdoa menurut kepercayaan
masing-masing
3. Peserta didik merespon pertanyaan
dari guru berhubungan dengan
pembelajaran sebelumnya tentang
isi, struktur, dan ciri kebahasaan
teks negosiasi dengan keterampilan
menyusun teks negosiasi. (tanya
jawab)
a. Bagaimanakah isi teks negosiasi?
b. Bagaimanakah struktur teks negosiasi?
c. Unsur kebahasaan apa saja yang
terdapat dalam teks negosiasi?
I. Penilaian
1. Penilaian Sikap
a. Teknik penilaian : Observasi : sikap religiius dan sikap sosial
b. Bentuk penilaian : lembar pengamatan
c. Instrumen penilaian : jurnal (terlampir)
2. Pengetahuan
a. Jenis/Teknik tes : tertulis, lisan, dan Penugasan
b. Bentuk tes : uraian
c. Instrumen Penilaian (terlampir)
3. Keterampilan
a. Teknik/Bentuk Penilaian : Praktik/Performance, portofolio
b. Instrumen Penilaian (terlampir)
Remedial
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi Peserta didik yang capaian KD nya
belum tuntas.
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching
(klasikal), atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
c. Tes remedial, dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali ters
remedial belum mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam
bentuk tugas tanpa tes tertulis kembali.
Pengayaan
Bagi Peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut:
a. Siwa yang mencapai nilai n(ketuntasan )<n<n(maksimum) diberikan
materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan
tambahan.
___________________________ _______________________________
___________________________ _____________________________
Lampiran
Materi Pembelajaran
Teks negoisiasi dalam bentuk dialog
HP BARU
Perihal HP barunya itu, sesungguhnya sudah lama Rani menginginkannya. Beberapa
kali ia membujuk Ayahnya agar dibelikan HP. Gagal meminta langsung pada
Ayahnya, Rani pun minta bantuan ibunya. Namun, tetap saja usaha Rani gagal.
Minggu lalu, Rani benar-benar berusaha meyakinkan ayahnya betapa ia sangat
membutuhkan HP.
“Yah ... Rani benar-benar perlu HP. Belikan ya Yah?” kata Rani pada ayahnya.
“Ayah belum punya cukup uang untuk membeli HP, Ran. Lagipula kan sudah ada telepon
rumah,” kata ayah sambil meletakkan koran ke atas meja.
“Tapi, Yah ... semua teman Rani punya HP. Mereka dapat dengan mudah menelepon
orangtuanya saat terpaksa pulang telat.” “Lha kalau begitu kamu jangan pulang
telat,” kata ayah lagi.
Rani hampir saja menangis.
“Tak hanya itu, Yah ... Rani iri sama teman-teman Rani yang dapat dengan mudah
mengunduh materi pembelajaran, mengirim tugas, bahkan berdiskusi untuk
mengerjakan tugas-tugas tanpa harus keluar rumah,” kata Rani dengan kalimat yang
runtut dan jelas. Kalimat yang sudah beberapa hari ia rancang untuk merayu
Ayahnya.
Mendengar penjelasan Rani, Ayah melepas kacamatanya dan menatap Rani dengan
lembut.
“Sebegitu pentingkah HP itu bagimu, Nak?”
Rani hampir saja melonjak kegirangan mendengar reaksi ayahnya.
“Iya, Yah. Apalagi guru-guru sering menugaskan kami untuk mengirim tugas ke grup
facebook atau mengunggah tugas di blog. Kalau Rani punya HP kan enak. Bisa buat
diskusi bareng teman-teman sekaligus dapat mengakses internet melalui HP.”
“Hm ... Ayah akan membelikan HP untuk Rani, asal ....” ayah seakan sengaja menggoda
Rani.
“Asal apa, Yah?” tanya Rani tak sabar.
“Asal Rani rajin belajar dan berjanji akan menggunakan HP itu untuk hal-hal yang
positif.”
“Rani janji, Yah. Makasih ya Ayah,” janji Rani sambil memeluk Ayahnya.
Kalimat persuasif
“Yah ... Rani benar-benar perlu HP. Belikan ya Yah?” kata Rani pada ayahnya.
“Ayah belum punya cukup uang untuk membeli HP, Ran. Lagipula kan sudah ada telepon
rumah,” kata ayah sambil meletakkan koran ke atas meja.
“Tapi, Yah ... semua teman Rani punya HP. Mereka dapat dengan mudah menelepon
orang tuanya saat terpaksa pulang telat.” “Lha kalau begitu kamu jangan pulang
telat,” kata ayah lagi.
Kisi-Kisi
Materi Btk No
Kompetensi
IPK Pokok Kls/ Indikator Soal soal soal
Dasar
Smt
3.11 3.11.1 Menelaah Isi teks X/2 Disajikan sebuah Uraian 1
Menganalisis isi teks negosiasi negosiasi teks negosiasi
isi, struktur peserta didik dapat
(orientasi, menelaah faktor-
pengajuan, faktor yang
penawaran, menyebabkan
persetujuan, keberhasilan
penutup) dan negosiasi.
kebahasaan Disajikan sebuah 2
teks teks negosiasi yang
negosiasi. gagal mencapai
kesepakatan
peserta didik dapat
menjelaskan faktor
penyebabnya
Disajikan sebuah 3
teks negosiasi yang
gagal mencapai
kesepakatan
peserta didik dapat
menjelaskan
pendapatnya
bagaimana
melaksanakan
negosiasi di atas
agar terjadi
persetujuan jual
beli
:
Pembeli : “Baiklah, saya ambil 3 kilo ya Pak.”
PERTANYAAN:
1. Jelaskan faktor apa saja yang
menyebabkan negosiasi tersebut menghasilkan persetujuan?
( tersenyum simpul )
Pembeli Tetapi saya masih ingin melihat selanjutnya Pak, boleh cek perlengkapannya
pak?
Penjual oh ya , silahkan
Pembeli Terimakasih pak. ( Langsung mengecek mobil tersebut )
Penjual (setelah sdr, Midun selesai mengecek mobil tersebut). Bagaimana ?
oke kan? ( sambil tersenyum )
Pembeli Oh begini.. Berapa harga yang bapak tawarkan?
Penjual Nah, untuk masalah harga, setelah saya cari informasi dari berbagai sumber
mengenai harga mobil produksi tahun 2006, saya mematok harga Rp
225.000.000,00 Nego.
Pembeli Waaah, cukup tinggi ya pak harga nya,,
Penjual iya itu sesuai dengan keadaan mobilnya. Dan itu kan harga dari bapak, sekarang
berapa tawaran dari sdr, Midun.
Pembeli Sebenarnya setelah melihat mobilnya tadi saya menemukan perbedaan seperti
yang kita bicarakan tadi, dengan kondisi itu, bagaimana kalau saya tawar 200
juta pak.
Penjual Kalau harya segitu belum bisa Pak terlalu rendah, terlalu jauh di bawah pasaran.
Bagaimana kalau saya tawarkan 220 juta.
Pembeli Saya hanya punya uang sekitar 200 juta Pak,, kalau Bapak bisa melepas dengan
harga segitu saya jadi membeli, tapi uangnya ngak bisa cash hari ini Pak.
Penjual Kalau sgitu saya tetap belum bisa melepas mobil ini ke Sdr. Midun. Kalau nanti
sepakat harga maka masalah pembayaran harus cash Pak karena setelah ini
saya langsung akan membeli mobil lagi sebagai penggantinya.
Pembeli Kalau begitu kita belum jodoh dalam kesepakatan nampaknya Pak?
Penjual Sepertinya begitu Sdr. Midun.. Terima kasih telah berkunjun dan menwarkan
mobil saya Sdr. Midun ya.
Pembeli Oh ya Pak saya juga minta maah dan terima kasih.
PERTANYAAN:
2. Jelaskan faktor apa saja yang menyebabkan negosiasi tersebut TIDAK
menghasilkan persetujuan!
KUNCI JAWABAN
Penyebab tidak terjadinya kesepakatan dalam teks negosiasi di atas adalah:
1. Pembeli kecewa karena terjadi perbedaan kondisi tampilan mobil yang ditawarkan.
Di dalam iklan “Bengkulu Pos” kondisi tampilan Mobil mengkilap mulus ternayata
setelah dilihat pembeli yang nyata mobilnya ternyata tidak semengkilap dalam iklat
2. Harga yang ditawarkan penjual tidak disetujui oleh pembeli dan harga yang
ditawarkan oleh pembeli pun tidak disetujui oleh penjual.
3. Pembayaran yang tidak bisa cash hari itu juga oleh pembeli.
Penjual Kalau sgitu saya tetap belum bisa melepas mobil ini ke Sdr. Midun. Kalau nanti
sepakat harga maka masalah pembayaran harus cash Pak karena setelah ini
saya langsung akan membeli mobil lagi sebagai penggantinya.
Pembeli Kalau begitu kita belum jodoh dalam kesepakatan nampaknya Pak?
Penjual Sepertinya begitu Sdr. Midun.. Terima kasih telah berkunjun dan menwarkan
mobil saya Sdr. Midun ya.
Pembeli Oh ya Pak saya juga minta maah dan terima kasih.
KUNCI JAWABAN
Negosiasi di atas akan terjadi pesetujuan jual beli apabila:
1. Data mobil yang dipromosikan lewat media harus sesuai dengan kondisi
sebenarnya, sehingga tidak mengecewakan pembeli.
2. Pembeli apabila ingin melaksanakan negosiasi jual beli mobil tersebt harus memiliki
persiapan uang yang sesuai dengan jumlah harga yang ditawarkan.
Teks
Teks
1 Pembeli : “Berapa harga sekilo mangga ini,
Bang?”
Penjual : “Tiga puluh ribu, Bu.
Murah.”
Pembeli : “Boleh kurang kan, bang?”
Penjual : “Belum boleh, Bu.
Barangnya bagus lho, Bu. Ini bukan
karbitan. Matang pohon.”
PembeliSumb
: http://fotojurnalistiku.blo
“Iya, Bang, tapi
er: gspot.co.idhttp://fotojurn
harganya boleh kurang kan? Kan lagi musim,
Bang. Dua puluh ribu saja ya?”
Sumbalistiku.blogspot.co.id
Penjual er:: “Belum boleh, Bu. Dua puluh delapan ribu, ya, Bu. Biar saya dapat
untung, Bu.”
Pembeli : “Baiklah, tapi saya boleh milih sendiri, kan Bang?”
Penjual “Asal jangan pilih yang besar-besar, Bu. Nanti saya bisa rugi.”
:
Pembeli : “Iya, Bang. Yang penting saya dapat mangga yang bagus dan tidak
busuk.”
Penjual “Saya jamin, Bu. Kalau ada yang busuk boleh ditukarkan.”
:
Pembeli : “Baiklah, saya ambil 3 kilo ya Pak.”
PERTANYAAN:
4. mengelompokkan teks negosasi tersebut berdasarkan strukturnya yang terdiri
atas asosiasi, pengajuan, penawaran, persetujuan
KUNCI JAWABAN
Pembeli “Berapa harga sekilo mangga ini, Bang?”(sambil Orientasi
: menunjuk ke arah mangga gedong gincu)
Pembeli “Iya, Bang, tapi harganya boleh kurang kan? Kan lagi Pengajuan
: musim, Bang. Dua puluh ribu saja ya?”
Penjual “Belum boleh, Bu. Dua puluh delapan ribu, ya, Bu. Penawaran
: Biar saya dapat untung, Bu.”
Pembeli “Baiklah, tapi saya boleh milih sendiri, kan Bang?” Pengajuan
:
Pembeli “Iya, Bang. Yang penting saya dapat mangga yang Persetujuan
: bagus dan tidak busuk.”
Penjual “Saya jamin, Bu. Kalau ada yang busuk boleh
: ditukarkan.”
Pembeli
“Baiklah, saya ambil 3 kilo ya Pak.”
:
Teks
PEDOMAN PENSKORAN
Soal Aspek yang Dinilai Skor
5 Peserta didik menemukan 2 pasangan tuturan yang terdapat 4
dalam teks negosiasi sangat tepat
Peserta didik menemukan 2 pasangan tuturan yang terdapat 3
dalam teks negosiasi tepat
Peserta didik menemukan 2 pasangan tuturan yang terdapat 2
dalam teks negosiasi kurang tepat
Peserta didik menemukan 2 pasangan tuturan yang terdapat 1
dalam teks negosiasi tidak tepat
Soal Aspek yang Dinilai Skor
6 Peserta didik menemukan 2 kalimat persuasif yang terdapat 4
dalam teks negosiasi tepat
Peserta didik menemukan 2 kalimat persuasif yang terdapat 3
dalam teks negosiasi tepat
Peserta didik menemukan 2 kalimat persuasif yang terdapat 2
dalam teks negosiasi kurang tepat
Peserta didik menemukan 2 kalimat persuasif yang terdapat 1
dalam teks negosiasi kurang tepat
PENUGASAN
1. Praktik/Performance
Materi No
Kompetensi Dasar IPK Indikator Soal
Pokok Soal
4,11 Mengkonstruksikan 4.11.1 Mendata Topik teks Peserta didik 1
teks negosiasi dengan topik teks negosiasi dapat mendata
memerhatikan isi, negosiasi topik teks
struktur (orientasi, negosiasi
pengajuan, penawaran, 4.11.2 Menyusun Menyusun Peserta didik 2
persetujuan, penutup) teks kerangka teks dapat menyusun
dan kebahasaan. negosiasi negosiasi kerangka teks
sesuai topik negosiasi
Soal
1. Rumuskan topik yang tepat untuk menyusun teks negosiasi!
2. Susunlah kerangka teks negosiasi berdasarkan topik yang telah ditentukan!
3. Susunlah sebuah teks negosiasi berdasarkan topik yang sudah ditetapkan
4. Tampilkanlah peran teks negosiasi yang telah disusun tersebut!
PEDOMAN PENSKORAN
No Aspek yang Dinilai Skor
1 Peserta didik menentukan topik teks negosiasi sangat sesuai isi 4
teks
Peserta didik menentukan topik teks negosiasi sesuai isi teks 3
Peserta didik menentukan topik teks negosiasi kurangsesuai isi 2
teks
Peserta didik menentukan topik teks negosiasi tidak sesuai isi 1
teks
No Aspek yang Dinilai Skor
2 Peserta didik menulis teks negosiasi sangat sesuai dengan 4
kerangka, struktur, ciri kebahasaan, dan PUEBI
Peserta didik menulis teks negosiasi sesuai dengan kerangka, 3
struktur, ciri kebahasaan, dan PUEBI
Peserta didik menulis teks negosiasi kurang sesuai dengan 2
kerangka, struktur, ciri kebahasaan, dan PUEBI
Peserta didik menulis teks negosiasi tidak sesuai dengan 1
kerangka, struktur, ciri kebahasaan, dan PUEBI
No Aspek yang Dinilai Skor
3 Peserta didik memerankan teks negosiasi sangat sesuai dengan isi 4
, struktur, ciri kebahasaan,
Peserta didik memerankan teks negosiasi sesuai dengan isi, 3
struktur, ciri kebahasaan,
Peserta didik memerankan teks negosiasi kurang sesuai dengan 2
isi, struktur, ciri kebahasaan
Peserta didik memerankan teks negosiasi tidak sesuai dengan isi, 1
struktur, ciri kebahasaan
2. Portofolio
Semua hasil pekerjaan siswa
a. Kerangka teks negosiasi
b. Teks negosiasi
Jenis Tugas :
Kelas :
Semester/ Tahun Pelajaran : 2/ 2016 - 2017
Contoh Keempat
A. Kompetensi Inti
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,peduli ( gotong royong,
kerjasama, toleran,damai), santun, responsive dan pro-aktif sebagai bagian dari
solusi.
KI 3 Memahami,menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan factual ,
konseptual, procedural,dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, tehnologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan,
Pengetahuan Keterampilan
.6 Menganalisis perkembangan .6. Menyajikan hasil penalaran dalam
kehidupan masyarakat, bentuk tulisan tentang nilai-nilai
pemerintahan, dan budaya pada dan unsur budaya yang
masa kerajaan-kerajaan Hindu berkembang pada masa kerajaan
dan Buddha di Indonesia serta Hindu dan Buddha yang masih
menunjukkan contoh bukti- berkelanjutan dalam kehidupan
bukti yang masih berlaku pada bangsa Indonesia pada masa kini
kehidupan masyarakat
Indonesia masa kini
Pengetahuan Keterampilan
3.6.1 Membandingkan Kehidupan 4.6.1. Menyusun laporan mengenai
Kehidupan politik dan hasil penalaran dalam bentuk
pemerintahan di kerajaan tulisan tentang nilai-nilai dan
Sriwijaya dan Mataram Kuno unsur budaya yang berkembang
3.6.2 Membandingkan pada masa kerajaan Hindu dan
perkembangan kehidupan Buddha yang masih
agama pada masa kerajaan berkelanjutan dalam kehidupan
Sriwijaya dan Mataram Kuno bangsa Indonesia pada masa kini
3.6.3 Membandingkan
perkembangan kehidupan 4.6.2. Menyajikan hasil penalaran
ekonomi kerajaan –kerajaan dalam bentuk tulisan tentang
Hindu – Budha di Indonesia nilai-nilai dan unsur budaya
3.6.4 Membandingkan kehidupan yang berkembang pada masa
social budaya masyarakat kerajaan Hindu dan Buddha
pada masa kerajaan Sriwijaya yang masih berkelanjutan dalam
dan Mataram kehidupan bangsa Indonesia
3.6.5 Mengaitkan hubungan antara pada masa kini
Runtuhnya kerajaan mataram
dengan keberadaan kerajaan
Sriwijaya
C. Tujuan Pembelajaran :
Melalui pembelajaran problem besed learning peserta didik mampu berfikir secara
kritis dan kreatif (Kemandirian) dalam menganalisis perkembangan kehidupan
masyarakat, pemerintahan, dan budaya masa kerajaan-kerajaan Hindu dan
Buddha di Indonesia pada masa kehidupan kerajaan Sriwijaya, mampu
menyusun laporan mengenai hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai-
nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Hindu dan Buddha
yang masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini masa
kini dengan mengembangkan bentuk bekerja sama (Gotong royong) serta
menjujung tinggi tanggung jawab yang diberikan (kemandirian)
D. Materi Ajar
Perkembangan kehidupan masyarakat kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha di
Indonesia pada masa kerajaan Sriwijaya
E. Metode
1. Metode Kooperatif Learning
2. Model Pembelajaran Problem Based Learning
G. Sumber Belajar
Buku Sejarah Indonesia kelas X, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Soekmono, R. 1973. Pengantar Sejarah kebudayaan Indoesia II. Yogyakarta.
Kanisius
http://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/gending-
sriwijaya-tari-kolosal-penyambut-tamu-raja. Diunduh pada tanggal 7
Agustus 2016
https://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Kota_Kapur diunduh tanggal 11 Juni
2016
H. Kegiatan pembelajaran
Pertemuan 1
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
1 2 3
Pendahuluan a. Mengawali pembelajaran dengan berdoa dan memberi 15 Menit
salam
b. Menyanyikan lagu Indonesia untuk menumbuhkan nilai
nasionalisme. (Pada jam pertama)
c. Mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk
memulai proses KBM (kerapian, kebersihan ruang
kelas, menyediakan media dan alat serta buku yang
diperlukan)
d. Mengingatkan kembali kepada siswa tentang materi
pertemuan sebelumnya tentang pekembangan
kehidupan agama dan ekonomi dari kerajaan Kutai
Tarumanegara
e. Memotivasi peserta didik untuk lebih fokus dan
semangat dalam mengikuti pembelajaran serta
menanamkan rasa cinta tanah air
©2018. Dit Pembinaan SMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 100
Model Pengembangan RPP
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
1 2 3
©2018. Dit Pembinaan SMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 101
Model Pengembangan RPP
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
1 2 3
(Pada kegiatan penutup guru melakukan penguatan nilai
karakter berbasis masyarakat yaitu dengan memberikan
tugas mencari informasi di lingkungan sekitar).
Pertemuan 2
©2018. Dit Pembinaan SMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 102
Model Pengembangan RPP
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
1 2 3
a. Mengawali pembelajaran dengan berdoa dan memberi
salam
b. Menyanyikan lagu Indonesia (Pada jam pertama)
c. Mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk
memulai proses KBM (kerapian, kebersihan ruang kelas,
menyediakan media dan alat serta buku yang
Kegiatan
diperlukan)
Pendahuluan
b. Mengingatkan kembali kepada siswa tentang materi
pertemuan sebelumnya tentang pekembangan
kehidupan agama dan ekonomi dari kerajaan Kutai
Tarumanegara
c. Memotivasi peserta didik untuk lebih fokus dan
semangat dalam mengikuti pembelajaran
4. Mengambangkan dan menyajikan hasil karya
Masing-masing kelompok belajar membahas dan
mendiskusikan semua informasi yang didapat
terkait dengan kehidupan politik, agama, ekonomi,
serta kehidupan social dan budaya masyarakat pada
masa kerajaan Sriwijaya dan Mataram Kuno
hinggadapat diwujudkan dalam sebuah laporan
selanjutnya
Kegiatan Inti Setiap kelompok setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusi
Guru memfasilitasi diskusi kelompok
©2018. Dit Pembinaan SMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 103
Model Pengembangan RPP
LAMPIRAN-LAMPIRAN RPP
©2018. Dit Pembinaan SMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 104
Model Pengembangan RPP
3. Hasil penilaian sikap dalam jurnal akan direkap dalam satu semester dan
diserahkan ke wali kelas, untuk dipertimbangkan dalam penilaian sikap dalam
rapor (menunjang penilaian sikap dari guru PAI dan guru PPKN).
©2018. Dit Pembinaan SMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 105
Model Pengembangan RPP
©2018. Dit Pembinaan SMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 106
Model Pengembangan RPP
Kunci Jawaban
No Jawaban Skor
Kerajaan Sriwijaya
Berdasarkan prasasti kedukan bukit dan prasasti nalanda kerajaan
1
Sriwijaya diperintah oleh 2 orang raja
Dapunta Hyang
1
Balaputra dewa
1
Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Mataram
1
Ada dua wangsa yang memerintah Mataram yaitu syailendra dan
1
sanjaya
Jumlah 5
Di Mataram terdapat dua agama besar yaitu agama Budha yang dianut 1
oleh wangsa Syailendra dan agama Hindu yang dianut oleh dinasti
Sanjaya 1
Agama Buddha yang berkembang di Mataram tidak bisa berkembang
pesat krn pada perkembangan selanjutnya Agama Hindu
Jumlah 2
Kehidupan ekonomi Sriwijaya bersandar pada pelayaran dan 1
perdagangan 1
Kehidupan ekonomi kerajaan Mataram bersandar pada kehidupan 1
pertanian
Kesimpulannya bahwa perbedaan kehidupan ekonomi kedua kerajaan
tersebut dilatarbelakangi oleh faktor geografi yaitu daerah pesisir dan
pedalaman
Jumlah 3
Kehidupan social masyarakat kerajaan Sriwijaya dan mataram sangat 1
dipenagruhi oleh kondisi alam/factor georafris
Karena letaknya di daerah pantai maka masyarakat sriwijaya sangat 1
terbuka terhadap dan merupakan masyarakat yang sangat dinamis
dibuktikan dengan luasnya kekuasaan kerajaan Sriwijaya
Kondisi geografis lingkungan alam yang bergunung-gunung membuat 1
masayrakat mataram lebih berfokus pada urusan dalam negeri
misalnya kehidupan agama, pembangunan sarana ibadah (candi-Candi
yang sangat besar dan megah
Jumlah 3
Balaputradewa merupakan anak dari msaratungga raja ataram dari 1
dinasti Syailendra
Balaputra dewa merupakan cucu dari Dapunta Hyang raja Sriwijaya 1
Ketika terjadi pertikaian antara dampunta Balaputradewa melawan 1
Pramudya wardai dan Rakai Pikatan. Balaputradewa melarikan diri ke
Sriwijaya dan dinobatkan menajdi raja
Jumlah 3
Jumlah Skor secara keseluruhan 16
Nilai :
Skor Perolehan
X 100
Skor maksimal
©2018. Dit Pembinaan SMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 107
Model Pengembangan RPP
Penilaian Presentasi
b. Penilaian Presentasi
Skor Perolehan
X 100
Skor maksimal
Keterangan Nilai
a. Peserta didik mendapat nilai 1 jika tidak mampu menjelaskan, berargumen dan
merespon pertanyaan
b. Peserta didik mendapat nilai 2 jika cukup mampu menjelaskan, berargumen dan
merespon pertanyaan
c. Peserta didik mendapatkan nilai 3 jika mampu menjelaskan, berargumen dan
merespon pertanyaan
©2018. Dit Pembinaan SMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 108
Model Pengembangan RPP
5 Kerapian tulisan
Nilai rata-rata
Gb 3. Prasasti Canggal
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjateng/wp-
content/uploads/sites/31/2014/07/gw1.jpg
Asal usul wangsa Sanjaya tercantum dalam prasasti Canggal (732 M) yang terletak di
gunung Wukir yang menyebutkan bahwa Sanjaya adalah keponakan Sanna (anak dari
Sanaha). Raja pertama dari Dinasti Sanjaya adalah Sanjaya yang memerintah di ibu kota
bernama Medang.
Adapun isi dari Prasasti canggal dituliskan dengan menggunakan huruf Pallawa dan
berbahasa Sansekerta bahwa pada tahun tersebut Sanjaya mendirikan Lingga di bukit
Stirangga untuk keselamatan rakyatnya dan pemunjaan terhadap Syiwa, Brahma, dan
wisnu, di daerah Kunjarakunja. Disebutkan juga tentang pulau Jawa yang subur dan
banyak menghasilkan gandum atau padi dan kaya akan tambang emas, yang mula-mula
diperintah oleh Raja Sanna. Setelah Raja Sanna meninggal, ia digantikan oleh Raja
Sanjaya, anak saudara perempuan Raja Sanna. Raja Sanjaya adalah seorang raja yang
gagah berani yang telah menaklukkan raja di sekelilingnya dan menjadikan
kemakmuran bagi rakyatnya. Menurut Carita Parahyangan (buku sejarah Pasundan),
disebutkan Sanna berasal dari Galuh (Ciamis).
Bukti lain tentang keberadaan wangsa Sanjaya dapat kalian jumpai dalam tulisan yang
dipahatkan pada prasasti Kalasan (778 M) yang terdapat di sebelah timur Yogyakarta.
Tahukah kalian apa isi dari prasasti tersebut? Informasi yang terulis di prasasti kalasan
dapat kalian temukan di http://www.gurusejarah.com/2015/09/isi-lengkap-prasasti-
mataram-sumber.html
©2018. Dit Pembinaan SMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 109
Model Pengembangan RPP
Anak-anak yang Smart kehidupan politik pemerintahan raja-raja Mataram Kuno kalian
dapat kita jumpai dari isi prasasti Kedu karena dalam prasasti Prasasti Kedu (Prasasti
Mantyasih) berangka tahun 907 M yang mencantumkan silsilah raja-raja yang
memerintah di Kerajaan Mataram. Prasasti ini dibuat pada masa Raja Rakai Dyah
Balitung.
Adapun silsilah raja –raja yang pernah memerintah adalah yang pertama Rakai Matram
sang Ratu Sanjaya, Sri maharaja Rakai Panangkaran, Rakai maharaja Panunggalan, Sri
Maharaja rakai Warak, Sri maharaja Rakai Garung, lalu Sri maharaja Rakai Pikatan,
penggantinya adalah Sri Maharaja Rakai Kayuwangi, dilanjutkan oleh penerusnya yaitu
Rakai Watuhumalang dan yang terakahir adalah Rakai Dyah Balitung.
Menurut prasasti Kedu ini pula dapat diketahui bahwa salah seorang keturunan raja
Dinasti Syailendra yang bernama Sri Sanggrama Dhananjaya berhasil menggeser
kekuasaan Dinasti Sanjaya yang dipimpin Rakai Panangkaran pada tahun 778. Sejak saat
itu, Kerajaan Mataram dikuasai sepenuhnya oleh Dinasti Syailendra.
Prasasti Kedu
Sumber http://www.palingcucok.com/2014/11
/prasasti-peninggalan-sejarah-indonesia.htm
Wangsa Syailendra
Anak-anak generasi emas Indonesia Bhanu merupakan raja pertama yang mendirikan
wangsa Syeilendra di Mataram, Setelah itu tampuk pemerintahan dilanjutkan oleh
Wisnu ( 775-782 M)., pada masa Selanjutnya adalah Raja Indra (782-812M), pada masa
ini raja Indra membuat prasasti kelurak yang berisi pendirian bangunan suci untuk arca
Manjusri atas perintah raja Indra yang bergelar Sri Sanggramadhanajaya. untuk
memprkokoh pengaruh kekuasaaanya Indra mengawinkan putranya yang bernama
Smaratongga dengan putri Raja Sriwijaya.
Tahukah kalian bahwa raja berperan sebagai pengatur dari segala dimensi kehidupan
rakyatnya, pada masa ini mulainlah dibangun candi Borobudur sebagi bentuk
penghayatan nilai dalam agama Budha.
Smaratonga digantikan oleh seorang putra yang bernama Balaputradewa. Smaratongga
juga mempuyai seorang putri yang bernama Pramudya Wardani yang disebut juga
dengan Sri Kaluhunan. Untuk mengatasi masalah pemeritahan di jawa tengah yang
dapat memicu timbulnya permusuhan maka Smaratongga menikahkan Putrinya dengan
putra dari rakai Garung yaitu Rakai Pikatan. Sejak saaat itu pengaruh Sanjaya menjadi
kuat kembali, disusul dengan perang yang terjadi antara Pramodyawardani yang
didukung oleh Rakai Pikatan dengan Balaputradewa. Perginya Balaputradewa ke
Sriwijaya menjadi sejarah berakhirnya kekuasaan Syailendra di Maratam selama satu
©2018. Dit Pembinaan SMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 110
Model Pengembangan RPP
abad. Perang saudara dan kekalahan Balaputradewa tuliskan pada prasasti Boko yang
berangka tahun 856 M.
©2018. Dit Pembinaan SMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 111
Model Pengembangan RPP
Anak-anak yang Smart dari gambar diatas jelas bahwa kerukunan antara umat
beragama berkembang dengan sangat baik, serta mereka terlihat saling mengaharagai
satu dengan yang lain hingga terciptalah masyarakat yang merdeka dalam menjalankan
ibadahnya masing-masing. Nah jika pada abad ke 8 M masyarakat Indonesia mampu
melakukan toleransi Agama dengan begitu baiknya. Lalu bagaimana pendapatmu
tentang tentang toleransi beragama saat ini di Indonesia?
Mari kita lanjutkan lagi diskusi mengenai kehidupan keagamaan. Di kerajaan Mataram
terdapat dua dinasti yang memerintah, masing-masing adalah dinassti Syaelendra
(penganut Budha) yang memerintah di sebelah selatan dan dinasti Sanjaya yang
(penganut Hindu) memerintah di sebelah Utara.
Agama Budha berkembang sangat pusat di daerah selatan pusat kekuasaan dinasti
Syailendra. Jika kalian ingin tau buktinya adalah Candi Ngawen, mendut, Pawon dan
Borobudur. Sementara peninggalan dari dinasti Sanjaya yang beragama Hindu seperti
candi Bima, candi Arjuna, candi Nakula, candi Prambanan, candi Sambisari, cadi Ratu
Baka, dan candi Sukuh.
Candi borobudur merupakan candi terbesar agama Budha di Indonesia bahkan di dunia
ini didirikan oleh raja Smaratongga pada tahun 824 M dilanjutkan sampai masa
pemerintahan Pramodyawardani dan rakai Pikatan ( 840-863 M)
©2018. Dit Pembinaan SMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 112
Model Pengembangan RPP
©2018. Dit Pembinaan SMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 113
Model Pengembangan RPP
semesta dan kehidupan manusia maka harus dijalin hubungan yang harmonis antara
alam semesta dan manusia, begitu juga sebaliknya. Nah bagaimanakah menurut kalian
tentang konsep ini, setuju ataukah tidak setuju?
Anak-anak dalam bidang kebudayan kerajaan Mararam Kuno paling banyak
meninggalkan bangunan candi seperti yang telah disebut diatas. Candi Prambanan
memiliki relief yang memuat kisah Ramayana. Menurut para ahli, Relief ini merip
dengan cerita Ramayana yang dituturkan secara lisan. Relief yang lain yag tak kalah
menarik adalah adanya pohon Kalpataru yang dalam agama Hindu dianggap sebagai
pohon kehidupan. Keberadan pohon ini membuat para Ahli menganggap bahwa
masyarakat Mataram sangat arif dalam mengelola lingkungan.
Keserasian hidup dengan alam, keserasian manusia dalam menjaga lingkungan alam
oleh masyarakat mataram disimbulkan dengan pahatan pohon kalpataru di candi
prambanan.
Anak-anak tentang seni budaya yang berkembang di daerah selatan tidak jauh beda
dengan perkembangan budaya yang ada di daerah utara. Borobudur merupakan saksi
bisu betapa kebudayaan dinasti Syaelendra begitu tingginya. Untuk semua yang
berkaitan dengan candi Borobudur kalian dapat menggali informasi ini dengan
membaca buku Sejarah Indoensia X dari kemnetrian pendidikan dan kebudayaan
halaman 115-117.
©2018. Dit Pembinaan SMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 114
Model Pengembangan RPP
Pengganti Mpu Sindok selanjutnya adalah Darmawanagsa Teguh yang memeluk hindu
aliran Waisya. Dia memerintahkan untuk menyadur kitab Mahabharatha dalam bahasa
jawa Kuno. Setelah darmawangsa Teguh wafat dia digantukan oleh putra menantunya
yang bernama Airlangga. Ketika sedang berlangsung pesta pernikahan antara Airlangga
dan putri dari Darmawangsa, kerajaan diserbu oleh pasukan wurawari, kejadian ini
disebut dalam prasasti pucangan sebagai Paralaya yang terjadi pada tahun 916 M.
Akhirnya Airlangga lari ke hutan bersama pengikut setianya yang bernama Narotama,
Airlangga hidup bersama para pendeta Budha dan Hindu. Airlangga akhirnya
dinobatkan oleh para pendeta dan rakyat sebgai seorang raja .
©2018. Dit Pembinaan SMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 115
Model Pengembangan RPP
©2018. Dit Pembinaan SMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 116
Model Pengembangan RPP
Prasasti yang mempunyai tinggi 118 cm dan lebar 148 cm ini, di bagian atasnya
terdapat hiasan tujuh ekor kepala ular kobra, dan di bagian bawah tengah terdapat
semacam cerat (pancuran) tempat mengalirkan air pembasuh. Prasasti ini
menggunakan berhuruf Pallawa, dan berbahasa Melayu Kuno. Garis besar isinya
tentang kutukan terhadap siapa saja yang melakukan kejahatan di kedatuan Sriwijaya
dan tidak taat kepada perintah dā tu.
©2018. Dit Pembinaan SMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 117
Model Pengembangan RPP
Prasasti ini tidak berangka tahun, namun teridentifikasi menggunakan aksara Pallawa
dan bahasanya Melayu kuna. Isinya tentang kutukan bagi orang yang tidak tunduk atau
setia kepada raja dan orang-orang yang berbuat jahat. Kutukan pada isi prasasti ini
mirip dengan yang terdapat pada Prasasti Kota Kapur dan Prasasti Telaga Batu.
©2018. Dit Pembinaan SMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 118
Model Pengembangan RPP
Pada masa pemerintahannya Sriwijaya mendapatkan serangan dari kerajaan Chola, raja
ditawan dan baru dilepaskan pada masa pemerintahan Raja Kulotungga I di Chola
©2018. Dit Pembinaan SMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 119
Model Pengembangan RPP
sumber:http://ruanasagita.blogspot.co.id/2016/05/3-tokoh-sejarah-kerajaan-budha-
di.html
Agama yang dianut oleh Sriwijaya adalah agama Budha, tepatnya mahayana. Informasi
ini diperoleh dari cacatan seorang pendeta Budha yang akan mempelajari agama Budha
ke India. Sebelum berangkat ke India dia singgah ke Sriwijaya untuk mendalami bahasa
Sansekerta. Dari catatan-catatan I-Tsing inilah diketahui bahwa kerajan Sriwijaya
merupakan pusat perkembangan kerajaan Budha di Asia tenggara.
Pada tahun 671 M dia membuat tulisan mengenai kehidupan keagamaan di Sriwijaya. I-
Tsing melaporkan bahwa Sriwijaya menjadi pusat pembelajaran agama Budha,
khususnya aliran Mahayana, namun begitu Hinayana juga berkembang di Sriwijaya.
Prasasti Nalanda yang dipahatkan di lempengan logan. Dalam inskripsi Nalanda ini juga
diceritakan tentang pembangunan wihara di India oleh raja Balaputra Dewa untuk
kepentingan para peziarah dari Sriwijaya
©2018. Dit Pembinaan SMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 120
Model Pengembangan RPP
Gambar 13 Model kapal Sriwijaya tahun 800-an Masehi sebagai sarana transportasi
Sumber ttp://lisagopar.com/mengapa-kerajaan-sriwijaya-disebut-kerajaan-maritim
©2018. Dit Pembinaan SMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 121
Model Pengembangan RPP
sejumlah penyerangan yang dilakukan oleh kerajaan-kerajaan pesaing baik yang berasal
dari jawa maupun India.
Gambar 16: Busana gadis penari gending sriwijaya yang raya dan keeemasan
menggambarkan kegemilangan dan kekayaan Sriwijaya
Sumber http://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/gending-sriwijaya-
tari-kolosal-penyambut-tamu-raja
Kegemilangan Sriwijaya telah mampu menjadi sumber kebangaan dan kejayaan masa
lalu Indonesia. Kegemilangan Sriwijaya menjadi sumber kebangsaan nasional dan
identitas daerah. Keluhuran Sriwijaya telah menginspirasi seni budaya dan bidang
kehidupan yang lain. Kebesaran Sriwijaya menjadi motivasi bangsa Indonesia pada abad
19 untuk menyatukan nusantara dengan satu indentitas bangsa yaitu satu bahasa
persatuan, bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu. Kebangkitan nasional
membuktikan bahwa kebesaran Sriwijaya menjadi faktor pendorongnya.
©2018. Dit Pembinaan SMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 122
Model Pengembangan RPP
©2018. Dit Pembinaan SMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 123