ii
KATA PENGANTAR
iii
Terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan
petunjuk pelaksanaan ini. Masukan yang bersifat konstruktif sangat kami
harapkan.
Surakarta, April 2011
Kepala LPPKS
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... v
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A.
B.
C.
D.
E.
BAB II
BAB III
Landasan Filosofi........................................................................ 4
B.
BAB IV
BAB V
PENUTUP ........................................................................................ 19
Glossarium ........................................................................................................ 20
Lampiran lampiran 21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13
Tahun
2007
tentang
Standar
Kepala
Sekolah/Madrasah
dan
terjamin,
sekolah/madrasah
dan
ini
mampu
diperhatikan,
membuat
baik
standar
kepala
calon
kepala
oleh
kompetensi
calon
kepala
sekolah/madrasah.
Dengan
B. Dasar Hukum
Dasar hukum pelaksanaan analisis kebutuhan pengembangan
keprofesian (AKPK) adalah:
1. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009
tentang Penjaminan Mutu Pendidikan;
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 78 Tahun 2009
tentang Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional pada
Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah;
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
6 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga
Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah;
10. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya
C. Tujuan
Petunjuk
Pelaksanaan
Analisis
Kebutuhan
Pengembangan
D. Sasaran
Petunjuk Pelaksanaan ini diperuntukkan bagi:
1. Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah /
Madrasah (LPPCKS/M)
2. Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama Provinsi/ Kabupaten/
Kota;
3. Fasilitator
Pendidikan
dan
Pelatihan
(Diklat)
calon
kepala
sekolah/madrasah.
BAB II
ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
A. Landasan Filosofi
AKPK sebagai suatu instrumen pengembangan keprofesian calon
kepala sekolah/madrasah, pada prinsipnya dapat digunakan oleh
semua guru yang telah memenuhi persyaratan sebagai calon kepala
sekolah/madrasah. Hal ini didasari pada kebutuhan guru dalam
memenuhi tuntutan standar kompetensi untuk menjadi kepala sekolah.
B. Konsep AKPK
1. Pengertian
AKPK adalah instrumen berbentuk angket yang digunakan untuk
memetakan keprofesian calon kepala sekolah/madrasah. AKPK
bersifat individual dan merupakan alat refleksi bagi calon kepala
sekolah/madrasah untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan
pengalaman yang sudah dimilikinya berkenaan dengan kompetensi
calon kepala sekolah/madrasah.
2. Tujuan AKPK
Tujuan dilakukannya AKPK bagi calon kepala sekolah/madrasah
adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengidentifikasi bagian-bagian kompetensi yang telah
dikuasai oleh calon kepala sekolah/madrasah yang ditunjukkan
melalui
pengetahuan
dan
pengalamannya.
Data
ini
c. Untuk
merumusan
program
diklat
bagi
calon
kepala
sekolah/madrasah.
3. Manfaat AKPK
Analisis hasil AKPK memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang
terkait dengan program penyiapan calon kepala sekolah/madrasah
sebagai berikut.
a. LPPCKS/M
1)
Peta
kompetensi
sekolah/madrasah
awal
yang
setiap
telah
calon
mengisi
AKPK
kepala
akan
Hasil
AKPK
digunakan
sebagai
dasar
untuk
kesamaan
kebutuhan
pengembangan
keprofesiannya.
3)
2)
c. Fasilitator Diklat.
1) Untuk menentukan keluasan dan kedalaman materi diklat.
2) Sebagai dasar menentukan strategi dan pendekatan
pembelajaran.
d.
2)
calon
kepala
sekolah/madrasah
pengetahuan
dan
keahlian
yang
sebagai
telah
kepala
dimana
calon
kepala
sekolah/madrasah
masih
penyiapan calon
kompetensi
kepala
prioritas
sekolah
dan
yang
hanya
memilih
Tabel 2.1: Struktur AKPK calon kepala sekolah adalah sebagai berikut:
JUMLAH ITEM
Kompetensi
Kepribadian
7 item
Kompetensi
Manajerial
14 item
Kompetensi
Supervisi
6 item
Kompetensi
Kewirausahaan
5 item
Kompetensi
Sosial
5 item
Jumlah
37 item
5. Pelaksana AKPK
PPPPTK, LPMP dan lembaga lain yang terakreditasi oleh Badan
Pengembangan
Sumber
Daya
Manusia
Pendidikan
dan
menjadi
calon
kepala
sekolah/madrasah
sampai
AKPK
dilaksanakan
melalui
tahapan
sebagaimana
Peserta
Menerima
Instrumen AKPK
Peserta Mengisi
Intrumen AKPK
Kelengkapan
Pengisian
Instrumen AKPK
Tidak
Analisis AKPK
Rekomendasi
AKPK
BAB III
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB LEMBAGA TERKAIT
Penyelenggaraan
Analisis
Kebutuhan
Pengembangan
Keprofesian
program
diklat,
meliputi:
struktur
program,
diklat
penyiapan
calon
kepala
sekolah/madrasah.
7. Menyusun dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan dan
analisis AKPK kepada Dinas Pendidikan/Kantor Kementerian
Agama Provinsi, Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya,
dan LPPKS.
B. Lembaga
Pengembangan
dan
Pemberdayaan
Kepala
Sekolah/Madrasah (LPPKS)
LPPKS memiliki tugas dan tanggungjawab untuk:
1. Memastikan adanya kesatuan proses dan mekanisme pelaksanaan
pengumpulan dan analisis data AKPK;
2. Mensosialisasikan konsep dan mekanisme AKPK kepada seluruh
lembaga terkait;
3. Mendistribusikan petunjuk pelaksanaan dan analisis data AKPK ke
LPPCKS/M (learning provider) untuk digunakan sebagai acuan
dalam pelaksanaan AKPK calon kepala sekolah/madrasah;
4. Menyelenggarakan pelatihan calon fasilitator dan pelaksanaan
AKPK, mengenai konsep dan instrumen AKPK, manajemen
pelaksanaan, serta pengolahan dan analisis hasil AKPK;
5. Mengembangkan
dan
memperbaiki
instrumen
dan
sistem
laporan
pelaksanaan
hasil
AKPK
dari
lembaga
penyelenggara.
8. Menghimpun database rekapitulasi hasil AKPK dari LPPCKS/M.
10
D. Kantor
Kementerian
Agama
Provinsi/Kabupaten/Kota,
11
BAB IV
PROSES PELAKSANAAN AKPK
A. Tahap Persiapan
Persiapan pelaksanaan AKPK meliputi tahapan sosialisasi, penyiapan
sumber daya manusia, penyiapan sarana dan prasarana, dan
penyiapan peserta. Uraian setiap tahapan tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Sosialisasi
Sosialisasi merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan sebelum
pelaksanaan AKPK. Materi sosialisasi meliputi konsep AKPK,
instrumen analisisnya, serta manajemen pelaksanaan AKPK.
Sosialiasi dilaksanakan oleh LPPKS, kepada semua pihak yang
terkait dengan LPPCKS/M. Selanjutnya, Dinas Pendidikan/Kantor
Kementerian Agama Provinsi, Kabupaten/Kota sesuai dengan
kewenangannya mensosialisasikan kepada calon peserta dan
lembaga terkait di wilayah binaannya.
2. Penyiapan Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia yang harus disiapkan agar AKPK dapat
terlaksana dengan baik ada dua, yaitu fasilitator dan analis
(pengolah data). Masing-masing harus memiliki kompetensi yang
dibutuhkan untuk dapat memfasilitasi pelaksanaan AKPK dan
mengolah/menganalisis data.
a.
12
3)
Fasilitator
AKPK
Widyaiswara,
dapat
Dosen
direkrut
LPTK,
dari:
dan
Master
Trainer,
Pengawas/Kepala
b.
rangkuman
kebutuhan
pengembangan
13
Ruang
pertemuan/ruang
kelas
yang
memadai
untuk
c.
d.
B. Tahap Pelaksanaan
1. Penyamaan Persepsi Peserta
Penyamaan persepsi dilakukan dengan adanya petunjuk pengisian
AKPK yang tertuang dalam instrumen AKPK. Peserta mengisi
format AKPK.
2. Pengisian Format AKPK
Pengisian AKPK dilakukan oleh guru yang memenuhi persyaratan
sebagai calon kepala sekolah/madrasah. AKPK didistribusikan oleh
Dinas Pendidikan Kab/Kota/Provinsi. Dalam pengisian Format
AKPK, setiap peserta diharapkan memahami Petunjuk Teknis
Pengisian AKPK. Pengisian AKPK dilakukan secara individual di
tempat masing-masing calon. AKPK yang sudah diisi diserahkan ke
panitia program penyiapan Kepala Sekolah pada saat calon
mengikuti seleksi Akademik. Contoh berikut ini bagaimana cara
pengisian AKPK. (Instrumen lengkapnya terdapat pada Lampiran 2)
14
TINGKAT PENILAIAN
KOMPETENSI
A.
B.
C.
D.
Tidak pernah
Kadang-kadang
Sering
Selalu
A.
B.
C.
D.
Tidak aktif
Kurang aktif
Cukup aktif
Sangat aktif
Masyarakat di sekitar
sekolah saya tidak
memberi dukungan secara
nyata atas program atau
prakarsa yang saya
lakukan.
NO
data
yang
telah
mendapatkan
pelatihan
dan
masing-masing calon.
2. Prioritas kebutuhan pengembangan keprofesian masing-masing
calon.
3. Peta kelompok kompetensi yang mencerminkan kekuatan dan
kelemahan kelompok
4. Prioritas kebutuhan pengembangan keprofesian seluruh calon
15
Gambar 4.3
dan
INPUT DATA
REKAP DATA
ANALISIS ITEM
ANALISIS TK.
KAB/PROP
PEMAKNAAN
ITEM < 50%
PEMAKNAAN %
PENGUASAAN TIAP
KOMPETENSI
KRITERIA
KETUNTASAN
STRUKTUR
PROGRAM
16
KLASIFIKASI
DATA
ANALISIS
INDIVIDU
PEMAKNAAN
KEKUATAN/KELE
MAHAN
STRATEGI
PEMBELAJARAN
17
Gambar 4.4 Contoh Grafik Hasil Analisis AKPK Per Individu Calon Kepala
Sekolah/Madrasah terdiri dari 1. Kompetensi Kepribadian 2. Manejerial,
3. Kewirausahan, 4. Supervisi dan, 5. Sosial.
18
BAB V
PENUTUP
19
Glossarium
AKPK
LPPCKS/M
PPPPTK
LPMP
20
Lampiran 1
Unit of Learning terdiri dari 12 modul, yaitu :
1. Latihan kepemimpinan bagi calon kepala sekolah/ madrasah.
2. Penyusunan rencana kerja sekolah.
3. Pengelolaan keuangan sekolah.
4. Program kegiatan produksi dan jasa sekolah/ madrasah.
5. Pengelolaan kurikulum.
6. Supervisi akademik.
7. Pengelolaan peserta didik.
8. Pengelolaan sarana prasarana sekolah/ madrasah.
9. Pembinaan tenaga administrasi sekolah.
10. Pengelolaan pendidik dan tenaga pendidik.
11. Teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran.
12. Monitoring evaluasi.
21
Lampiran 2
INSTRUMEN AKPK CALON KEPALA SEKOLAH
DIMENSI KEPRIBADIAN
NO
1
CONTOH KEMUNGKINAN
PENERAPAN PATOKAN
Perkataan baik saya selaras
dengan tindakan yang saya
lakukan.
TINGKAT PENILAIAN
KOMPETENSI
A. Tidak pernah
B. Hampir tidak pernah
C. Terkadang
D. Sering
A. Tidak pernah
B. Hampir tidak pernah
C. Terkadang
D. Sering
A. Tidak pernah
A. Tidak pernah
A. Tidak pernah
A. Tidak pernah
A. Tidak ada
B. Sedikit
C. Cukup banyak
22
NO
CONTOH KEMUNGKINAN
PENERAPAN PATOKAN
untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran di sekolah
TINGKAT PENILAIAN
KOMPETENSI
D. Sangat banyak
DIMENSI MANAJERIAL
NO
1
CONTOH KEMUNGKINAN
PENERAPAN PATOKAN
TINGKAT PENILAIAN
KOMPETENSI
Saya memahami
penyusunan Rencana Kerja
Jangka Menengah (RKJM)
dan Rencana Kegiatan
Anggaran Sekolah (RKAS)
A. Tidak paham
A. Tidak paham
A. Tidak paham
B. Kurang paham
C. Cukup Paham
D. Sangat paham
B. Kurang paham
C. Cukup paham
D. Sangat paham
B. Kurang paham
C. Cukup paham
D. Sangat paham
A. Tidak paham
B. Kurang paham
C. Cukup paham
D. Sangat paham
23
NO
CONTOH KEMUNGKINAN
PENERAPAN PATOKAN
TINGKAT PENILAIAN
KOMPETENSI
madrasah.
5
Saya memahami
penyusunan rencana
pemanfaatan sarana
prasarana sesuai standar
pelayanan minimal.
A. Tidak paham
A. Tidak paham
B. Kurang paham
C. Cukup paham
D. Sangat paham
B. Kurang paham
C. Cukup paham
D. Sangat paham
A. Tidak paham
mengidentifikasi permasalahan
yang terkait dengan pembinaan
dan pengembangan kapasitas
peserta didik.
B. Kurang paham
A. Tidak ada
A. Tidak aktif
C. Cukup paham
D. Sangat paham
B. Sedikit
C. Cukup banyak
D. Sangat banyak
B. Kurang aktif
C. Cukup aktif
D. Sangat aktif
10
A. Tidak mampu
B. Kurang mampu
C. Cukup mampu
D. Sangat mampu
11
A. Tidak paham
B. Kurang paham
C. Cukup paham
D. Sangat paham
24
NO
CONTOH KEMUNGKINAN
PENERAPAN PATOKAN
TINGKAT PENILAIAN
KOMPETENSI
12
13
14
A. Tidak paham
A. Tidak pernah
A. Tidak paham
B. Kurang paham
C. Cukup paham
D. Sangat paham
B. Kadang-kadang
C. Sering
D. Selalu
B. Kurang paham
C. Cukup paham
D. Sangat paham
DIMENSI KEWIRAUSAHAAN
NO
1
CONTOH KEMUNGKINAN
PENERAPAN PATOKAN
TINGKAT PENILAIAN
KOMPETENSI
A. Tidak paham
A. Tidak ada
dalam meningkatkan
keingintahuan warga sekolah
dalam pengetahuan dan
B. Sedikit
D. Sangat banyak
A. Tidak mampu
B. Kurang paham
C. Cukup paham
D. Sangat paham
C. Cukup banyak
25
NO
CONTOH KEMUNGKINAN
PENERAPAN PATOKAN
TINGKAT PENILAIAN
KOMPETENSI
alternatif pemecahan
masalah yang relevan dan
tepat, sehingga
menghasilkan kinerja yang
efektif dan efisien.
B. Kurang mampu
A. Tidak pernah
A. Tidak ada
C. Cukup mampu
D. Sangat mampu
B. Kadang-kadang
C. Sering
D. Selalu
B. Sedikit
C. Cukup banyak
D. Sangat banyak
DIMENSI SUPERVISI
NO
1
CONTOH KEMUNGKINAN
PENERAPAN PATOKAN
TINGKAT PENILAIAN
KOMPETENSI
Saya memahami
perencanaan program
supervisi akademik yang
disesuaikan dengan
kebutuhan guru yang akan
disupervisi.
A. Tidak paham
A. Tidak paham
B. Kurang paham
C. Cukup paham
D. Sangat paham
B. Kurang paham
C. Cukup paham
D. Sangat paham
A. Tidak ada
B. Sedikit
C. Cukup banyak
D. Sangat banyak
26
NO
4
CONTOH KEMUNGKINAN
PENERAPAN PATOKAN
TINGKAT PENILAIAN
KOMPETENSI
A. Tidak ada
A. Tidak paham
Saya memahami
penyusunan program tindak
lanjut supervisi di sekolah
dengan baik.
A. Tidak paham
B. Sedikit
C. Cukup banyak
D. Sangat banyak
B. Kurang paham
C. Cukup paham
D. Sangat paham
B. Kurang paham
C. Cukup paham
D. Sangat paham
DIMENSI SOSIAL
NO
CONTOH KEMUNGKINAN
PENERAPAN PATOKAN
TINGKAT PENILAIAN
KOMPETENSI
Saya memahami
penyusunan program kerja
sama dengan pihak lain, baik
perseorangan maupun
institusi dengan baik, untuk
mendukung pelaksanaan
kegiatan pendidikan di
sekolah.
A. Tidak paham
A.
B.
C.
D.
B. Kurang paham
C. Cukup paham
D. Sangat paham
Tidak ada
Sedikit
Cukup banyak
Sangat banyak
27
NO
CONTOH KEMUNGKINAN
PENERAPAN PATOKAN
TINGKAT PENILAIAN
KOMPETENSI
bertugas.
A. Tidak paham
B. Kurang paham
C. Cukup paham
D. Sangat paham
A.
B.
C.
D.
Tidak pernah
Hampir tidak pernah
Kadang-kadang
Sering
A.
B.
C.
D.
Tidak ada
Sedikit
Cukup banyak
Sangat banyak
28