Anda di halaman 1dari 19

PROGRAM SUPERVISI AKADEMIK

SMK PANCA DHARMA BALIKPAPAN


TAHUN PELAJARAN 2021/2022

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipersembahkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa , atas rahmat dan
karunia-Nya jualah kami dapat menyelesaikan penyusunan Program Supervisi Tahun
2019/2020 pada SMK Panca Dharma Balikpapan.
Program Supervisi Tahun 2019/2020 pada SMK Panca Dharma Balikpapan ini
disusun dengan latar belakang tuntutan untuk memenuhi implementasi salah satu kompetensi
yang harus dikuasai dan dilaksanakan seorang Kepala Sekolah yaitu Kompetensi Supervisi.
Pogram Supervisi tahun 2019/2020 ini meliputi Supervisi Manajerial dan Supervisi
Akademis. Supervisi Akademis dilakukan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan
profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas pokoknya sedangkan Supervisi Manajerial
dilakukan untuk meningkatkan kinerja pengelolaan dan administrasi sekolah.
Harapan kami semoga Program Supervisi Tahun Pelajaran 2019/2020 dapat
terlaksana dengan efektif dan bermanfaat bagi peningkatan kualitas pembelajaran dan
kualitas pengelolaan setiap unit kegiatan dan administrasi sekolah.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan Program
Supervisi Tahun 2019/2020 ini terutama Pengawas Pembina yang memberi masukan bagi
terwujudnya Program Supervisi ini.

Balikpapan, Juni 2021


Kepala SMK Panca Dharma Balikpapan

…………………………
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................


KATA PENGANTAR ................................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................................


A. Latar Belakang ..............................................................................................
B. Landasan Hukum ............................................................................................
C. Tujuan ...........................................................................................................

BAB II. PEMANTAUAN (MONITORING) ............................... ................................


A. Peroses Pemantauan ....................................................................................
1. Tahap Perencanaan ................................................................................
2. Tahap Pelaksanaan ................................................................................
B. Teknik Monitoring .......................................................................................

BAB III. SUPERVISI


A. Teknik Supervisi Akademik ........................................................................
1. Teknik Supervisi individual ………………………………………….
2. Teknik Supervisi Kelompok ………………………………………….
B. Sasaran Kegiatan .........................................................................................
C. Waktu Pelaksanaan .......................................................................................

BAB VI. EVALUASI, PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT..................................


A. Evaluasi ........................................................................................................
B. Pelapuran ......................................................................................................
C. Tindak Lanjut ...............................................................................................

LAMPIRAN
1. Teknik pemantauan
2. Jadwal supervisi
3. Instrument penilaian RPP
4. Instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran
5. pelaporan
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 menyatakan bahwa seorang Kepala Sekolah
harus menguasai Standar Kompetensi Kepala Sekolah yang terdiri atas : kompetensi
kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi supervisi, kompetensi kewirausahaan dan
kompetensi sosial.
Penjabaran kompetensi supervisi pada intinya adalah supervisi akademis dimana
langkah-langkah yang dilakukan adalah merencanakan program supervisi akademik dalam
rangka peningkatan profesionalisme guru, melaksanakan supervisi akademik terhadap guru
dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat serta menindaklanjuti hasil
supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalismenya.
Mencermati hasil analisis Program Supervisi Tahun 2016/2017 pada SMK Panca
Dharma Balikpapan secara umum ditemukan beberapa kelemahan yang perlu diperbaiki bagi
peningkatan kualitas pembelajaran sekaligus peningkatan profesionalisme guru, seperti
: pengembangan indikator dan materi pembelajaran, penggunaan metode pembelajaran yang
belum variatif, lemahnya penguasaan guru dalam model-model pembelajaran aktif , dan
sebagainya.
Karena itu dalam rangka melaksanakan tugas Kepala Sekolah sebagai
Supevisor/Penyelia maka perlu disusun program supervisi yang secara menyeluruh dan
sistematis menjabarkan rencana kegiatan yang akan dilakukan serta apa tindak lanjut dari
hasil supervisi setelah kegiatan dilakukan agar terjadi perbaikan yang signifikan dalam
kegiatan akademis di SMK Panca Dharma Balikpapan.

B. Landasan Hukum.

1. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


2. Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
4. Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik
dan Kompetensi Kepala Sekolah / Madrasah
5. Permendiknas RI Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik
dan Kompetensi Guru
6. Permendiknas RI Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian Pendidikan.

C. Tujuan.
Secara umum tujuan monitoring dan supervisi proses pembelajaran bagi guru pada
satuan pendidikan dasar dan menengah adalah dalam rangka menjamin mutu proses
pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah, agar terlaksana monitoring
proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Secara rinci, tujuan monitoring dan supervisi pembelajaran adalah pengawas
diharapkan dapat: 1) memahami berbagai metode supervisi dan mampu mempraktikkannya
dalam membina kepala sekolah/guru, 2) memahami teknik-teknik supervisi dan mampu
mempraktikkannya dalam membina kepala sekolah/guru, 3) memahami prinsip-prinsip
supervisi dan mampu mempraktikkannya dalam membina kepala sekolah/guru, dan 4)
mengembangkan metode dan taknik supervisi sesuai dengan karakteristik permasalahan
sekolah/guru yang dihadapi.
Manfaat ditetapkannya standar monitoring proses pembelajaran untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah adalah sebagai: 1) pedoman umum bagi pengawas dan
kepala sekolah dalam menyelenggarakan monitoring kegiatan pembelajaran di setiap satuan
pendidikan dasar dan menengah, 2) dasar bagi Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam
mengarahkan, membimbing, membantu, dan mengawasi penyelenggaraan pembelajaran di
setiap satuan pendidikan dasar dan menengah, dan 3) petunjuk bagi masyarakat atas peran
sertanya dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengawas program pembelajaran di
setiap satuan pendidikan dasar dan menengah.
Penyusunan Program Supervisi Tahun 2019/2020 pada SMK Panca Dharma
Balikpapan ini bertujuan sebagai berikut :
1. Acuan bagi pelaksanaan kegiatan supervisi di lingkungan SMK Panca Dharma
Balikpapan
2. Meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
sebagai pendidik
3. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada setiap mata pelajaran yang
bermuara pada peningkatan kualitas tamatan.
4. Selain supervisi akademis , program supervisi ini juga dilengkapi dengan supervisi
manajerial pada setiap unit kegiatan di lingkungan SMK Panca Dharma Balikpapan
yang merupakan supervisi internal dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan
unit kegiatan dan administrasi sekolah
BAB II
PEMANTAUAN

A. Proses Pemantauan
Monitoring dan supervisi pembelajaran merupakan upaya penjaminan mutu
pembelajaran bagi terwujudnya proses pembelajaran yang efektif dan efisien ke arah
tercapainya kompetensi yang ditetapkan. Monitoring dan supervisi perlu didasarkan pada
prinsip-prinsip tanggung jawab dan kewenangan, periodik, demokratis, terbuka, dan
keberlanjutan.
Metode supervisi pembelajaran terdiri dari supervisi individual dan sipervisi
kelompok. Supervisi individual meliputi: 1) kunjungan kelas, 2) observasi kelas, 3)
pertemuan individual, 4) kunjungan antar kelas, dan 5) menilai diri sendiri.
Supervisi pembelajaran esensinya berkenaan dengan tugas pengawas untuk untuk membina
guru dalam meningkatkan mutu pembelajarannya, sehingga pada akhirnya dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Upaya supervisi pembelajaran pada hakikatnya merupakan tanggung jawab bersama
semua pihak yang terkait, sesuai dengan ketentuan tentang hak, kewajiban warga negara,
orangtua, masyarakat, dan pemerintah.

1 Tahap Perencanaan
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar,
perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP
disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.
Silabus
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan
kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat:
a. Identitas Tema, Subtema, Muatan pelajran
b. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
c. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi
dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta
didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran;
d. kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;
e. materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis
dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;
f. pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan;
g. penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;
h. alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk
satu semester atau satu tahun; dan
i. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau
sumber belajar lain yang relevan.
Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap
tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana
pelaksanaan pembelajaran.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran
tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar
(KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap
dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau
subtema yang dilaksanakan kali pertemuan atau lebih. Komponen Utama RPP terdiri atas:
a. identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
b. identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
c. kelas/semester;
d. tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata
kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan;
e. langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan
penutup; dan
f. penilaian hasil pembelajaran.
g. Dan diintegrasikan dengan Kemampuan 4C, HOTS, Literasi dan Karakter.
Prinsip Penyusunan RPP Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-
prinsip sebagai berikut:
a. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual,
bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar,
kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau
lingkungan peserta didik.
b. Partisipasi aktif peserta didik.
c. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat,
kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
d. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan
berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
e. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian
umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
f. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber
belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
g. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran,
lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
h. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan
efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

2 Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari
RPP, meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.
Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru wajib:
a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
b. memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi
materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan
perbandingan lokal, nasional dan internasional, serta disesuaikan dengan karakteristik
dan jenjang peserta didik;
c. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari;
d. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan
e. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
Kegiatan Inti
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan
mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan /atau tematik terpadu dan/atau saintifik
dan/atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan
karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan karakteristik
kompetensi dan jenjang pendidikan.
a. Sikap Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang dipilih adalah
proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, hingga
mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi
yang mendorong peserta didik untuk melakuan aktivitas tersebut.
b. Pengetahuan Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteritik aktivititas
belajar dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan kesamaan dengan
aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Untuk memperkuat pendekatan
saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan belajar
berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong
peserta didik menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun
kelompok, disarankan yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah
(project based learning).
c. Keterampilan Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan sub topik)
mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong peserta didik
untuk melakukan proses pengamatan hingga penciptaan. Untuk mewujudkan
keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran yang menerapkan modus
belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning) dan
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based
learning).
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik secara individual maupun
kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
a. seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk
selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung
dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung;
b. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
c. melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas
individual maupun kelompok; dan
d. menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya
Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic
assesment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar secara utuh.
Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan
perolehan belajar peserta didik yang mampu menghasilkan dampak instruksional
(instructional effect) pada aspek pengetahuan dan dampak pengiring (nurturant effect) pada
aspek sikap. Hasil penilaian otentik digunakan guru untuk merencanakan program perbaikan
(remedial) pembelajaran, pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil
penilaian otentik digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai
dengan Standar Penilaian Pendidikan. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan saat proses
pembelajaran dengan menggunakan alat: lembar pengamatan, angket sebaya, rekaman,
catatan anekdot, dan refleksi. Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan saat proses
pembelajaran dan di akhir satuan pelajaran dengan menggunakan metode dan alat: tes
lisan/perbuatan, dan tes tulis. Hasil evaluasi akhir diperoleh dari gabungan evaluasi proses
dan evaluasi hasil pembelajaran.

B. Teknik Monitoring
Pengawasan proses pembelajaran dilakukan melalui kegiatan pemantauan, supervisi,
evaluasi, pelaporan, serta tindak lanjut secara berkala dan berkelanjutan. Pengawasan proses
pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas.
1. Prinsip Pengawasan Pengawasan dilakukan dengan prinsip objektif dan transparan
guna peningkatan mutu secara berkelanjutan.
2. Sistem dan Entitas Pengawasan Sistem pengawasan internal dilakukan oleh kepala
sekolah, pengawas, dan dinas pendidikan dan Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan.
a. Kepala Sekolah, Pengawas dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan melakukan
pengawasan dalam rangka peningkatan mutu.
b. Kepala Sekolah dan Pengawas melakukan pengawasan dalam bentuk supervisi
akademik dan supervise manajerial.
3. Proses Pengawasan
a. Pemantauan Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Pemantauan dilakukan melalui antara
lain, diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara,
dan dokumentasi.
b. Supervisi Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan melalui antara lain,
pemberian contoh pembelajaran di kelas, diskusi, konsultasi, atau pelatihan.
c. Pelaporan Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran
disusun dalam bentuk laporan untuk kepentingan tindak lanjut pengembangan
keprofesionalan pendidik secara berkelanjutan. 15
d. Tindak Lanjut Tindak lanjut hasil pengawasan dilakukan dalam bentuk: 1) Penguatan
dan penghargaan kepada guru yang menunjukkan kinerja yang memenuhi atau
melampaui standar; dan 2) pemberian kesempatan kepada guru untuk mengikuti
program pengembangan keprofesionalan berkelanjutan.
BAB III
SUPERVIS
A. Teknik Supervisi Akademik
1. Teknik Supervisi Individual
Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi perseorangan terhadap
guru. Supervisor di sini hanya berhadapan dengan seorang guru. Dari hasil supervisi ini dapat
diketahui kualitas pembelajaran guru bersangkutan.
Teknik supervisi individual ada lima macam adalah sebagai berikut.
a. Kunjungan Kelas, (Classroom Visitation)
Kepala sekolah atau supervisor datang ke kelas untuk mengobservasi guru mengajar.
Dengan kata lain, untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang sekirannya perlu
diperbaiki.
Tahap-tahap kunjungan kelas terdiri dari empat tahap yaitu:
(1) tahap persiapan. Pada tahap ini, supervisor merencanakan waktu, sasaran, dan cara
mengobservasi selama kunjungan kelas,
(2) tahap pengamatan selama kunjungan. Pada tahap ini, supervisor mengamati
jalannya proses pembelajaran berlangsung,
(3) tahap akhir kunjungan. Pada tahap ini, supervisor bersama guru mengadakan
perjanjian untuk membicarakan hasil-hasil observasi, dan
(4) tahap terakhir adalah tahap tindak lanjut.

b. Kunjungan Observasi (Observation Visits)


Guru-guru ditugaskan untuk mengamati seorang guru lain yang sedang
mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu. Kunjungan observasi
dapat dilakukan di sekolah sendiri atau dengan mengadakan kunjungan ke sekolah lain.
Secara umum, aspek-aspek yang diobservasi adalah: (1) usaha-usaha dan aktivitas guru-
siswa dalam proses pembelajaran, (2) cara menggunakan media pengajaran, (3) variasi
metode, (4) ketepatan penggunaan media dengan materi, (5) ketepatan penggunaan metode
dengan materi, dan (6) reaksi mental para siswa dalam proses belajar mengajar.
Pelaksanaan observasi melalui tahap: persiapan, pelaksanaan, penutupan, penilaian
hasil observasi;dan tindak lanjut.
Dalam rangka melakukan observasi, seorang supervisor hendaknya telah
mempersiapkan instrumen observasi, menguasai masalah dan tujuan supervisi.
c. Pertemuan Individual
Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran
antara supervisor dan guru.
Tujuannya adalah:
(1) mengembangkan perangkat pembelajaran yang lebih baik,
(2) meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran, dan
(3) memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan pada diri guru
Swearingen (1961) mengklasifikasi empat jenis pertemuan (percakapan)
individual sebagai berikut.
(1) Classroom-conference, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di dalam kelas
ketika murid-murid sedang meninggalkan kelas (istirahat).
(2) Office-conference, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di ruang kepala
sekolah atau ruang guru, di mana sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu yang dapat
digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru.
(3) Causal-conference. yaitu percakapan individual yang bersifat informal, yang
dilaksanakan secara kebetulan bertemu dengan guru
(4) Observational visitation. yaitu percakapan individual yang dilaksanakan setelah
supervisor melakukan kunjungan kelas atau observasi kelas.
Hal yang dilakukan Supervisor dalam pertemuan individu :
(1) berusaha mengembangkan segi-segi positif guru,
(2) mendorong guru mengatasi kesulitan-kesulitannya,
(3) memberikan pengarahan, dan
(4) menyepakati berbagai solusi permasalahan dan menindaklanjutinya.

d. Kunjungan Antar Kelas


Kunjungan antar kelas adalah guru yang satu berkunjung ke kelas yang lain di sekolah itu
sendiri. Tujuannya adalah untuk berbagi pengalaman dalam pembelajaran. Cara-cara
melaksanakan kunjungan antar kelas adalah sebagai berikut.
(1) Jadwal kunjungan harus direncanakan.
(2) Guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi.
(3) Tentukan guru-guru yang akan mengunjungi
(4) Sediakan segala fasilitas yang diperlukan.
(5) Supervisor hendaknya mengikuti acara ini dengan pengamatan yang cermat.
(6) Adakah tindak lanjut setelah kunjungan antar kelas selesai? misalnya dalam bentuk
percakapan pribadi, penegasan, dan pemberian tugas-tugas tertentu.
(7) Segera aplikasikan ke sekolah atau ke kelas guru bersangkutan, dengan
menyesuaikan pada situasi dan kondisi yang dihadapi;
(8) Adakan perjanjian-perjanjian untuk mengadakan kunjungan antar kelas berikutnya.

2. Supervisi Kelompok
Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang
ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang yang akan disupervisi berdasarkan hasil
analisis kebutuhan, dan analisis kemampuan kinerja guru, kemudian dikelompokan
berdasarkan kebutuhan guru. Kemudian guru diberikan layanan supervisi sesuai dengan
permasalahan atau kebutuhan yang diperlukan. Dalam teknik supervisi kelompok,
terdapat beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain adalah sebagai berikut.
(1) Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting), Seorang kepala sekolah menjalankan
tugasnya berdasarkan rencana yang telah disusun. Termsuk mengadakan rapat-rapat
secara periodik dengan guru-guru, dalam hal ini rapat-rapat yang diadakan dalam
rangka kegiatan supervisi. Rapat tersebut antara lain melibatkan KKG, MGMP, dan
rapat dengan pihak luar sekolah.
(2) Mengadakan diskusi kelompok (group discussions), Diskusi kelompok dapat
diadakan dengan membentuk kelompok-kelompok guru bidang studi sejenis. Di
dalam setiap diskusi, supervisor atau kepala sekolah memberikan pengarahan,
bimbingan, nasihat-nasihat dan saran-saran yang diperlukan.
(3) Mengadakan penataran-penataran (inservice-training), Teknik ini dilakukan
melalui penataran-penataran, misalnya penataran untuk guru bidang studi tertentu.
Mengingat bahwa penataran pada umumnya diselenggarakan oleh pusat atau
wilayah, maka tugas kepala sekolah adalah mengelola dan membimbing
pelaksanaan tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran.

B. Sasaran Kegiatan
Sasaran supervisi akademik adalah guru dalam melaksanakan proses pembelajaran,
yang terdiri dari materi pokok dalam proses pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP,
pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi
dalam pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan kelas.
Sasaran Supervisi Ditinjau dari objek yang disupervisi, ada 3 macam bentuk supervisi :

1. Supervisi Akademik, Menitikberatkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah


akademik, yaitu hal-hal yang berlangsung berada dalam lingkungan kegiatan
pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu
2. Supervisi Administrasi, Menitikberatkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek
administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar terlaksananya
pembelajaran.
3. Supervisi Lembaga, Menyebarkan objek pengamatan supervisor pada aspek-aspek yang
berada di sekolah. Supervisi ini dimaksudskan untuk meningkatkan nama baik sekolah
atau kinerja sekolah secara keseluruhan. Misalnya: Ruang UKS (Unit Kesehatan
Sekolah), Perpustakaan dan lain-lain.

C. Waktu Kegiatan
Jadwal Pelaksanaan Supervisi Akademis Tahun Pelajaran 2019/2020 disusun dengan
mempertimbangkan hari efektif belajar dan disusun atas Jadwal Pelaksanaan Supervisi
Akademis Semester Ganjil dan Jadwal Supervisi Akademis Semester Genap. Jadwal
selengkapnya terlampir
BAB IV
EVALUASI PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT

A. EVALUASI

Dalam supervisi seorang pengawas/supervisor melakukan penilaian atas


kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran, misalnya apakah instrument rencana
kegiatan pembelajaran yang disusun oleh guru telah memenuhi kriteria perumusan
perencanaan yang sesuai dengan ketentuan BSNP atau tidak, melaksanakan kegiatan
pembelajaran terkini sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
atau tidak, serta menilai hasil pembelajaran dan lain-lain sebagainya.
Menurut Nur Aedi, pengawas melakukan penilaian atas kinerja guru dalam hal-
hal sebagai berikut[:
a) Merencanakan pembelajaran
b) Melaksanakan pembelajaran
c) Menilai hasil pembelajaran
d) Membimbing dan melatih peserta didik
e) Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan tugas pokok sesuai
dengan beban kerja guru.
Seorang guru harus menyusun suatu rencana program kegiatan belajar
dengan mempersiapkan beberapa intrumen yang dapat digunakan sebagai pedoman
atau acuan dalam kegiatan pembelajaran, agar kegiatan tersebut berlangsung secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Menurut Dr. Kunandar, “program atau perencanaan yang harus disusun oleh
guru sebelum melakukan pembelajaran antara lain: (1) program tahunan, (2) program
semester, (3) silabus, dan (4) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)”.[8]
Program tahunan berisi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran
yang akan dikaukan guru selama satu tahun pelajaran, misalnya berapa jumlah
minggu efektif dan berapa jumlah minggu tidak efektif dalam satu tahun pelajaran,
yang penyusunannya harus disesuaikan dengan Kalender Pendidikan.
Sedangkan pelaksanaan pembelajaran harus disesuaikan dengan rencana
program yang telah dirumuskan dalam Silabus dan RPP. Oleh karena itu, jika
perumusan perencanaan yang baik dan pelaksanaan pembelajaran yang baik sesuai
dengan rencana, maka akan mendapatkan hasil belajar yang baik pula. Ketika
melaksanakan kegiatan pembelajaran guru harus benar-benar melaksanakan rencana
program tersebut, misalnya memulai pembelajaran dengan kegiatan pendahuluan, inti
dan penutup.
Salah satu hal yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran adalah
melakukan penilaian terhadap kegiatan pelaksanaan pembelajaran, penilaian
dilakukan ketika pendahuluan untuk mengukur tingkat kemampuan yang dimiliki
siswa terhadap kompetensi yang akan dipelajari, penilaian ketika sedang proses, dan
penelaian diakhir kegiatan pembelajaran.
Guru juga harus membimbing dan melatih siswa yang mengalami hambatan
belajar, agar ia dapat melaksanakan tugasnya secara mandiri untuk menyelesaikan
semua kompetensi yang telah dipelajari, membangkitkan minat siswa agar ia dapat
beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungannya dengan baik. Di samping itu guru
harus melaksanakan tugas-tugas tambahan yang dibebankan kepadanya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.Hal-hal inilah yang menjadi focus penilaian seorang
pengawas terhadap guru dalam melakukan kegiatan supervise akademik di sekolah.

B. PELAPORAN

Laporan berarti segala sesuatu yang dilaporkan, dan pelaporan berarti perihal
melaporkan. Laporan hasil supervisi merupakan media yang digunakan oleh
pengawas untuk mengkomunikasikan hasil supervisi manajerial maupun
supervisi akademik kepada pimpinan organisasi, unit-unit kerja, serta pihak lain
yang berkepentingan untuk meningkatkan kinerja organisasi.
Pelaporan hasil supervisi manajerial dan supervisi akademik kepada pihak-
pihak yang berkepentingan merupakan hal yang penting dan nilai tambah pekerjaan
pengawas terletak pada penilaian dan penyajian informasi tersebut. Penerimaan dan
perhatian pihak yang berkepentingan terhadap simpulan akhir laporan hasil supervisi,
serta tindak lanjut terhadap permasalahan yang dilaporkan merupakan ukuran
kesuksesan supervisi manajerial dan supervisi akademik.
Laporan hasil supervisi menginformasikan hasil penilaian kebenaran,
kecermatan, kredibilitas , efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan
tugas dan fungsi sekolah. Laporan hasil supervisi menginformasikan apakah kegiatan
tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar , rencana,
atau norma yang telah ditetapkan. Laporan juga menginformasikan hasil penilaian
kemajuan suatu program/kegiatan.
Dari berbagai pendapt yang telah dikemukakan di atas, kami menyimpulkan
bahwa laporan supervisi itu perlu dilaksanakan dengan baik, karena tujuan
dilakukannya supervisi adalah untuk membantu guru meningkatkan kompetensi
pedagogic dan kemampuan profesionalnya untuk tercapainya kegiatan pembelajaran
secara efektif dan efisien.

C. TINDAK LANJUT
Salah satu tindakan yang dilakukan dalam supervisi akademis adalah
membandingkan antara kondisi objektif pelaksanaan tugas pokok guru dengan standar
yang telah ditetapkan sesuai dengan tututan regulasi yang berlaku. Hasil
supervisi ditindak lanjuti dengan pemberian feed back yang berfungsi untuk
memperbaiki kinerja guru agar dapat memperkecil kesenjangan antara kondisi
objektif dengan tuntutan satndar (regulasi). Tujuan pemberian feed back dalam
pelaksanaan supervisi akademik antara lain : (1) peningkatan kualitas proses
pembelajaran, (2) mendukung peran pengawas sekolah sebagai inovator, fasilitator,
motivator, inisiator, dan inspiratory. Salah satu model yang dapat digunakan atau
dijadikan alternative dalam pemberian feed back yaitu melalui model GROW
ME. Model GROW dapat berfungsi untuk mengembangkan kompetensi guru
secara mandiri.

Anda mungkin juga menyukai