Semua bahan baku yang secara fisik bisa diidentifikasi sebagai bagian dari barang jadi
dan yang dapat ditelusuri pada barang jadi itu dengan cara yang sederhana dan
ekonomis.
Tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan
dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu.
biaya overhead (bop) Mengenai hitungan harga pokok produksi, yang dimulai dari :
Semua bahan baku yang secara fisik bisa diidentifikasi sebagai bagian dari barang jadi
dan yang dapat ditelusuri pada barang jadi itu dengan cara yang sederhana dan
ekonomis.
Tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan
dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu.
Rumus untuk menghitung bahan baku yang digunakan adalah sebagai berikut.
Saldo awal bahan baku + Pembelian bahan baku – Saldo akhir bahan baku = Bahan baku
yang digunakan
Bahan baku yang digunakan + Biaya tenaga kerja langsung + Biaya overhead produksi =
Total biaya produksi
Ketika sudah melewati dua tahap diatas, selanjutnya kamu perlu menghitung harga pokok
produksinya. Rumus yang digunakan untuk menghitung harga pokok produksi adalah
sebagai berikut.
Total biaya produksi + Saldo awal persediaan barang dalam proses produksi – Saldo akhir
persediaan barang dalam proses produksi = Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi + Persediaan barang awal – Persediaan barang akhir = Harga Pokok
Penjualan
Sekarang, kita akan mulai untuk menghitung harga pokok produksi dengan contoh kasus.
Karena biasanya contoh kasus bisa membuat kita lebih paham terhadap suatu materi.
Contohnya sebagai berikut.
PT. HIJAR adalah perusahaan yang bergerak makanan. Pada awal bulan Juni, PT. HIJAR
memiliki persediaan bahan baku mentah sebesar Rp 60.000.000, bahan setengah jadi sebesar
Rp 90.000.000, dan persediaan makanan siap jual sebesar Rp 120.000.000. Untuk proses
produksi makanan di bulan Agustus membeli persediaan bahan baku sebesar Rp
750.000.000, dengan biaya pengiriman Rp 10.000.000. Selama proses produksi, terdapat
biaya pemeliharaan buah-buahan sebesar Rp 9.000.000. Pada akhir bulan Juli terdapat sisa
penggunaan bahan baku mentah sebesar Rp 50.000.000, sisa bahan setengah jadi sebesar Rp
8.000.000, dan sisa makanan siap jual sebesar Rp 25.000.000.
Berapakah Harga pokok produksi dari PT. HIJAR? Untuk menghitung HPP diperlukan 4
tahap seperti yang kita bahas sebelumnya.
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
Tahap 4
Nah, setelah ini kamu bisa mencoba membuatnya dengan nominal yang ada di perusahaan
atau bisnismu. Semoga setelah menggunakan cara ini, proses perhitungannya akan menjadi
lebih mudah, dan kerja perushaanmu akan lebih efisien.
Biaya bahan baku (raw material cost) merupakan suatu keseluruh biaya untuk dapat
memperoleh sampai dengan bahan siap untuk dapat digunakan yang yang akan meliputi
harga bahan, ongklos angkut, penyimpanan yang lainnya.
Sebelum dibahas unsur-unsur biaya yang akan membentuk harga pokok bahan baku
yang dibeli, berikut ini diuraikan sistem pembelian lokal bahan baku.
Sistem Pembelian
Sistem pembelian lokal bahan baku terdiri atas prosedur permintaan pembelian,
prosedur order pembelan, prosedur penerimaan barang, prosedur pencatatan penerimaan
barang di gudang, maupun juga prosedur pencatatan utang.
Jika ada persediaan bahan baku yang ada digudang sudah mencapai jumlah tingkat yang
minimum pemesanan kembali ( reorder point), Bagian gudang kemudian akan membuat
surat permintaan pembelian (purchase requisition) yang kemudian akan dikirimkan ke
bagian pembelian.
Pemasok ini akan mengirimkan pesanan bahan baku kepada perusahaan sesuai dengan
surat order pembelian yang telah diterimanya. Bagian Penerimaan yang akan bertugas
menerima barang, mencocokan kualitas, kuantitas, jenis serta spesifikasi bahan baku
yang telah diterima dari pemasok dengan tembusan surat order pembelian. Lalu Apabila
bahan baku yang akan diterima telah sesuai dengan surat order pembelian, Bagian
Penerimaan membuat surat laporan penerimaan barang untuk dikirimkan kepada Bagian
Akuntansi.
Bagian Penerimaan ini menyerahkan bahan baku yang telah diterima dari pemasok
kepada Bagian Gudang.
Bagian gudang dapat menyimpan bahan baku tersebut dan juga mencatat jumlah bahan
baku yang telah diterima dalam kartu gudang.
Kartu Gudang sering di gunakan oleh Bagian Gudang untuk dapat mencatat mutasi tiap-
tiap jenis barang gudang.
Kartu gudang hanya berisi suatu informasi kuantitas tiap-tiap jenis barang yang akan
disimpan di gudang dan tidak akan berisi informasi mengenai harganya.
Catatan kartu guang diawasi bagian akuntansi yang berupa kartu persediaan tertentu.
Prosedur Pencatatan Utang Yang dapat Timbul dari Pembelian Bahan Baku
Bagian pembelian menerima faktur pembelian dari pemasok. Bagian pembelian ini akan
memberikan tanda tangan diatas faktur pembelian, Sebagai tanda surat persetujuan
bahwa faktur dapat dibayar karena pemasok telah memenuhi syarat-syarat pembelian
yang telah ditentukan oleh perusahaan tersebut. Faktur pembelian yang telah
ditandatangani oleh Bagian Pembelian tersebut akan diserahkan kepada Bagian
Akuntansi. Dalam transaksi ini pembelian bahan baku, bagian akuntansi akan
memeriksa ketelitian perhitungan dalam faktur pembelian dan juga mencocokannya.
Dengan informasi dalam tembusan surat order pembelian yang telah diterima dari
Bagian Pembelian dan juga laporan penerimaan barang yang diterima dari bagian
penerimaan.
b. proses produksi
Untuk menentukan dan mencapai nominal biaya produksi, terdapat tiga unsur yang
saling terkait yang harus diperhatikan. Apa sajakah ketiga unsur tersebut?
Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah upah, tunjangan dan asuransi yang
dibayarkan kepada pegawai yang terlibat langsung dalam jalannya proses
produksi barang. Misalnya, pegawai di bagian perakitan produk atau yang
mengoperasikan mesin untuk membuat produk.
Biaya Overhead Pabrik (BOP) adalah biaya yang secara tidak langsung berkaitan
dengan aktivitas pabrik dan terjadi ketika memproduksi suatu produk. Biaya
overhead pabrik meliputi:
Bahan tidak langsung adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi
namun cenderung sulit untuk dilacak nominalnya. Contoh seperti lem,
minyak, cairan pembersih dan lain sebagainya diklasifikasikan sebagai bahan
tidak langsung karena biaya barang-barang tersebut cenderung sulit untuk
dilacak dalam suatu proses produksi.
Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja pegawai yang tidak terlibat
langsung dalam proses produksi. Contoh petugas keamanan, pengawas dan
supervisor quality control di pabrik. Upah dan tunjangan mereka akan
diklasifikasikan sebagai biaya tenaga kerja tidak langsung.
Biaya utilitas pabrik, sewa gedung dan tanah, depresiasi mesin dan asuransi.
Jadi, formulasi dari Biaya Produksi adalah:
Biaya Produksi = Biaya Material Langsung + Biaya Tenaga Kerja Langsung
+ Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung + Biaya Overhead pabrik.
Maka, Biaya Produksi untuk satu unit meja adalah Rp18.000.000/2.000 unit = Rp9.000.
Dengan mengetahui biaya produksi yang timbul secara detail, manajer dapat mengambil
keputusan secara tepat dalam menentukan harga jual dan meminimalisir berbagai risiko
terkait proses produksi. Jumlah Biaya Produksi ini juga berfungsi sebagai dasar
perhitungan Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold). Biaya produksi
mempengaruhi harga pokok penjualan suatu produk perusahaan. Ketepatan hitungan
dari biaya produksi sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan harga dan
mengakibatkan kerugian perusahaan.
Harga Pokok Produk jadi (selesai diproses) dihitung berdasarkan data biaya yang
dicatat dalam kartu harga pokok produk yang bersangkutan. Sebagai contohnya,,
diketahui data biaya produksi CV. PRIMA untuk bulan Juli 2003 sebagai berikut :
Biaya Produksi
Biaya Bahan Baku Rp. 72.400.000,00
Biaya Tenaga Kerja Langsung 12.200 jam @ Rp 4.500 Rp.54.900.000,00
BOP yang sesungguhnya (BOPS) Rp. 25.566.000,00
BOP yang dibebankan berdasarkan tarif Rp 1.800 tiap jam kerja langsung.
Data Produksi
Produk yang diproses terdiri dari Pesanan No. 021, 022, 023, dan 024.
Prosuk selesai diproses :
Tanggal 23 Juli 2003, Pesanan No. 021
Tanggal 27 Juli 2003, Pesanan No. 022
Dari informasi diatas, Harga Pokok Produk selesai diproses dalam bulan Juli 2005
untuk Pesanan No. 021 tanggal 23 Juli 2003, dihitung sbb :
Biaya Bahan Baku Rp. 21.250.000,00
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 16.200.000,00
BOP yang dibebankan 3.600 x Rp 1.800 Rp. 6.480.000,00
Jumlah Rp. 43.930.000,00
Harga pokok produk Pesanan No. 022 selesai diproses pada tanggal 27 Juli 2003, yaitu
sbb :
“ CATATAN : ”
BOP yang dibebankan (BOPD) diperoleh dari pemakaian jam kerja langsung dikalikan
dengan tarif yang sudah ditentukan berdasarkan tiap jam kerja langsung yaitu Rp
1.800,00
d.
Terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output
tertentu. Overhead pabrik biasanya memasukkan semua biaya manufaktur kecuali bahan
baku langsung dan tenaga kerja langsung.
Rumus untuk menghitung bahan baku yang digunakan adalah sebagai berikut.
Saldo awal bahan baku + Pembelian bahan baku – Saldo akhir bahan baku = Bahan baku
yang digunakan
Bahan baku yang digunakan + Biaya tenaga kerja langsung + Biaya overhead produksi =
Total biaya produksi
Ketika sudah melewati dua tahap diatas, selanjutnya kamu perlu menghitung harga pokok
produksinya. Rumus yang digunakan untuk menghitung harga pokok produksi adalah
sebagai berikut.
Total biaya produksi + Saldo awal persediaan barang dalam proses produksi – Saldo akhir
persediaan barang dalam proses produksi = Harga Pokok Produksi
Tahap 4: Menghitung Harga Pokok Penjualan
Setelah mendapatkan harga pokok produksi, kamu bisa mulai menghitung harga pokok
penjualan atau yang biasa disebut dengan HPP. Rumus menghitung HPP adalah sebagai
berikut.
Harga pokok produksi + Persediaan barang awal – Persediaan barang akhir = Harga Pokok
Penjualan
Sekarang, kita akan mulai untuk menghitung harga pokok produksi dengan contoh kasus.
Karena biasanya contoh kasus bisa membuat kita lebih paham terhadap suatu materi.
Contohnya sebagai berikut.
PT. HIJAR adalah perusahaan yang bergerak makanan. Pada awal bulan Juni, PT. HIJAR
memiliki persediaan bahan baku mentah sebesar Rp 60.000.000, bahan setengah jadi sebesar
Rp 90.000.000, dan persediaan makanan siap jual sebesar Rp 120.000.000. Untuk proses
produksi makanan di bulan Agustus membeli persediaan bahan baku sebesar Rp
750.000.000, dengan biaya pengiriman Rp 10.000.000. Selama proses produksi, terdapat
biaya pemeliharaan buah-buahan sebesar Rp 9.000.000. Pada akhir bulan Juli terdapat sisa
penggunaan bahan baku mentah sebesar Rp 50.000.000, sisa bahan setengah jadi sebesar Rp
8.000.000, dan sisa makanan siap jual sebesar Rp 25.000.000.
Berapakah Harga pokok produksi dari PT. HIJAR? Untuk menghitung HPP diperlukan 4
tahap seperti yang kita bahas sebelumnya.
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
Tahap 4
236.000.000 + 120.000.000 – 25.000.000 = 331.000.000
Setelah melewati empat tahap tersebut, maka kita akan mendapatkan hasilnya. Jadi harga
pokok produksi pada bulan Agustus adalah Rp 331.000.000.
Nah, setelah ini kamu bisa mencoba membuatnya dengan nominal yang ada di perusahaan
atau bisnismu. Semoga setelah menggunakan cara ini, proses perhitungannya akan menjadi
lebih mudah, dan kerja perushaanmu akan lebih efisien.
Biaya bahan baku (raw material cost) merupakan suatu keseluruh biaya untuk dapat
memperoleh sampai dengan bahan siap untuk dapat digunakan yang yang akan meliputi
harga bahan, ongklos angkut, penyimpanan yang lainnya.
Sebelum dibahas unsur-unsur biaya yang akan membentuk harga pokok bahan baku
yang dibeli, berikut ini diuraikan sistem pembelian lokal bahan baku.
Sistem Pembelian
Sistem pembelian lokal bahan baku terdiri atas prosedur permintaan pembelian,
prosedur order pembelan, prosedur penerimaan barang, prosedur pencatatan penerimaan
barang di gudang, maupun juga prosedur pencatatan utang.
Jika ada persediaan bahan baku yang ada digudang sudah mencapai jumlah tingkat yang
minimum pemesanan kembali ( reorder point), Bagian gudang kemudian akan membuat
surat permintaan pembelian (purchase requisition) yang kemudian akan dikirimkan ke
bagian pembelian.
Pemasok ini akan mengirimkan pesanan bahan baku kepada perusahaan sesuai dengan
surat order pembelian yang telah diterimanya. Bagian Penerimaan yang akan bertugas
menerima barang, mencocokan kualitas, kuantitas, jenis serta spesifikasi bahan baku
yang telah diterima dari pemasok dengan tembusan surat order pembelian. Lalu Apabila
bahan baku yang akan diterima telah sesuai dengan surat order pembelian, Bagian
Penerimaan membuat surat laporan penerimaan barang untuk dikirimkan kepada Bagian
Akuntansi.
Bagian Penerimaan ini menyerahkan bahan baku yang telah diterima dari pemasok
kepada Bagian Gudang.
Bagian gudang dapat menyimpan bahan baku tersebut dan juga mencatat jumlah bahan
baku yang telah diterima dalam kartu gudang.
Kartu Gudang sering di gunakan oleh Bagian Gudang untuk dapat mencatat mutasi tiap-
tiap jenis barang gudang.
Kartu gudang hanya berisi suatu informasi kuantitas tiap-tiap jenis barang yang akan
disimpan di gudang dan tidak akan berisi informasi mengenai harganya.
Catatan kartu guang diawasi bagian akuntansi yang berupa kartu persediaan tertentu.
Prosedur Pencatatan Utang Yang dapat Timbul dari Pembelian Bahan Baku
Bagian pembelian menerima faktur pembelian dari pemasok. Bagian pembelian ini akan
memberikan tanda tangan diatas faktur pembelian, Sebagai tanda surat persetujuan
bahwa faktur dapat dibayar karena pemasok telah memenuhi syarat-syarat pembelian
yang telah ditentukan oleh perusahaan tersebut. Faktur pembelian yang telah
ditandatangani oleh Bagian Pembelian tersebut akan diserahkan kepada Bagian
Akuntansi. Dalam transaksi ini pembelian bahan baku, bagian akuntansi akan
memeriksa ketelitian perhitungan dalam faktur pembelian dan juga mencocokannya.
Dengan informasi dalam tembusan surat order pembelian yang telah diterima dari
Bagian Pembelian dan juga laporan penerimaan barang yang diterima dari bagian
penerimaan.
b. proses produksi
Untuk menentukan dan mencapai nominal biaya produksi, terdapat tiga unsur yang
saling terkait yang harus diperhatikan. Apa sajakah ketiga unsur tersebut?
Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah upah, tunjangan dan asuransi yang
dibayarkan kepada pegawai yang terlibat langsung dalam jalannya proses
produksi barang. Misalnya, pegawai di bagian perakitan produk atau yang
mengoperasikan mesin untuk membuat produk.
Biaya Overhead Pabrik (BOP) adalah biaya yang secara tidak langsung berkaitan
dengan aktivitas pabrik dan terjadi ketika memproduksi suatu produk. Biaya
overhead pabrik meliputi:
Bahan tidak langsung adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi
namun cenderung sulit untuk dilacak nominalnya. Contoh seperti lem,
minyak, cairan pembersih dan lain sebagainya diklasifikasikan sebagai bahan
tidak langsung karena biaya barang-barang tersebut cenderung sulit untuk
dilacak dalam suatu proses produksi.
Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja pegawai yang tidak terlibat
langsung dalam proses produksi. Contoh petugas keamanan, pengawas dan
supervisor quality control di pabrik. Upah dan tunjangan mereka akan
diklasifikasikan sebagai biaya tenaga kerja tidak langsung.
Biaya utilitas pabrik, sewa gedung dan tanah, depresiasi mesin dan asuransi.
Jadi, formulasi dari Biaya Produksi adalah:
Biaya Produksi = Biaya Material Langsung + Biaya Tenaga Kerja Langsung
+ Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung + Biaya Overhead pabrik.
Maka, Biaya Produksi untuk satu unit meja adalah Rp18.000.000/2.000 unit = Rp9.000.
Dengan mengetahui biaya produksi yang timbul secara detail, manajer dapat mengambil
keputusan secara tepat dalam menentukan harga jual dan meminimalisir berbagai risiko
terkait proses produksi. Jumlah Biaya Produksi ini juga berfungsi sebagai dasar
perhitungan Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold). Biaya produksi
mempengaruhi harga pokok penjualan suatu produk perusahaan. Ketepatan hitungan
dari biaya produksi sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan harga dan
mengakibatkan kerugian perusahaan.
Harga Pokok Produk jadi (selesai diproses) dihitung berdasarkan data biaya yang
dicatat dalam kartu harga pokok produk yang bersangkutan. Sebagai contohnya,,
diketahui data biaya produksi CV. PRIMA untuk bulan Juli 2003 sebagai berikut :
Biaya Produksi
Biaya Bahan Baku Rp. 72.400.000,00
Biaya Tenaga Kerja Langsung 12.200 jam @ Rp 4.500 Rp.54.900.000,00
BOP yang sesungguhnya (BOPS) Rp. 25.566.000,00
BOP yang dibebankan berdasarkan tarif Rp 1.800 tiap jam kerja langsung.
Data Produksi
Produk yang diproses terdiri dari Pesanan No. 021, 022, 023, dan 024.
Prosuk selesai diproses :
Tanggal 23 Juli 2003, Pesanan No. 021
Tanggal 27 Juli 2003, Pesanan No. 022
Dari informasi diatas, Harga Pokok Produk selesai diproses dalam bulan Juli 2005
untuk Pesanan No. 021 tanggal 23 Juli 2003, dihitung sbb :
Biaya Bahan Baku Rp. 21.250.000,00
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 16.200.000,00
BOP yang dibebankan 3.600 x Rp 1.800 Rp. 6.480.000,00
Jumlah Rp. 43.930.000,00
Harga pokok produk Pesanan No. 022 selesai diproses pada tanggal 27 Juli 2003, yaitu
sbb :
“ CATATAN : ”
BOP yang dibebankan (BOPD) diperoleh dari pemakaian jam kerja langsung dikalikan
dengan tarif yang sudah ditentukan berdasarkan tiap jam kerja langsung yaitu Rp
1.800,00