Anda di halaman 1dari 16

Tugas 2 – Akuntansi Biaya

Nama : Myria Dwiastuti Wiranda


NIM : 371861014
Hari/Tanggal : Sabtu, 20 Juni 2020
Mata Kuliah : Akuntansi Biaya
Mengenai hitungan harga pokok produksi, yang dimulai dari :

1. Tugas bagian Akuntansi biaya untuk mengklasifikasi seluruh biaya produksi menjadi 3


bagian:

a. bahan baku (direct matterial)

Semua bahan baku yang secara fisik bisa diidentifikasi sebagai bagian dari barang jadi
dan yang dapat ditelusuri pada barang jadi itu dengan cara yang sederhana dan
ekonomis.

b. upah langsung (direct labuor)

Tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan
dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu.

biaya overhead (bop) Mengenai hitungan harga pokok produksi, yang dimulai dari :

2. Tugas bagian Akuntansi biaya untuk mengklasifikasi seluruh biaya produksi menjadi 3


bagian:

a. bahan baku (direct matterial)

Semua bahan baku yang secara fisik bisa diidentifikasi sebagai bagian dari barang jadi
dan yang dapat ditelusuri pada barang jadi itu dengan cara yang sederhana dan
ekonomis.

b. upah langsung (direct labuor)

Tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan
dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu.

c. biaya overhead (bop)


Terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output
tertentu. Overhead pabrik biasanya memasukkan semua biaya manufaktur kecuali bahan
baku langsung dan tenaga kerja langsung.

Elemen-elemen dari biaya Overhead Pabrik yaitu :

1. Biaya bahan baku tidak langsung


2. Biaya tenaga kerja tidak langsung 
3. Biaya depresiasi dan amortisasi aktiva tetap 
4. Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin 
5. Biaya listrik dan air pabrik 
6. Biaya asuransi pabrik 
7. Operasi lain-lain

3. Menghitung harga pokok produksi per unit produk

Tahap 1 – Menghitung Bahan Baku yang Digunakan

Rumus untuk menghitung bahan baku yang digunakan adalah sebagai berikut.

Saldo awal bahan baku + Pembelian bahan baku – Saldo akhir bahan baku = Bahan baku
yang digunakan

Tahap 2 – Menghitung Biaya Produksi

Rumus untuk menghitung biaya produksi adalah sebagai berikut.

Bahan baku yang digunakan + Biaya tenaga kerja langsung + Biaya overhead produksi =
Total biaya produksi

Tahap 3: Menentukan Harga Pokok Produksi

Ketika sudah melewati dua tahap diatas, selanjutnya kamu perlu menghitung harga pokok
produksinya. Rumus yang digunakan untuk menghitung harga pokok produksi adalah
sebagai berikut.

Total biaya produksi + Saldo awal persediaan barang dalam proses produksi – Saldo akhir
persediaan barang dalam proses produksi = Harga Pokok Produksi

Tahap 4: Menghitung Harga Pokok Penjualan


Setelah mendapatkan harga pokok produksi, kamu bisa mulai menghitung harga pokok
penjualan atau yang biasa disebut dengan HPP. Rumus menghitung HPP adalah sebagai
berikut.

Harga pokok produksi + Persediaan barang awal – Persediaan barang akhir = Harga Pokok
Penjualan

Contoh Soal Menghitung Harga Pokok Produksi

Sekarang, kita akan mulai untuk menghitung harga pokok produksi dengan contoh kasus.
Karena biasanya contoh kasus bisa membuat kita lebih paham terhadap suatu materi.
Contohnya sebagai berikut.

PT. HIJAR adalah perusahaan yang bergerak makanan. Pada awal bulan Juni, PT. HIJAR
memiliki persediaan bahan baku mentah sebesar Rp 60.000.000, bahan setengah jadi sebesar
Rp 90.000.000, dan persediaan makanan siap jual sebesar Rp 120.000.000. Untuk proses
produksi makanan di bulan Agustus membeli persediaan bahan baku sebesar Rp
750.000.000, dengan biaya pengiriman Rp 10.000.000. Selama proses produksi, terdapat
biaya pemeliharaan buah-buahan sebesar Rp 9.000.000. Pada akhir bulan Juli terdapat sisa
penggunaan bahan baku mentah sebesar Rp 50.000.000, sisa bahan setengah jadi sebesar Rp
8.000.000, dan sisa makanan siap jual sebesar Rp 25.000.000.

Berapakah Harga pokok produksi dari PT. HIJAR? Untuk menghitung HPP diperlukan 4
tahap seperti yang kita bahas sebelumnya.

Tahap 1

60.000.000 + (750.000.000 + 10.000.000) – 50.000.000 = 770.000.000

Tahap 2

145.000.000 + 9.000.000 = 154.000.000

Tahap 3

154.000.000 + 90.000.000 – 8.000.000 = 236.000.000

Tahap 4

236.000.000 + 120.000.000 – 25.000.000 = 331.000.000


Setelah melewati empat tahap tersebut, maka kita akan mendapatkan hasilnya. Jadi harga
pokok produksi pada bulan Agustus adalah Rp 331.000.000.

Nah, setelah ini kamu bisa mencoba membuatnya dengan nominal yang ada di perusahaan
atau bisnismu. Semoga setelah menggunakan cara ini, proses perhitungannya akan menjadi
lebih mudah, dan kerja perushaanmu akan lebih efisien.

4. Mencatat mulai dari;

a. pembelian bahan baku

Biaya bahan baku (raw material cost) merupakan suatu keseluruh biaya untuk dapat
memperoleh sampai dengan bahan siap untuk dapat digunakan yang yang akan meliputi
harga bahan, ongklos angkut, penyimpanan yang lainnya.

Sebelum dibahas unsur-unsur biaya yang akan membentuk harga pokok bahan baku
yang dibeli, berikut ini diuraikan sistem pembelian lokal bahan baku.

Sistem Pembelian

Sistem pembelian lokal bahan baku terdiri atas prosedur permintaan pembelian,
prosedur order pembelan, prosedur penerimaan barang, prosedur pencatatan penerimaan
barang di gudang, maupun juga prosedur pencatatan utang.

Prosedur Permintaan Pembelian Bahan Baku

Jika ada persediaan bahan baku yang ada digudang sudah mencapai jumlah tingkat yang
minimum pemesanan kembali ( reorder point), Bagian gudang kemudian akan membuat
surat permintaan pembelian (purchase requisition) yang kemudian akan dikirimkan ke
bagian pembelian.

Prosedur Penerimaan Bahan Baku

Pemasok ini akan mengirimkan pesanan bahan baku kepada perusahaan sesuai dengan
surat order pembelian yang telah diterimanya. Bagian Penerimaan yang akan bertugas
menerima barang, mencocokan kualitas, kuantitas, jenis serta spesifikasi bahan baku
yang telah diterima dari pemasok dengan tembusan surat order pembelian. Lalu Apabila
bahan baku yang akan diterima telah sesuai dengan surat order pembelian, Bagian
Penerimaan membuat surat laporan penerimaan barang untuk dikirimkan kepada Bagian
Akuntansi.

Prosedur Pencatatan Penerimaan Bahan Baku di Bagian Gudang

Bagian Penerimaan ini menyerahkan bahan baku yang telah diterima dari pemasok
kepada Bagian Gudang.

Bagian gudang dapat menyimpan bahan baku tersebut dan juga mencatat jumlah bahan
baku yang telah diterima dalam kartu gudang.

Kartu Gudang sering di gunakan oleh Bagian Gudang untuk dapat mencatat mutasi tiap-
tiap jenis barang gudang.

Kartu gudang hanya berisi suatu informasi kuantitas tiap-tiap jenis barang yang akan
disimpan di gudang dan tidak akan berisi informasi mengenai harganya.

Catatan kartu guang diawasi bagian akuntansi yang berupa kartu persediaan tertentu.

Prosedur Pencatatan Utang Yang dapat Timbul dari Pembelian Bahan Baku

Bagian pembelian menerima faktur pembelian dari pemasok. Bagian pembelian ini akan
memberikan tanda tangan diatas faktur pembelian, Sebagai tanda surat persetujuan
bahwa faktur dapat dibayar karena pemasok telah memenuhi syarat-syarat pembelian
yang telah ditentukan oleh perusahaan tersebut. Faktur pembelian yang telah
ditandatangani oleh Bagian Pembelian tersebut akan diserahkan kepada Bagian
Akuntansi. Dalam transaksi ini pembelian bahan baku, bagian akuntansi akan
memeriksa ketelitian perhitungan dalam faktur pembelian dan juga mencocokannya.
Dengan informasi dalam tembusan surat order pembelian yang telah diterima dari
Bagian Pembelian dan juga laporan penerimaan barang yang diterima dari bagian
penerimaan.

b. proses produksi

Apa Saja Unsur di dalam Biaya Produksi?

Untuk menentukan dan mencapai nominal biaya produksi, terdapat tiga unsur yang
saling terkait yang harus diperhatikan. Apa sajakah ketiga unsur tersebut?

a. Biaya Material Langsung (Direct Material)


Biaya Material Langsung merupakan biaya bahan baku yang bersentuhan
langsung dengan produk yang akan diproduksi dan nominal yang timbul
cenderung mudah ditelusuri. Contoh kecilnya dalam suatu produk kopi di kafe-
kafe, harga beli komposisi utama produk tersebut seperti biji kopi, air, gula dan
bahan lainnya bisa dikategorikan sebagai Biaya Material Langsung.

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor)

Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah upah, tunjangan dan asuransi yang
dibayarkan kepada pegawai yang terlibat langsung dalam jalannya proses
produksi barang. Misalnya, pegawai di bagian perakitan produk atau yang
mengoperasikan mesin untuk membuat produk.

c. Biaya Overhead Pabrik (Manufacturing Overhead)

Biaya Overhead Pabrik (BOP) adalah biaya yang secara tidak langsung berkaitan
dengan aktivitas pabrik dan terjadi ketika memproduksi suatu produk. Biaya
overhead pabrik meliputi:

1. Bahan Material Tidak Langsung (Indirect Material)

Bahan tidak langsung adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi
namun cenderung sulit untuk dilacak nominalnya. Contoh seperti lem,
minyak, cairan pembersih dan lain sebagainya diklasifikasikan sebagai bahan
tidak langsung karena biaya barang-barang tersebut cenderung sulit untuk
dilacak dalam suatu proses produksi.

2. Tenaga Kerja Tidak Langsung (Indirect Labor)

Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja pegawai yang tidak terlibat
langsung dalam proses produksi. Contoh petugas keamanan, pengawas dan
supervisor quality control di pabrik. Upah dan tunjangan mereka akan
diklasifikasikan sebagai biaya tenaga kerja tidak langsung.

3. Biaya Overhead Lain

Biaya utilitas pabrik, sewa gedung dan tanah, depresiasi mesin dan asuransi.
Jadi, formulasi dari Biaya Produksi adalah:
Biaya Produksi = Biaya Material Langsung + Biaya Tenaga Kerja Langsung
+ Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung + Biaya Overhead pabrik.

Contoh Biaya Produksi dalam Pelaporan Keuangan

Perusahaan Sejahtera Bersama merupakan perusahaan manufaktur yang menjual


barang-barang furniture. Dalam satu bulan, perusahaan memproduksi 2.000 unit meja.
Berikut rincian biaya untuk memproduksi 2.000 unit meja: Rp12.000.000 untuk kayu.
Rp 4.000.000 untuk upah tukang kayu dan Rp1.000.000 untuk upah security yang
menjaga selama pengerjaan meja dilaksanakan. Rp1.000.000 untuk biaya sewa pabrik
dan utilitas lainnya.

Total Biaya Produksinya adalah: Rp12.000.000 + Rp4.000.000 + Rp1.000.000 +


Rp1.000.000 = Rp18.000.000.

Maka, Biaya Produksi untuk satu unit meja adalah Rp18.000.000/2.000 unit = Rp9.000.

Dengan mengetahui biaya produksi yang timbul secara detail, manajer dapat mengambil
keputusan secara tepat dalam menentukan harga jual dan meminimalisir berbagai risiko
terkait proses produksi. Jumlah Biaya Produksi ini juga berfungsi sebagai dasar
perhitungan Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold). Biaya produksi
mempengaruhi harga pokok penjualan suatu produk perusahaan. Ketepatan hitungan
dari biaya produksi sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan harga dan
mengakibatkan kerugian perusahaan.

c. mencatat barang jadi (finish good)

Harga Pokok Produk jadi (selesai diproses) dihitung berdasarkan data biaya yang
dicatat dalam kartu harga pokok produk yang bersangkutan. Sebagai contohnya,,
diketahui data biaya produksi CV. PRIMA untuk bulan Juli 2003 sebagai berikut :

Biaya Produksi
Biaya Bahan Baku Rp. 72.400.000,00
Biaya Tenaga Kerja Langsung 12.200 jam @ Rp 4.500 Rp.54.900.000,00
BOP yang sesungguhnya (BOPS) Rp. 25.566.000,00
BOP yang dibebankan berdasarkan tarif Rp 1.800 tiap jam kerja langsung.

Data Produksi
Produk yang diproses terdiri dari Pesanan No. 021, 022, 023, dan 024.
Prosuk selesai diproses :
Tanggal 23 Juli 2003, Pesanan No. 021
Tanggal 27 Juli 2003, Pesanan No. 022

Data Kartu Harga Pokok

Dari informasi diatas, Harga Pokok Produk selesai diproses dalam bulan Juli 2005
untuk Pesanan No. 021 tanggal 23 Juli 2003, dihitung sbb :
Biaya Bahan Baku Rp. 21.250.000,00
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 16.200.000,00
BOP yang dibebankan 3.600 x Rp 1.800 Rp. 6.480.000,00
Jumlah Rp. 43.930.000,00

Harga pokok produk Pesanan No. 022 selesai diproses pada tanggal 27 Juli 2003, yaitu
sbb :

BBB Rp. 18.750.000,00


BTKL Rp. 14.850.000,00
BOPD 3.300 jam x Rp 1.800,00 Rp. 5.940.000,00
Jumlah Rp. 39.540.000,00

“ CATATAN : ”

BOP yang dibebankan (BOPD) diperoleh dari pemakaian jam kerja langsung dikalikan
dengan tarif yang sudah ditentukan berdasarkan tiap jam kerja langsung yaitu Rp
1.800,00
d.

Terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output
tertentu. Overhead pabrik biasanya memasukkan semua biaya manufaktur kecuali bahan
baku langsung dan tenaga kerja langsung.

Elemen-elemen dari biaya Overhead Pabrik yaitu :

8. Biaya bahan baku tidak langsung


9. Biaya tenaga kerja tidak langsung 
10. Biaya depresiasi dan amortisasi aktiva tetap 
11. Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin 
12. Biaya listrik dan air pabrik 
13. Biaya asuransi pabrik 
14. Operasi lain-lain

5. Menghitung harga pokok produksi per unit produk

Tahap 1 – Menghitung Bahan Baku yang Digunakan

Rumus untuk menghitung bahan baku yang digunakan adalah sebagai berikut.

Saldo awal bahan baku + Pembelian bahan baku – Saldo akhir bahan baku = Bahan baku
yang digunakan

Tahap 2 – Menghitung Biaya Produksi

Rumus untuk menghitung biaya produksi adalah sebagai berikut.

Bahan baku yang digunakan + Biaya tenaga kerja langsung + Biaya overhead produksi =
Total biaya produksi

Tahap 3: Menentukan Harga Pokok Produksi

Ketika sudah melewati dua tahap diatas, selanjutnya kamu perlu menghitung harga pokok
produksinya. Rumus yang digunakan untuk menghitung harga pokok produksi adalah
sebagai berikut.

Total biaya produksi + Saldo awal persediaan barang dalam proses produksi – Saldo akhir
persediaan barang dalam proses produksi = Harga Pokok Produksi
Tahap 4: Menghitung Harga Pokok Penjualan

Setelah mendapatkan harga pokok produksi, kamu bisa mulai menghitung harga pokok
penjualan atau yang biasa disebut dengan HPP. Rumus menghitung HPP adalah sebagai
berikut.

Harga pokok produksi + Persediaan barang awal – Persediaan barang akhir = Harga Pokok
Penjualan

Contoh Soal Menghitung Harga Pokok Produksi

Sekarang, kita akan mulai untuk menghitung harga pokok produksi dengan contoh kasus.
Karena biasanya contoh kasus bisa membuat kita lebih paham terhadap suatu materi.
Contohnya sebagai berikut.

PT. HIJAR adalah perusahaan yang bergerak makanan. Pada awal bulan Juni, PT. HIJAR
memiliki persediaan bahan baku mentah sebesar Rp 60.000.000, bahan setengah jadi sebesar
Rp 90.000.000, dan persediaan makanan siap jual sebesar Rp 120.000.000. Untuk proses
produksi makanan di bulan Agustus membeli persediaan bahan baku sebesar Rp
750.000.000, dengan biaya pengiriman Rp 10.000.000. Selama proses produksi, terdapat
biaya pemeliharaan buah-buahan sebesar Rp 9.000.000. Pada akhir bulan Juli terdapat sisa
penggunaan bahan baku mentah sebesar Rp 50.000.000, sisa bahan setengah jadi sebesar Rp
8.000.000, dan sisa makanan siap jual sebesar Rp 25.000.000.

Berapakah Harga pokok produksi dari PT. HIJAR? Untuk menghitung HPP diperlukan 4
tahap seperti yang kita bahas sebelumnya.

Tahap 1

60.000.000 + (750.000.000 + 10.000.000) – 50.000.000 = 770.000.000

Tahap 2

145.000.000 + 9.000.000 = 154.000.000

Tahap 3

154.000.000 + 90.000.000 – 8.000.000 = 236.000.000

Tahap 4
236.000.000 + 120.000.000 – 25.000.000 = 331.000.000

Setelah melewati empat tahap tersebut, maka kita akan mendapatkan hasilnya. Jadi harga
pokok produksi pada bulan Agustus adalah Rp 331.000.000.

Nah, setelah ini kamu bisa mencoba membuatnya dengan nominal yang ada di perusahaan
atau bisnismu. Semoga setelah menggunakan cara ini, proses perhitungannya akan menjadi
lebih mudah, dan kerja perushaanmu akan lebih efisien.

6. Mencatat mulai dari;

a. pembelian bahan baku

Biaya bahan baku (raw material cost) merupakan suatu keseluruh biaya untuk dapat
memperoleh sampai dengan bahan siap untuk dapat digunakan yang yang akan meliputi
harga bahan, ongklos angkut, penyimpanan yang lainnya.

Sebelum dibahas unsur-unsur biaya yang akan membentuk harga pokok bahan baku
yang dibeli, berikut ini diuraikan sistem pembelian lokal bahan baku.

Sistem Pembelian

Sistem pembelian lokal bahan baku terdiri atas prosedur permintaan pembelian,
prosedur order pembelan, prosedur penerimaan barang, prosedur pencatatan penerimaan
barang di gudang, maupun juga prosedur pencatatan utang.

Prosedur Permintaan Pembelian Bahan Baku

Jika ada persediaan bahan baku yang ada digudang sudah mencapai jumlah tingkat yang
minimum pemesanan kembali ( reorder point), Bagian gudang kemudian akan membuat
surat permintaan pembelian (purchase requisition) yang kemudian akan dikirimkan ke
bagian pembelian.

Prosedur Penerimaan Bahan Baku

Pemasok ini akan mengirimkan pesanan bahan baku kepada perusahaan sesuai dengan
surat order pembelian yang telah diterimanya. Bagian Penerimaan yang akan bertugas
menerima barang, mencocokan kualitas, kuantitas, jenis serta spesifikasi bahan baku
yang telah diterima dari pemasok dengan tembusan surat order pembelian. Lalu Apabila
bahan baku yang akan diterima telah sesuai dengan surat order pembelian, Bagian
Penerimaan membuat surat laporan penerimaan barang untuk dikirimkan kepada Bagian
Akuntansi.

Prosedur Pencatatan Penerimaan Bahan Baku di Bagian Gudang

Bagian Penerimaan ini menyerahkan bahan baku yang telah diterima dari pemasok
kepada Bagian Gudang.

Bagian gudang dapat menyimpan bahan baku tersebut dan juga mencatat jumlah bahan
baku yang telah diterima dalam kartu gudang.

Kartu Gudang sering di gunakan oleh Bagian Gudang untuk dapat mencatat mutasi tiap-
tiap jenis barang gudang.

Kartu gudang hanya berisi suatu informasi kuantitas tiap-tiap jenis barang yang akan
disimpan di gudang dan tidak akan berisi informasi mengenai harganya.

Catatan kartu guang diawasi bagian akuntansi yang berupa kartu persediaan tertentu.

Prosedur Pencatatan Utang Yang dapat Timbul dari Pembelian Bahan Baku

Bagian pembelian menerima faktur pembelian dari pemasok. Bagian pembelian ini akan
memberikan tanda tangan diatas faktur pembelian, Sebagai tanda surat persetujuan
bahwa faktur dapat dibayar karena pemasok telah memenuhi syarat-syarat pembelian
yang telah ditentukan oleh perusahaan tersebut. Faktur pembelian yang telah
ditandatangani oleh Bagian Pembelian tersebut akan diserahkan kepada Bagian
Akuntansi. Dalam transaksi ini pembelian bahan baku, bagian akuntansi akan
memeriksa ketelitian perhitungan dalam faktur pembelian dan juga mencocokannya.
Dengan informasi dalam tembusan surat order pembelian yang telah diterima dari
Bagian Pembelian dan juga laporan penerimaan barang yang diterima dari bagian
penerimaan.

b. proses produksi

Apa Saja Unsur di dalam Biaya Produksi?

Untuk menentukan dan mencapai nominal biaya produksi, terdapat tiga unsur yang
saling terkait yang harus diperhatikan. Apa sajakah ketiga unsur tersebut?

a. Biaya Material Langsung (Direct Material)


Biaya Material Langsung merupakan biaya bahan baku yang bersentuhan
langsung dengan produk yang akan diproduksi dan nominal yang timbul
cenderung mudah ditelusuri. Contoh kecilnya dalam suatu produk kopi di kafe-
kafe, harga beli komposisi utama produk tersebut seperti biji kopi, air, gula dan
bahan lainnya bisa dikategorikan sebagai Biaya Material Langsung.

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor)

Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah upah, tunjangan dan asuransi yang
dibayarkan kepada pegawai yang terlibat langsung dalam jalannya proses
produksi barang. Misalnya, pegawai di bagian perakitan produk atau yang
mengoperasikan mesin untuk membuat produk.

c. Biaya Overhead Pabrik (Manufacturing Overhead)

Biaya Overhead Pabrik (BOP) adalah biaya yang secara tidak langsung berkaitan
dengan aktivitas pabrik dan terjadi ketika memproduksi suatu produk. Biaya
overhead pabrik meliputi:

1. Bahan Material Tidak Langsung (Indirect Material)

Bahan tidak langsung adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi
namun cenderung sulit untuk dilacak nominalnya. Contoh seperti lem,
minyak, cairan pembersih dan lain sebagainya diklasifikasikan sebagai bahan
tidak langsung karena biaya barang-barang tersebut cenderung sulit untuk
dilacak dalam suatu proses produksi.

2. Tenaga Kerja Tidak Langsung (Indirect Labor)

Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja pegawai yang tidak terlibat
langsung dalam proses produksi. Contoh petugas keamanan, pengawas dan
supervisor quality control di pabrik. Upah dan tunjangan mereka akan
diklasifikasikan sebagai biaya tenaga kerja tidak langsung.

3. Biaya Overhead Lain

Biaya utilitas pabrik, sewa gedung dan tanah, depresiasi mesin dan asuransi.
Jadi, formulasi dari Biaya Produksi adalah:
Biaya Produksi = Biaya Material Langsung + Biaya Tenaga Kerja Langsung
+ Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung + Biaya Overhead pabrik.

Contoh Biaya Produksi dalam Pelaporan Keuangan

Perusahaan Sejahtera Bersama merupakan perusahaan manufaktur yang menjual


barang-barang furniture. Dalam satu bulan, perusahaan memproduksi 2.000 unit meja.
Berikut rincian biaya untuk memproduksi 2.000 unit meja: Rp12.000.000 untuk kayu.
Rp 4.000.000 untuk upah tukang kayu dan Rp1.000.000 untuk upah security yang
menjaga selama pengerjaan meja dilaksanakan. Rp1.000.000 untuk biaya sewa pabrik
dan utilitas lainnya.

Total Biaya Produksinya adalah: Rp12.000.000 + Rp4.000.000 + Rp1.000.000 +


Rp1.000.000 = Rp18.000.000.

Maka, Biaya Produksi untuk satu unit meja adalah Rp18.000.000/2.000 unit = Rp9.000.

Dengan mengetahui biaya produksi yang timbul secara detail, manajer dapat mengambil
keputusan secara tepat dalam menentukan harga jual dan meminimalisir berbagai risiko
terkait proses produksi. Jumlah Biaya Produksi ini juga berfungsi sebagai dasar
perhitungan Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold). Biaya produksi
mempengaruhi harga pokok penjualan suatu produk perusahaan. Ketepatan hitungan
dari biaya produksi sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan harga dan
mengakibatkan kerugian perusahaan.

c. mencatat barang jadi (finish good)

Harga Pokok Produk jadi (selesai diproses) dihitung berdasarkan data biaya yang
dicatat dalam kartu harga pokok produk yang bersangkutan. Sebagai contohnya,,
diketahui data biaya produksi CV. PRIMA untuk bulan Juli 2003 sebagai berikut :

Biaya Produksi
Biaya Bahan Baku Rp. 72.400.000,00
Biaya Tenaga Kerja Langsung 12.200 jam @ Rp 4.500 Rp.54.900.000,00
BOP yang sesungguhnya (BOPS) Rp. 25.566.000,00
BOP yang dibebankan berdasarkan tarif Rp 1.800 tiap jam kerja langsung.

Data Produksi
Produk yang diproses terdiri dari Pesanan No. 021, 022, 023, dan 024.
Prosuk selesai diproses :
Tanggal 23 Juli 2003, Pesanan No. 021
Tanggal 27 Juli 2003, Pesanan No. 022

Data Kartu Harga Pokok

Dari informasi diatas, Harga Pokok Produk selesai diproses dalam bulan Juli 2005
untuk Pesanan No. 021 tanggal 23 Juli 2003, dihitung sbb :
Biaya Bahan Baku Rp. 21.250.000,00
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 16.200.000,00
BOP yang dibebankan 3.600 x Rp 1.800 Rp. 6.480.000,00
Jumlah Rp. 43.930.000,00

Harga pokok produk Pesanan No. 022 selesai diproses pada tanggal 27 Juli 2003, yaitu
sbb :

BBB Rp. 18.750.000,00


BTKL Rp. 14.850.000,00
BOPD 3.300 jam x Rp 1.800,00 Rp. 5.940.000,00
Jumlah Rp. 39.540.000,00

“ CATATAN : ”

BOP yang dibebankan (BOPD) diperoleh dari pemakaian jam kerja langsung dikalikan
dengan tarif yang sudah ditentukan berdasarkan tiap jam kerja langsung yaitu Rp
1.800,00

Anda mungkin juga menyukai