Anda di halaman 1dari 17

makalah karya ilmiah remaja"KOROSI"

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas kehendak-Nyalah KIR ini dapat
terselesaikan. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengamati korosi pada besi.
Selain itu juga untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan korosi .
Dengan terselesaikannya karya ilmiah ini diharapkan dapat memberi
pengetahuan tentang bahan-bahan yang dapat timbulkan dan mempercepat terjadinya
korosi (karat), proses terjadinya korosi, kerugian serta cara mencegah terjadinya
korosi. Oleh karena itu, terselesaikannya KIR ini tentu saja bukan karena kemampuan
penulis semata-mata. Namun, berkat dukungan dan bantuan dari pihak-pihak terkait.
Kami menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu,
kritik serta saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapakan demi
penyempurnaan karya ilmiah ini. Semoga KIR ini dapat memberi manfaat bagi para
pembaca tentang faktor terjadinya korosi.

Subulussalam,14 April 2013


Penulis

( )

DAFTAR ISI

HALAMAN

KATA PENGANTAR
…………………………………………………………………………………………………
….. 1
DAFTAR ISI
…………………………………………………………………………………………………
……………... 2
ABSTRAK
…………………………………………………………………………………………………
………………... 3
BAB I : PENDAHULUAN
………………………………………………………………………………………………
4
1.1.Latar belakang
…………………………………………………………………………………………..
4
1.2.rumusan masalah
…………………………………………………………………………………….. 4
1.3.Tujuan penelitian
………………………………………………………………………………………
4
BAB II : KAJIAN TEORITIS
……………………………………………………………………………………………..
5
2.1. korosi
…………………………………………………………………………………………………
……. 5
  Penyebab korosi ………………………………………………………………………………..
5
  Proses terjadinya korosi …………………………………………………………………….
5
  Dampak dari korosi ……………………………………………………………………........
6
  Mencegah terjadinya korosi ………………………………………………………………
6
BAB III : METODE PENELITIAN
……………………………………………………………………………………. 7
3.1. Alat dan bahan
…………………………………………………………………………………….....
7
3.2. cara
kerja……………………………………………………………………………………………
……. 7
3.3. waktu dan tempat
…………………………………………………………………………………… 7
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
………………………………………………………… 8
4.1. Hasil penelitian
………………………………………………………………………………………..
8
4.2. Pembahasan
……………………………………………………………………………………………
8
BAB V : KESIMPULAN

………………………………………………………………………………………………
9
5.1. Kesimpulan
……………………………………………………………………………………………..
9
DAFTAR PUSTAKA
…………………………………………………………………………………………………
……. 10
ABSTRAK

Karya ilmiah yang berjudul Pengamatan terjadinya korosi pada paku ini membahas faktor
yang mempengaruhi korosi pada paku dan cara pencegahannya.tujuan penulisan karya ilmiah ini
adalah untuk mengetahui bahan-bahan yang dapat mempercepat terjadinya korosi. Metode yang
digunakan dengan melakukan penelitian langsung terhadap paku. Berdasarkan hasil penelitian,
paku yang lebih cepat berkarat / korosi adalah paku di dalam asam cuka yang terbuka. Salah satu
penyebabnya adalah karena asam cuka mengandung H+ dan asam serta dipengaruhi oleh
kelembaban udara di sekitar tempat penyimpanan.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang masalah
Dalam bahasa sehari-hari korosi dikenal dengan perkaratan.Karat adalah sebutan bagi
korosi pada besi, padahal korosi merupakan gejala destruktif yang mempengaruhi hampir semua
logam. Besi adalah salah satu dari banyak jenis logam yang mengalami korosi. Karena itu tidak
mengherankan bila istilah korosi dan karat hampir dianggap sama. Korosi dikenal merugikan
karena bersifat merusak logam dan membahayakan.Oleh karena itu,dengan pentingnya
mempelajari pencegahan korosi.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses terjadinya korosi?


2. Apa yang menyebabkan terjadinya korosi?

1.3. Tujuan masalah

1. Mengetahui proses bagaimana terjadinya korosi.


2. Mengetahui penyebab terjadinya korosi.

BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1. korosi
Korosi merupakan proses perubahan logam menjadi senyawa, terutama
terjadi dalam lingkungan yang mengandung air, atau peristiwa teroksidasinya suatu
logam oleh gas oksigen di udara.
Salah satu contoh korosi adalah yang terjadi pada besi, atau biasa disebut
dengan karat. Besi yang mengalami korosi membentuk karat dengan rumus
Fe2O3.XH2O. Pada proses pengamatan, besi (Fe) bertindak sebagai preduksi dan
Oksigen (O2) yang terlarut dalam air bertindak sebagai pengoksidasi. Persamaan
reaksi pembentukan karat :
Anode : Fe 2+ + 2e - → Fe
Katode : 2H 2 O → O 2 + 4H + + 4e -
Karat disebut sebagai autokatalis karena karat yang terjadi pada logam akan
mempercepat proses pengaratan berikutnya.korosi adalah kerusakan atau degradasi
logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya
yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-
hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan
besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara)
mengalami reduksi. Karat logam umumnya berupa oksida atau karbonat. Rumus
kimia karat besi adalah Fe 2O 3. nH 2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektro kimia.Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu
berlaku sebagai anode, dimana besi mengalami oksidasi. (Suroso, Asih, dkk.2011)

2.2. Penyebab korosi


Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang
berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian
bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik
pencampuran bahan dan
sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban,
keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif
(yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk
senyawa
maupunan-organik. Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif keudara dapat
mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat
mepercepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Flour,
hidrogen fluorida beserta senyawaan-senyawaannya dikenal sebagai bahan korosif. Dalam
industri, bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa bahan-bahan organik. Amoniak (NH3)
merupakan bahan kimia yang cukup banyak digunakan dalam kegiatan industri. Pada suhu
dan tekanan normal, bahan ini berada dalam bentuk gas dan sangat mudah terlepas ke udara.
( Purba, Michael.2007)
2.3. Proses Terjadinya Korosi
Korosi atau pengkaratan merupakan fenomena kimia pada bahan – bahan logam yang
pada dasarnya merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang kontak
langsung dengan lingkungan berair dan oksigen. Contoh yang paling umum, yaitu kerusakan
logam besi dengan terbentuknya karat oksida. Dengan demikian, korosi menimbulkan banyak
kerugian. Korosi logam melibatkan proses anodik, yaitu oksidasi logam menjadi ion dengan
melepaskan elektron ke dalam (permukaan) logam dan proses katodik yang mengkonsumsi
electron tersebut dengan laju yang sama : proses katodik biasanya merupakan reduksi ion
hidrogen atau oksigen dari lingkungan sekitarnya. Untuk contoh korosi logam besi dalam
udara lembab.( Purba, Michale. 2007 )

2.4. Dampak dari korosi


Karatan adalah logam yang mengalami kerusakan berbentuk keropos. Sedangkan
bagian logam yang rusak dan berwarna hitam kecoklatan pada baja disebut Karat. Secara
teoritis karat adalah istilah yang diberikan terhadap satu jenis logam saja yaitu baja,
sedangkan secara umum istilah karat lebih tepat disebut korosi. Korosi didefenisikan sebagai
degradasi material (khususnya logam dan paduannya) atau sifatnya akibat berinteraksi
dengan lingkungannya. Korosi merupakan proses atau reaksi elektrokimia yang bersifat
alamiah dan berlangsung dengan sendirinya, oleh karena itu korosi tidak dapat dicegah atau
dihentikan sama sekali. Korosi hanya bisa dikendalikan atau diperlambat lajunya sehingga
memperlambat proses perusakannya. Dilihat dari aspek elektrokimia, korosi merupakan
proses terjadinya transfer elektron dari logam ke lingkungannya. Logam berlaku sebagai sel
yang memberikan elektron dan lingkungannya sebagai penerima elektron. Reaksi yang terjadi
pada logam yang mengalami korosi adalah reaksi oksidasi, dimana atom-atom logam larut
kelingkungannya menjadi ion-ion dengan melepaskan elektron pada logam tersebut.
Sedangkan dari katoda terjadi reaksi, dimana ion-ion dari lingkungan mendekati logam dan
menangkap elektro-elektron yang tertinggal pada logam. Dampak yang ditimbulkan korosi
sungguh luar biasa.
Dampak yang ditimbulkan korosi dapat berupa kerugian langsung dan kerugian
tidak langsung. Kerugian langsung adalah berupa terjadinya kerusakan pada peralatan,
permesinan atau stuktur bangunan. Sedangkan kerugian tidak langsung berupa terhentinya
aktifitas produksi
karena terjadinya penggantian peralatan yang rusak akibat korosi, kehilangan produk akibat
adanya kerusakan pada kontainer, tangki bahan bakar atau jaringan pipa air bersih atau
minyak mentah, terakumulasinya produk korosi pada alat penukar panas dan jaringan
pemipaannya akan menurunkan efisiensi perpindahan panas, dan lain sebagainya.
Berdasarkan kondisi lingkungannya, korosi dapat diklasifikasikan sebagai korosi basah yaitu
korosi yang terjadi dilingkungan air, korosi atmosferik yang terjadi di udara terbuka dan
korosi temperatur tinggi yaitu korosi yang terjadi dilingkungan bertemperatur diatas 500 oC.
( Suroso, Asih, dkk.2011)

2.5. Mencegah terjadinya korosi


Prinsip sederhananya adalah ”menutup” jalan masuk dan kontak antara permukaan
besi dengan air dan udara. Caranya bisa bermacam-macam, misal dengan cara pengecatan,
dan melapisi besi dengan bahan lain misal chrom, nekel (misal pada pelg roda sepeda kamu),
penyepuhan atau galvanisasi. Ada juga logam yang dibentuk dari campuran besi sedemikian
rupa namun tetap kuat yang disebut dengan STAINLESS STELL atau baja tahan karat,
biasanya digunakan untuk pisau, alat dapur atau alat-alat kedokteran/kesehatan. Cara lainnya
adalah dengan apa ayang disebut dengan PROTEKSI KATODIK, yaitu menlindungi benda
besi dari karat dengan menjadikannya benda itu sebagai KATODA, secara sederhana bisa
dijelaskan bahwa sebatang besi akan lebih mudah terkena karat dibandingkan tembaga, maka
dengan "menempelkan" besi pada sebuah tembaga, maka karat yang muncul akan "terserap"
menuju besi, bukannya tembaga. Cara ini biasanya digunakan untuk jalur pipa yang panjang,
menara tinggi, dan juga mulai dikembangkan dalam teknologi pencegah karat di kendaraan
mobil. misalnya menara menara antena, terbuat dari besi kan. Lalu kenapa mereka tidak bisa
berkarat? Itu disebabkan karena setiap beberapa waktu selalu di cat ulang, tidak menyisakan
tempat bagi udara dan air bertemu dengan permukaan besi membentuk karat.
( Sagala, Polmer P. 2011 )

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Alat dan bahan


1.       Tabung reaksi
2.      Paku
3.      Serbet
4.      Air
5.      Minyak tanah
6.      Air hujan
7.      Air panas
8.      Cuka

3.2. Cara kerja

1. Siapkan 10 buah tabung reaksi yang telah dibersih kan.


2. Isi 5 tabung reaksi dengan masing-masing larutan tersebut, ditutup dengan rapat.
3. Lalu 5 tabung reaksi yang lain di isi dengan larutan yang sama masukkan sedikit kapas,
biarkan tabung reaksi terbuka.
4. Simpan ditempat yang aman.
5. Mengamati perubahan paku selama 3 hari

3.3. Waktu dan tempat praktikum

3.3.1. Waktu : 18 februari 2013


3.3.2. Tempat : Laboratorium IPA SMAN 1 SP. KIRI

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.                      Hasil penelitian

Tabel pengamatan
No Paku pada tabung Hasil Pengamatan
1 Air Berkarat
2 Minyak tanah Tidak Berkarat
3 Air hujan Berkarat
4 Air panas Berkarat
5 Asam cuka Berkarat
4.2.                      Pembahasan

Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa paku yang dimasukkan ke dalam
air,air tawar,air hujan, dan asam cuka mengalami korosi(berkarat),sedangkan paku yang
dimasukkan ke dalam minyak tanah tidak mengalami korosi(berkarat),hal ini disebabkan
karena minyak tanah bukan termasuk ke dalam bahan-bahan korosif(yang menyebabkan
korosi).
Dari keempat bahan yang dapat menyebabkan korosi tersebut,yang paling cepat
proses korosinya adalah asam cuka,karena selain termasuk kedalam bahan yang korosif(yang
menyebabkan korosi),asam cuka juga menghasilkan H+ sehingga paku lebih cepat berkarat.
Selanjutnya,setelah asam cuka,yang paling cepat korosinya adalah air hujan,karena air hujan
mengandung CO2 yang dapat membentuk senyawa HCO3 yang bersifat asam. Kemudian
setelah air hujan,yang paling cepat proses korosinya adalah air tawar, hal ini disebabkan oleh
faktor kelembaban udara(air dan gas O2). Kemudian setelah air tawar adalah air panas,hal ini
disebabkan karena air yang sudah dipanaskan,banyak mengandung uap air.

BAB V
KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian diatas adalah sebagai berikut:
  Asam cuka,air tawar,air hujan dan air panas termasuk kedalam bahan-bahan korosif (bahan
yang dapat menyebabkan korosi).
  Minyak tanah bukanlah bahan yang dapat menyebabkan korosi,oleh karena itu minyak tanah
tidak termasuk kedalam bahan yang korosif.

DAFTAR PUSTAKA

http://kholdani.blogspot.co.id/2013/05/makalah-karya-ilmiah-remajakorosi.html
LAPORAN KIMIA
“PENGUJIAN KOROSI PADA PAKU”

 
Disusun Oleh :
1.    AhmadSlavia
2.    DewiAmelia.D
3.    Lingga Darmansyah
Kelas : XII IPA 1
4.    Suliana
Mata Pelajaran : Kimia
 
Guru Mapel : Yuria
Ashoti.S.Pd

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG


DINAS PENDIDIKAN
SMA N 1 BERMANI ULU
Jalan Raya Sentral Baru, Kode Pos 39152

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat allah SWT karena atas kehendaknya, karya ilmiah tentang
korosi ini dapat terselesaikan dengan baik. Dengan penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan korosi?, mengamati pengkaratan atau kata lain korosi
pada paku/besi. Dan juga untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan korosi
pada paku.
Dengan selesainya karya ilmiah ini diharapkan dapat memberi pengetahuan/ilmu
tentang bahan-bahan yang dapat ditimbulkan mempercepat sebuah proses terjadinya
korosi(karat). Oleh sebab itu, dengan terselesainya karya ilmiah ini tentu saja bukan karena
kemampuan penulis dan pengamat semata-mata, tetapi ada unsur lain yang mendukung dan
bantuan dari orang tua dan pihak-pihak yang terkait.
Kami menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu,
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca sangat kami harapkan demi
penyempurnaan karya ilmiah kami ini. Semoga karya ilmiah ini dapat memberi manfaat bagi
kita semua/ para pembaca tentang faktor yang memengaruhi korosi.

Bermani ulu, november 2014

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
ABSTRAK 3
BAB.I : PENDAHULUAN 4
1.      Latar belakang masalah 4
2.      Rumusan masalah 4
3.      Tujuan masalah 4
BAB.II: KAJIAN TEORITIS 5
1.      Korosi 5

2.      Penyebab korosi 6


3.      Proses terjadinya korosi 6
4.      Dampak dari korosi 7
5.      Mencegah terjadinya korosi 8
BAB.III: METODE PENELITIAN 9
1.      Alat dan Bahan 9
2.      Cara kerja 9
3.      Waktu dan tempat 10
BAB.IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 11
1.      Hasil pengamatan hari pertama setelah percobaan 11
2.      Hasil pengamatan hari ketujuh 12
3.      Pembahasan 12
BAB.V : KESIMPULAN 13
1.      Kesimpulan 13
DAFTAR PUSTAKA 14
KESIMPULAN 15

ABSTRAK
Karya ilmiah yang berjudul pengamatan terjadinya korosi pada paku ini membahas
faktor yang memengaruhi korosi pada paku dan cara pencegahannya. Tujuan kami menulis
karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui bahan-bahan yang dapat mempercepat terjadinya
korosi pada paku. Metode yang digunakan dengan cara melakukan penelitian langsung
terhadap paku. Berdasarkan hasil penelitian, paku yang yang lebih cepat mengalami
pengkaratan/korosi adalah paku didalam gelas yang berisi air pam yang terbuka, air
mendidih,air pam tertutup, air suling, dan dalam larutan silika. Salah satu penyebabnya
adalah kelembapan udara disekitar tempat penyimpanan.

BAB I
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari korosi juga dikenal dengan kata pengkaratan. Sedangkan
karat itu sendiri adalah sebutan bagi korosi pada besi, padahal korosi merupakan gejala
destruktif yang memengaruhi hampir semua logam. Besi adalah sebuah dari banyak logam
yang mengalami pengkaratan atau korosi. Oleh karna itu, tidak mengherankan bila istilah
korosi dan karat hampir diangap sama. Korosi korosi dapat merugikan karena bersifat
merusak logam dan membahayakan bagi kesehatan kita. Oleh sebab itu, betapa pentingnya
kita mempelajari pencegahan korosi.

2. Rumusan Masalah
         Jelaskan pengertian korosi?
         Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang mempercepat korosi?
         Paku besi mana yang terjadi korosi paling cepat?
         Paku besi mana yang terjadi korosi paling lambat?
         Paku besi manakah yang tidak terjadi korosi?
         Jelaskan hal-hal apa sajakah yang dapat memengaruhi terjadinya korosi pada percobaan?
3. Tujuan Masalah
         Mengetahui penyebab terjadinya korosi?
         Mengetahui pencegahan korosi?

BAB II
KAJIAN TEORITIS
1.     Korosi
Korosi merupakan proses perubahan logam menjadi senyawa, terutama terjadi dalam
dalam lingkungan yang mengandung air atau peristiwa teroksidasinya suatu logam oleh gas
oksigen di udara.
Salah satu contoh korosi adalah yang terjadi pada besi atau biasa disebut karat. Besi
yang mengaami korosi membentuk karat dengan rumus Fe2O3.XH2O. Pada proses
pengamatan, besi(Fe) bertindak sebagai pereduksi dan oksigen(O 2) yang terlarut dalam air
bertidak sebagai pengoksidasi. Persamaan reaksi tersebut adalah sebagai berikut:
Anode: Fe2++2e_ → Fe
Katode: 2H2O → 4H+ + 4e-
Karat disebut autokatalis karena karat yang terjadi pada logam akan mempercepat
proses pengkaratn berikutnya. Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi
redoks antara suatu logam dengan berbagai zat dilingkungannya yang menghasilkan
senyawa-senyawa yang tidak dibutuhkan. Dalam bahasa sehari-hari korosi disebut
pengkaratan. Contoh korosi yang lazim adalah pengkaratan besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen mengalami
reduksi. Karat logam umumnya berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah
Fe2O3 . nH2O suatu zat padat yang berwarna coklat-merah. Korosi merupakan proses elektro
kimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, dimana besi
mengalami oksidasi. (Suroso, Asih,dkk.2011).

2.     Penyebab Korosi


Faktor yang memengaruhi korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal
dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan,
struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik
pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran
udara, suhu, kelembapan, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya.
Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebab korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik
dalam bentuk senyawa maupun organik. Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke
udara dapat mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa
dapat memmpercepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut.
Flour, hidrogen fluorida beserta senyawaan-senyawaannya dikenal sebagai bahan korosif.
Dalam dunia industri, bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa bahan-bahan organik.
Amoniak (NH3) merupakan bahan kimia yang cukup bnyak digunakan dalam kegiatan
industri . pada suhu dan tekanan normal, bahan ini berada dalam bentuk gas dan sangat
nudah terlepas ke udara. (Purba, Michael.2007).
3.     Proses Terjadinya Korosi
Korosi atau pengkaratan merupakan fenomena kimia pada bahan-bahan logam yang
pada daasrnya merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang kontak
langsung dengan lingkungan berair dan oksigen. Contoh yang paling umum adalah kerusakan
logam besi dengan terbentuknya karat oksida. Dengan demikian, korosi menimbulkan banyak
kerugian. Korosi logam melibatkan proses anodik, yaitu oksidasi logam menjadi ion dengan
melepaskan elektron ke dalam (permukaan) logam dan proses katodik mengkonsumsi
elektron tersebut dengan laju yang sama : proses katodik biasanya merupakan reduksi ion
hidogen atau oksigen dari lingkungan sekitarnya. Untuk contoh korosi logam dalam udara
lembab. (Purba, Michael.2007).

4.     Dampak Dari Korosi


Karatan adalah logam yang mengalami kerusakan berbentuk keropos. Sedangkan
bagian logam yang rusak dan berwarna hitam kecoklatan pada besi/baja disebut karat. Secara
teoritis karat adalah istilah yang diberikan terhadap satu jenis logam saja yaitu baja/besi,
sedangkan secara umum istilah karat lebih tepat dikatakan korosi . korosi didefinisikan
sebagai degradasi material (khususnya logam dan paduannya) ataun sifatnya akibat
berinteraksi dengan lingkungannya. Korosi merupakan merupakan proses atau reaksi
elektrokimia yang bersifat alamiah dan berlangsung dengan sendirinya, oleh karena itu
korosi tidak dapat dicegah atau dihentikan sama sekali. Korosi hanya bisa dikendalikan atau
diperlambat lajunya sehaingga memperlambat pengkaratan. Dilihat dari aspek
elektrokimianya, korosi merupakan proses terjadinya transfer elektron dari dari logam
kelingkungannya. Logam berlaku sebagai sel yang memberikan elektron dan
lingkungannya sebagai penerima elektron. Reaksi yang terjadi pada logam yang mengalami
korosi adalah reaksi oksidasi, dimana atom-atom logam larut kelingkungannya menjadi ion-
ion dengan melepaskan elektron pada logam tersebut. Sedangakan dari katoda terjadi reaksi
dimana ion-ion dari lingkungan mendakati ion logam dan menangkap elektron-elektron yang
teringal pada logam. Dampak yang ditimbulakan korosi sungguh luar biasa.
Dampak yamg ditimbulkan korosi dapat berupa kerugian langsung dan tidak langsung
. keugian langsung dapat berupa terjadinya kerusakan pada peralatan, permesinan atau
struktur bangunan. Sedangakan kerugian tidak langsung, berupa terhentinya produktifitas/
aktifitas produksi, karena terjadinya pergantian peralatan yang rusak kaibat korosi,
kehilangan produk akibat adanya kerusakan pada kontainer, tangki bahan bakar atau jaringan
pipa air bersih atau minyak mentah, terakumulasinya produk korosi pada alat penukar pnas
dan jaringan pemipaannya akan menurunkan efisiensi perpindahan panas dan lain
sebagainya. Berdasrkan kondisi lingkungannya, korosi dapat diklasifikasikan sebagai korosi
basah yaitu korosi yang terjadi dilingkungan air, dan korosi atmosferik yang terjadi di udara
terbuka. Dan korosi temperatur tinggi yaitu korosi yang terjadi dilingkungan bertemperatur
diatas 5000C. (Suroso, Asih,dkk.2011)/.

4.     Mencegah Terjadinya Korosi


Prinsip sederhannya adalah *menutup* jalan masuk dan kontak antara permukaan
besi dengan air dan udara. Caranya bisa bermacam-macam , misalnya dengan cara
pengecetan, dan melapisi besi dengan bahan lain contohnya chrom, nikel(misalnya pada pelg
roda motor kamu), penyepuhan/galvanisasi. Ada juga logam yang dibentuk dari campuran
besi sedemikian rupa namun tetap kuat yang disebut dengan STAINLESS STELL atau baja
tahan karat, biasanya digunakan untuk pisau, alat dapur atau alat-alat kedokteran/kesehatan.
Cara lain adalah dengan PROTEKSI KATODIK, yaitu melindungi benda besi dari karat
dengan cara menjadikan benda tersebut sebagai katoda, secara sederhana bisa dijelaskan
bahwasebatang besi akan mudah terkena karat dibandingkan tembaga. Maka dengan
menempelkan besi pada tembaga, maka karat yang muncul akan terserap menuju besi, bukan
menuju tembaga. Cara ini biasanya digunakan untuk jalur pipa yang panjang, menara tinggi,
dan juga mulai dikembangkan dalam teknologi pencegah karat dikendaraan mobil.

BAB III
METODE PENELITIAN

1.     Alat dan Bahan


         Gelas (11 buah)
         Paku (11 buah)
         Gabus (sebagai penutup gelas)
         Minyak tanah
         Air pam
         Air mendidih (ditutup)
         Air pam (ditutup)
         Larutan NaCl/garam
         Air suling
         Air suling mendidih (ditutup)
         Minyak goreng
         Larutan silika

        Asam cuka(CH3COOH-)


2.     Cara kerja
1.      Siapkan 11 buah gelas kaca yang telah dibersihkan.
2.      Isi 1 buah paku kedalam masing-masing gelas/wadah yang telah disiapkan.
3.      Setelah itu, masukkan larutan yang telah ditentukan dalam setiap gelas yang mana gelas 1
minyak tanah, gelas 2 air pam, gelas 3 air mendidih, gelas 4 air pam, gelas 5 larutan NaCl,
gelas 6 air suling, gelas 7 air suling mendidih, gelas 8 minyak goreng, gelas 9 udara kosong,
gelas 10 larutan silika, gelas 11 asam cuka(CH3COOH-).
4.      Tutup wadah 3, wadah 4, wadah 7, wadah 9 dan wadah 10.
5.      Simpan ditempat yang aman.
6.      Mengamati perubahan paku selama 1 minggu(7 HARI)

3.     Waktu dan Tempat


Waktu : Sabtu, 25 oktober 2014
Tempat : Dirumah Lingga Darmansyah, disesa Sentral Baru.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.     HASIL PENGAMATAN HARI PERTAMA SETELAH PERCOBAAN
TABEL PENGAMATAN
N PAKU PADA GELAS HASIL PENGAMATAN
O
1 Minyak tanah Tidak ada perubahan
2 Air pam Muncul warna kuning-
kecoklatan disekitar paku
3 Air mendidih(ditutup) Muncul warna kuning-
kecoklatan disekitar paku
4 Air pam(ditutup) Muncul warna kuning-
kecoklatan disekitar paku
5 Larutan NaCl Tidak ada perubahan
6 Air suling Muncul warna kuning-
kecoklatan disekitar paku
7 Air suling mendidih(ditutup) Mulai muncul warna kuning-
kecoklatan disekitar paku
8 Minyak goreng Tidak ada perubahan
9 Udara kosong(ditutup) Tidak ada perubahan
10 Larutan silika(ditutup) Mulai muncul warna kuning-
kecoklatan disekitar paku
11 Asam cuka(CH3COOH-) Mulai mengkarat

2.      HASIL PENGAMATAN HARI KETUJUH

TABEL PENGAMATAN
NO PAKU PADA GELAS HASIL PENGAMATAN
1 Minyak tanah Tidak mengalami korosi
2 Air pam korosi
3 Air mendidih korosi
4 Air pam(ditutup) korosi
5 Larutan NaCl Muncul warna kuning-
kecoklatan disekitar paku
6 Air suling Korosi
7 Air suling mendidih korosi
8 Minyak goreng Tidak mengalami korosi
9 Udara kosong Tidak mengalami korosi
10 Larutan silika korosi
11 Asam cuka(CH3COOH-) Korosi
Pembahasan:
Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa paku yang dimasukkan kedalam
air pam, air mendidih ditutup, air pam ditutup, larutan NaCl, air suling, air suling mendidih
ditutup, udara kosong ditutup dan larutan silika ditutup mengalami korosi/berkarat.
Sedangkan paku yang dimasukkan kedalam minyak tanah, minyak goreng dan larutan asam
cuka(CH3COOH-) tidak mengalami pengkaratan/korosi.hal diakibatkan bahwa minyak tanah
dan minyak goreng bukan termasuk dalam bahan-bahan yang bersifat korosif(yang
menyebabkan korosi).
Dari sebelas bahan yang dapat menyebabkan korosi tersebut, yang paling cepat adalah
CH3COOH- ,karena selain termasuk kedalam bahan-bahan yang bersifat korosif, asam cuka
juga dapat menghasilkan H+ sehingga paku akan mengalami korosi lebih cepat dibandingkan
larutan lain.
Dan yang lebih lambat bahkan tidak mengalami korosi yaitu pada larutan minyak
tanah dan minyak goreng, sebab minyak tanah dan minyak goreng termasuk dalam bahan-
bahan yang bersifat korosif(yang menyebabkan korosi),juga minyak tanah adalah media yang
dapat menghambat korosi dan minyak goreng bersifat licin(pelumas).

BAB V
KESIMPULAN
1.     Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan diatas adalah sebagai berikut : asam cuka,air pam, air
mendidih, air pam ditutup, larutan NaCl, air suling, air suling mendidih ditutup, udara kosong
dan larutan silika termasuk dalam bahan-bahan yang bersifat korosif yaitu yang dapat
menyebabkan korosi pada besi dalam hal ini paku. Sedangkan minyak tanah dan minyak
goreng bukanlah bahan yang dapat menyebabkan besi megalami korosi(pengkaratan), oleh
karna itu minyak tanah dan minyak manis tidak termasuk kedalam bahan yang korosif.

DAFTAR PUSTAKA
. http://linggadarmansyah.blogspot.co.id/2014/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Anda mungkin juga menyukai