Anda di halaman 1dari 2

Ringkasan Materi

Epidemiologi Analitik

Nama : Zumratul Aini Ramadani Mursal

Nim : N1A119147

Epidemiologi Analitik bertujuan mengivestasi etiologi (penyebab) suatu penyakit dan


mengidentifikasi hubungan paparan dengan masalah kesehatan/kejadian penyakit.
Epidemiologi Analitik juga berguna untuk menguji hipotesis. Dalam menguji hipotesis
harus ada kelompok pembanding antara kelompok terpapar dengan kelompok yang
tidak terpapar.

A. Desain Studi Cross Sectional Analitik


Sebagai studi analitik, Cross Sectional memiliki beberapa ciri khas, yaitu:
1. Cross Sectional dapat digunakan untuk mengidentifikasi etiologi suatu
penyakit.
2. Cross Sectional pada analitik harus memiliki kelompok pembanding
3. Tujuan dari Studi Analitik dalam epidemiologi adalah mengidentifikasi dan
menghitung besarnyahubungan antara papran dengan masalah kesehatan.
4. Dalam Cross Sectional, status kesehatan individu dalam populasi tertentu,
dan faktor-faktor lain yang diamati, diukur pada satu titik waktu.
5. Studi Cross Sectional merupakan tipe dari studi yang menilai asosiasi antara
exposure dan disease dalam suatu populasi pada waktu yang sama atau
pada suatu rentang waktu pendek yang sudah ditentukan.

Ukuran asosiasi Cross Sectional ada 2, yaitu : Prevalens Ratio (PR) (jika prevalens
kasus ≥ 10%), Prevalens Odds Ratio (POR) (jika prevalens kasus <10%)

B. Desain Studi Case Control


Untuk menilai kemungkinan hubungan pajanan dengan penyakit tertentu,
diidentifikasi melalui sekolompok orang dengan penyakit tertentu (disebut kasus)
dan untuk pembandingnya, sekelompok orang tanpa penyakit tersebut (disebut
control) dari populasi yang sama. Lalu menentukan proporsi kasus yang terpapar
dan tidak terpapar dan proporsi control yang terpapar dan tidak terpapar.
Ciri khas studi kasus-kontrol adalah pengamatan dimulai pada orang
dengan penyakit (kasus) dan membandingkannya dengan orang tanpa penyakit
(control). Dalam studi kasus-control, jika ada hubungan keterpaparan dengan
suatu penyakit, prevalensi riwayat pajanan harus lebih tinggi pada orang yang
memiliki penyakit (kasus) daripada mereka yang tidak memiliki penyakit (control).
C. Desain Studi Kohort
Pada desain studi kohort, peneliti membagi individu menjadi 2 kelompok,
yaitu kelompok exposed (terpapar) dan kelompok unexposed (tidak terpapar),
lalu kedua kelompok ini dikuti, apakah terjadi outcome atau tidak. Setelah itu
kedua kelompok ini diamati berapa kelompok yang terkena penyakit dan berapa
kelompok yang tidak terkena penyakit.
Pada studi kohort kita dapat menentukan hubungan temperal antara
paparan dengan penyakit.

Anda mungkin juga menyukai