Oleh :
N1A119147
Dosen Pengampu :
UNIVERSITAS JAMBI
2020
Film Contagion yang dirilis pada tahun 2011 ini menceritakan tentang penyebaran sebuah
virus yang kisahnya mirip dengan penyebaran virus corona yang terjadi pada saat ini. Usut punya
usut, film ini memang terinspirasi oleh pandemi wabah virus SARS 2002-2004 dan pandemi flu
2009.
Film ini bermula pada suatu kisah seorang wanita dewasa yang bernama Beth Emhoff,
yang datang ke Chicago untuk menemui mantan pasangannya sebelum pulang ke keluarganya di
wilayah Minneapolis. Ia tampak bersuhu dingin saat kunjungannya. Putra berusia enam tahunnya
dari perkawinan sebelumnya, Clark, juga tertular dan diliburkan. Kondisi Beth memburuk dan
pada hari kedua,ketika hendak menyiapkan makanan di dapur, ia pingsan dengan keadaan
mengenaskan. Suaminya, Mitch, membawanya ke rumah sakit, tetapi ia meninggal karena sebab
yang tak diketahui.
Ketika pulang ke rumah, Mitch menemukan Clark dalam keadaan tak bernyawa akibat
infeksi yang sama. Setelah kejadian itu Mitch diisolasi guna mengetahui apakah dia juga
terserang penyakit yang sama. Akan tetapi setelah diuji hasilnya negatif dan dia dibebaskan. Ia
pulang ke rumah dengan putri remajanya Jory. Mitch berjuang untuk melindungi putrinya dari
risiko infeksi. Ternyata, setiap orang yang telah kontak dengan Beth mulai menyebarkan
penyakit tersebut ke seluruh dunia.
Sedangkan di Atlanta, perwakilan dari DHS bertemu dengan dr. Ellis Cheever dari CDC.
Mereka menyatakan kekhawatiran bahwa penyakit ini adalah bioweapon (senjata biologi), yang
dimaksudkan untuk menimbulkan teror selama akhir pekan Thanksgiving. Cheever lantas
mengirim dr. Erin Mears, seorang petugas EIS (Epidemic Intelligence Service), ke Minneapolis
untuk menyelidiki penyakit tersebut.
Di CDC, Dr. Ally Hextall menyatakan bahwa virus tersebut adalah campuran material
genetik dari virus babi dan kelelawar. Usaha terhadap penyembuhan terhambat karena para
ilmuwan tak dapat menemukan kultur sel pada pertumbuhan Meningoencephalitis Virus One
(MEV-1) yang baru dinamai. Dr.Ally Hextall adalah orang pertama yang berhasil
mengidentifikasi virus tersebut. Virus ini diproyeksikan oleh para ilmuan akan menginfeksi 1
dari 12 populasi dunia dengan tingkat kematian 25-30%.
Dr. Cheever memberikan vaksinasi secepatnya kepada putra Roger, seorang karyawan
CDC yang mendengar panggilan telepon Dr. Cheever yang memperingatkan pacarnya untuk
meninggalkan Chicago. Pada hari pembukaan, Dr. Leonora Orantes, seorang pakar epidemiologi
WHO, datang ke Hong Kong untuk mendatangi Beth Emhoff. Ia bekerjasama dengan Sun Feng
dan pakar epidemiologi lokal lainnya dan petugas kesehatan umum; mereka mengidentifikasikan
Beth sebagai pasien nol, dengan video keamanan menunjukkannya sebagai kontak umum dengan
tiga korban berikutnya yang diketahui di sebuah kasino Makau. Sebelum ia pulang, Feng
menculik Dr. Leonora untuk memakainya sebagai sandera untuk mendapatkan dosis vaksin
(pencegahan) MEV-1 untuk desanya. Selama berbulan-bulan, Dr. Leonora tinggal dengan para
penduduk desa sampai vaksin diumumkan. Feng menukar Dr. Leonora dengan vaksin yang
dibutuhkan untuk desanya.
Pada Hari ke-26, jumlah kematian mencapai sekitar 2.5 juta di AS, dan 26 juta di seluruh
dunia. Penemuan, produksi dan pengiriman awal dari vaksin tersebut berlangsung sampai Hari
ke-133, dengan vaksinasi berjalan sampai setidaknya Hari ke-500. Jumlah kematian akhir tak
disebutkan. Dr. Ally menempatkan sampel MEV-1 dalam penyimpanan sriogenik, bersama
dengan sampel H1N1 dan SARS.
Sumber virus tersebut dibongkar pada akhir cerita. Sebuah bulldozer, menggunduli
beberapa hutan dan mengganggu beberapa kelelawar, dengan satu ekor menemukan tempat
persinggahan dan makan di pohon pisang. Kelelawar tersebut kemudian terbang ke kandang
babi, menjatuhkan potongan pisang dari mulutnya, yang kemudian dimakan oleh seekor babi.
Seorang chef dari kasino Makau memilih babi tersebut untuk dihidangkan ke kasino tersebut.
Saat ia mengolah babi tersebut di dapur, membersihkan jeroan dengan tangannya, ia hanya
membersihkan tangannya saat dipanggil untuk menemui seorang pelanggan, Beth Emhoff. Chef
tersebut berjabat tangan dengan Beth dan menularkan campuran virus kelelawar dan babi,
sehingga chef tersebut menjadi pasien nol dan Beth menjadi kasus kedua.