Anda di halaman 1dari 88

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Human Resources Of Development (HRD) adalah departemen dalam

perusahaan/organisasi yang bertanggung jawab menangani pengelolaan Sumber

Daya Manusia (SDM) dan berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan,

pegawai, buruh, manajer dan pekerja lainnya. Artinya HRD bertanggung jawab

untuk memastikan perusahaan mendapatkan karyawan-karyawan terbaik.

Pemberdayaan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan salah satu

upaya yang dilakukan oleh setiap perusahaan atau organisasi untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.

Pada dasarnya, sumber daya manusia adalah suatu sumber daya yang

sangat dibutuhkan oleh suatu organisasi. Sebab, SDM adalah sumber yang

berperan aktif terhadap jalannya suatu organisasi dan proses pengambilan

keputusan. Persaingan antar perusahaan di era globalisasi semakin tajam, sehingga

SDM dituntut untuk terus-menerus mampu mengembangkan diri secara proaktif.

(Prof. Dr. H. Edy Sutrisno, M.Si, 2016)

Rumah sakit sebagai organisasi pelayanan kesehatan masyarakat,

berfungsi melayani masyarakat secara luas dalam bentuk jasa. Rumah sakit

bertanggungjawab memberikan pelayanan yang cepat, tepat, akurat, terjangkau

dan bermutu sesuai standar dan etika profesi, sehingga dapat menjadi acuan dan

informasi serta memenuhi harapan dan kepuasan masyarakat (Depkes RI, 2009)
2

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat

organisasi harus mampu beradaptasi dengan perubahan, baik perubahan yang

berasal dari dalam maupun luar organisasi.Dalam menghadapi perubahan, rumah

sakit harus tetap konsisten menjalankan misi sebagai institusi pelayanan sosial di

bidang kesehatan, dapat berkembang, mandiri, dan memiliki daya saing yang

tinggi. (Susi Astuti, S.E., M.Ak.,Ak., CA, 2018).

Di negara Indonesia sendiri ada beberapa rumah sakit yang berkembang

pesat, memiliki cabang dan anak perusahaan karena pemberdayaan SDM yang

tepat dan akurat. Salah satunya adalah RSU Hermina. Grup RS Hermina sanggup

berkembang pesat hingga memiliki cabang 20 RS. Kekompakan SDM,

kemampuan menyediakan layanan dan produk terbaik menjadi kunci sukses.

Adanya kolaborasi pasokan SDM antar cabang untuk membenahi rumah sakit

yang belum bagus dari SDM yang sudah bereputasi. Untuk mengoperasikan

rumah sakit yang baru, 30% SDM dan tenaga ahli dibawa dari Hermina Grup

sehingga budaya kerja dan sistem tinggal dilanjutkan saja.

Di kota Medan berdasarkan data dari Prospektus Final Mei 2018 diketahui

bahwa RSU Royal Prima merupakan rumah sakit Kelas B dengan kapasitas

tempat tidur terbesar pada satu lokasi se-Indonesia (754 tempat tidur). RSRP

menjadi target pusat rujukan di Kota Medan, Jambi dan Sumatera Utara pada

umumnya. Selain itu RSRP telah membuka jaringan rumah sakit Kelas C di Jambi

dengan 210 tempat tidur dan 240 tempat tidur pada gedung baru. RSRP Medan

yang juga merupakan RS Pendidikan (Kemenkes RI 2017) telah membangun

bangunan baru gedung B dengan target 484 tempat tidur. Dalam pengelolaan
3

SDM pihak rumah sakit mempekerjakan tenaga medis sebelum operasional dan

mengalokasi SDM kesehatan secara bertahap sehingga rumah sakit yang baru bisa

langsung beroperasional secara efektif.

Berdasarkan survey awal Rumah Sakit Sri Ratu Medan yang semula

merupakan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak telah berubah menjadi RSU kelas

D (April 2019) dengan kapasitas 51 tempat tidur dan jumlah tenaga

keperawatan/bidan 25 orang. Rumah Sakit Royal Prima Medan yang merupakan

rumah sakit kelas B memiliki kapasitas 754 tempat tidur dengan jumlah tenaga

keperawatan 500 orang. Menurut sumber Data dan Informasi Profil Kesehatan

Indonesia 2016 jumlah tempat tidur RSU kelas A 400 buah, kelas B 200 buah,

kelas C 100 buah, kelas D 50 buah dan menurut PMK RI No. 56 Tahun 2014

jumlah kebutuhan tenaga keperawatan kelas A & B = tempat tidur instalasi rawat

inap, kelas C& D = perbandingan 2 perawat untuk 3 tempat tidur.

Masalah rekrutmen dan pengembangan adalah pintu masuk yang sangat

menentukan bagi tersedianya staf keperawatan yang berkualitas (M.Aji 2012).

Proses rekrutmen setiap perusahaan tentunya mempunyai mekanisme yang

berbeda-beda, sebaiknya perusahaan melaksanakan rekrutmen sesuai dengan

ketentuan yang berlaku. Kesalahan dalam merekrut karyawan akan

mengakibatkan perusahaan akan memperoleh karyawan yang tidak sesuai dengan

yang diharapkan. Pengembangan merupakan sarana untuk memperbaiki

penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja terutama untuk

mengembangkan kemampuan intelektual & kepribadian manusia sehingga kinerja


4

perusahaan menjadi lebih baik dan membuat kelangsungan perusahaan akan

berjalan terus (Putri 2015).

Pengelolaan sumber daya manusia terkait diperlukan untuk mempengaruhi

kinerja organisasional dan tidak hanya terbatas pada pegawai operasional semata,

namun juga meliputi tingkatan manajerial. Kinerja dapat menunjukkan seberapa

jauh tingkat kemampuan pelaksanaan tugas-tugas organisasi.(Maludin

Panjaitan,2017)

Berdasarkan fenomena dan hasil penelitian diatas, maka penelitian

meninjau lebih jauh “Analisis Peran Human Resources Of Development (HRD)

Terhadap Kinerja Perawat di Rumah sakit Umum Sri Ratu Medan Tahun 2019”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan uraian di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Analisis Peran Human Resources Of

Development (HRD) Terhadap Kinerja Perawat di Rumah Sakit Sri Ratu Medan

Tahun 2019”

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum :

Mengetahui Analisis Peran Human Resources Of Development (HRD)

Terhadap Kinerja Perawat di Rumah Sakit Sri Ratu Medan Tahun 2019.

1.3.2. Tujuan Khusus :

a. Untuk mengetahui staffing process (rekrutmen) terhadap kinerja

perawat di Rumah Sakit Sri Ratu Medan Tahun 2019


5

b. Untuk mengetahui staffing development (pengembangan) terhadap

kinerja perawat di Rumah Sakit Sri Ratu Medan Tahun 2019

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :

a. Pihak Manajemen Rumah sakit

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan

sarana evaluasi bagi pihak management rumah sakit untuk lebih

meningkatkan Peran Human Resources Of Development (HRD)

Terhadap Kinerja Perawat di Rumah Sakit Sri Ratu Medan.

b. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan sumber

referensi bagi institusi yang menaungi peneliti, yaitu Universitas Prima

Indonesia

c. Bagi Peneliti

Peneliti ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan

dapat memperkaya khasanah keilmuan bagi diri peneliti.

d. Bagi Peneliti Lanjutan

Dapat menjadi bahan referensi dan perbandingan bagi penelitian

lanjutan yang mengkaji topik yang relevan dengan penelitian ini.

e. Bagi Masyarakat

Sebagai bahan bacaan dan sumber informasi bagi masyarakat agar

tumbuh kesadaran akan arti pentingnya kinerja perawat di rumah sakit.


6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. HRD (Human Resources Departement)

2.1.1. Definisi

HRD adalah singkatan dari Human Resources Departement atau dalam

bahasa Indonesia disebut divisi sumber daya manusia. HRD adalah sebuah divisi

yang menjalankan perencanaan strategis sumber daya manusia atau

ketenagakerjaan (HR Planning) yang meliputi budgeting, penilaian SDM, seleksi

dan perekrutan, penerima dan pemberhentian karyawan, pengembangan karir,

pengelolaan organisasi, performance management, pension, industrial

relationship, training, dan pengembangan sistem.

HRD Rumah sakit merupakan sistem yang bertanggung jawab terhadap

pengelolaan sumber daya manusia dalam sebuah organisasi. Artinya adalah sistem

yang menangani masalah seputar karyawan yang menunjang aktifitas dan kegiatan

organisasi atau perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi dengan maksimal.

Adapun sumber daya manusia yang ditangani adalah meliputi ruang

lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat

menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah

ditentukan. Adapun HRD ini memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Pengadaan dan Rekrutmen

2. Pengembangan dan evaluasi karyawan

3. Kompensasi dan proteksi


7

Jadi dalam manajemen ini karyawan adalah aset utama dalam perusahaan

yang menjadi perencana dan pelaku aktif dari setiap aktifitas organisasi.

Sedangkan lingkungan yang terkait akan dikategorikan menjadi 2 yakni :

1. Lingungan Internal

2. Lingkungan Eksternal

Dalam hal ini dimaksudkan semua pihak yang terlibat dalam proses bisnis

baik dari dalam maupun luar dapat mengetahui hubungan serta fungsi dari

masing-masing tempat yang bertanggungjawab.

Peran HRD dalam bisnis Rumah sakit :

1. Perencanaan

Merencanakan tenaga kerja secara efektif serta efisien agar sesuai

kebutuhan Rumah sakit dalam membantu terwujudnya tujuan, yaitu

dengan menetapkan program kepegawaian sesuai fungsi-fungsi yang

dimiliki.

2. Pengorganisasian

Mengorganisir semua karyawan melalui penetapan pembagian kerja,

hubungan kerja, pendelegasian wewenang, interasi dan koordinasi dalam

bagan organisasi.

3. Pengarahan

Mengarahkan semua karyawan agar bersedia bekerja sama, bekerja efektif

serta efisien dalam membantu tercapainya tujuan organisasi, karyawan dan

masyarakat.
8

4. Pengendalian

Mengendalikan semua karyawan agar mentaati peraturan-peraturan

perusahaan serta bekerja sesuai rencana yang telah ditetapkan Rumah

sakit.

5. Rekrutmen

Melaksanakan proses seleksi dan penarikan, penempatan untuk

mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan mmah sakit.

6. Pegembangan

Proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual dan moral

karyawan melalui pendidikan dan pengembangan yang diberikan sesuai

kebutuhan pekerja masa kini maupun masa yang akan datang.

7. Kompensasi

Pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung, baik itu berupa uang

atau barang kepada karyawan sebagai imbal jasa yang diberikan kepada

Rumah sakit dengan prinsip adil dan layak, yaitu adil karena sesuai dengan

prestasi kerjanya serta layak karena dapat memenuhi kebutuhan primernya

yang berpedoman pada sekurang-kurangnya sama dengan batas upah

minimum pemerintah.

8. Pengintegrasian

Merupakan aktifitas untuk mempersatukan kepentingan Rumah sakit dan

kebutuhan karyawan, agar tercipta kerjasama yang serasi, sinergis dan

saling menguntungkan.
9

9. Pemeliharaan

Aktifitas untuk menjaga atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan

loyalitas karyawan agar mereka tetap mau bekerja sama sampai dengan

pensiun tiba dengan program kesejahteraan karyawan.

10. Kedisiplinan

Untuk mencapai tujuan maksimal, kedisiplinan merupakan fungsi HRD

yang terpenting karena tanpa kedisiplinan yang baik akan sulit terwujud

tujuan yang maksimal. Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk

mentaati peraturan-peraturan Rumah sakit yang berlaku.

11. Pemberhentian

Pemutusan hubungan kerja ini dapat terjadi oleh berbagai sebab, seperti

keinginan karyawan, keinginan Rumah sakit, kontrak kerja berakhir,

pensiun dan sebagainya.

Rekrutmen karyawan dengan skala besar akan melibatkan perusahaan atau

instansi pendidikan lainnya yang memiliki sumber daya manusia untuk

selanjutnya dipekerjakan ke perusahaan-perusahaan yang membutuhkan atau

Rumah sakit. Hal tersebut dilakukan Rumah sakit dalam mencari pegawai baru

agar mempermudah seleksi. Selanjutnya pengembangan adalah proses, kegiatan

dan aktifitas Rumah sakit dalam meningkatkan kualitas karyawan dan

meningkatkan kualitas manajemen sistem.

Dengan adanya proses rekrutmen yang baik akan mempermudah Rumah

sakit yang membutuhan karyawan, selain itu dengan adanya perusahaan atau

instansi pendidikan tersebut Rumah sakit hanya akan memberikan daftar


10

persyaratan yang dibutuhkan untuk dapat masuk sebagai karyawan. Perusahaan

dan instansi pendidikan sebagai penyedia sumber daya manusia akan bisa

menyesuaikan kebutuhan kerja dari Rumah sakit yang memerlukan karyawan.

Pada dasarnya untuk setiap aktor akan memiliki hubungan dengan aktor

lainnya, yang paling utama dalam sebuah proses bisnis adalah mengetahui

hubungan dari aktor internal bisnis dengan aktor eksternal bisnis. Berikut aktor-

aktor dengan hubungannya ;

1. Internal

a. HRD dengan sistem rumah informasi sakit

2. Eksternal

a. HRD dengan perusahaan/institusi (penyedia SDM)

b. HRD dengan perusahaan/institusi (pihak peningkatan keterampilan)

Sehingga dari alur bisnis diatas akan diperoleh beberapa hubungan proses

bisnis dengan lingkungan baik itu internal maupun eksternal, yang kemudian akan

diketahui bagaimana integrasi untuk memaksimalkan proses yang diakukan oleh

HRD dalam melakukanrekrutmen dan pengelolaan sumberdaya manusia.

Termasuk didalamnya kompensasi dan proteksi untuk setiap pegawai yang telah

ditetapkan sebagai pegawai tetap diRumah sakit. Kompensasi hanya akan

berhubungan dengan Rumah sakit itu sendiri, misalnya : apabila terjadi

kecelakaan maka Rumah sakit yang memiliki hubungan dengan HRD sebagai

lembaga yang bertanggungjawab sudah seharusnya memberikan kemudahan

dalam beberapa hal seperti biaya sampai pegawai (korban) dinyatakan sembuh

total.
11

Dalam komponen ini HRD merupakan bagian utama dan terdepan

dalam menerima pegawai baru untuk Rumah sakit. Semua perusahaan mulai yang

kecil sampai mega perusahaan akan memiliki standar sendiri dalam melakukan filter

kepada setiap pegawai lain yang masuk ke dalam salah satu bagian yang

dibutuhkan perusahaan tersebut. Semakin besar perusahaan maka akan semakin

besar kebutuhan terhadap pegawai, sehingga untuk menentukan kualitas setiap

pegawai yang dibutuhkan akan semakin sulit.

Untuk itu salah satunya dibagian HRD akan melakukan berbagai kegiatan untuk

lebih mudah dalam melakukan perekruitan pegawai baru namun tetap memiliki

kualitas yang baik dan sesuai dengan standarRumah sakit atau yang dibutuhkan

Rumah sakit dalam meningkatkan produktifitas produk melalui pegawai tersebut.

Berikut kegiatan yang dilakukan HRD dalam menyaring pegawai untuk

mendapatkan kualitas yang diharapkan :

1. HRD akan menerima pegawai yang diterima dari pihak luar sistem

(perusahaan dan institusi terkait pengembang sumberdaya manusia),

2. Diadakannya wawancara atau interview kerja yang meliputi beberapa

pertanyaan pokok mengenai hal-hal sebagai berikut:

a. Motivasi

b. Keahlian

c. Pengalaman

d. Tes penyelesaian masalah (menyelesaikan sebuah kasus yang di

berikan pihak Rumah sakit untuk mengetahui karakter dan

kepribadian seorang pegawai)


12

Setelah pegawai berhasil melampaui beberapa proses diatas maka

selanjutnya adalah proses yang paling menentukan untuk seorang pegawai

agar bisa melakukan minimal tes kerja untuk selanjutnya ditetapkannya

sebagai pekerja tetap dalam suatu rumah sakit. Kesehatan pegawai

merupakan faktor utama dalam sebuah Rumah sakit dalammelakukan penerimaan

pegawai baru.

Rumah sakit tidak hanya cukup memiliki pegawai dengan tingkat keahlian

yang tinggi melainkan butuh pegawai yang sehat jasmani dan rohani agar

produktifitas kerja yang dihasilkan akan memiliki kualitas yang sesuai dengan

harapan Rumah sakit.

Salah satunya adalah dengan diadakannya tes kesehatan maka Rumah sakit

akan mengetahui pegawai mana yang memiliki kesehatan jasmani maupun rohani,

adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut :

a. Tes kesehatan mata

b. Tes Bebas Narkoba

c. Tes bebas rokok (jika diperlukan)

d. Tes kejiwaan/mental

e. Tes kebugaran

Setelah melewati beberapa tahapan diatas maka Rumah sakit akan

menerima pegawai tersebut sebagai pekerja dengan status magang atau pegawai

tidak tetap. Untuk jangka waktu yang ditentukan tergantung dan pada Rumah

sakitnya masing-masng, sampai saat ini belum ada waktu yang baku dalam
13

menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan seorang pegawai dalam

melakukan magang.

Di Indonesia sendiri memiliki rata-rata lama magang adalah 6 bulan sampai 1

tahun, saat Rumah sakit akan memberikan penilaian terhadap kinerja selama di

Rumah sakit. Selanjutnya Rumah sakit akan menetapkan apakah pegawai tersebut

melakukan kontrak kerja dengan Rumah sakit atau gagal dengan kegiatan magang

tersebut.

Didalam proses rekrutmen terdapat beberapa tahapan agar Rumah sakit

mendapatkan karyawan baru yang sesuai dengan kualifikasi dari perusahaan guna

bersama-sama mewujudkan visi dan misi perusahaan itu sendiri. Adapun tahapan-

tahapan tersebut antara lain sebagai berikut:

1) Seleksi

Tahapan ini adalah tahapan yang pertama kali dilalui oleh semua calon

karyawan baru yang mendaftar di sebuah Rumah sakit. Pada tahapan

ini adalah tahapan seleksi administrasi baik seleksi berdasarkan nilai

IPK, pengalaman kerja maupun keahlian yang dimiliki calon karyawan

baru sesuai dengan kualifikasi atau posisi yang sedang dibutuhkan oleh

Rumah sakit tersebut.

2) Tes

Pada tahap ini khusus untuk calon-calon karyawan yang sudah

dinyatakan lolos tahap pertama yakni tahap seleksi. Didalam tahap ini

calon karyawan akan menjalani beberapa fase tes sesuai dengan

kebijakan Rumah sakit dan apabila calon karyawan dinyatakan lulus


14

test maka mereka berhak untuk mengikuti tahap selanjutnya. Tes akan

berdasarkan kualifikasi yang dibutuhkan serta standar yang ditentukan

oleh Rumah sakit.

3) Wawancara

Untuk mengetahui karakter seorang pegawai baru, Rumah sakit akan

melakukan wawancara secara bertahap dengan beberapa materi seperti :

a. Apa motivasinya ?

b. Sejarah pendidikannya ?

c. Pengalaman kerjanya ?

d. Beberapa materi psikotes

4) Tes kesehatan

Tes meliputi beberapa aspek untuk perusahaan mengetahui kondisi

jasmani dan rohani dari pegawai baru tersebut. Beberapa tes yang

dilakukan adalah :

a. Tes kesehatan mata

b. Tes bebas narkoba

c. Tes bebas rokok (jika diperlukan)

d. Tes kejiwaan/mental

e. Tes kebugaran

Untuk beberapa Rumah sakit swasta akan memiliki standar sendiri, tes

tersebut akan berubah sesuai dengan kebijakan yang berlaku dalam

Rumah sakit yang bersangkutan.

5) Pengembanganstandar perusahaan
15

Setelah calon karyawan baru dinyatakan lulus dan berhasil melewati

proses magang maka Rumah sakit akan melakukan pengembangan

yang bersifat umum guna untuk mempersiapkan pegawai tersebut

dapat beradaptasi dengan lingkungan kerja yang sebenaraya.

6) Peningkatanketerampilan

Dalam hal ini perusahaan akan menyeleksi beberapa pegawai dengan

prestasi yang terus meningkat selama masa waktu kerja untuk

selanjutnya dipromosikan jabatannya ke yang lebih tinggi. Maka untuk

dapat menunjang posisi tersebut Rumah sakit akan

melakukanpeningkatan keterampilan yang dibutuhkan sesuai dengan

posisi yang akan ditepati pegawai tersebut.

Hal tersebut dilakukan Rumah sakit agar pegawai tersebut memiliki

kualitas yang baik atau minimal telah memenuhi standar dariRumah

sakit yang bersangkutan.

Setelah calon karyawan melewati proses yang ditentukan Rumah sakit

dalam seleksi penerimaan pegawai baru maka sudah waktunya Rumah sakit akan

menyatakan pegawai dinyatakan lulus dengan status sebagai pegawai

sementara/peserta magang.

Dari kegiatan magang yang dilakukan pegawai akan diperoleh lagi hasil

terakhir dari calon pegawai baru yang tetap. Hasil yang diperoleh bagianHRD

akan dianalisa atas kelayakannya untuk dapat menjadi pegawai tetap, dalam hal

ini Rumah sakit adalah sebagai sarana pelayanan masyarakat pasti memiliki

standar dari pemerintah untuk menentukan kelayakan tersebut. Namun lain halnya
16

dengan Rumah sakit swasta yang setiap bagan HRD akan memiliki standar sendiri

akan menentukan kelayakan, selain standar dari pemerintah.

Rumah sakit selalu mengharapkan sebuah kualitas yang terbaik dalam

berbagai bidang, tentunya HRD sebagai pintu masuk pegawai menjadi tolak ukur

dalam menentukan kualitas yang akan dihasilkan pegawai dari setiap bidang

dalam Rumah sakit. Dengan adanya standar yang berlaku diharapkan HRD

mampu menghasilkan individu-indivudu yang berkualitas. Berkualitas tentunya

memiliki elemen penunjang seperti pendidikan, pengalaman dan sikap dari setiap

pegawai.

Selain itu HRD diharapkan mampu menghasilkan karyawan baru yang dapat

menempati posisi-posisi yang diperlukan dan tetap sesuai dengan spesifikasi yang

akan diisi. Dengan demikian penekanan biaya terhadap tindak lanjut untuk

peningatan dapat ditekan karena pegawai telah memiliki persyaratan yang sesuai

dengan standar Rumah sakit. Hal demikian dimana HRD perlu melakukan

perekrutan pegawai baru dari instansi pendidikan dan perguruan tinggi yang telah

memiliki standar dan diakui kelayakannya.

2.2. Rumah sakit

2.2.1. Definisi

Menurut World Health Organization, pengertian Rumah sakit adalah suatu

bagian dari organisasi medis dan sosial yang mempunyai fungsi untuk

memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat, baik

kuratifmaupun preventif pelayanan keluarnya menjangkau keluarga dan


17

lingkungan rumah. Rumah sakit juga merupakan pusat untuk latihan tenaga

kesehatan dan penelitian biologi, psikologi, sosial ekonomi dan budaya

(Herlambang, 2018).

2.2.2. Tujuan Rumah sakit

Tujuan Rumah sakit adalah untuk menghasilkan produk, jasa atau

pelayanan kesehatan yang benar-benar menyentuh kebutuhan dan harapan pasien

dari berbagai aspek, yang menyangkut medis dan non medis, jenis pelayanan,

prosedur pelayanan, harga dan informasi yang dibutuhkan (Herlambang, 2018)

2.2.3. Kewajiban Rumah sakit

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI tahun 2018 setiap Rumah sakit

mempunyai kewajiban :

a. Memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah sakit kepada

masyarakat

b. Memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi, dan

efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar

pelayanan Rumah sakit

c. Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan

kemampuan pelayanannya

d. Berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada bencana, sesuai

dengan kemampuan pelayanannya

e. Menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu atau miskin
18

f. Melaksanakan fungsi sosial

g. Membuat, melaksanakan dan menjaga standar mutu pelayanan kesehatan di

Rumah sakit sebagai acuan dalam melayani pasien

h. Menyelenggarakan rekam medis

i. Menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak meliputi sarana ibadah,

parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita menyusui, anak-anak,

lanjut usia

j. Melaksanakan sistem rujukan

k. Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika

serta peraturan perundang-undangan

l. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan

kewajiban pasien

m. Menghormati dan melindungi hak pasien

n. Melaksanakan etika Rumah sakit

o. Memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana

p. Melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara regional

maupun nasional

q. Membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran atau

kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya

r. Menyusun dan melaksanakan peraturan internal Rumah sakit(Hospital by

laws)

s. Melindung dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas Rumah sakit

dalam melaksanakan tugas, dan


19

t. Memberlakukan seluruh lingkungan Rumah sakit sebagai kawasan tanpa

rokok

2.3. Kinerja

2.3.1. Definisi

Istilah kinerja atau prestasi kerja berasal dari kata Inggris "performance".

Menurut lvancevich, Konopaske, dan Matteson, performance the desired results

of behavior (kinerja adalah hasil yang diinginkan dari perilaku). Maksudnya

adalah bahwa kinerja pegawai/karyawan merupakan hasil unjuk kerja dalam

melaksanakan suatu pekerjaan. (Fattah dan Hussein, 2017)

Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang

berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang.

Mangkunegara (2005) mendefinisikan "kinerja adalah hasil kerja secara kualitas

dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya". (Mangkunegara A,

2005)

Kinerja Pegawai (performance) adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh

seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai

tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai

dengan moral maupun etika. (Susanto Y, 2017)

Dalam Rivai (2005:15) ada beberapa pendapat para ahli mengenai

pengertian kinerja. Osborn (1991) mengatakan bahwa kinerja adalah sebagai


20

kualitas dan kuantitas dari pencapaian tugas-tugas, baik yang dilakukan individu,

kelompok maupun perusahaan. Casio (1992) menyebutkan kinerja adalah merujuk

kepada pencapaian tujuan karyawan atas tugas yang diberikan.

Menurut Simamora (2005:120) adalah tingkat terhadap mana para pegawai

mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan.

Berdasarkan beberapa pengertian kinerja karyawan dari beberapa ahli

dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan adalah hasil pekerjaan atau kegiatan

seorang karyawan baik kualitas dan kuantitas sesuai dengan tanggung jawabnya

yang dilakukan dalam periode waktu tertentu guna meningkatkan nilai

perusahaannya.

2.3.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

Susanto Yohanes (2017) mengemukakan, bahwa faktor-faktor yang

memengaruhi kinerja pegawai dibagi menjadi beberapa kelompok variabel, yaitu;

1. Variabel individu:

Adalah kemampuan individu untuk mengelola dan

mendayagunakan potensi dirinya secara optimal dalam melaksanakan

kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan organisasi.

Variabel individu meliputi kemampuan dan keterampilan mental dan fisik,

latar belakang: keluarga, tingkat sosial, pengalaman, demografis: umur,

etnis, jenis kelamin. (Susanto Y, 2017)


21

2. Variabel organisasi:

Adalah situasi lingkungan organisasi antara lain : uraian jabatan,

autoritas yang memadai, target kerja yang menantang. pola komunikasi,

iklim kerja, peluang berkarier, fasilitas yang memadai, sumber daya,

kepemimpinan, dan imbalan struktur. (Mangkunegara A. 2005)

3. Variabel psikologis: persepsi, sikap, kepribadian, belajar, motivasi kerja.

Ketiga variabel itu memengaruhi perilaku individu untuk

menentukan apa yang akan dikerjakan, yang akhirnya mempengaruhi

kinerja pegawai yaitu hasil apa yang diharapkan sebagai tujuan akhir.

(Susanto Y, 2017)

2.3.3 Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja adalah sistem formal untuk menilai dan mengevaluasi

kinerja tugas individu atau tim. Penilaian kinerja pegawai mencakup faktor-faktor

Pengamatan, Ukuran, dan Pengembangan. (Susanto Y, 2017) Tujuan penilaian

kinerja pegawai secara umum diuraikan sebagai berikut :

1. Mengendalikan perilaku pegawai dengan menggunakannya sebagai

instrumen untuk memberikan ganjaran, hukuman dan ancaman.

2. Mengambil keputusan mengenai kenaikan gaji dan promosi.

3. Menempatkan pegawai agar dapat melaksanakan pekerjaan tertentu.

Penilaiaan kinerja pegawai bertujuan untuk :

a. Mengenali SDM yang perlu dilakukan pembinaan

b. Menentukan kriteria tingkat pemberian kompensasi


22

c. Memperbaiki kualitas pelaksanaan pekerjaan

d. memperoleh umpan balik atas hasil prestasi karyawan

e. Membantu persiapan pegawai untuk memegang pekerjaan yang jenjangnya

lebih tinggi, dengan peningkatan kualitas kerja dan perilaku. (Susanto Y,

2017)

Dessler (2011) menjelaskan lima alasan untuk menilai kinerja bawahan,

sebagai berikut:

1. Sebagai dasar keputusan bayaran, promosi, dan retensi pada penilaian

karyawan.

2. Untuk memastikan bahwa kinerja setiap karyawan sesuai dengan sasaran

keseluruhan perusahaan.

3. Sebagai dasar untuk mengoreksi, defisiensi dan menguatkan

kekuatanbawahan.

4. Sebagai bahan pertimbangan untuk peninjauan karier bawahan.

5. Sebagai bahan untuk mengidentifikasi adanya kebutuhan akan

Pengembangan,dan langkah-langkah perbaikan yang dibutuhkan. (Dessler G,

2011)

2.3.4. Kinerja Perawat

Standar pelayanan keperawatan merupakan pernyataan deskriptif

mengenai kualitas pelayanan yang diinginkan untuk mengevaluasi pelayanan

keperawatan yang telah diberikan kepada pasien. Pelayanan keperawatan menjadi

lebih terarah dengan adanya standar asuhan keperawatan. (Bakri, 2017)


23

Standar asuhan keperawatan atau standar praktik keperawatan mengacu

pada standar praktik profesional dan standar kinerja profesional. Standar praktik

profesional di Indonesia telah dijabarkan oleh Persatuan Perawat Nasional

Indonesia (PPNI) tahun 2009 no.025/PP.PPNI/SK/K/XII/2009 Standar praktik

profesional tersebut mengacu pada proses keperawatan terdiri dari pengkajian

keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi, dan

evaluasi keperawatan. (Muhith dan Abdul 2015)

2.3.4.1 Pengkajian Keperawatan

Pengkajian keperawatan merupakan aspek penting dalam proses

keperawatan & yang bertujuan untuk menetapkan data dasar tentang tingkat

kesehatan klien yang digunakan untuk merumuskan masalah klien dan rencana

tindakan. (Marlindawani et al2008)

Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien secara

sistematis, menyeluruh, akurat, singkat, dan berkesinambungan. Kriteria

pengkajian keperawatan, meliputi:

1. Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesa, observasi,

pemeriksaan fisik serta dari pemeriksaan penunjang

2. Sumber data adalah klien, keluarga, atau orang yang terkait, tim kesehatan,

rekam medis, dan catatan lain.

3. Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi:

a. Status kesehatan klien masa lalu.

b. Status kesehatan klien saat ini.


24

c. Status biologis-psikologis-sosial-spiritual.

d. Respon terhadap terapi.

e. Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal.

f. Resiko-resiko tinggi masalah. (Marlindawani et al. 2008)

2.3.4.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan sebagai dasar pengembangan rencana intervensi

keperawatan dalam rangka mencapai peningkatan pencegahan dan penyembuhan

penyakit serta pemulihan kesehatan klien. (Marlindawani et ah. 2008)

Perawat menganalisa data pengkajian untuk merumuskan diagnosa

keperawatan. Adapun kriteria proses:

1. Proses diagnosa terdiri dari analisa, interpretasi data, identifikasi masalah

klien, dan perumusan diagnosa keperawatan

2. Diagnosa keperawatan terdiri dari: masalah (P), penyebab (E), dan tanda

atau gejala (S), atau terdiri dari masalah dan penyebab (PE).

3. Bekerjasama dengan klien, dan petugas kesehatan lain untuk memvalidasi

diagnosa keperawatan.

4. Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosa berdasarkan data

terbaru (Marlindawani et ah 2008)

2.3.4.3 Perencanaan Keperawatan

Perencanaan meliputi perumusan tujuan yang berorientasi pada klien.

Penyusunan bersama tujuan tersebut terdiri atas kemungkinan sumber-


25

sumber,menggambarkan pendekatan-pendekatan alternatif untuk memenuhi

tujuan, menyeleksi interverensi keperawatan yang spesifik, memobilisasi

sumberdan mengoperasionalisasikan perencanaan. (Friedman dan Marilyn, 1998)

Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah

dan meningkatkan kesehatan klien. Kriteria prosesnya, meliputi:

1. Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah, tujuan, dan rencana

tindakan keperawatan.

2. Bekerjasama dengan klien dalam menyusun rencana tindakan

keperawatan.

3. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi atau keburuhan

klien.

4. Mendokumentasi rencana keperawatan. (Bakri dan Maria, 2017)

2.3.4.4 Implementasi

Perawat mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan partisipasi klien dalam tindakan

keperawatan pada hasil yang diharapkan.

Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam

rencana asuhan keperawatan. Kriteria proses, meliputi:

1. Bekerja sama dengan klien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan

2. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain.

3. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan klien.

4. Memberikan pendidikan pada klien dan keluarga mengenai konsep

keterampilan asuhan diri serta membantu klien memodifikasi lingkungan


26

yang digunakan.

5. Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan

berdasarkan respon klien. (Bakri dan Maria, 2017)

2.3.4.5 Evaluasi Keperawatan

Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan keperawatan

dalam pencapaian tujuan dan merevisi data dasar dan perencanaan. Adapun

kriteria prosesnya:

1. Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara

komprehensif, tepat waktu dan terus menerus.

2. Menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengikuti

perkembangan ke arah pencapaian tujuan.

3. Memvalidasi dan menganalisa data baru dengan teman sejawat.

4. Bekerja sama dengan klien keluarga untuk memodifikasi rencana asuhan

keperawatan.

5. Mendokumentasi hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan. (Bakri

dan Maria, 2017)

Proses keperawatan merupakan suatu siklus yang terus berlanjut, proses

keperawatan diawali dengan kegiatan pengkajian saat pasien masuk Rumah sakit.

Pengkajian bertujuan untuk menggali informasi yang penting (data) yang akan

digunakan untuk menyusun diagnosis keperawatan setelah melalui analisis data.

Setelah tersusun diagnosis, maka disusun suatu rencana tindakan

keperawatan sesuai kebutuhan pasien dan prioritas masalah yang ada.


27

Implementasi adalah langkah nyata dari perencanaan tindakan yang dilanjutkan

dengan evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah tindakan yang

dilakukan efektif atau tidak dalam mengatasi masalah pasien. (Bakri dan Maria,

2017).

2.4 Rekrutmen

2.4.1. Definisi Rekrutmen

Definisi rekrutmen adalah suatu proses atau tindakan yang dilakukan oleh

perusahaan untuk mendapatkan tambahan tenaga kerja, melalui tahapan yang

mencakup identifikasi dan evaluasi sumber-sumber penarikan pegawai,

menentukan kebutuhan karyawan yang diperlukan perusahaan, proses seleksi,

penempatan dan orientasi pegawai (Mangkunegara, 2002 : 33). Sedangkan

menurut (Simamora, 2006 : 170) rekrutmen merupakan serangkaian aktifitas

untuk mencari dan memikat pelamar kerja dengan memotivasi kemampuan,

keahlian dan pengetahuan yang diperlukan guna menutup kekurangan yang

diidentifikasikan dalam perencanaan karyawan.

Rekrutmen merupakan proses komunikasi dua arah. Para pelamar

menghendaki informasi yang akurat mengenai seperti apakah rasanya bekerja di

dalam organisasi bersangkutan. Organisasi-organisasi sangat menginginkan

informasi yang akurat tentang seperti apakah pelamar-pelamar tersebut jika kelak

mereka diangkat sebagai pegawai (Pratama, 2017:7).

Rekrutmen merupakan suatu keputusan perencanaan manajemen sumber

daya manusia mengenai jumlah karyawan yang dibutuhkan, kapan diperlukan,


28

serta kriteria apa saja yang diperlukan dalam suatu organisasi. Rekrutmen pada

dasarnya merupakan usaha untuk mengisi jabatan atau pekerjaan yang kosong di

lingkungan suatu organisasi atau perusahaan, untuk itu terdapat dua sumber-

sumber tenaga kerja yakni sumber dari luar (eksternal) organisasi atau dari dalam

(internal) organisasi (Hasanah, 2017 : 3). Sudiro (2011 : 52) menyatakan

rekrutmen adalah serangkaian aktivitas mencari dan memikat pelamar kerja

dengan motivasi, kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang diperlukan untuk

menutupi kekurangan yang di identifikasi dalam perencanaan kepegawaian. Jadi

sebelum dilakukan rekrutmen, pihak Manajemen SDM sudah menganalisis

kebutuhan pegawai yang ada dalam organisasi tersebut.

Rekrutmen merupakan salah satu fungsi MSDM pada aspek pengadaan

tenaga kerja yang khusus mendapatkan calon-calon karyawan untuk kemudian

diseleksi mana yang paling baik dan paling sesuai dengan persyaratan yang

diperlukan, salah satunya adalah melalui proses rekrutmen. Kesemuanya ini

menjadi tugas dan tanggung jawab utama dari departemen SDM. Kualitas sumber

daya manusia perusahaan tergantung pada kualitas suatu proses rekrutmen (Azam,

2015 : 14). Menurut (Hasibuan, 2007 : 40) rekrutmen sebagai usaha mencari dan

mempengaruhi calon tenaga kerja agar mau melamar lowongan pekerjaan yang

ditawarkan oleh suatu perusahaan.

Rekrutmen pada hakikatnya merupakan proses menentukan dan menarik

pelamar yang mampu untuk bekerja dalam suatu perusahaan (Rivai & Sagala,

2009 : 148). Proses dimulai ketika pelamar dicari, dan berakhir ketika lamaran

mereka diserahkan dan diterima oleh perusahaan. Hasilnya berupa sekumpulan


29

pelamar calon karyawan baru untuk diseleksi dan dipilih. Selain itu rekrutmen

juga dapat dikatakan sebagai proses untuk mendapatkan sejumlah SDM yang

berkualitas untuk menduduki suatu jabatan atau pekerjaan dalam suatu

perusaahaan.

2.4.2. Sumber Rekrutmen

Ada dua sumber utama rekrutmen yang dapat digunakan : sumber internal

dan sumber eksternal. Sumber internal (internal sources) berkenaan dengan

karyawan yang ada saat ini dalam organisasi; sumber eksternal (external sources)

adalah individu yang saat ini tidak dikaryakan oleh organisasi. Perusahaan dapat

memperoleh orang yang direkrut dari kedua sumber ini (Simamora, 2006:185).

Adapun metode penarikan akan berpengaruh besar terhadap banyaknya lamaran

yang masuk ke dalam perusahaan. Menurut Hasibuan (2002:44), metode

penarikan karyawan baru terbagi dua yaitu :

1. Metode Tertutup

Metode tertutup adalah ketika penarikan kerja diinformasikan kepada para

karyawan atau orang-orang tertentu saja. Akibatnya, lamaran yang masuk

relative sedikit sehingga kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang

baik sulit

2. Metode Terbuka

Metode terbuka ketika penarikan diinformasikan secara luas dengan

memasang iklan pada media massa, cetak maupun elektronik, agar tersebar

luas ke masyarakat. Dengan metode terbuka, diharapkan lamaran banyak


30

masuk sehingga kesempatan untuk mendapatkan karyawan yang qualified

lebih besar.

Berbagai macam metode penarikan yang dapat digunakan perusahaan,

tinggal memilih metode yang paling tepat, efektif, dan efisien. Tidak semua

perusahaan mampu untuk mengembangkan setiap sumber dan metode penarikan

tenaga kerja dengan sepenuhnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi dan

pertimbangan dalam memilih metode-metode penarikan tenaga kerja yang

digunakan dalam mencapai keberhasilan untuk memperoleh tenaga kerja yang

sesuai dengan kebutuhan. Setiap jenis pekerjaan perlu dilakukan evaluasi terhadap

keberhasilan karyawan dalam mengerjakan pekerjaannya. Jika ada korelasi

diantara kedua variable tersebut, metode penarikan tenaga kerja yang tepat perlu

dilakukan pengembangan.

2.4.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rekrutmen

Sering terjadi pada suatu informasi lowongan kerja, tidak banyak pelamar

yang berminat untuk mengajukan lamaran. Oleh karenanya, perusahaan yang

harus peka terhadap kendala-kendala tersebut. Faktor-faktor yang lazim

ditemukan dalam rekrutmen meliputi :

1. Karakteristik Organisasional

Hal ini mempengaruhi desain dan implementasi sistem rekrutmen yang

dijalankan perusahaan. Misalnya, organisasi yang sentralistik lebih suka

melakukan model rekrutmen berdasarkan kedekatan kronisme, atau


31

perusahaan yang tidak memiliki pola promosi dan mutasi yang efektif,

akan lebih suka melakukan pola rekrutmen dari luar perusahaan.

2. Citra Organisasi

Banyak pelamar yang enggan melamar disuatu perusahaan tertentu yang

memiliki citra negatif, sebaliknya pelamar akan berbondong-bondong

mengajukan aplikasi keperusahaan-perusahaan yang memiliki citra positif,

baik dari aspek kesejahteraan karyawan maupun keunggulan dalam bidang

usahanya.

3. Kebijakan Organisasi

Kebijakan organisasi menjadi acuan bagi manajer untuk mengambil

keputusan mengenai rekrutmen. Misalnya kebijakan status kepegawaian.

Beberapa perusahaan yang lebih suka melakukan sistem kontrak dengan

karyawan baru dalam jangka waktu yang lama, biasanya kurang disukai

oleh para pelamar yang terdidik dan berpengalaman tinggi

4. Rencana Strategi dan Rencana Sumber Daya Manusia

Rencana strategis menunjukkan arah perusahaan dan menetapkan jenis

tugas dan pekerjaan yang perlu dilaksanakan oleh sumber daya manusia.

Banyak perusahaan lebih suka merekrut dari internal perusahaan dengan

alasan pemahaman dan pengalaman yang lebih baik dari pada karyawan

yang sama sekali baru.

5. Kondisi Eksternal

Para tenaga kerja akan berpengaruh pada proses perekrutan. Misalnya,

pada suatu daerah yang surplus (kelebihan angkatan kerja) maka tanpa
32

melakukan upaya iklan lowongan kerjapun perusahaan sudah dapat

mendapatkan banyak pelamar.

6. Persyaratan Pekerjaan

Pelamar memiliki kemampuan dan minat terhadap posisi yang sesuai

dengan kompetensinya. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk

menjelaskan secara detail apa-apa persyaratan yang dibutuhkan untuk

posisi yang ditawarkan.

2.4.4. Tujuan Rekrutmen

Tujuan utama rekrutmen adalah untuk menemukan pelamar-pelamar yang

berkualifikasi yang akan tetap bersama perusahaan dengan biaya yang paling

sedikit (Simamora, 2005 ?: 173).

Tujuan secara spesifik menurut Siagian (2002 : 175) adalah sebagai

berikut :

1. Mengevaluasi keefektifan berbagai teknik dan lokasi rekrutmen untuk

semua jenis pelamar kerja

2. Meningkatkan keefektifan individu dan organisasi dalam jangka panjang

dan pendek

3. Menurunkan kemungkinan keluarnya pelamar setelah bekerja selama

jangka waktu yang relative singkat

4. Membantu meningkatkan tingkat keberhasilan

5. Meningkatkan jumlah pelamar yang kualified dengan biaya serendah

mungkin
33

6. Menentukan kebutuhan rekrumen sekarang dan masa yang akan datang

dalam hubungan dengan perencanaan Sumber Daya Manusia dengan

analisis pekerjaan.

2.4.5. Indikator Rekrutmen

Keberhasilan dalam Rekrutmen sangat ditentukan oleh beberapa indikator

yang harus dilakukan selama rekrutmen. Menurung Sudiro (2011 : 52) indikator

Rekrutmen terdiri dari :

1. Proses Rekrutmen

2. Metode Rekrutmen

3. Pelaksanaan Rekrutmen

4. Persyaratan Rekrutmen

5. Tujuan Rekrutmen

6. Penentuan Jumlah dan Kualifikasi Calon Karyawan

7. Hasil Rekrutmen

Dalam penelitian ini indikator rekrutmen yang digunakan adalah menurut

Khasmir (2002) yaitu :

1. Identifikasi dan evaluasi

Tahap identifikasi merupakan tahap awal dari proses yang terdiri atas

penentuan dari unsur-unsur yang diamati. Kegiatan ini diawali dengan

melakukan analisis pekerjaan agar dapat mengenali unsur-unsur yang

dapat dinilai dan dapat mengembangkan skala penelitian. Selanjutnya,

diadakan evaluasi, berarti ada pengamatan secara seksama dan periodik.


34

Semua unsur yang dinilai harus diamati secara seksama agar dapat dibuat

penilaian yang wajar dan tepat.

2. Proses Seleksi

Seleksi meruapakan proses memilih orang-orang yang memiliki

kualifikasi-kualifikasi yang dibutuhkan untuk mengisi lowongan pekerjaan

disebuah organisasi

3. Penempatan

Penempatan bukanlah merupakan sebuah keputusan final. Hal ini

merupakan sebuah langkah awal yang terdiri dari apa yang menurut

perkiraan supervisor yang bersangkutan dapat dilakukan oleh sipekerja

baru dengan apa yang diminta oleh pekerja.

4. Orientasi Tenaga Kerja

Tahap ini adalah langkah terakhir dari proses Rekrutmen, dimana

penolakan dapat dilakukan bila calon gagal selama masa orientasi atau

induksi

2.4.6. Seleksi

Seleksi merupakan bagian materi dari operasional manajemen sumber

daya manusia yaitu pengadaan (procurement). Sedangkan pengadaan itu sendiri

terdiri dari : perencanaan, perekrutan, seleksi, penempatan, dan produksi. Proses

seleksi merupakan tahap-tahap khusus yang digunakan untuk memutuskan

pelamar mana yang akan diterima. Proses tersebut dimulai ketika pelamar kerja

dan diakhiri dengan keputusan penerimaan. Proses seleksi merupakan


35

pengambilan keputusan bagi calon pelamar untuk diterima atau tidak (Nugroho,

2012 : 20).

Menurut Sedarmayanti (2010:113), menyatakan bahwa seleksi adalah

kegiatan menentukan dan memilih tenaga kerja yang memiliki kriteria yang telah

ditetapkan. Menurut Simamora (2004), seleksi merupakan proses pemilihan dari

sekelompok pelamar yang paling memenuhi kriteria seleksi untuk posisi yang

tersedia di dalam perusahaan. Sedangkan menurut Teguh (2009) menjelaskan

bahwa seleksi adalah proses yang terdiri dari berbagai langkah yang spesifik dari

kelompok pelamar yang paling cocok dan memenuhi syarat untuk jabatan tertentu.

Perusahaan tentu akan mengharapkan para pelamar yang datang memiliki prestasi

yang memuaskan dalam pekerjaannya. Kriteria seleksi menurut Simamora (2014)

pada umumnya dapat dirangkum dalam beberapa kategori yaitu :

1. Pendidikan

2. Pengalaman Kerja

3. Kondisi Fisik

4. Kepribadian

Proses pengambilan keputusan pengangkatan yang baik akan sangat

tergantng pada dua prinsip dasar proses seleksi (Fiqra, 2013 : 32), yaitu :

1. Perilaku dimasa lalu yang merupakan predictor terbaik atas perilaku

dimasa yang akan datang

2. Perusahaan harus menghimpun data yang handal sebanyak mungkin yang

dapat dimanfaatkan untuk menyeleksi pelamar yang baik


36

2.5. Pengembangan

2.5.1. Definsi Pengembangan

Pengembangan adalah suatu metode pendidikan yang dilakukan dengan

cara mengajarkan keahlian dan keterampilan kerja tertentu kepada karyawan

(Hasibuan, 2007 : 81). Selanjutnya dibuku berbeda, Hasibuan (2010:69)

mengatakan bahwa Pengembangan adalah suatu usaha meningkatkan kemampuan

teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan

pekerjaan atau jabatan melalui pendidikan dan pengembangan. Pada umumnya

suatu perusahaan dalam beraktivitas, senantiasa berusaha untuk dapat mencapai

tujuan utama yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

Soeprihanto (2007 : 85) menyatakan “Pengembangan adalah kegiatan

untuk memperbaiki kemampuan karyawan dengan cara meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan operasional dalam menjalankan suatu pekerjaan,

dan dapat dikatakan juga bahwa pengembangan merupakan suatu proses

pembinaan, pengertian, dan pengetahuan terhadap sekelompok fakta, aturan serta

metode yang terorganisasikan dengan mengutamakan pembinaan kejujuran dan

keterampilan operasional.

Pengembangan adalah proses mengajarkan karyawan baru atau yang ada

sekarang Dessler (2004:263). Keterampilan dasar yang mereka butuhkan untuk

menjalankan pekerjaan mereka. Aktivitas-aktivitas pelatihan memiliki potensi

untuk menyelaraskan para karyawan dengan strategi-strategi perusahaan mereka.

Beberapa manfaat strategi yang mungkin diperoleh dari pengembangan mencakup

kepuasaan karyawan, meningkatkan semangat, tingkat retensi yang lebih tinggi,


37

turn over yang lebih rendah, perbaikan dalam penarikan karyawan yang puas akan

menghasilkan para pelanggan yang puas.

2.5.2. Prinsip-prinsip Pengembangan

Pengembangan merupakan proses belajar mengajar dengan menggunakan

teknik metode tertentu, guna meningkatkan keterampilan dan kemampuan kerja

karyawan. Pengembangan merupakan proses pembelajaran yang melibatkan

keahlian, konsep, peraturan atau sikap untuk meningkatkan kinerja (Lestari,

2012:6). Terdapat suatu proses yang rumit pada saat peserta pengembangan

memperoleh keterampilan atau pengetahuan baru yang belum pernah diketahui

oleh peserta tersebut sebelumnya. Pengembangan menjadi sangat penting bagi

karyawan baru maupun karyawan yang sudah lama sebagai bentuk edukasi bagi

karyawan, maka pengembangan juga memiliki prinsip-prinsip pengembangan

(Rivai & Sagala, 2009 : 212), yaitu :

1. Pihak yang diberikan pengembangan harus dapat dimotivasi untuk belajar

dan dikembangkan

2. Pengembangan harus memiliki kemampuan untuk belajar

3. Proses pelatihan harus dapat dipaksa atau diperkuat

4. Pelatihan harus menyediakan bahan-bahan yang dapat dipraktekkan atau

diterapkan

5. Bahan-bahan dan materi yang dipresentasikan harus memiliki arti yang

lengkap dan memenuhi kebutuhan


38

Menurut Heidjrachman dan Husnan, prinsip-prinsip pengembangan

(2002:82) adalah :

1. Motivasi, semakin tinggi motivasi peserta pengembangan, semakin cepat

ia akan mempelajari keterampilan atau pengetahuan baru tersebut.

2. Laporan kemajuan, yang diperlukan untuk mengetahui seberapa jauh

seorang peserta telah memahami pengetahuan yang baru

3. Praktek, sedapat mungkin peserta pelatihan yang dilatih bisa

mempraktekkan keterampilan tersebut pada suasana pekerjaan yang

sebenarnya

4. Perbedaan individual, pada hakekatnya para peserta pengembangan itu

berbeda antara satu dengan lainnya. Karenanya pengembangan yang

efektif hendaknya menyesuaikan kecepatan dan kerumitan dengan

kemampuan masing-masing individu.

2.5.3. Unsur-unsur Pengembangan

Menurut Pratama (2011:16) idealnya pengembangan harus dirancang

untuk mewujudkan tujuan-tujuan organisasi, yang pada waktu bersamaan juga

mewujudkan tujuan-tujuan para pekerja secara perorangan. Pengembangan sering

dianggap sebagai aktivitas yang paling umum dan para pimpinan mendukung

adanya pengembangan karena melalui pengembangan, para pekerja akan menjadi

lebih terampil dan karenanya akan lebih produktif sekalipun manfaat-manfaat

tersebut harus diperhitungkan dengan waktu yang tersita ketika pekerja sedang

dikembangkan. Program pengembangan perlu disiapkan secara matang oleh


39

atasan yang berwenang dengan bantuan tenaga ahli dalam bidangnya. Program

pengembangan menurut Harnalik (dalam Pratama, 2011:17) meliputi unsur-unsur

sebagai berikut :

1. Peserta Pengembangan

2. Pengembangan

3. Lamanya Pengembangan

4. Bahan Pengembangan

5. Bentuk Pengembangan

Adapun kebutuhan pengembangan bisa dikaitkan dengan satu atau lebih

rangsangan yaitu :

1. Kreatif, pengembangan untuk cara pengoperasian yang benar-benar baru

2. Inovatif, pengembangan untuk mengembangkan sistem yang sudah ada

3. Preventif, pengembangan untuk mencegah sebelum kesalahan muncul

4. Kuratif, pengembangan untuk menangani kesalahan yang sudah muncul

Pengembangan lebih difokuskan pada peningkatan kemampuan dalam

pengambilan keputusan dan memperluas hubungan manusia (human relation)

bagi manajemen tingkat atas dan manajemen tingkat menengah, sedangkan

pengembangan dimaksudkan untuk pegawai pada tingkat bawah pelaksanaan

(Mondy, 2008 : 211).

2.5.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan

Keberhasilan pengembangan dapat dilihat dari jumlah proses belajar yang

muncul dan ditransfer ke dalam pekerjaan. Seringkali, usaha pengembangan yang


40

tidak direncakan, tidak terkoordinasi dan tidak serius, secara signifikan

mengurangi proses belajar yang mungkin saja terjadi. Akan tetapi, pengembangan

yang dirancang dengan baik dan dengan pendekatan yang sistematis, dapat

memberikan sumbangan yang baik terhadap organisasi. Tahap-tahap utama dalam

sistem pengembangan menurut Mathis dan Jackson (2002:20) adalah tahap

penilaian, tahap implementasi dan tahap evaluasi.

Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh

pengembangan. Isu-isu tersebut (Rivai, 2009:226) sebagai berikut ini :

1. Biaya

2. Materi Program

3. Fasilitas yang Tersedia

4. Prinsip-prinsip Pembelajaran

5. Kemampuan Peserta Pengembangan

6. Kemampuan Instruktur Pengembangan

Program Pengembangan perlu diperhatikan agar pengembangan dapat bermanfaat

dan mendatangkan keuntungan. Selain itu, juga diperlukan tahapan atau langkah-

langkah yang sistematik.

Secara umum ada tiga tahap pada pengembangan yaitu tahap penilaian

kebutuhan, tahap pelaksanaan pelatihan, dan tahap evaluasi. Atau dengan istilah

lain ada tahap perencanaan pelatihan, tahap pelaksanaan pengembangan dan tahap

pasca pengembangan. Mangkunegara (2005) menjelaskan bahwa tahapan-tahapan

dalam pengembangan meliputi :


41

1. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan (need assessment)

2. Menetapkan tujuan dan sasaran pengembangan

3. Menetapkan kriteria keberihasilan dengan alat ukurnya

4. Menetapkan metode pengembangan

5. Mengadakan percobaan (try out) dan perbaikan (revisi)

6. Mengimplementasikan dan mengevaluasi

2.5.5. Tujuan Pengembangan

Program pengembangan berusaha mengajarkan kepada para peserta

bagaimana mengerjakan aktifitas atau pekerjaan tertentu. Dalam pelatihan

diciptakan suatu lingkungan dimana para karyawan dapat memperoleh atau

mempelajari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan dan perilaku yang spesifik

yang berhubungan dengan pekerjaan. Pengembangan biasanya berfokus pada

penyediaan keahlian khusus bagi para karyawan atau membantu mereka

membenahi kelemahan kinerja mereka. Pengembangan dirancang untuk

memperbaiki kinerja karyawan, tujuannya adalah mengubah tingkah laku yang

lebih baik atau relevan dengan fungsi dan tugasnya.

Pengembangan harus memiliki tujuan yang jelas dan ringkas serta

dikembangkan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa tujuan tersebut, tidak

mungkin merancangkan program-program pengembangan yang bermanfaat.

Perhatikanlah maksud dan tujuan sebuah program pengembangan yang

melibatkan kepatuhan kerja (Putri, 2015:08) berikut ini :


42

1. Menyebutkan bidang kepenyelidikan yang dipengaruhi oleh hukum-

hukum ketenagakerjaan mengenai diskriminasi

2. Mengidentifikasi tindakan-tindakan yang bisa diterima maupun yang tidak

bisa diterima

3. Menyatakan cara mendapatkan bantuan dalam masalah-masalah peluang

kerja setara (equal employment opportunity).

4. Mendeskripsikan tindakan displiner dan prosedur-prosedur perselisihan

perusahaan, termasuk orang-orang yang terliput di dalamnya.

Menurut (Simamora, 2006:75) menyatakan tujuan dari pengembangan adalah :

1. Memperbaiki kinerja

2. Meningkatkan keahlian pekerjaan

3. Mengurangi waktu pembelajaran bagi karyawan baru agar kompeten

dalam pekerjaan

4. Membantu memecahkan masalah operasional

5. Mempersiapkan karyawan untuk promosi

6. Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi

7. Memenuhi kebutuhan pribadi

Menurut Mangkuprawira & Hubeis (2004) tujuan pengembangan ditinjau

dari sisi individu karyawan, yaitu perubahan dalam peningkatan pengetahuan,

sikap, keterampilan, dan pengembangan karir. Sedangkan tujuan pengembangan

untuk perusahaan adalah tercapainya kinerja maksimum sebagai buah dari hasil

pengembangan yang terjadi pada karyawan.


43

2.5.6. Manfaat Pengembangan

Pengembangan akan memberikan berbagai manfaat karir jangka panjang

yang membantu karyawan untuk mengerjakan tanggung jawab lebih besar yang

diberikan pada waktu yang akan datang. Program-program pengembangan tidak

hanya penting bagi individu, tetapi juga organisasi atau perusahaan dan individu

dalam kelompok kerja. Bagi individu karyawan akan memperoleh keterampilan

dan pengalaman sehingga akan lebih terampil dalam melaksanakan pekerjaanya,

bagi perusahaan akan memperoleh kinerja karyawan yang berkompeten dengan

kinerja yang lebih maksimal sehingga tujuan perusahaan akan tercapai dengan

baik (Hasanah, 2017:3).

Menurut Rivai (2004), manfaat dari kegiatan pengembangan dapat

dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu :

1. Manfaat bagi karyawan

a. Membantu karyawan dalam membuat keputusan dan pemecahan

masalah yang lebih efektif

b. Melalui pelatihan dan pengembangan, variabel pengenalan, pencapaian

prestasi, pertumbuhan, tanggung jawab, dan kemajuan dapat

diinternalisasi dan dilaksanakan

c. Membantu mendorong dan mencapai pengembangan diri dan rasa

percaya diri

d. Membantu karyawan mengatasi stress, tekanan, frustasi dan konflik

e. Memberikan informasi tentang meningkatnya pengetahuan

kepemimpinan keterampilan komunikasi, dan sikap


44

f. Meningkatkan kepuasan kerja dan pengakuan

g. Membantu karyawan mendekati tujuan pribadi sementara

meningkatkan keterampilan interaksi

h. Memenuhi kebutuhan personal peserta serta pengembang

i. Memberikan nasihat dan jalan untuk pertumbuhan masa depan

2. Manfaat Bagi Perusahaan

a. Mengarahkan untuk meningkatkan profitabilitas atau sikap yang lebih

terhadap orientasi profit

b. Memperbaiki pengetahuan kerja dan keahlian pada semua level

perusahaan

c. Memperbaiki moral SDM

d. Membantu karyawan untuk mengetahui tujuan perusahaan

e. Membantu menciptakan image perusahaan yang lebih baik

f. Mendukung otentisitas, keterbukaan dan kepercayaan

g. Meningkatkan hubungan antara bawahan dengan atasan

h. Membantu pengembangan perusahaan

i. Belajar dari peserta

j. Membantu mempersiapkan dan melaksankan kebijakan perusahaan

k. Memberikan informasi tentang kebutuhan perusahaan di masa depan

l. Perusahaan dapat membuat keputusan dan memecahkan masalah yang

lebih efektif

m. Membantu pengembagan promosi dari dalam


45

n. Membantu pengembangan keterampilan kepemimpinan, motivasi,

kesetiaan, sikap, dan aspek lain yang biasanya diperlihatkan pekerja

o. Membantu meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan kualitas kerja

p. Membantu menekan biaya dalam berbagai bidang, seperti produksi,

SDM, dan administrasi

q. Meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap kompetensi dan

pengetahuan perusahaan

r. Meningkatkan hubungan antar karyawan dengan manajemen

s. Mengurangi biaya konsultan luar dengan menggunakan konsultan

internal

t. Mendorong mengurangi perilaku yang merugikan

u. Menciptakan iklim yang baik untuk pertumbuhan dan membantu

meningkatkan komunikasi perusahaan

v. Membantu karyawan untuk menyesuaikan diri dengan perusahaan.

3. Manfaat dalam hubungan SDM, intra dan antar grup dan pelaksana

kebijakan

a. Meningkatkan komunikasi antar grup dan individual

b. Membantu dalam orientasi bagi karyawan baru dan karyawan transfer

atau promosi

c. Memberikan informasi tentang kesamaan kesempatan dan aksi

alternatif

d. Memberikan informasi tentang hukum pemerintah dan kebijakan

internasional
46

e. Meningkatkan keterampilan interpersonal

f. Membuat kebijakan perusahaan, aturan, dan regulasi

g. Meningkatkan kualitas moral

h. Membangun kohesifitas dalam kelompok

i. Memberikan iklim yang baik untuk belajar, pertumbuhan, dan

koordinasi

j. Membuat perusahaan menjadi tempat yang lebih baik untuk bekerja

dan hidup.

2.5.7. Indikator Pengembangan

Indikator-indikator pengembangabn menurut Mangkunegara (2013:62),

diantaranya :

a. Jenis Pengembangan

b. Tujuan Pengembangan

c. Materi

d. Metode yang digunakan

e. Kualifikasi Peserta

f. Kualifikasi pengembangan

g. Waktu

Dalam penelitian ini indikator pengembangan yang digunakan menurut

Harnalik (2000) yaitu :


47

1. Materi Pengembangan

Materi pengembagan adalah kesesuaian materi dengan tujuan pelatihan,

kesesuaian materi dengan topik pengembangan yang diselenggarakan

2. Instruktur Pengembangan

Instruktur pengembangan adalah kesesuaian keahlian pengembang dengan

bidang materi, kemampuan komunikasi dan keterampilan pengembang

dalam mengikutsertakan peserta pengembangan untuk berpartisipasi

3. Fasilitasi Pengembangan

Fasilitasi pengembangan mencakup ruang kelas, pengaturan suhu di dalam

ruangan, bahan dan alat yang digunakan

4. Waktu Pengembangan

Waktu pengembanagn adalah ketepatan dan kesesuaian waktu dengan

peserta pengembangan, atasan para peserta dan kondisi belajar.

2.6. Hubungan Rekrutmen dan Pengembangan Terhadap Kinerja

Rekrutmen karyawan merupakan langkah pertama dan yang

mencerminkan berhasil tidaknya suatu perusahaan mencapai tujuannya. Jika

karyawan yang diterima berkompeten maka usaha untuk mencapai tujuan relative

mudah. Sebaliknya apabila karyawan yang diperoleh kurang memenuhi syarat

sulit bagi perusahaan untuk mencapai tujuannya. Karyawan yang cakap, mampu

dan terampil belum menjamin produktivitas kerja yang baik, apabila moral dan

kedisiplinannya rendah. Mereka baru bermanfaat dan mendukung terwujudnya


48

tujuan perusahaan jika mereka berkeinginan tinggi untuk berprestasi (Hasibuan,

2009:27).

Penelitian ini juga didukung beberapa penelitian terdahulu, salah satunya

oleh Imro’atul Hasanah (2017) dengan judul Pengaruh Rekrutmen,

Pengembangan dan Penempatan Karyawan Terhadap Kinerja pada RSU Haji

Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis data dengan metode

regresi linier berganda menunjukkan bahwa variable Rekrutmen berpengaruh

positif dan signifikan terhadap Kinerja, dikarenakan Rekrutmen adalah proses

mendapatkan karyawan yang baru yang qualified atau memenuhi kualifikasi

jabatan yang kosong dilingkungan suatu organisasi. Rekrutmen yang baik dan

benar sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja karyawan yang ada dalam

suatu organisasi.

Setiap organisasi maupun perusahaan akan selalu berusaha untuk

meningkatkan kinerja karyawan sesuai dengan apa yang menjadi tujuan organisasi

atau perusahaan. Kinerja di pengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya

kemampuan karyawan untuk melakukan pekerjaan tersebut, tingkat usaha yang

dilakukan dan dukungan organisasi. Faktor lain yang berpengaruh terhadap

kinerja karyawan yaitu Pengembangan.

Melalui Pengembangan, kemampuan pegawai akan meningkat, sehingga

pekerjaan yang dibebankan pada masing-masing pegawai diharapkan dapat cepat

selesai dengan hasil yang memuaskan. Oleh sebab itu Pengembangan kerja juga

berperan penting dalam peningkatan kemampuan dan kinerja yang dihasilkan oleh
49

karyawan. Sehingga kinerja yang dihasilkan oleh karyawan akan lebih baik dan

maksimal (Puspitasari, 2014 : 27-28).

Penelitian ini juga didukung beberapa penelitian terdahulu, salah satunya

oleh Giska Anggia Putri (2015) dengan judul Pengaruh Rekrutmen dan

Pengembangan Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Samudra Oceaneering

Batam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis data dengan metode regresi

linier berganda menunjukkan bahwa variabel Pengembangan berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kinerja, dikarenakan Pengembangan yang diberikan

kepada karyawan mampu meningkatkan kompetensi yang dimiliki oleh karyawan,

Pengembangan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan karyawan serta

pemilihan instruktur yang tepat dan menguasai materi yang disampaikan dalam

Pengembangan.

2.7. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel dependen

Staffing Process
(Rekrutmen)
Kinerja Perawat di
Rumah Sakit

Staffing Development
(Pengembangan)
50

2.8. Hipotesis

Adapun Hipotesa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ho : 1. Tidak ada hubungan antara staffing process (rekrutmen) terhadap

kinerja perawat di Rumah Sakit Sri Ratu Medan Tahun 2019

2. Tidak ada hubungan antara staffing development (pengembangan)

terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit Sri Ratu Medan Tahun

2019

Ha : 1. Ada hubungan antara staffing process (rekrutmen) terhadap kinerja

perawat di Rumah Sakit Sri Ratu Medan Tahun 2019

2. Ada hubungan antara staffing development (pengembangan)

terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit Sri Ratu Medan Tahun

2019
51

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis dan rancangan dalam penelitian ini adalah kualitatif yaitu untuk

menggali informasi tentang Analisis Peran HRD (Human Resources Of

Development) Kinerja Perawat.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah sakit Umum Sri Ratu Medan, Jl. Nibung

Raya No. 204-212 Medan, Telp. 061-451074 Kelurahan Petisah Tengah,

Kecamatan Medan Petisah Kotamadya Medan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Juni – Juli tahun 2019

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja yang tercatat sebagai

karyawan di Rumah sakit Umum Sri Ratu Medan.


52

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 5 orang yaitu subyek dipilih sesuai

dengan keinginan peneliti (Purposive Sampling).(Sastorasmoro, 2018).

 Kepala HRD

 Kepala Keperawatan

 Kepala Ruangan

 Anggota I

 Anggota II

3.4. Definisi Operasional

Untuk memfokuskan penelitian ini, maka ditetapkan definisi operasional

dari variabel-variabel sebagai berikut :

a. Staffing Process (rekrutmen) adalah proses atau tindakan yang dilakukan oleh

Perusahaan/Organisasi untuk mendapatkan tambahan tenaga kerja sesuai

dengan kualifikasi yang diperlukan.

b. Staffing Development (Program Pendidikan dan Pengembangan) dapat

membantu pekerja memperbaiki kemampuan atau performa karyawan dalam

melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

c. Kinerja adalah hasil akhir yang dicapai atau target yang diharapkan selama

proses bekerja berlangsung sesuai dengan perencanaan dan ketetapan yang ada

berdasarkan tanggung jawab yang kuat sehingga menguntungkan bagi

perusahaan/organisasi.
53

3.5. Sumber Informasi (informan)

Untuk mendapat data yang tepat maka perlu ditentukan sumber informasi

(informan) yang memiliki kompetensi dan sesuai dengan kebutuhan data

(purposive). Menurut Sugiyono (2015) purposive adalah teknik pengambilan

sumber data berdasarkan pertimbangan tertentu yakni sumber data yang dianggap

paling tahu tentang apa yang diharapkan, sehingga mempermudah peneliti

menjelajahi objek atau situasi sosial yang sedang diteliti. Aspek yang menjadi

kepedulian dalam pengambilan sampel penelitian kualitatif adalah tuntasnya

perolehan informasi dengan keragaman variasi yang ada, bukan pada banyaknya

sumber data.

Sumber data atau sumber informasi dalam penelitian adalah pihak-pihak

yang dianggap berkompeten memberikan informasi internal RSU Sri Ratu Medan

berkaitan dengan peran HRD sebanyak 5 orang terdiri dari :

1. Kepala HRD

2. Kepala Keperawatan

3. Kepala Ruangan

4. Anggota I

5. Anggota II

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan dalam pengumpulan data

adalah :
54

3.6.1. Observasi Langsung (Direct Observation)

Observasi, yaitu pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan

langsung terhadap hal-hal yang dianggap perlu dan berkaitan dengan objek

penelitian.

3.6.2. Wawancara Mendalam (In-Depth Interviews)

Wawancara yaitu pengumpulan data dengan melakukan Tanya jawab

langsung.

3.6.3 Dokumentasi

Melakukan dokumentasi pelaksanaan kegiatan penelitian melalui foto atau

gambar, sebagai bukti fisik pelaksanaan penelitian.

3.6.4. Tinjauan Literatur

Yaitu membaca buku-buku yang dapat membantu melakukan penelitian

untuk memperoleh data yang relevan.

3.7. Metode Analisis Data

Metode analisis data dilakukan dengan cara menyusun, membahas dan

mengevaluasi data-data dan hasil wawancara/observasi mengenai Peran HRD

Dalam Meningkatkan Kinerja Perawat di lokasiRumah sakit Umum Sri Ratu

Medan.
55

Dimana dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji triangulasi, dimana

triangulasi adalah suatu pendekatan analisa data yang mensintesa data dari

berbagai sumber (Bachri, 2012).

Menurut teori Miles dan Hubberman ada 3 tahapan analisa data dilapangan

(Yusuf, 2014) yaitu sebagai berikut :

a. Reduksi Data

Data reduksi adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih,

memfokuskan, membuang, dan mengorganisasikan data dalam satu cara,

dimana kesimpulan dapat digambarkan dan diverifikasikan

b. Data Display

Data display adalah kumpulan informasi yang telah tersusun yang

membolehkan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan

c. Kesimpulan/Verifikasi

Sejak awal pengumpulan data, peneliti telah mencatat dan memberi makna

sesuatu yang dilihat atau diwawancarainya. Memo telah ditulis, namun

kesimpulan akhir masih jauh. Peneliti harus jujur dan menghindari bias

subjektivitas dirinya.
56

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Tahapan Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni – Juli tahun 2019 dan memakan

waktu sekitar satu bulan. Adapun peneliti menggunakan pedoman wawancara

sebagai panduan wawancara kepada informan yang terdiri dari lima informan

yaitu :Kepala HRD, Kepala Keperawatan, Kepala Ruangan, Anggota I dan

Anggota II

4.2. Gambaran Umum Rumah sakit Umum Sri Ratu Medan

Rumah sakit Ibu & Anak Sri Ratu didirikan pada tanggal 28 Oktober 1983

dan mulai beroperasi 25 Februari 1985 dibawah Yayasan Nibung Raya dengan

Akte Notaris BAR.Poelungan, SH No. 58, TAnggal 28 Oktober 1983.

Dalam perkembangannya, Yayasan Nibung Raya dibubarkan pada tanggal

04 Juli 2005 dengan Akte Notaris Gordon Eliwon Harianja, SH No. 1 Tanggal 04

Juli 2005 dan sejak tanggal 04 Agustus 2005, Rumah sakit Ibu & Anak Sri Ratu

berada dibawah PT. Sri Ratu Baru sesuai dengan Akte Pendirian Perseroan

Terbatas No. 1 Tanggal 04 Agustus 2005, Notaris Gordon Eliwon Harianja, SH

dan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, Nomor C-

27347HT.01.01.TH2005, tanggal 04 Oktober 2005, tentang pendirian Perseroan

Terbatas PT. Sri Ratu Baru, NPWP. 02.500.342.7-111.000. Berdasarkan Surat

Izin Operasional Rumah sakit Nomor 0065/0021/3.3/1101/03/2019, tanggal 23


57

April 2019 dinyatakan bahwa Rumah sakit Sri Ratu Ibu & Anak beroperasional

menjadi Rumah sakit Umum Kelas D.

4.3. Visi

Menjadi Rumah Sakit Umum (RSU) yang berkualitas dalam pelayanan

kesehatan secara menyeluruh dan prima di Wilayah Sumatera Utara.

4.4. Misi

1. Meningkatkan sumber daya manusia dengan melaksanakan pendidikan

formal dan informal berkala dan berkesinambungan

2. Meningkatkan sarana dan prasarana Rumah sakit sesuai dengan

kemajuan di bidang teknologi kesehatan

3. Mempersiapkan RSU Sri Ratu mengikuti akreditasi untuk memenuhi

salah satu syarat menjalankan program jaminan kesehatan nasional

4. Menjalankan sistem informasi dan pelaporan yang transparan dan

terpadu

4.5. Motto

Kesehatan adalah kebahagian yang tak ternilai

4.6. Falsafah

Pelayanan dengan sepenuh hati dengan ramah dan professional


58

4.7. Strategi

1. Memiliki tenaga medis & nonmedis yang terampil, professional &

ramah

2. Meningkatkan mutu dan jenis pelayanan kesehatan

3. Meningkatkan kenyamanan dan kemudahan konsumen

4. Mengembangkan pelayanan kesehatan berorientasi privasi konsumen

5. Memantapkan system manajerial internal

4.8. Struktur Organisasi RSU Sri Ratu Medan

Bagan 4.1. Struktur Organisasi RSU Sri Ratu Medan


59

4.9. Fasilitas Jenis Pelayanan Rumah Sakit

4.9.1 RSU Sri Ratu Medan melayani pasien baik yang rawat jalan maupun rawat

inap. Beberapa pelayanan yang ditangani oleh RS Sri Ratu Medan adalah :

1. Rawat jalan

2. Rawat inap

3. IGD (Instalasi Gawat Darurat)

4. HCU (High Care Unit)

5. Ruang VK/Bersalin

6. Ruang OK

7. Poliklinik OBGIN

8. Poliklinik Anak

9. Poli Bedah Umum

10. Poli Penyakit Dalam

11. Poli Umum

12. Radiologi

13. Laboratorium

14. Farmasi

15. Pojok Laktasi

16. Ruang Administrasi & Perkantoran

17. Ruang Gizi

18. Ruang Laundry

19. Aula

20. Ambulance
60

4.9.2. Jumlah Tenaga Kerja (Terlampir)

1. Tenaga Medis

Meliputi dokter spesialis (Kebidanan & ahli Kandungan, Anastesi,

Anak, Penyakit Dalam dan Bedah) sebanyak 25 orang

2. Paramedis (Bidan dan Perawat) sebanyak 25 orang

3. Tenaga Kesehatan lainnya sebanyak 7 orang

4. Tenaga non medis sebanyak 27 orang

4.10. Hasil Penelitian

Wawancara dilaksanakan dengan menggunakan teknik (indepth interview),

yaitu wawancara mendalam. Alat yang digunakan pada saat wawancara adalah

digital voice recorder. Semua data dari hasil wawancara dijabarkan dalam table

berikut :

4.11. Tabel Uji Triangulasi Staffing Process (Rekrutmen)

Tabel 4.11.1 Pertanyaan 1

Informa Observasi Wawancara Hasil


n
1 Ada tertulis dalam bentuk Ingin memajukan Rumah sakit telah
SK Direktur dan program RS dengan melaksanakan
kerja Seleksi dan pengalaman yang rekrutmen sesuai
Penerimaan Karyawan saya miliki sebagai SPO dan
pemasaran/marketi Permenkes RI
ng dengan cara Nomor 33 Tahun
memperbaiki 2015 tentang
managemen. Ingin pedoman
cari pengalaman penyusunan
bekerja di RS dan perencanaan
ingin tau cara kebutuhan SDM
kerjanya kesehatan
61

2 Ada tertulis dalam bentuk Karena sesuai Rumah sakit telah


SK Direktur dan program dengan ilmu dan melaksanakan
kerja Seleksi dan pendidikan yang rekrutmen sesuai
Penerimaan Karyawan saya miliki SPO dan
Permenkes RI
Nomor 33 Tahun
2015 tentang
pedoman
penyusunan
perencanaan
kebutuhan SDM
kesehatan
3 Ada tertulis dalam bentuk Saya ingin Rumah sakit telah
SK Direktur dan program membantu orang melaksanakan
kerja Seleksi dan lain yang rekrutmen sesuai
Penerimaan Karyawan membutuhkan SPO dan
sesuai dengan Permenkes RI
profesi saya Nomor 33 Tahun
2015 tentang
pedoman
penyusunan
perencanaan
kebutuhan SDM
kesehatan
4 Ada tertulis dalam bentuk Oleh karena latar Rumah sakit telah
SK Direktur dan program belakang melaksanakan
kerja Seleksi dan pendidikan, dan rekrutmen sesuai
Penerimaan Karyawan selama bekerja di SPO dan
Rumah sakit, Permenkes RI
sangat Nomor 33 Tahun
menikmatnya 2015 tentang
pedoman
penyusunan
perencanaan
kebutuhan SDM
kesehatan
5 Ada tertulis dalam bentuk Untuk Rumah sakit telah
SK Direktur dan program mengembangkan melaksanakan
kerja Seleksi dan pengetahuan rekrutmen sesuai
penerimaan Karyawan SPO dan
Permenkes RI
Nomor 33 Tahun
2015 tentang
pedoman
penyusunan
perencanaan
62

kebutuhan SDM
kesehatan

Tabel 4.11.2.Pertanyaan 2

Informa Observasi Wawancara Hasil


n
1 Ada tertulis dalam bentuk Ya, sudah sesuai Rumah sakit telah
SK Direktur dan program dengan Job melaksanakan
kerja Seleksi dan Description rekrutmen sesuai
Penerimaan Karyawan SPO dan
Permenkes RI
Nomor 33 Tahun
2015 tentang
pedoman
penyusunan
perencanaan
kebutuhan SDM
kesehatan
2 Ada tertulis dalam bentuk Ya Rumah sakit telah
SK Direktur dan program melaksanakan
kerja Seleksi dan rekrutmen sesuai
Penerimaan Karyawan SPO dan
Permenkes RI
Nomor 33 Tahun
2015 tentang
pedoman
penyusunan
perencanaan
kebutuhan SDM
kesehatan
3 Ada tertulis dalam bentuk Rekrutmen sudah Rumah sakit telah
SK Direktur dan program sesuai dengan Job melaksanakan
kerja Seleksi dan Des yang telah rekrutmen sesuai
Penerimaan Karyawan disepakati SPO dan
Permenkes RI
Nomor 33 Tahun
2015 tentang
pedoman
63

penyusunan
perencanaan
kebutuhan SDM
kesehatan
4 Ada tertulis dalam bentuk Sudah sesuai Rumah sakit telah
SK Direktur dan program dengan Job Des melaksanakan
kerja Seleksi dan rekrutmen sesuai
Penerimaan Karyawan SPO dan
Permenkes RI
Nomor 33 Tahun
2015 tentang
pedoman
penyusunan
perencanaan
kebutuhan SDM
kesehatan
5 Ada tertulis dalam bentuk Ya, sesuai Rumah sakit telah
SK Direktur dan program melaksanakan
kerja Seleksi dan rekrutmen sesuai
penerimaan Karyawan SPO dan
Permenkes RI
Nomor 33 Tahun
2015 tentang
pedoman
penyusunan
perencanaan
kebutuhan SDM
kesehatan

Tabel 4.11.3. Pertanyaan 3

Informa Observasi Wawancara Hasil


n
1 Ada tertulis dalam bentuk Sudah sesuai Rumah sakit telah
SK Direktur dan program dengan proses melaksanakan
kerja Seleksi dan kebijakan rumah rekrutmen sesuai
Penerimaan Karyawan sakit SPO rekrutmen
dan penerimaan
pegawai
(terlampir)
2 Ada tertulis dalam bentuk Ya Rumah sakit telah
SK Direktur dan program melaksanakan
kerja Seleksi dan rekrutmen sesuai
Penerimaan Karyawan SPO rekrutmen
dan penerimaan
64

pegawai
(terlampir)
3 Ada tertulis dalam bentuk Sudah sesuai Rumah sakit telah
SK Direktur dan program dengan prosedur melaksanakan
kerja Seleksi dan & kebijakan rekrutmen sesuai
Penerimaan Karyawan rumah sakit SPO rekrutmen
dan penerimaan
pegawai
(terlampir)
4 Ada tertulis dalam bentuk Sudah sesuai Rumah sakit telah
SK Direktur dan program melaksanakan
kerja Seleksi dan rekrutmen sesuai
Penerimaan Karyawan SPO rekrutmen
dan penerimaan
pegawai
(terlampir)
5 Ada tertulis dalam bentuk Ya, sesuai Rumah sakit telah
SK Direktur dan program melaksanakan
kerja Seleksi dan rekrutmen sesuai
penerimaan Karyawan SPO rekrutmen
dan penerimaan
pegawai
(terlampir)

Tabel 4.11.4. Pertanyaan 4

Informa Observasi Wawancara Hasil


n
1 Ada tertulis dalam bentuk Ya, sesuai dengan Rumah sakit telah
SK Direktur dan program tujuan rumah sakit melaksanakan
kerja Seleksi dan rekrutmen sesuai
Penerimaan Karyawan SPO rekrutmen
dan penerimaan
pegawai
(terlampir)
2 Ada tertulis dalam bentuk Ya Rumah sakit telah
SK Direktur dan program melaksanakan
kerja Seleksi dan rekrutmen sesuai
Penerimaan Karyawan SPO rekrutmen
dan penerimaan
pegawai
65

(terlampir)
3 Ada tertulis dalam bentuk Sesuai dengan Rumah sakit telah
SK Direktur dan program tujuan rumah sakit melaksanakan
kerja Seleksi dan Sri Ratu rekrutmen sesuai
Penerimaan Karyawan SPO rekrutmen
dan penerimaan
pegawai
(terlampir)
4 Ada tertulis dalam bentuk Sesuai dengan Rumah sakit telah
SK Direktur dan program kebutuhan melaksanakan
kerja Seleksi dan rekrutmen sesuai
Penerimaan Karyawan SPO rekrutmen
dan penerimaan
pegawai
(terlampir)
5 Ada tertulis dalam bentuk Ya Sesuai Rumah sakit telah
SK Direktur dan program melaksanakan
kerja Seleksi dan rekrutmen sesuai
penerimaan Karyawan SPO rekrutmen
dan penerimaan
pegawai
(terlampir)

Tabel 4.11.5. Pertanyaan 5

Informa Observasi Wawancara Hasil


n
1 Ada tertulis dalam bentuk Tentu dilakukan Rumah sakit telah
SK Direktur dan program secara efisien & melaksanakan
kerja Seleksi dan efektif rekrutmen sesuai
Penerimaan Karyawan SPO rekrutmen
dan penerimaan
66

pegawai
(terlampir)
2 Ada tertulis dalam bentuk Sudah tapi belum Rumah sakit telah
SK Direktur dan program maksimal melaksanakan
kerja Seleksi dan rekrutmen sesuai
Penerimaan Karyawan SPO rekrutmen
dan penerimaan
pegawai
(terlampir)
3 Ada tertulis dalam bentuk Pastinya metode Rumah sakit telah
SK Direktur dan program yang dilakukan melaksanakan
kerja Seleksi dan efisien & efektif rekrutmen sesuai
Penerimaan Karyawan SPO rekrutmen
dan penerimaan
pegawai
(terlampir)
4 Ada tertulis dalam bentuk Secara efisien & Rumah sakit telah
SK Direktur dan program efektif melaksanakan
kerja Seleksi dan rekrutmen sesuai
Penerimaan Karyawan SPO rekrutmen
dan penerimaan
pegawai
(terlampir)
5 Ada tertulis dalam bentuk Ya dilakukan Rumah sakit telah
SK Direktur dan program secara efisien dan melaksanakan
kerja Seleksi dan efektif rekrutmen sesuai
penerimaan Karyawan SPO rekrutmen
dan penerimaan
pegawai
(terlampir)

Tabel 4.11.6. Pertanyaan 6


67

Informa Observasi Wawancara Hasil


n
1 Ada tertulis dalam Ya sangat Rumah sakit telah
bentuk SK Direktur dan mempengaruhimelakukan rekrutmen
program kerja Seleksi peroleh sesuai dengan SPO dan
dan Penerimaan Karyawan yang
UU RI No. 44 Tahun
Karyawan bekualitas 2009 BAB V Bagian
kelima tentang SDM
(Terlampir)
2 Ada tertulis dalam Sudah tapi belum Rumah sakit telah
bentuk SK Direktur dan efisien dan melakukan rekrutmen
program kerja Seleksi efektif sesuai dengan SPO dan
dan Penerimaan UU RI No. 44 Tahun
Karyawan 2009 BAB V Bagian
kelima tentang SDM
(Terlampir)
3 Ada tertulis dalam Ya metode Rumah sakit telah
bentuk SK Direktur dan rekrutmen sangat melakukan rekrutmen
program kerja Seleksi berpengaruh sesuai dengan SPO dan
dan Penerimaan terhadap peroleh UU RI No. 44 Tahun
Karyawan Karyawan yang 2009 BAB V Bagian
berkualitas kelima tentang SDM
(Terlampir)
4 Ada tertulis dalam Ya, sangat Rumah sakit telah
bentuk SK Direktur dan diharapkan melakukan rekrutmen
program kerja Seleksi sesuai dengan SPO dan
dan Penerimaan UU RI No. 44 Tahun
Karyawan 2009 BAB V Bagian
kelima tentang SDM
(Terlampir)
5 Ada tertulis dalam Ya, dapat Rumah sakit telah
bentuk SK Direktur dan mempengaruhi melakukan rekrutmen
program kerja Seleksi Karyawan yang sesuai dengan SPO dan
dan penerimaan berkualitas UU RI No. 44 Tahun
Karyawan 2009 BAB V Bagian
kelima tentang SDM
(Terlampir)

Tabel 4.11.7. Pertanyaan 7

Informa Observasi Wawancara Hasil


n
1 Ada tertulis dalam bentuk Ya, bertujuan Rumah sakit telah
SK Direktur dan program mengisi jabatan melaksanakan
kerja Seleksi dan yang kosong rekrutmen sesuai
68

Penerimaan Karyawan SPO dan adanya


daftar pegawai
masuk (terlampir)
2 Ada tertulis dalam bentuk Sangat Rumah sakit telah
SK Direktur dan program berpengaruh melaksanakan
kerja Seleksi dan rekrutmen sesuai
Penerimaan Karyawan SPO dan adanya
daftar pegawai
masuk (terlampir)
3 Ada tertulis dalam bentuk Ya, setiap Rumah sakit telah
SK Direktur dan program rekrutmen sesuai melaksanakan
kerja Seleksi dan dengan jabatan rekrutmen sesuai
Penerimaan Karyawan yang sedang SPO dan adanya
kosong daftar pegawai
masuk (terlampir)
4 Ada tertulis dalam bentuk Ya Rumah sakit telah
SK Direktur dan program melaksanakan
kerja Seleksi dan rekrutmen sesuai
Penerimaan Karyawan SPO dan adanya
daftar pegawai
masuk (terlampir)
5 Ada tertulis dalam bentuk Ya Rumah sakit telah
SK Direktur dan program melaksanakan
kerja Seleksi dan rekrutmen sesuai
penerimaan Karyawan SPO dan adanya
daftar pegawai
masuk (terlampir)

Tabel 4.11.8. Pertanyaan 8

Informa Observasi Wawancara Hasil


n
1 Ada tertulis dalam Tentu pasti Rumah sakit telah
bentuk SK Direktur dan meningkatkan melaksanakan rekrutmen
program kerja Seleksi kinerja sesuai SPO dan
dan Penerimaan Karyawan Permenkes RI Nomor 33
Karyawan Tahun 2015 tentang
pedoman penyusunan
perencanaan kebutuhan
SDM kesehatan
2 Ada tertulis dalam Ya Rumah sakit telah
bentuk SK Direktur dan melaksanakan rekrutmen
program kerja Seleksi sesuai SPO dan
dan Penerimaan Permenkes RI Nomor 33
Karyawan Tahun 2015 tentang
69

pedoman penyusunan
perencanaan kebutuhan
SDM kesehatan
3 Ada tertulis dalam Ya, proses Rumah sakit telah
bentuk SK Direktur dan rekrutmen melaksanakan rekrutmen
program kerja Seleksi meningkatkan sesuai SPO dan
dan Penerimaan kinerja Permenkes RI Nomor 33
Karyawan Karyawan Tahun 2015 tentang
pedoman penyusunan
perencanaan kebutuhan
SDM kesehatan
4 Ada tertulis dalam Sudah Rumah sakit telah
bentuk SK Direktur dan melaksanakan rekrutmen
program kerja Seleksi sesuai SPO dan
dan Penerimaan Permenkes RI Nomor 33
Karyawan Tahun 2015 tentang
pedoman penyusunan
perencanaan kebutuhan
SDM kesehatan
5 Ada tertulis dalam Ya dapat Rumah sakit telah
bentuk SK Direktur dan meningkatkan melaksanakan rekrutmen
program kerja Seleksi kinerja sesuai SPO dan
dan penerimaan Karyawan Permenkes RI Nomor 33
Karyawan Tahun 2015 tentang
pedoman penyusunan
perencanaan kebutuhan
SDM kesehatan

Tabel 4.11.9. Pertanyaan 9

Informa Observasi Wawancara Hasil


n
1 Ada tertulis dalam bentuk - Bekerja sama Rumah sakit
SK Direktur dan program dengan baik, telah
kerja Seleksi dan memberikan solusi melaksanakan
Penerimaan Karyawan atau ide yang baik rekrutmen sesuai
- Melakukan SPO program
pembenahan atau rekrutmen dan
peremajaan dirumah penerimaan
sakit karyawan
- Melakukan promosi
melalui digital
maupun non digital
2 Ada tertulis dalam bentuk Bekerja dengan Rumah sakit
SK Direktur dan program memberikan pelayanan telah
70

kerja Seleksi dan yang terbaik sehingga melaksanakan


Penerimaan Karyawan pasien yang dilayani rekrutmen sesuai
akan mempromosikan SPO program
ke masyarakat dan rekrutmen dan
menyempurnakan penerimaan
fasilitas rumah sakit karyawan
3 Ada tertulis dalam bentuk Memajukan kualitas Rumah sakit
SK Direktur dan program pelayanan dengan telah
kerja Seleksi dan akurat dan memuaskan, melaksanakan
Penerimaan Karyawan fasilitas perlengkapan rekrutmen sesuai
pegawai dan sarana SPO program
komunikasi yang baik rekrutmen dan
penerimaan
karyawan
4 Ada tertulis dalam bentuk Maka kita harus punya Rumah sakit
SK Direktur dan program nilai lebih : Misalnya : telah
kerja Seleksi dan Fasilitas Alkes, Dokter, melaksanakan
Penerimaan Karyawan Perawatnya rekrutmen sesuai
SPO program
rekrutmen dan
penerimaan
karyawan
5 Ada tertulis dalam bentuk Bekerja secara Rumah sakit
SK Direktur dan program profesional telah
kerja Seleksi dan melaksanakan
penerimaan Karyawan rekrutmen sesuai
SPO program
rekrutmen dan
penerimaan
karyawan

Tabel 4.11.10. Pertanyaan 10

Informa Observasi Wawancara Hasil


n
1 Ada tertulis dalam bentuk Marketing di Rumah sakit telah
SK Direktur dan program lapangan melaksanakan
kerja Seleksi dan rekrutmen sesuai
Penerimaan Karyawan SPO program
rekrutmen dan
penerimaan
Karyawan
2 Ada tertulis dalam bentuk Setelah tamat saya Rumah sakit telah
SK Direktur dan program langsung bekerja melaksanakan
kerja Seleksi dan di RS ini rekrutmen sesuai
71

Penerimaan Karyawan SPO program


rekrutmen dan
penerimaan
Karyawan
3 Ada tertulis dalam bentuk Tamat langsung Rumah sakit telah
SK Direktur dan program bekerja di rumah melaksanakan
kerja Seleksi dan sakit rekrutmen sesuai
Penerimaan Karyawan SPO program
rekrutmen dan
penerimaan
Karyawan
4 Ada tertulis dalam bentuk Tidak ada Rumah sakit telah
SK Direktur dan program melaksanakan
kerja Seleksi dan rekrutmen sesuai
Penerimaan Karyawan SPO program
rekrutmen dan
penerimaan
Karyawan
5 Ada tertulis dalam bentuk Pengalaman di Rumah sakit telah
SK Direktur dan program bidang kebidanan melaksanakan
kerja Seleksi dan rekrutmen sesuai
penerimaan Karyawan SPO program
rekrutmen dan
penerimaan
Karyawan

4.12 Tabel Uji Triangulasi Staffing Development (Pengembangan)

Tabel 4.12.1. Pertanyaan 1

Informa Observasi Wawancara Hasil


n
1 Ada tertulis dalam bentuk Perlu SK dan Program
SK Direktur Program Kerja sudah ada
Pelatihan dan Pendidikan dan sesuai dengan
Keputusan
Menteri Kesehatan
RI Nomor 725
Tahun 2003
72

tentang Pedoman
Pelatihan
Kesehatan
2 Ada tertulis dalam bentuk Perlu SK dan Program
SK Direktur Program Kerja sudah ada
Pelatihan dan Pendidikan dan sesuai dengan
Keputusan
Menteri Kesehatan
RI Nomor 725
Tahun 2003
tentang Pedoman
Pelatihan
Kesehatan
3 Ada tertulis dalam bentuk Perlu SK dan Program
SK Direktur Program Kerja sudah ada
Pelatihan dan Pendidikan dan sesuai dengan
Keputusan
Menteri Kesehatan
RI Nomor 725
Tahun 2003
tentang Pedoman
Pelatihan
Kesehatan
4 Ada tertulis dalam bentuk Sangat Perlu SK dan Program
SK Direktur Program Kerja sudah ada
Pelatihan dan Pendidikan dan sesuai dengan
Keputusan
Menteri Kesehatan
RI Nomor 725
Tahun 2003
tentang Pedoman
Pelatihan
Kesehatan
5 Ada tertulis dalam bentuk Perlu SK dan Program
SK Direktur Program Kerja sudah ada
Pelatihan dan Pendidikan dan sesuai dengan
Keputusan
Menteri Kesehatan
RI Nomor 725
Tahun 2003
tentang Pedoman
Pelatihan
Kesehatan
Tabel 4.12.2. Pertanyaan 2

Informa Observasi Wawancar Hasil


73

n a
1 Ada tertulis dalam bentuk Ada Standar Prosedur
SK Direktur Program Operasional (SPO)
Pelatihan dan Pendidikan Program Pelatihan dan
Pendidikan sudah ada
(Terlampir)
2 Ada tertulis dalam bentuk Ada Standar Prosedur
SK Direktur Program Operasional (SPO)
Pelatihan dan Pendidikan Program Pelatihan dan
Pendidikan sudah ada
(Terlampir)
3 Ada tertulis dalam bentuk Ada Standar Prosedur
SK Direktur Program Operasional (SPO)
Pelatihan dan Pendidikan Program Pelatihan dan
Pendidikan sudah ada
(Terlampir)
4 Ada tertulis dalam bentuk Ya ada Standar Prosedur
SK Direktur Program Operasional (SPO)
Pelatihan dan Pendidikan Program Pelatihan dan
Pendidikan sudah ada
(Terlampir)
5 Ada tertulis dalam bentuk Ada Standar Prosedur
SK Direktur Program Operasional (SPO)
Pelatihan dan Pendidikan Program Pelatihan dan
Pendidikan sudah ada
(Terlampir)

Tabel 4.12.3. Pertanyaan 3

Informa Observasi Wawancar Hasil


n a
1 Ada tertulis dalam bentuk Setau saya Sesuai dengan prosedur yang
SK Direktur Program ada tertuang dalam SPO Program
Pelatihan dan Pendidikan Pelatihan dan Pendidikan.
Undangan Pelatihan
(Terlampir)
2 Ada tertulis dalam bentuk Ada Sesuai dengan prosedur yang
SK Direktur Program tertuang dalam SPO Program
Pelatihan dan Pendidikan Pelatihan dan Pendidikan.
Undangan Pelatihan
(Terlampir)
3 Ada tertulis dalam bentuk Ya, ada Sesuai dengan prosedur yang
SK Direktur Program tertuang dalam SPO Program
Pelatihan dan Pendidikan Pelatihan dan Pendidikan.
Undangan Pelatihan
74

(Terlampir)
4 Ada tertulis dalam bentuk Tentu ada Sesuai dengan prosedur yang
SK Direktur Program tertuang dalam SPO Program
Pelatihan dan Pendidikan Pelatihan dan Pendidikan.
Undangan Pelatihan
(Terlampir)
5 Ada tertulis dalam bentuk Ada Sesuai dengan prosedur yang
SK Direktur Program tertuang dalam SPO Program
Pelatihan dan Pendidikan Pelatihan dan Pendidikan.
Undangan Pelatihan
(Terlampir)

Tabel 4.12.4. Pertanyaan 4

Informa Observasi Wawancara Hasil


n
1 Ada tertulis dalam bentuk Ya SK dan Program
SK Direktur Program Kerja sudah ada
Pelatihan dan Pendidikan dan sesuai dengan
Keputusan
Menteri Kesehatan
RI Nomor 725
Tahun 2003
tentang Pedoman
Pelatihan
Kesehatan
2 Ada tertulis dalam bentuk Ya SK dan Program
SK Direktur Program Kerja sudah ada
Pelatihan dan Pendidikan dan sesuai dengan
Keputusan
Menteri Kesehatan
RI Nomor 725
Tahun 2003
tentang Pedoman
Pelatihan
Kesehatan
3 Ada tertulis dalam bentuk Ya, dengan SK dan Program
SK Direktur Program adanya pelatihan Kerja sudah ada
Pelatihan dan Pendidikan kita mengetahui dan sesuai dengan
adanya Keputusan
perkembangan Menteri Kesehatan
tentang ilmu RI Nomor 725
kesehatan Tahun 2003
tentang Pedoman
Pelatihan
75

Kesehatan
4 Ada tertulis dalam bentuk Pasti, sehubung SK dan Program
SK Direktur Program dengan Kerja sudah ada
Pelatihan dan Pendidikan berkembangnya dan sesuai dengan
ilmu kesehatan Keputusan
sehingga sdm Menteri Kesehatan
mampu memenuhi RI Nomor 725
pelayanan Tahun 2003
kesehatan tentang Pedoman
Pelatihan
Kesehatan
5 Ada tertulis dalam bentuk Ya SK dan Program
SK Direktur Program Kerja sudah ada
Pelatihan dan Pendidikan dan sesuai dengan
Keputusan
Menteri Kesehatan
RI Nomor 725
Tahun 2003
tentang Pedoman
Pelatihan
Kesehatan

Tabel 4.12.5. Pertanyaan 5

Informa Observasi Wawancara Hasil


n
1 Ada tertulis dalam bentuk Ya SK dan Program
SK Direktur Program Kerja sudah ada
Pelatihan dan Pendidikan dan sesuai dengan
Keputusan
Menteri Kesehatan
RI Nomor 725
Tahun 2003
tentang Pedoman
Pelatihan
Kesehatan
2 Ada tertulis dalam bentuk Ya SK dan Program
SK Direktur Program Kerja sudah ada
Pelatihan dan Pendidikan dan sesuai dengan
Keputusan
Menteri Kesehatan
RI Nomor 725
Tahun 2003
tentang Pedoman
Pelatihan
76

Kesehatan
3 Ada tertulis dalam bentuk Ya SK dan Program
SK Direktur Program Kerja sudah ada
Pelatihan dan Pendidikan dan sesuai dengan
Keputusan
Menteri Kesehatan
RI Nomor 725
Tahun 2003
tentang Pedoman
Pelatihan
Kesehatan
4 Ada tertulis dalam bentuk Ya SK dan Program
SK Direktur Program Kerja sudah ada
Pelatihan dan Pendidikan dan sesuai dengan
Keputusan
Menteri Kesehatan
RI Nomor 725
Tahun 2003
tentang Pedoman
Pelatihan
Kesehatan
5 Ada tertulis dalam bentuk Ya SK dan Program
SK Direktur Program Kerja sudah ada
Pelatihan dan Pendidikan dan sesuai dengan
Keputusan
Menteri Kesehatan
RI Nomor 725
Tahun 2003
tentang Pedoman
Pelatihan
Kesehatan

Tabel 4.12.6. Pertanyaan 6

Informa Observasi Wawancara Hasil


n
1 Ada tertulis dalam bentuk Pelatihan tentang Pelatihan bertahap
SK Direktur Program ketenagakerjaan sesuai dengan
Pelatihan dan Pendidikan Talent kebutuhan yang
Managemen tertuang dalam
Strategy SPO Program
Pelatihan dan
Pendidikan
2 Ada tertulis dalam bentuk RJP, BLS, Pelatihan bertahap
SK Direktur Program Pemakaian sesuai dengan
77

Pelatihan dan Pendidikan Respirator kebutuhan yang


tertuang dalam
SPO Program
Pelatihan dan
Pendidikan
3 Ada tertulis dalam bentuk RJP, BCLS Pelatihan bertahap
SK Direktur Program sesuai dengan
Pelatihan dan Pendidikan kebutuhan yang
tertuang dalam
SPO Program
Pelatihan dan
Pendidikan
4 Ada tertulis dalam bentuk RJP, Heacting, Pelatihan bertahap
SK Direktur Program pemakaian alat sesuai dengan
Pelatihan dan Pendidikan Respirator - BIS kebutuhan yang
tertuang dalam
SPO Program
Pelatihan dan
Pendidikan
5 Ada tertulis dalam bentuk Pelatihan sistim Pelatihan bertahap
SK Direktur Program metode baru sesuai dengan
Pelatihan dan Pendidikan kebutuhan yang
tertuang dalam
SPO Program
Pelatihan dan
Pendidikan

Tabel 4.12.7. Pertanyaan 7


Informa Observasi Wawancara Hasil
n
1 Ada tertulis dalam bentuk Bekerja sama Sesuai dengan
SK Direktur Program prosedur yang
Pelatihan dan Pendidikan tertuang dalam SPO
Program Pelatihan
dan Pendidikan.
Daftar hadir Pelatihan
(Terlampir)
2 Ada tertulis dalam bentuk Berperan Aktif Sesuai dengan
SK Direktur Program prosedur yang
Pelatihan dan Pendidikan tertuang dalam SPO
Program Pelatihan
dan Pendidikan.
Daftar hadir Pelatihan
(Terlampir)
78

3 Ada tertulis dalam bentuk Sangat Sesuai dengan


SK Direktur Program mendukung prosedur yang
Pelatihan dan Pendidikan bila ada tertuang dalam SPO
pelatihan Program Pelatihan
untuk pegawai dan Pendidikan.
Daftar hadir Pelatihan
(Terlampir)
4 Ada tertulis dalam bentuk Sebagian Sesuai dengan
SK Direktur Program kurang aktif prosedur yang
Pelatihan dan Pendidikan karena tertuang dalam SPO
terbentur jam Program Pelatihan
dinas dan Pendidikan.
Daftar hadir Pelatihan
(Terlampir)
5 Ada tertulis dalam bentuk Sangat Sesuai dengan
SK Direktur Program mendukung prosedur yang
Pelatihan dan Pendidikan tertuang dalam SPO
Program Pelatihan
dan Pendidikan.
Daftar hadir Pelatihan
(Terlampir)

Tabel 4.12.8. Pertanyaan 8


Informa Observasi Wawancara Hasil
n
1 Ada tertulis dalam bentuk Tidak ada Partisipasi aktif dari
SK Direktur Program peserta Pelatihan.
Pelatihan dan Pendidikan Daftar hadir
(Terlampir)
2 Ada tertulis dalam bentuk Kendala jika Partisipasi aktif dari
SK Direktur Program sedang jam peserta Pelatihan.
Pelatihan dan Pendidikan dinas Daftar hadir
(Terlampir)
3 Ada tertulis dalam bentuk Tidak ada Partisipasi aktif dari
SK Direktur Program kendala peserta Pelatihan.
Pelatihan dan Pendidikan Daftar hadir
(Terlampir)
4 Ada tertulis dalam bentuk Tidak bisa Partisipasi aktif dari
SK Direktur Program maksimal peserta Pelatihan.
Pelatihan dan Pendidikan mengikuti Daftar hadir
pelatihan (Terlampir)
karena
dilakukan di
jam kerja.
79

5 Ada tertulis dalam bentuk Tidak ada Partisipasi aktif dari


SK Direktur Program kendala peserta Pelatihan.
Pelatihan dan Pendidikan Daftar hadir
(Terlampir)

Tabel 4.12.9. Pertanyaan 9


Informa Observasi Wawancara Hasil
n
1 Ada tertulis dalam bentuk Perlu Sesuai dengan
SK Direktur Program prosedur yang
Pelatihan dan Pendidikan tertuang dalam
SPO Program
Pelatihan dan
Pendidikan
2 Ada tertulis dalam bentuk Sangat perlu Sesuai dengan
SK Direktur Program prosedur yang
Pelatihan dan Pendidikan tertuang dalam
SPO Program
Pelatihan dan
Pendidikan
3 Ada tertulis dalam bentuk Perlu Sesuai dengan
SK Direktur Program prosedur yang
Pelatihan dan Pendidikan tertuang dalam
SPO Program
Pelatihan dan
Pendidikan
4 Ada tertulis dalam bentuk Masih perlu Sesuai dengan
SK Direktur Program dilakukan evaluasi prosedur yang
Pelatihan dan Pendidikan untuk menilai tertuang dalam
kemampuan SDM SPO Program
Pelatihan dan
Pendidikan
5 Ada tertulis dalam bentuk Perlu Sesuai dengan
SK Direktur Program prosedur yang
Pelatihan dan Pendidikan tertuang dalam
SPO Program
Pelatihan dan
Pendidikan

Tabel 4.12.10. Pertanyaan 10


80

Informa Observasi Wawancara Hasil


n
1 Ada tertulis dalam bentuk Perlu Supervisi
SK Direktur Program Pimpinan Rumah
Pelatihan dan Pendidikan sakit sudah
dilaksanakan
dengan baik
2 Ada tertulis dalam bentuk Tentu perlu Supervisi
SK Direktur Program Pimpinan Rumah
Pelatihan dan Pendidikan sakit sudah
dilaksanakan
dengan baik
3 Ada tertulis dalam bentuk Sangat perlu Supervisi
SK Direktur Program Pimpinan Rumah
Pelatihan dan Pendidikan sakit sudah
dilaksanakan
dengan baik
4 Ada tertulis dalam bentuk Ya, perlu Supervisi
SK Direktur Program Pimpinan Rumah
Pelatihan dan Pendidikan sakit sudah
dilaksanakan
dengan baik
5 Ada tertulis dalam bentuk Perlu Supervisi
SK Direktur Program Pimpinan Rumah
Pelatihan dan Pendidikan sakit sudah
dilaksanakan
dengan baik
BAB V

PEMBAHASAN

Informasi yang diperoleh dalam hasil penelitian ini dijalankan melalui

pengambilan data dari informan di Rumah Sakit Umum Sri Ratu Medan.

Pengambilan data dilakukan secara langsung (bertatap muka) dengan

memaksimalkan pertanyaan dari yang disiapkan ataupun dari jabawan yang

diberikan.

Karakteristik informan penelitian memilih informan yaitu 1 (satu) orang

Kepala HRD, 1 (satu) orang Kepala Keperawatan, 1 (satu) orang Kepala Ruangan,

1 (satu) orang Anggota I, serta 1 (satu) orang Anggota II.


81

5.1. Staffing Process (Rekrutmen) Terhadap Kinerja Perawat di Rumah

Sakit Sri Ratu Medan Tahun 2019

Adapun hasil wawancara peneliti tentang Rekrutmen Rumah Sakit Sri

Ratu Medan Tahun 2019 adalah sebagai berikut :

Informan 1 : Kepala HRD

1. Mengapa tertarik bekerja di rumah sakit?


Ingin memajukan RS dengan pengalaman yang saya miliki sebagai
pemasaran/marketing dengan cara memperbaiki managemen. Ingin
cari pengalaman bekerja di RS dan ingin tau cara berkerjanya
2. Apakah proses rekrutmen sudah sesuai dengan Job Description ?
Ya, sudah sesuai dengan Job Description
3. Apakah proses rekrutmen sesuai dengan prosedur dan kebijakan
(SPO) Rumah sakit?
Sudah sesuai dengan prosedur dan kebijakan rumah sakit
4. Apakah rekrutmen sesuai dengan tujuan (visi-misi) Rumah Sakit Sri
Ratu ?
Ya, sesuai dengan tujuan rumah sakit
5. Apakah metode rekrutmen telah dilakukan secara efisien dan efektif
(Informasi intern) ?
Tentu dilakukan secara efisien & efektif
6. Apakah metode rekrutmen berpengaruh terhadap perolehan karyawan
yang berkualitas ?
Ya sangat mempengaruhi perolehan karyawan yang berkualitas
7. Apakah rekrutmen bertujuan mengisi jabatan yang kosong ?
Ya, bertujuan mengisi jabatan yang kosong
8. Apakah proses rekrutmen telah meningkatkan kerja karyawan ?
Tentu pasti meningkatkan kinerja karyawan
9. Bagaimana menurut anda cara memajukan rumah sakit?
- Bekerja sama dengan baik, memberikan solusi atau ide yang baik
- Melakukan pembenahan atau peremajaan dirumah sakit
- Melakukan promosi melalui digital maupun non digital
10. Apa pengalaman anda sebelumnya ?
Marketing Lapangan

Informan II : Kepala Keperawatan


1. Mengapa tertarik bekerja di rumah sakit?
Karena sesuai dengan ilmu dan pendidikan yang saya miliki
2. Apakah proses rekrutmen sudah sesuai dengan Job Description ?
Ya
82

3. Apakah proses rekrutmen sesuai dengan prosedur dan kebijakan


(SPO) rumah sakit?
Ya
4. Apakah rekrutmen sesuai dengan tujuan (visi-misi) Rumah Sakit Sri
Ratu ?
Ya
5. Apakah metode rekrutmen telah dilakukan secara efisien dan efektif
(informasi intern) ?
Sudah tapi belum maksimal
6. Apakah metode rekrutmen berpengaruh terhadap perolehan
karyawan yang berkualitas ?
Sudah tapi belum efisien dan efektif
7. Apakah rekrutmen bertujuan mengisi jabatan yang kosong ?
Sangat berpengaruh
8. Apakah proses rekrutmen telah meningkatkan kerja karyawan ?
Ya
9. Bagaimana menurut anda cara memajukan rumah sakit?
Bekerja dengan memberikan pelayanan yang terbaik sehingga
pasien yang dilayani akan mempromosikan kemasyarakat dan
menyempurnakan fasilitas RS
10. Bagaimana cara anda memotivasi rekan anda sehingga kinerja
mereka juga meningkat ?
Menunjukkan kinerja yang baik
Informan III : Kepala Ruangan
1. Mengapa tertarik bekerja di rumah sakit?
Saya ingin membantu orang lain yang membutuhkan yang sesuai
dengan profesi saya
2. Apakah proses rekrutmen sudah sesuai dengan Job Description ?
Rekrutmen sudah sesuai dengan Job Des yang telah disepakati
3. Apakah proses rekrutmen sesuai dengan prosedur dan kebijakan
(SPO) rumah sakit?
Sudah sesuai dengan prosedur & kebijakan rumah sakit
4. Apakah rekrutmen sesuai dengan tujuan (visi-misi) Rumah Sakit Sri
Ratu ?
Sesuai dengan tujuan Rumah Sakit Sri Ratu
5. Apakah metode rekrutmen telah dilakukan secara efisien dan efektif
(informasi intern) ?
Pastinya metode yang dilakukan efisien & efektif
6. Apakh metode rekrutmen berpengaruh terhadap perolehan karyawan
yang berkualitas ?
Ya metode rekrutmen sangat berpengaruh terhadap peroleh
karyawan yang berkualitas
7. Apakah rekrutmen bertujuan mengisi jabatan yang kosong ?
Ya, setiap rekrutmen sesuai dengan jabatan yang sedang kosong
83

8. Apakah proses rekrutmen telah meningkatkan kerja karyawan ?


Ya, proses rekrutmen meningkatkan kinerja karyawan
9. Bagaimana menurut anda cara memajukan rumah sakit?
Memajukan kualitas pelayanan dengan akurat dan memuaskan,
fasilitas perlengkapan pegawai dan sarana komunikasi yang baik
10. Bagaimana cara anda memotivasi rekan anda sehingga kinerja
mereka juga meningkat ?
Bangun kepercayaan antara rekan kerja, jadi contoh yang baik
terhadap rekan kerja, dapat bekerja sama

Informan IV : Anggota 1

1. Mengapa tertarik bekerja di rumah sakit?


Oleh karena latar belakang pendidikan, dan selama bekerja di
rumah sakit, sangat menikmatinya.
2. Apakah proses rekrutmen sudah sesuai dengan Job Description ?
Sudah sesuai dengan Job Des
3. Apakah proses rekrutmen sesuai dengan prosedur dan kebijakan
(SPO) rumah sakit?
Sudah sesuai
4. Apakah rekrutmen sesuai dengan tujuan (visi-misi) Rumah Sakit Sri
Ratu ?
Sesuai dengan kebutuhan
5. Apakah metode rekrutmen telah dilakukan secara efisien dan efektif
(informasi intern) ?
Secara efisien dan efektif
6. Apakah metode rekrutmen berpengaruh terhadap perolehan
karyawan yang berkualitas ?
Ya, sangat diharapkan
7. Apakah rekrutmen bertujuan mengisi jabatan yang kosong ?
Ya
8. Apakah proses rekrutmen telah meningkatkan kerja karyawan ?
Sudah
9. Bagaimana menurut anda cara memajukan rumah sakit?
Maka kita harus punya nilai lebih : Misalnya : Fasilitas Alkes,
Dokter, Perawatnya
10. Bagaimana cara anda memotivasi rekan anda sehingga kinerja
mereka juga meningkat ?
- Ketika kita bekerja di RS, bekerjalah sepenuh hati
- Perlu adanya pelatihan bagi karyawan dan sosialisasi hal-hal
yang baru

Informan V : Anggota 2
1. Mengapa tertarik bekerja di rumah sakit?
84

Untuk mengembangkan pengetahuan


2. Apakah proses rekrutmen sudah sesuai dengan Job Description ?
Ya, sesuai
3. Apakah proses rekrutmen sesuai dengan prosedur dan kebijakan
(SPO) rumah sakit?
Ya, sesuai
4. Apakah rekrutmen sesuai dengan tujuan (visi-misi) Rumah Sakit Sri
Ratu ?
Ya, sesuai
5. Apakah metode rekrutmen telah dilakukan secara efisien dan efektif
(informasi intern) ?
Ya dilakukan secara efisien dan efektif
6. Apakh metode rekrutmen berpengaruh terhadap perolehan karyawan
yang berkualitas ?
Ya, dapat mempengaruhi karyawan yang berkualtias
7. Apakah rekrutmen bertujuan mengisi jabatan yang kosong ?
Ya
8. Apakah proses rekrutmen telah meningkatkan kerja karyawan ?
Ya dapat meningkatkan kinerja karyawan
9. Bagaimana menurut anda cara memajukan rumah sakit?
Bekerja secara profesionak
10. Bagaimana cara anda memotivasi rekan anda sehingga kinerja
mereka juga meningkat ?
Motivasi yang baik yaitu komunikasi yang baik dan saling bekerja
sama dan saling menghargai

5.2. Staffing Development (Pengembangan) Terhadap Kinerja Perawat di

Rumah Sakit Sri Ratu Medan Tahun 2019

Adapun hasil wawancara peneliti tentang Pengembangan Rumah Sakit Sri

Ratu Medan Tahun 2019 adalah sebagai berikut :

Informan 1 : Kepala HRD

1. Apakah perlu diadakan pelatihan ?


perlu
2. Adakah program pelatihan tertuang dalam SPO rumah sakit ?
Ada
3. Apakah ada motivasi dari pihak rumah sakit untuk pelatihan ?
Setau saya ada
85

4. Menurut anda apakah pelatihan akan menambah wawasan dan


kemampuan anda ?
ya
5. Apakah pelatihan akan meningkatkan kinerja anda ?
Ya
6. Pelatihan apa saja yang sangat anda butuhkan pada saat ini ?
Pelatihan tentang ketenagakerjaan Talent Managemen Strategy
7. Saat pelatihan diadakan bagaimana partisipasi keikutsertaan pegawai ?
Bekerja sama
8. Kendala – kendala apa saja yang ada saat dilakukan pelatihan oleh
pihak RS ?
Tidak ada
9. Setelah mengikuti pelatihan perlukah di evaluasi untuk melihat
kemajuan pegawai ?
Perlu
10. Apakah Menurut anda supervisi pimpinan dapat meningkatkan kinerja
karyawan?
Perlu

Informan II : Kepala Keperawatan


1. Apakah perlu diadakan pelatihan ?
Perlu
2. Adakah program pelatihan tertuang dalam SPO rumah sakit ?
Ada

3. Apakah ada motivasi dari pihak rumah sakit untuk pelatihan ?


Ada
4. Menurut anda apakah pelatihan akan menambah wawasan dan
kemampuan anda ?
Ya
5. Apakah pelatihan akan meningkatkan kinerja anda ?
Ya
6. Pelatihan apa saja yang sangat anda butuhkan pada saat ini ?
RJP, BLS, Pemakaian Respirator
7. Saat pelatihan diadakan bagaimana partisipasi keikutsertaan pegawai
?
Berperan Aktif
8. Kendala – kendala apa saja yang ada saat dilakukan perlatihan oleh
pihak RS ?
Kendala jika sedang jam dinas
9. Setelah mengikuti pelatihan perlukah di evaluasi untuk melihat
kemajuan pegawai ?
Sangat perlu
86

10. Apakah Menurut anda supervisi pimpinan dapat meningkatkan


kinerja karyawan?
Tentu perlu

Informan III : Kepala Ruangan

1. Apakah perlu diadakan pelatihan ?


Perlu
2. Adakah program pelatihan tertuang dalam SPO rumah sakit ?
Ada
3. Apakah ada motivasi dari pihak rumah sakit untuk pelatihan ?
Ya, ada
4. Menurut anda apakah pelatihan akan menambah wawasan dan
kemampuan anda ?
Ya, dengan adanya pelatihan kita mengetahui adanya
perkembangan tentang adanya ilmu kesehatan
5. Apakah pelatihan akan meningkatkan kinerja anda ?
Ya
6. Pelatihan apa saja yang sangat anda butuhkan pada saat ini ?
RJP, BCLS
7. Saat pelatihan diadakan bagaimana partisipasi keikutsertaan pegawai
?
Sangat mendukung bila ada pelatihan untuk pegawai
8. Kendala – kendala apa saja yang ada saat dilakukan perlatihan oleh
pihak RS ?
Tidak ada kendala
9. Setelah mengikuti pelatihan perlukah di evaluasi untuk melihat
kemajuan pegawai ?
Perlu
10. Apakah Menurut anda supervisi pimpinan dapat meningkatkan
kinerja karyawan?
Sangat perlu

Informan IV : Anggota 1

1. Apakah perlu diadakan pelatihan ?


Sangat perlu
2. Adakah program pelatihan tertuang dalam SPO rumah sakit ?
Ya ada
3. Apakah ada motivasi dari pihak rumah sakit untuk pelatihan ?
Tentu ada
87

4. Menurut anda apakah pelatihan akan menambah wawasan dan


kemampuan anda ?
Pasti, sehubung dengan berkembangnya ilmu kesehatan sehingga sdm
mampu memenuhi pelayanan kesehatan
5. Apakah pelatihan akan meningkatkan kinerja anda ?
Ya
6. Pelatihan apa saja yang sangat anda butuhkan pada saat ini ?
RJP, Heacting, pemakaian alat Respirator - BIS
7. Saat pelatihan diadakan bagaimana partisipasi keikutsertaan pegawai ?
Sebagian kurang aktif karena terbentur jam dinas
8. Kendala – kendala apa saja yang ada saat dilakukan pelatihan oleh
pihak RS ?
Tidak bisa maksimal mengikuti pelatihan karena dilakukan di jam
kerja.
9. Setelah mengikuti pelatihan perlukah di evaluasi untuk melihat
kemajuan pegawai ?
Masih perlu dilakukan evaluasi untuk menilai kemampuan SDM
10. Apakah Menurut anda supervisi pimpinan dapat meningkatkan kinerja
karyawan?
Ya, perlu

Informan V : Anggota 2

1. Apakah perlu diadakan pelatihan ?


Perlu
2. Adakah program pelatihan tertuang dalam SPO rumah sakit ?
Ada
3. Apakah ada motivasi dari pihak rumah sakit untuk pelatihan ?
Ada
4. Menurut anda apakah pelatihan akan menambah wawasan dan
kemampuan anda ?
Ya
5. Apakah pelatihan akan meningkatkan kinerja anda ?
Ya
6. Pelatihan apa saja yang sangat anda butuhkan pada saat ini ?
Pelatihan sistim metode baru
7. Saat pelatihan diadakan bagaimana partisipasi keikutsertaan pegawai ?
Sangat mendukung
88

8. Kendala – kendala apa saja yang ada saat dilakukan perlatihan oleh
pihak RS ?
Tidak ada kendala
9. Setelah mengikuti pelatihan perlukah di evaluasi untuk melihat
kemajuan pegawai ?
Perlu
10. Apakah Menurut anda supervisi pimpinan dapat meningkatkan kinerja
karyawan?
Perlu

Anda mungkin juga menyukai