Anda di halaman 1dari 20

PROSEDUR KEPERAWATAN DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN ISTIRAHAT

DAN TIDUR SESUAI SPO

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Dasar I dengan dosen
mata kuliah Ns.Linda Sari Barus, M.Kep, Sp.An

MAKALAH

Kelompok 5

Disusun oleh :

1. Cut Putri Alviani (30140119012)


2. Nia Tri Septia.T (30140119013)
3. Matius Krisna Aditya (30140119014)
4. Melinda Yosephine (30140119018)
5. Elsa Asmarani Violla (30140119019)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS

PRODI D3 KEPERAWATAN

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala kelimpahan inayah ,taufik
dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya sangat sederhana .semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan , petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam “Memenuhi prosedur keperawatan
dalam memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur sesuai SPO” dalam mata kuliah Keperawatan
Dasar I.

Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya lebih baik .

Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang penulis
miliki sagat kurang .oleh karena itu penulis harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini .

Padalarang ,Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................................3

BAB I...............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN..........................................................................................................................4

A. Latar belakang....................................................................................................................4

B. Rumusan masalah...............................................................................................................4

C. Tujuan..................................................................................................................................4

BAB II.............................................................................................................................................5

PEMBAHASAN.............................................................................................................................5

A. Definisi Kebutuhan Istirahat dan Tidur...........................................................................5

B. Pola Normal Tidur....................................................................................................................5

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur...........................................................................6

D. Gangguan Tidur....................................................................................................................7

E. Beberapa Metode Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur.......................................8

1. Berdoa/Ritual menjelang tidur.........................................................................................8

2. Tahapan Tidur....................................................................................................................8

3. Meningkatkan lingkungan yang Kondusif.......................................................................9

4.Keseimbangan suhu tubuh.................................................................................................9

5. Mengukur suhu tubuh : oral,aksila,rectal.....................................................................11

Pengukuran suhu oral.............................................................................................................12

Pengukuran suhu aksila..........................................................................................................12

Pengukuran suhu rektal..........................................................................................................12

Memberikan kompres..............................................................................................................13

BAB III.........................................................................................................................................18
PENUTUP....................................................................................................................................18

Kesimpulan...............................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kesempatan untuk Istirahat dan tidur sama pentingnya dengan kebutuhan makanan,
aktivita, mamupun kebutuhan dasar lainnya. Setiap individu membutuhkan istirahat
dan tidur untuk memulihkan kembali kesehatannya.
Istirahat adalah suatu keadaan dimana keadaan jasmani menurunnya aktivitas badan
menjadi lebih segar.
Tidur adalah suatu keaadan yang relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa
kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing
menyatakan fase kegiatan otak dan badan yang berbeda. Tidur juga melibatkan
susunan saraf pusat, saraf perifer, endokrin kardiovaskuler, respirasi dan
musculoskeletal
( Robinson 1993, dalam Potter). Jika kebutuhan istirahat dan tidur tersebut cukup,
maka akan terkumpul sejumlah energy yang dapat memulihkan status kesehatan dan
menjalankan kegiatan sehari-hari. Selain itu, orang yang mengalami kelelahan
biasanya memerlukan istirahat dan tidur lebih dari biasanya

B. Rumusan masalah

1. Definisi kebutuhan istirahat dan tidur


2. Tahapan-tahapan Tidur
3. Beberapa metode Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur
C.Tujuan

Dapat meningkatkan ilmu pengetahuan tentang konsep pemenuhan kebutuhan


istirahat dan tidur sesuai SPO. Sehingga mahasiswa mampu memberikan asuhan
keperawatan yang tepat pada klien.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Kebutuhan Istirahat dan Tidur

Kebutuhan istirahat
Kebutuhan yang diperlukan setiap orang untuk mempertahankan status kesehatan
pada tingkat yang optimal. Proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam tubuh..
Jika kebutuhan istirahat dan tidur tersebut cukup, maka akan terkumpul sejumlah
energi yang dapat memulihkan status kesehatan dan menjalankan kegiatan sehari-hari.
Selain itu, orang yang mengalami kelelahan biasanya memerlukan istirahat dan tidur
lebih dari biasanya.
Kebutuhan Tidur
Guyton(1986) mendefinisikan tidur sebagai sebagai kondisi tidak sadar, dimana
persepsi reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau hilang dan dapat
dibangunkan kembali dengan stimulus dan sensori yang cukup. Saat tidur seseorang
memiliki kesadaran yang bervariasi serta terdapat perubahan proses fisiologis dan
terjadi penurunan respons terhadap rangsangan dari luar. Seseorang dikategorikan
sedang tidur dengan tanda-tanda aktivitas fisik minimal, tingkat kesadaran bervariasi,
terjadi berbagai perubahan fisiologis tubuh, dan penurunan respons terhadap
rangsangan dari luar.

B. Pola Normal Tidur

1. Neonatus sampai dengan 3 bulan


a. kira-kira membutuhkan 16 jam/hari
b. mudah merespon terhadap stimulus
c. pada minggu pertama kelahiran 50% adalah tahap REM
2. Bayi
a. pada malam hari kira-kira tidur 8-10 jam
b. Usia 1 bulan sampai dengan 1 tahun kira-kira 14 jam/hari
c. Tahap REM 20-30%
3. Toddler
a. Tidur 10-12 jam/hari
b. Tahap REM 25%
4. Preschooler
a. Tidur 11 jam pada malam hari
b. Tahap REM 20%
5. Usia sekolah
a. Tidur 10 jam pada malam hari
b. Tahap REM 18,5%
6. Adolensia
a. Tidur 8,5 jam pada malam hari
b. Tahap REM 20%
7. Dewasa muda
a. Tidur 7-9 jam/hari
b. Tahap REM 20%
8. Usia dewasa pertengahan
a. Tidur 7 jam/hari
b. Tahap REM 20%
9. Lansia
a. Tidur 6 jam/hari
b. Tahap REM 20-25%
c. Tahap IV NREM menurun

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur

1. penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak normal.
Namun demikian, keadaan akan sakit mejadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat
tidur. Misalnya pada pasien dengan gangguan pernafasan seperti asma, bronkitis,
penyakit kardiovaskuler, dan penyakit persyarafan.
2. lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman, kemudian terjadi
perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya
3.Motivasi
Dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap bangun dan
menahan ngantuk.
4.kelelahan
Apabila mengalami kelelahan dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM
5.Kecemasan
Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis sehingga
menganggu tidurnya.
6.Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang sering minum alkohol dapat
mengakibatkan insomnia dan sering marah.

D. Gangguan Tidur

1. Insomnia
Adalah ketidakmampuan memperoleh secara cukup kualitas dan kuantitas tidur. Ada
3 macam insomnia yaitu Initial Insomnia adalah ketidakmampuan untuk tidur tidak
ada, Intermitent Insomnia merupakan ketidakmampuan untuk tetap
mempertahankan tidur sebab sering terbangun, dan Terminal Insomnia adalah
bangun lebih awal tetapi tidak pernah tertidur kembali, penyebab insomnia adalah
ketidakmampuan fisik, kecemasan, dan kebiasaan minum alkohol dalam jumlah
banyak.
2. Hipersomnia
Berlebihan jam tidur pada malam hari, lebih dari 9 jam, biasanya disebabkan depresi,
kerusakan saraf tepi, beberapa penyakit ginjal, liver, dan metabolisme.
3. Parasomnia adalah sekumpulan gangguan tidur yang menyebabkan suatu kejadian
atau pengalaman yang tidak diinginkan, yang terjadi saat kita baru tertidur, sudah
terlelap, atau saat terbangun dari tidur
4. Narkolepsi adalah gangguan sistem saraf yang memengaruhi kendali terhadap
aktivitas tidur. Penderita narkolepsi mengalami rasa kantuk pada siang hari dan bisa
tiba-tiba tertidur tanpa mengenal waktu dan tempat
5. Apnea tidur dan mendengkur adalah gangguan tidur yang menyebabkan
pernapasan seseorang berhenti sementara selama beberapa kali saat sedang tidur.
Kondisi ini dapat ditandai dengan mengorok saat tidur dan tetap merasa mengantuk
setelah tidur lama
6. Mengigau adalah gangguan tidur yang membuat orang berbicara saat tidur, namun
tidak menyadarinya.

E. Beberapa Metode Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur

1. Berdoa/Ritual menjelang tidur

Mengajak pasien/klien untuk berdoa sebelum tidur sesuai dengan


kepercayaannya, agar Tuhan melindungi pasien/klien

2. Tahapan Tidur

Normalnya tidur dibagi menjadi 2, yaitu:


Nonrapid eye movement(NREM) dan rapid eye movement (REM).Selama masa
NREM seseorang terrbagi menjadi empat tahapan dan memerlukan klira-kira 90
menit selama siklus tidur. sedangkan tahapan REM adalah tahapan terakhir kira-
kira 90 menit sebelum tidur berakhir.
Tahapan tidur NREM ( Norapid Eye Movement )
a. NREM tahap I
 Tingkat ransisi
 Merespon cahaya
 Berlangsung beberapa menit
 Mudah terbangun dengan rangsangan
 Aktivitas fisik menurun, tanda vital dan metabolism menurun.
 Bila terbangun terasa sedang bermimpi.

b. NREM tahap II

 Periode suara tidur


 Mulai relaksi otot
 Berlangsung 10-20menit
 Fungsi tubuh berlangsung lambat
 Dapat dibangunkan dengan mudah

c. NREM tahap III

 Awal tahap dari keadaan tidur nyenyak


 Sulit dibangunkan
 Relaksasi otak menyeluruh
 Tekanan darah menurun
 Berlangsung 15-30 menit.

d. NREM tahap IV

 Tidur nyenyak
 Sulit untuk dibagunkan, butuh stimulus intensif
 Untuk restorasi dan istirahat
 Sekresi lambung menurun
 Gerak bola mata cepat.

Tahapan tidur REM ( Rapid Eye Movement )


a. Lebih sulit dibangunkan dibandingkan dengan tidur NREM.
b. Pada orang dewasa normal REM yaitu 20-25% dari tidur malamnya
c. Jika individu terbangun pada tidur REM biasanya terjadi mimpi.
d. Tidur REM penting untuk keseimbangan mental, emosi juga berperan
dalam belajar, memori, dan adaptasi.

3. Meningkatkan lingkungan yang Kondusif

Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman, kemudian
terjadi perubahan suasana seperti gaduh, maka akan menghambat tidurnya.
4.Keseimbangan suhu tubuh

Pengertian suhu tubuh adalah panas atan dingin suatu subtansi suhu tubuh
adalah perbedaan antara jumlah panas yang di produksi oleh proses tubuh dan
jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Suhu tubuh mencerminkan
keseimbangan antara produksi dan pengeluaran panas dari tubuh, yang diukur
dalam unit panas yang di sebut derajat. manusia mempunyai kemampuan yang
jauh lebih besar untuk mentoleransi suhu panas, karena banyaknya kelenjar
keringat serta tubuh yang hanya berambut halus. Sebagian besar panas yang
diproduksi di dalam tubuh merupakan hasil oksidasi, maka sumber utama panas
adalah jaringan yang paling aktif, yaitu hati, kelenjar sekresi dan otot. Ketiganya
merupakan lebih dari separuh tubuh. Maka suhu tubuh masing-masing jaringan
dapat berbeda tergantung pada derajat metabolisme, kecepatan darah yang
mengalir ke dalamnya, dan perbedaan suhunya dengan jaringan di sekitarnya.
Suhu tubuh orang dapat bervariasi sepanjang hari. Suhu tubuh paling rendah
dapat diukur pada pagi hari(sekitar pukul 6 hingga 7) selanjutnya dapat
bervariasi hingga 1 C dan yang paling tinggi adalah suhu tubuh pada sore hari
(pukul 6 hingga 7 sore). Disamping itu, khusus wanita, suhu tubuh cenderung
meningkat saat pertengahan siklus menstruasi, yaitu saat terjadi ovulasi dengan
variasi peningkatan suhu tubuh sekitar 0,5 C.
Suhu tubuh pun meningkat jika seseorang melakukan olahraga atau aktivitas
sedang hingga berat. Hal itu berkaitan dengan produksi panas oleh otot yang
berkontraksi. Suhu tubuh saat olahraga dapat mencapai 40 C. Hal ini masih
dalam batas normal serta tidak di sebut sebagai demam. Disisi lain, variasi suhu
juga terkait dengan usia.
Pertukaran panas antara Tubuh dan lingkungan:
Radiasi:
Radiasi merupakan emisi energi panas dari permukaan tubuh yang hangat dalam
bentuk gelombang eletromagnetik atau gelombang panas. (terkena sinar
matahari tanpa tersentuh secara langsung)

Konduksi:
Konduksi merupakan transfer panas melalui kontak langsung. Panas akan
berpindah dari benda yang lebih panas ke benda yang kurang panas. (saat kita
memegang es, tangan kita akan menjadi dingin karena panas berpindah dari
tangan ke es tersebut)

Konveksi:
Konveksi merupakan perpindahan panas melalui aliran udara atau air. Misalnya
dengan hembusan dari kipas angin maupun seperti pada saat mengendarai
sepeda atau kendaraan dengan jendela terbuka. Itulah mengapa pada kondisi
tersebut, kita cenderung merasa lebih dingin sementara itu, evaporasi berkaitan
dengan keluarnya
panas melalui penguapan keringat.

Evaporasi
Evaporasi adalah proses perubahan molekul didalam keadaan cair (air) dengan
spontan menjadi gas (uap air). Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi.
Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-
angsur ketika terpapar pada gas dengan volume signifikan.

5. Mengukur suhu tubuh : oral,aksila,rectal

Tujuan mengukuran suhu tubuh :

1. Membantu menentukan diagnosis penyakit

2. Menentukan langkah-langkah perawatan

3. Deteksi dini suatu kelainan homeostatis

Persiapan Alat

 Termometer aksila, oral, dan rektal Terumo Alkohol 70%

 Tiga botol kecil: air sabun, air bersih, larutan disinfektan: savlon/lisol 2,5%
 Kasa, tisu 5. Bengkok (nierbekken)

 Sarung tangan 6. Buku catatan dan pena

Prosedur Pelaksanaan

 Pengukuran suhu oral

1. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan


2. Memberi salam kepada klien
3. Minta pasien untuk membuka mulut
4. Pasang termometer di sublingual lateral ke bagian tengah rahang bawah.
5. Minta pasien untuk menahan termometer dengan bibir terkatup dan hindari
pengigitan.
6. Setelah 2-3 menit (termometer manual) atau sampai berbunyi jika termometer digital,
kemudian keluarkan termometer dengan hati-hati. Baca hasilnya, lalu masukan ke
dalam cairan sabun/disinfektan/air biasa, kemudian keringkan dengan tisu.
7. Jika digunakan termometer manual, maka air raksa harus diturunkan. Jika digunakan
termometer digital, matikan alat
8. Catat hasilnya.

 Prosedur Pelaksanaan

Pengukuran suhu aksila

1. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan


2. Memberi salam kepada klien
3. Keringkan bagian aksila dengan tisu
4. Pasang termometer pada aksila dan baca setelah 10 menit
5. Termometer dibersihkan dengan air sabun/disinfektan/air bersih, dan keringkan
6. Jika digunakan termometer manual, maka air raksa harus diturunkan. Jika digunakan
termometer digital, matikan alat
7. Catat hasilnya

 Prosedur Pelaksanaan

Pengukuran suhu rektal

1. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan


2. Memberi salam kepada klien
3. Atur posisi dan jaga privasi pasien
Masukan termometer yag sebelumnya sudah diolesi vaselin
4. Setelah 3 menit, baca hasilnya
5. Ternometer dibersihkan engan air bersih/disinfektan/air bersih dan keringkan
6. Jika digunakan termometer manual, maka air raksa harus diturunkan. Jika digunakan
termometer digital, matikan alat
7. Catat hasilnya.

Memberikan kompres

 Kompres fore head

Tujuan pemberian kompres fore head


1.mengurangi rasa sakit
2.memberi rasa hangat dan nyaman
3.memperlancar sirkulasi darah

 Kompres panas basah


Tujuan pemberian Kompres panas basah
1.memperlancar sirkulasi darah
2.mengurangi rasa sakit
3.memberi rasa hangat, nyaman, dan tenang pada klien
4.merangsang peristaltik usus
 Persiapan alat:
1. Kom bertutup bersih berisi cairan hangat (40-60% C)
2. Pengalas
3. Sarung tangan
4. Bengkok 2, satu berisi larutan lisol waslap
5. Buku catatan dan pena
 Prosedur pelaksanaan:
1. Mencuci tangan
2. Bawa alat kesekat klien
3. Memberi salam pada klien
4. Pasang sampiran
5. Bantu klien pada posisi nyaman dan tepat
6. Memasang pengalas dibawah anggota badan yang kan kompres
7. Mengambil kasssa dengan pinset dan mencelupkan ke cairan hangat untuk mengkompres
8. Mengambil pinset satu lagi dan memeras kassa kompres agar tidak terlalu basah
9. Kemudian kassa diregangkan dan letakkan pada area yang akan dikompres
10. Perhatikan respon klien apakah ada rasa tidak nyaman dan dalam beberapa detik angkat
tepi waslap untuk mengkaji adakah kemerehan pada kulit.
11. Jika klien bertoleransi terhadap kompres tersebut, kassa kompres basah ditutupkan pada
area yang memerlukan kompres lalu tutup dengan kassa kering dan dibalut lalu dibalut lalu
difikasi dengan kassa dan ikat atau diplester.
12. Melakukannya selama 15-30 menit
13. Mengatur poisisi klien kembali nyaman
14. Mencatat hasilnya
 Kompres panas dengan buli-buli (WWZ)
Tujuan pemberian Kompres panas dengan bulu-buli(WWZ)
1.memperlancar sirkulasi darah
2.mengurangi rasa sakit
3.merangsang peristaltik
 Persiapan alat:
1. Buli-buli panas dan sarungnya
2. Termos berisi air panas
3. Termometer air panas
4. Buku catatan dan pena
 Prosedur pelaksanaan:
1. Mencuci tangan
2. Memberi salampada klien
3. Mengisi buli-buli dengan air panas dan mengecangkan penutupnya dan membolak-balik
buli-buli berulanhgkali kemudian kosongkan buli-buli
4. Menyiapkan dan mengukur suhu air (50-60C)
5. Mengisi buli-buli dengan air panas sebanyak 1/2 bagian, lalu mengeluarkan dengan cara:
 Letakkan buli-buli dimeja datar
 Bagian atas buli-buli dilipat sampai dengan air kelihatan dileher buli-buli
 Kemudian tutup dengan rapat
6. Memeriksa buli-buli apakah bocor/tidak, kemudian keringkan dan masukan dalam
sarungnya
7. Bawa buli-buli dekat klien
8. Mengatur posisi klien dengan nyaman
9. Meletakkan buli-buli pada area yang memerlukan
10. Mencatat hasil

 Kompres panas dengan bantal listrik/ elektrik pad


Tujuan pemberian kompres panas dengan bantal listrik/elektrik pad
1.memperlancar sirkulasi darah
2.mengurangi/ menghilangkan rasa sakit
3.memberi ketenangan pada pasien
 Persiapan alat:
1. Bantal listrik dengan sarungnya
2. Handuk
3. Buku catatan dan pena.
 Prosedur pelaksanaan:
1. Mencuci tangan
2. Memberi salam pada klien
3. Membawa alat dekat klien
4. Memeriksa tegangan listrik, sesuaikan dekan voltage bantal listrik dengan stop kontak
kemudian bantal listrik masukan dalam sarungnya
5. Mengatur posisi klien
6. Letakan handuk pada bagian akan ditaruh bantal listrik
7. Letakan bantal listrik diatas handuk dan nyalakan. Suhu diatur jangan terlalu panas
8. Mengangkat bantal listrik jika sudah cukup
9. Rapikan klien kembali
10. Mencatat hasil

Kompres Dingin Basah Steril

 Persiapan alat:
1. Mangkok bertutup steril
2. Cairan antiseptik
3. Bak instrumen berisi pinset anatomis 2
4. Kassa
5. Pengalas
6. Sampiran
7. Buku catatan dan pena
Tujuan Kompres dingin basah streril
1. menurunkan suhu tubuh
2. mengurangi rasa sakit
3. mencegah peradangan meluas
4. mengurangi kongesti
5. mengurangi pendarahan

 Prosedur pelaksanaan:
1. Mencuci tangan
2. Memberi salam pada klien
3. Membawa alat kedekat klien
4. Memasang samoiran
5. Memasang alas dibawah bagian yang akan dikompres
6. Mengocok cairan kompres jika ada endapan
7. Menuangkan cairan pada kom steril
8. Masukan kassa dalam cairan
9. Memeras kassa dalam cairan
10. Memeras kassa dengan memakai 2 pinset
11. Membentangkan kassa dan meletakkan pada bagian yang akn dikompres lalu dibalut
12. Memasang busur selimut
13. Merapikan klien jika sudah selesai
14. Mencatat hasil
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang di butuhkan semua orang, setiap
individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda. Dengan pola istirahat dan
tidur yang baik,benar, dan teratur akan memberikan efek yang baik terhadap kesehatan, yaitu
efek fisiologis terhadap sistem syaraf yang di perkirakan dapat memulihkan kepekaan normal
dan keseimbangan diantara susunan saraf, serta berefek terhadap struktur tubuh dengan
memulihkan kesegaran dan fungsi organ tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

Tarwono Wartonah. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses. Jakarta: Salemba Medika. 2006
Andina Vita Sutanto, Yuni Fitriana. Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam
Praktik Keperawatann Profesi. Yogyakarta : Pustaka Baru Press. 2017
Ns. Eni Rusyati, dkk. Keterampilan dan Prosedur Labolaturium. Jakarta : Buku Kedokteran
EGC. 2006.
Sujono Riyadi, Hammoko. Standar Oprating Procedure dalam Praktek Klinik Keperawatan
Dasar. Yogyakarta: Pustaka Belajar. 2003

Anda mungkin juga menyukai