TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tuberkulosis
biasanya tanpa gejala (asymptomatic) dan lebih dari 95% tubuh manusia memiliki
imunitas. Akan tetapi imunitas tidak cukup kuat untuk melakukan eradikasi
terdahap basil tuberkulosis dan basil ini dapat memberikan peningkatan terhadap
infeksi secara progresif (cepat). Jika infeksi terjadi selama 2 tahun (dihitung
terhadap infeksi awal) maka penyakit tuberkulosis akan muncul. Anak-anak dan
pasien yang memiliki sistem kekebalan yang lemah akan semakin memudahkan
menunjukkan gejala batuk, demam, berkeringat dimalam hari dan penurunan berat
kategori pasiennya. Sediaan obat anti tuberkulosis ini dapat diberikan dalam
formulasi obat tunggal (dalam sediaan yang berbeda-beda) atau diberikan dalam
formulasi kombinasi dosis tetap (fixed dose combination (FDC)) yang mana dua
tertentu) dalam formulasi yang sama. Pihak organisasi kesehatan dunia (world
anti tuberkulosis dalam formulasi obat tunggal (dalam sediaan yang berbedabeda)
kombinasi dosis tetap (fixed dose combination (FDC)) sebagai pengobatan utama
organization (WHO)), 1999, beberapa latar belakang atau alasan dari penggunaan
sediaan obat anti tuberkulosis dalam formulasi kombinasi dosis tetap (fixed dose
• Peresepan dan pemberian obat yang lebih mudah, kepatuhan pasien lebih
• Biaya sediaan obat anti tuberkulosis dalam formulasi kombinasi dosis tetap
adalah sama dan bahkan lebih rendah dari jumlah biaya penggunaan sediaan
obat anti tuberkulosis dalam formulasi obat tunggal (dalam sediaan yang
berbeda-beda).
obat anti tuberkulosis berada dalam formulasi kombinasi dosis tetap (dalam
struktur :
ΗΟ
Ο
Η OH O
OH OH
O
O NH
N
O N
O OH N
O
11-(2H)-dion-21-asetat.
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, sukar larut dalam etanol, eter dan
aseton, mudah larut dalam kloroform, larut dalam etil asetat dan
tuberkulosis. Penggunaan pada pasien dewasa secara umumnya adalah 600 mg per
hari melalui mulut pada keadaan lambung kosong. Sedangkan pada pasien anak-
anak diberikan dosis 10 mg/kg hingga 20 mg/kg per hari dengan batas maksimum
2.2.1.2 Farmakokinetika
maksimum obat dalam plasma adalah 7 µg/mL sampai 24 µg/mL setelah 2 jam
sampai 4 jam pemberian dosis 600 mg. Hal ini dapat berbeda antara individu yang
satu dengan individu yang lainnya. Rifampisin berada 80% dalam protein plasma.
Waktu paruh rifampisin berkisar antara 2 jam sampai 5 jam, dengan waktu paruh
yang lebih pendek (1 jam sampai 3 jam) pada penggunaan 2 minggu pertama
waktu paruh rifampisin menjadi lebih panjang dari normalnya (Sweetman, 1999;
Peloquin, 2002).
eosinofilia, leukopenia dan anemia), gangguan saraf (sakit kepala), udema dan
perubahan warna pada urin, feses, keringat, air liur, dahak, air mata dan cairan
2.2.2 Isoniazid
Rumus struktur :
O
NH 2
N
H
N
Pemerian : Hablur putih atau tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak
Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol, sukar larut
Penggunaan pada pasien dewasa secara umumnya adalah 300 mg per hari melalui
bervariasi, yakni: 5 mg/kg per hari (menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World
Kingdom/UK)) dan 10 mg/kg hingga 15 mg/kg per hari (di Amerika Serikat
2.2.2.2 Farmakokinetika
obat dalam plasma adalah 3 µg/mL sampai 7 µg/mL setelah 1 jam sampai 2 jam
pemberian dosis 300 mg. Waktu paruh isoniazid berkisar antara 1 jam sampai 6
jam, dengan waktu paruh yang lebih pendek pada individu yang memiliki
asetilator yang cepat. Rute metabolik primer adalah asetilasi dari isoniazid
Pada pasien dengan fungsi ginjal yang normal, lebih dari 75% dari obat
Sejumlah kecil obat yang diekskresikan melalui feses. Isoniazid juga akan
struktur :
N
NH 2
Pemerian : Serbuk hablur, putih hingga praktis putih, tidak berbau atau
Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, sukar larut dalam etanol, dalam eter
Pirazinamid adalah salah satu jenis obat dari terapi tuberkulosis, awal terapi
adalah selama 8 minggu. Pirazinamid biasanya diberikan per hari atau 2 kali
sampai 3 kali seminggu. Penggunaan pada pasien dewasa secara umumnya adalah
maksimum 3 g per hari melalui mulut. Sedangkan pada pasien anak-anak dosis
yang diberikan 35 mg/kg per hari di Amerika Serikat (United States of America
2.2.3.2 Farmakokinetika
sampai 10 jam. Produk metabolisme yang terutama di hati adalah asam pirazinoat,
terutama oleh filtrasi glomerulus. Sekitar 70% dari obat diekskresikan melalui
urine selama 24 jam dan 4% dalam bentuk tidak berubah yang terutama sebagai
metabolit. Pirazinamid juga akan dikeluarkan dari tubuh bila pasien menjalani
partikel mikro keramik) diameter kolom 4,6 mm, panjang kolom 15 cm, diameter
dalam 1000 mL air yang kemudian ditambahkan asam asetat glasial sampai pH 5
(fase gerak A) dan metanol (fase gerak B) dengan perbandingan kedua campuran
94:6 yang laju alir (flow rate) 2 mL/menit dan deteksi dilakukan pada panjang
gelombang 240 nm. Ekstraksi sampel dilakukan dengan menggunakan air. Untuk
tinggi menggunakan kolom L1 (oktadesil silana yang terikat secara kimiawi pada
partikel mikro keramik) diameter kolom 4,6 mm, panjang kolom 25 cm, diameter
hidroksida (0,01 mol/L)) (fase gerak A) dan metanol (fase gerak B) dengan
perbandingan kedua campuran 4:6 yang laju alir (flow rate) 1 mL/menit dan
deteksi dilakukan pada panjang gelombang 254 nm. Ekstraksi sampel dilakukan
Pharmacopoeia 30th Edition (USP XXX)) tahun 2007, tablet campuran rifampisin,
(oktadesil silana yang terikat secara kimiawi pada partikel mikro keramik)
dengan fase gerak campuran larutan dapar fosfat pH 6,8 dan asetonitril
(96:4) (fase gerak A) dan campuran larutan dapar fosfat pH 6,8 dan asetonitril
(sistem gradien) (dapat dilihat pada Tabel 2.1) yang laju alir (flow rate) 1,5
mL/menit dan deteksi dilakukan pada panjang gelombang 238 nm. Ekstraksi
cair kinerja tinggi fase balik dengan menggunakan kolom Phenomenex Luna 1005
C18, diameter kolom 4,6 mm, panjang kolom 25 cm, diameter ukuran partikel 5
µm dengan fase gerak campuran larutan dapar asetat pH 5 dan metanol (80:20)
(fase gerak A) dan campuran larutan asam oksalat 0,01 M dan asetonitril (30:70)
(fase gerak B) dengan perbandingan kedua campuran fase gerak tersebut yang
berubah-ubah (sistem gradien) (dapat dilihat pada Tabel 2.2) yang laju alir (flow
rate) 1 mL/menit dan deteksi dilakukan pada panjang gelombang 270 nm (untuk
isoniazid dan etambutol) selama 9 menit dan diubah menjadi 320 nm (untuk
waktu 9 menit hingga 9,1 menit. Analisis untuk setiap sampel memerlukan waktu
hingga garis tanda dan dikocok. Campuran disaring, dipipet filtrat 5 mL,
dimasukkan kedalam labu tentukur 25 mL, diencerkan dengan air hingga garis
tanda, dikocok dan kemudian sampel dapat dianalisis. Metode divalidasi dengan
pirazinamid dan etambutol secara kromatografi cair kinerja tinggi fase normal
dengan menggunakan kolom Acclaim Polar Advantage II diameter kolom 4,6 mm,
dengan fase gerak campuran 8% asetonitril dalam larutan NaH 2PO4 20 mM (1,5
mL trietilamin per liter) pH 6,8 (fase gerak A) dan 50% asetonitril dalam larutan
gradien) (dapat dilihat pada Tabel 2.3) yang laju alir (flow rate) 1 mL/menit dan
deteksi dilakukan pada panjang gelombang 200 nm dan 238 nm. Sampel
diektraksi, dengan cara: satu tablet dimasukkan dalam gelas beker 50 mL,
larut, dimasukkan kedalam labu tentukur 100 mL, ditambahkan dengan fase gerak
A hingga garis tanda dan dikocok. Campuran disaring, dipipet filtrat 0,75 mL,
dimasukkan kedalam labu tentukur 10 mL, diencerkan dengan fase gerak A hingga
garis tanda, dikocok dan kemudian sampel dapat dianalisis. Analisis untuk setiap
pengujian, antara lain: uji akurasi dengan parameter persentase perolehan kembali
pirazinamid, etambutol dan dua metabolit utamanya (yakni: asetilisoniazid dan 25-
terapi obat secara kromatografi cair kinerja tinggi tandem spektrometri massa
panjang kolom 5 cm, diameter ukuran partikel 3 µm dengan fase gerak campuran
asam format 0,3% dalam metanol (fase gerak A) dan asam format 0,3% dalam air
(fase gerak B) dengan perbandingan kedua campuran fase gerak tersebut yang
berubah-ubah (sistem gradien) (dapat dilihat pada Tabel 2.4). Laju alir (flow rate)
juga berubah-ubah selama analisis (sistem gradien), yakni: 0,15 mL/menit selama
1,8 menit kemudian berubah menjadi 0,4 mL/menit dalam waktu 0,2 menit
Deteksi dilakukan pada mode ion positif dan hanya memerlukan waktu 4 menit
untuk analisis setiap sampelnya. Pada penelitian ini digunakan baku dalam
uji validasi terhadap metode ini, yang mencakup: uji akurasi dengan parameter
batas deteksi, batas kuantitasi dan linearitas. Sampel dipersiapkan dengan dua
tahap pengendapan protein, yakni: metanol 50% selama 20 menit dan metanol
terpisah dengan baik dengan puncak yang lainnya. Akan tetapi, dengan
Senyawa kimia yang ikatan kovalen antara dua atomnya memiliki perbedaan
absorbsi karena molekul tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi ketika
mengabsorbsi radiasi infra merah. Karena setiap ikatan yang berbeda memiliki
frekuensi getaran yang berbeda dan ikatan yang sama dari dua senyawa yang
berbeda berada dalam lingkungan yang berbeda, maka tidak ada dua molekul yang
berbeda struktur memiliki spektrum infra merah yang sama, kecuali senyawa
maka akan diserap oleh ikatan-ikatan molekul didalam sampel sehingga molekul
tersebut akan mengalami gerakan vibrasi regangan dan vibrasi bengkokan. Namun
bentuk vibrasi regangan ini dapat dibagi lagi atas dua, yakni: regangan asimetrik
dan regangan simetrik. Bentuk vibrasi bengkokan juga dapat dibagi atas:
bilangan gelombang yang lebih besar (panjang gelombang yang lebih kecil)
sedangkan vibrasi bengkokan terjadi pada bilangan gelombang yang lebih kecil
(panjang gelombang yang lebih besar) (Pavia, et al., 2009; Watson, 2009).
Radiasi elektromagnetik yang diserap merupakan ciri khas dari setiap ikatan.
Spektrum infra merah dapat digunakan untuk memeriksa identitas bahan baku
obat yang digunakan dan dapat mengidentidikasi bahan kimia sintetik sebagai
2.5 Kromatografi
Kromatografi pertama kali dikembangkan oleh ahli botani Rusia pada tahun
1903 yang bernama Michael Tswett untuk memisahkan pigmen warna dalam
tanaman dengan cara perkolasi ekstrak petroleum eter dalam kolom gelas yang
berisi kalsium karbonat. Saat ini kromatografi merupakan teknik pemisahan yang
paling umum dan paling sering digunakan dalam bidang kimia analisis dan dapat
kuantitatif, atau preparatif dalam bidang farmasi, industri dan lain sebagainya
phase) dan fase gerak (mobile phase) (Sadek, 2004). Jenis kromatografi pada
umunya diberi nama berdasarkan jenis fase gerak yang digunakan. Pada
kromatografi cair menggunakan fase gerak berupa zat cair dan kromatografi gas
menggunakan fase gerak berupa zat gas (Hamilton dan Sewell, 1977).
Menurut Rohman dan Gandjar tahun 2007 serta Meyer tahun 2004,
terikat. Kromatografi ini menggunakan fase diam dari silika yang dimodifikasi
secara kimiawi. Fase diam yang paling populer digunakan adalah oktadesilsilan
(ODS atau C18) yang relatif non polar sedangkan fase geraknya relatif lebih polar
daripada fase diam. Kondisi kepolaran kedua fase ini merupakan kebalikan dari
fase balik merupakan kromatografi yang paling modern dalam kromatografi cair
Menurut Rohman dan Gandjar tahun 2007, berdasarkan alat yang digunakan,
cair memiliki 2 sistem kolom, yakni: sistem terbuka dan sistem tertutup. Sistem
atau dituangkan dari bagian atas kolom. Karena ukuran partikelnya cukup besar,
maka fase gerak dapat turun melewati kolom hanya dengan gaya gravitas (gaya
vakum. Selanjutnya untuk meningkatkan efisiensi pemisahan, laju alir tinggi dan
ukuran partikel fase diam yang kecil ( 10 µm) mutlak diperlukan. Akan tetapi,
hal ini akan menyebabkan peningkatan tekanan balik (back pressure) sehingga
sebuah pompa berkinerja tinggi diperlukan untuk mengatasi tekanan balik ini dan
kemudian akan memaksa fase gerak melewati kolom. Sistem ini disebut sebagai
sistem kolom tertutup dan instrumen yang dikembangkan untuk sistem ini dikenal
liquid chromatography pada tahun 1975, maka kromatografi cair kinerja tinggi
terus berkembang menjadi begitu populer hingga sekarang ini (Siouffi, 2000).
penukar ion (ion exchange resin) atau polimer berpori (porous polymer) sebagai
fase diamnya, sedangkan fase geraknya berupa suatu cairan yang dipaksa
melewati kolom berukuran tertentu dibawah tekanan yang tinggi (Hamilton dan
Sewell, 1977).
kecepatan dan efisiensi yang tinggi karena didukung oleh kemajuan dalam
maupun kuantitatif, baik dalam komponen tunggal maupun campuran (USP XXX,
2007).
gerak yang membawa campuran analit melalui fase diam dan perbedaan interaksi
analit dengan permukaan fase diam sehingga terjadi perbedaan waktu perpindahan
menetap di fase diam dan komponen ● lebih cenderung didalam fase gerak
(Gambar 2.4b). Masuknya eluen (fase gerak) yang baru kedalam kolom akan
gerak (Gambar 2.4c). Setelah proses ini terjadi berulang kali, kedua komponen
akan terpisah. Komponen ● yang lebih suka dengan fase gerak akan berpindah
Komponen yang telah terpisah dalam sistem kromatografi cair kinerja tinggi
akan dibawa oleh fase gerak menuju ke detektor dan sinyal yang terekam oleh
yang direkam oleh detektor akan diperoleh selama analisis memiliki dua informasi
yang sangat penting, yakni: informasi kualitatif dan juga informasi kuantitatif
(Meyer, 2004).
Waktu tambat atau retention time (tR) adalah periode waktu yang dilalui dari
suatu zat selalu konstan pada kondisi kromatografi yang sama. Hal ini dijadikan
Sebuah puncak memiliki tinggi puncak (h) dan lebar puncak (W b). Lebar
puncak yang diukur biasanya merupakan lebar pada 5% tinggi puncak (W0,05).
Tinggi dan luas puncak berkaitan secara proporsional atas kadar ataupun jumlah
Namun demikian luas puncak lebih umum digunakan dalam proses analisis,
karena lebih akurat dan lebih cermat daripada perhitungan menggunakan tinggi
puncak (Ornaf dan Dong, 2005). Kromatogram dari kromatografi cair kinerja
Pada Gambar 2.6, dapat dilihat bahwa, w adalah lebar puncak dan t0 disebut
waktu hampa (void time/dead time), yaitu: waktu tambat pelarut yang tidak
tertahan atau waktu yang dibutuhkan oleh fase gerak untuk melewati kolom
Menurut Meyer tahun 2004, waktu tambat dipengaruhi oleh laju alir (μ) dan
panjang kolom (L). Jika laju alir lambat atau kolom panjang, maka tR akan
Waktu tambat dipengaruhi oleh laju alir (μ) dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
𝐿
𝜇=
𝑡𝑅
Menurut Ornaf dan Dong tahun 2005, Faktor kapasitas (k’) merupakan suatu
ukuran derajat tambatan dari analit yang tidak dipengaruhi laju alir dan panjang
kolom. Faktor kapasitas dihitung dengan membagi waktu tambat bersih (t’ R)
dengan waktu hampa (t0) seperti yang dapat dilihat pada rumus berikut ini:
𝑘′ = 𝑡′𝑅 = 𝑡𝑅 −𝑡0
𝑡0 𝑡0
Faktor kapasitas juga disebut sebagai faktor tambat (k) dalam beberapa
literatur lainnya. Idealnya, analit yang sama jika diukur pada dua instrumen
berbeda dengan ukuran kolom yang berbeda namun memiliki fase diam dan fase
gerak yang sama, maka faktor kapasitas dari analit pada kedua sistem
kromatografi cair kinerja tinggi tersebut secara teoritis adalah sama (Kazakevich
Faktor kapasitas yang disukai berada diantara nilai 1 hingga 10. Jika nilai
faktor kapasitas terlalu kecil menunjukkan bahwa analit terlalu cepat melewati
kolom sehingga tidak terjadi interaksi antara analit dengan fase diam dan oleh
karena itu, tidak akan muncul didalam kromatogram. Sebaliknya jika faktor
kapasitas terlalu besar maka akan mengindikasikan waktu analisis yang panjang
(Meyer, 2004). Nilai faktor kapasitas dari analit yang lebih kecil dari 1 dan juga
Selektifitas ditentukan sebagai rasio perbandingan faktor kapasitas (k’) dari analit
yang berbeda:
𝑘2 𝑡𝑅2 − 𝑡0
𝛼= =
𝑘1 𝑡𝑅1 − 𝑡0
tinggi harus lebih besar dari 1. Seletivitas juga dikenal sebagai faktor pemisahan
berbeda dalam melewati kolom (Ornaf dan Dong, 2005). Kemampuan sistem
dan interaksi antara analit dengan permukaan fase diam dan fase gerak. Jenis fase
gerak seperti metanol dan asetonitril juga diketahui dapat mempengaruhi sifat
Ukuran kuantitatif dari efisiensi kolom disebut sebagai nilai lempeng (plate
number) atau N (Ornaf dan Dong, 2005). Menurut Kazakevich dan LoBrutto tahun
2007, Efisiensi adalah ukuran tingkat penyebaran puncak dalam kolom. Efisiensi
kolom ditunjukkan dari jumlah lempeng teoritikal atau theoretical plates (N), yang
𝑡𝑅 2
𝑁 = 16 ×
yang mampu menghasilkan pita sempit dan memisahkan dengan baik setiap analit
dalam campuran (sampel). Nilai lempeng akan semakin tinggi jika ukuran kolom
semakin panjang, hal ini berarti proses pemisahan yang terjadi semakin baik.
Hubungan yang proporsional antara nilai lempeng pengan panjang kolom disebut
Theoritical Plate atau HETP atau H) dan dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
𝐿
𝐻=
𝑁
Tujuan utama dari analisis kromatografi cair kinerja tinggi secara praktik
adalah untuk mendapatkan nilai lempeng teoritis yang maksimum, tinggi setara
setara dengan lempeng teoritikal yang minimum dan efisiensi kolom yang
Menurut Ornaf dan Dong tahun 2005, Resolusi (Rs) merupakan derajat
pemisahan dari dua puncak analit yang berdekatan. Resolusi dapat didefinisikan
sebagai perbedaan waktu tambat antara dua puncak dibagi dengan rata-rata lebar
kedua puncak. Oleh karena itu resolusi dapat dihitung dengan menggunakan
setara dengan 1. Akan tetapi, pada analisis kuantitatif, resolusi yang ditunjukkan
harus lebih besar dari 1,5. Sementara itu, bila kedua puncak yang berdekatan
memiliki perbedaan ukuran yang signifikan, maka diperlukan nilai resolusi yang
dengan derajat simetris yang sempurna (Ornaf dan Dong, 2005). Namun
Gaussian seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.8). Jika diperhatikan secara
(Dolan, 2003). Pada Gambar 2.8, ditunjukkan tiga jenis bentuk puncak.
faktor ikutan atau tailing factor (Tf) dan faktor asimetris. Faktor ikutan atau
tailing factor (Tf) seperti yang diterangkan dalam Farmakope Amerika Serikat
edisi ketiga puluh (United States Pharmacopoeia 30th Edition (USP XXX)) tahun
Sedangkan faktor asimetri (As) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
𝑏
𝐴𝑆 =
𝑎
setengah lebar puncak pada ketinggian 10% seperti yang ditunjukkan di Gambar
2.9. Jika nilai a sama dengan b, maka faktor tailing dan asimetri bernilai 1.
Kondisi ini menunjukkan bentuk puncak yang simetris sempurna (Dolan, 2003).
Bila puncak berbentuk tailing, maka kedua faktor ini akan bernilai lebih besar dari
1 dan sebaliknya bila puncak berbentuk fronting, maka faktor tailing dan asimetri
dilihat pada Gambar 2.10), yakni: wadah fase gerak (reservoir), pompa (pump),
tempat injeksi sampel (injector), kolom (column), detektor (detector) dan perekam
Gambar 2.10. Instrumen dasar kromatografi cair kinerja tinggi (McMaster, 2007).
Wadah fase gerak menyimpan sejumlah fase gerak yang secara langsung
berhubungan dengan sistem (Meyer, 2004). Wadah haruslah bersih dan inert,
seperti botol pereaksi kosong maupun labu gelas. Adalah hal yang penting untuk
digunakan karena gelembung gas kecil dalam fase gerak dapat terkumpul di
kepala pompa (pump head) ataupun detektor sehingga akan mengganggu kondisi
merupakan instrumen yang kokoh untuk menghasilkan tekanan tinggi hingga 350
bar atau bahkan 500 bar. Tipe pompa yang umum digunakan adalah pompa piston
bersilinder pendek (short-stroke piston pump). Laju alir dapat bervariasi dari 0,1
mL/menit hingga 5 mL/menit atau 10 mL/menit. Pompa terdiri dari motor, piring
putar (rotating disk/cam), piston dan katup periksa (check valve). Piston dapat
terbuat dari batu safir ataupun keramik, sedangkan bola yang terdapat didalam
katup periksa (check valve) terbuat dari batu rubi, sedangkan dudukan (seat)
terbuat dari batu safir. Kebanyakan pompa saat ini telah memiliki saluran pembilas
yang biasanya air dapat bersirkulasi. Larutan ini berfungsi untuk membilas piston
agar bersih dari garam dapar atau materi yang bersifat abrasif dari pengunci piston
atau piston seal (Meyer, 2004). Jenis pompa yang lain adalah pompa pengganti
Ada 3 jenis macam tempat injeksi sampel atau injektor (injector), yakni:
tempat injeksi sampel syringe (syringe injector), katup sampling (sampling valve)
dan tempat injeksi sampel otomatik (automatic injector). Tempat injeksi sampel
syringe (syringe injector) merupakan bentuk tempat injeksi sampel atau injektor
lengkungan sampel (sample loop) dan celah jarum suntik (needle port). Larutan
sampel akan disuntikkan kedalam lengkungan sampel (sample loop) dengan jarum
suntik gauge pada posisi “masuk (load)” dan larutan sampel yang ada di
memutar rotor ke posisi “injek (inject)”. Ukuran lengkungan sampel (sample loop)
memiliki prinsip yang mirip, hanya saja sistem pemasukkan sampelnya bekerja
Kolom merupakan jantung atau bagian yang terpenting dari suatu instrumen
kromatografi cair kinerja tinggi karena proses pemisahan terjadi didalam kolom.
Kolom umumnya terbuat dari baja anti karat dengan tingkat 316 (316 grade
stainless steel) dan dikemas dengan fase diam tertentu. Ukuran panjang kolom
tujuan preparatif panjang berkisar antara 30 cm atau lebih dan diameter dalam
Karakteristik detektor yang baik adalah sensitif, batas deteksi rendah, respon
yang linier, mampu mendeteksi solut secara universal, tidak destruktif, mudah
dioperasikan, memiliki volume pendeteksian (dead volume) yang kecil dan tidak
sensitif terhadap perubahan temperatur serta kecepatan fase gerak (Hamilton dan
ke detektor. Alat ini akan menangkap sinyal elektronik dari detektor dan
analitik telah sesuai dengan penggunaan yang dikehendaki. Proses validasi metode
untuk prosedur analitik dimulai dengan pengumpulan data validasi oleh pelaksana
persyaratan mendasar yang diperlukan untuk menjamin kualitas dan hasil dari
semua aplikasi analitik (Ermer, 2005). Adapun karakteristik dalam validasi metode
addition method. Pada spiked-placebo recovery atau metode simulasi, analit murni
campuran tersebut dianalisis dan jumlah analit hasil analisis dibandingkan dengan
jumlah analit teoritis yang diharapkan. Jika plasebo tidak memungkinkan untuk
standard addition method atau metode penambahan baku (USP XXX, 2007;
dilakukan dengan cara menganalisis sampel yang sama oleh analis yang sama
menggunakan instrumen yang sama dalam periode waktu singkat. Presisi antara
analis yang berbeda dan di laboratorium yang berbeda (USP XXX, 2007;
Épshtein, 2004).
untuk mengukur analit yang dituju secara tepat dan spesifik dengan adanya
ditunjukkan oleh minimalnya gangguan oleh senyawa lain terhadap hasil analisis
misalnya mendapatkan hasil yang sama dengan atau tanpa senyawa pengganggu,
metode tersebut. Bila akurasi metode telah dapat diterima (acceptable) dan valid,
maka metode tersebut otomatis telah masuk kriteria sebagai metode yang spesifik
(Ermer, 2005).
Batas deteksi adalah konsentrasi analit terendah dalam sampel yang masih
kuantitasi adalah konsentrasi analit terendah dalam sampel yang dapat ditentukan
dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima pada kondisi operasional metode
conference on the harmonisation (ICH)), batas deteksi dan batas kuantitasi dapat
ditentukan dengan dua metode, yakni: metode non-instrumental visual dan metode
metode kromatografi lapis tipis dan metode titrimetri. Sementara itu, metode
Menurut Rohman dan Gandjar tahun 2007, batas deteksi dan batas
2.6.5 Linearitas
yang secara langsung proposional dengan konsentrasi analit pada kisaran yang
secara visual dari penampilan kurva plot luas area/tinggi puncak dengan
tingkat koefisien korelasi tidak lebih kecil dari 0,99 (Watson, 2009).
analitik tersebut mampu memberikan presisi, akurasi dan linearitas yang dapat
yang berada dalam rentang konsentrasi tertentu (USP XXX, 2007; USP
analisis yang diperlukan atau diharapkan dalam penelitian atau konsentrasi target
uji. Rentang kerja dari suatu prosedur analitik biasanya didapatkan dari hasil
persentase kandungan pelarut organik dalam fase gerak, jumlah zat tambahan
(garam, pereaksi pasangan ion dan lain-lain) dalam fase gerak, pH larutan dapar,
komposisi pengekstraksi, perbandingan konsentrasi fase gerak, laju alir fase gerak
diperoleh dengan kondisi yang bervariasi dan dinyatakan sebagai simpangan baku
analis, reagen dan waktu percobaan yang berbeda (Rohman dan Gandjar, 2007).