Abstarct
Acupressure is nonpharmacologic therapy for dysmenorrhea. The purpose of this research was
to identify the effect of acupressure on pain (intensity and quality) in adolescent with
dysmenorrhea at SMK Muhammadiyah 2 Pekanbaru. This study was quasi-experimental with
non-equivalent pretest-posttest kontrol group design. The sample were 52 respondens, devided
into intervention and control group with purposive sampling method. Acupressure reduce pain
intensity and quality signicantly p-value ( . 0,05). Dismenorrhea can decrease as 0,615
point for the pain intensity and pain quality as 0,577 point. The research recommended that
acupressure at LI4 (Hequ) and PC6 (Neiguan) is effective as self theraphy in aldolescent
and can be use widely as part of nursing intervention.
Key words : Acupressure, pain of intensity, pain of quality
PENDAHULUAN
Dismenore adalah menstruasi yang yang disertai rasa sakit yang dialami dalam
disertai nyeri dan merupakan masalah masa tiga tahun sejak awal menstruasi dan
ginekologi yang sering dikeluhkan oleh 40- tidak ada penyakit tertentu yang menjadi
80% wanita muda (Hegner, 2003; Benson penyebabnya, sedangkan dismenore
& Pernoll, 2009). Nyeri intermitten yang sekunder adalah nyeri yang disebabkan oleh
menyertai pengeluaran darah haid nyeri saat gejala penyakit ginekologi seperti
haid yang terasa di perut bagian bawah dan endometriosis atau fibroid (Owen, 2005).
muncul sebelum, selama, atau setelah
menstruasi (Badziad, 2003). Nyeri biasanya terjadi 24-48 jam
sebelum menstruasi dan mereda setelah
Dismenore terjadi karena timbul menstruasi. Nyeri bersifat konstan,
endometrium dalam fase sekresi biasanya pada pelvis atau punggung bawah
memproduksi prostaglandin berlebihan, (sakrum) dan dapat menyebar
prostaglandin (PGF- .) yang menyebabkan keselangkangan atau tungkai bawah (Benson
hipertonus dan vasokontriksi pada & Pernoll, 2009). Dismenore juga kerap
miometrium sehingga mengakibatkan disertai dengan mual, muntah, sakit kepala,
iskemia, disintegrasi endometrium, pingsan dan nyeri tungkai (Morgan &
perdarahan, dan nyeri (Morgan & Hamilton, Hamilton, 2003).
2003; Wiknjosastro, 2007; Hillard, 2006). Prevalensi dismenore di dunia sangat
Berdasarkan penyebabnya, nyeri besar, yaitu rata-rata lebih dari 50%
menstruasi dibedakan menjadi dua, yaitu perempuan di setiap Negara mengalaminya.
nyeri menstruasi primer dan sekunder (Lie, Presentasi dismenore di USA sekitar 90%,
2004). Dismenore primer, yaitu menstruasi Swedia 72% (Lie, 2004). Persentase
dismenore Indonesia sebesar 64,25% yang 9,36% dismenore skunder (Santoso, 2008).
terdiri dari 54,88% dismenore primer dan
JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014
Ada beberapa cara untuk mengatasi dan diharapkan dapat menurunkan rasa nyeri
gejala-gejala yang timbul akibat dismenore saat menstruasi (Widyaningrum, 2013).
yaitu dengan terapi medis dan non medis.
Obat medis yang sering digunakan berupa Akupresur dapat dilakukan dengan
analgesik dan anti inflamasi seperti asam penekanan pada satu titik (tunggal) maupun
mefenamat, ibuprofen dan antagonis gabungan atau kombinasi yang terbukti
kalsium, seperti verapamil dan nifedipin dapat digunakan untuk menangani
yang dapat menurunkan aktivitas dan dismenore. penelitian terkait penekanan titik
kontraktilitas uterus (Morgan & Hamilton, tunggal yaitu penelitian yang telah
2003). dilakukan Hasanah (2010) dengan
menggunakan titik Taichong (LR3), dari
Selain itu nyeri dapat ditangani hasil penelitian ini didapat bahwa terjadi
dengan terapi non medis yang aman penurunan intensitas nyeri sebesar 1,03 poin
dilakukan dengan exercise, mandi air hangat setelah diberi terapi akupresur. Selain itu
atau sauna, memakai buli-buli panas, beberapa titik yang dapat digunakan untuk
meditasi, serta dapat juga dengan mengatasi dismenore antara lain Titik SP6
pemberian suplemen, pengobatan herbal ala (Chen & Chen, 2004), titik Hoku/He-qu
jepang, terapi horizon, terapi bedah, (LI4) (Mahoney, 1993), titik gabungan
Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation antara Taichong (LR3) dan Neiguan (PC6)
(TRANS) akupuntur, dan akupresur terkait penelitian yang dilakukan oleh
(Morgan & Hamilton, 2003; Potter & Perry, (Julianti, 2011) dimana pada kedua titik
2005). secara signifikan dapat menurunkan rata-rata
Akupresur adalah pengobatan cina intensitas nyeri sebesar 1,76 poin.
yang sudah dikenal sejak ribuan tahun
laludandengan memberikan tekanan atau Dari studi pendahuluan yang
pemijatan dan menstimulasi titik-titik dilakukan di SMK Muhammadiyah 02
tertentu dalam tubuh. Pada dasarnya terapi Pekanbaru, insiden yang didapat dari
akupresur merupakan pengembangan dari keterangan perawat sekolah sekitar 30
teknik akupuntur, tetapimedia yang remaja putri mengalami dismenore setiap
bulannya dan wawancara langsung pada
digunakan bukan jarum, tetapi jari tangan
murid remaja putri yaitu 7 dari 10
atau benda tumpul (Ali, 2005). Tujuannya mengatakan sangat terganggu dengan
untuk merangsang kemampuan alami adanya nyeri menstruasi setiap bulan.
menyembuhkan diri sendiri dengan cara
mengembalikan keseimbangan energi positif
tubuh (Fengge, 2012). TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini ingin melihat
Salah satu efek penekanan titik efektifitas penekanan pada titik Hoku/he-qu
akupresure dapat meningkatkan kadar (L14) dan pada titik Neiguan (PC6).
endorfin yang berguna sebagai pereda nyeri
yang diproduksi tubuh dalam darah dan
opioid peptida endogeneus di dalam susunan METODE PENELITIAN
syaraf pusat. Jaringan syaraf akan memberi Jenis desain penelitian yang
stimulus pada sistem endokrin untuk digunakan dalam penelitian ini adalah quasy
melepaskan endorfin sesuai kebutuhan tubuh eksperiment dengan rancangan penelitian
non equivalent pre test and post test designs.
Rancangan ini bertujuan untuk
membandingkan hasil yang didapat sebelum
Tabel 5
Perbedaan intensitas dan kualitas nyeri
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat dismenore pada kelompok intervensi dan
nilai rata-rata kualitas nyeri dismenore yang kelompok kontrol sesudah pemberian terapi
dialami siswi sebelum diberikan intervensi akupresur
terapi akupresur yaitu 13,58 (SD= 4,979)
pada kelompok intervensi dan 14,19 (SD=
5,223) pada kelompok kontrol. Sedangkan
nilai rata-rata kualitas nyeri dismenore yang
dialami siswi setelah diberikan intervensi
terapi akupresur yaitu 8,77 (SD= 5,339) Tabel 5 diatas, memperlihatkan rata-
pada kelompok intervensi dan 14,31 (SD= rata intensitas nyeri dismenore sesudah
4,126) pada kelompok kontrol. diberikan terapi akupresur pada kelompok
intervensi adalah 2,42 dengan standar
Tabel 4 deviasi 0,987 dan 2,81 pada kelompok
kontrol tanpa diberikan terapi akupresure
Perbedaan intensitas dan kualitas nyeri dengan standar deviasi 0,634. Hasil analisa
dismenore pada kelompok intervensi dan GLSHUROHK S . (0,05), maka
kelompok kontrol sebelum pemberian terapi dapat disimpulkan ada perbedaan yang
akupresur signifikan antara mean intensitas nyeri
dismenore sesudah diberikan terapi
akupresur pada kelompok intervensi dan
mean intensitas nyeri dismenore tanpa
diberikan terapi akupresur pada kelompok
Berdasarkan tabel 4 diatas, dari hasil kontrol. Adapun untuk kualitas nyeri
uji statistik didapatkan nilai rata-rata dismenore sesudah diberikan terapi
intensitas nyeri dismenore sebelum akupresure pada kelompok intervensi
diberikan terapi akupresur pada kelompok adalah 8,77 (SD= 5,339) dan
JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014
14,31 (SD= 4,126) pada kelompok +DVLO DQDOLVD GLSHUROHK S .
kontrol. (0,05),
maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang lain yang diteliti adalah kelas atau jenjang
signifikan antara mean kualitas nyeri pendidikan responden. Hasil yang
dismenore sesudah diberikan terapi didapatkan bahwa responden terbanyak
akupresur pada kelompok intervensi dan
mean intensitas nyeri dismenore tanpa
diberikan terapi akupresure pada kelompok
kontrol.
Tabel 6
Intensitas dan kualitas nyeri dismenore
pada kelompok intervensi sebelum dan
sesudah diberikan terapi akupresur
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan terhadap 52 orang remaja putri di
SMK Muhammadiyah 2 Pekanbaru,
sebagian besar responden berusia 16-17
tahun. Hasil ini sejalan dengan teori
prevelensi dismenore paling tinggi pada
remaja putri terdapat pada rentang usia 15-
18 tahun (Hanifa, 2005). Hasil ini juga
diperkuat Penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Julianti (2011) didapatkan
hasil rentang usia dismenore terbanyak yaitu
usia 16- 18 tahun. Selain umur karakteristik
Ali, I. (2005). Dahsyatnya pijat untuk Bobak, I. M., Lowdermilk, D. L., & Jensen,
kesehatan. Jakarta: Agro Medika M. D. (2004). Buku ajar keperawatan
Pustaka. maternitas. Jakarta: EGC