Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jantung merupakan salah satu organ vital yang sangat berpengaruh terhadap
kehidupan manusia. Ventricular Septal Defects (VSD) adalah kelainan kongenital
pada jantung yang paling umum. Penyakit jantung ini paling sering ditemukan sekitar
8 tiap 1000 kelahiran hidup, dan 50% dari bayi-bayi ini menunjukan tanda dan gejala
sebelum tahun pertama kehidupannya.
Ventricular Septal Defects (VDS) ini merupakan keaadan dimana terdapat
hubungan (lubang abnormal) pada sekat yang memisahkan ventrikel kanan dan
ventrikel kiri (AHA, 2014). Belum ditemukan pasti penyebab penyakit ini, namun
paling sering dikarenakan kelainan genital (trisomi 13,15 dsb atau Rubbella illness).
 Untuk menghindari atau mencegah lebih lanjut mengenai penyakit ini perawat
perlu memberikan edukasi kepada orang tua mengenai keadaan-keadaan yang
mungkin terjadi. Atas dasar itulah, kami membahas lebih lanjut mengenai Ventricel
Septal Defects (VSD), khususnya mengenai Asuhan Keperawatan pada Ventricel
Septal Defects (VSD.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Ventricular Septal Defect (VSD)?
2. Apa faktor penyebab terjadinya Ventricular Septal Defect (VSD)?
3. Bagaimana tanda dan gejala atau manifestasi klinik Ventricular Septal Defect
(VSD)?
4. Bagaimana perjalanan penyakit Ventricular Septal Defect (VSD)?
5. Apa saja pemeriksaan penunjang Ventricular Septal Defect (VSD)?
6. Apa saja penatalaksanaan medis untuk Ventricular Septal Defect (VSD)?
7. Asuhan Keperawatan Ventricular Septal Defect (VSD)?
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat dan disusun dengan tujuan penulis maupun pembaca makalah
dapat mengetahui lebih jelas mengenai Ventricular Septal Defect (VSD), khususnya
beberapa point dibawah ini:
1. Pengertian Ventricular Septal Defect (VSD).
2. Faktor penyebab Ventricular Septal Defect (VSD).

1
3. Tanda dan gejala Ventricular Septal Defect (VSD).
4. Patofisiologi Ventricular Septal Defect (VSD).
5. Pathway Ventricular Septal Defect (VSD).
6. Pemeriksaan penunjang untuk Ventricular Septal Defect (VSD).
7. Penatalaksanaan medis Ventricular Septal Defect (VSD).
8. Asuhan keperawatan Ventricular Septal Defect (VSD).

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Ventricular Septal Defect (VSD).


Defek septum ventrikel (Ventricular Septal Defect) merupakan penyakit
jantung bawaan (Congenital Hearth Disease) yang paling sering ditemukan pada
bayi dan anak.
VSD merupakan adanya suatu hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang
memisahkan ventrikel kanan dan ventrikel kiri. (AHA, 2014)
Ventrikel Septum Defect adalah kelainan jantung yang berupa tidak
sempurnanya penutupan dinding pemisah antara kedua ventrikel sehingga darah dari
ventrikel kiri mengalir ke kanan, begitupun sebaliknya. (AHA, 2014)
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Defek Septum Ventrikel atau ventricular
septal defect (VSD) adalah kelainan jantung bawaan berupa lubang di dinding
pemisah (septum) antara bilik kanan dan bilik kiri jantung.
B. Insidensi Ventricular Septal Defect (VSD)
VSD merupakan 20-30% dari seluruh penyakit jantung bawaan. Secara global,
angka kejadian penyakit jantung bawaan dilaporkan terjadi pada 8-10 setiap 1000
kelahiran hidup, dari jumlah tersebut 20-30% nya adalah VSD.
Disamping itu, insidensi VSD murni (tanpa disertai kelainan kongenital lain)
adalah 1,76/1000 kelahiran hidup. (Herintya dan Wahab, 2003). Kejadian kelainan
jantung kongenital di Indonesia sendiri sebesar 8/1000 kelahiran hidup. (Djer et Al.
2007)

Frequencies of Congenital Cardiac Malformations

Malformations Incidence per millionaire live %


births

Ventricular septal disease 4482 42

Atrial septal defect 1043 10

Pulmonary stenosis 836 8

Patent ductus arteriosus 781 7

3
Tetralogi of Fallot 577 5

Coarctation of the aorta 492 5

Atrioventricular septal defect 396 4

Aortic stenosis 388 4

Transposition of the great 388 4


arteries

Truncus arteriosus 136 1

Total anomalous pulmonary 120 1

Venus connection

Tricuspid atresia 118 1

Total 9757

Sumber : Hoffman JIF Kaplan S. , The Insidence of Congenital Heart Disease, I am


Coll cardiol 39 : 1890. 2002

C. Klasifikasi Ventricular Septal Defect


1. Berdasarkan lokasi lubang, terbagi menjadi 3 jenis yaitu :
a) Perimembranous ( tipe paling sering, sekitar 60%), apabila lubang terletak di
daerah pars membranaceae Septum interventricularis.
b) Subarterial Doubly Committed, apabila lubang terletak di daerah Septum
infundibuler dan sebagian dari batas Defek dibentuk oleh terusan jaringan ikat
katup aorta dan katup pulmonal.
c) Muskuler, apabila lubang terletak di daerah Septum muskularis
interventricularis. (PDPDI, 2009).
2. Berdasarkan ukurannya, VSD terbaik menjadi 3 macam yaitu :
a) VSD kecil 'Maladie de Roger', dengan gambaran klinis sebagai berikut :
1) Bersifat asimptomatik
2) Defek kecil berukuran 1-5 mm
3) Tidak ada gangguan tumbuh kembang anak
4) Bunyi jantung normal dan terkadang muncul bising peristaltik yang
menjalar ke seluruh tubuh perikardium dan berakhir pada waktu diastolik
karena terjadi penutupan VSD.

4
5) EKG dalam batas normal ataupun dapat terjadi peningkatan aktivitas
ventrikel kiri.
6) Ukuran jantung normal, vaskularisasi paru normal atau sedikit meningkat.
7) Menutup secara spontan pada umur 3 tahun.
8) Tidak diperlukan katerisasi
b) VSD sedang, dengan gambaran klinis sebagai berikut :
1) Sering terjadi symptom pada bayi
2) Sesak napas pada saat beraktivitas seperti makan, minum, menangis
3) Ukuran Defek 5-10 mm
4) BB sukar naik karena nutrisi disampaikan adekuat sehingga tumbuh dan
kembang anak menjadi terganggu.
5) Resiko terkena infeksi paru berulang
6) Takipneu, retraksi dinding dada normal
7) Ketika anak bertambah usia, gejala cenderung berkurang dan bisa hilang
akibat penutupan Defek secara nyata/alami.
c) VSD besar, dengan gambaran klinis sebagai berikut :
1) Sering timbul gejala pada masa neonatus
2) Dispneu meningkat setelah terjadi peningkatan pirau kiri ke kanan dalam
Minggu pertama setelah lahir.
3) Pada Minggu ke-2 atau ke-3 symptom mulai muncul, pada Minggu ke-6
gagal jantung mulai muncul yang didahului dengan infeksi saluran napas
bagian bawah.
4) Bayi tampak sesak napas pada saat istirahat, berkeringat, tampak sianosis
karena kekurangan oksigen akibat gangguan pernapasan.
5) Gangguan tumbuh dan kembang anak
D. Etiologi Ventricular Septal Defect
Penyebab VSD belum diketahui secara pasti (idiopatik), tetapi ada beberapa
faktor yang diduga mempengaruhi peningkatan angka kejadian penyakit jantung
bawaan :
1. Faktor prenatal ( eksogen)
a) Ibu terinfeksi, Misal : virus rubella
b) Ibu alkoholic/alkoholisme
c) Umur ibu > 40 tahun saat mengandung
d) Ibu memiliki riwayat DM

5
e) Ibu pengonsumsi obat-obatan penenang
2. Faktor genetik (endogen)
a) Orangtua menderita penyakit jantung bawaan
b) Kelainan kromosom, sindrom down
c) Kembar identik
d) Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.
E. Manifestasi Klinis Ventricular Septal Defect
1. Pada kasus VSD kecil bersifat asimptomatik atau tanpa gejala awal.
2. Pada VSD sedang, tanda dan gejalanya berupa :
a) Sesak napas pada saat aktivitas, seperti minum, menangis dan lain-lainnya.
b) Terhambatnya tumbuh dan kembang anak.
c) Mudah terjadinya proses infeksi, seperti infeksi paru berulang
d) Kulit bayi tampak kemerahan
3. Pada VSD besar, tanda dan gejalanya berupa :
a) sesak napas pada saat istirahat
b) berkeringat
c) BB tidak stabil (kurus)
F. Patofisiologi
Ventricular Septal Defect (VSD) belum diketahui secara pasti penyebabnya
(idiopatik), tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempengaruhi peningkatan angka
kejadian PJB ini :
1. Faktor prenatal (eksogen)
a. Ibu terinfeksi (Rubella)
b. Ibu alkoholic (alkoholisme)
c. Umur ibu lebih dari 40 tahun saat mengandung
d. Ibu memiliki riwayat Diabetes Mellitus
e. Ibu mengonsumsi obat-obatan penenang.
2. Faktor genetik (endogen)
a. Orang tua menderita PJB
b. Kelainan kromosom, sindrom down
c. Kembar identik
d. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.

6
Faktor-faktor diatas dapat meningkatkan kejadian Congenital Heart Defect
yang nantinya bisa menyebabkan Ventricular Septal Defect (VSD) pada anak/bayi.
Ventricular Septal Defect (VSD) ini diklasifikasikan menjadi tiga: defek septum kecil;
defek septum sedang; dan defek septum besar.

Pada defek septum kecil biasanya tidak terdapat atau tidak terlihat tanda dan
gejala awal (asimptomatik), biasanya defek akan menutup pada masa anak-anak awal,
kadang pada pertengahan remaja.

Pada defek septum ventrikel sedang akan terdapat gejala saat bayi, yaitu sesak
napas saat minum dan menangis, gagal tumbuh, serta infeksi paru berulang. Gejala ini
akan berkurang ketika anak bertambah usia akibat penutupan defek secara relatif atau
nyata.

Sedangkan pada defek septum besar, akan terjadi resistensi pembulh darah
paru yang menurun sampai mencapai minimal. Pada VSD ini menyebabkan tekanan
yang lebih tinggi dalam ventrikel kiri karena sirkulasi arteri sistemik yang tinggi
daripada sirkulasi pulmonal, sehengga aliran darah melalui defek ke pulmonal
pembuluh darah. Peningkatan volume darah yang dipompa ke paru-paru,
menghasilkan peningkatan resistensi pembuluh darah paru.

Tekanan meningkat di ventrikel kanan sebagai akibat dari shunting kiri ke


kanan, resistensi menyebabkan otot menjadi hipertrofi. Jika ventrikel kanan tidak
mampu untuk mengimbangi peningkatan beban kerja, atrium kanan juga dapat
membesar karena upaya untuk mengatasi resistensi. Hal ini dapat menyebabkan gagal
jantung kongestif.

Selain itu, peningkatan tekanan ventrikel kanan dapat menyebabkan hipertensi


pulmonal dan aliran darah balik ke ventrikel kiri. Pada hipetensi pulmonal, pembuluh
darah menyempit dan terjadi pengerasan pembuluh darah di paru. Hal ini dapat
menyebabkan kerja jantung meningkat sehingga berisiko menjadi gagal jantung
kanan. Apabila hal tersebut terjadi, aliran darah ke paru tidak akan maksimal sehingga
paru akan mengalami hipoksia, jika terus terjadi jaringan bisa menjadi rusak. Akibat
dari kerusakan ini, sirkulasi dan pertukaran gas akan terganggu dan menyebabkan
sesak napas. Penurunan aliran darah ke paru juga dapan menurunkan cardiac output
sehingga kebutuhan O2 tidak adekuat, ketika itu terjadi metabolisme anaerob yang

7
lebih dominan. Metabolisme anaerob ini menghasilkan sedikit energi dibandingkan
metabolisme aerob sehingga tubuh akan merasa lemas dan letih.

Aliran darah balik ke ventrikel kiri/shunt berbalik akan membuat darah CO2
dan O2 bercampur, lalu akan dialirkan ke seluruh tubuh. Apabila darah lebih banyak
mengandung CO2, pH darah akan menjadi asam dan menyebabkan tubuh
menstimulasi kelebihan ini. Otak akan memberi stimulus untuk menyeimbangkan
kadar CO2 dalam darah dengan cara peningkatan laju pernapasan dan kedalaman.
Ketika sesak napas terjadi, individu akan kesulitan dalam makan dan minum sehingga
intake tidak adekuat. Apabila hal ini terus terjadi, kebutuhan nutrisi tubuh akan
kurang.

G. Pathway
(terlampir)
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Radiologi
Metode ini untuk mengetahui adanya oembesaran jantung dan pertambaha
vaskularisasi di paru. Bila VSD kecil, rotgen foto thoraks akan normal. Apabila
VSD besar dengan shunt dari kiri ke kanan yang besar, gambarannya sebagai
berikut:
a. Hipertrofi biventikular
b. Hipertrofi atrium kiri
c. Pembesaran batang arteri pulmonalis (tonjolan pulmonal prominen)
d. Cetakan pulmonal bertambah (plethora)

Pada VSD dengan hipertensi pulmonal, arteri pulmonalis akan membesar,


tetapi corakan pulmnal bagian tepi kurang menonjol.

8
2. Elektrokardiografi
EKG digunakan untuk memeriksa gangguan aktivasi listrik dan sistem
konduksi jantung.
VSD kecil memiliki gambaran WKG normal. EKG berguna untuk
mengevaluasi volume overload ventrikular dan hipertrofi pada VSD sedang dan
besar. EKG pada VSD menunjukkan adanya gambaran hipertrofi ventrikel kiri
tipe volume, yaitu R minggi di V5 dan V6, S memanjang di V1 dan V2, Q yang
dalam di V5 atau V6, dan T yang runcing dan simetris. Hipertrofi atrium kanan,
atau hipertrofi biventrikular dnegan hipertrofi atrium kii. Pada VSD besa dengan
hipertensi pulmonal permanen, gambaran EKG menunjukkan hipertrofi ventrikel
kanan murni.

9
3. Ekokardiografi
Ekokardiografi baik dua dimensi maupun Doppler, menjadi salah satu polihan
dalam mendiagnosis VSD. Dengan pemeriksaan ini dapat terdeteksi lokasi defek,
taksiran besar ukuran shunk dengan memperkirakan ukuran relatif ruangan-
ruangan dan arahnya. Gelombang kontinu Doppler dapat merefleksikan perbedaan
tekanan ventrikel kiri dan kanan saat sistole.

4. Kateterisasi Jantung dan angiografi.


Metodi ini berhuna untuk mengukur tekanan dan saturasi oksigen darah di
ruang jantung serta mengukur besar shunt. Dengan injeksi kontras melalui kateter
dapat diperoleh gambaran radiografis (angiografi). Pada VSD menunjukkan
adanya hubungan abnormal antar ventrikel.
Adapun risiko tindakan ini adalah : sakit sehingga perlu anestesi; perlu waktu
dan persiapan; risiko stroke; perforasi jantung atau arteri besar; risiko alergi bila
menggunakan kontras.
Kateterisasi jantung ada 2 macam atau metode, yaitu:
a. Melalui jantung kanan:
1) Kateter yang tipis, fleksibel, dimasukkan melalui vena besar
(V.Femoralis/V.Saphena magna) lalu ke vena iliaka diteruskan ke vena
kava inferior lalu ke atrium kanan, ventrikel kanan dan berakhir di arteri
pulmonalis kiri atau kanan
2) Melalui V kubiti lalu vena brakoialis, vena subklavia, vena kava superipr,
atrium kanan, ventrikel kanan, dan berakhir di arteri pulmonalis kanan/kiri.

10
b. Melalui jantung kiri:
Kateter masuk ke atrium subklavia kanan lalu ke aorta, ke ventrikel kiri, ke
atrium kiri atau melalui arteri femoralis.
5. Hitung darah lengkap adalah uji prabedah rutin.
6. Uji masa protrombin ( PT ) dan masa trombboplastin parsial ( PTT ) yang
dilakukan sebelum pembedahan dapat mengungkapkan kecenderungan
perdarahan.
7. MSCT (Multi Slice Computed Tomography)
MSCT adalah generasi terbaru dari CT Scan yang memiliki kemampuan untuk
menghasilkan informasi dan memberikan gambaran diagnostik yang lebih baik,
terutama untuk pemeriksaan organ bergerak termasuk jantung, dengan kecepatan
pemeriksaan yang cukup singkat dan menghasilkan gambar dengan resolusi yang
baik dan lebih akurat, bahkan untuk pemeriksaan Jantung
8. MRI jantung (Magnetic Resonance imaging)
Magnetic resonance imaging (MRI) atau pencitraan resonansi magnetik
adalah pemeriksaan yang memanfaatkan medan magnet dan energi gelombang
radio untuk menampilkan gambar struktur dan organ dalam tubuh. MRI dapat
memberikan gambaran struktur tubuh yang tidak bisa didapatkan pada tes lain,
seperti Rontgen,USG, atau CT scan.
Pada tes MRI, bagian tubuh yang akan dipindai ditempatkan pada sebuah
mesin dengan magnet yang kuat. Gambar-gambar yang dihasilkan dari MRI
berupa foto digital yang dapat disimpan di komputer dan dicetak untuk dipelajari
lebih lanjut.

I. Penatalaksanaan
1. Terapi
a. Gagal jantung kongestif (GJK)
Pada kasus VSD usia <1 tahun-dievaluasi sebulan sekali selama
setahun, mengingat besarnya aliran pirau dapat berubah akibat resistensi
paruyang menurun saat terjadi pematangan vaskuler paru.
1) Bila terjadi GJK, berikan obat-obat anti gagal jantung
2) Bila medika mentosa gagal (tanda GJK berlanjut) dilakukan tindakan
operasi penutupan VSD secepatnya. Operasi paliatif Pulmonary Artery
Banding (PAB) dengan tujuan mengurangi aliran ke paru hanya dilakukan

11
pada bayi dengan VSD multiple atau bayi dengan berat badan yang belum
mengijinkan untuk tindakan operasi jantung terbuka. Enam bulan setelah
PAB perlu dievaluasi untuk menentukan kemungkinan operasi definitive
yaitu menutup lubang VSD.
b. Tanpa GJK atau GJK dengan medika mentosa yang berhasil. Pada kasus VSD
tanpa GJK atau GJK yang teratasi dengan medika-mentosa dan anak tumbuh
dengan baik, maka harus dipantau perjalanan alami VSD, yaitu kemungkinan
terjadinya:
1) Prolaps katup aorta,
Sering terjadi pada VSD subarterial doubly commited dan kadang-
kadang pada tipe peri membranus yang kecil. Selanjutnya akibat prolaps
dapat terjadi insufisiensi aorta (AI). Bila ada prolaps katup aorta, walaupun
lubang VSD kecil tetap harus ditutup untuk mencegah berlanjut menjadi
AI yang mungkin memerlukan reparasi atau penggantian katup.
2) Stenosis infun dibulum ventrikel kanan
Ini terjadi akibat reaksi hipertrofi otot infundibulum ventrikel kanan,
aliran pirau dari kiri ke kanan melalui VSD akan berkurang dan pasien
tampak membaik. Operasi penutupan VSD dan reseksi infun dibulum
diperlukan untuk menghindari beban tekanan pada ventrikel kanan.
3) Hipertensi pulmonal,
VSD besar menimbulkan HP, yang meningkatkan risiko operasi.
a) Bila HP disertai tanda-tanda aliran paru yang deras dan diduga belum
terjadi penyakit vascular paru (PVP), maka penutupan VSD dapat
dilakukan tanpa didahului pemeriksaan sadap jantung.
b) Bila tidak ada tanda-tanda aliran ke paru yang deras atau diduga sudah
terjadi PVP, maka perlu dilakukan pemeriksaan sadap jantung dahulu
untuk menilai reaktifitas vaskular paru.
 Bila PARi <8 U/m2 risiko operasipenutupan VSD kecil
 Bila PARi > 8 U/m2, dengan pemberian O2 100%: PARI menjadi
<8U/m2. Operasi penutupan VSD dapat dilakukan dengan risiko
tinggi dan perlu manajemen HP. PARI masih > 8 U/m2, tidak
dianjurkan tutup VSD.

12
4) Lubang VSD mengecil atau menutup spontan.
VSD tipe perimembranus dapat mengecil / menutup spontan antara
lain dengan terbentuknya Membranous Septum Aneurysm (MSA).
Penutupan spontan sering terjadi pada VSD tipe muskuler dan peri-
membranus; kemungkinan ini sangat kecil pada pasien >5 tahun. Pada
usia pra-sekolah (4–5 tahun) bila secara ekokardiografis ternyata aliran
pirau masih terlihat besar maka sebaiknya besaran Flow Rasio (FR)
dipastikan dengan pemeriksaan sadap jantung. Operasi penutupan VSD
dianjurkan bila FR > 1,5.
5) Endokarditis
Setiap pasien VSD dapat mengalami komplikasi endokarditis, menjaga
kesehatan mulut dan gigi penting dianjurkan, demikian halnya pemberian
antibiotik profil aksis pada setiap tindakan gigi.

2. Bantu keluarga untuk menyesuaikan diri dengan gangguan yang didapatkan


anaknya dan berikan edukasi kepada keluarga mengenai VSD.
Ketika keluarga mengetahui adanya defek jantung pada anaknya, mereka akan
shock, kecemasan, dan ketakutan akan kematian anaknya. Kapanpun itu, keluarga
membutuhkan waktu untuk memahami keadaan yang dialami anaknya, dalam hal
ini perawat berperan dalam mendukung dan miningkatkan pengetahuannya,
memberikan informasi yang dibutuhkan dan membantu pelayanan kesehatan lain
untuk mengerti dengan reaksi dari orang tua.
Berikan edukasi mengenai pemantauan anak, seperti tanda dan gejala sakit,
memberikan perawatan dan obat, dalam keadaan bagaimana anak harus segera
dibawa ke fasilitas pelayanan, pengetahuan tentang terapeutik management,
aktivitas sehari-hari anak dsb.
3. Menyiapkan anak dan keluarga untuk prosedur invasif.
4. Memberikan perawatan postoperatif
a. Observasi tanda-tanda vital dan tekanan arteri dan venous
b. Mempertahankan status respiratory
c. Mempertahankan istirahat yang maksimal.
d. Memberikan kenyamanan
e. Monitor cairan
f. Observasi kemungkiann komplikasi setealh operasi jantung

13
g. Memberikan support emosional.
h. Planning untuk pulang dan home care.
Topik yang diberikan kepada keluarga yaitu :
1) Pengajaran tentang obat
2) Pembatasan aktivitas fisik
3) Diet dan nutrisi
4) Perawatan luka
5) Check-up
J. Asuhan Keperawatan Ventricular Septal Defect (VSD)
1. Pengkajian
a. Keluhan utama : Sesak napas
b. Riwayat penyakit sekarang : misal sesak napas, sianosis, takipneu.
c. Riwayat penyakit keluarga: keluarga ada yang menderita penyakit/kelainan
jantung.
d. Aktivitas sehari-hari :
1) Nutrisi: mengalami anoreksia, mual, muntah.
2) Istirahat: mengalami gangguan karena sesak nafas.
3) Aktifitas : mengalami keletihan, kelemahan fisik, lelah.
e. Pemeriksaan fisik
1) Riwayat keperawatan : adanya respon fisiologis terhadap defek, seperti
sianosis (biasanya dapat terjadi apabila aliran pirau terbalik dari kanan ke
kiri akibat hipertensi pulmonal/ sindroma eisenmenger, dan aktivitas anak
terbatas.
2) Pemeriksaan umum: keadaan umum , kesadaran, tanda-tanda vital.
3) Kepala
a) Mata: konjungtiva merah muda
b) Hidung: pernafasan cuping hidung (+) , sianosis
c) Mulut: mukosa bibir kering
4) Dada/thoraks
a) Auskultasi jantung:
- Bunyi jantung 2 komponen pulmonal mengeras apabila ada
hipertensi pulmonal
- Bising pansistolik di sela iga 3-4 parasternal kiri dan menyebar ke
apeks.

14
- Bising mid-diastolik di daerah katup matral akibat aliran yang
deras
- Peningkatan aktivitas ventrikel kiri.
5) Kaji tanda-tanda gagal jantung kongenital (biasanya VSD besar), seperti
nafas cepat (takipneu), sesak nafas, retraksi dinding dada, bunyi jantung
tambahan, edema tungkai, heaptomegali.
6) Ekstremitas atas : kaji adanya tanya hipoxia seperti clubbing fingers,
ujung-ujung jari jiperemik.
7) Kaji pola makan, pertambahan/penurunan berat badan anak
2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
a. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi (hal.228)
b. Hambatan pertukaran gas dengan batasan karakteristik dispneu (sesak napas)
(hal. 207)
c. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen (hal.226)
d. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh dengan batasan
karakteristik asupan makanan kurang dari RDA ( Recommended Daily
Allowance) (hal.153)
3. Intervensi Keperawatan

No
. Tujuan (NOC) Intervensi
DX
1. Pola nafas menjadi a. Pertahankan prinsip atraumatic care dan family
efektif dengan kriteria centered care.
hasil: b. Monitor tanda-tanda vital
Frekuensi pernafasan c. Monitor pernafasan
dalam rentang normal d. Posisikan klien dengan nyaman
e. Pertahankan jalan napas
f. Edukasi keluarga untuk memonitor nafas klien
g. Kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian
O2.
2. Pertukaran gas menjadi a. Kaji frekuensi kedalaman pernafasan.
optimal. Dengan R/ Berguna dalam evaluasi derajat distres
Kriteria Hasil: pernafasan

15
Px menunjukkan b. Posisikan anak dengan tepat agar ada upaya untuk
perbaikan ventilasi dan bernafas.
O2 jaringan adekuat R/ Pengiriman O2 dapat diperbaiki dengan posisi
duduk.
c. Kaji secara rutin kulit dan warna membran
mukosa.
R/ Keabu-abuan dan sinosis sentral
mengidentifikasi besarnya hipoksemia
d. Pemberian oksigen sesuai program
R/ Memenuhi suplai Oksigen yang dibutuhkan.

3. Anak toleran terhadap a. Observasi peningkatan intoleran aktivitas anak


aktivitas R/ Dapat menunjukkan peningkatan
Kriteria hasil: dekompensasi jantung daripada kelebihan
Aktivitas anak kembali aktivitas
normal b. Rencanakan keperawatan dengan periode istirahat
R/ Memberikan keseimbangan dalam kebutuhan
dimana aktivitas bertumpu pada jantung
c. Berikan dukungan kepada anak untuk melakukan
kegiatan sehari-hari
R/ Anak mengetahui kemampuannya untuk
melakukan kegiatan sehari-hari.

4. Klien dapat a. Pantau berat badan anak


menunjukkan / b. Tingkatan kalori dalam bentuk formula, terutama
mempertahankan berat pada klien yang dibatasi cairannya
badan yang normal R/ Dengan peningkatan kalori dalam bentuk
Kriteria hasil formula akan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi
1) Berat badan pada klien dan dapat mengurangi beban kerja
meningkat jantung karena rendah cairan
2) Klien mentoleransi c. Hindari kelelahan yang sangat, saat makan
dietnya dengan R/ Kelemahan fisik saat makan akan mengurangi
masukan kalori yang nafsu makan
adekuat d. Berikan makan dalam porsi kecil tapi sering

16
R/ Makanan porsi kecil tapi sering akan
mengurangi adanya mual, muntah dan
mengurangi kerja lambung secara maksimal.

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang sudah dibuat.
5. Evaluasi keperawatan
a. Sesak napas dapat teratasi
b. Adanya minat dan selera makan pada anak
c. Porsi makan sesuai dengan kebutuhan
d. Orang tua mengerti tentang keadaan anaknya.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Defek Septum Ventrikel atau ventricular septal defect (VSD) adalah kelainan
jantung bawaan berupa lubang di dinding pemisah (septum) antara bilik kanan dan
bilik kiri jantung.
VSD merupakan 20-30% dari seluruh penyakit jantung bawaan. Secara global,
angka kejadian penyakit jantung bawaan dilaporkan terjadi pada 8-10 setiap 1000
kelahiran hidup, dari jumlah tersebut 20-30% nya adalah VSD.
Berdasarkan ukurannya, VSD terbaik menjadi 3 macam yaitu :
1. VSD kecil 'Maladie de Roger'
2. VSD sedang, dan
3. VSD besar
Penyebab VSD belum diketahui secara pasti (idiopatik), tetapi ada beberapa
faktor yang diduga mempengaruhi peningkatan angka kejadian penyakit jantung
bawaan seperti Faktor prenatal ( eksogen) dan Faktor genetik (endogen).
Pemeriksaan yang dapat membantu untuk menegakkan diagnosa ini adalah
EKG, Elektrocardiografi, kateterisasi jantung, MRI, MSCT, foto rontgen, dan
sebagainya.

18
19
DAFTAR PUSTAKA

Hull, David dan Derek I. Johnston. 2016. Dasar – Dasar Pediatri Ed. 3. Jakarta: EGC

Kumar,dkk. 2015. Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease Ed. 9. Canada:
ELSEVIER
Leifer, Gloria. 2014. Introduction to Maternity and Pdiatric Nursing Ed.7. Saunders:
ELSEVIER
Perhimpunan dokter spesialis kardiovaskular Indonesia. 2016. Panduan Praktik Klinis (PPK)
dan Clinical Pathway (CP) Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Ed.1.
Bowden, Vicky .R, dan Cindy Smith. 2010. Children and Their Families ‘The Continuum of
Care”2nd edition. Philadephia : Worlters Kluwer Lippincott William & Wilkins
Hockenberry dan Wilson. 2015. Wong’s Nursing Care of Infants and Childrren 10th Ed.
Canada: ELSEVIER MOSBY
Irwanto, Fredi Heru, dkk. 2017. Penutupan Defek Septum Ventrikel Secara Transtorakalis
Minimal Invasif dengan Panduan Transesophageal Echocardiography (TEE).
Palembang: Jurnal Anestesi Perioperatif e-ISSN 2338-8463.
Wahab, A. Samik. 2009. Kardiologi Anak: Penyakit Jantung Kongenital yang Tidak Sianotik.
Jakarta: EGC
Rubenstein, David, dkk. 2003. Lecture Notes: Kedokteran Klinis Ed. 6. Jakarta: Penerbin
Erlangga
Gray, Huon H., dkk. 2002. Lecture Notes: Kadiologi Ed. 4. Jakarta: Penerbit Erlangga

Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem

Kardiovaskular. Jakarta: Penerbit Salemba Medika

https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/hipertensi-tekanan-darah-tinggi/faktor-risiko-
hipertensi-pulmonal/amp/ diakses Senin, 20 Agustus 2018 pukul 23: 21 WIB

https://www.alodokter.com/hipertensi-pulmonal diakses Senin, 20 Agustus 2018 pukul 23:51


WIB

https://www.alodokter.com/komunitas/topic/sesak-nafas-dan-pengap-pada-dada diakses

20
Selasa, 21 Agustus 2018 pukul 00:03 WIB

https://www.sridianti.com/pengaruh-karbon-dioksida-dalam-aliran-darah.html diakses Selasa,


21 Agustus 2018 pukul 00:12 WIB
https://www.alodokter.com/mri-dapat-membantu-identifikasi-penyakit diakses Selasa, 21
Agustus 2018 pukul 09:25 WIB

21

Anda mungkin juga menyukai