POPULASI DEKOMPOSER

Aisa Nazihah*, dan Alifianur Azmi, Alfiyanti sholihah, Farhan Wahyu Febrian, Inneztia Amanda
Asriyanti, Jilan Nuriah Hasanati, Nabila Nuraini Hasri, Thias Bulan Nur Andini
Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

*Corresponding author: aisanazihah71@gmail.com

ABSTRACT
Microoorganism and fauna activity in decomposing soil substances is called decomposers The purpose of this
practice is to know the physical chemical factors of the soil, and to know the diversity of earthworms. The
practice location of the decomposer population is in the open environment around the Syarif Hidayatullah
UIN Integrated Laboratory Center (PLT) in Jakarta, each plot of which is 50x50 cm in size. The number of
decomposers in the environment is 7 individuals from 2 different species. This is influenced by physical
factors of soil pH, soil temperature, soil moisture, and light intensity. There are various kinds of macrofauna
species that can be found, including the types of worms from each soil layer. Epigeic worms that live on the
ground, endogeic that live at a depth of about 45 cm, and anecigeics that live in the soil and secretions at the
surface of the soil.

Keywords: decomposers, physical factors of soil macrofauna, worms,.

ABSTRAK
Aktivitas mikrooorganisme dan fauna tanah dalam menguraikan zat pada tanah disebut dengan dekomposer
Tujuan dari pratikum ini adalah mengetahui faktor-faktor kimia fisik tanah, dan mengetahui keanekaragaman
cacing tanah. Lokasi pratikum populasi dekomposer ini berada di lingkungan terbuka di sekitar Pusat
Laboratorium Terpadu (PLT) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, masing-masing lokasi dibuat petak dengan
ukuran 50x50 cm. Jumlah populasi dekomposer pada lingkungan adalah 7 individu dari 2 spesies berbeda.
Hal ini dipengaruhi oleh faktor fisik pH tanah, suhu tanah, kelembaban tanah, dan intensitas cahaya. Ada
berbagai macam species makrofauna yang dapat ditemukan, termasuk tipe-tipe cacing dari tiap lapisan tanah.
Cacing epigeik yang hidup di permukaan tanah, endogeik yang hidup di kedalaman sekitar 45 cm, dan
anecigeik yang hidup dalam tanah dan sekresi di permukaan tanah.
Kata kunci: cacing, dekomposer, faktor fisik makrofauna tanah,

PENDAHULUAN Sedangkan proses terlarutnya material

kemudian terurai oleh mikrooorganisme
Menurut fungsinya, semua dan fauna tanah disebut dekomposisi.
makhluk hidup dalam suatu ekosistem Proses dekomposisi ini dikendalikan oleh
dapatdibedakan dalam tiga kelompok, tiga faktor utama yaitu sifat bahan
yaitu produsen, konsumen, dan organik atau kualitas bahan baku, kondisi
dekomposer(Istamar Syamsuri, 2000). fisik dan kimia lingkungan seperti
Dekomposer termasuk bagian penting temperatur, kelembaban, pH, unsur
dalam ekosistem. Aktivitas mineral dan potensi redoks, serta
mikrooorganisme dan fauna tanah disebut komposisi organisme tanah (Wibawa,
dengan decomposer (Wijayanti, 2019). 2010).
Salah satu bagian penting dari dicerminkan oleh komposisi, dinamika
jaring makanan adalah dekomposer, populasi dan aktivitas lain invertebrata .
makhluk hidup yang memakan sisa-sisa Dekomposer (terkadang disebut
organisme lain yangtelah mati. proses detritivor) mencakup berbagai fauna
dekomposisi secara tidak langsung dapat seperti serangga dan cacing tanah, namun
1
tahapan terakhir prosespenguraianitu
dilaksanakan oleh fungi mikroskopik dan
bakteri. Fauna pada ekosistem tanah
terdiri atas makro fauna dan mikro fauna.
Makro fauna tanah meliputi : herbivora
seperti annelida (cacing tanah) ,milusca
(bekicot), crustaceae, chilopoda
(kelabang), diplolopoda (kaki seribu), dan
insect (serangga) serta karnivora meliputi
arachnida (laba-laba, kalajengking),
insect (belalang sembah), ular atnah dan
tikus tanah. Sedangkan mikro fauna tanah
meliputi protozoa dan rotifera.Makro
fauna tanah meningkatkan agregasi tanah,
yang merupakan campuran antara bahan-
bahan organic dengan tanah.,sehingga
mempermudah akar-akar tanaman untuk
tubuh dengan baik. (lud,2005)
Cacing tanah merupkan salah satu
makrofauna tanah yang rentan terhadap
perubahan lingkungan yang buruk. Maka
dari itu cacing di gunakan untuk
bioindikator tanah. Keanekaragaman
cacing tanah pada suatu habitat dapat
dipengaruhi oleh kondisi fisik kimia dan
habitat tersebut. Cacing tanah membantu
proses humifikasi, memperbaiki aerasi
tanah, mencampur material organik dan
menstabilkan pH tanah. ( Qudratullah,
2016). Ada 3 kelompk cacing tanah
berdasarkan tipe ekologi yaitu epigeik,
anesik dan endogeik. Spesies epigeik
merupakan cacing yang hidupnya di
lapisan organik atau permukaan tanah.
Spesies anesik terdapat pada permukaan
dan dibawa masuk kesegala lapisan profil
tanah. Spesies endogeik merupakan
cacing yang hidup di dalam tanah
(Agustina, 2016).
Praktikum ini bertujuan untuk
mengetahui factor kimia fisisk tanah dan
mengetahui keanekaragaman cacing
tanah.
1
METODE PENELITIAN
Praktikum Populasi Dekomposer
ini dilaksanakan pada hari Rabu , 27
Maret 2019. Lokasi pratikum populasi
dekompuser ini berada di lingkungan di
sekitar Pusat Laboratorium Terpadu
(PLT) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Alat-alat yang digunakan antara
lain wheatermeter, soil moisture tester,
lux meter, termometer tanah, roll meter,
sekop, sprayer, alcohol, dan plastik zip.
Bahan yang digunakan adalah aquadest
dan larutan detergen atau sabun
pembersih.
Hal pertama yang dilakukan pada
praktikum ini adalah menggali tanah
berukuran 50x50 cm dengan
menggunakan sekop. Sebelum dilakukan
penggalian tanah, dibersihkan terlebih
dahulu permukaan tanah yang diamati
dari sampah atau batu-batuan. Setelah itu
diukur faktor kimia fisiknya seperti pH
tanah, kelembaban tanah, suhu tanah,
intensitas cahaya, dan kecepatan angin
menggunakan soil moisture tester,
thermometer tanah, lux meter, dan
anemometer.
Detergen atau sabun yang akan
digunakan, dilarutkan dengan air dan
dimasukkan ke dalam botol spray.
Kemudian larutan detergen disemprotkan
ke permukaan tanah dan didiamkan
selama 1-5 menit, setelah itu
dikumpulkan jenis cacing atau hewan
yang ada di permukaan. Dilanjutkan lagi
proses penggalian hingga kedalaman 50
cm dan dikumpulkan lagi jenis hewan
yang terdapat di dalam tanah. Hewan
yang telah terkumpul dimasukkan ke
dalam plastik zip menggunakan pinset,
kemudian diidentifikasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Praktikum populasi dekomposer
di lingkungan sekitar Pusat Laboratorium
Terpadu (PLT) UIN Syarif Hidayatullah.
Makrofauna yang ditemukan di tanah,
dipengaruhi oleh faktor kimia fisik tanah
seperti pH, kelembaban tanah, intensitas
cahaya, dan suhu tanah. Sehingga
diperoleh banyaknya individu dan species
sebagai berikut:

No Jenis Dekomposer Jumlah Individu

.
1. Cacing Merah (Ascaris lumbricoides L) 2
2. Cacing kecil (Lumbricus rubellus) 5
Table 1. Banyaknya Individu dan Spesies Fauna

Grafik 1. Keanekaragaman Cacing Tanah Berdasarkan Kedalaman Jenis

1
Grafik 2. Keanekaragaman Cacing Tanah Berdasarkan Kedalaman Jenis

Angin Suhu Kelembaban Tekanan Suhu pH Kelembaban Intensitas

(Ms) Udara Udara udara tanah Tanah Cahaya
(oC) (Rh %) ( Bar)
Fakto 0,9 31,4 65,3 1164 33oC 6,6 1,6 025
o
r Fisik C
Tabel 2. Faktor Fisik

Berdasarkan hasil pengmatan, mineral potensi redoks seerta komposisi

banyaknya jenis cacing yang didapat
sebanyak 2 jenis yaitu Ascaris
lumbricoides L. sebanyak individu dan
Lumbricus rubellus sebanyak 2 individu.
Total keseluruhan cacing yang ditemukan
dalam plot sebanyak 7 individu. Jumlah
individu dan spesies fauna tanah
bergantung paa faktor fisiknya. Cacing
tanah merupakan organisme yang
membantu dalam proses dekomposisi.
Dekomposisi pada kondisi lapang
merupakan proses yang sangat kompleks.
Proses dekomposisi ini dikendalikan oleh
tiga faktor utama yaitu sifat bahan
organik dan kualitas bahan baku, kondisi
fisik dan kimia lingkungan seperti
temperatur, kelembaban, pH, unsur
organisme tanah(Hanafiah, 2003). cacing
tanah tidak toleran terhadap asam
misalnya tidak akan ditemui atau sangat
rendah kepadatan populasinya pada tanah
yang asam.
keasaman tanah juga berpengaruh
terhadap makhluk hidup. Biasanya,
makhluk hidup memerlukan lingkungan
yang memiliki pH netral(Hanafiah,
2003).. Makhluk hidup tidak dapat hidup
di lingkungan yang terlalu asam atau
terlalu basa. Tidak sembarang tempat
dapat digunakan sebagai tenmpat tinggal
untuk suatu jenis mahkluk hidup. Tanah
berhumus seringkali bersifat asam.
Cacing tanah hidup di tempat yang
banyak humusnya.

1
 Kelembababan tanah juga
mempengaruhi faktor kehidupan pada
fauna tanah. Kelembaban tanah yang
normal adalah 6. Pada tanah yang
diamatai kelembaban tanah termasuk
kering yaitu 1,6 , sehingga berbengauh
kepada jumlah funa tanah. Fauna tanah
akan lebih banyak ditemukan pada tanah
yang lebih normal. kandungan air
tertinggi adalah pada tempat di bawah
vegetasi. Karena di bawah vegetasi, suhu,
intensitas cahaya rendah, sehingga proses
penguapan juga sangat sedikit .
banyaknya kandungan air berhubungan
erat dengan besarnya tegangan
air(moisture tention) dalam tanah.
(sarwono,2007).
KESIMPULAN
Keanekaragamancacing dibedakan
berdasarkan tempat hidupnya, antara lain
epigeik yakni cacing yang hidup di
permukaan tanah kurang dari 8 cm,
endogeik yakni cacing yang hidup di
dalam tanah kedalaman 45 cm, dan
anecigeik yakni cacing yang hidup di
dalam tanah dan sekresi di permukaan
tanah. Terdapat beberapa factor yang
berpengaruh makrofauna di dalam tanah
yaitu faktor kimia fisik tanah yang terdiri
atas pH tanah, kelembaban tanah, suhu
tanah, serta intensitas cahaya.
1
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Dian. 2016, Keanekaragaman
Cacing Tanah (Oligochaeta) pada
Tiga Tipe Habitat di Kecamatan
Pontianak Kota. Malang : UIN
Maulana Ibrahim
Hanafiah, Kemas Ali. 2003. Biologi
Tanah. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada
Lud, Waluyo.2005.Mikro Biologi
Lingkungan. Malang:UMM-Press
Qudratullah. 2016. Keanekaragaman
Cacing Tanah (Oligochaeta) pada
Tiga Tipe Habitat
di Kecamatan Pontianak Kota. Pontianak
: Universitas Tanjungpura
Rahmawati .2004. Studi Keanekaragaman
Mesofauna Tanah Di Kawasan
Hutan Wisata Alam Sibolangit.
http: library.usu.ac.id
Sarwono. 2007. Ilmu Tanah. Jakarta :
Akademi Pressindo
Wibawa,Bhima .2010. Populasi
Dekomposer.Riau
Wijayanti, Fahma .2019. Penuntun
Praktikum Ekologi Dasar. Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah
1