SUBINVOLUTION OF UTERUS
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
HAKI FK UNISMA “CRYSTAL” 2013
Disusun Oleh :
Nama : Hafizh Al-Amanah
Kasus : Subinvolution Of Uterus
Stase : Reproduksi
NIM : 2131210077
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat diseelesaikan pada waktunya. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas HAKI FK UNISMA “CRYSTAL” 2013 .Adapun makalah ini
mengenai Subinvolution Of Uterus.
Ucapan terimakasih kepada pihak – pihak yang telah mendukung dan memberikan
bimbingan dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada kakak pendamping stase
reproduksi yaitu kakak Lana Ayu Elisabeth, dan juga seluruh kakak kepanitian HAKI FK
UNISMA “CRYSTAL” 2013
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan karena faktor keterbatasan pengetahuan, maka saya dengan senang hati
menerima kritikan serta saran – saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
ini.
Dan harapan kami sebagai penyusun adalah semoga hasil dari penyusunan makalah ini
dapat dimanfaatkan bagi generasi mendatang, khususnya Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Unisma.
Akhir kata, melalui kesempatan ini penyusun makalah mengucapkan banyak
terima kasih.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
A. Pengertian ……………………………………………………….. 5
B. Etiologi ………………………………………………………….. 5
C. Patofisiologi …………………………………………………….. 6
D. Manifestasi Klinik ………………………………………………. 6
E. Diagnosa ………………………………………………………… 7
F. Cara Pemeriksaan ……………………………………………….. 7
G. Asuhan Keperawatan …………………………………………… 8
H. Klasifikasi ……………………………………………………… 10
I. Penata Laksanaan ………………………………………………. 12
J. Pencegahan ………………………………………………………12
A. Kesimpulan …………………………………………………….. 14
B. Saran ……………………………………………………………. 14
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Nifas merupakan proses alamiah yang dialami oleh seorang wanita setelah
persalinan, yang berlangsung kira-kira 6 minggu, yang dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil,
namun ada kalanya masa nifas tidak berjalan dengan normal dikarenakan sebab yang
abnormal seperti terjadinya sub involusi terkhususnya Rahim ibu, yang menyebabkan
kondisi ibu memburuk. Subinvolusi of uterus adalah terganggunya proses involusi
uterus pada ibu karena keabnormalan pasca nifas.
Banyak diantara wanita yang dalam masa nifas (kehamilan) itu kurang
memperhatikan kesehatan dari kehamilanya hanya memperhatikan pada bayi yang
dikandungnya, sehingga banyak terjadi kesalapahaman atau ke abnormalan pada ibu.
Dalam penelitianya apabila ibu hamil hal yang sangat diperhatikan adalah proses
kelancaran nya nifas, padahal dalam masa kandungan kesehatan ibu juga harus di
prioritaskan, bukan hanya pada kesehatan bayi yang dikandung sehingga sering terjadi
ke abnormalan pada proses persalinan pada ibu. Terkhususnya proses involusi Rahim.
Maka dari itu seorang dokter harus memahami tentang masa nifas baik
fisiologis maupun patologis, dan mengetahui sebab akibat, penatalaksanaan,
manifestasi klinisnya, klasifikasi penyakitnya, dan pencegahan bahkan mengetahui
penangan yang baik, sesuai klasifikasi sub involusi yang terjadi. Supaya seorang
dokter harus bisa lebih mengerti proses nifas bukan hanya pada kelahiran bayi tetapi
juga memproritaskan kesehatan ibu. Sehingga dapat memberikan asuhan dengan tepat
sesuai dengan standar asuhan kedokteran yang baik dan benar sesuai kode etik dan
aturan-aturan dalam kedokteran.
2. Rumusan Masalah
a. Apakah yang dimaksud dengan Subinvolution of uterus ?
b. Bagaimana ciri-ciri dan cara mendiagnosa Subinvolution of uterus ?
c. Bagaimana cara Mengatasi Subinvolution of uterus?
3. Tujuan Penulisan
a. Tujuan umum :
4
b. Tujuan khusus :
Untuk mengetahui pengertian, etiologi, patofisiologi, diagnosis, klasifikasi,
pencegahan, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada Subinvolusi Uterus.
4. Manfaat Penulisan
a. Mahasiswa
Diharapkan mahasisiwa kedokteran untuk mengerti dan memahami tentang
subinvolusi uterus sehingga dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan
pada ibu hamil yang mengalami permasalahan yang terkait terkhususnya
subinvolusi uterus dan juga memberikan pengalaman menyususn sebuah makalah
tentang menyikapi kasus dengan lengkap dan tersusun.
b. Masyarakat
Diharapkan masyarakat bisa mengerti dan memahami tentang subinvolusi
uterus sehingga menambah wawasan masyarakat mengenai permasalahan kasus
yang terkait, bisa mengantisipasi terjadinya permasalahan kasus yang terkait yaitu
subinvolusi uterus.
c. Tenaga Kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan mengerti dan memahami tentang subinvolusi
uterus sehingga dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan pada ibu hamil
atau pasien yang mengalami subinvolusi uterus.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
B. ETIOLOGI
j. Inflamasi
k. Terdapat sisa plasenta dan selaputnya
l. Terdapat bekuan darah
m. Mioma uteri
C. PATOFISIOLOGI
Kekurangan darah pada uterus. Kekurangan darah ini bukan hanya karena
kontraksi dan retraksi yang cukup lama, tetapi disebabkan oleh pengurangan aliran
darah yang pergi ke uterus di dalam perut ibu hamil, karena uterus harus membesar
menyesuaikan diri dengan pertumbuhan janin. Untuk memenuhi kebutuhannya, darah
banyak dialirkan keuterus dapat mengadakan hipertropi dan hiperplasi setelah bayi
dilahirkan tidak diperlukan lagi, maka pengaliran darah berkurang, kembali seperti
biasa. Demikian dengan adanya hal-hal tersebut uterus akan mengalami kekurangan
darah sehingga jaringan otot-otot uterus mengalami atrofi kembali ke ukuran semula.
D. MANIFESTASI KLINIS
E. DIAGNOSA
a. Anamnesa
Ibu mengatakan darah yang keluar dari vagina berbau menyengat dan ibu
merasa badannya panas.
b. Pemeriksaan fisik
1) Terlihat pucat
2) Suhu tubuh tinggi
3) Uterus tidak berkontraksi
4) Letak fundus uteri tetap tinggi atau penurunan fundus uteri lambat
F. CARA PEMERIKSAAN
a. Pemeriksaan penunjang
USG
Radiologi
Laboratorium (Hb.golongan darah, eritrosit, leukosit, trombosit,
hematokrit, CT, Blooding time)
b. Terapi
Pemberian Antibiotika
Pemberian Uterotonika
Pemberian Tansfusi
Dilakukan kerokan bila disebabkan karena tertinggalnya sisa – sisa
plasenta
8
G. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Identitas klien
Data diri klien meliputi nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, medical
record, dll.
2. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan ibu saat ini: pengeluaran lochia yang tetap berwarna
merah (dalam bentuk rubra dalam beberapa hari postpartum atau lebih dari 2 minggu
postpartum adanya leukore dan lochia berbau menyengat).
2) Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal kronik hemofilia,
mioma uteri, riwayat preeklamsia, trauma jalan lahir kegagalan kompresi pembuluh
darah, tempat implantasi plasenta retensi sisa plasenta.
3) Riwayat penyakit keluarga
Adanya riwayat keluarga yang pernah/sedang menderita hipertensi,
penyakit jantung dan preeklamsia, penyakit keturunan hemofilia dan penyakit
menular.
4) Riwayat obstetrik
Riwayat menstruasi meliputi: menarche, lamanya siklus, banyaknya,
baunya, keluhan waktu haid.
Riwayat perkawinan meliputi: usia kawin, kawin yang keberapa, usia
mulai hamil.
5) Riwayat hamil,persalinan dan nifas yang lalu
Riwayat hamil meliputi: waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada abortus.
Riwayat persalinan meliputi: Tuanya kehamilan, cara persalinan, penolong,
tempat bersalin, adakah kesulitan dalam persalinan, anak lahir hidup/mati, BB &
panjang anak waktu lahir.
Riwayat nifas meliputi: Keadaan lochia,apakah ada perdarahan, ASI
cukup/tidak, kondisi ibu saat nifas, tinggi fundus uteri dan kontraksi.
9
3. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan umum
Keadaan umum ibu
Tanda-tanda vital meliputi: suhu, nadi, tekanan darah, pernafasan.
Kulit: dingin, berkeringat, pucat, capilary refil memanjang, kering, hangat,
kemerahan.
Kandung kemih : distensi, produksi urin menurun/berkurang.
b. Pemeriksaan khusus
Uterus
Meliputi: tinggi fundus uteri dan posisinya serta konsistensinya.
Lochia
Meliputi: warna, banyaknya dan baunya.
Perineum
Diobservasi untuk melihat apakah ada tanda infeksi dan luka jahitan
Vulva
Dilihat apakah ada edema atau tidak
Payudara
Dilihat kondisi aerola,konsistensi dan kolostrum
10
H. KLASIFIKASI
2. Subinvolusi Ligamen
Yaitu kegagalan ligamen dan diafragma pelvis fasia kembali seperti sedia kala
Tanda dan Gejala
- Ligamentum rotundum masih kendor
- Ligamen, fasia dan jaringan alat penunjang serta alat genitalia masih kendor.
Penyebab
- Sering melahirkan
- Faktor umur
- Ligamen , fasia dan jaringan penunjang serta alat genitalia sudah berkurang
elastisitasnya.
3. Subinvolusi Serviks
Kegagalan serviks berubah kebentuk semula seperti sebelum hamil
Tanda dan Gejala
- Konsistensi serviks lembek
- Perdarahan
Penyebab
- Multi paritas
- Terjadi ruptur saat persalinan
- Lemahnya elastisitas serviks
11
4. Subinvolusi Lochea
Yaitu tidak ada perubahan pada konsistensi lochea. Seharusnya lochea berubah
secara normal sesuai dengan fase dan lamanya postpartum.
Tanda dan gejala
- Perdarahan tidak sesuai dengan fase
- Darah berbau menyengat
- Perdarahan
- Demam, menggigil
Penyebab
- Bekuan darah pada serviks
- Uterus tidak berkontraksi
- Posisi ibu telentang sehingga menghambat darah nifas untuk keluar
- Tidak mobilisasi
- Robekan jalan lahir
- Infeksi
5. Subinvolusi Vulva Vagina
Tidak kembalinya bentuk dan konsistensi vulva dan vagina seperti semula
setelah beberapa hari postpartus.
Tanda gejala
- vulva dan vagina kemerahan
- terlihat oedem
- konsistensi lembek
Penyebab
- Elastisitas vulva dan vagina lemah
- Infeksi
- Terjadi robekan vulva dan vagina saat partus
- Ekstrasi cunam
6. Subinvolusi Perinium
Tidak ada perubahan perineum setelah beberapa hari persalinan.
Tanda dan Gejala
- Perineum terlihat kemerahan
- Konsistensi lembek
- Udem
12
Penyebab
- Tonus otot perineum sudah lemah
- kurangnya elastisitas perineum
- infeksi
I. PENATALAKSANAAN
J. PENCEGAHAN
BAB III
PEMBAHASAN
A. Mapping
Proses Nifas
B. Keterangan
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Nifas merupakan proses alamiah yang dialami seorang wanita setelah
persalinan, yang berlangsung kira-kira 6 minggu, yang dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil,
namun ada kalanya masa nifas tidak berjalan dengan normal dikarenakan sebab yang
abnormal seperti terjadinya sub involusi, yang menyebabkan kondisi ibu memburuk.
Sub involusi adalah kegagalan uterus untuk mengikuti pola normal
involusi/proses involusi rahim tidak berjalan sebagaimana mestinya,sehingga proses
pengecilan uterus terhambat.
Maka dari itu seorang dokter harus memahami tentang masa nifas baik
fisiologis maupun patologis, dan mengetahui sebab akibat, penatalaksanaan,
manifestasi klinisnya, klasifikasi penyakitnya, dan pencegahan bahkan mengetahui
penangan yang baik, sesuai klasifikasi sub involusi yang terjadi. Supaya seorang
dokter harus bisa lebih mengerti proses nifas bukan hanya pada kelahiran bayi tetapi
juga memproritaskan kesehatan ibu. Sehingga dapat memberikan asuhan dengan tepat
sesuai dengan standar asuhan kedokteran yang baik dan benar sesuai kode etik dan
aturan-aturan dalam kedokteran.
B. SARAN
Seorang dokter ataupun bidan harus memahami tentang masa nifas baik
fisiologis maupun patologis sehingga dapat memberikan asuhan kebidanan dengan
tepat sesuai dengan standar asuhan kebidanan sehingga diharapkan akan meurunkan
angka kematian ibu. Dan semua bisa terjamin bukan hanya kesehatan bayi tapi dari
ibunya juga aman.
15
DAFTAR PUSTAKA