TUGAS MID
ENDAPAN MINERAL
OLEH
RIKA YUSTIKA
R1C115069
KENDARI
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Hampir 71% permukaan bumi tertutupi oleh air. Terdapat 1,4 triliun
kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi akan tetapi ketersediaan air
masih saja kurang, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti semakin
meningkatnya penggunaan air bersih oleh masyarakat, menipisnya ketersediaan
air bersih yang dikarenakan oleh kekeringan, sebagian besar air terdapat di laut
(air asin), serta terjadinya pencemaran air sehingga tidak dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan air sehari-hari.
Salah satu sumber air yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari adalah air tanah. Air tanah ini digunakan oleh manusia untuk minum,
mandi, memasak, mencuci, ataupuan memenuhi kebutuhan lainnya. Oleh karena
itu, air tanah yang ada harus dijaga dengan baik. Akan tetapi pada masa kini,
ketersediaan air tanah mulai berkurang, ditambah lagi banyaknya sumber air
tanah yang sudah mulai tercemar oleh zat-zat berbahaya sehingga tidak dapat
digunakan.
Perubahan sifat- sifat air itu bisa dijadikan penanda atau ciri- ciri
pencemaran air tanah yang meliputi :
Perubahan fisis – Terjadinya perubahan pada air yang bisa kita lihat dan
rasakan langsung menggunakan panca indera, seperti berubahnya tingkat
kejernihan air, berubahnya suhu air tanah, serta berubahnya warna &
rasa air tanah.
Perubahan kimia – Berubahnya pH (tingkat keasaman) dan susunan zat
kimia yang terkandung di dalam air tanah.
Perubahan biologi – Munculnya bakteri- bakteri berbahaya di dala air
1.2 Rumusan Masalah
Selain air sungai dan air hujan, air tanah mempunyai peranan yang sangat
penting, terutama dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku
air untuk kepentingan rumah tangga (domestik) maupun untuk kepentingan
industri. Kebanyakan orang menganggap air tanah sebagai sebuah danau atau
sungai yang mengalir di bawah tanah. Padahal, kondisi ini benar hanya pada
kasus dimana suatu daerah yang memiliki gua dibawah tanah.
Secara umum air tanah akan mengalir sangat perlahan melalui suatu
celah yang sangat kecil dan atau melalui butiran antar batuan. Batuan yang
mampu menyimpan dan mengalirkan air tanah ini kita sebut dengan akuifer
(Rachmat F. Lubis, 2006). Undang Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber
Daya Air mendefinisikan air tanah sebagai air yang terdapat dalam lapisan tanah
atau batuan di bawah permukaan tanah. Sedangkan menurut para ahli, air tanah
didefinisikan sebagai berikut :
Air tanah adalah segala bentuk aliran air hujan yang mengalir di bawah
permukaan tanah sebagai akibat struktur perlapisan geologi, beda
potensi kelembaban tanah, dan gaya gravitasi bumi. Air bawah
permukaan tersebut biasa dikenal dengan air tanah (Asdak, 2002).
Air tanah adalah sejumlah air di bawah permukaan bumi yang dapat
dikumpulkan dengan sumur-sumur, terowongan atau sistem drainase
atau dengan pemompaan. Dapat juga disebut aliran yang secara alami
mengalir ke permukaan tanah melalui pancaran atau rembesan (Bouwer,
1978; Freeze dan Cherry, 1979; Kodoatie, 1996).
Air tanah adalah air yang tersimpan pada lajur jenuh, yang kemudian
bergerak sebagai aliran melalui batuan dan lapisan-lapisan tanah yang
ada di bumi sampai air tersebut keluar sebagai mata air, atau terkumpul
masuk ke kolam, danau, sungai, dan laut (Fetter, 1994). Batas atas lajur
jenuh air disebut dengan muka air tanah (water table).
Air tanah adalah air yang menempati rongga-rongga dalam lapisan
geologi. Lapisan tanah yang terletak di bawah permukaan tanah
dinamakan lajur jenuh (saturated zone), dan lajur tidak jenuh terletak di
atas lajur jenuh sampai ke permukaan tanah, yang rongga-rongganya
berisi air dan udara (Soemarto, 1989).
Keberadaan air tanah sangat tergantung pada sifat lapisan batuan yang ada
dibawahnya. Lapisan batuan yang mudah dilalui oleh air, minyak, dan gas disebut
lapisan permiabel, terdiri dari batuan lepas-lepas, seperti kerikil atau pasir.
Permeabilitas ini tergantung dari jenis tanah.Lapisan ini juga disebut lapisan
akuifer. Akuifer dapat dibedakan menjadi empat tipe, yaitu :
1. Akuifer tidak tertekan, batas atasnya adalah muka air tanah. Kedalaman
dan bentuk muka air tanah sangat tergantung pada keadaan air di
permukaan tanah, luas daerah tangkapan air, debit air, dan banyaknya
sumur.
2. Lapisan akuifer tertekan, sering disebut juga akuifer artesis, yakni suatu
lapisan air tanah yang terletak diantara dua lapisan kedap air.
3. Akuifer setempat, merupakan lapisan air yang lokasinya setempat-
setempat mengikuti lapisan kedap air yang keberadaannya juga setempat
setempat.
4. Akuifer semi tertekan, merupakan akuifer yang dibatasi oleh lapisan yang
agak tembus air.
Secara alamiah, tinggi permukaan air tanah akan naik turun (berfluktuasi),
namun tetap dalam keadaan seimbang. Fluktuasi permukaan air tanah terjadi
karena:
Lapisan batuan yang tidak dapat dilalui oleh air disebut lapisan impermeabel
atau lapisan kedap air yang terdiri dari tanah bertekstur lempung. Adanya lapisan
batuan yang berbeda ini mengakibatkan perbedaan daya tampung lapisan
batuan terhadap air.
Input alami dari air tanah adalah serapan dari perairan permukaan, terutama
wilayah tangkapan air hujan. Sedangkan output alaminya adalah mata air dan
serapan menuju lautan.
Air tanah ini berasal dari air hujan, dan terdapat pada lapisan tanah yang tidak
jenuh.Air dari danau, sungai, dan lelehan salju termasuk dalam air meteorik yang
perasal dari pengendapan secara tidak langsung. Sementara sebagian besar air
hujan atau air lelehan dari salju dan es mencapai laut melalui aliran permukaan,
sebagian besar dari air meteorik merembes ke dalam tanah. Air yang sudah
terinfiltasi akan mengalir ke lapisan tanah jenuh dan menjadi bagian dari air
tanah di akuifer.
Air tanah ini berasal dari air yang terperangkap dalam rongga-rongga batuan
endapan, sejak pengendapan tersebut terjadi. Termasuk juga air yang
terperangkap pada rongga-rongga
Air ini berasal dari dalam bumi (magma). Air ini bukan dari atmosfer atau air
permukaan, tetapi berasal dari magma yang berupa gas (H 2O) tang masuk ke
bagian pori-pori bumi bagian dalam.
Air tanah yang berada pada lapisan kulit bumi yang poreus (sarang). Lapisan air
tersebut berada di atas lapisan yang tidak tembus air (pejal/kedap) atau di antara
dua lapisan yang tidak tembus air.
Air artesis ini dinamakan juga air tekanan (pressure water). Air tersebut
berada di antara dua lapisan batuan yang kedap (tidak tembus) air
sehingga dapat menyebabkan air tersebut dalam keadaan tertekan. Jika
air tanah ini memeroleh jalan keluar baik secara disengaja atau tidak,
akan keluar dengan kekuatan besar ke permukaan bumi dan terjadilah
sumber air artesis.
Air tanah dalam adalah air tanah yang terletak di antara dua lapisan kedap air,
seperti air yang berasal dari pegunungan. Umunya air ini terletak pada lapisan
akuifer dengan jumlah air yang relatif besar. jika tekanan air sangat besar
Air dengan kandungan zat besi tinggi akan menyebabkan air berwarna kuning.
Pertama keluar dari kran, air nampak jernih namun setelah beberapa saat air
akan berubah warna menjadi kuning. Hal ini disebabkan karena air yang berasal
dari sumber air sebelum keluar dari kran berada dalam bentuk ion Fe 2+, setelah
keluar dari kran Fe2+ akan teroksidasi menjadi Fe3+ yang berwarna kuning.
Air kuning permanen
Air kuning permanen biasanya terdapat di daerah bakau dan tanah gambut yang
kaya akan kandungan senyawa organik. Berbeda dengan kuning akibat kadar besi
tinggi, air kuning permanen ini sudah berwarna kuning saat pertama keluar dari
kran sampai beberapa saat kemudian didiamkan akan tetap berwarna kuning.
tanah.
Konverensi Air
Terakhir, konverensi air telah menjadi kunci untuk meningkatkan suplai air
bersama dengan peningkatan manajemen kebutuhan. Konservasi air dapat
dilakukan dengan cara:
1. Meningkatkan pemanfaatan air permukaan dan air tanah.
2. Meningkatkan efisien air irigasi.
3. Menjaga kualitas air sesuai dengan peruntukannya.
Pemakaian Air
Pemakaian air dapat dihitung pada beerapa tingkat berdasarkan sistem atau
jaringan yang digunakan untuk mendistribusikan air dari sumber sampai ke
pengguna. Untuk sistem irigasi sawah atau ladang, tingkat pemakaian air dapat
dihitung pada tingkat petak sawah atau ladang, pintu tersier, pintu sekunder, dan
pada pintu primer. Pada tingkat petak sawah atau ladang.
Kualitas Air
Air di alam sangat jarang ditemukan dalam keadaan murni. Sekalipun air
hujan, meskipun awalnya murni, telah mengalami reaksi dengan gas-gas di udara
dalam perjalannya turun ke bumi dan selanjutnya terkontaminasi selama mengalir
di atas permukaan bumi dan dalam tanah. Kualitas air menyatakan tingkat
kesesuaian air terhadap penggunaan tertentu dalam memenuhi kebutuhan hidup
manusia, mulai dari air untuk memenuhi kebutuhan langsung yaitu air minum,
mandi dan cuci, air irigasi atau pertanian, peternakan, perikanan, rekreasi dan
transportasi. Kualitas air mencakup tiga karakteristik, yaitu fisik, kimia, dan
biologi.
Istilah pencemaran air atau polusi air dapat dipersepsikan berbeda oleh satu
orang dengan orang lainnya mengikat banyak pustaka acuan yang merumuskan
definisi istilah tersebut, baik dalam kamus atau buku teks ilmiah. Pengertian
pencemaran air juga didefinisikan dalam peraturan pemerintah, sebagai turunan
dari pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-
undang. Dalam praktek oprasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah
ditunjukan secara utuh, melainkan sebagai pencemaran dari komponen-komponen
lingkungan hidup, seperti pencemaran air, pencemaran air laut, pencemaran air
tanah, dan pencemaran udara. Dengan demikian, definisi pencemaran air mengacu
pada definisi lingkungan hidup yang ditetapkan dalan UU tentang lingkungan
hidup yaitu UU No.23/1997. “Pencemaran air adalah masuknya atau
dimasukannya mahluk hidup, zat, atau energy dan atau komponen lain kedalam
air oleh kegiatan manusia sehimgga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu
yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya” (Pasal
1, angka 2).
Bila air tanah dangkal dan air tanah dalam diambil secara berlebihan,
maka sumber air tanah akan berkurang. Akibatnya, terjadi penuruan tanah
(amblesan) dan penerobosan air asin ke dalamair tanah (intrusi air asin) untuk
daerah pesisir. Terjadinya intrusi air laut menyebabkan penyediaan air bersih
terganggu karena air tawar tercampur dengan air laut. Upaya untuk
membersihkannya kembalai memerlukan waktu bertahun-tahuan. Oleh karena
itu, berbagai cara harus dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan
terjadinya intrusi air laut.
Batas antara air tawar dan air asin di dalam air tanah disebut interface.
Interface ini kan bergerak sesuai dengan keseimbangan antara air tawar dan air
asin. Pengambilan air tanah yang berlebihan di daerah pantai akan menyebabkan
garis interface bergerak ke arah daratan atau air asin mendesak air tawar
sehingga air asin akan masuk ke dalam sumur-sumur di daerah pantai.
Jumlah fenomena pencemaran air ini saat ini sudah terjadi dimana saja dan
sudah dalam masa yang kritis karena mungkin hampir separuh perairan di bumi
mengalami pencemaran. Hal ini membuat peraturan mengenai pencemaran ini
memerlukan tindakan evaluasi kebijakan baik bagi korporasi besar, maupun hingga
tahap individu. Hal ini sangatlah penting mengingat bahwa banyak kasus penularan
penyakit terjadi melalui air dan sudah menyebabkan banyak korban jiwa.
Pencemaran bisa terjadi pada air permukaan (surface water) dan air
tanah (groundwater). Kebanyakan pencemaran air tanah disebabkan oleh bahan
pencemar yang bersifat cairan misalnya limbah industri. Ketepatan pengecekan
kualitas air untuk menentukan tercemar atau tidaknya dapat dilakukan dengan
cara pemeriksaan secara laboratorium . Untuk mengetahui apakah suatu air
terpolusi atau tidak, diperlukan pengujian untuk menentukan sifat-sifat air
sehingga dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan dari batasan-batasan
polusi air. Sifat-sifat air yang umum diuji dan dapat digunakan untuk
menentukan tingkat polusi air misalnya : nilai pH, keasaman dan alkalinitas,
suhu, warna, bau dan rasa, jumlah padatan, nilai BOD/COD, pencemaran
mikroorganisme patogen, kandungan minyak, dan kandungan logam berat
(Purwanto, 2003).
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal. Salah satunya
penyebab pencemaran air adalah aktivitas manusia yang menciptakan limbah
(sampah) pemukiman atau limbah rumah tangga. Limbah pemukiman
mengandung limbah domestik yang berupa sampah organik dan sampah
anorganik serta deterjen. Sampah organik yaitu sampah yang dapat diuraikan
atau dibusukkan oleh bakteri contoh: sisa sayuran, buah-buahan, dan daun-
daunan. Sampah anorganik ini tidak dapat diuraikan oleh bakteri (non
biodegrable) contoh: kertas, plastik, gelas atau kaca, kain, kayu-kayuan, logam,
karet, dan kulit. Selain sampah organik dan anorganik, deterjen merupakan
limbah pemukiman yang paling potensial mencemari air. Kenyatannya pada saat
ini hampir semua rumah tangga menggunakan deterjen.
Penyebab lainnya juga berasal dari limbah industri. Industri
membuang berbagai macam polutan ke dalam air antara lain: logam berat,
toksin,minyak, nutrien, dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal,
terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi
oksigen dalam air.
Pencemaran yang tidak disebabkan oleh sifat racun dari bahan-bahan
pencemar adalah :
Banyak manfaat air tanah bagi kehidupan makhluk hidup. Bukan hanya manusia
yang memanfaatkan air tanah, tetapi juga tumbuhan dan hewan. Bagi manusia
air tanah biasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari, misalnya
untuk mandi, air minum, dan sebagainya. Air tanah merupakan sumber air
minum utama bagi masyarakat Indonesia. Tumbuhan juga sangat memerlukan
air tanah, karena air tinggal di dalam tanah, dan tumbuhan sangat bergantung
pada air tanah.
Hewan tertentu juga tergantung pada air tanah. Tak sedikit hewan yang hidup
dalam tanah, yang kelangsungan hidupnya tak lepas dari peran air tanah.
Berkurangnya air tanah menyebabkan banyak tanah kekeringan, sehingga
tanaman tidak dapat tumbuh, dan banyak hewan yang hidup di dalam tanah
akan mati. Selain itu manusia juga kesulitan mencari air untuk kebutuhan
hidupnya, terutama untuk minum memasak, mandi, dan mencuci. Oleh karena
itu kita harus menjaga air tanah agar tetap lestari dan tidak tercemar oleh bahan-
bahan kimia seperti minyak, bensin, oli, dan lain sebagainya. Manfaat air tanah
antara lain sebagai berikut :
Kebutuhan rumah tangga, yaitu untuk mandi, mencuci, memasak, dan air
minum.
Irigasi, yaitu sumber air bagi pertanian, misalnya sumur bordi daerah Indramayu,
Jawa Barat.
Perindustrian, yaitu dimanfaatkan sebagai sumber air industri,misalnya industri
tekstil dimanfaatkan untuk pencelupan, industri kulit untuk membersihkan kulit,
dan lain-lain.
Merupakan bagian yang penting dalam siklus hidrologi, menyediakan
kebutuhatan air bagi hewan dan tumbuh-tumbuhan, dan merupakan persediaan
air bersih secara alami.
Di salah satu pedukuhan kecil kawasan karst Gombong Selatan, sungai bawah
tanah digunakan sebagai sumber pembangkit listrik dengan distribusi
pembagian jumlah daya yang mereka kelola sendiri. Meskipun di Kecamatannya
sendiri belum teraliri listrik dari PLN.
Sebagai laboratorium alam, sungai bawah tanah memiliki biota, sistem hidrologi
dan unsur lain yang spesifik. Berbagai ilmu yang menyangkut biota, gua beserta
lingkungannya, genesa gua dan lain sebagainya terdapat satu unifikasi ilmu yaitu
speleologi.
Untuk wisata umum, di Kalimantan Selatan ada dua buah gua yang dapat
dilayari yang mulai dikembangkan sebagai objek wisata.
Wisata minat khusus, untuk penggemar kegiatanalam bebas (caving, cave diving,
black water rafting). Berbagai macam kondisi yang multi komplek cukup
menantang untuk penggemar kegiatan alam bebas. Saat ini perkembangan
kegiatan caving dan kegiatan alam lain yang berhubungan banyak dilakukan di
Indonesia maupun di luar negeri.
Pencemaran air bersumber dari limbah, baik darat, udara, maupun dari
aktivitas yang berlangsung di perairan itu sendiri. Secara terperinci sumber
pencemaran di perairan sebagai berikut :
1. Air hujan mengalirkan limbah dari daratan seperti limbah rumah tangga,
pertanian, industri dan lain-lain ke sungai, danau atau laut.
2. Air buangan dari kota-kota dan daerah industri melalui saluran
pembuangan.
3. Bahan-bahan pencemar melalui udara seperti debu, asam-asam organik
dan anorganik, dan lain-lain
1. Warna kekuningan akan muncul jika air tercemar chromium dan materi
organik. Jika air berwarna merah kekuningan, itu menandakan adanya
cemaran besi. Sementara pengaruh lumpur akan memberi warna merah
kecoklatan.
4. Air tanah yang rasanya seperti air sabun menunjukkan adanya cemaran
alkali. Sumbernya bisa berupa natrium bikarbonat, maupun bahan
pencuci yang lain misalnya detergen
5. Bau yang tercium dalam air tanah juga menunjukkan adanya
pencemaran. Apapun baunya, itu sudah menunjukkan bahwa air tanah
tidak layak untuk dikonsumsi
1. Sampah anorganik
Penyebab pertama dari percemaran air tanah adalah sampah anorganik. Sampah
anorganik ini bisa berwujud sampah plastik, kaleng dan sterofoam yang
menumpuk di atas tanah atau tertimbun di dalam tanah. Ketika turun hujan, air
hujan akan meresap ke dalam tanah. Resepan air hujan tersebut membawa serta
zat- zat pencemar yang berasal dari sampah organik dan pada akhirnya
menyebabkan pencemaran air tanah. makin padatnya pemukiman manusia di
sepanjang tepi sungai mengakibatkan sungai menjadi tempat untuk membuang
sampah dan kotoran, yang mana kita ketahui kadang – kadang kotoran dan juga
limbah lainnya bisa merembes melalui tanah dan dampaknya dapat mencemari
air tanah bahkan sumur yang digunakan sebagai sumber untuk minum, mencuci,
Sebagian penduduk dan nelayan ada yang menggunakan tuba (racun dari
tumbuhan atau potas (racun)untuk menangkap ikan tangkapan, melainkan juga
semua biota air. Racun tersebut tidak hanya hewan-hewan dewasa, tetapi juga
hewan-hewan yang masih kecil. Dengan demikian racun yang disebarkan akan
memusnahkan jenis makluk hidup yang ada didalamnya. Kegiatan penangkapan
ikan dengan cara tersebut mengakibatkan pencemaran di lingkungan perairan
dan menurunkan sumber daya perairan.
Salah satu penyebab terjadinya pencemaran air yaitu, tumpahan jutaan galon
minyak ke laut yang berasal dari kapal tanker besar. Minyak yang tumpah dan
menyebar membuat kehidupan laut dan tanaman laut menjadi sulit
mendapatkan sinar matahari dan udara untuk bernafas.
2. Sampah organik
Sampah organik bukannya tidak bisa menjadi penyebab pencemaran air tanah.
Secara logika, sampah organik mudah terurai dan dapat menjadi kompos alami
bagi tanah. Akan tetapi bagaimana jika sampah organik seperti sayuran dan
bahan makanan busuk lainnya tertimbun di dekat sumber air tanah dan butuh
waktu lama untuk terurai karena kondisi tanah lembab diguyur hujan. Sampah-
sampah organik itu akan semakin membusuk, mengeluarkan bau tak sedap dan
mengandung banyak bakteri. Bakteri- bakteri yang ada pada sampah organik
itulah yang bisa menyebabkan terjadinya pencemaran air tanah. (baca juga : Cara
Pemanfaatan Sampah)
3. Limbah cair
Salah satu penyebab utama pencemaran air adalah pembuangan limbah hasil
Industri. Pada umumnya sungai dan lautan merupakan tempat yang nyaman
untuk membuang limbah pabrik. Banyak zat beracun yang terdapat di dalam
limbah industri yang dibuang ke sungai dan sangat berbahaya bagi manusia
maupun makhluk hidup lainnya. Air yang sudah terkontaminasi limbah tersebut
sudah tidak layak untuk di gunakan.
Limbah cair beracun dapat berwujud air bekas mencuci pakaian, air sisa
pestisida, cairan berminyak atau bahkan cairan limbah industri yang
mengandung zat kimia beracun. Limbah industri seharusnya dikelola dengan
baik. Jika pihak pengelola lalai, misalnya tidak melapisi penampungan limbah cair
dengan bahan kedap air, maka limbah cair industri zat mengandung racun bisa
merembes ke dalam tanah. Jika rembesan limbah cair terbawa oleh air hujan
kemudian bermuara di sumber air tanah, maka kandungan beracun dari limbah
cair tersebut bisa menjadi penyebab pencemaran air tanah yang sangat
berbahaya bagi kesehatan manusia.
Limbah rumah tangga yang cair merupakan sumber pencemaran air. Dari limbah
rumah tangga cair dapat dijumpai berbagai bahan organik (misal sisa sayur, ikan,
nasi, minyak, lemek, air buangan manusia) yang terbawa air got/parit, kemudian
ikut aliran sungai. Adapula bahan-bahan anorganik seperti plastik, alumunium,
dan botol yang hanyut terbawa arus air. Sampah bertimbun, menyumbat saluran
air, dan mengakibatkan banjir. Bahan pencemar lain dari limbah rumah tangga
adalah pencemar biologis berupa bibit penyakit, bakteri, dan jamur. Bahan
organik yang larut dalam air akan mengalami penguraian dan pembusukan.
Akibatnya kadar oksigen dalam air turun dratis sehingga biota air akan mati. Jika
pencemaran bahan organik meningkat, kita dapat menemui cacing Tubifex
berwarna kemerahan bergerombol. Cacing ini merupakan petunjuk biologis
(bioindikator) parahnya pencemaran oleh bahan organik dari limbah
pemukiman. Dikota-kota, air got berwarna kehitaman dan mengeluarkan bau
yang menyengat. Didalam air got yang demikian tidak ada organisme hidup
kecuali bakteri dan jamur. Dibandingkan dengan limbah industri, limbah rumah
tangga di daerah perkotaan di Indonesia mencapai 60% dari seluruh limbah yang
ada. Ekskreta merupakan pembawa utama bagi penyakit bawaan air sepeti diare
berdarah, kolera, dan sebagainya. Kondisi yang berhubungan dengan tingkat
pencemaran koli-fekal yang tinggi adalah penyerapan koli-fekal dari sungai yang
tercemar koli-fekal karena arah aliran air dari sungai ke sistem air tanah,
kepadatan tangki septik dan resapan saluran limbah domestik (ekskreta) terbuka
pada segmen dengan arah aliran dari air tanah ke sungai. Kondisi bangunan fisik
beberapa sumur yang tidak baik menyebabkan pencemaran kolifekal secara
vertikal juga terjadi. Rendahnya pengetahuan dan kemauan masyarakat untuk
menjaga air tanah, menyebabkan kualitasnya semakin buruk.
Air tanah banyak tercemar limbah rumah tangga dan bakteri E-Coli
(Eschercia Coli). Bakteri E-Coli sering dijadikan indikator dari tercemarnya air
tanah dalam satu wilayah. Bakteri ini biasanya keluar bersama tinja. Jika masuk
saluran pencernaan melalui makanan atau minuman, bisa menimbulkan
gangguan kesehatan (tifus, kolera, hepatitis, diare). Oleh karena itu dalam
pembuangan limbah domestik di daerah permukiman sebaiknya dilakukan
pembuatan sistem jaringan pembuangan limbah yang dapat menampung dan
mengalirkan limbah tersebut secara baik dan benar, agar dapat mencegah
terjadinya kontak antara kotoran sebagai sumber penyakit dengan air yang
sangat diperlukan untuk keperluan hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kualitas
dan kuantitas air tanah pada daerah permukiman tersebut harus terjamin, agar
dapat digunakan untuk keperluan hidup sehari-hari sesuai dengan standar
kesehatan dan baku mutu kualitas air.
4. Air lindi
Penyebab selanjutnya dari percemaran air tanah adalah air lindi (baca : Jenis
Jenis Air). Diantara kita mungkin ada yang belum pernah mendengar tentang air
lindi. Air lindi merupakan salah satu jenis air yang berada di dalam lapisan tanah
dengan kedalam berkisar 2 meter dari permukaan tanah. Mengapa jenis air ini
berbahaya? Air lindi biasa digunakan sebagai open dumping di tempat
pembuangan akhir (TPA) sampah, sehingga sumber air tanah di sekitar TPA bisa
tercemar oleh amoniak, nitrit dan zat lain yang terkandung dalam air lindi. Air
tanah yang tercemar air lindi akan mengalami peningkatan suhu sehingga terjadi
percepatan reaksi kimia di dalam air. Tidak hanya perubahan suhu, air lindi juga
menyebabkan terjadinya perubahan warna dan bau air tanah.
Larutan bahan pencemar masuk ke dalam tanah yang berasal dari tempat
penampungan sampah. Biasanya terjadi saat air hujan turun sehingga
bahan tersebut merembes ke dalam tanah dan mencemari air.
Adanya rembesan dari saluran pembuangan rumah tangga. Seperti
rembesan kotoran dari septic tank yang dirancang tidak memenuhi
standar yang baik.
Limbah di sekitar rumah yang sudah lama mengendap dan tidak
ditanggulangi.
Limbah rumah tangga yang menggenang di atas tanah.
Penggunaan air tanah yang berlebihan tetapi tidak disertai proses
pengembalian air kembali ke dalam tanah; sehingga membuat
konsentrasi bahan pencemar larut ke dalam tanah semakin pekat.
Jenis-jenis bahan pencemaran air
Berbeda bahan yang mencemari tentu berbeda pula akibat
pencemarannya. Berikut ini adalah jenis jenis bahan pencemar air :
1) Berdasarkan jenis bahannya pencemaran air dibedakan menjadi :
Ø Bahan pencemar fisik, bahan pencemar fisik diantaranya adalah
sampah, lumpur, pasir, dan sebagainya.
Ø Bahan pencemar kimia , bahan pencemar kimia antara lain zat-zat
organik bisa berupa lemak, minyak, detergen, sabun, zat warna, karbohidrat,
protein maupun zat-zat anorganik (unsur bebas, logam berat, asam, basa, dan
garam) dan zat radioaktif.
Ø Bahan pencemar biologis, bahan pencemar biologis dapat dibagi
menjadi dua yaitu mikroorganisme patogen dan mikroorganisme yang
pertumbuhannya tidak terkendali (bloming ) karena eutrofikasi. Mikroorganisme
patogen terutama berasal dari tinja manusia. Ada 4 kelompok mokroorganisme
yang terkandung dalam tinja yaitu virus, bakteri, protozoa, dan cacing.
Mikroorganisme yang pertumbuhannya tidak terkendali antara lain adalah
fitoplankton, ganggang ,dan eceng gondok.
Berdasarkan mudah tidaknya terurai, berdasarkan mudah tidaknya
terurai secara biologis oleh bakteri yang ada di air, bahan pencemar
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu bahan pencemar yang mudah terurai
( biodegradable) dan bahan kimia yang sukar busuk (nonbiodegradable ). Bahan
pencemar yang mudah busuk misalnya karbohidrat, lemak, dan protein. Bahan
pencemar yang sukar busuk misalnya plastik, karet, kaca, kain, kayu, detergen
ABS, dan lain-lain. Lama pembusukan dapat bertahun-tahun.
Dampak yang terjadi pada lahan pertanian memiliki karakteristik tertentu dari
kontaminasi tanah. Kontaminan biasanya mengganggu metabolisme tanaman,
sering menyebabkan penurunan hasil panen. Ini memiliki efek sekunder pada
konservasi tanah, karena tanaman musiman tidak bisa melindungi tanah dari
erosi tanah. Beberapa kontaminan kimia memiliki masa degradasi yang panjang
dan dalam kasus lain bahan kimia turunan dapat terbentuk dari pembusukan
kontaminan tanah primer
Adapun dampak dari pencemaran air akan dijelaskan antara lain sebagai
berikut.
Limbah organik, seperti limbah rumah tangga, minyak, plastik, dan larutan
pembersih, merupakan penyebab kematian pada ikan maupun organisme lainnya.
Limbah organik akan mengalami degradasi dan dekomposisi oleh bakteri aerob
yang menggunakan oksigen dalam air. Dengan demikian, oksigen terlarut
(dissolve oxygen) dalam air lama-kelamaan akan berkurang. Dalam kondisi
tersebut, banyak ikan-ikan yang mati karena kekurangan oksigen dan hanya
beberapa organisme yang mampu hidup.
Polusi air yang berat dapat menyebabkan polutan meresap ke dalam air tanah
yang menjadi sumber air untuk kehidupan sehari-hari seperti mencuci, mandi,
memasak, dan untuk air minum. Air tanah yang sudah tercemar akan sulit sekali
untuk dikembalikan menjadi air bersih. Pengenceran dan penguraian polutan pada
air tanah sulit sekali karena airnya tidak mengalir dan tidak mengandung bakteri
pengurai yang aerob.
Limbah anorganik, seperti timbal (Pb), cadmium (Cd), amoniak, air raksa
(Hg), seng (Zn)dan fosfat dalam kadar yang tinggi dapat menyebabkan air tidak
baik untuk dikonsumsi, kematian ikan dan organisme air lainnya, bahkan
penurunan produksi pertanian. Dalam kadar yang rendah, limbah anorganik
seperti timbal, tidak akan menyebabkan kematian secara langsung pada organisme
air. Namun, akan terjadi akumulasi pada organisme. Akumulasi ini akan semakin
meningkat pada organisme pemangsa yang lebih besar. Peristiwa terakumulasinya
suatu zat kimia dalam tubuh organisme ini disebut bioaccumulation atau
bioconcentration. Adapun meningkatnya kandungan zat kimia pada konsumen
puncak melalui peristiwa rantai makanan dinamakan biological magnification
atau DDT (Dikloro Difenil Trikloretana) bersifat nonbiodegradabel (tidak dapat
terurai secara alamiah), karena itu jika dipergunakan dalam pemberantasan hama
DDT akan mengalami perpindahan melalui rantai makanan, akhirnya tertimbun
dalam tubuh konsumen terakhir. Makin tinggi tingkat trofi makin pekat kadar zat
pencemarnya. Hal ini disebut biomagnifiation (pemekatan hayati).
Polutan air yang berasal dari limbah rumah tangga, limbah pertanian, dan
limbah industri dapat berwujud padat dan cair, ada yang bersifat organik dan juga
yang anorganik. Sampah atau polutan organik merupakan polutan yang mudah
terurai. Polutan ini akan menyebabkan pendangkalan pada suatu perairan, karena
setelah diuraikan oleh mikroorganisme polutan tersebut akan mengendap dan
membentuk lapisan sedimen di dasar laut. Sampah anorganik merupakan sampah
atau polutan yang bersifat sulit terurai atau dapat terurai dalam jangka waktu yang
sangat lama. Penumpukan sampah anorganik akan menyebabkan banjir dan aliran
air akan terhalang karena lahan yang seharusnya untuk menampung air menjadi
penuh oleh sampah anorganik.
Gambar 1 Ledakan populasi enceng gondok akibat eutrofikasi
2. Gangguan Kesehatan
Air limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat mengandung bibit penyakit
(virus, bakteri , parasit dan jamur), vektor penyakit (sarang nyamuk, lalat, kecoa,
dan lain-lain), serta menimbulkan gangguan kesehatan. Sebagai contoh, limbah
rumah sakit dan limbah peternakan sangat berbahaya jika langsung dibuang ke
sungai, karena terdapat organisme seperti bakteri, virus dan parasit (protozoa,
cacing) pathogen dapat menjadi sumber penularan penyakit. Berikut ini
beberapa gangguan kesehatan yang ditimbulkan akibat pencemaran air serta
agen penyebabnya (Tabel 1).
Tabel 1 Gangguan kesehatan yang ditimbulkan akibat pencemaran air serta agen
penyebabnya
No Penyebab Penyakit
.
1. Virus
· Rota virus Diare pada anak
· Virus hepatitis A Hepatitis A
· Virus poliomyelitis poliomyelitis
2. Bakteri
· Vibrio cholerae Kolera
· E. coli Diare atau disentri
· Salmonella typhi Tifus abdominale
· Salmonella paratyphi Paratifus
· Shigella dysenteriae Disentri
3. Protozoa
· Entaamoeba histolytica Dysentri amoeba
· Balantidia coli Balantidiasis
· Giardia lamblia Giardiasis
4. Metazoa (parasit)
· Ascaris lumbricoides Ascariasis
· Clonorchis sinensis Clonorchiasis
· Diphyllobotrhium latum Dyphylobothriasis
· Tawenia Taeniasis
sagitnata/solium
· Schistosoma Schistosomiasis
5. Dikloro Difenil Trikloretana Merangsang pertumbuhan kanker
(DDT) dari sisa detergen dan (karsinogenik), gangguan ginjal dan
pestisida gangguan kelahiran.
3. Mengganggu pemandangan
Ada sebagian air limbah yang mengandung zat yang dapat diubah oleh bakteri
anaerob menjadi gas yang dapat merusak seperti H2S. Gas ini dapat
mempercepat proses perkaratan pada besi. Agar terhindar dari hal-hal di atas,
sebaiknya sebelum dibuang, air limbah harus diolah terlebih dahulu dan
memenuhi ketentuan Baku Mutu Air Limbah.
1. Remediasi
12
2. Bioremediasi
Lubang resapan biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal
ke dalam tanah sebagai metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi
genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Metode ini
dicetuskan oleh Dr. Kamir Raziudin Brata,[1][2] salah satu peneliti dari Departemen
Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Peningkatan daya resap air pada tanah dilakukan dengan membuat lubang pada
tanah dan menimbunnya dengan sampah organik untuk menghasilkan kompos.
Sampah organik yang ditimbunkan pada lubang ini kemudian dapat menghidupi
fauna tanah, yang seterusnya mampu menciptakan pori-pori di dalam tanah.
Teknologi sederhana ini kemudian disebut dengan nama biopori.
Penyerapan air
Kesehatan tanah
Biopori juga dapat meningkatkan aktivitas organisme dan mikroorganisme tanah
sehingga meningkatkan kesehatan tanah dan perakaran tumbuhan sekitar.
Organisme dan mikrorganisme tanah memiliki peran penting dalam ekologi
diantaranya sebagai detritivora dan pengikat nitrogen dari atmosfer. Pengikatan
nitrogen mampu meningkatkan kadar nitrogen tanah sehingga penggunaan
pupuk anorganik urea akan berkurang
Upaya Pencegahan
Pada dasarnya ada tiga cara yang dapat dilakukan dalam rangka pencegahan
pencemaran lingkungan, yaitu:
1. Secara Administratif
2. Secara Teknologis
Cara ini ditempuh dengan mewajibkan pabrik untuk memiliki unit pengolahan
limbah sendiri. Sebelum limbah pabrik dibuang ke lingkungan, pabrik wajib
mengolah limbah tersebut terlebih dahulu sehingga menjadi zat yang tidak
berbahaya bagi lingkungan. Hal yang paling sederhana adalah membuat biopori.
Biopori adalah metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi banjir
dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Metode ini dicetuskan
oleh Dr. Kamir R Brata, salah satu peneliti dari Institut Pertanian Bogor.
Peningkatan daya resap air pada tanah dilakukan dengan membuat lubang pada
tanah dan menimbunnya dengan sampah organikuntuk menghasilkan kompos.
Sampah organik yang ditimbunkan pada lubang ini kemudian dapat
menghidupi fauna tanah, yang seterusnya mampu menciptakan pori-pori di
dalam tanah.
Teknologi berbasis 3R yaitu Reduce, Recycle, dan Reuse pun dapat dilakukan.
Reduce artinya mengurangi, maksudnya masyarakat dihimbau untuk mengurangi
penggunaan air sehingga eksploitasi air tanah dapat diminimalisir, setelah
penggunaan air tanah dapat dikurangi, saatnya limbah hasil pembuangan
masyarakat diolah kembali dengan metoda recycle. Banyak cara yang dapat
dilakukan, salah satunya dengan membuat bak penampungan kemudian
dilakukan pemfilteran air. Setelah dinyatakan layak, air tersebut dapat digunakan
kemabali (reuse).
3. Secara Edukatif
Selain ketiga cara diatas, dapat dilakukan penanaman rumput vetiver. Rumpur
vertiver (Chrysopogon zizaniodes) digunakan sebagai alternative solusi. Selain
untuk mencegah erosi, vertiver juga dapat menyaring air berpolusi (seperti timah
hitam), perbaikan lahan, serta peningkatan kualitas air. Tinggi tanaman mencapai
dua meter, sedangkan akar yang vertikal tumbuh ke bawah mencapai hingga 4,5
meter dan berfungsi mengikat tanah.