Anda di halaman 1dari 53

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HALU OLEO

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

TUGAS MID
ENDAPAN MINERAL

“METODE GEOLISTRIK, METODE SELF POTENSIAL


DAN METODE SUSEPTIBILITAS MAGNETIK’’

OLEH

RIKA YUSTIKA
R1C115069

KENDARI
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Air merupakan aspek yang penting bagi kehidupan, terutama bagi


manusia. Selama ini kebutuhan manusia akan air sangatlah besar ,oleh sebab itu
air tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia. Mulai dari hal kecil, seperti air
minum untuk melepas dahaga hingga kincir air yang dimanfaatkan sebagai
penghasil energi listrik.

Hampir 71% permukaan bumi tertutupi oleh air. Terdapat 1,4 triliun
kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi akan tetapi ketersediaan air
masih saja kurang, hal ini disebabkan  oleh beberapa faktor, seperti semakin
meningkatnya penggunaan air bersih oleh masyarakat, menipisnya ketersediaan
air bersih yang dikarenakan oleh kekeringan, sebagian besar  air terdapat di laut
(air asin), serta terjadinya pencemaran air sehingga tidak dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan air sehari-hari.

Salah satu sumber air yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari adalah air tanah. Air tanah ini digunakan oleh manusia untuk minum,
mandi, memasak, mencuci, ataupuan memenuhi kebutuhan lainnya. Oleh karena
itu, air tanah yang ada harus dijaga dengan baik. Akan tetapi pada masa kini,
ketersediaan air tanah mulai berkurang, ditambah lagi banyaknya sumber air
tanah yang sudah mulai tercemar oleh zat-zat berbahaya sehingga tidak dapat
digunakan.

Air tanah adalah air yang tersimpan/ terperangkap di dalam lapisan


batuan yang mengalami pengisian/penambahan secara terus menerus oleh alam.
Kondisi suatu lapisan tanah membuat suatu pembagian zone air tanah menjadi
dua zone besar:

1. Zone air berudara (zone of aeration)


Zone ini adalah suatu lapisan tanah yang mengandung air yang masih
dapat kontak dengan udara. Pada zone ini terdapat tiga lapisan tanah,
yaitu lapisan air tanah permukaan, lapisan intermediate yang berisi air
gravitasi dan lapisan kapiler yang berisi air kapiler.

2. Zone air jenuh (zone of saturation)


Zone ini adalah suatu lapisan tanah yang mengandung air tanah yang
relatif tidak terhubung dengan udara luar dan lapisan tanahnya atau
aquifer bebas.

`Air tanah secara umum mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan


terutama dari segi bakteriologis seperti bebas dari bakteri patogen, dapat dipakai
tanpa pengolahan lebih lanjut, praktis dan ekonomis, lapisan tanah yang
menampung air biasanya merupakan tempat pengumpulan alami. Namun air
tanah juga bisa merugikan dari segi kimiawi seperti sering kali mengandung
banyak mineral-mineral seperti Fe, Mn, Ca, dan sebagainya.

Perubahan sifat- sifat air itu bisa dijadikan penanda atau ciri- ciri
pencemaran air tanah yang meliputi :

 Perubahan fisis – Terjadinya perubahan pada air yang bisa kita lihat dan
rasakan langsung menggunakan panca indera, seperti berubahnya tingkat
kejernihan air, berubahnya suhu air tanah, serta berubahnya warna &
rasa air tanah.
 Perubahan kimia – Berubahnya pH (tingkat keasaman) dan susunan zat
kimia yang terkandung di dalam air tanah.
 Perubahan biologi – Munculnya bakteri- bakteri berbahaya di dala air
1.2    Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan air tanah ?


2. Apa sajakah klasifikasi dari air tanah ?
3. Apa saja kandungan yang terdapat dalam air tanah?
4. Bagaimana cara memperoleh air tanah ?
5. Bagaimana cara mengenalisis air tanah ?
6. Apa yang dimaksud dengan pencemaran air tanah ?
7. Apa penyebab pencemaran air tanah ? serta apa dampaknya ?
8. Bagaimana cara menanggulangi dan mencegah pencemaran air tanah ?

1.3    Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya, maka tujuan


dari penulisan makalah ini antara lain :

1. Mengetahui pengertian air tanah


2. Mengetahui pentingnya ketersediaan air bersih
3. Meningkatkan kesadaran untuk menjaga kelestarian air tanah sebagai
sumber air bersih
4. Mengetahui mengenai pencemaran air tanah
5. Mengetahui penyebab, dampak, serta cara penanggulangan pencemaran
air tanah
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 AIR TANAH

2.1.1 Pengertian Air Tanah

Selain air sungai dan air hujan, air tanah mempunyai peranan yang sangat
penting, terutama dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku
air untuk kepentingan rumah tangga (domestik) maupun untuk kepentingan
industri. Kebanyakan orang menganggap air tanah sebagai sebuah danau atau
sungai yang mengalir di bawah tanah. Padahal, kondisi ini benar hanya pada
kasus dimana suatu daerah yang memiliki gua dibawah tanah.

Secara umum air tanah akan mengalir sangat perlahan melalui suatu
celah yang sangat kecil dan atau melalui butiran antar batuan. Batuan yang
mampu menyimpan dan mengalirkan air tanah ini kita sebut dengan akuifer
(Rachmat F. Lubis, 2006). Undang Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber
Daya Air mendefinisikan air tanah sebagai air yang terdapat dalam lapisan tanah
atau batuan di bawah permukaan tanah. Sedangkan menurut para ahli, air tanah
didefinisikan sebagai berikut :

 Air tanah adalah segala bentuk aliran air hujan yang mengalir di bawah
permukaan tanah sebagai akibat struktur perlapisan geologi, beda
potensi kelembaban tanah, dan gaya gravitasi bumi. Air bawah
permukaan tersebut biasa dikenal dengan air tanah (Asdak, 2002).
 Air tanah adalah sejumlah air di bawah permukaan bumi yang dapat
dikumpulkan dengan sumur-sumur, terowongan atau sistem drainase
atau dengan pemompaan. Dapat juga disebut aliran yang secara alami
mengalir ke permukaan tanah melalui pancaran atau rembesan (Bouwer,
1978; Freeze dan Cherry, 1979; Kodoatie, 1996).
 Air tanah adalah air yang tersimpan pada lajur jenuh, yang kemudian
bergerak sebagai aliran melalui batuan dan lapisan-lapisan tanah yang
ada di bumi sampai air tersebut keluar sebagai mata air, atau terkumpul
masuk ke kolam, danau, sungai, dan laut (Fetter, 1994). Batas atas lajur
jenuh air disebut dengan muka air tanah (water table).
 Air tanah adalah air yang menempati rongga-rongga dalam lapisan
geologi. Lapisan tanah yang terletak di bawah permukaan tanah
dinamakan lajur jenuh (saturated zone), dan lajur tidak jenuh terletak di
atas lajur jenuh sampai ke permukaan tanah, yang rongga-rongganya
berisi air dan udara (Soemarto, 1989).

Susunan Air Tanah

Keberadaan air tanah sangat tergantung pada sifat lapisan batuan yang ada
dibawahnya. Lapisan batuan yang mudah dilalui oleh air, minyak, dan gas disebut
lapisan permiabel, terdiri dari batuan lepas-lepas, seperti kerikil atau pasir.
Permeabilitas ini tergantung dari jenis tanah.Lapisan ini juga disebut lapisan
akuifer. Akuifer dapat dibedakan menjadi empat tipe, yaitu :

1. Akuifer tidak tertekan, batas atasnya adalah muka air tanah. Kedalaman
dan bentuk muka air tanah sangat tergantung pada keadaan air di
permukaan tanah, luas daerah tangkapan air, debit air, dan banyaknya
sumur.
2. Lapisan akuifer tertekan, sering disebut juga akuifer artesis, yakni suatu
lapisan air tanah yang terletak diantara dua lapisan kedap air.
3. Akuifer setempat, merupakan lapisan air yang lokasinya setempat-
setempat mengikuti lapisan kedap air yang keberadaannya juga setempat
setempat.
4. Akuifer semi tertekan, merupakan akuifer yang dibatasi oleh lapisan yang
agak tembus air.

Daerah-daerah yang banyak mengandung air tanah (akuifer) diantaranya


adalah dataran aluvial, daerah antargunung api, daerah kapur, dan daerah
delta/gosong pasir. Di daerah pantai, air tanah tawar banyak dijumpai pada
bekas beting pantai, air alam gosong pasir (natural levee). Lahan ini basanya
dignkan untuk areal pemukiman karena tersedia air tanah dangkal yang tawar.

Secara alamiah, tinggi permukaan air tanah akan naik turun (berfluktuasi),
namun tetap dalam keadaan seimbang. Fluktuasi permukaan air tanah terjadi
karena:

1. Adanya kegiatan penghambatan air tanah untuk konsumsi manusia


(rumah tangga), industri, dan pertanian
2. Adanya pergantian musim, sehingga pada musim hujan tinggi muka air
tanah mengalami kenaikan, tetapi pada musim kemarau cenderung
menurun secara bertahap.

Lapisan batuan yang tidak dapat dilalui oleh air disebut lapisan impermeabel
atau lapisan kedap air yang terdiri dari tanah bertekstur lempung. Adanya lapisan
batuan yang berbeda ini mengakibatkan perbedaan daya tampung lapisan
batuan terhadap air.

 Sistem perairan di bawah permukaan dapat disamakan dengan sistem


perairan permukaan dalam hal adanya input, output, dan penyimpanan.
Perbedaan yang paling mendasar adalah kecepatan dan kapasitasnya; air tanah
mengalir dengan kecepatan bervariasi, antara beberapa hari hingga ribuan tahun
untuk muncul kembali ke perairan permukaan dari wilayah tangkapan hujan, dan
air tanah memiliki kapasitas penyimpanan yang jauh lebih besar dari perairan
permukaan.

Input alami dari air tanah adalah serapan dari perairan permukaan, terutama
wilayah tangkapan air hujan. Sedangkan output alaminya adalah mata air dan
serapan menuju lautan.

Sumber-sumber Air Tanah

Berdasarkan jenisnya, air tanah dapat dikelompokkan ke dalam tujuh bagian,


yaitu sebagai berikut :

a)      Meteoric Water (Vadose Water)

  Air tanah ini berasal dari air hujan, dan terdapat pada lapisan tanah yang tidak
jenuh.Air dari danau, sungai, dan lelehan salju termasuk dalam air meteorik yang
perasal dari pengendapan secara tidak langsung. Sementara sebagian besar air
hujan atau air lelehan dari salju dan es mencapai laut melalui aliran permukaan,
sebagian besar dari air meteorik merembes ke dalam tanah. Air yang sudah
terinfiltasi akan mengalir ke lapisan tanah jenuh dan menjadi bagian dari air
tanah di akuifer.

a)      Connate Water (Air Tanah Tubir)

Air tanah ini berasal dari air yang terperangkap dalam rongga-rongga batuan
endapan, sejak pengendapan tersebut terjadi. Termasuk juga air yang
terperangkap pada rongga-rongga

batuan beku leleran (lelehan) ketika magma tersembur ke permukaan bumi.


Dapat berasal dari air laut atau air darat. Ait connate juga disebut air fosil. Air ini
memiliki salinitas yang tinggi dibandingkan dengan air daerah laut.
b)     Fossil Water (Air Fosil)
Air tanah ini berasal dari hasil pengendapan fosil-fosil, baik fosil tumbuhan
maupun fosil binatang.

c)     Juvenil Water (Air Magma)

Air ini berasal dari dalam bumi (magma). Air ini bukan dari atmosfer atau air
permukaan, tetapi berasal dari magma yang berupa gas (H 2O) tang masuk ke
bagian pori-pori bumi bagian dalam.

d)     Pelliculkar Water (Air Pelikular)

Air yang tersimpan dalam tanah karena tarikan molekul-molekul tanah.

e)     Phreatis Water (Air Freatis)

Air tanah yang berada pada lapisan kulit bumi yang poreus (sarang). Lapisan air 
tersebut berada di atas lapisan yang tidak tembus air (pejal/kedap) atau di antara
dua lapisan yang tidak tembus air.

f)      Artesian Water (Air Artesis)

Air artesis ini dinamakan juga air tekanan (pressure water). Air tersebut
berada di antara dua lapisan batuan yang kedap (tidak tembus) air
sehingga dapat menyebabkan air tersebut dalam keadaan tertekan. Jika
air tanah ini memeroleh jalan keluar baik secara disengaja atau tidak,
akan keluar dengan kekuatan besar ke permukaan bumi dan terjadilah
sumber air artesis.

Klasifikasi Air Tanah

1. Air Tanah Dangkal (air freatis)


Air tanah dangkal adalah air tanah yang terletak di atas lapisan kedap air dan
biasanya tidak begitu dalam. Air ini banyak dimanfaatkan unutk sumur galian.

2. Air Tanah Dalam (air artesis)

Air tanah dalam adalah air tanah yang terletak di antara dua lapisan kedap air,
seperti air yang berasal dari pegunungan. Umunya air ini terletak pada lapisan
akuifer dengan jumlah air yang relatif besar. jika tekanan air sangat besar

  Kandungan dalam Air Tanah

Air tanah memiliki kandungan mineral seperti kalium, kalsium, magnesium,


dan silika, meski dalam satuan ppm. Hal itu karena dalam perjalanannya, air
tanah menemui banyak bebatuan sehingga air mengikis bebatuan tersebut dan
melarutkannya. Selain yang disebutkan diatas, air tanah, khususnya untuk
pemakaian rumah tangga dan industri, di wilayah urban dan dataran rendah
memiliki kecenderungan untuk mengandung kadar besi atau asam organik tinggi.
Hal ini bisa diakibatkan dari kondisi geologis Indonesia yang secara alami
memiliki deposit Fe tinggi terutama di daerah lereng gunung atau diakibatkan
pula oleh aktivitas manusia. Sedangkan air dengan kandungan asam organik
tinggi bisa disebabkan oleh adanya lahan gambut atau daerah bakau yang kaya
akan kandungan senyawa organik. Ciri-ciri air yang mengandung kadar besi tinggi
atau kandungan senyawa organik tinggi bisa dilihat sebagai berikut :

 Air mengandung zat besi

Air dengan kandungan zat besi tinggi akan menyebabkan air berwarna kuning.
Pertama keluar dari kran, air nampak jernih namun setelah beberapa saat air
akan berubah warna menjadi kuning. Hal ini disebabkan karena air yang berasal
dari sumber air sebelum keluar dari kran berada dalam bentuk ion Fe 2+, setelah
keluar dari kran Fe2+ akan teroksidasi menjadi Fe3+ yang berwarna kuning.
 Air kuning permanen

Air kuning permanen biasanya terdapat di daerah bakau dan tanah gambut yang
kaya akan kandungan senyawa organik. Berbeda dengan kuning akibat kadar besi
tinggi, air kuning permanen ini sudah berwarna kuning saat pertama keluar dari
kran sampai beberapa saat kemudian didiamkan akan tetap berwarna kuning.

 tanah.

Konverensi Air

Konverensi air penting menjadi artinya bagi kelangsungan kehidupan suatu


bangsa, khususnya untuk daerah dimana terjadi defisat air tanah yaitu di daerah
kering (arid) dan semi kering (sub humid). Konservasi air ditunjukan tidak hanya
meningkatkan volume air tanah, tetapi juga meningkatkan efisiensi
penggunaannya, sekaligus memperbaiki kualitasnya sesuai dengan
peruntukannya. Konverensi air mempunyai efek berganda; diantaranya
mengurangi biaya kerugian akibat banjir, mengurangi pengelolaan air,
mengurangi ukuran pipa, dan lain sebagainya. Dalam kurun dua decade terakhir,
konverensi air telah menjadi kunci untuk meningkatkan suplai air bersama dengan
peningkatan manajemen kebutuhan.

Terakhir, konverensi air telah menjadi kunci untuk meningkatkan suplai air
bersama dengan peningkatan manajemen kebutuhan. Konservasi air dapat
dilakukan dengan cara:
1.    Meningkatkan pemanfaatan air permukaan dan air tanah.
2.    Meningkatkan efisien air irigasi.
3.    Menjaga kualitas air sesuai dengan peruntukannya.
Pemakaian Air

Pemakaian air dapat dihitung pada beerapa tingkat berdasarkan sistem atau
jaringan yang digunakan untuk mendistribusikan air dari sumber sampai ke
pengguna. Untuk sistem irigasi sawah atau ladang, tingkat pemakaian air dapat
dihitung pada tingkat petak sawah atau ladang, pintu tersier, pintu sekunder, dan
pada pintu primer. Pada tingkat petak sawah atau ladang.

Kualitas Air

Air di alam sangat jarang ditemukan dalam keadaan murni. Sekalipun air
hujan, meskipun awalnya murni, telah mengalami reaksi dengan gas-gas di udara
dalam perjalannya turun ke bumi dan selanjutnya terkontaminasi selama mengalir
di atas permukaan bumi dan dalam tanah. Kualitas air menyatakan tingkat
kesesuaian air terhadap penggunaan tertentu dalam memenuhi kebutuhan hidup
manusia, mulai dari air untuk memenuhi kebutuhan langsung yaitu air minum,
mandi dan cuci, air irigasi atau pertanian, peternakan, perikanan, rekreasi dan
transportasi. Kualitas air mencakup tiga karakteristik, yaitu fisik, kimia, dan
biologi.
Istilah pencemaran air atau polusi air dapat dipersepsikan berbeda oleh satu
orang dengan orang lainnya mengikat banyak pustaka acuan yang merumuskan
definisi istilah tersebut, baik dalam kamus atau buku teks ilmiah. Pengertian
pencemaran air juga didefinisikan dalam peraturan pemerintah, sebagai turunan
dari pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-
undang. Dalam praktek oprasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah
ditunjukan secara utuh, melainkan sebagai pencemaran dari komponen-komponen
lingkungan hidup, seperti pencemaran air, pencemaran air laut, pencemaran air
tanah, dan pencemaran udara. Dengan demikian, definisi pencemaran air mengacu
pada definisi lingkungan hidup yang ditetapkan dalan UU tentang lingkungan
hidup yaitu UU No.23/1997. “Pencemaran air adalah masuknya atau
dimasukannya mahluk hidup, zat, atau energy dan atau komponen lain kedalam
air oleh kegiatan manusia sehimgga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu
yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya” (Pasal
1, angka 2).

Sumber Pencemaran Air

Banyak penyebab sumber pencemaran air, tetapi secara umum dapat


dikategorikan menjadi dua (2) yaitu sumber kontaminan langsung dan tidak
langsung. Sumber langsung meliputi efluen yang luar dari industri, TPA sampah,
rumah tangga dan sebagainnya. Sumber tidak langsung adalah kontaminan yang
memasuki badan air dan tanah, air tanah atau atmosfir berupa hujan (Pencemaran
Lingonline, 2003). Pada dasarnya sumber pencemaran air berasal dari industri,
rumah tangga (Pemukiman) dan pertanian. Tanah dan air tanah mengandung sisa
dari aktivitas pertaniaan misalnya pupuk dan pestisida. Pengaruh bahan
pencemaran yang berupa gas, bahan terlarut, dan partikulat terhadap lingkungan
perairan dan kesehatan manusia dapat ditunjukan secara skematik.

Komponen Pencemaran Air


Saat ini hampir 10 juta zat kimia telah dikenal manusia, dari hampir 100.000
zat kimia telah digunakan secara komersial. Kebanyakan sisa zat kimia tersebut
dibuang ke badan air atau air tanah. Sebagai contoh adanya pestisida yang bisa di
gunakan di pertanian, industri atau rumah tangga, detergen yang bisa digunakan di
rumah tangga atau PCBS yang bias digunakan pada alat-alat elektronik. Menurut
Wardhana (1995), komponen pencemaran air yang berasal dari industri, rumah
tangga (pemukiman) dan pertanian dapat dikelompokan sebagai bahan buangan:
1.      Padat.
2.      Cairan berminyak.
3.      Organik dan olahan bahan makanan.
4.      Berupa panas.
5.      Zat kimia.
2.1.2 Masalah Pada Air Tanah

Seiring dengan pesatnya pembangunan yang dilakukan muncul beberapa


masalah lingkungan yang terkait dengan air tanah, yaitu semakin berkurangnya
sumber air tanah yang tersedia dan pencemaran air tanah pun semkain
meningkat. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya berkurangnya sumber
air tanah yaitu :

1. Pertumbuhan industri yang pesat di suatu kawasan disertai dengan


pertumbuhan pemukiman penduduk akan menimbulkan kecenderungan
kenaikan permintaan air tanah.
2. Pemakaian air beragam sehingga berbeda dalam kepentingan, maksud
serta cara memperoleh sumber air.
3. Perlu perubahan sikap sebagian besar masyarakat yang cenderung boros

dalam pengggunaan air tanah melalaikan unsurkonservasi.

Bila air tanah dangkal dan air tanah dalam diambil secara berlebihan,
maka sumber air tanah akan berkurang. Akibatnya, terjadi penuruan tanah
(amblesan) dan penerobosan air asin ke dalamair tanah (intrusi air asin) untuk
daerah pesisir. Terjadinya intrusi air laut menyebabkan penyediaan air bersih
terganggu karena air tawar tercampur dengan air laut. Upaya untuk
membersihkannya kembalai memerlukan waktu bertahun-tahuan. Oleh karena
itu, berbagai cara harus dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan
terjadinya intrusi air laut.

Batas antara air tawar dan air asin di dalam air tanah disebut interface.
Interface ini kan bergerak sesuai dengan keseimbangan antara air tawar dan air
asin. Pengambilan air tanah yang berlebihan di daerah pantai akan menyebabkan
garis interface bergerak ke arah daratan atau air asin mendesak air tawar
sehingga air asin akan masuk ke dalam sumur-sumur di daerah pantai.

2.1.3 Pengertian Pencemaran air tanah

Pencemaran air adalah masuknya atau di masukannya makhluk hidup,


zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga
kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkanya.
Menurut UU Republik Indonesia No 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan hidup yaitu;
masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen
lain ke dalam lingkungan hidup, oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak
dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Demikian pula dengan
lingkungan air yang dapat pula tercemar karena masuknya atau dimasukannya
mahluk hidup atau zat yang membahayakan bagi kesehatan. Air dikatakan
tercemar apabila kualitasnya turun sampai ke tingkat yang membahayakan
sehingga air tidak bisa digunakan sesuai peruntukannya.
Walaupun fenomena alam, seperti gunung meletus, pertumbuhan
ganggang, gulma yang sangat cepat, badai dan gempa bumi merupakan
penyebab utama perubahan kualitas air, namun fenomena tersebut tidak dapat
disalahkan sebagai penyebab pencemaran air. Pencemaran ini dapat disebabkan
oleh limbah industri, perumahan, pertanian, rumah tangga, industri, dan
penangkapan ikan dengan menggunakan racun. Polutan industri antara lain
polutan organik (limbah cair), polutan anorganik (padatan, logam berat), sisa
bahan bakar, tumpaham minyak tanah dan oli merupakan sumber utama
pencemaran air, terutama air tanah. Disamping itu penggundulan hutan, baik
untuk pembukaan lahan pertanian, perumahan dan konstruksi bangunan lainnya
mengakibatkan pencemaran air tanah.
Limbah rumah tangga seperti sampah organik (sisa-sisa makanan),
sampah anorganik (plastik, gelas, kaleng) serta bahan kimia (detergen, batu
batere) juga berperan besar dalam pencemaran air, baik air di permukaan
maupun air tanah. Polutan dalam air mencakup unsur-unsur kimia,
pathogen/bakteri dan perubahan sifat Fisika dan kimia dari air. Banyak unsur-
unsur kimia merupakan racun yang mencemari air.
Patogen/bakteri mengakibatkan pencemaran air sehingga menimbulkan penyakit
pada manusia dan binatang. Adapuan sifat fisika dan kimia air meliputi derajat
keasaman, konduktivitas listrik, suhu dan pertilisasi permukaan air. Di negara-
negara berkembang, seperti Indonesia, pencemaran air (air permukaan dan air
tanah) merupakan penyebab utama gangguan kesehatan manusia/penyakit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di seluruh dunia, lebih dari 14.000 orang
meninggal dunia setiap hari akibat penyakit yang ditimbulkan oleh pencemaran
air. Berdasarkan PP no 82 tahun 2001 pasal 8 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup, klasifikasi dan kriteria mutu air ditetapkan menjadi 4 kelas yaitu:
1.      Kelas 1 : yaitu air yang dapat digunakan untuk bahan baku air minum atau
peruntukan lainnya mempersyaratkan mutu air yang sama
2.      Kelas 2 : air yang dapat digunakan untuk prasarana/ sarana rekreasi air, budidaya
ikan air tawar, peternakan, dan pertanian
3.      Kelas 3 : air yang dapat digunakan untuk budidaya ikan air tawar, peternakan
dan pertanian
4.      Kelas 4 : air yang dapat digunakan untuk mengairi pertanaman/ pertanian
Upaya penanggulangan pencemaran air Pengendalian pencemaran air
adalah upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta pemulihan
kualitas air untuk menjamin agar sesuai dengan baku mutu air.Tujuan
pengelolaan limbah cair adalah untuk mengendalikan agar tidak terjadi
pencemaran air atau menghasilkan zero pollution ( tidak ada polutan dalam
air ).Pendekatan yang dilakukan dalam pengelolaan pencemaran air mencakup
pendekatan non teknis dan pendekatan teknis .Pendekatan non teknis yang
dimaksud adalah penerbitan peraturan sekaligus sosialisasi peraturan yang
digunakan sebagai landasan hukum bagi pengelola badan air maupun penghasil
limbah dalam mengendalikan limbah maupun mengelola limbahnya. Pendekatan
teknis berupa penyediaan / pengadaan sarana dan prasarana penanganan
limbah serta monitoring dan evaluasi.Yang di Atur dalam Peraturan Pengelolaan
Limbah Hal yang diatur antara lain adalah mengenai sistem penanganan limbah,
baku mutu efluen limbah, baku mutu badan air penerima, monitoring dan
evaluasi, pelaporan, dan sangsi, serta organisasi pengelola. Peraturan yang
digunakan sebagai landasan hukum bagi pengelola dalam pencemaaran air,
terutama yang bersangkutan baku mutu lingkungan.Pengelolaan Limbah Cair Di
Kota ,Sistem Penanganana Limbah Domestik, Limbah yang berasal dari rumah
tangga, bangunan kantor, bangunan sekolah, maupun bangunan lainnya pada
prinsipnya di lokalisasi agar tidak menyebar kemana-mana. Kita mengenal dua
cara penanganan limbah domestik di lingkungan perkotaan menurut lokasi
penempatan bak pengolahan limbah cair yaitu sistem penannganan limbah
setempat dan terpusat.

Jumlah fenomena pencemaran air ini saat ini sudah terjadi dimana saja dan
sudah dalam masa yang kritis karena mungkin hampir separuh perairan di bumi
mengalami pencemaran. Hal ini membuat peraturan mengenai pencemaran ini
memerlukan tindakan evaluasi kebijakan baik bagi korporasi besar, maupun hingga
tahap individu. Hal ini sangatlah penting mengingat bahwa banyak kasus penularan
penyakit terjadi melalui air dan sudah menyebabkan banyak korban jiwa.

Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,


zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga
kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu, yang menyebabkan air tidak
berfungsi sesuai dengan peruntukaannya. Pencemaran air banyak diakibatkan
oleh masuknya bahan pencemar berupa gas, bahan terlarut, maupun partikulat
yang menyebabkan air menjadi tidak lagi sesuai dengan kondisi alamiahnya.
Bahan pencemar yang memasuki badan perairan bisa masuk dengan berbagai
cara antara lain melalui tanah, atmosfer, limbah domestik, limbah industri dan
lain sebagainya (Effendi, 2003).

Pengertian Pencemaran air tanah menurut para ahli :

 Menurut Ardhana (1994), “Pencemaran Air adalah Pencemaran Limbah


Menjadi anaerobik sehingga air sungai busuk dan tidak sehat lagi bagi
pertumbuhan mickroorganisme flora dan fauna air itu, Lingkungan hidup
yang demikian ini sudah rusak dan tidak layak lagi bagi kebutuhan hidup
kita”.

 Michael (1990), “Pencemaran Air adalah Penyimpangan sifat-sifat air dari


keadaan normal, bukan dari kemurniannya. Banyak air tawar yang
tercemar berat oleh sisa-sisa pembuangan kotoran dan cairan
pembuangan limbah rumah tangga ke dalam sungai”.

 Menurut Solihin dan Darsati (1993), Pencemaran Air dapat


diklasifikasikan tiga tipe yaitu:
1. Pencemaran kimia berupa senyawa karbon dan senyawa anorganik.
2. Pencemaran fisika yang dapat berupa materi terapung dan materi
tersuspensi,
3. Pencemaran biologi yang dapat berupa mikroba phatogen, lumut dan
tumbuh-tumbuhan air.

Pencemaran bisa terjadi pada air permukaan (surface water) dan air
tanah (groundwater). Kebanyakan  pencemaran air tanah disebabkan oleh bahan
pencemar yang bersifat cairan misalnya limbah industri. Ketepatan pengecekan
kualitas air untuk menentukan tercemar atau tidaknya dapat dilakukan dengan
cara pemeriksaan secara laboratorium . Untuk mengetahui apakah suatu air
terpolusi atau tidak, diperlukan pengujian untuk menentukan sifat-sifat air
sehingga dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan dari batasan-batasan
polusi air. Sifat-sifat air yang umum diuji dan dapat digunakan untuk
menentukan tingkat polusi air misalnya :  nilai pH, keasaman dan alkalinitas,
suhu, warna, bau dan rasa, jumlah padatan, nilai BOD/COD, pencemaran
mikroorganisme patogen,  kandungan minyak, dan kandungan logam berat
(Purwanto, 2003).
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal. Salah satunya
penyebab pencemaran air adalah aktivitas manusia yang menciptakan limbah
(sampah) pemukiman atau limbah rumah tangga. Limbah pemukiman
mengandung limbah domestik yang berupa sampah organik dan sampah
anorganik serta deterjen. Sampah organik yaitu sampah yang dapat diuraikan
atau dibusukkan oleh bakteri contoh: sisa sayuran, buah-buahan, dan daun-
daunan.  Sampah anorganik ini tidak dapat diuraikan oleh bakteri (non
biodegrable) contoh:  kertas, plastik, gelas atau kaca, kain, kayu-kayuan, logam,
karet, dan kulit. Selain sampah organik dan anorganik, deterjen merupakan
limbah pemukiman yang paling potensial mencemari air. Kenyatannya pada saat
ini hampir semua rumah tangga menggunakan deterjen.
Penyebab lainnya juga berasal dari limbah industri. Industri
membuang berbagai macam polutan ke dalam air antara lain: logam berat,
toksin,minyak, nutrien, dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal,
terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi
oksigen dalam air.
Pencemaran yang tidak disebabkan oleh sifat racun dari bahan-bahan
pencemar adalah :

1. Kandungan lumpur yang meningkat di dalam air mengurangi jumlah


cahaya yang masuk yang diperlukan untuk berfotosintesis. Unsur hara
yang masuk berlebihan ke ekosistem perairan dapat menyebabkan
pertumbuhan yang sangat cepat dari algae atau tanaman air, sehingga
menyebabkan berkurangnya bentuk kehidupan lainnya seperti ikan dan
kerang-kerangan.
2. Buangan air panas meskipun tidak langsung membunuh biota air, dapat
merubah kondisi dari lingkungan hidupnya. Akibatnya, satu jenis akan
tumbuh dan berkembang lebih cepat sedang yang lain justru dapat
terhambat. Kelakuan ikan yang selalu berpindah (migration) dapat
berubah disebabkan adanya perubahan suhu yang relatif cepat pada jarak
yang pendek.
3. Lumpur erosi sebagai akibat pengelolaan tanah yang kurang baik  dapat
diendapkan di pantai-pantai dan mematikan kehidupan karang atau
merusak tempat berpijak biota perairan.
4. Senyawa organik di dalam proses penguraiannya dapat mengambil zat
asam dari air terlalu banyak, sehingga membahayakan kehidupan di
tempat itu.
Air sungai yang mengalir berlebihan ke perairan pantai dapat membentuk lapisan
yang menghalangi pertukaran massa air dengan lapisan air yang lebih subur dari
bawah. 2.1.7 Cara penanggulangan Pencemaran Air TanahManfaat Air Tanah

Banyak manfaat air tanah bagi kehidupan makhluk hidup. Bukan hanya manusia
yang memanfaatkan air tanah, tetapi juga tumbuhan dan hewan. Bagi manusia
air tanah biasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari, misalnya
untuk mandi, air minum, dan sebagainya. Air tanah merupakan sumber air
minum utama bagi masyarakat Indonesia. Tumbuhan juga sangat memerlukan
air tanah, karena air tinggal di dalam tanah, dan tumbuhan sangat bergantung
pada air tanah.

Hewan tertentu juga tergantung pada air tanah. Tak sedikit hewan yang hidup
dalam tanah, yang kelangsungan hidupnya tak lepas dari peran air tanah.
Berkurangnya air tanah menyebabkan banyak tanah kekeringan, sehingga
tanaman tidak dapat tumbuh, dan banyak hewan yang hidup di dalam tanah
akan mati. Selain itu manusia juga kesulitan mencari air untuk kebutuhan
hidupnya, terutama untuk minum memasak, mandi, dan mencuci. Oleh karena
itu kita harus menjaga air tanah agar tetap lestari dan tidak tercemar oleh bahan-
bahan kimia seperti minyak, bensin, oli, dan lain sebagainya. Manfaat air tanah
antara lain sebagai berikut :

 Kebutuhan rumah tangga, yaitu untuk mandi, mencuci, memasak, dan air
minum.
 Irigasi, yaitu sumber air bagi pertanian, misalnya sumur bordi daerah Indramayu,
Jawa Barat.
 Perindustrian, yaitu dimanfaatkan sebagai sumber air industri,misalnya industri
tekstil dimanfaatkan untuk pencelupan, industri kulit untuk membersihkan kulit,
dan lain-lain.
 Merupakan bagian yang penting dalam siklus hidrologi, menyediakan
kebutuhatan air bagi hewan dan tumbuh-tumbuhan, dan merupakan persediaan
air bersih secara alami.
 Di salah satu pedukuhan kecil kawasan karst Gombong Selatan, sungai bawah
tanah digunakan sebagai sumber pembangkit listrik dengan distribusi
pembagian jumlah daya yang mereka kelola sendiri. Meskipun di Kecamatannya
sendiri belum teraliri listrik dari PLN.
 Sebagai laboratorium alam, sungai bawah tanah memiliki biota, sistem hidrologi
dan unsur lain yang spesifik. Berbagai ilmu yang menyangkut biota, gua beserta
lingkungannya, genesa gua dan lain sebagainya terdapat satu unifikasi ilmu yaitu
speleologi.
 Untuk wisata umum, di Kalimantan Selatan ada dua buah gua yang dapat
dilayari yang mulai dikembangkan sebagai objek wisata.
 Wisata minat khusus, untuk penggemar kegiatanalam bebas (caving, cave diving,
black water rafting). Berbagai macam kondisi yang multi komplek cukup
menantang untuk penggemar kegiatan alam bebas. Saat ini perkembangan
kegiatan caving dan kegiatan alam lain yang berhubungan banyak dilakukan di
Indonesia maupun di luar negeri.

2.1.4 Sumber-sumber  Pencemaran Air

Pencemaran air bersumber dari limbah, baik darat, udara, maupun dari
aktivitas yang berlangsung di perairan itu sendiri. Secara terperinci sumber
pencemaran di perairan sebagai berikut :

1. Air hujan mengalirkan limbah dari daratan seperti limbah rumah tangga,
pertanian, industri dan lain-lain ke sungai, danau atau laut.
2. Air buangan dari kota-kota dan daerah industri melalui saluran
pembuangan.
3. Bahan-bahan pencemar melalui udara seperti debu, asam-asam organik
dan anorganik, dan lain-lain

Adapun Sifat air yang tercemar adalah sebagai berikut :

1. Warna kekuningan akan muncul jika air tercemar chromium dan materi
organik. Jika air berwarna merah kekuningan, itu menandakan adanya
cemaran besi. Sementara pengaruh lumpur akan memberi warna merah
kecoklatan. 

2. Kekeruhan, merupakan tanda bahwa air tanah telah tercemar seperti


adanya lumpur, tanah liat dan berbagai mikroorganisme seperti plankton
maupun partikel lainnya bisa menyebabkan air berubah menjadi keruh.
3. Polutan berupa mineral akan menyebabkan air tanah memiliki rasa
tertentu. Jika terasa pahit, pemicunya bisa berupa besi, alumunium,
mangan, sulfat maupun kapur dalam jumlah besar

4. Air tanah yang rasanya seperti air sabun menunjukkan adanya cemaran
alkali. Sumbernya bisa berupa natrium bikarbonat, maupun bahan
pencuci yang lain misalnya detergen
5. Bau yang tercium dalam air tanah juga menunjukkan adanya
pencemaran. Apapun baunya, itu sudah menunjukkan bahwa air tanah
tidak layak untuk dikonsumsi

2.1.5 Penyebab Pencemaran Air Tanah

Banyak penyebab sumber pencemaran air, tetapi secara umum dapat


dikategorikan menjadi dua (2) yaitu sumber kontaminan langsung dan tidak
langsung. Sumber langsung meliputi efluen yang luar dari industri, TPA sampah,
rumah tangga dan sebagainnya. Sumber tidak langsung adalah kontaminan yang
memasuki badan air dan tanah, air tanah atau atmosfir berupa hujan
(Pencemaran Lingonline, 2003). Pada dasarnya sumber pencemaran air berasal
dari industri, rumah tangga (Pemukiman) dan pertanian. Tanah dan air tanah
mengandung sisa dari aktivitas pertaniaan misalnya pupuk dan pestisida.
Pengaruh bahan pencemaran yang berupa gas, bahan terlarut, dan partikulat
terhadap lingkungan perairan dan kesehatan manusia dapat ditunjukan secara
skematik.
Berikut adalah uraian dari contoh- contoh polutan penyebab pencemaran
air tanah :

1. Sampah anorganik

Penyebab pertama dari percemaran air tanah adalah sampah anorganik. Sampah
anorganik ini bisa berwujud sampah plastik, kaleng dan sterofoam yang
menumpuk di atas tanah atau tertimbun di dalam tanah. Ketika turun hujan, air
hujan akan meresap ke dalam tanah. Resepan air hujan tersebut membawa serta
zat- zat pencemar yang berasal dari sampah organik dan pada akhirnya
menyebabkan pencemaran air tanah. makin padatnya pemukiman manusia di
sepanjang tepi sungai mengakibatkan sungai menjadi tempat untuk membuang
sampah dan kotoran, yang mana kita ketahui kadang – kadang kotoran dan juga
limbah lainnya bisa merembes melalui tanah dan dampaknya dapat mencemari
air tanah bahkan sumur yang digunakan sebagai sumber untuk minum, mencuci,

mandi dan sebagainya.


a).  Limbah Industri

Adanya sebagian industri yang membuang limbahnya ke air. Macam


polutan yang dihasilkan tergantung pada jenis industri. Mungkin berupa polutan
organik (berbau busuk), polutan anorganik (berbuaih, berwarna), atau mungkin
berupa polutan yang mengandung asam belerang (berbau busuk), atau berupa
suhu (air menjadi panas). Pemerintah menetapkan tata aturan untuk
mengendalikan pencemara air oleh limbah industri. Misalnya, limbah industri
harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai agar tidak terjadi
pencemaran. Dilaut, sering terjadi kebocoran tangker minyak karena
bertabrakan dengan kapal lain. Minyak yang ada di dalam kapal tumpah
menggenangi lautan dalam jarak ratusan kilometer. Ikan, terumbu karang,
burung laut, dan hewan-hewan laut banyak yang mati karenanya. Untuk
mengatasinya, polutan dibatasi dengan pipa mengapung agar tidak tersebar,
kemudian permukaan polutan ditaburi dengan zat yang dapat menguraikan
minyak.
Gambar 2.1.5.1 industri yang membuang limbahnya ke sungai

d). Penangkapan Ikan Menggunakan racun

Sebagian penduduk dan nelayan ada yang menggunakan tuba (racun dari
tumbuhan atau potas (racun)untuk menangkap ikan tangkapan, melainkan juga
semua biota air. Racun tersebut tidak hanya hewan-hewan dewasa, tetapi juga
hewan-hewan yang masih kecil. Dengan demikian racun yang disebarkan akan
memusnahkan jenis makluk hidup yang ada didalamnya. Kegiatan penangkapan
ikan dengan cara tersebut mengakibatkan pencemaran di lingkungan perairan
dan menurunkan sumber daya perairan.

e). Tumpahan Minyak

Salah satu penyebab terjadinya pencemaran air yaitu, tumpahan jutaan galon
minyak ke laut yang berasal dari kapal tanker besar. Minyak yang tumpah dan
menyebar membuat kehidupan laut dan tanaman laut menjadi sulit
mendapatkan sinar matahari dan udara untuk bernafas.
2. Sampah organik

Sampah organik bukannya tidak bisa menjadi penyebab pencemaran air tanah.
Secara logika, sampah organik mudah terurai dan dapat menjadi kompos alami
bagi tanah. Akan tetapi bagaimana jika sampah organik seperti sayuran dan
bahan makanan busuk lainnya tertimbun di dekat sumber air tanah dan butuh
waktu lama untuk terurai karena kondisi tanah lembab diguyur hujan. Sampah-
sampah organik itu akan semakin membusuk, mengeluarkan bau tak sedap dan
mengandung banyak bakteri. Bakteri- bakteri yang ada pada sampah organik
itulah yang bisa menyebabkan terjadinya pencemaran air tanah. (baca juga : Cara
Pemanfaatan Sampah)
3. Limbah cair

Salah satu penyebab utama pencemaran air adalah pembuangan limbah hasil
Industri. Pada umumnya sungai dan lautan merupakan tempat yang nyaman
untuk membuang limbah pabrik. Banyak zat beracun yang terdapat di dalam
limbah industri yang dibuang ke sungai dan sangat berbahaya bagi manusia
maupun makhluk hidup lainnya. Air yang sudah terkontaminasi limbah tersebut
sudah tidak layak untuk di gunakan.

Limbah cair beracun dapat berwujud air bekas mencuci pakaian, air sisa
pestisida, cairan berminyak atau bahkan cairan limbah industri yang
mengandung zat kimia beracun. Limbah industri seharusnya dikelola dengan
baik. Jika pihak pengelola lalai, misalnya tidak melapisi penampungan limbah cair
dengan bahan kedap air, maka limbah cair industri zat mengandung racun bisa
merembes ke dalam tanah. Jika rembesan limbah cair terbawa oleh air hujan
kemudian bermuara di sumber air tanah, maka kandungan beracun dari limbah
cair tersebut bisa menjadi penyebab pencemaran air tanah yang sangat
berbahaya bagi kesehatan manusia.

a). Limbah Pertanian

Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk


organik. Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati
kemudian dimakan hewan atau manusia orang yang memakannya akan
keracunan. Untuk mencegahnya, upayakan agar memilih insektisida yang
berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat
biodegradabel (dapat terurai oleh mikroba) dan melakukan penyemprotan sesuai
dengan aturan. Jangan membuang sisa obet ke sungai. Sedangkan pupuk organik
yang larut dalam air dapat menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi). Karena air
kaya nutrisi, ganggang dan tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal yang
demikian akan mengancam kelestarian bendungan. bemdungan akan cepat
dangkal dan biota air akan mati karenanya.

Gambar 2.1.5.2. Danau yang mengalami Eutrofikasi

b).  Limbah Rumah Tangga

Limbah rumah tangga yang cair merupakan sumber pencemaran air. Dari limbah
rumah tangga cair dapat dijumpai berbagai bahan organik (misal sisa sayur, ikan,
nasi, minyak, lemek, air buangan manusia) yang terbawa air got/parit, kemudian
ikut aliran sungai. Adapula bahan-bahan anorganik seperti plastik, alumunium,
dan botol yang hanyut terbawa arus air. Sampah bertimbun, menyumbat saluran
air, dan mengakibatkan banjir. Bahan pencemar lain dari limbah rumah tangga
adalah pencemar biologis berupa bibit penyakit, bakteri, dan jamur. Bahan
organik yang larut dalam air akan mengalami penguraian dan pembusukan.
Akibatnya kadar oksigen dalam air turun dratis sehingga biota air akan mati. Jika
pencemaran bahan organik meningkat, kita dapat menemui cacing Tubifex
berwarna kemerahan bergerombol. Cacing ini merupakan petunjuk biologis
(bioindikator) parahnya pencemaran oleh bahan organik dari limbah
pemukiman. Dikota-kota, air got berwarna kehitaman dan mengeluarkan bau
yang menyengat. Didalam air got yang demikian tidak ada organisme hidup
kecuali bakteri dan jamur. Dibandingkan dengan limbah industri, limbah rumah
tangga di daerah perkotaan di Indonesia mencapai 60% dari seluruh limbah yang
ada. Ekskreta merupakan pembawa utama bagi penyakit bawaan air sepeti diare
berdarah, kolera, dan sebagainya. Kondisi yang berhubungan dengan tingkat
pencemaran koli-fekal yang tinggi adalah penyerapan koli-fekal dari sungai yang
tercemar koli-fekal karena arah aliran air dari sungai ke sistem air tanah,
kepadatan tangki septik dan resapan saluran limbah domestik (ekskreta) terbuka
pada segmen dengan arah aliran dari air tanah ke sungai. Kondisi bangunan fisik
beberapa sumur yang tidak baik menyebabkan pencemaran kolifekal secara
vertikal juga terjadi. Rendahnya pengetahuan dan kemauan masyarakat untuk
menjaga air tanah, menyebabkan kualitasnya semakin buruk.

Air tanah banyak tercemar limbah rumah tangga dan bakteri E-Coli
(Eschercia Coli). Bakteri E-Coli sering dijadikan indikator dari tercemarnya air
tanah dalam satu wilayah. Bakteri ini biasanya keluar bersama tinja. Jika masuk
saluran pencernaan melalui makanan atau minuman, bisa menimbulkan
gangguan kesehatan (tifus, kolera, hepatitis, diare). Oleh karena itu dalam
pembuangan limbah domestik di daerah permukiman sebaiknya dilakukan
pembuatan sistem jaringan pembuangan limbah yang dapat menampung dan
mengalirkan limbah tersebut secara baik dan benar, agar dapat mencegah
terjadinya kontak antara kotoran sebagai sumber penyakit dengan air yang
sangat diperlukan untuk keperluan hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kualitas
dan kuantitas air tanah pada daerah permukiman tersebut harus terjamin, agar
dapat digunakan untuk  keperluan hidup sehari-hari sesuai dengan standar
kesehatan dan baku mutu kualitas air.

Gambar 2.1.5.3 Membuang Sampah ke sungai

4. Air lindi

Penyebab selanjutnya dari percemaran air tanah adalah air lindi (baca : Jenis
Jenis  Air). Diantara kita mungkin ada yang belum pernah mendengar tentang air
lindi. Air lindi merupakan salah satu jenis air yang berada di dalam lapisan tanah
dengan kedalam berkisar 2 meter dari permukaan tanah. Mengapa jenis air ini 
berbahaya? Air lindi biasa digunakan sebagai open dumping di tempat
pembuangan akhir (TPA) sampah, sehingga sumber air tanah di sekitar TPA bisa
tercemar oleh amoniak, nitrit dan zat lain yang terkandung dalam air lindi. Air
tanah yang tercemar air lindi akan mengalami peningkatan suhu sehingga terjadi
percepatan reaksi kimia di dalam air. Tidak hanya perubahan suhu, air lindi juga
menyebabkan terjadinya perubahan warna dan bau air tanah.

Terkontaminasinya sumber air tanah dangkal oleh zat-zat kimia yang


terkandung dalam lindi seperti misalnya nitrit, nitrat, ammonia, kalsium, kalium,
magnesium, kesadahan, klorida, sulfat, BOD, COD, pH yang konsentrasinya
sangat tinggi akan menyebabkan terganggunya kehidupan hewan dan binatang
lainnya yang hidup di sawah disekitar TPA. Disamping itu pula tercemarnya air
bawah permukaan yang diakibatkan oleh lindi berengaruh terhadap kesehatan
penduduk terutama bagi penduduk yang bermukim di sekitar TPA. Lindi yang
semakin lama semakin banyak volumenya akan merembes masuk ke dalam
tanah yang nantinya akan menyebabkan terkontaminasinya air bawah
permukaan yang pada akhirnya akan menyebabkan tercemarnya sumur-sumur
dangkal yang dimaanfaatkan oleh penduduk sebagai sumber air minum.

Dalam skala kecil Penyebab terjadinya pencemaran dilinkungan Rumah yaitu:

 Larutan bahan pencemar masuk ke dalam tanah yang berasal dari tempat
penampungan sampah. Biasanya terjadi saat air hujan turun sehingga
bahan tersebut merembes ke dalam tanah dan mencemari air.
 Adanya rembesan dari saluran pembuangan rumah tangga. Seperti
rembesan kotoran dari septic tank yang dirancang tidak memenuhi
standar yang baik.
 Limbah di sekitar rumah yang sudah lama mengendap dan tidak
ditanggulangi.
 Limbah rumah tangga yang menggenang di atas tanah.
 Penggunaan air tanah yang berlebihan tetapi tidak disertai proses
pengembalian air kembali ke dalam tanah; sehingga membuat
konsentrasi bahan pencemar larut ke dalam tanah semakin pekat.
   Jenis-jenis bahan pencemaran air
Berbeda bahan yang mencemari tentu berbeda pula akibat
pencemarannya. Berikut ini adalah jenis jenis bahan pencemar air :
1)      Berdasarkan jenis bahannya pencemaran air dibedakan menjadi :
Ø  Bahan pencemar fisik, bahan pencemar fisik diantaranya adalah
sampah, lumpur, pasir, dan sebagainya.
Ø  Bahan pencemar kimia , bahan pencemar kimia antara lain zat-zat
organik bisa berupa lemak, minyak, detergen, sabun, zat warna, karbohidrat,
protein maupun zat-zat anorganik (unsur bebas, logam berat, asam, basa, dan
garam) dan zat radioaktif.
Ø  Bahan pencemar biologis, bahan pencemar biologis dapat dibagi
menjadi dua yaitu mikroorganisme patogen dan mikroorganisme yang
pertumbuhannya tidak terkendali (bloming ) karena eutrofikasi. Mikroorganisme
patogen terutama berasal dari tinja manusia. Ada 4 kelompok mokroorganisme
yang terkandung dalam tinja yaitu virus, bakteri, protozoa, dan cacing.
Mikroorganisme yang pertumbuhannya tidak terkendali antara lain adalah
fitoplankton, ganggang ,dan eceng gondok.
Berdasarkan mudah tidaknya terurai, berdasarkan mudah tidaknya
terurai secara biologis oleh bakteri yang ada di air, bahan pencemar
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu bahan pencemar yang mudah terurai
( biodegradable) dan bahan kimia yang sukar busuk (nonbiodegradable ). Bahan
pencemar yang mudah busuk misalnya karbohidrat, lemak, dan protein. Bahan
pencemar yang sukar busuk misalnya plastik, karet, kaca, kain, kayu, detergen
ABS, dan lain-lain. Lama pembusukan dapat bertahun-tahun.

2.1.6 Akibat dari pencemaran air

Jika air disekitar lingkungan masyarakat tercemar, maka dapat


mengakibatkan :
Ø  Kekurangan sumberdaya air
Yang mana jika terjadinya pencemaran iar tanah akan membuat cadangan atau
jumlah air bersih layak pakai makin sedikit dikarenakan jumlah air yang tercemar
lebih banyak dan seperti yang kita tau bahwa air yang telah tercemar tidak layak
pakai.

Ø  Menjadi sumber penyakit


Air yang telah tercemar tentunya mengandung bahan bahan yang tidak baik
ataupun bahan berbahaya jika digunakan apalagi untuk dikonsumsi, jika hal ini
terjadi maka akan menajadi sumber timbulya penyakit yang beragam.

Ø Terganggunya lingkungan hidup, ekosistem, dan keanekaragaman


hayati

Air adalah sumber kehidupan untuk semua mahkluk hidup dibumi,jika


sumber air berkurang ataupun telah tercemar maka akan menyebabkan
terganggunya segala aktivitas makhluk hidup dan menyebabkan kekacauan
ekosistem dan punahnya beberapa hayati yang tak mampu bertahan.
Kontaminan tanah dapat memiliki konsekuensi merugikan yang signifikan bagi
ekosistem. Akibat utama pada lingkungan adalah menurunnya tingkat kesuburan
tanah yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Hal ini pada akhirnya
bisa menyebabkan gangguan keseimbangan ekosistem karena tanaman sebagai
produsen utama makanan pertumbuhannya terganggu. Perubahan kimia tanah
yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia berbahaya bahkan pada
konsentrasi rendah sekalipun. Perubahan ini dapat terwujud dalam perubahan
metabolisme mikroorganisme endemik dan arthropoda di lingkungan tanah yang
tercemar. Hasilnya adalah terganggunya beberapa rantai makanan utama, yang
pada gilirannya dapat memiliki konsekuensi besar bagi predator sebagai
konsumen. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan yang lebih rendah
sangat kecil, piramida tingkat bawah rantai makanan bisa terpapar bahan kimia
asing, yang biasanya akan menjadi lebih terkonsentrasi pada tingkat rantai
makanan diatasnya. Kasus yang terkanal adalah penggunaan DDT dalam skala
besar sejak tahun 1930, dengan puncaknya 72.000 ton digunakan pada 1970.
Kemudian penggunaan turun karena dampak lingkungan yang berbahaya.
Ditemukan di seluruh dunia pada ikan dan burung dan bahkan ditemukan di salju
Antartika. DDT hanya sedikit larut dalam air tapi sangat larut dalam aliran darah.
Ini mempengaruhi sistem saraf dan endokrin dan menyebabkan kulit telur
burung kekurangan kalsium sehinnga mudah pecah. Hal ini dianggap
bertanggung jawab atas penurunan jumlah burung pemangsa seperti elang
peregrine ospreys dan pada tahun 1950.

Dampak yang terjadi pada lahan pertanian memiliki karakteristik tertentu dari
kontaminasi tanah. Kontaminan biasanya mengganggu metabolisme tanaman,
sering menyebabkan penurunan hasil panen. Ini memiliki efek sekunder pada
konservasi tanah, karena tanaman musiman tidak bisa melindungi tanah dari
erosi tanah. Beberapa kontaminan kimia memiliki masa degradasi yang panjang
dan dalam kasus lain bahan kimia turunan dapat terbentuk dari pembusukan
kontaminan tanah primer

o Pencemaran dapat menyebabkan banjir


o Pencemaran air juga dapat menyebabkan erosi tanah serta media
lainnya yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia
o Terjadinya kelangkaan air karena air sudah mengalami pencemaran
dan tidak dapat digunakan lagi nantinya
o Merupakan salah satu sumber penyakit bagi kehidupan makhluk hidup
o Pencemaran air juga dapat menyebabkan penyebab tanah longsor
o Selain itu pencemaran air juga bisa menyebabkan rusaknya ekosistem
sungai dan perairan lain terutama jika terdapat kandungan logam
berat dan bahan kimia yang terdapat di dalam perairan tersebut.
o Menyebutkan kerugian untuk para nelayan dan berbagai profesi yang
berhubungan dengan air

Limbah yang terus-menerus meningkat, akan mengakibatkan air semakin


tercemar dan akan sulit bagi masyarakat untuk mendapatkan air bersih karena
air yang tercemar akan meresap ke dalam tanah, maka air tanahpun akan
tercemar dengan kata lain pecemaran air tanah sangat merugikan bagi makhluk
hidup.

2.1.6 Dampak Pencemaran air Tanah


Pencemaran air dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni air
minum, meracuni makana hewan, menjadi penyebab ketidak seimbangan
ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam.
Di badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat dari kegiatan pertanian
telah menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang luar kendali yang disebut
eutrofikasi (eutrofication). Ledakan pertumbuhan tersebut menyebabkan oksigen
yang seharusnya digunakan bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi
berkurang. Ketika tanaman air tersebut mati, dekomposisinya menyedot lebih
banyak oksigen. Akibatnya ikan akan mati dan aktivasi bakteri akan menurun.

Adapun dampak dari pencemaran air akan dijelaskan  antara lain sebagai
berikut.

1. Penurunan kualitas lingkungan

Tanah yang terkontaminasi atau tercemar secara langsung mempengaruhi


kesehatan manusia melalui kontak langsung dengan tanah atau melalui inhalasi
kontaminan tanah yang telah menguap, ancaman yang berpotensi lebih besar
ditimbulkan oleh infiltrasi kontaminan tanah ke akuifer air tanah yang digunakan
untuk konsumsi manusia. Konsekuensi kesehatan dari paparan kontaminasi
tanah sangat bervariasi tergantung pada jenis polutan, jalur masuk ke dalam
tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Paparan kronis kromium, timbal
dan logam lainnya serta minyak bumi, pelarut, pestisida dan formulasi herbisida
dapat bersifat karsinogenik, dapat menyebabkan kelainan bawaan, atau dapat
menyebabkan ganggguan kesehatan kronis lainnya.

Paparan kronis benzena pada konsentrasi yang cukup tinngi dapat


menyebabkan leukemia. Mercury dan cyclodienes diketahui meningkatkan
kerusakan ginjal, beberapa ireversibel, PCB dan cyclodienes dapat menyebabkan
keracunan hati. Organofosfat dan carbomates dapat menyebabkan gangguan
neuromuskuler (syaraf otot). Banyak pelarut diklorinasi menyebabkan perubahan
hati, perubahan ginjal dan depresi dari sistem saraf pusat. Seluruh spektrum efek
kesehatan lebih lanjut seperti sakit kepala, mual, kelelahan, iritasi mata dan
ruam kulit dapat timbul akibat paparan bahan bahan kimia di atas. Pada dosis
yang cukup, sejumlah besar kontaminan tanah dapat menyebabkan kematian
dengan paparan melalui kontak langsung, inhalasi (terhirup) atau tertelan
melalui air tanah yang terkontaminasi.

 Limbah organik, seperti limbah rumah tangga, minyak, plastik, dan larutan
pembersih, merupakan penyebab kematian pada ikan maupun organisme lainnya.
Limbah organik akan mengalami degradasi dan dekomposisi oleh bakteri aerob
yang menggunakan oksigen dalam air. Dengan demikian, oksigen terlarut
(dissolve oxygen) dalam air lama-kelamaan akan berkurang. Dalam kondisi
tersebut, banyak ikan-ikan yang mati karena kekurangan oksigen dan hanya
beberapa organisme yang mampu hidup.

 Polusi air yang berat dapat menyebabkan polutan meresap ke dalam air tanah
yang menjadi sumber air untuk kehidupan sehari-hari seperti mencuci, mandi,
memasak, dan untuk air minum. Air tanah yang sudah tercemar akan sulit sekali
untuk dikembalikan menjadi air bersih. Pengenceran dan penguraian polutan pada
air tanah sulit sekali karena airnya tidak mengalir dan tidak mengandung bakteri
pengurai yang aerob.

 Limbah anorganik, seperti timbal (Pb), cadmium (Cd), amoniak, air raksa
(Hg), seng (Zn)dan fosfat dalam kadar yang tinggi dapat menyebabkan air tidak
baik untuk dikonsumsi, kematian ikan dan organisme air lainnya, bahkan
penurunan produksi pertanian. Dalam kadar yang rendah, limbah anorganik
seperti timbal, tidak akan menyebabkan kematian secara langsung pada organisme
air. Namun, akan terjadi akumulasi pada organisme. Akumulasi ini akan semakin
meningkat pada organisme pemangsa yang lebih besar. Peristiwa terakumulasinya
suatu zat kimia dalam tubuh organisme ini disebut bioaccumulation atau
bioconcentration. Adapun meningkatnya kandungan zat kimia pada konsumen
puncak melalui peristiwa rantai makanan dinamakan biological magnification
atau DDT (Dikloro Difenil Trikloretana) bersifat nonbiodegradabel (tidak dapat
terurai secara alamiah), karena itu jika dipergunakan dalam pemberantasan hama
DDT akan mengalami perpindahan melalui rantai makanan, akhirnya tertimbun
dalam tubuh konsumen terakhir. Makin tinggi tingkat trofi makin pekat kadar zat
pencemarnya. Hal ini disebut biomagnifiation (pemekatan hayati).

 Pencemaran limbah anorganik dapat menyebabkan terjadinya ledakan


populasi alga (blooming algae). Senyawa nitrat dan pospat yang terkandung
dalam pupuk apabila terbawa air dan terkumpul di suatu perairan (misalnya
sungai, danau, waduk) dapat menimbulkan eutrofikasi, yaitu terkonsentrasinya
mineral di suatu perairan. Hal ini akan merangsang pertumbuhan dengan cepat
alga dan tumbuhan air seperti enceng gondok dan sejenisnya sehingga
menimbulkan blooming. Jika permukaan air tertutup oleh tumbuhan air, maka
difusi oksigen dan penetrasi cahaya matahari ke dalam air menjadi terhalang
sehingga terjadi kematian organism air. Bakteri pembusuk akan menguraikan
organisme yang mati dan banyak menggunakan oksigen terlarut. Akibatnya, kadar
oksigen berkurang dan diikuti berkurangnya organisme perairan tersebut.
 Penggunaan racun dan bahan peledak dalam menangkap ikan menimbulkan
kerusakan ekosistem air. Bahan peledak dapat menghancurkan terumbu karang.
Disamping merusak ekosistem terumbu karang, penggunaan bahan peledak juga
merusak habitat dan tempat perlindungan ikan. Racun tidak hanya membunuh
hewan sasaran yaitu ikan yang berukuran besar, tapi juga memutuskan daur hidup
dan regenerasi ikan tersebut.

 Tumpahan minyak di laut karena kebocoran tanker atau ledakan sumur


minyak lepas pantai mengakibatkan kematian kerang, ikan, dan larva ikan di laut.
Hal ini karena aromatik hidrokarbon seperti benzene dan toluene bersifat toksik.
Sebagian minyak dapat membentuk lapisan mengambang dan lengket yang
menyebabkan burung-burung laut tidak dapat terbang karena lengketnya sayap.
Lapisan minyak di permukaan air dapat menghalangi difusi oksigen ke air laut,
sehingga berakibat terjadinya penurunan kadar oksigen terlarut. Hal ini akan
membahayakan kehidupan di laut.

 Polutan air yang berasal dari limbah rumah tangga, limbah pertanian, dan
limbah industri dapat berwujud padat dan cair, ada yang bersifat organik dan juga
yang anorganik. Sampah atau polutan organik merupakan polutan yang mudah
terurai. Polutan ini akan menyebabkan pendangkalan pada suatu perairan, karena
setelah diuraikan oleh mikroorganisme polutan tersebut akan mengendap dan
membentuk lapisan sedimen di dasar laut. Sampah anorganik merupakan sampah
atau polutan yang bersifat sulit terurai atau dapat terurai dalam jangka waktu yang
sangat lama. Penumpukan sampah anorganik akan menyebabkan banjir dan aliran
air akan terhalang karena lahan yang seharusnya untuk menampung air menjadi
penuh oleh sampah anorganik.
Gambar 1 Ledakan populasi enceng gondok akibat eutrofikasi

Gambar 2 Kematian ikan akibat pencemaran air

2. Gangguan Kesehatan
Air limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat mengandung bibit penyakit
(virus, bakteri , parasit dan jamur), vektor penyakit (sarang nyamuk, lalat, kecoa,
dan lain-lain), serta menimbulkan gangguan kesehatan. Sebagai contoh, limbah
rumah sakit dan limbah peternakan sangat berbahaya jika langsung dibuang ke
sungai, karena terdapat organisme seperti bakteri, virus dan parasit (protozoa,
cacing) pathogen dapat menjadi sumber penularan penyakit. Berikut ini
beberapa gangguan kesehatan yang ditimbulkan akibat pencemaran air serta
agen penyebabnya (Tabel 1).

Tabel 1 Gangguan kesehatan yang ditimbulkan akibat pencemaran air serta agen
penyebabnya

No Penyebab Penyakit
.
1. Virus  
  ·         Rota virus Diare pada anak
·         Virus hepatitis A Hepatitis A
·         Virus poliomyelitis poliomyelitis
2. Bakteri  
  ·         Vibrio cholerae Kolera
·         E. coli Diare atau disentri
·         Salmonella typhi Tifus abdominale
·         Salmonella paratyphi Paratifus
·         Shigella dysenteriae Disentri
3. Protozoa  
  ·         Entaamoeba histolytica Dysentri amoeba
·         Balantidia coli Balantidiasis
·         Giardia lamblia Giardiasis
4. Metazoa (parasit)  
  ·         Ascaris lumbricoides Ascariasis
·         Clonorchis sinensis Clonorchiasis
·         Diphyllobotrhium latum Dyphylobothriasis
·         Tawenia Taeniasis
sagitnata/solium
·         Schistosoma Schistosomiasis
5. Dikloro Difenil Trikloretana Merangsang pertumbuhan kanker
(DDT) dari sisa detergen dan (karsinogenik), gangguan ginjal dan
pestisida gangguan kelahiran.

3. Mengganggu pemandangan

Air yang sudah tercemar oleh berbagai polutan dapat mengganggu


pemandangan sehingga tidak indah untuk dilihat serta dapat menggangu
kenyamanan masyarakat yang ada disekitarnya. Air tentunya terlihat kotor, bau
dan terjadi perubahan warna apabila sudah tercemar. Meskipun ada beberapa
bahan pencemar yang tidak menimbulkan bau atau perubahan warna pada air.

4. Mempercepat proses kerusakan benda

Ada sebagian air limbah yang mengandung zat yang dapat diubah oleh bakteri
anaerob menjadi gas yang dapat merusak seperti H2S. Gas ini dapat
mempercepat proses perkaratan pada besi. Agar terhindar dari hal-hal di atas,
sebaiknya sebelum dibuang, air limbah harus diolah terlebih dahulu dan
memenuhi ketentuan Baku Mutu Air Limbah.

Gambar kerusakan benda dikarenakan limbah industry

2.1.7 Cara penanggulangan Pencemaran Air Tanah

Penanggulangan Pencemaran Air Tanah

1.      Remediasi

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang


tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ
(atau off-site). Pembersihan on-siteadalah pembersihan di lokasi. Pembersihan
ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan
bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian
dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut
dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di
bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki
tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian
diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih
mahal dan rumit.

12

2.      Bioremediasi

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan


menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk
memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun
atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Menurut Dr. Anton Muhibuddin,
salah satu mikroorganisme yang berfungsi sebagai bioremediasi adalah jamur
vesikular arbuskular mikoriza (vam). Jamur vam dapat berperan langsung
maupun tidak langsung dalam remediasi tanah. Berperan langsung, karena
kemampuannya menyerap unsur logam dari dalam tanah dan berperan tidak
langsung karena menstimulir pertumbuhan mikroorganisme bioremediasi lain
seperti bakteri tertentu, jamur dan sebagainya.

Langkah yang belakangan banyak diambil adalah membuat sumur


resapan atau lubang biopori. Kiat ini sangat tepat untuk kawasan pemukiman
padat yang langka sekali ruang terbuka hijau sebagai tempat resapan air. Dengan
membuat lubang/sumur resapan, air hujan tidak langsung menuju saluran air,
tapi meresap ke dalam tanah. Sehingga akan menambah kuantitas air tanah itu
sendiri. Selain itu, lubang biopori ini mampu membuat organisme dalam tanah
merubah sampah menjadi mineral yang dapat larut dalam air sehingga kualitas
air tanah pun meningkat.
Lubang Resapan biopori adalah salah satu cara yang efektif dan efisien dana
dalam pembuatannya dan mampu mencadi solusi untuk pecemaran air
tanahataupun banjir dll, resapan biopori sangat mudah dibuat hanya
menggunakan pipa dan sampah organic kita mampu membuat satu buah biopori.

Lubang resapan biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal
ke dalam tanah sebagai metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi
genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Metode ini
dicetuskan oleh Dr. Kamir Raziudin Brata,[1][2] salah satu peneliti dari Departemen
Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Peningkatan daya resap air pada tanah dilakukan dengan membuat lubang pada
tanah dan menimbunnya dengan sampah organik untuk menghasilkan kompos.
Sampah organik yang ditimbunkan pada lubang ini kemudian dapat menghidupi
fauna tanah, yang seterusnya mampu menciptakan pori-pori di dalam tanah.
Teknologi sederhana ini kemudian disebut dengan nama biopori.

Biopori memiliki segudang manfaat secara ekologi dan lingkungan, yaitu


memperluas bidang penyerapan air, sebagai penanganan limbah organik, dan
meningkatkan kesehatan tanah. Selain itu, biopori juga bermanfaat secara
arsitektur lanskap sehingga telah digunakan sebagai pelengkap pertamanan di
berbagai rumah mewah dan rumah minimalis yang menerapkan konsep rumah
hijau.[10][11] Biopori kini menjadi pelengkap penerapan kebijakan luas minimum
ruang terbuka hijau di perkotaan bersamaan dengan pertanian urban.[12] Bahkan
pemerintah Kota Sukabumi sangat menganjurkan ruang terbuka hijau memiliki
biopori.[13]

Penyerapan air

Biopori mampu meningkatkan daya penyerapan tanah terhadap air[14] sehingga


risiko terjadinya penggenangan air (waterlogging) semakin kecil. Air yang
tersimpan ini dapat menjaga kelembaban tanah bahkan di musim kemarau.[15]
Keunggulan ini dipercaya bermanfaat sebagai pencegah banjir. Dinding lubang
biopori akan membentuk lubang-lubang kecil (pori-pori) yang mampu menyerap
air. Sehingga dengan lubang berdiameter 10 cm dan kedalaman 100 cm, dengan
perhitungan geometri tabung sederhana akan didapatkan bahwa lubang akan
memiliki luas bidang penyerapan sebesar 3.220,13 cm2. Tanpa biopori, area
tanah berdiameter 10 cm hanya memiliki luas bidang penyerapan 78 cm persegi.
[16]
Biopori telah dibuat di berbagai tempat di Jakarta dengan tujuan untuk
mengurangi risiko terjadinya genangan air.[17] Selain di Jakarta, biopori juga
dibuat di daerah yang tidak memiliki risiko banjir. Biopori tersebut bermanfaat
untuk menjaga keberadaan air tanah dan kelestarian mata air.[18][19] Biopori
menjadi alternatif penyerapan air hujan di kawasan yang memiliki lahan terbuka
yang sempit.[20] Di Puncak, Bogor, biopori dibangun untuk mengembalikan fungsi
penyerapan air di kawasan tersebut sehingga kondisi hulu sungai Ciliwung
menjadi lebih sehat. Sejak dijadikan sebagai perkebunan teh, kawasan villa, dan
kawasan wisata, Puncak mengalami penurunan kemampuan penyerapan air
hujan sehingga risiko erosi dan peluapan air sungai di musim hujan menjadi lebih
besar.[21]
Namun menurut penelitian oleh LIPI, biopori tidak mampu mencegah banjir,
namun efektif dalam menangani genangan air. Dengan dimensi pori-pori yang
kecil, maka laju penyerapan air dikatakan relatif lebih lambat dibandingkan
dengan debit aliran air ketika terjadi banjir bandang.[22] Inventor biopori, Kamir R
Brata sendiri pun mengingatkan bahwa fungsi biopori bukan hanya sebagai
penyerap air karena hujan dan genangan air tidak terjadi sepanjang tahun,
namun sampah organik dapat menumpuk setiap saat dan itulah yang seharusnya
menjadi fokus dari biopori.[23] Efektifitas dalam mengatasi genangan air tersebut
diyakini juga dapat menangani jentik nyamuk pembawa penyakit.[24]

Penanganan limbah organik

Biopori juga dapat mengubah sampah organik menjadi kompos. Pengomposan


sampah organik mengurangi aktivitas pembakaran sampah yang dapat
meningkatkan kandungan gas rumah kaca di atmosfer. Setelah proses
pengomposan selesai, kompos ini dapat diambil dari biopori untuk diaplikasikan
ke tanaman. Kemudian biopori dapat diisi dengan sampah organik lainnya. [14][16]
Sampah organik yang dapat dikomposkan di dalam biopori diantaranya sampah
taman dan kebun (dedaunan dan ranting pohon), sampah dapur (sisa sayuran
dan tulang hewan), dan sampah produk dari pulp (kardus dan kertas).[25]:129 Sama
seperti proses pengomposan secara umum, rasio C/N menentukan kualitas
kompos yang akan didapatkan. Umumnya, masalah utama pengomposan adalah
pada rasio C/N yang tinggi, sehingga dekomposisi berjalan lambat. Untuk
mengatasinya, penambahan limbah yang mengandung unsur N tinggi seperti
limbah hewani perlu dilakukan. Namun penambahan demikian perlu dicermati
karena terlalu banyak limbah hewani akan menyebabkan kompos menjadi
berbau pada tahap awal pengomposan.[25]:131-132

Kesehatan tanah
Biopori juga dapat meningkatkan aktivitas organisme dan mikroorganisme tanah
sehingga meningkatkan kesehatan tanah dan perakaran tumbuhan sekitar.
Organisme dan mikrorganisme tanah memiliki peran penting dalam ekologi
diantaranya sebagai detritivora dan pengikat nitrogen dari atmosfer. Pengikatan
nitrogen mampu meningkatkan kadar nitrogen tanah sehingga penggunaan
pupuk anorganik urea akan berkurang

  Upaya Pencegahan

Pada dasarnya ada tiga cara yang dapat dilakukan dalam rangka pencegahan
pencemaran lingkungan, yaitu:

1. Secara Administratif

Upaya pencegahan pencemaran lingkungan secara administratif adalah


pencegahan pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh pemerintah dengan
cara mengeluarkan kebijakan atau peraturan yang berhubungan dengan
lingkungan hidup. Contohnya adalah dengan keluarnya undang-undang tentang
pokok-pokok pengelolaan lingkungan hidup yang dikeluarkan oleh presiden
Republik Indonesia pada tanggal 11 Maret 1982. Dengan adanya AMDAL
sebelum adanya proyek pembangunan pabrik dan proyek yang lainnya. Selain
itu, perlu adanya sanksi yang tegas serta pengawasan dari pihak pemerintah.

2. Secara Teknologis

Cara ini ditempuh dengan mewajibkan pabrik untuk memiliki unit pengolahan
limbah sendiri. Sebelum limbah pabrik dibuang ke lingkungan, pabrik wajib
mengolah limbah tersebut terlebih dahulu sehingga menjadi zat yang tidak
berbahaya bagi lingkungan. Hal yang paling sederhana adalah membuat biopori.

Biopori adalah metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi banjir
dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Metode ini dicetuskan
oleh Dr. Kamir R Brata, salah satu peneliti dari Institut Pertanian Bogor.
Peningkatan daya resap air pada tanah dilakukan dengan membuat lubang pada
tanah dan menimbunnya dengan sampah organikuntuk menghasilkan kompos.
Sampah organik yang ditimbunkan pada lubang ini kemudian dapat
menghidupi fauna tanah, yang seterusnya mampu menciptakan pori-pori di
dalam tanah.

Teknologi berbasis 3R yaitu Reduce, Recycle, dan Reuse pun dapat dilakukan.
Reduce artinya mengurangi, maksudnya masyarakat dihimbau untuk mengurangi
penggunaan air sehingga eksploitasi air tanah dapat diminimalisir, setelah
penggunaan air tanah dapat dikurangi, saatnya limbah hasil pembuangan
masyarakat diolah kembali dengan metoda recycle. Banyak cara yang dapat
dilakukan, salah satunya dengan membuat bak penampungan kemudian
dilakukan pemfilteran air. Setelah dinyatakan layak, air tersebut dapat digunakan
kemabali (reuse).

3. Secara Edukatif

Cara ini ditempuh dengan melakukan penyuluhan terhadap masyarakat akan


pentingnya lingkungan dan betapa bahayanya pencemaran lingkungan. Selain
itu, dapat dilakukan melalui jalur pendidikan-pendidikan formal atau sekolah.
( ahmad cecep sofyan Hariri, 2010 Biologi). Misalnya seminar tentang pentingnya
untuk mengatasi krisis air tanah.

Selain ketiga cara diatas, dapat dilakukan penanaman rumput vetiver. Rumpur
vertiver (Chrysopogon zizaniodes) digunakan sebagai alternative solusi. Selain
untuk mencegah erosi, vertiver juga dapat menyaring air berpolusi (seperti timah
hitam), perbaikan lahan, serta peningkatan kualitas air. Tinggi tanaman mencapai
dua meter, sedangkan akar yang vertikal tumbuh ke bawah mencapai hingga 4,5
meter dan berfungsi mengikat tanah.

Anda mungkin juga menyukai