Anda di halaman 1dari 4

32

kembali) yang relatif kecil karena pembayaran fee ini diterima


segera jasa maupun transaksi terjadi atau saat fee tersebut efektif
dibebankan. Ketiga, penempatran tarif fee oleh produk bank atas
suatu produk atau tidak banyak dipergunakan oleh tingkat fee yang
diberlakukan oleh pesaing. Keempat, memberikan konstribusi yang
cukup besar untuk peningkatan laba bank
(https://seputargunadarmauniversity.blogspot.com/2013/05/jasa-
jasa-bank-yang-menghasilkan-fee_2217.html. Akses: 28 Agustus
2019 (13.08).
b. Unsur-unsur fee based income di Bank Syariah dan Bank
Konvensional
Menurut Dendawijaya (2009: 111) karena Fee based income
merupakan pendapatan operasional non bunga, maka unsur-unsur
pendapatan operasional yang masuk kedalamnya adalah baik di bank
konvensional maupun di bank syariah adalah sebagai berikut:
1) Pendapatan atas Komisi dan Provisi
Komisi adalah imbalan yang diperhitungkan atau diterima atas
pemberian jasa tertentu dalam pelaksanaan transaksi, sedangkan
provisi adalah imbalan yang diperhitungkan bank sehubungan
dengan jasa yang diberikan untuk pelaksanaan suatu transaksi.
Pendapatan atas komisi dan provisi adalah provisi dan komisi yang
diterima oleh bank dari berbagai jasa keuangan yang dilakukan,
seperti provisi kredit, provisi transfer, komisi pembelian/penjualan
efek-efek dan lain-lain. Menurut Lapliwa dan Kuswandi pengertian
provisi dan komisi adalah provisi kredit merupakan sumber
pendapatan bank yang akan diterima dan diakui sebagai pendapatan
pada saat kredit disetujui oleh bank. Biasanya provisi kredit
langsung dibayarkan oleh nasabah yang bersangkutan. Sedangkan
komisi merupakan pendapatan bank yang sedang digiatkan
belakangan ini. Komisi ini merupakan beban yang diperhitungkan
kepada para nasabah bank yang mempergunakan jasa bank. Komisi
juga dibukukan langsung sebagai pendapatan pada saat bank
menjual jasa kepada para nasabah (Lapliwa & Kuswandi
2011:267).
2) Pendapatan dari Hasil Transaksi Valuta Asing atau Devisa
Pendapatan dari hasil transaksi valuta asing atau devisa adalah
pendapatan yang timbul dari transaksi valas lazimnya berasal dari
selisih kurs. Selisih kurs ini akan dimasukan kedalam pos
pendapatan dalam laporan laba rugi. Laba atau rugi yang timbul
dari transaksi valas harus diakui sebagai pendapatan atau beban
dalam perhitungan laba rugi tahun berjalan. Menurut Lapoliwa dan
Kuswandi pengertian pendapatan transaksi valuta asing adalah
pendapatan yang timbul dari transaksi valas, lazimnya berasal dari
selisih kurs. Selisih kurs ini akan dimasukkan kedalam pos
pendapatan dalam laporan laba rugi. Laba atau rugi yang timbul
dari transaksi valas harus diakui sebagai pendapatan atau beban
dalam perhitungan laba rugi tahun berjalan (Lapliwa &
Kuswandi
2011:267).
3) Pendapatan Operasional Lainnya
Pendapatan operasional lainnya adalah pendapatan lain yang
merupakan hasil langsung dari kegiatan lainnya yang merupakan
kegiatan operasional bank yang tidak termasuk ke dalam rekening
pendapatan di atas, misalnya dividen yang diterima dari saham
yang dimiliki. Pada prakteknya dalam penyaluran pembiayaan fee
administrasi yang besarnya disepakati antasa bank dan pemilik
dana. Pendapatan fee administrasi menjadi milik bank syariah,
karena pendapatan tersebut merupakan upah administrasi yang
dilakukan bank syariah sehingga pendapatan tersebut bukan unsur
disribusi bagi hasil. Pendapatan operasional lainnya juga diperoleh
bank syariah dari kegiatan memberikan layanan jasa keuangan dan
kegiatan lainnya yang berbasis imbalan seperti pendapatan inkaso,
transfer, L/C, dan fee lainnya yang berbasis imbalan.Menurut
Lapoliwa dan Kuswandi pengertian pendapatan operasional lainnya
adalah penerimaan deviden dari anak perusahaan atau penyertaan
saham, laba rugi penjualan surat berharga pasar modal dan lainnya
(Lapliwa & Kuswandi 2011: 267).

c. Sumber-Sumber yang Menghasilkan Fee Based Income di Bank


Syariah dan Bank Konvensional
1) Sumber-Sumber yang Menghasilkan Fee Based Income di Bank
Syariah
Beberapa produk-produk perbankan yang menghasilkan fee
based income diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Transfer
Transfer adalah pemindahan sejumlah uang / dana dari satu
unit kerja bank (bisa berupa Kantor Pusat, Cabang atau Cabang
pembantu) ke unit kerja ban lainnya (Suwiknyo, 2010: 48).
b) Inkaso
Pengertian Inkaso (collection) adalah proses penagihan
suatu warkat (antara lain cek dan bilyet giro) dari satu (cabang)
bank terhadap/ke (cabang) bank lainnya (Suwiknyo, 2010: 81).
Sedangkan menurut Taswan dalam buku Akuntansi
Perbankan, Inkaso/collection adalah jasa perbankan yang
melibatkan pihak ketiga dalam rangka penyelesaian tagihan
berupa warkat-warkat atau surat berharga yang tidak dapat
diambil alih atau dibayarkan segera kepada si pemberi amanat
untuk keuntungannya (Taswan, 2012: 299).
c) Kliring Bank Syariah
Kliring adalah proses penyelesaian utang piutang antara
bank yang diselengarakan pada suatu tempat dan waktu tertentu
(Suwiknyo, 2010: 32-33).
d) Letter Of Credit (L/C)
Letter of credit (L/C) merupakan salah satu jasa perbankan
yang diberikan kepada masyarakat untuk memperlancar arus
barang (ekpor-impor) termasuk barang dalam negeri (antar
pulau). Kegunaan letter of credit adalah untuk menampung dan
menyelesaikan kesulitan-kesulitan dari pihak pembeli (importir)
maupun (eksportir) dalam transaksi dagangnya. Satu jaminan
bersyarat dari bank pembuka L/C untuk membayar wesel-wesel
yang ditarik oleh beneficiary sepanjang memenuhi persyaratan
yang ditetapkan di dalam L/C, jasa ini bisa di dalam negeri atau
luar negeri (Kasmir, 2014: 142).
e) Jual Beli Mata Uang Asing (Sharf)
Perdangan valuta asing adalah penukaran antara/ dari dua
jenis mata uang yang berlainan. Jual beli valuta asing dalam
prinsip syariah dikenal dengan istilah sharf (Suwiknyo, 2010:
92-93).
f) Bank Garansi
Bank garansi yaitu jaminan pembayaran yang diberikan oleh
bank kepada suatu pihak, baik perorangan, perusahaan atau
badan/lembaga lainnya dalam bentuk surat jaminan. Pemberian
jaminan dengan maksud bank menjamin akan memenuhi
membayar kewajiban-kewajiban dari pihak yang dijaminkan
kepada pihak yang menerima jaminan, apabila yang dijamin
kemudian hari ternyata tidak memenuhi kewajiban kepada
pihak lain sesuai dengan yang diperjanjikan atau cidera janji
(Kasmir,
2014: 137).
g) Safe Deposit Box (SDB)
Safe deposit box adalah laci yang disewakan oleh bank
untuk penempanan barang/ surat berharga milik nasabah
berdasarkan perjanjian sewa-menyewa untuk suatu periode
tertentu. Dalam perbankan syariah, yang disimpan dalam laci
sewaan tersebut, bukanlah jenis barang yang berbahaya atau
mudah terbakar, dan lainnya. Bank syariah tidak berhak
mengetahui isi laci tersebut. Oleh karena itu akad sewanya
adalah wadiah-amanah yakni

Anda mungkin juga menyukai