kembali) yang relatif kecil karena pembayaran fee ini diterima
segera jasa maupun transaksi terjadi atau saat fee tersebut efektif dibebankan. Ketiga, penempatran tarif fee oleh produk bank atas suatu produk atau tidak banyak dipergunakan oleh tingkat fee yang diberlakukan oleh pesaing. Keempat, memberikan konstribusi yang cukup besar untuk peningkatan laba bank (https://seputargunadarmauniversity.blogspot.com/2013/05/jasa- jasa-bank-yang-menghasilkan-fee_2217.html. Akses: 28 Agustus 2019 (13.08). b. Unsur-unsur fee based income di Bank Syariah dan Bank Konvensional Menurut Dendawijaya (2009: 111) karena Fee based income merupakan pendapatan operasional non bunga, maka unsur-unsur pendapatan operasional yang masuk kedalamnya adalah baik di bank konvensional maupun di bank syariah adalah sebagai berikut: 1) Pendapatan atas Komisi dan Provisi Komisi adalah imbalan yang diperhitungkan atau diterima atas pemberian jasa tertentu dalam pelaksanaan transaksi, sedangkan provisi adalah imbalan yang diperhitungkan bank sehubungan dengan jasa yang diberikan untuk pelaksanaan suatu transaksi. Pendapatan atas komisi dan provisi adalah provisi dan komisi yang diterima oleh bank dari berbagai jasa keuangan yang dilakukan, seperti provisi kredit, provisi transfer, komisi pembelian/penjualan efek-efek dan lain-lain. Menurut Lapliwa dan Kuswandi pengertian provisi dan komisi adalah provisi kredit merupakan sumber pendapatan bank yang akan diterima dan diakui sebagai pendapatan pada saat kredit disetujui oleh bank. Biasanya provisi kredit langsung dibayarkan oleh nasabah yang bersangkutan. Sedangkan komisi merupakan pendapatan bank yang sedang digiatkan belakangan ini. Komisi ini merupakan beban yang diperhitungkan kepada para nasabah bank yang mempergunakan jasa bank. Komisi juga dibukukan langsung sebagai pendapatan pada saat bank menjual jasa kepada para nasabah (Lapliwa & Kuswandi 2011:267). 2) Pendapatan dari Hasil Transaksi Valuta Asing atau Devisa Pendapatan dari hasil transaksi valuta asing atau devisa adalah pendapatan yang timbul dari transaksi valas lazimnya berasal dari selisih kurs. Selisih kurs ini akan dimasukan kedalam pos pendapatan dalam laporan laba rugi. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi valas harus diakui sebagai pendapatan atau beban dalam perhitungan laba rugi tahun berjalan. Menurut Lapoliwa dan Kuswandi pengertian pendapatan transaksi valuta asing adalah pendapatan yang timbul dari transaksi valas, lazimnya berasal dari selisih kurs. Selisih kurs ini akan dimasukkan kedalam pos pendapatan dalam laporan laba rugi. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi valas harus diakui sebagai pendapatan atau beban dalam perhitungan laba rugi tahun berjalan (Lapliwa & Kuswandi 2011:267). 3) Pendapatan Operasional Lainnya Pendapatan operasional lainnya adalah pendapatan lain yang merupakan hasil langsung dari kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan operasional bank yang tidak termasuk ke dalam rekening pendapatan di atas, misalnya dividen yang diterima dari saham yang dimiliki. Pada prakteknya dalam penyaluran pembiayaan fee administrasi yang besarnya disepakati antasa bank dan pemilik dana. Pendapatan fee administrasi menjadi milik bank syariah, karena pendapatan tersebut merupakan upah administrasi yang dilakukan bank syariah sehingga pendapatan tersebut bukan unsur disribusi bagi hasil. Pendapatan operasional lainnya juga diperoleh bank syariah dari kegiatan memberikan layanan jasa keuangan dan kegiatan lainnya yang berbasis imbalan seperti pendapatan inkaso, transfer, L/C, dan fee lainnya yang berbasis imbalan.Menurut Lapoliwa dan Kuswandi pengertian pendapatan operasional lainnya adalah penerimaan deviden dari anak perusahaan atau penyertaan saham, laba rugi penjualan surat berharga pasar modal dan lainnya (Lapliwa & Kuswandi 2011: 267).
c. Sumber-Sumber yang Menghasilkan Fee Based Income di Bank
Syariah dan Bank Konvensional 1) Sumber-Sumber yang Menghasilkan Fee Based Income di Bank Syariah Beberapa produk-produk perbankan yang menghasilkan fee based income diantaranya adalah sebagai berikut: a) Transfer Transfer adalah pemindahan sejumlah uang / dana dari satu unit kerja bank (bisa berupa Kantor Pusat, Cabang atau Cabang pembantu) ke unit kerja ban lainnya (Suwiknyo, 2010: 48). b) Inkaso Pengertian Inkaso (collection) adalah proses penagihan suatu warkat (antara lain cek dan bilyet giro) dari satu (cabang) bank terhadap/ke (cabang) bank lainnya (Suwiknyo, 2010: 81). Sedangkan menurut Taswan dalam buku Akuntansi Perbankan, Inkaso/collection adalah jasa perbankan yang melibatkan pihak ketiga dalam rangka penyelesaian tagihan berupa warkat-warkat atau surat berharga yang tidak dapat diambil alih atau dibayarkan segera kepada si pemberi amanat untuk keuntungannya (Taswan, 2012: 299). c) Kliring Bank Syariah Kliring adalah proses penyelesaian utang piutang antara bank yang diselengarakan pada suatu tempat dan waktu tertentu (Suwiknyo, 2010: 32-33). d) Letter Of Credit (L/C) Letter of credit (L/C) merupakan salah satu jasa perbankan yang diberikan kepada masyarakat untuk memperlancar arus barang (ekpor-impor) termasuk barang dalam negeri (antar pulau). Kegunaan letter of credit adalah untuk menampung dan menyelesaikan kesulitan-kesulitan dari pihak pembeli (importir) maupun (eksportir) dalam transaksi dagangnya. Satu jaminan bersyarat dari bank pembuka L/C untuk membayar wesel-wesel yang ditarik oleh beneficiary sepanjang memenuhi persyaratan yang ditetapkan di dalam L/C, jasa ini bisa di dalam negeri atau luar negeri (Kasmir, 2014: 142). e) Jual Beli Mata Uang Asing (Sharf) Perdangan valuta asing adalah penukaran antara/ dari dua jenis mata uang yang berlainan. Jual beli valuta asing dalam prinsip syariah dikenal dengan istilah sharf (Suwiknyo, 2010: 92-93). f) Bank Garansi Bank garansi yaitu jaminan pembayaran yang diberikan oleh bank kepada suatu pihak, baik perorangan, perusahaan atau badan/lembaga lainnya dalam bentuk surat jaminan. Pemberian jaminan dengan maksud bank menjamin akan memenuhi membayar kewajiban-kewajiban dari pihak yang dijaminkan kepada pihak yang menerima jaminan, apabila yang dijamin kemudian hari ternyata tidak memenuhi kewajiban kepada pihak lain sesuai dengan yang diperjanjikan atau cidera janji (Kasmir, 2014: 137). g) Safe Deposit Box (SDB) Safe deposit box adalah laci yang disewakan oleh bank untuk penempanan barang/ surat berharga milik nasabah berdasarkan perjanjian sewa-menyewa untuk suatu periode tertentu. Dalam perbankan syariah, yang disimpan dalam laci sewaan tersebut, bukanlah jenis barang yang berbahaya atau mudah terbakar, dan lainnya. Bank syariah tidak berhak mengetahui isi laci tersebut. Oleh karena itu akad sewanya adalah wadiah-amanah yakni